Oleh
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang
jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang
akan datang. Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu jalur
pendidikan formal, jalur pendidikan informal dan jalur pendidikan non formal.
melalui jenjang pendidikan yang paling dasar yaitu Pendidikan Anak didik Usia
Dini, yang merupakan pondasi atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.
pendidikan yang dimulai dari jenjang pendidikan anak usia dini hal tersebut dapat
Pendidikan Anak didik Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukkan kepada anak didik sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
1
2
salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai
enam tahun. Pada usia tersebut dikatakan bahwa anak mengalami masa peka atau
golden age yaitu masa dimana terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan
psikis yang siap merespon stimulus yang berikan oleh lingkungan di sekitar anak.
Maka dari itu pada masa tersebut merupakan peletak dasar pertama dalam
mengembangkan seluruh potensi anak dan aspek perkembangan anak seperti (1)
serta aspek perkembangan anak tersebut hendaknya dapat berkembang sangat baik
maka ditemukan salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di TK Giri Widya
perkembangan motorik halus. Menurut data hasil belajar anak pada aspek
perkembangan motorik halus didukung oleh hasil wawancara dengan guru kelas
3
dapat dilihat dari 10 orang anak di kelompo B, 6 orang anak mendapatkan bintang
motorik halus anak maka ditemukan bahwa guru kurang maksimal dalam
halus siswa. Kreativitas siswa masih kurang karena guru kurang memanfaatkan
media konkret yang ada di sekitar anak. Siswa merasa jenuh karena kegiatan guru
antara lain: (1) model pembelajaran yang di gunakan oleh guru, (2) lingkungan
peserta didik, (3) metode yang digunakan oleh guru, (4) kegiatan yang
dilaksanakan saat menyampaikan pembelajaran, (5) alat peraga atau media yang
di pergunakan. Dari faktor-faktor yang disebutkan diatas, salah satu faktor yang
pola yang digunakan dapat mengacu pada peningkatan mutu Pendidikan Anak
didik Usia Dini dalam perkembangan motorik halus, maka perlunya suatu metode
motorik halus berperan sebagai 1) persiapan dasar sebelum anak belajar membaca,
motorik halus, maka perlu adanya penguasaan tentang metode dan media yang
Penggunaan metode dapat berhasil secara optimal jika dibantu dengan media
yang tepat pula. “Pada tahap sensori motorik anak sangat bergantung pada
informasi yang didapatnya dari panca indera, dan gerakan tubuhnya” Piaget
(dalam Isjoni 2010:82). Jadi anak usia prasekolah atau anak usia dini dalam belajar
harus menggunakan benda-benda yang nyata untuk belajar tentang sesuatu, maka
dan menggunakan media yang konkret dan kreatif dalam kegiatan yang dapat
mengembangkan aspek perkembangan anak. Dalam hal ini media konkret yang
akan digunakan sebagai media mengajar adalah media yang diperoleh dari
lingkungan sekitar anak, sehingga bahan tersebut mudah didapatkan seperti daun
kering, pasir, kertas bekas, serbuk kayu, kapas. Kegiatan yang disampaikan oleh
guru diharapkan dilaksanakan secara menarik dan tidak monoton. Salah satu
perkembangan motorik halus dan menarik minat anak adalah kegiatan kolase agar
B. Rumusan Masalah
motorik halus anak didik kelompok B semester II di TK Giri Widya Santhi tahun
pelajaran 2020/2021?.
C. Tujuan Penelitian
konkret melalui kegiatan kolase pada anak kelompok semester II TK Giri Widya
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian yang akan dilakukan ini
1. Bagi Anak
2. Bagi Guru
berikutnya.
2. Penelitian ini dapat dijadikan alternatif oleh guru lainnya dalam pemilihan
kreatifitas guru sehingga tercipta kondisi belajar yang efektif, tidak monoton
memberikan output peserta didik yang lebih berkualitas serta dapat meningkatkan
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1 Metode Demonstrasi
menjelaskan informasi kepada anak. Sehingga anak akan melihat bagaimana suatu
peristiwa berlangsung, lebih menarik dan anak akan lebih mudah memahaminya.
8
9
atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun
dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang
memahami atau ahli dalam topik bahasa yang harus didemonstrasi Dimyanti dan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara
yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan
mendengar penjelasan dari guru sekaligus melihat secara langsung contoh yang
diperagakan oleh guru sehingga anak akan lebih mudah untuk meniru kembali atau
ingin dicapai. Sejalan dengan hal tersebut tujuan pokok penggunaan metode
sesuatu (dalam Sukerti, 2013). Ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya dapat
dengan jelas, jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih
menarik
Pendapat lain yang tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas yaitu menurut
2012:7).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri ciri metode demonstrasi
contoh secara konkret, b) anak lebih mudah memahami suatu materi, c) lebih
demonstrasi yaitu,
1)dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman seccara kata-kata atau kalimat), 2)
anak lebih mudah memahami apa yang dipelajari, 3) prose pengajaran lebih
menarik, 4) anak dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri (Djamarah &
Aswan Zain, 2002:102).
12
demonstrasi yaitu,
adalah dapat membuat anak lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran,
merangsang kemampuan berpikir anak, membuat suasana kelas lebih aktif, anak
suatu kegiatan.
demonstrasi memerlukan waktu dan peralatan yang lebih sehingga guru harus
1) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu, a)
rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh anak setelah proses demonstrasi
2) Tahap Pelaksanaan
Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan anak
2. Media Konkret
2.1 Pengertian Media Konkret
contoh dan menggunakan media yang nyata atau konkret agar anak didik tidak
16
berfikir abstrak dan lebih mudah memehami suatu materi pembelajaran. Oleh sebab
Taman Kanak-kanak.
adalah benda yang dapat menjadi perantara menyampaikan pesan pembelajaran dari
guru kepada anak yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi
seperti: buku, film, video dan sebagainya’. Briggs menyatakan media pembelajaran
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media konkret adalah alat
proses pembelajaran di kelas yang berupa benda asli ataupun miniatur yang dapat
diterima langsung oleh panca indra dan dapat merangsang peserta didik untuk
diinginkan.
dalam pendidikan anak usia dini. Media konkret memiliki banyak keunggulan,
yaitu: a) dapat membantu guru dalam menjelaskan sesuatu kepada peserta didik,
Jadi Rusyan menyatakan bahwa kelebihan dari media konkret adalah dapat
Media konkret sangat berperan untuk membantu proses pembelajaran yaitu agar
kekurangan dari media konkret yang dikemukakan oleh R. Ibrahim dan Nana
Syahodih yaitu,
kadang membutuhkan biaya yang lebih, dan media konkret tidak selalu
3. Kegiatan Kolase
yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada
2011).
karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam
selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang
akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan
yang berarti merekat. Kolase adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan
bahan tertentu”.
Bahan yang digunakan untuk berkreasi kolase tidak hanya terbatas seperti
halnya bahan pembuatan mozaik dan montase namun bisa menggunakan
aneka jenis bahan alam dan buatan secara bebas baik dilihat dari bentuk,
ukuran, maupun jenisnya. Bahan kolase bisa berupa bahan alam, bahan
buatan, bahan setengah jadi, bahan jadi, bahan sisa/bekas dan sebagainya
(Sumanto, 2005:93).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kolase adalah karya
seni dua dimensi yang dibuat dengan menempelkan bahan-bahan untuk berkreasi
Kolase adalah karya seni yang dibuat dengan cara memadukan goresan
tangan dengan menempelkan bahan-bahan tertentu. Maka dari itu dalam pembuatan
Kolase menuntut kreativitas dan ide yang lebih sulit dibanding dengan
pembuatan karya seni rupa yang lain, karena di dalam pembuatan kolase
dituntut untuk memiliki, mencari dan menemukan bahan yang khusus dan
cocok untuk membuat karya kolase, hal ini lebih sulit jika dibandingkan
mencari bahan untuk karya seni rupa.Tetapi material atau bahan yang
digunakan dalam pembuatan kolase di Taman Kanak-kanak tentu akan
berbeda dengan material yang dipakai untuk membuat karya kolase seperti
pada umumnya. Tetapi pada prinsip kerjanya baik pada kolase pada
umumnya maupun untuk pembelajaran di jenjang pendidikan di Taman
Kanak-kanak adalah sama. Yang membedakan adalah bahan yang
dipergunakan dalam pembuatan kolase di Taman Kanak-kanak harus
20
bahan alam , bahan buatan dan bahan bekas pada kertas gambar/bidang dasaran
empat tahap yaitu tahap rasa, tahap karsa, tahap cipta dan tahap karya (Pamadi
a)persiapan, yaitu mengumpulkan dan memilih jenis bahan yang akan dibuat
kolase. Mempersiapkan bidang dasaran, peralatan dan bahan pembantu, b)
pelaksanaan yang meliputi langkah kerja: 1) melakukan penyusunan
sementara, 2) dilanjutkan dengan penyusunan tetap dengan cara merekatkan
bagian-bagian bahan yang dipilih pada bidang dasaran, 3) penyelesaiannya
yaitu dengan memberikan warna/cat agar hasil akhirnya lebih bagus (dalam
Sumanto, 2005:94).
Kanak-kanak terdiri dari tahap persiapan yaitu tahap dimana guru memilihkan
dan menyediakan bahan atau material serta alat yang dipergunakan untuk
membuat kolase, tahap pelaksanaan yaitu tahap yang dilakukan untuk mulai
menyusun dan menempel bahan yang digunakan hingga menjadi gambar sesuai
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh
(Yulia, 2013:15).
tersebut dilahirkan ke dunia ini, jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan motorik ada
seiring seorang individu diciptakan di dunia ini. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat yang terdapat dalam bukunya Aisyah dkk yang menyebutkan bahwa
aktivitas seorang anak sudah dimulai jauh sebelum dia dapat melihat cahaya
setiap hari dan tidak akan pernah berhenti. Sejak dalam kandungan dia
berputar menendang, jungkir balik dan menghisap jari. Ketika baru dilahirkan
dia mengangkat kepalanya, melihat sekelilingnya, menendangkan kakinya,
22
Motorik dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu motorik kasar dan motorik
halus.
Perkembangan motorik pada masa usia dini khususnya pada jenjang usia taman
kanak-kanak tentunya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari pada rentang usia
sebagai berikut.
aktivitas fisik baik yang melibatkan gerakan motorik halus maupun motorik
motorik pada hakekatnya terdiri dari motorik kasar dan motorik halus.
melibatkan motorik halus yaitu seperti jari jemari dan pergelangan tangan. Sebuah
pendapat menyatakan bahwa “motorik halus adalah gerakan yang dilakukan dengan
yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-
otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan
a) pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda
dari kemampuan gerak halus anak bayi, b) pada usia 4 tahun, koordinasi
motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan
gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung sempurna, c) pada usia 5
tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan
tubuh bergerak dibawah koordinasi mata, d) pada akhir masa kanak-kanak
usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan jemari dan dan pergelangan
tangannya untuk menggunakan ujung pensil.
a) pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda
dari kemampuan gerak halus anak bayi, b) pada usia 4 tahun, koordinasi
motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan
gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung sempurna, c) pada usia 5
tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan
tubuh bergerak dibawah koordinasi mata, d) pada akhir masa kanak-kanak
usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan jemari dan dan pergelangan
tangannya untuk menggunakan ujung pensil.
motorik halus terdiri dari beberapa aspek yaitu, 1) kegiatan menggambar sesuai
melibatkan otot-otot halus yaitu jari jemari tangan dan pergelangan tangan, yang
mempengaruhi perkembangan motorik halus pada anak adalah faktor internal atau
faktor dari dalam diri anak seperti IQ, faktor pembawaan seperti genetik, dan faktor
dari lingkungan luar diri anak seperti perhatian dari orang dewas khususnya orang
tua.
26
Kegiatan Seni Tari Berbantuan Media Audio Cassette Tape Untuk Meningkatkan
hasil penelitian diperoleh peningkatan keterampilan motorik kasar anak dari siklus
I sebesar 62,05% pada kategori rendah dan meningkat pada Siklus II menjadi
yang dilakukan oleh Ni Made Nita Risanti berjudul “Penerapan Metode Pemberian
siklus I sebesar 55,5% pada kategori rendah dan meningkat padasiklus II menjadi
Astini, dapat dilihat bahwa penerapan metode demonstrasi dapat secara efektif
yang terjadi sebesar 28,20%. Penggunaan suatu metode pembelajaran akan berjalan
dengan efektif jika dibantu dengan media yang sesuai. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Ni Made Nita Risanti tentang penggunaan media konkret untuk
konkret dapat membantu pelaksanaan metode pemberian tugas dengan efektif pula,
Kerangka Berfikir
penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik anak didik yang dilaksanakan
28
karakteristik anak usia dini metode demonstrasi adalah salah satu metode
perkembangan anak. Penggunaan media konkret dalam pembelajaran anak usia dini
dapat menunjang metode yang diterapkan karena media konkret atau media yang
nyata dapat membantu agar anak lebih mudah memahami materi pembelajaran.
Dalam membuat persiapan mengajar guru akan lebih mudah untuk mempersiapkan
media konkret yang diperlukan karena media tersebut dapat diperoleh dari bahan-
bahan yang bersumber dari alam seperti daun kering, biji-bijian, dan pasir.
bertujuan agar dapat lebih menarik minat anak dengan kegiatan pembelajaran yang
melalui kegiatan kolase sangat erat kaitannya dengan perkembangan motorik halus
anak. Anak akan mampu mengikuti pembelajaran dengan lebih mudah karena
lisan dan visual dengan bantuan media yang sesuai disertai dengan contoh-contoh
yang relevan. Media konkret seperti daun kering, kapas, kertas bekas, biji-bijian,
metode demonstrasi. Dalam kegiatan kolase guru menjelaskan dan memberi contoh
langsung menggunakan media konkret seperti daun kering, pasir dan serbuk kayu
diberikan dan dapat menarik minat anak untuk mengikuti pembelajaran sesuai
dengan baik sehingga dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak dan
5. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka berfikir diatas maka berikut ini dapat
METODE PENELITIAN
pada tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 10 orang dengan 4 anak laki-laki dan
6 anak perempuan.
menyatakan bahwa “PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar anak menjadi meningkat” (dalam Agung,
2012).
Menurut Carr dan Kemmis PTK adalah
suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflection) yang dilakukan oleh para
Yulia, 2013:21).
McNiff menyatakan,
PTK adalah sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan oleh guru
sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan
keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh
masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi,
dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran (dalam Kusumah dan
Dwitagama, 2001:8).
Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus namun tidak menutup
kemungkinan dapat dilakukan siklus berikutnya jika tidak memenuhi target yang
telah ditentukan. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,
1. Perencanaan
3. Pengamatan
1. Perencanaan
3. Pengamatan
setelah melakukan obsevasi awal dan menyimpulkan hasilnya, hal dan refleksi awal
terhadap permasalahan proses dan hasil belajar di kelas yang menjadi obyek
kemampuan motorik halus anak. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah membuat
3.6 Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini disusun sesuai dengan tahap indikator yang ingin
keempat menerapkan indikator membuat berbagai bentuk dari daun, kertas, kain
tekhnik kolase dengan memakai berbagai media. Jadi pelaksanaan dengan lima kali
selama satu bulan dalam setiap siklus dan satu kali refleksi dalam setiap siklus.
3.7 Pengamatan
tahap ini proses yang dilakukan adalah dengan mengobservasi kegiatan yang
dengan hasil belajar dan indikator yang ingin dicapai adalah: (1) kemampuan anak
dalam menggambar bebas dengan berbagai media, (2) kemampuan anak dalam
membuat berbagai bentuk dari daun, kertas, kain dan kapas, (3) ketelitian anak
dalam membuat mainan dengan tekhnik menempel, (4) kreativitas anak dalam
mewarnai bentuk gambar sederhana (5) kreativitas anak dalam membuat gambar
3.8 Refleksi
kemampuan motorik halus anak setelah digunanakan media konkret dalam metode
Variabel ialah objek penelitian atau segala sesuatu yang menjadi titik fokus
1) Menurut F.N Kerlinger variabel sebagai “sebuah konsep” seperti halnya laki-
laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran (dalam Agung,
2012:41).
Agung, 2012:41).
3) Menurut Sumadi Suryabrata variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
Penelitian ini akan melibatkan dua variabel yaitu satu variabel bebas
Variabel bebas adalah satu atau lebih dari variabel-variabel yang sengaja
penelitian ini variabel bebasnya adalah metode demonstrasi dan media konkret.
Widya Santhi
suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis tentang suatu objek tertentu” (Agung, 2012) dengan kata lain
untuk mendapatkan data dalam berbagai situasi dan kejadian yang dilakukan.
data tentang kemampuan motorik halus anak, yang dilaksanakan pada saat proses
Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Kemampuan Motorik halus Anak TK Melalui Kegiatan
Kolase
No Indikator Skor
* ** *** ****
1. Menggambar bebas dengan berbagai media
2. Mewarnai bentuk gambar sederhana
3. Membuat berbagai bentuk dari daun, kertas, kain
dan kapas
4. Membuat mainan dengan tekhnik menempel
5. Membuat gambar dengan tekhnik kolase dengan
memakai berbagai media
Keterangan:
* : 1 belum berkembang
** : 2 mulai berkembang
*** : 3 berkembang sesuai harapan
**** : 4 berkembang sangat baik
Mengenai variabel, metode dan alat pengumpulan data dan sumber data
Matrik: Jenis data, metode, alat atau instrument pengumpulan data, sifat data
analisis statistik deskriptif dan metode deskriptif kuantitatif. Kedua jenis metode
analisis statistik deskriptif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan
grafik, angka rata-rata, median (Me), modus (Mo), mean (M) dan standar deviasi,
yang dilakukan adalah menghitung rentangan (R) dengan rumus skor tertinggi (Xt)
dikurangi skor terendah (Xr) ditambah satu, jika hasil lebih kecil dari 15 (R<15)
maka data tersebut disusun kedalam data tabel data tunggal” (dalam Yulia,
2013:28).
1) Menghitung Rentangan
Menghitung rentangan menggunakan rumus sebagai berikut.
R = (Xt – Xr) + 1
Bentuk tabel data tersebut adalah sebagai berikut.
2) Menghitung Modus
Modus suatu data terletak pada nilai yang memiliki frekuensi paling banyak.
Menurut Koyan “modus adalah skor yang paling sering muncul” (Koyan,
2012:13).
3) Menghitung Median
Median merupakan nilai yang membagi data terurut menjadi dua bagian
yang sama. Median suatu data terletak pada nilai yang berada pada frekuensi
kumulatif ½ N. Menurut Koyan “median atau niai tengah adalah nilai yang
M = fX (Koyan, 2012)
f
Keterangan :
M = rata-rata
fX = jumlah skor seluruh anak
f = jumlah anak
f = frekuensi
X = skor
yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-
angka dan atau presentase, mengenai objek yang diteliti, sehingga diperoleh
Keterangan :
M = Rata-rata persen
M = Skor yang dicapai anak secara keseluruhan (mean)
SMI = skor maksimal ideal
dapat ditentukan dengan membandingkan M () atau rata-rata persen kedalam PAP
Tabel 3.5 Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Peningkatan Kemampuan Motorik
Halus.
ini dinyatakan berhasil jika terjadi perubahan positif skor rata-rata dari siklus I ke
siklus berikutnya dan jika dikonversikan pada pedoman PAP skala lima tentang
berbantuan media konkret melalui kegiatan kolase pada anak kelompok B TK Giri
Widya Santhi.