Anda di halaman 1dari 25

1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK


HALUS ANAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
KERTAS DI KELOMPOK B TK AZ ZAKY DESA LOKA
JAYA KECAMATAN KELUANG KABUPATEN MUSI
BANYUASIN

SRI RAHAYU
NIM 835041497
rahayuputrisri71@gmail.com

ABSTRAK

Sri rahayu, 835041497, Upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan
menggunakan media kertas di Kelompok B TK AZ ZAKY Desa Loka Jaya Kecamatan
Keluang Kabupaten Musi Banyuasin . Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta
bahwa anak kelompok B TK AZ ZAKY Desa Loka Jaya Kecamatan Keluang Kabupaten
Musi Banyuasin menunjukkan kurangnya kemampuan dalam motorik halusnya. Hal ini
terjadi karena guru kurang maksimal dalam menstimulus kemampuan motorik halus anak
dengan menggunakan media kertas yang menarik dan tepat. Sehingga permasalahan
yang dikaji adalah apakah melalui media kertas dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus anak pada kelompok B Tk AZ ZAKY Desa Loka Jaya Kecamatan Keluang
Kabupaten Musi Banyuasin. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan
motorik halus anak dengan menggunakan media kertas. Penelitian perbaikan
dilaksanakan dalam dua siklus pada semester genap tahun ajaran 2021-2022 dengan
jumlah anak 21 orang. Prosedur penelitian mencakup perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam
tindakan perbaikan pembelajaran melalui media kertas dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus anak terjadi peningkatan pada setiap siklus yaitu pada siklus 1
kemampuan motorik halus meningkat 29% selanjutnya pada siklus 2 meningkat menjadi
80%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui media
kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B TK AZ
ZAKY Desa Loka Jaya Kecamatan Keluang Kabupaten Musi Banyuasin.

Kata Kunci : Motorik Halus, Media Kertas, Anak


2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan pendidikan kita dapat menstrasfer pengetahuan dan


keterampilan kepada peserta didik agar dapat menyerap, mengembangkan
secara mandiri ilmu yang dipelajarinya dan dapat menilai hal yang bersifat
motivasi belajar.
Pendidikan wajib berlangsung bagi siapapun, kapanpun dan dimanapun.
Pendidikan berlangsung berinteraksi dengan keluarga, sekolah dan
lingkungan masyarakat. Konsep pendidikan terpusat pada konsep manusia,
oleh karena itu konsep pendidikan secara potensial ikut mendorong
berkembangnya tentang hakekat manusia. Secara potensial ikut mendorong
berkembangnya tentang hakekat manusia. Secara langsung pendidikan sangat
berguna bagi upaya meningkatkan kegiatan konsep kehidupan. Sebagai
wawasan kependidikan yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri.
Dalam pendidikan anak usia dini, adapun aspek yang perlu ditumbuh
kembangkan kepada anak didik yaitu terdapat enam aspek yang harus
dikembangkan dalam pembelajarannya, aspek tersebut meliputi moral agama,
sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni.
Setelah kita membahas pendidikan maka kita juga seharusnya
membahas tentang kurikulum. Karena itu kurikulum memiliki peranan
penting bagi penunjang kependidikan. Kurikulum memiliki peranan yang
strategis dan menentukan upaya pencapaian tujuan pendidikan. Pentingnya
kurikulum merupakan bagian dari sistem pembelajaran karena di dalamnya
memuat garis-garis program kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap
penyelenggaraan pendidikant. Diera persaingan yang begitu pesat
perkembangan kurikulum harus
3

mampu bisa menyesuaikan diri pada kehidupan sehari-hari. Dalam


keberhasilan untuk menunjang kemajuan, kurikulum sangat berperan untuk
melopori terjadinya perubahan kearah yang lebih baik. Tujuan kehidupan
yang harus diupayakan untuk dicapai pada pokok materi, bentuk kegiatan-
kegiatan evaluasi.
Setelah kita membahas tentang kurikulum maka selanjutnya yang kita
bahas adalah pendidikan yang berada dalam peraturan undang-undang.
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak dapat memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003 Bab I Ayat 14).
Dalam pasal 28 ayat 3 Undang-Undang sistem pendidikan nasional
dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudaul Athfal RA), atau bentuk yang
lain sederajat.
Menurut Bredecm dan Copple Brener, serta Kellough (dalam Masitoh
dkk 2014) sebagai berikut : Anak bersifat unik, anak mengekspresikan
perilakunya secara relatif spontan. Anak bersifat aktif dan enerjik, Anak itu
bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu, bersifat eksploratif, bersifat
fantasi, mudah frustasi, kurang pertimbangan saat bertindak memiliki daya
perhatian yang pendek, Anak merupakan masa belajar yang potensial, anak
semakin menunjukkan minat terhadap teman.
Bredecamp (1997) menyatakan bahwa PAUD mencakup berbagai
program yang melayani anak dari lahir sampai dengan delapan tahun yang
dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, emosi, bahasa dan
fisik anak.
PAUD merupakan salah satu bentuk yang menitik beratkan pada
peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi
motorik (halus dan kasar), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak maupun
kecerdasan spiritual. Adapun kegiatan pengembangan anak mencakup enam
4

aspek diantaranya moral agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik


motorik (halus dan kasar) dan seni.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui
kegiatan yang terkoordilir antara susunan saraf otak, otak dan spiral cord
(Endah, 2008). Perkembangan motorik meliputi kasar dan halus.
Perkembangan ini berpengaruh pada kemampuan sosial emosi, bahasa dan
fisik anak. Dalam perkembangan anak biasanya kemampuan motorik kasar
lebih dulu berkembang dari pada kemampuan motorik halus. Hal ini terbukti
dengan menggunakan otot kakinya, kemudian anak baru mampu dapat
mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggambar dan mewarnai.
Keterampilan motorik halus pada umumnya memerlukan jangka waktu yang
relatif lama untuk penyesuaiannya. Hal ini merupakan suatu proses bagi
seorang anak untuk mencapainya.
Bredekamp, 1987 dalam Solehuddin 2000, perlu diketahui bahwa
kemampuan motorik halus sangat penting karena berpengaruh pada segi
pembelajaran lainnya. Keadaan ini sesuai dengan penelitian Mayke (2007),
bahwa motorik halus penting karena ini nantinya dibutuhkan anak dari segi
akademis. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting,
menjiplak, mewarnai, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan
pendapat Hurlock (1978) bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak,
karena sering makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin
baik prestasi di sekolah. Perkembangan motorik halus merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan.
Menurut Ki Hadjar Dewantoro dalam Sofa (2003) setiap fungsi
perkembangan dan kemampuan dasar atau genetik dan diri anak, khususnya
usia TK mempunyai majsa peka untuk menggambar dan mewarnai dalam
tahun kelima. Sehingga masa peka yang sangat potensial dikembangkan
secara optimal sebagian tuntunan perkembangan anak. Kegiatan melipat
kertas melibatkan unsur otot, saraf otak dan jari jemari tangan.
5

unsur tersebut akan terkoordinasi jika dilakukan dengan intensif.

Pada kenyataan sampai saat ini di TK Az Zaky Kelompok B Tahun


Ajaran 2021 / 2022. Banyak ditemukan kesulitan terkait dengan
perkembangan motorik halus anak. Hal ini tampak pada saat observasi
dilakukan, terlihat beberapa anak yang tidak semangat saat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak , cara memegang kertas yang belum tepat,
dan melipat kertas belum tepat. Saat guru menanyakan pada beberapa anak
yang sedang meningkatkan motorik halus anak dengan media kertas, mereka
menjawab bosan, capek dan ada yang tidak tahu cara menggunakan kertas .
Hal inilah yang menunjukkan bahwa motorik halus siswa belum berkembang
sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan kegiatan
mewarnai menggunakan sarana serta alat yang bervariasi agar kemampuan
motorik halus berkembang secara maksimal serta menarik minat anak agar
tidak merasa bosan.
Berdasarkan hasil observasi penulis, banyak ditemukan kesulitan yang
dialami siswa dan guru dalam mengembangkan minat anak dalam
meningkatkan motorik halus dengan media kertas, hal ini dapat dilihat dari
cara memegang , kebanyakan dari anak-anak masih salah dalam memegang
dan cara menggunakan kertas sehingga anak-anak kurang antusias terhadap
kegiatan meningkatkan motorik halus anak dengan menggunakan media
kertas .
Kurang berkembangnya minat anak dalam meningkatkan motorik halus
anak tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu diharapkan para
guru mampu mengkondisikan kelasnya agar menjadi kondusif untuk belajar,
memilih strategi yang tepat, menarik, menyenangkan agar tercapai tujuan
mengajar. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana proses
mengajar itu dapat mengembangkan minat anak dalam meningkatkan
motorik halus anak .
Setelah masalah di identifikasi, penulis menganalisis bahwa untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam kegiatan meningkatkan motorik halus
anak dengan menggunakan media kertas dapat diatasi dengan menggunakan
media yang bervariasi dengan memperhatikan minat cara yang
menyenangkan.
6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan hasil identifikasi masalah tersebut,


maka pokok masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu

B a g a i m a n a meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan


menggunakan media kertas di kelompok B TK Az Zaky Desa Loka Jaya
kecamatan keluang? .

C. Tujuan Perbaikan

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan


kemampuan motorik halus anak dengan menggunakan media kertas di
kelompok B TK Az Zaky Desa Loka Jaya kecamatan keluang .

D. Manfaat Perbaikan

Perbaikan ini diharapkan bermanfaat bagi berikut ini :

1. Guru, untuk menambah wawasan mengenai stimulasi yang tepat dalam


merangsang dan meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan
menggunakan media kertas agar lebih kreatif dan inovatif.
2. Taman Kanak-Kanak (TK), agar dapat memperoleh pembelajaran
dibidang seni yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan
bagi dirinya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus yang
sangat berguna untuk masa dewasa nanti.
3. Orang tua, agar dapat menambah wawasan bagaimana cara
memfasilitasi dan menstimulasi kemampuan motorik halus anak dengan
menggunakan media kertas dengan menyediakan alat dan bahan yang
bervarias

KAJIAN PUSTAKA
7

Beberapa teori yang mendasari perlunya kegiatan pengembangan motorik


halus anak dengan menggunakan media kertas di PAUD adalah sebagai berikut :

1. Pengertian motorik halus


Bredekamp 1987, dalam Solehuddin 2000, menyatakan bahwa kemampuan
motorik halus yaitu hal yang sangat penting karena berpengaruh pada segi
pembelajaran lainnya. Keadaan ini sesuai dengan penelitian Mayke 2007, bahwa
motorik halus penting karena nantinya dibutuhkan anak dari segi akademis anak
tersebut. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak,
mewarnai, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat
Hurlock 1978 bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring
makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula untuk
penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di
sekolah.
Endah 2008, menyatakan bahwa perkembangan motorik halus merupakan
salah satu faktor yang memang sangat penting dalam perkembangan anak usia
dini secara keseluruhan. . Otak dan Spinal Cord.
Lowenfeld, walaupun ungkapan visual anak usia dini relatif masih sederhana,
ada karakteristik ekspresi yang dapat dikenali dan dibedakan pada tahap
perkembangan tertentu pada anak usia dini . Ungkapan visual, (dua dimensional)
maupun karya membentuk (tiga dimensional) yang dihasilkan oleh seorang anak
tentu saja belum dapat disebut karya seni seluruh fungsi perkembangan dan
kepekaan artistik anak belum berkembang.
8

orang tua menyediakan bahan dan alat untuk kegiatan yang menggunakan media
kertas yang beragam jenisnya. Anak-anak senang berekspresi dengan jalan
mengubah atau menggunakan kertas serta mencoba-coba suatu media atau teknik
baru dengan rasa antusias. Apabila anak berhasil menyelesaikan kegiatan yang
menggunakan kertas sesuai dengan kehendaknya, secara spontan ia akan berteriak
atau menari-nari. Hal itu menandakan kegembiraan. Anak-anak umumnya
menggunakan kertas sesuai dengan keinginan dan suasana hatinya. Anak yang
sulit berkomunikasi secara verbal dalam mengutarakan perasaan atau isi hati,
keinginan, emosi, pengalaman dan fantasinya biasanya lebih tertarik
mengungkapkannya dalam menggunakan kertas . Media kertas dapat pula
berfungsi sebagai media komunikasi yang menyenangkan.

2. Pengertian media kertas .


Media kertas bagi anak merupakan media ekspresi yang menyenangkanfan
sagat di sukai anak . Dalam kegiatan meningkatkan motorik halus anak, selain
mendapat kegembiraan, anak-anak mendapatkan kebahagian dan kepuasan batin.
Kebahagian timbul dari batin diri sendiri dan kepuasan akan diperoleh pada waktu
anak menggunakan kertas menghasilkan sesuatu hasil karya yang dikehendaki.
Hal tersebut dapat kita perhatikan tingkah laku dan dorongan-dorongan keinginan
anak. Seperti kebebasan, harga diri, tanggung jawab dan kompensasi. Kegiatan
menggunakan media kertas memberikan jaminan kebebasan emosi karena anak
menjadi terlatih untuk dapat mengutarakan kehendaknya sesuai dengan isi
hatinya, tanpa perasaan tertekan. Anak akan mempunyai harga diri apabila
karyanya dihargai. Ia akan optimis terhadap cita-citanya dan senantiasa aktif
berkarya. Kemudian akan tertanam kepercayaan dan keyakinan terhadap
kemampuan diri sendiri serta mempunyai rasa tanggung jawab atas perbuatannya.
Meningkatkan kemampuan motorik halus anak menggunakan media kertas
dapat membantu anak untuk menghilangkan tekanan jiwa akibat kegagalan dan
ketidak puasan yang dihadapi sehari-hari. Anak-anak yang merasa dirinya tidak
berdaya, pesimis atau penakut dan sebagainya, dengan kegiatan yang
menggunakan media kertas yang difungsikan sebagai sarana relaksasi dan terapi,
sedikit demi sedikit akan berubah pelaksanaan perbaikan .
9

A. Informasi Subjek Penelitian (Lokasi waktu, Tema, Kelompok dan


Karakteristik Anak)
Dalam penelitian ini dilakukan di kelompok B TK Az Zaky Desa Loka
Jaya. TK Az Zaky dipimpin oleh pengelola bernama Umi Solehah,S.H
1) Lokasi

Penelitian dilaksanakan di TK A z Z a k y Desa Loka Jaya


Kecamatan Keluang Kabupaten Musi Banyuasin.
2) Waktu Pelaksanaan

Penulis merencanakan kegiatan dengan membuat jadwal kegiatan


perbaikan sebagai berikut :
Tabel 3.1

Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Siklus Waktu Hari / Tanggal


Senin - Jum’at
1 07.30 - 10.00 WIB
09 – 13 Mei 2022
Senin - Jum’at
2 07.30 - 10.00 WIB
17 – 21 Mei 2022

3) Tema

Penelitian ini menggunakan tema binatang dan subtemanya adalah


binatang air. Tema yang dipilih merupakan tema yang sedang
dijalankan dalam pembelajaran di TK AZ Zaky.

4) Kelompok

Dikelompok B berjumlah 21 anak dan karakteristiknya anak senang


berfantasi dan berimajinasi dan semangat belajar yang tinggi untuk
mengembangkan kemampuan motorik halusnya dalam kegiatan
menggunakan media kertas

5) Karakteristik Anak
10

Anak senang berfantasi dan berimajinasi dalam kegiatan ini anak


diajak mewarnai untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya.
Menurut Bradecamp 1987 dalam Solehuddin 2000 menyatakan bahwa
kemampuan motorik halus sangat penting karena berpengaruh pada segi
pembelajaran lainnya.
Anak berada pada tahap semangat belajar yang tinggi, menurut
Lowenfeld, walaupun ungkapan visual anak usia dini relatif masih
sederhana, ada karakteristik ekspresi yang dapat dikenali dan dibedakan
pada tahap perkembangan tertentu. Ungkapan visual baik berupa karya
gambar dua dimensi maupun membentuk tiga dimensi, yang dihasilkan
seorang anak tertentu saja belum dapat disebut karya seni. i. Misalnya,
mereka tertarik untuk melipat kertas,menggunting kertas,dan meremas
kertas , mereka akan melakukan kegiatan tersebut berulang-ulang
sehingga mereka merasa bisa.
B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus

1. Rencana Pelaksanaan

a. Rencana Tindakan

Berdasarkan pengamatan dalam praktek pembelajaran, untuk


meningkatkan kemampuan motorik halus anak menggunakan media
kertas pada kelompok B TK Az Zaky mengalami ketidak
berhasilan. Menggunakan media kertas diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
Rencana kegiatan Siklus 1 (5 hari kegiatan) adalah sebagai berikut :
RKH 1 : Di kegiatan ini anak melipat kertas menjadi bentuk ikan
nila.
RKH 2 : Di kegiatan ini anak membuat dan menempel sisik ikan
ke pola gambar ikan nila menggunakan kertas.
RKH 3 :Di kegiatan ini anak membuat makanan ikan menggunakan kertas
(bubur kertas).

RKH 4 : Di kegiatan ini anak membuat mainan ikan lumba


lumba (bola kertas/meremas kertas )

RKH 5 : Di kegiatan ini anak menempelkan guntingan


11

kertas origami ke pola gambar ikan lumba


lumba.

Rencana kegiatan Siklus II (5 hari kegiatan) adalah sebagai berikut


:
RKH 1 : Di kegiatan ini anak memotong kertas sesuai dengan
pola gambar kura kura
RKH 2 : Di kegiatan ini anak menempelkan potongan kecil kertas origami
pada pola gambar ikan hiu.

RKH 3 : Di kegiatan ini anak m e m b u a t t e l u r i k a n


menggunakan kertas.
RKH 4 : Di kegiatan ini anak memotong kertas pola gambar ikan hias
RKH 5 : Di kegiatan ini anak melipat dan menggunting kertas
menjadi ikan cupang.
b. Langkah-Langkah Perbaikan

Perbaikan dilaksanakan pada setiap siklus meliputi rencana


(planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi
(reflection). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan
yang sudah di revisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum anak masuk pada siklus pertama, penulis melakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi masalah. Perbaikan
dilaksanakan pada kegiatan inti yang direncanakan setiap satu siklus
ada 5 hari kegiatan. Setelah diketahui hasil dari siklus pertama,
kemudian dilaksanakan refleksi dan selanjutnya dirancang kembali
untuk perbaikan siklus ke 2.
Adapun langkah-langkah perbaikan pada RKH awal sebagai berikut

 Skenario perbaikan RKH ke 1,2,3,4 dan 5

1. Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan

2. menggunakan media kertas dengan bahasa yang jelas dan


sederhana
12

3. Guru memperlihatkan alat peraga berupa


kertas,gunting dan lem.
4. Guru memberikan contoh cara
melipat,memotong,menempel dan meremas kertas dengan
benar.

5. Guru memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya

6. Guru meminta anak untuk memegang k e r t a s seperti


contoh bu guru
7. Guru menyuruh anak untuk
melipat ,memotong ,menempel dan meremas
kertas yang sudah dibagikan guru
8. Guru melihat proses cara anak melipat ,memotong ,menempel
dan meremas kertas sesuai gambar binatang

9. Guru membantu anak yang belum bias


melipat ,memotong ,menempel dan meremas kertas

10. Guru memberikan penilaian hasil


melipat ,memotong ,menempel dan meremas kerta yang
dilakukan anak

11. Guru mengajak anak untuk menceritakan proses


melipat ,memotong ,menempel dan meremas kertas.

12. Guru meminta anak menyimpan kembali peralatan yang


dipakai ke tempat semula
13. Seperti itu seterusnya sampai setiap anak mencoba sendiri.

2. Prosedur Pelaksanaan PTK

1. Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti


dibantu dan dibimbing oleh supervisor 2 dan penilai. Supervisor 2
adalah Ibu Umi Kalsum, S.Pd. yang menjabat sebagai Guru di TK
Az Zaky, sedangkan yang menjadi penilai juga Ibu Umi Kalsum,
S.Pd. yang menjabat juga sebagai Guru di TK Az Zaky.
2. Supervisor 2 bertugas melayani konsultasi penulis dalam menyusun
13

RKH dan menilai RKH tersebut serta pelaksanaannya dengan


menggunakan APKG-PKP 1 dan 2,

3. dan membuat jurnal penilaian perbaikan kegiatan pengembangan.

4. Sedangkan penilai bertugas menilai RKH dengan menggunakan


RKH dengan mengguanakan APKG-PKP 1 dan perbaikan kegiatan
pengembangan dengan menggunakan APKG-PKP 2.

3.Prosedur Kegiatan Pengembangan

1. Tahap Pengembangan

a. Guru melakukan kegiatan persiapan, yaitu menyusun RKH

b. Guru harus dapat mempertanggungjawabkan kegiatan


pengembangan yang dikelolanya

c. Merencanakan setiap tahapan pengelolaan kegiatan


pengembangan yang akan dikelolanya.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Tahap pembukaan, guru memotivasi anak dengan menarik minat


anak terhadap topik atau materi yang akan disampaikan. Bisa
melalui bernyanyi, bercerita, tanya jawab atau sebagainya
b. Tahap kegiatan inti, guru mengajak anak melakukan kegiatan
pokok pada indikator-indikator yang akan dicapai anak
c. Tahap istirahat, guru memposisikan dirinya sebagai teman
sekaligus pengawasan yang akan dilakukan didalam maupun di
luar kelas

d. Tahap kegiatan penutup, guru berdiskusi dengan anak tentang


kegiatan yang sudah dilakukan dari pagi sampai sebelum
pulang.
14

3. Tahap Penilaian

Tahap penilaian adalah kegiatan evaluasi yang akan dilakukan


oleh guru setelah kegiatan berlangsung. Penilaian dilakukan dengan
melihat ketercapaian indikator, sedangkan prosedur umum
kegiatan pengembangan adalah tahap pelaksanaan dan penilaian.

Tabel 3.2
INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN
Lembar Evaluasi Perbaikan
Bidang Pengembangan : Kegiatan Menggunakan media
kertas .

Hasil Penilaian
Aspek yang dinilai
No Nama Anak Perkembangan Anak
Kerapian Ketepatan kebersihan BM MB BSH BSB

JUMLAH
15

Keterangan :

 BM : Mulai Muncul

 MB : Mulai Berkembang

 BSH : Berkembang Sesuai Harapan

 BSB : Berkembang Sangat Baik

4. Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data

Metode yang penulis gunakan untuk mengamati kemajuan


kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan menggunakan kertas
sebagai berikut :
a. Observasi, mengamati sikap dan perilaku anak saat kegiatan
pembelajaran
b. Pemberian tugas, kegiatan atau tugas yang harus diselesaikan
anak dengan waktu yang telah ditentukan
c. Unjuk kerja, anak dituntut untuk melakukan tugas dalam bentuk
perbuatan
d. Hasil karya, bentuk lembar kerja setelah melakukan tugas

e. Portofolio, kumpulan kerja siswa.

5. Rencana Refleksi

Refleksi adalah kegiatan merenung atau mengingat dan


menghubung-hubungkan kinerja mengajar yang telah, sedang atau
akan terjadi dalam pembelajaran.
a. Kapan refleksi dilakukan?

Penulis melakukan refleksi sebelum melakukan


penelitiannya itu berupa mengidentifikasi masalah, menganalisis
masalah dan merumuskan masalah dan merefleksi setelah
melakukan perbaikan pembelajaran denagan tujuan melihat
kelemahan dan kelebihan tindakan perbaikan yang telah
16

dilakukan untuk merencanakan perbaikan kegiatan selanjutnya.


17

b. Bagaiamana cara melakukan refleksi?

Refleksi untuk kegiatan sebelum perbaikan, penulis


merenung dan menjawab sendiri tentang apa saja yang terjadi di
kelas selama pembelajaran. Hasil dari proses refleksi dituangkan
dalam lembar refleksi yang berisi catatan harian tentang apa saja
yang terjadi di dalam kelas, jawaban terhadap pertanyaan yang
berkaitan dengan apa yang sudah , sedang dan akan terjadi
selama kegiatan pengembangan, serta hal-hal yang sudah
dipersiapkan oleh penulis. Untuk refleksi setelah kegiatan
perbaikan, penulis menemukan kelebihan dan kekurangan pada
kegiatan pengembangan yang telah dilakukan.

c. Untuk apa refleksi dilakukan?

Tujuan refleksi adalah untuk menyadari kekuatan dan


kelemahan yang dimiliki penulis dalam kegiatan pengembangan.
Hasil refleksi digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
perubahan atau perbaikan yang sebaiknya dilakukan dalam
pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah dan
akan terjadi.
18

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Perbaikan Tiap Siklus

1. Skenario Perbaikan

a. Skenario perbaikan hari ke-1 siklus 1

Dalam pengembangan hari ke-1 atau hari pertama siklus 1 dilakukan


pada tanggal 09 Mei 2022. Perbaikan dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan menggunakan
media kertas. Hal-hal yang diperbaiki kegiatan pembukaan, inti dan
penutup. Perbaikan dilakukan dengan tema binatang dan sub tema
binatang Air (Ikan nila).
Pada kegiatan pembukaan menyiapkan judul kegiatan yaitu bernyanyi
bersama lagu suara binatang. Kemudian pengeloaan kelas diubah
sehingga terdapat area kosong untuk anak bernyanyi. Sedangkan dalam
pengorganisasian anak posisi anak berbaris kesamping. Langkah-langkah
perbaikan pada kegiatan pembukaan ini guru membantu anak yang
mengalami kesulitan dalam bernyanyi, lalu guru meminta anak untuk
maju satu persatu kedepan untuk bernyanyi lagu suara binatang dan
terakhir guru memberi reward pada anak yang berani menyanyi.
Kegiatan inti dalam skenario ini adalah melipat kertas menjadi
ikan nila, pengelolaan kelasnya posis kursi dan meja menghadap ke
papan tulis, pengorganisasian anak duduk dikursinya masing-masing.
Adapun langkah perbaikan guru menyediakan media yang akan
digunakan yaitu kertas origami, lalu guru menjelaskan kepada anak
bagaimana cara melipat kertas, guru meminta dan guru membantu anak
yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya serta
memberikan reward kepada anak yang sudah menyelesaikan tugasnya.
Kegiatan terakhir yaitu penutup, dilaksanakan dengan tanya jawab
tentang kegiatan yang dilakukan. Pengelolaan kelas dirubah sehingga
membentuk huruf U, pengorganisasian anak di kursinya masing masing.
19

, lalu guru bercerita tentang binatang dan guru memberikan pertanyaan


kepada anak tentang binatang yang disambut dengan jawaban dari anak
tentang binatang,terakhir guru memberikan reward kepada anak yang
mampu menjawab pertanyaan tentang binatang.

terhadap penjelasan yang disampaikan guru, sehingga mempengaruhi


kemampuan perkembangan motorik halus anak . Penyebabnya
adalah kurang menariknya proses pembelajaran dan media yang
digunakan oleh guru saat melatih kemampuan motorik halus anak,
sehingga membuat anak selalu ribut dikelas saat pembelajaran
berlangsung.

Perumusan Masalah : Apakah melalui media kertas dapat


meningkatkan kemampuan motorik halus anak
20

1. Guru memjelaskan cara memotong gambar ikan hias

2. Guru membagi lembar kerja anak beserta gunting

3. Guru meminta anak untuk memotong gambar ikan hias

4. Guru membantu anak yang mengalami kesulitan dalam memotong pola gambar

5. Guru memberikan reward dan motivasi terhadap hasil kerja anak

A. Kegiatan Pengembangan III ( Penutup )

 Judul kegiatan : Ulasan cerita tentang kegiatan hari ini

 Pengelolaan kelas :

1. Penataan ruang : meja dan kursi anak seperti biasa

2. Pengorganisasian anak : Posisi anak dikursinya masing-masing

 Langkah-langkah perbaikan :

1. Guru meminta anak mengumpulkan tugas

2. Guru memberikan pertanyaan kepada anak gambar apa yang di potong


3. Guru meanyakan kepada anak perasaannya memotong gambar ikan

4. Anak bercerita tentang kegiatan yang dilakukan hari ini

5. Guru memberikan reward kepada anak yang mampu bercerita tentang kegiatan yang
dilakukan selama belajar hari ini
21

Tabel.4.15

Diagram Perkembangan Kemampuan motorik halus anak dengan menggunakan


media kertas.

Grafik .3

Diagram Perkembangan Kemampuan motorik halus anak dengan


menggunakan media kertas.

Pembahasan dari setiap siklus

 Siklus 1
berdasarkan pengamatan terhadap upaya perbaikan pengembangan pada
siklus pertama dalam kegiatan m e n g g u n a k a n m e d i a k e r t a s dapat
meningkatkan hasil belajar anak. Mulai dari siklus pertama anak sudah
begitu semangat dan antusias melihat media

yang disiapkan guru. Apalagi kegiatan pengembangan dilakukan melalui


berbagai permainan yang menarik dengan kegiatan memotong,melipat dan
menempel kertas. sebelumnya mereka pikir itu sesuatu yang sulit. Namun
dalam penilaiannya masih belum sempurna karena masih ada anak yang
belum mau mengikuti kegiatan.
22

 Siklus II

Pada siklus kedua pelaksanaan kegiatan pembelajaran mulai terlihat sangat


maksimal ketika guru meningkatkan lagi kegiatan pengembangan dengan
permaian dan berbagai media menarik, sehingga membuat suasana aktif,
lebih efektif dan lebih menyenangkan.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan perbaikan pengembangan
berlangsung, tampak anak termotivasi dan senang mengikuti proses
pembelajaran. Anak sudah mengerti bagaimana cara memotong,melipat dan
menempel kertas dengan berbagai bentuk yang di inginkan dengan benar.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa kemampuan motorik halus anak dengan menggunakan media kertas
pada anak kelompok B TK AZ Zaky dapat meningkat dalam kegiatan
Menggunakan media kertas. Berbagai variasi dan strategi kegiatan
menggunakan media kertas yang dilaksanakan dan dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus pada anak, awalnya perbaikan pembelajaran
dilaksanakan dengan strategi klasikal kemudian individu dan terakhir
menggunakan strategi belajar kelompok. Peningkatan tersebut terlihat dari
hasil pengamatan pada akhir perbaikan kegiatan meningkatkan kemampuan
motorik halus anak dengan kegiatan menggunakan media kertas..
Secara kuantitatif, berdasarkan dari hasil grafik pencapaian telah terjadi
peningkatan dalam kemampuan motorik halus pada anak dari siklus 1
terdapat 6 orang anak (28%) yang berkembang sesuai harapan dan terjadi
peningkatan pada siklus 2 terdapat 17 anak (80%) yang berkembang sesuai
harapan.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan, maka diberikan saran


sebagai berikut.
23

a. Guru TK diharapkan terus mengikuti perkembangan tentang dunia


pendidikan anak usia dini sehingga dapat meningkatkan kualitas
kegiatan pengembangannya. Kegiatan menggunakan media kertas perlu
dilakukan secara konsisten untuk menstimulasi kemampuan motorik
halus pada anak di TK.
b. Keterampilan menggunakan media kertas pada anak merupakan aspek
yang sangat penting bagi perkembangan anak, oleh sebab itu peneliti
selanjutnya diharapkan dapat membuat penelitian lain yang lebih
menarik bagi anak.
c. Sebaiknya guru perlu memperhatikan tujuan pembelajaran secara
menyeluruh baik kognitif, psikomotor dan afektif.
24

DAFTAR PUSTAKA

Coople, Bredecamp. (1997). Strategi Pembelajaranz TK. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka.
Endah. (2018). Motorik Halus (online) https : googlelight. 22 April minggu.
Masitoh, dkk. (2014). Strategi Pembelajaran TK. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka.

Pekerti, Widia. (2015). Metode Pengembangan Seni. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka.
Solehudin, M. (2011). Materi Pokok Pembahasan Pendidikan Tk. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka.
Fatminingsih, Sri. Dkk. (2014) Materi Pokok Panduan Pemantapan Kemampuan
Profesional. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
25

Anda mungkin juga menyukai