Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEGIATAN 3M

UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS


ANAK KELOMPOK B TK WIDYA KUMARA SARI TUNJUNG

Ni Luh Ratreni1, A.A. Gede Agung2, I Wayan Suwatra3


1
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
2
jurusan Teknologi Pendidikan
3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: 1luhratreni@gmail.com, 2agung2056@yahoo.co.id,3 suwatra-pgsd@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang rendahnya perkembangan motorik halus anak TK
Widya Kumara Sari Tunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan
motorik halus anak setelah diterapkan metode pemberian tugas dan kegiatan 3M di TK Widya Kumara
Sari Tunjung. Data tentang perkembangan motorik halus dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
metode observasi. Metode observasi digunakan untuk mengamati kegiatan anak pada saat pelaksanaan
metode pemberian tugas dan kegiatan 3M dalam peningkatan perkembangan motorik halus anak.
Analisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas dan kegiatan 3M dapat meningkatkan
perkembangan motorik halus anak TK Widya Kumara Sari. Diketahui bahwa terjadi peningkatan
perkembangan motorik halus anak dari siklus I ke siklus II sebesar 24,76%. Rerata perkembangan
motorik halus anak pada siklus I adalah 56,55% berada pada kategori rendah. Rerata perkembangan
motorik halus anak pada siklus II sebesar 81,31% dan berada pada kategori tinggi. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa penerapan metode pemberian tugas dan kegiatan 3M dapat meningkatkan
perkembangan motorik halus anak TK Widya Kumara Sari Tunjung.

Kata Kunci: metode pemberian tugas, kegiatan 3M, perkembangan motorik halus

Abstract
This study lift the problem about the low of students fine motor development at TK Widya Kumara Sari
Tunjung. This study aimed to find the improvement of the students’ fine motor development after
implemented the giving assignment method and 3M activities at TK Widya Kumara Sari Tunjung. The
data about fine motor development in this study was collected by using observation method. The
observation method used to observe the students’ activities when doing the giving assignment method
and 3M activities in improving the students fine motor development. The research analyzed by using
descriptive statistics and descriptive quantitative. The result of the study shows that the implementation
of giving assignment method and 3M activities can improve the development of students’ fine motor at
TK Widya Kumara Sari Tunjung. The result also shows that there are 24,76% improvement of the
development of students’ fine motor from first cycle to second cycle. The average of the improvement in
the first cycle is 56,55% in low category, while in the second cycle is 81,31% in high category. The
conclusion of this study says that the implementation of giving assignment method and 3M activities can
improve the development of the students’ fine motor at TK Widya Kumara Sari Tunjung.

Key words : giving assignment method, 3M activities, fine motor development

1
PENDAHULUAN pembelajaran sesuai dengan usia,
Keberhasilan dalam pembangunan kebutuhan dan minat anak.
nasional ditentukan oleh sumber daya Undang-Undang Dasar Nomor 20
manusia yang memiliki kualitas. Tentunya tentang Sistem Pendidikan Nasional
kualitas sumber daya manusia itu akan menyatakan bahwa “TK merupakan salah
tergantung dari mutu pendidikan yang ada. satu bentuk pendidikan pra sekolah yang
Banyak faktor yang ikut terlibat dalam ada dijalur pendidikan formal yang
rangka meningkatkan mutu pendidikan menyediakan program pendidikan dini bagi
seperti peranan pemerintah, orang tua anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki
siswa, guru dan masyarakat. Peningkatan pendidikan dasar dengan mengutamakan
kualitas pendidikan sumber daya manusia, kegiatan bermain sambil belajar”. Menurut
semestinya dimulai dari anak usia dini. Milestones (2001) “Usia 4-6 tahun
Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya merupakan masa peka bagi anak. Masa ini
adalah pendidikan yang diselenggarakan dapat dikatakan masa emas atau golden
dengan tujuan untuk memfasilitasi age kemampuan dasar. Pengalaman yang
pertumbuhan anak secara menyeluruh atau diperoleh anak dari lingkungan, termasuk
menekankan pada perkembangan seluruh stimulasi yang diberikan oleh orang
aspek kepribadian anak. Pendidikan bagi dewasa, akan mempengaruhi kehidupan
anak usia dini adalah pemberian upaya anak di masa yang akan datang”.
untuk menstimulasi, membimbing, Guru merupakan salah satu tenaga
mengasuh dan pemberian kegiatan pendidik yang membantu mengarahkan
pembelajaran dan keterampilan pada anak anak didiknya ke tingkat yang lebih optimal.
khususnya pada anak Taman Kanak- Guru harus menguasai metode-metode
Kanak. Undang-Undang dasar Nomor 20 pembelajaran di TK. Guru pada anak usia
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dini yang dalam mengajar hanya
Nasional pasal 1 angka 14 menyatakan mengandalkan kertas dan pensil
bahwa “pendidikan anak usia dini (PAUD) menyebabkan anak merasa jenuh atau
adalah suatu upaya pembinaan yang bosan.
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai Menurut Peraturan Menteri
dengan usia enam tahun yang dilakukan Pendidikan Nasional Republik Indonesia
melalui pemberian rangsangan pendidikan Nomor 58 tahun 2009 menyatakan bahwa
untuk membantu pertumbuhan dan “Pendidikan TK seperti halnya pendidikan
perkembangan jasmani dan rohani agar lainnya memerlukan tenaga pengelola dan
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidik yang handal dalam
pendidikan lebih lanjut”. Perkembangan menyelenggarakan pembelajaran yang
anak berlangsung secara sesuai dengan taraf tumbuh kembang anak.
berkesinambungan yang berarti bahwa Para pengelola dan pendidik tersebut harus
tingkat perkembangan yang dicapai pada mampu memfasilitasi anak untuk berkreasi,
suatu tahap diharapkan meningkat baik bereksplorasi dan berinteraksi dengan
secara kuantitatif maupun kualitatif pada lingkungan untuk mendapatkan
tahap selanjutnya. pengalaman yang bermanfaat bagi
Setiap anak adalah unik karena pembentukan kemampuan dasar anak”.
perkembangan anak berbeda satu sama Menurut Peraturan Menteri pendidikan
lain yang dipengaruhi oleh faktor internal Nasional Republik Indonesia Nomor 58
dan eksternal. Keterlibatan orang tua dan tahun 2009 menyatakan bahwa “tujuan
orang dewasa dibutuhkan untuk pendidikan Taman Kanak-kanak adalah
memberikan rangsangan yang bersifat membantu anak didik mengembangkan
menyeluruh dan terpadu yang meliputi berbagai potensi baik psikis dan fisik yang
pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi meliputi lingkup perkembangan nilai agama
dan perlindungan yang diberikan secara dan moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa,
konsisten. Upaya yang mampu serta sosial emosional kemandirian”.
memfasilitasi anak dalam masa tumbuh Fasilitas sarana dan prasarana perlu
kembangnya kegiatan pendidikan dan tersedia secara lengkap di TK agar
penyelenggaraan pelayanan pendidikan
2
bagi anak didik di TK benar-benar berjalan adalah metode yang memberikan
dengan dapat tercapai baik. Hasil yang kesempatan kepada siswa untuk
optimal dengan menciptakan suatu metode melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk
bermain yang membantu anak-anak guru secara langsung. Dengan metode ini
memahami suatu hal dengan menciptakan siswa dapat mengenali fungsinya secara
suatu hal yang rileks, santai tanpa paksaan. nyata. Tugas dapat diberikan kepada
Dalam setiap jenis alat permainan kelompok atau perorangan.
mencakup kebutuhan emosi, sosialisasi, Menurut Moeslichatoen (1999:182)
bahasa, penalaran, pengamatan dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pendengaran. penentuan metode pemberian tugas yaitu
Menurut Pamadhi (2008:8.10) tugas itu harus cukup jelas rinciannya, agar
“pelaksanaan pendidikan perlu tugas itu mudah dipahami, tugas yang
memperhatikan penggunaan metode dan diberikan guru harus jelas kaitannya
media pembelajaran penunjang agar tujuan dengan hal-hal konkret yang dihadapi anak
pembelajaran dapat tercapai. Media yang sehari-hari, pemberian tugas secara lisan
digunakan untuk pendidikan anak usia dini harus cukup singkat tetapi rinci agar tiap
sangat mendukung didalam pembelajaran anak memahami tugas yang harus
untuk meningkatkan tahap perkembangan diselesaikan. Zuharini (1997:44)
anak sehingga mencapai hasil yang menyebutkan keunggulan metode
optimal. Media yang akan digunakan untuk pemberian tugas yaitu “sangat baik untuk
mengetahui perkembangan motorik halus mengisi waktu luang dengan hal-hal yang
anak yakni media kegiatan 3M. Media kontruktif, memupuk rasa tanggungjawab
tersebut media yang tidak terlalu mahal dan dalam segala tugas pekerjaan, hal ini
tidak terlalu sulit untuk diterapkan serta dikarenakan dalam metode ini anak harus
cukup efektif untuk mencapai tujuan mempertanggungjawabkan segala sesuatu
belajar”. yang telah dikerjakan. Manfaat lainnya yaitu
Penerapan pemanfaatan media 3M memberi kebiasaan anak untuk belajar, dan
dilaksanakan dengan metode pemberian memberi tugas anak yang bersifat praktis”.
tugas. Moeslichatoen (2004:96), Selain keunggulan ada kelemahan metode
menjelaskan “ Metode pemberian tugas pemberian tugas. Menurut Sumantari et al
adalah tugas atau pekerjaan yang sengaja (1998/1999:153) menyebutkan bahwa
diberikan kepada anak TK yang harus “kelemahan metode pemberian tugas
dilaksanakan dengan baik”. Metode adalah sulit mengontrol peserta didik
pemberian tugas diharapkan mampu apakah belajar sendiri atau beserta orang
memberikan hasil optimal dalam lain dan sulit memberikan tugas yang
pembelajaran dan dapat meningkatkan sesuai dengan perbedaan individual”
perkembangan motorik halus anak dalam Manfaat metode pemberian tugas
kegiatan 3M. Metode pemberian tugas menurut Moeslichatoen (1999) adalah
adalah metode yang dimaksudkan sebagai yaitu pemberian tugas bila
pemberian tugas-tugas kepada anak baik dirancang dengan tepat dan proporsional
untuk di rumah atau di sekolah yang akan dapat meningkatkan bagaimana cara
mempertanggungjawabkan kepada guru belajar yang benar. Pemberian tugas yang
(Munsyi, 1987:21). Roestiyah (1998) diberikan secara teratur, berkala, dan ajeg
menjelaskan bahwa pemberian tugas dapat akan menanamkan kebiasaan dan sikap
diartikan pekerjaan rumah, tetapi belajar yang positif yang pada gilirannya
sebenarnya ada perbedaan antara dapat memotivasi anak untuk belajar
pemberian tugas dan pekerjaan rumah, sendiri, berlatih sendiri, mempelajari
untuk pekerjaan rumah guru menyuruh kembali sendiri. Pemberian tugas secara
anak membaca buku kemudian memberi tepat dan dirancang secara seksama dapat
pertanyaan-pertanyaan di kelas, tetapi menghasilkan prestasi belajar optimal.
dalam pemberian tugas guru menyuruh Selain manfaat sebagai petunjuk dalam
anak membaca dan menambahkan tugas. penerapan metode pemberian tugas
Dari beberapa uraian diatas dapat Roestiyah (1989) mengemukakan perlunya
disimpulkan, bahwa pemberian tugas memperhatikan langkah-langkah yaitu
3
“Merumuskan tujuan khusus dari tugas dan menempel. Menurut Pamadhi
yang diberikan. Pertimbangkan betul-betul (2008:7.5) ”mewarnai merupakan hasil
apakah pemilihan teknik pemberian tugas karya anak saat membubuhkan warna
itu telah tepat untuk mencapai tujuan yang melalui berbagai media baik pada saat
anda rumuskan. Guru juga perlu anak sedang menggambar atau meletakkan
merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan warna pada saat mengisi bidang-bidang
mudah dimengerti”. gambar yang harus diwarnai”. Menggunting
Teknik pemberian tugas biasanya merupakan kegiatan menggunakan alat
digunakan dengan tujuan agar anak yang bertujuan melatih keterampilan anak.
memiliki hasil belajar yang lebih mantap, Kegiatan terakhir dari 3M adalah
karena anak melaksanakan latihan-latihan menempel. Setelah anak mampu melalui
selama mengerjakan tugas. Dalam proses kegiatan mewarnai, kemudian
itu anak dapat lebih terintegrasi akibat menggunting, maka kegiatan menempel
pendalaman dan pengalaman siswa yang merupakan tahap yang dilakukan tersendiri.
berbeda-beda pada saat menghadapi Berbicara tentang bahan dan alat
masalah atau situasi yang baru. Disamping yang digunakan dalam kegiatan 3M,
itu, siswa juga dididik untuk meningkatkan Pamdhi (2011:7.11) menyebutkan bahwa
pengetahuan dan keterampilan, aktivitas bahan dan alat untuk kegiatan 3M adalah
dan rasa tanggungjawab serta kemampuan Lem kertas, dapat kita siapkan lem yang
siswa untuk memanfaatkan waktu belajar mudah digunakan oleh anak, Pewarna,
secara efektif dengan mengisi kegiatan bahan pewarna yang digunakan adalah
yang berguna dan konstruktif. bahan yang tidak membahayakan bagi
Dari uraian diatas maka langkah- anak. Bahan lainnya yaitu Kertas,
langkah penerapan metode pemberian merupakan bahan pokok dari kegiatan ini,
tugas yang biasa dilaksanakan di lembaga gunting, merupakan alat yang tidak bisa
Taman Kanak-Kanak meliputi membuat digantikan dengan alat lain selain gunting
persiapan sesuai dengan tema yang akan itu sendiri. Penggaris, pensil digunakan
diajarkan. Menyiapkan alat dan bahan yang untuk membuat pola yang akan digunting.
akan dipakai dalam pembelajaran. Spidol sebagai alat tambahan untuk
Memberikan penjelasan khusus tentang pewarna. Selain mengetahui bahan dan
kegiatan yang akan dilaksanakan. alat dalam kegiatan 3M, kita juga harus
Membagikan alat dan bahan yang akan memperhatikan cara-cara yang dilakukan
dipakai dalam pembelajaran. Mengamati dalam kegiatan 3M yaitu memilih tema,
proses kerja siswa individu maupun didalam memilih tema kita harus
kelompok. Merangkum hasil kegiatan anak disesuaikan dengan lingkungan sekitar
dan menilain perkembangan kemampuan anak. Penyajian, penyajian dalam kegiatan
anak. 3M dimulai dari yang sederhana kearah
Menurut Pamadhi (2008), ”kegiatan yang lebih sulit, proses kreativitas 3M.
3M merupakan kegiatan yang mempunyai Perkembangan motorik halus anak
kaitan dengan kemampuan-kemampuan berkembang secara gradual dengan
menggunakan alat serta melatih motorik pengalaman, pelatihan, dan perkembangan
halus anak karena motorik halus anak ini neurologis. Perkembangan kemampuan ini
akan menjadi dasar kemampuan sensitif sering kali kurang diperhatikan oleh
anak terhadap gejala-gejala yang pendidik. Hal ini disebabkan oleh masih
melingkupi kehidupan anak baik masa anak kurangnya pengetahuan terhadap
maupun setelah dewasa”. Kegiatan 3M perkembangan motorik halus yang
menjadi satu kegiatan, karena dari ketiga merupakan bagian yang tidak terpisahkan
kegiatan ini hampir tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan anak sehari-hari.
Maka dari itu sebuah objek gambar dapat Menurut Firdani, dkk (2008:51)
dipisah-pisahkan dalam pengerjaannya, bahwa ”perkembangan motorik diartikan
tetapi setelah masing-masing dari gambar sebagai perkembangan dari unsur
itu selesai dikerjakan akan dipertemukan kematangan dan pengendalian gerak
menjadi satu gambar yang utuh. Kegiatan tubuh. Ada tiga unsur yang menentukan
3M tersebut adalah mewarnai, menggunting dalam perkembangan motorik, yaitu otak,
4
syaraf, dan otot. Ketiga unsur tersebut kondisi pasca lahir, berkaitan dengan
melaksanakan masing-masing perannya kondisi lingkungan sekitar yang dapat
secara interaktif positif ketika motorik menghambat/mempercepat laju
bekerja, artinya unsur-unsur yang satu perkembangan motoriknya, ada tidaknya
saling berkaitan, saling menunjang, saling rangsangan, dorongan,dan kesempatan
melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk menggerakkan semua anggota
untuk mencapai kondisi motoris yang lebih tubuh, cacat fisik, akan dapat
sempurna keadaannya. Jadi ketiga unsur memperlambat perkembangan motorik
itu saling bekerjasama sehingga anak. Tugas perkembangan anak yang
membentuk suatu gerakan yang bertujuan penting dalam masa TK dan dalam tahun-
misalnya berbicara, berjalan, berlari, tahun permulaan sekolah terdiri atas
menulis, menggambar, dan sebagainya” perkembangan motorik yang didasarkan
”Motorik halus adalah gerakan yang pada penggunaan kumpulan otot yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu berbeda secara terkoordinasi”. Elizabet
dan dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) (1978) menjelaskan bahwa dalam proses
serta memerlukan koordinasi yang cermat” perkembangan motorik tersebut ada
(Abbas, 2008). Selain itu menurut Hurlock beberapa prinsip perkembangan motorik
(1978:5) dijelaskan bahwa perkembangan berdasarkan beberapa hasil penelitian yang
motorik adalah perkembangan cukup lama yaitu perkembangan motorik
pengendalian gerakan jasmaniah melalui bergantung pada kematangan otot dan
kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot saraf, belajar keterampilan motorik tidak
saraf yang terkoordinasi. Berbicara tentang terjadi sebelum anak matang,
motorik halus, tidak terlepas dari tahap perkembangan motorik mengikuti pola yang
perkembangan kemampuan motorik halus. dapat diramalkan dari kepala ke kaki dan
Abbas (2008:26) menyebutkan bahwa dari sendi utama kebagian terkecil,
”tahap perkembangan motori halus anak dimungkinkan menentukan norma
adalah Tahap perkembangan menggambar: perkembangan motorik, terjadi perubahan
coretan acak, coretan terarah, penambahan individual dalam laju perkembangan
garis titik dibulatan lonjong, muncul gambar motorik.
kepala besar, muncul topi pada kepala Dalam pengembangan motorik
besar, gambar tangan pada kepala besar, halus pendidik perlu memanfaatkan sumber
garis tangan menopang objek. Tahap daya alam di daerah masing-masing. Kerja
perkembangan anak mewarnai: warna sama dengan instansi pemerintah, swasta
acak, warna mulai mengumpul, warna dan industri yang terkait dengan program
mengumpul objek tapi masih menabrak aktivitas anak TK perlu dibina secara
garis, gambar sudah rapi dan penuh. Tahap intensif sehingga tujuan untuk menciptakan
perkembangan anak melukis: bercak warna sumber daya manusia yang berdaya saing
secara acak, warna bergabung dengan tinggi tercapai. Salah satu dari
warna lain. Tahap perkembangan pengembangan kemampuan anak usia dini,
menggunting: menggunting sekitar yaitu pengembangan kemampuan
pinggiran kertas, menggunting diantara dua khususnya motorik halus anak kelompok B
garis, menggunting berbagai macam semester II tahun pelajaran 2012/2013 di
bentuk”. TK Widya Kumara Sari Tunjung masih
Endang (2007) mengemukakan ada rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil karya
beberapa faktor yang mempengaruhi anak dan kelenturan jari-jemari anak dalam
perkembangan motorik anak yang melaksanakan kegiatan 3M dimana dari 11
menyebabkan perbedaan individual antara orang anak 9 diantaranya mendapat nilai
anak yang satu dan lainnya yaitu ” sifat kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan
dasar genetik, keaktifan janin dalam setiap diberikan kegiatan 3M anak tidak
kandungan, kondisi pranatal yang mau melakukannya dan mereka asyik
menyenangkan, khususnya kondidi ibu dan bermain sampai proses pembelajaran
gizi makanan sang ibu, proses kelahiran, selesai. Jika hal ini dibiarkan terus-
apabila ada kerusakan pada otak akan menerus, maka akan dapat menghambat
memperlambat perkembangan motoriknya,
5
perkembangan motorik halus anak. Menurut Agung (2010:2) “PTK sebagai
Masalah tersebut harus segera diatasi. suatu bentuk penelitian yang bersifat
Pemecahan masalah tersebut reflektif dengan melakukan tindakan-
dilakukan dengan mengadakan penelitian. tindakan tertentu agar dapat memperbaiki
Penelitian ini memilih penerapan metode dan atau meningkatkan praktek-praktek
pemberian tugas dan kegiatan 3M. Hal ini pembelajaran di kelas secara lebih
dilakukan karena dengan menerapkan profesional”. Selain itu Suyanto (2007:1)
metode pemberian tugas dan kegiatan 3M menyatakan “PTK merupakan salah satu
secara terstruktur sangat efektif dan efisien upaya praktis dalam bentuk melakukan
untuk menumbuh kembangkan motivasi kegiatan untuk memperbaiki dan atau
belajar anak. Keberhasilan banyak meningkatkan mutu pembelajaran dikelas.
dipengaruhi oleh terciptanya suatu kondisi PTK merupakan kegiatan yang langsung
dalam belajar yang menyenangkan serta berhubungan dengan tugas guru sehari-hari
keadaan ruang belajar yang di lapangan atau di kelas sehingga
menyenangkan, kondusif dan harmonis merupakan hal yang mereka kenal dan
antar pendidik dan anak didik, dimana anak hayati dengan baik. Singkatnya, PTK
didik merasa senang dan termotivasi dalam merupakan penelitian praktis yang
mengikuti pelajaran. dilakukan sebagai refleksi pengajaran dan
Tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan untuk memperbaiki praktik
untuk mengetahui peningkatan pembelajaran yang ada saat ini”.
perkembangan motorik halus anak setelah Pengumpulan data perkembangan
diterapkannya metode pemberian tugas motorik halus digunakan metode observasi
dan kegiatan 3M pada anak kelompok B terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
semester II tahun ajaran 2012/2013 di TK anak pada proses belajar mengajar
Widya Kumara Sari Tunjung, Kecamatan berlangsung. Instrumen yang digunakan
Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. dalam pengumpulan data tersebut berupa
lembar observasi. Dalam buku pengantar
metodologi penelitian dikemukakan bahwa
METODE “metode observasi adalah suatu cara
Penelitian ini dilaksanakan pada memperoleh data dengan jalan
semester II tahun pelajaran 2012/2013. mengadakan pengamatan dan pencatatan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara sistematis tentang sesuatu objek
pada kelompok B di TK Widya Kumara Sari tertentu “ (Agung, 2011:61). Dalam
Tunjung Kecamatan Kubutambahan penelitian ini, metode observasi digunakan
kabupaten Buleleng. Subyek Penelitian ini untuk mengumpulkan data tentang
adalah siswa TK Widya Kumara Sari perkembangan motorik halus.
Tunjung Tahun ajaran 2012/2013 yang Penelitian tindakan kelas ini
berjumlah 11 orang, 8 orang siswa menggunakan dua metode analisis data
perempuan 3 orang siswa laki-laki. Siswa yaitu, metode analisis statistik deskriptif dan
ini dipilih menjadi subjek penelitian metode deskriptif kuantitatif. Agung
mengingat di TK Widya Kumara Sari (2010:70) menyatakan bahwa:”Metode
Tunjung pada kelompok B semester II analisis statistik deskriptif adalah cara
tahun ajaran 2012/2013 ditemukan pengolahan data yang dilakukan dengan
permasalahan-permasalahan seperti yang jalan menerapan teknik dan rumus-rumus
telah dipaparkan dalam latar belakang. statistik deskriptif seperti distribusi
Objek yang ditangani dalam penelitian ini frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean),
adalah kemampuan motorik halus pada median (Me), dan Modus (Mo) untuk
siswa TK Widya Kumara sari tunjung pada menggambarkan keadaan suatu objek
kelompok B semester II. tertentu sehingga diperoleh kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dalam 2 umum”. Dalam penerapan metode analisis
siklus. Pada akhir siklus I ditandai dengan statistik dekskriptif ini, data yang diperoleh
pelaksanaan kegiatan 3M, demikian juga dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan
pada pelaksanaan siklus II. Penelitian ini ke dalam: tabel distribusi frekuensi,
tergolong penelitian tindakan kelas (PTK). menghitung angka rata-rata (mean),
6
menghitung median, menghitung modus, Data peningkatan perkembangan
menyajikan data ke dalam grafik polygon. motorik halus pada penelitian siklus II
disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi untuk memudahkan menghitung
HASIL DAN PEMBAHASAN mean (M), median (Me), modus (Mo), grafik
Data peningkatan perkembangan polygon dan membandingkan rata-rata atau
motorik halus pada penelitian siklus I mean dengan model PAP skala lima.
disajikan didalam tabel distribusi frekuensi Setelah data diolah didapatkan M sebesar
untuk memudahkan menghitung mean (M), 14,63, Me sebesar 16,00 dan Modus
median (Me), modus (Mo), grafik polygon sebesar 17,00. Ketiga data tersebut
dan membandingkan rata-rata atau mean disajikan kedalam grafik polygon yang
dengan model PAP skala lima. Setelah data dapat digambarkan sebagai berikut dalam
diolah didapatkan M sebesar 10,18, Me gambar 2
sebesar 11,00 dan Modus sebesar 13,00.
Ketiga data tersebut disajikan kedalam
grafik polygon yang digambarkan sebagai
berikut dalam gambar 1. 3,5

3
y 2,5

2
5
1,5
4
1

0,5
3
0
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
2
Mo = 17,00

Md = 16,00
1

x M = 14,63

0
6 7 8 9 10 11 12 13 14

Mo = 13,00 Gambar 2. Data tentang perkembangan


Md = 11,00 motorik halus anak siklus II
M = 10,18
Berdasarkan perhitungan data grafik
Gambar 1.Data tentang perkembangan polygon diatas terlihat Mo>Md>M
motorik halus anak siklus I (17.00>16,00>14,63) sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebaran data-data
Berdasarkan perhitungan dari grafik perkembangan motorik halus anak pada
polygon diatas terlihat Mo>Md>M siklus II merupakan kurva juling negatif.
(13,00>11,00>10,18), sehingga dapat Dalam menentukan tingkat perkembangan
disimpulkan bahwa perkembangan motorik motorik halus anak dapat dihitung dengan
halus pada siklus I merupakan kurva juling membandingkan rata-rata persen (M%)
negatif, dalam menentukan perkembangan dengan kreteria PAP skala lima.
motorik halus dihitung dengan Nilai M% sebesar 81,31% jika
membandingkan M% dengan kriteria PAP dikonversikan kedalam PAP skala lima
skala lima. Nilai M% =56,55 yang berada pada tingkat penguasaan 80-89%
dikonversikan kedalam PAP skala lima yang berarti bahwa perkembangan motorik
berada pada tingkat penguasaan 50-59% halus anak kelompok B di TK Widya
yang berarti bahwa perkembangan motorik Kumara Sari Tunjung pada siklus II berada
halus anak kelompok B di TK Widya pada kriteria tinggi. Pedoman Penilaian
Kumara Sari pada siklus I pada kriteria Acuan Patokan (PAP) Skala Lima (Agung,
rendah. 2010: 9) dapat dilihat seperti tabel 1
dibawah ini

7
Tabel 1. Pedoman PAP Skala Lima Adapun temuan-temuan yang
tentang perkembangan motorik diperoleh selama siklus II adalah secara
halus anak dan kegiatan 3M. garis besar proses pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan rencana
Persentase Perkembangan pelaksanaan pembelajaran yang
Motorik Halus direncanakan oleh peneliti, sehingga hasil
90 – 100 Sangat Tinggi belajar yang diharapkan dapat tercapai.
80 – 89 Tinggi Anak yang kemampuannya menggerakkan
65 – 79 Cukup Aktif/Sedang jari-jemarinya kurang dalam proses
55 – 64 Rendah pembelajaran menjadi baik. Peneliti dalam
0 – 54 Sangat Rendah hal ini berperan sebagai guru yang
memberi motivasi pada anak apabila ada
anak yang belum bisa mengerjakan tugas
Berdasarkan hasil pengamatan dan
yang diberikan pada saat kegiatan. Anak
temuan peneliti selama pelaksanaan
sudah mampu berkosentrasi dan
tindakan pada siklus I terdapat beberapa
memperhatikan guru dengan baik pada
masalah yang menyebabkan
saat aturan dilakukan sehingga guru tidak
perkembangan motorik halus anak masih
perlu mengulang beberapa kali dalam
berada pada kriteria rendah. Adapun
melakukan kegiatan 3M. Secara umum
kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat
proses pembelajaran peningkatan
penerapan siklus I antara lain: Masih
perkembangan motorik halus dan kegiatan
terdapat beberapa anak yang tidak
3M sudah berjalan dengan baik. Hal ini
mengikuti aturan bermain sehingga kurang
terlihat dari adanya peningkatan rata-rata
mampu dalam kegiatan pembelajaran.
persentase (M%) dari siklud I ke siklus II.
Beberapa anak asyik bermain dan tidak
Peneliti memandang penelitian ini cukup
mau berhenti ketika kegiatan pembelajaran
sampai di siklus II dan tidak dilanjutkan ke
selesai. Anak masih terlihat bingung
siklus berikutnya.
dengan kegiatan 3M yang peneliti gunakan.
Berdasarkan hasil analisis statistik
Beberapa anak tidak menyukai media yang
deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif
dipakai dalam kegiatan 3M karena kurang
diperoleh rata-rata persentase
menarik disebebkan media yang digunakan
perkembangan motorik halus anak dan
dalam ukuran kecil.
kegiatan 3M pada siklus I sebesar 56,55%
Adapun solusi yang dilakukan untuk
dan rata-rata perkembangan motorik anak
mengatasi kendala-kendala diatas adalah
dan kegiatan 3M pada siklus II sebesar
guru lebih mempertegas tujuan dari
81,31% ini menunjukkan adanya
dilakukannya metode pemberian tugas atau
peningkatan rata-rata persentase siklus I ke
aturan bermain. Mensosialisasikan kembali
siklus II sebesar 24,76%.
kegiatan 3M mencari media, dengan
Peningkatan perkembangan motorik
kegiatan pembelajaran seperti itu sehingga
halus diakibatkan adanya penerapan
pertemuan berikutnya anak akan lebih
metode pemberian tugas yang efektif,
terbiasa dalam mengikuti pembelajaran.
dengan kegiatan 3M yang menarik yang
Membuat kegiatan 3M yang menarik bagi
dapat merangsang anak didik untuk
anak dengan menyiapkan gambar yang
melakukan kegiatan dengan senang. Hal ini
menarik dan lebih besar dari sebelumnya.
membuat tercapainya tujuan keberhasilan
Setelah diadakan perbaikan pada
dalam perkembangan motorik halus serta
proses pembelajaran dan pelaksanaan
ruang gerak dan waktu yang seluas-
tindakan pada siklus I, maka pada
luasnya kepada anak didik untuk
pelaksanaan siklus II tampak peningkatan
mengaktualisasi diri kemampuan dalam
perkembangan motorik halus anak dalam
proses pembelajaran. Keberhasilan banyak
kegiatan 3M. hal ini yang menunjukkan
dipengaruhi oleh terciptanya suasana
peningkatan tingkat penguasaan pada
kondisi ruang belajar menyenangkan
kriteria rendah pada siklus I meningkat
dimana anak didik merasa senang dan
menjadi kriteria tinggi pada siklus II.
termotivasi belajar. Berdasarkan hasil
penelitian dan uraian ini berarti bahwa
8
penerapan metode pemberian tugas dan -------. 2011. Metodologi Penelitian
kegiatan 3M dapat meningkatkan Pendidikan Suatu Pengantar.
perkembangan motorik halus anak Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan
kelompok B semester II tahun ajaran Undiksha
2012/2013 di TK Widya Kumara Sari
Abbas, Saleh. 2008. Pengembangan
Tunjung.
Kemampuan Motorik Halus di TK.
Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan
Undiksha singaraja
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan Bealy. 1998. Psikologi Perkembangan
pembahasan yang telah diuraikan diatas, Anak. Bandung: PT Rosdakarya.
dapat disimpulkan bahwa penerapan Firdani, Lara, Wulan. 2008. Evaluasi
metode pemberian tugas dan kegiatan 3M Perkembangan Anak Usia Dini.
dapat meningkatkan perkembangan motorik Jakarta: Universitas Terbuka.
halus anak pada kelompok B semester II
tahun pelajaran 2012/2013 di TK Widya Munsyi. 1987. Metode Pembelajaran di
Kumara Sari Tunjung. Rata-rata persentase Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
perkembangan motorik halus anak pada Rineka Cipta.
siklus I sebesar 56,55% berada pada Milestones . 2011. Perkembangan Motorik.
kreteria rendah menjadi sebesar 81,31% Jakarta: Erlangga.
pada siklus II yang berada pada kategori
tinggi. Hurlock E.B. 1978. Perkembangan Anak
Berdasarkan simpulan penelitian Jilid I. Solo: Erlangga.
tersebut diatas, dapat dikemukakan Koyan, I Wayan. 2009. Statistik Dasar dan
beberapa saran. Kepada siswa, disarankan Lanjut (Teknik Analisis Data
lebih aktif dalam mengikuti kegiatan Kuantitatif). Singaraja: Program Studi
pembelajaran agar cepat memahami dan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
dapat meningkatkan kemampuan yang Program Pasca Sarjana Universitas
dimiliki. Kepada guru, disarankan lebih Pendidikan Ganesha Singaraja.
kreatif, inovatif dan aktif dalam menyiapkan
media pembelajaran dan memilih metode Moeslichatoen R. 1999. Metode Pengajaran
pembelajaran yang disesuaikan dengan Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
tema pembelajaran. Hal ini membuat anak Universitas Terbuka.
lebih tertarik dalam melaksanakan kegiatan Pamadhi, Hajar. 2008. Materi Pokok Seni
pembelajaran dan suasana pembelajaran Keterampilan Anak. Jakarta: PT
akan menyenangkan. Kepada kepala Rineka Cipta.
sekolah, disarankan agar mampu
memberikan informasi tentang metode Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
pembelajaran dan media belajar pada Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
proses pembelajaran yang nantinya mampu 2009, tentang Standar Pendidikan
meningkatkan perkembangan kemampuan Anak usia Dini. Jakarta: Departemen
anak. Kepada peneliti lain hendaknya dapat Pendidikan Nasional Direktorat
melaksanakan PTK dengan berbagai Jenderal Manajemen Pendidikan
metode dan media pembelajaran lain yang Dasar dan Menengah Direktorat
belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam Pembina TK dan SD.
penelitian ini, dengan adanya penelitian ini Roestiyah N.K.1998. Teknik Belajar
dapat dijadikan sebagai pembanding dalam Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
melakukan suatu penelitian berikut.
Resjoyo. 1992. Pendidikan seni rupa.
DAFTAR RUJUKAN Jakarta: Erlangga.

Agung, A. A. Gede. 2010. Bahan Kuliah Undang-Undang Nomor 20 tentang Sistem


Statistika Deskriptif. Singaraja: Pendidikan Nasional.
Fakultas Ilmu Pendidikan Ganesha.

9
Wendra. 2007. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Bandung: Bumi Angkasa.
Zuharini. 1997. Metode Pemberian Tugas.
Jakarta: Depdikbud.

10

Anda mungkin juga menyukai