Abstract
The assets of the area used by the user objects, not all put to good use. Not yet benfits assets show that stillneed
to be there to take advantage of asset optimization. The purpose of this research is to analyze the factors cause
the idle assets area and determine strategies to optimize asset idle area of Central Java province. This type of
research is descriptive qualitative with data analysis technique used in this research is descriptive andanalysis
technique AHP (analysis Hierarchy process). Informants from this research consists of 8 keyperson consisting
ofacademician and government instituion surroundings of Central Java province. The results of research using
the AHP first criteria i.e., the lease factor, the second factor in human resources, the third factor in the next
budget, audit, legal factorsand the last regulatory factors. Alternative program namely with regardfor thevalue
of the lease based on the condition of the assets. Next is to increase human resources in the management of the
assets as well as increasing human resource in the management of assets.
32
Shara Meilyanti Anartany & Deky Aji Suseno/ Economics Development Analysis Journal 7 (1) (2018)
terdapat beberapa tahap, yaitu: perencanaan Dinas Pengelolaan Pendapatan dan 3 6.66
Aset Daerah Provinsi Jawa T engah
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, Dinas Sosial Provinsi Jawa T engah 6 13.33
penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan Dinas Kelautan dan Perikanan 15 33.33
Provinsi Jawa T engah
pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa 5 11.11
pemusnahan, penghapusan, penatausahaan dan T engah
Dinas Bina Marga Provinsi Jawa 4 8.88
pembinaan, pengawasan dan pengendalian. T engah
Dalam pelaksanaan pengelolaan aset daerah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1 2.22
Provinsi Jawa T engah
pengelola aset daerah harus mengikuti prinsip Jumlah 45 100
akuntabilitas publik. Akuntabilitas yang Sumber: BPKAD, 2017
dipenuhi paling tidak meliputi akuntabilitas
kejujuran dan akuntabilitas hukum, akuntabilitas
33
Shara Meilyanti Anartany & Deky Aji Suseno/ Economics Development Analysis Journal 7 (1) (2018)
Berdasarkan tabel 1, jumlah aset idle dan akademisi dari Fakultas Ekonomi
daerah milik Provinsi Jawa Tengah sampai Universitas Negeri Semarang. Data sekunder
tahun 2016 sebanyak 45 aset. Jumlah tersebut yaitu data yang diperoleh dengan melakukan
adalah hasil verifikasi aset idle yang dilakukan penelaah studi-studi dokumen yang
oleh instansi pemerintah di Provinsi Jawa berhubungan dengan masalah-masalah yang
Tengah. Jenis aset idle tersebut berupa tanah dan diteliti yang bersumber dari Kementerian
bangunan yang tidak digunakan oleh pengguna Keuangan Republik Indonesia dan Badan
barang. Aset idle yang dimiliki perlu Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
dioptimalkan agar bisa memberikan kontribusi Jawa Tengah.
untuk pendapatan aset daerah. Penetapan aset Teknik pengumpulan data yang
daerah menjadi aset daerah idle harus memenuhi digunakan dalam penelitian adalah observasi,
beberapa kriteria yaitu: barang milik daerah wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. 1)
dalam penguasaaan pengguna barang yang tidak Observasi yaitu mengumpulkan data melalui
digunakan dan yang tidak digunakan tetapi tidak pengamatan secara langsung terhadap obyek
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Aset daerah yang diteliti dengan cara survey ke lapangan. 2)
idle yang berada dalam penguasaan pengguna Wawancara yaitu melakukan komunikasi secara
barang harus dikembalikan kepada pengelola langsung dengan pihak instansi yang berwenang
barang. Tujuannya agar pengelola barang bisa mengenai pelaksanaan penyerapan anggaran
memanfaatkan aset tersebut sehingga tidak ada instansi. 3) Kuesioner adalah mengumpulkan
aset idle yang menganggur. data dengan cara memberikan pertanyaan
Menurut Jusmin (2013) ada beberapa tertulis berupa kuesioner AHP kepada keyperson
faktor yang menyebabkan aset daerah idle. Salah untuk dijawab. 4) Dokumentasi yaitu
satu penyebab aset daerah idle adalah mengumpulkan data berupa data-data dari
ketidaktertiban dalam pengelolaan data barang laporan bulanan penyerapan anggaran yang
atau aset. Ini menyebabkan pemerintah daerah berhubungan dengan obyek yang diteliti.
akan mengalami kesulitan untuk mengetahui Penelitian ini menggunakan tenik analisis
secara pasti aset yang dikuasai/dikelolanya, deskriptif dan teknik analisis hirarki proses
sehingga aset-aset yang dikelola pemerintah (AHP). Teknik analisis deskriptif digunakan
daerah cenderung tidak optimal dalam untuk menjawab rumusan masalah pertama
penggunaannya. Optimalisasi pengelolaan aset yaitu mengetahui faktor-faktor penyebab tidak
daerah dilaksanakan untuk meningkatkan optimalnya aset idle daerah Provinsi Jawa
pemanfaatan dan pemberdayaan aset daerah Tengah sehingga melalui observasi, wawancara,
serta mendukung peningkatan pendapatan asli dan dokumentasi maka diperoleh data-data
daerah. mengenai permasalahan tersebut. Sedangkan
Tujuan penelitian ini adalah untuk metode AHP untuk menjawab rumusan masalah
menganalisis faktor-faktor penyebab aset idle yang kedua yaitu menentukan strategi
daerah Provinsi Jawa Tengah dan menentukan optimalisasi aset idle daerah Provinsi Jawa
strategi optimalisasi aset idle daerah Provinsi Tengah melalui kuesioner yang diberikan kepada
Jawa Tengah yang sesuai untuk mengatasi keyperson yang telah ditentukan dan memiliki
permasalahan terkait aset idle daerah. pengetahuan dan keahlian untuk mengatasi
permasalahan terkait optimalisasi aset idle
METODE PENELITIAN daerah Provinsi Jawa Tengah..
Jenis penelitian ini yaitu penelitian
HASIL DAN PEMB AHASAN
deskriptif kualitatif dan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data Analisis deskriptif digunakan untuk
sekunder. Data primer adalah data yang menjelaskan mengenai kondisi dan
dikumpulkan langsung dari informan kunci permasalahan yang masih terjadi pada
(keyperson) yaitu dari pihak instansi pemerintah
34
Shara Meilyanti Anartany & Deky Aji Suseno/ Economics Development Analysis Journal 7 (1) (2018)
pengelolaan aset daerah yang berakibat Faktor sewa terjadi karena tarif sewa yang
munculnya aset idle daerah Provinsi Jawa ditentukan berdasarkan lokasi aset. Padahal
Tengah. Berdasarkan penelitian yang telah kondisi aset juga mempengaruhi proses sewa
dilakukan ada beberapa faktor penyebab aset idle aset. Kondisi aset yang tidak baik sedangkan nilai
daerah Provinsi Jawa Tengah, yaitu: faktor legal sewa aset yang tinggi dianggap tidak sesuai.
audit, faktor sumber daya manusia, faktor Faktor anggaran disebabkan kurangnya
regulasi, faktor sewa dan faktot anggaran. Faktor anggaran untuk pengelolaan aset mengakibatkan
legal audit terjadi karena aset yang dimiliki oleh pengelolaan aset tidak optimal. Hal tersebut
pemerintah Provinsi Jawa Tengah digunakan terjadi karena anggaran dibutuhkan untuk
oleh warga secara ilegal. Hal tersebut pemeliharaan aset agar aset bisa menarik pihak
menyulitkan untuk pemanfaatan aset sehingga yang akan memanfaatkan aset daerah milik
menjadikan aset tersebut dalam kondisi idle. pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Faktor sumber daya manusia terjadi Berdasarkan hasil perhitungan AHP
karena sumber daya manusia di bidang menunjukan bahwa kriteria aspek sewa memiliki
pengelolaan aset daerah belum sesuai dengan nilai bobot tertinggi yaitu 0.542. Kriteria
bidang keahlian. Hal tersebut menyulitkan untuk berikutnya adalah sumber daya manusia dengan
proses pengelolaan aset karena ketidak pahaman nilai bobot 0.146. Kemudian kriteria anggaran
akan pengelolaan akan ilmu yang dikuasai. dengan bobot 0.114. Kriteria legal audit dengan
Selain itu karena terdapat kekurangan sumber nilai bobot 0.109. Dan yang terakhir adalah
daya manusia dalam pengelolaan aset. Faktor kriteria regulasi dengan nilai bobot 0.089. dan
selanjutnya yaitu regulasi. Selama ini regulasi inconsistency ratio sebesar 0.09. nilai tersebut
yang diterbitkan tidak sesuai dengan keadaan menjelaskan bahwa jawaban dari para keyperson
aset dilapangan. Sedangkan dasar pengelolaan konsisten dan bisa diimplementasikan sebagai
aset bersumber dari regulasi yang telah kebijakan baru untuk optimalisasi aset idle
diterbitkan. daerah Provinsi Jawa Tengah. berikut:
Hasil AHP pada tabel 1 diperoleh dari Dalam pengoptimalan aset idle daerah
keyperson yang telah dipilih. Hasil olah data Provinsi Jawa Tengah aspek sewa merupakan
AHP digunakan untuk menentukan faktor mana aspek yang paling penting. Dikarenakan dalam
yang menjadi prioritas dan memberikan pengelolaan aset daerah tidak semua aset dalam
informasi mengenai faktor apa saja yang harus kuasa pengguna barang bisa dimanfaatkan untuk
diperbaiki atau dikembangkan untuk tugas pokok dan fungsi. Hal tersebut karena aset
optimalisasi aset idle daerah Provinsi Jawa dalam kuasa pengguna barang tidak sesuai untuk
Tengah. Langkah selanjutnya yakni faktor-faktor program yang direncanakan oleh pengguna
yang menjadi kriteria dari yang paling prioritas barang. Sehingga untuk memanfatkan aset agar
hingga yang tidak prioritas akan diuraikan ke tidak dalam kondisi idle, pengguna barang
dalam sebuah alternatif-alternatif dari masing- menyewakan aset tersebut kepada pihak ketiga.
masing faktor. Riyono (2013) menyebutkan bahwa penyewaan
35
Shara Meilyanti Anartany & Deky Aji Suseno/ Economics Development Analysis Journal 7 (1) (2018)
dalam mengelola barang. Hasbi (2011) menambah pendapatan dengan tarif sewa
menyebutkan bahwa regulasi tentang kejelasan berdasarkan kondisi aset sebagai dasar
aset salah satu faktor dalam pengelolaan aset penetuannya. (2) Meningkatkan kualitas sumber
daerah. Regulasi yang dimaksud adalah perlu daya manusia dalam pengelolaan aset dengan
adanya kebijakan hukum yang komprehensif. mengadakan pelatihan rutin bagi pengelola aset
Hal tersebut karena tidak adanya panduan untuk daerah. Tujuannya agar aset yang dikelola bisa
proses pengelolaan yang selanjutnya dioptimalkan dengan baik.
Selama ini dalam pengelolaan aset daerah,
pemerintah menetapkan kebijakan tanpa melihat
kondisi aset yang sebenernya. Hal tersebut DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan pengelolaan aset tidak menjadi
.Aji, Deky Suseno. St Sunarto. 2012. Strategi
optimal karena tidak semua regulasi yang Kebijakan Pengelolaan Polder Tawang
dikeluarkan sesuai dengan kondisi lapangan. Sebagai Pengendali Banjir Dengan Pendekatan
Selain perubahan regulasi dengan melihat Analysis Hierarchy Process (AHP). Jejak,
kondisi aset, regulasi untuk menunjang Volume 5 Nomor 1, Maret 2012.
pengoptimalan aset idle adalah dengan merubah Hasbi, Muhammad Hanis. Et al. 2011. The
regulasi untuk menarik minat investor. Application Of public Asset Management In
Sebelumnya dijelaskan bahwa dalam Indonesian Local Government. Journal of
Corporate Real Estate. Vol 13 no 1, 2011.
pengelolaan aset memerlukan pihak ketiga agar
Emerald Group Publishing Limited 1463-001X
aset bisa optimal. Selama ini aset yang dalam
Jusmin. 2013. Pengaruh Manajemen Aset Terhadap
kondisi idle disebabkan terkendala regulasi yang Tingkat Optimalisasi Aset Tetap (Tanah dan
diterbitkan. Dalam pengelolaan aset melalui Bangunan) Pemerintah Kota Baubau. Tesis.
sewa, para investor menganggap waktu FEB UGM. Yogyakarta.
menyewa aset selama 5 tahun belum bisa Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah.
menutup biaya yang sudah dikeluarkan. Penerbit Erlangga.
Sehingga minat untuk menyewa aset daerah Mardiasmo, Diaswata. Charles Sampford. Why
Stagnant? The Scenes In Indonesia’s Reformed
berkurang.
State Asset Management Policies. In 14th
International Schumpeter Society Conference (ISS),
SIMPULAN
2-5 July 2012, Brisbane, QLD.
Berdasarkan hasil penelitian dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: (1) 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang
faktor sewa dan sumber daya manusia menjadi Milik Daerah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
penyebab aset daerah menjadi aset idle. Faktor
71/PMK.06/2016 tentang Tata cara
sewa disebabkan karena tarif sewa yang
Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak
ditentukan berdasarkan lokasi aset. Dan faktor Digunakan Untuk Menyelengarakan Tugas
sumber daya manusia disebabkan karena kualitas Dan Fungsi Kementrian Negara/Lembaga.
sumber daya manusia yang dimiliki untuk Raharja, Mega. Et al. 2015. Pengelolaan Keuangan
mengelola aset tidak sesuai. (2) Strategi dan Aset Daerah (Studi pada Badan
optimalisasi aset idle daerah untuk Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,
meningkatkan pendapatan asli daerah yang Kabupaten Lamongan). Jurnal Administrasi
pertama yaitu dengan menentukan tarif sewa Publik (JAP) Vol 3 No 1.
Riyono, Sugeng. 2013. Pemanfaatan Aset Daerah
berdasarkan kondisi dan lokasi aset. Yang kedua
(Studi tentang pola kemitraan aset tanah
dengan menambah sumber daya manusia dan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah). DIA Jurnal
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Administrasi Publik. Desember 2013, Vol 11,
dalam pengelolaan aset. No. 2. Hal 237 – 245.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut Santana, A, et al,. 2017. Costing models for capacity
terdapat beberapa saran yang bisa diberikan: (1) optimization in Industry 4.0: Trade-off
Menyewakan aset kepada pihak lain agar bisa between used capacity and operational
37
Shara Meilyanti Anartany & Deky Aji Suseno/ Economics Development Analysis Journal 7 (1) (2018)
38