Anda di halaman 1dari 16

MENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI

KEGIATAN KOLASE DENGAN MEDIA BAHAN ALAM PADA


KELOMPOK B DI KB YAA BUNAYYA KECAMATAN SUNGAI LILIN

DISUSUN OLEH : JANI NINGSIH

NIM : 835031084

LAPORAN

PEMAMTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PAUD4501)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS
TERBUKA PALEMBANG

TAHUN 2021.2
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

MENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI


KEGIATAN KOLASE DENGAN MEDIA BAHAN ALAM PADA ANAK
KELOMPOK B DI KB YAA BUNAYYA KECAMATAN SUNGAI LILIN

Sungai Lilin, Mei 2022

SUPERVISOR 1 MAHASISWA

DESSI ANDRIANI, S. Pd. AUD, M.M JANI NINGSIH


LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemamtapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Dari Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Universitas Terbuka merupakan hasil
karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penelitian laporan PKP yang saya


kutip dari hasil karya orang lain setelah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima saksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanki sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sungai Lilin, Mei 2022

Mahasiswa

Jani Ningsih

Nim: 835031084
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat


dan taufiq hidayahnya, sehingga laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP) ini dapat terselesaikan dengan baik, sehingga dapat terciptanya mahasiswa
sebagai pengajar dan pendidik yang profesional.

Seperti apa yang telah kita ketahui bersama bahwa S1 PGPAUD fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan universitas terbuka berperan agar para
mahasiswanya mampu berperan sebagai guru yang profesional.

Keprofesionalan guru tercermin dalam proses pembelajaran di dalam kelas


dengan menerapkan berbagai konsep pembelajaran dalam mengatasi dan
memperbaiki masalah pembelajaran yang dihadapi di dalam kelas.

Penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan S1 PGPAUD. Melalui masa kuliah ini mahasiswa dibimbing dan di
latih dalam menyelenggarakan pembelajaran melalui dari merancang,
melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran secara aktif dan efisien.

Dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk
itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Dessi Andriani, S. Pd. AUD, M.M selaku pembimbing mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang telah memberikan bimbingan dan arahan.

2. Bapak Nur Kholik, S.Pd., M.Pd selaku koordinator wilayah kecamatan sungai
lilin.

3. Ibu Hasanah, S.E.I selaku pengelola KB Yaa Bunayya.

4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen UT Pokjar Sungai Lilin.


5. Teman sejawat dan seluruh guru PAUD KB Yaa Bunayya.

6. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan
materil, serta kedua orangtuaku dan kakak adikku tercinta yang selalu
memberikan dukungan dan semangat kepada saya.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam menyelesaikan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam penulisan Laporan Pementapan Kemampuan Profesional (PKP) ini


penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Maka dari itu diperlukan
kritik dan saran demi sempurnanya Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP).

Wassalamualaikum Wr.Wb

Sungai Lilin, Mei 2022

Penulis

Jani Ningsih
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Perbaikan
D. Manfaat Perbaikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Batasan Pengembangan Kemampuan Motorik
B. Pengertian Motorik Halus
C. Pengertian Bahan Alam
D. Media Pembelajaran
BAB III RENCANA PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Siklus
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman kanak-kanak
merupakan tempat yang tepat untuk mengembangkan kreatifitas dan
keterampilan anak sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi yang
memuat aspek-aspek pengembangan kemampuan meliputi pengembangan
kemampuan dan kemandirian. Sedangkan pengembangan kemampuan dasar
meliputi pengembangan kemampuan bahasa, kognitif, fisik motorik dan
kemampuan seni.
Penulis memilih kegiatan kolase dalam rangka meningkatkan motorik
halus anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Hajar Pamadhi (2008:5.4) pada
kegiatan kolase anak dapat berkreasi menggunakan jari jemari tangan dan
merupakan kegiatan menarik bagi anak. Anak dapat mengkolase, menyusun
dan merekatkan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan kreatifitas anak
masing-masing. Kegiatan kolase merupakan kegiatan seni rupa yang
diwujudkan dengan teknik menempel dan menyusun bahan yang disediakan
dan dapat membantu anak dalam mengembangkan aspek motorik halus,
dengan menempel dan merekatkan bahan, motorik halus anak akan terlatih
dan dapat berkembang dengan optimal, serta yang terpenting adalah anak
dapat berkreasi dalam memilih dan memadukan media bahan alam untuk
dikreasikan kedalam bentuk gambar dan menghasilkan karya seni yang indah.
Hasil pengamatan di KB Yaa Bunayya, terlihat masih rendahnya
perkembangan motorik halus anak hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala atau
fenomena khususnya pada aspek perekmbangan motorik halus anak,
diantaranya:
1. Anak belum mampu menempelkan bahan di dalam pola gambar secara
teratur dan rapi.
2. Kurang terampilnya anak dalam pengembangan motorik halus dengan
menggunakan media bahan alam dalam kegiatan pembelajaran kolase.
3. Anak belum bisa mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan
gerakan-gerakan jemari tangan yang rumit. Sehingga bila permasalahan ini
dibiarkan maka akan memberikan dampak yang kurang baik bagi anak di
kemudian hari.
Terkait dengan berbagai masalah tersebut, perlu adanya upaya
perbaikan dalam pengembangan kemampuan motorik halus anak. Upaya yang
dapat dilakukan pendidik atau guru untuk peningkatan kemampuan motorik
halus anak adalah melalui media yang kreatif dan menyenangkan bagi anak.
Untuk itu peneliti memilih kegiatan kolase dengan media bahan alam sebagai
sarana untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Kegiatan
kolase ini dapat melatih oto-otot tangan, dan melatih koordinasi mata dengan
tangannya. Kolase adalah aktivitas menyusun benda-benda dan potongan-
potongan kertas dan sebagainya, yang ditempelkan pada bidang datar dan
merupakan kesatuan karya seni. Melalui kegiatan kolase dengan media bahan
alam diharapkan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak
terutama dalam melatih kemampuan jari-jemari tangan, keterampilan
menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas, serta melatih
konsentrasi, ketelitian dan kesabaran anak dalam mengerjakan tugas yang
berhubungan dengan motorik halus.
Oleh sebab itu penulis akan melakukan penelitian untuk meningkatkan
hasil belajar anak melalui kegiatan kolase. Dengan memperhatikan beberapa
dasar permasalahan yang terjadi maka penulis tertarik untuk mengadakan
suatu penelitian. Adapun penelitian yang akan penulis lakukan adalah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) dengan judul “Meningkatkan
Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Dengan Media Bahan
Alam” di KB Yaa Bunayya Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi
Banyuasin”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti menentukan
masalah sebagai berikut: “Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Kolase Dengan Media Bahan Alam Pada Kelompok
B PAUD KB Yaa Bunayya Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi
Banyuasin?.
C. Tujuan Perbaikan (Penelitian)
Tujuan perbaikan secara umum adalah meningkatkan kemampuan
motorik halus melaui media bahan alam pada anak kelompk B di KB Yaa
Bunayya Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin.

D. Manfaat Perbaikan
Berikut adalah manfaat perbaikan yang dilakukan:
1. Guru
• Menambah wawasan tentang motivasi motorik halus anak melalui
bahan alam dan mengembangkan imajinasinya tentang apa yang
anak lihat.
• Sebagai tolak ukur untuk melaksanakan proses belajar mengajar ke
arah yang lebih baik.
• Memberi kesempatan pada guru untuk lebih berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.
• Sebagai bahan evaluasi bagi guru akan kekurangan dan kelebihan
dalam proses pembelajaran.
• Melalui kegiatan perbaikan yang dilakukan guru dapat berkembang
secara profesional.

2. Anak
• Agar anak mempunyai kemampuan belajar sejak dini melalui
ingatannya terhadap suatu peristiwa yang pernah dialaminya.
• Agar anak dapat menghargai berbagai kegiatan dan
mengembangkan semua kemampuan melalui bahan alam.
• Membiasakan anak untuk selalu mengembangkan imajinasinya.

3. Bagi sekolah
• Dengan dilaksanakannya perbaikan akan memberikan sumbangan
yang positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dari
meningkatnya profesional para guru.
BAB 11

KAJIAN PUSTAKA

A. Motorik Halus

1. Pengertian morotik halus

Gerak motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian


tubuh tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh
karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, gerakan ini
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Menurut Bambang
Sujiono (2005: 143) motorik halus adalah proses memperoleh keterampilan dan
pola gerakan yang dapat dilakukan anak dengan koordinasi antara mata dan
tangan. Oleh karena koordinasi antara mata dan tangan sudah semakin baik maka
anak melakukan kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik yang perlu
dikembangkan anak, seperti diberikan kegiatan atau aktivitas menggambar,
melipat, membentuk, meronce dan sebagainya.. Semakin baiknya gerakan motorik
halus anak membuat anak semakin mandiri, akan tetapi tidak semua anak
memiliki kematangan untuk menguasai kemamapuan ini pada tahap yang sama.

2. Kemampuan Motorik Halus

Menurut pendapat Sujiono (2008: 1.14) motorik halus adalah gerakan


yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot- otot
kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat. Dewi (2005: 2) berpendapat bahwa motorik halus
merupakan keterampilan yang menggunakan jari jemari, tangan dan gerakan
pergelangan tangan dengan tepat. Pendapat tersebut sesuai dengan yang
diungkapkan Sumantri (2005: 143) bahwa motorik halus merupakan
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemaridan
tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata tangan.

Susanto (2011: 164) berpendapat bahwa motorik halus adalah gerakan halus yang
melibatkan bagian-bagian tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, karena
tidak memerlukan tenaga namun memerlukan koordinasi yang cermat. Menurut
pendapat Suyanto (2005: 50) perkembangan motorik halus meliputi
perkembangan otot halus dan fungsinya, otot ini berfungsi untuk melakukan
gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa


kemampuan motorik halus merupakan kemampuan yang membutuhkan gerakan
keterampilan otot-otot kecil pada tubuh seperti keterampilan menggunakan jari
jemari tangan, menggerakkan pergelangan tangan agar lentur serta koordinasi
mata tangan yang baik. Contoh kegiatan motorik halus adalah melipat, mewarnai,
menggambar, melukis menggunting dan meronce.

Kelenturan ditentukan oleh kemampuan gerak dari sendi-sendi (Sujiono,


2008: 7.5). Kelenturan yang dapat dilihat dari kemampuan motorik halus adalah
kelenturan menggerakkan pergelangan tangan. Pernyataan tersebut sesuai
pendapat Sujiono (2008: 2.13) bahwa mengembangkan kemampuan motorik halus
bertujuan untuk melatih menggerakkan pergelangan tangan. Disimpulkan bahwa
kelenturan pergelangan tangan dapat dilihat dari kemampuan untuk
menggerakkan. Keterampilan diperlukan untuk mengontrol otot-otot kecil
Mahendra (Sumantri, 2005: 143). Keterampilan menggunakan jari-jemari tangan
dapat dilihat dari kemampuan anak untuk memegang benda (Suyanto, 2005: 50).
Disimpulkan bahwa keterampilan menggunakan jari-jemari ketika melaksanakan
kegiatan motorik halus dapat dilihat dari kemampuan memegang. Koordinasi
mata dan tangan merupakan koordinasi yang berhubungan dengan kemampuan
memilh suatu obyek dan mengkoordinasikannya dengan gerakan-gerakan yang
diatur (Sujiono, 2008: 7.5). Sesuai pendapat tersebut maka memilih sebuah obyek
kemudian mengaturnya melalui gerakan-gerakan yang sesuai antara mata dan
tangan untuk menghasilkan sebuah karya yang terbaik.

3. Fungsi Pengembangan Motorik Halus

Sumantri (2010: 146) menyatakan bahwa fungsi mengembangkan motorik


halus anak adalah untuk mendukung perkembangan aspek lain yaitu bahasa,
kognitif dan sosial emosional karena satu aspek dengan aspek perkembangan lain
saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Hurlock (1978: 163)
mengemukakan bahwa fungsi-fungsi pengembangan motorik halus adalah sebagai
berikut: (1) Keterampilan untuk membantu diri sendiri (2) Keterampilan bantu
sosial (3) Keterampilan bermain (4) Keterampilan sekolah.

Dirjen Manajemen Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah (2007: 2)


mengemukakan tentang fungsi keterampilan motorik halus yaitu sebagai berikut:
(1) Melatih kelenturan otot jari tangan (2) Memacu pertumbuhan dan
perkembangan motorik halus dan rohani (3) Meningkatkan perkembangan emosi
anak (4) Meningkatkan perkembangan sosial anak (5) Menumbuhkan perasaan
menyayangi terhadap diri sendiri. Pengembangan aspek motorik halus tidak
mungkin dapat berdiri sendiri tetapi dipengaruhi dan mempengarhi aspek
perkembangan lain. Mendukung aspek perkembangan bahasa dikarenakan
pengembangan aspek motorik halus perlu dioptimalkan untuk kematangan otot-
otot kecil pada jari-jemari, pergelangan tangan serta koordinasi mata tangan yang
berguna untuk kemampuan menulis anak. Dapat mempengaruhi aspek kognitif
ketika anak melakukan kegiatan yang mengembangkan motorik halus seperti
menggambar, mewarnai atau melukis secara otomatis kemampuan berfikir anak
akan muncul.

B. Pengertian Kolase

Kolase berasal bahasa Perancis,yaitu “coller” yang berarti lem / tempel,


jadi bisa dikatakann Kolase adalah teknik menempel unsur – unsur yang berbeda
(bisa berupa kain, kertas, kayu, dan lain-lain) ke dalam sebuah frame atau gambar
sehinnga menghasilkan sebuah karya seni yang baru.

Secara umum kolase adalah teknik menggabungkan beberapa objek


menjadi satu. Tidak hanya asal jadi, tapi objek-objek itu harus mampu bercerita
untuk menciptakan kesan tertentu. Kolase merupakan perkembangan lebih lanjut
dari seni lukis. Di mana pada awal abad ke-20 para perupa sering menambahkan
(menempelkan) unsur-unsur yang berada ke dalam lukisan mereka seperti
potongan kain, kayu, ataupun kertas koran, namun memang ada pebedaan yang
sangat signifikan antara seni kolase dan seni lukis.

C. Pengertian Bahan Alam


Bahan alam merupakan bahan atau material yang ada di alam
sekitar. Bahan alam terdapat di alam dan ditemukan di tanah atau bagian
dari hewan atau tumbuhan (Whittaker,2004:46). Bahan alam mudah
ditemukan disekitar lingkungan anak. Bahan alam merupakan bahan yang
tak terbatas dan mudah ditemukan hampir di lingkungan sekitar. Bahan
alam yang terdapat pada lingkungan sekitar anak dapat dimanfaatkan
untuk menciptakan media bermain anak. Alasan pemanfaatan dari bahan
alam untuk media pembelajaran selain berpartisipasi dalam upaya
pelestarian lingkungan dan juga dapat mengajarkan anak untuk tidak
menjadi manusia konsumtif, tetapi manusia produktif. Menggunakan
bahan alam sebagai media pembelajaran yang kreatif dan memiliki nilai
edukatif juga mengarahkan anak menjadi menusia mandiri dan percaya
diri (Ismail, 2006:273). Dengan demikian, banyak keuntungan yang
diperoleh dari pemanfaatan bahan alam sebagai media pembelajaran.
Contoh bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran yakni daun kering, biji-bijian, ampas kelapa, batu-batuan,
pasir, cangkang telur, kulir bawang, jerami, lidi, pelapah pisang dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai