Anda di halaman 1dari 18

39

ANALISIS POTENSI OPTIMASI PEMANFAATAN BARANG MILIK


DAERAH BERDASARKAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG
KAWASAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG

POTENTIAL ANALYSIS OF OPTIMIZING THE USE OF


PROPERTY UNDER THE SPATIAL POLICY IN ALUN-ALUN
BANDUNG

ANALYSIS THE OPTIMIZATION POTENTIAL OF REGIONAL


PROPERTY UTILIZATION BASED ON SPATIAL ARRANGEMENT
POLICY IN REGION THE SQUARE BANDUNG CITY

Wida Oktavia Suciyani


(Staf Pengajar Prodi Manajemen Aset, Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Bandung)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi optimasi


pemanfaatan Barang Milik Daerah (BMD) yang masih idle di Kawasan Alun-
alun Kota Bandung berdasarkan arah kebijakan penataan ruang. Upaya
tersebut diharapkan dapat menggerakkan perekonomian kota sehingga
menciptakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta mampu
menghidupkan kembali Kawasan Alun-alun yang telah lama sirna. Juga,
menjadikan kawasan tersebut sebagai ikon kota dengan lingkungan yang
mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat.
Metodologi dalam penelitian ini yakni menggunakan pendekatan postivistik
dan rasionalistik dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data primer
menggunakan observasi ilmiah dan wawancara tertulis dan data sekunder
menggunakan studi dokumentasi. Hasil penelitian, mengenai Analisis Potensi
Optimasi Pemanfaatan BMD Berdasarkan Kebijakan Penataan Ruang
Kawasan Alun-alun Kota Bandung, diketahui bahwa pemanfaatan aset idle
berpotensi untuk dioptimasikan, yaitu Kawasan Palaguna. Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung tahun 2011-2031 dan
Laporan Analisis Rencana Tata Ruang Pusat Pelayanan Kota (PPK) Alun-
alun tahun 2012, diketahui bahwa arah pengembangan yang sesuai untuk
optimasi pemanfaatan aset idle tersebut yakni dimanfaatkan sebagai kawasan
perdagangan dan jasa, atau sebagai kawasan perumahan dan permukiman.

Kata Kunci: Optimasi Pemanfaatan Aset, Penataan Ruang Kota.


40 Sigma-Mu Vol.7 No.1 – Maret 2015

ABSTRACT

This study aims to analyze the potential optimization of the utilization


of Regional Property(BMD), which is still idle in Alun-Alun Bandung
based on thespatial policy. The effort is expected to drive the city's
economy and to create new sources of revenue (PAD), and is able to
revive the activities of Alun-Alun Bandung area which has long gone
and to make the area andits environment as an icon that is able to
provide comfort and security for the community.
The methodology used in this research was postivistik and rationalistic
approach, with descriptive method, using primary data collection
techniques of scientific observation and writteninterview, while the
collecting secondary data by using documentation.
Results of research on Potential Analysis of Optimizingthe Use of
Property Under The Spatial Policy in Alun-Alun Bandung, it is known
that there are idle assets that is potential for being utilized optimally,
such as Palaguna area. Based on Bandung Spatial Plan years 2011-
2031 and the report on Analysis of City Service Center Spatial Plan for
Alun-Alun in 2012, it is known that the appropriate development plan
foroptimizing the idle assets utility is for the trade andservicesarea, or
as residential areas and settlements.

Keywords: asset utilization optimization, spatial city.

PENDAHULUAN komersial, perdagangan, dan


Kawasan Alun-alun Kota sosial-budaya. Namun, sebagai inti
Bandung merupakan salah satu pusat Kota Bandung, kawasan
kawasan strategis sebagai Pusat tersebut sudah lama sirna,
Pelayanan Kota (PPK), namanya hampir tidak lagi masuk
sebagaimana tertuang dalam dalam daftar kunjungan atau
RTRW Kota Bandung tahun 2011- belanja. Keadaan ini disebabkan
2031. Kawasan tersebut Kawasan Alun-alun Bandung
merupakan salah satu lokasi sudah tidak lagi menawarkan
pembangunan pusat primer di sesuatu yang menarik.
Kota Bandung yang memiliki Aktivitas perekonomian di
fungsi pelayanan sebagai kawasan kawasan Alun-alun memang masih
Analisis Potensi Optimasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah 41
Berdasarkan Kebijakan Penataan Ruang
Kawasan Alun-Alun Kota Bandung

berjalan, tetapi gairahnya sama kawasan Alun-alun Kota Bandung


sekali tidak terasa. Keadaan ini seperti masa jayanya pada era 90-
disebabkan adanya beberapa an.
pemasalahan, di antaranya adanya
gedung tua dan lahan kosong yang Rumusan Masalah dan Tujuan
menganggur (idle) sehingga Penelitian
menimbulkan ”kesan kumuh” di
lingkungan sekitarnya. Nuansa Rumusan masalah dalam
kumuh timbul karena tidak penelitian ini adalah
terawatnya bangunan gedung tua, 1. bagaimana potensi optimasi
serta banyaknya semak belukar pemanfaatan BMD yang
dan tumpukan sampah di lahan masih idle di Kawasan Alun-
kosong. Selain itu, seringkali alun Kota Bandung, ditinjau
kawasan tersebut dijadikan sebagai dari:
”tempat kost” para gelandangan. a. data aset (data teknis, data
Kondisi tersebut telah lingkungan, dan data
menimbulkan permasalahan bagi legal);
Kini kawasan Alun-alun dinilai b. potensi aset (potensi
sebagai kawasan yang memiliki teknis, potensi lingkungan,
tingkat kerawanan sosial potensi ekonomi, dan
(premanisme, kriminalitas, dan potensi sosial);
prostitusi) cukup tinggi. c. kemampuan aset untuk
Berdasarkan permasalahan dipasarkan sehingga
adanya aset berupa gedung tua dan menguntungkan;
lahan di Kawasan Alun-alun yang d. rencana pengelola terkait
masih idle dan berdampak buruk program optimasi
pada lingkungan di sekitarnya, pemanfaatan aset.
diperlukan arahan pengembangan 2. bagaimana arah
untuk optimasi pemanfaatan aset. pengembangan yang sesuai
Optimasi pemanfaatan aset yang untuk optimasi pemanfaatan
masih idle diharapkan akan BMD yang masih idle di
mampu menciptakan sumber kawasan Alun-alun Kota
penerimaan daerah (PAD) Bandung berdasarkan
sehingga dapat menggerakkan kebijakan penataan ruang
perekonomian kota. Selain itu, daerah setempat.
upaya tersebut dapat
menghidupkan dan Adapun tujuan penelitian
mengembalikan kesemarakan ini adalah sebagai berikut:
42 Sigma-Mu Vol.7 No.1 – Maret 2015

1. Mengidentifikasi potensi diidentifikasi dan dikelompokkan


optimasi-optimasi berdasarkan potensi dari aset
pemanfaatan BMD yang tersebut. Menurut Nugent (2010),
masih idle di Kawasan Alun- optimizing the utilization of assets
alun Kota Bandung, ditinjau in terms of service benefit and
dari financial returns. Berdasarkan
a. data aset (data teknis, data pendapat tersebut, dapat
lingkungan, dan data disimpulkan bahwa optimasi
legal); adalah pengoptimalan
b. potensi aset (potensi pemanfaatan potensi dari sebuah
teknis, potensi lingkungan, aset, yang dapat menghasilkan
potensi ekonomi, dan manfaat lebih atau juga
potensi sosial); mendatangkan pendapatan.
c. kemampuan aset untuk Aset yang memiliki
dipasarkan sehingga potensi dapat dikelompokkan
mennguntungkan; berdasarkan sektor-sektor
d. rencana pengelola terkait unggulan yang menjadi tumpuan
program optimasi dalam strategi pengembangan
pemanfaatan aset. ekonomi nasional, baik jangka
2. menganalisis arah pendek, menengah, maupun
pengembangan yang sesuai jangka panjang. Tentunya, kriteria
untuk optimasi pemanfaatan menentukan hal tersebut harus
BMD yang masih idle di terukur dan transparan. Aset, yang
kawasan Alun-alun Kota tidak dapat dioptimalkan, harus
Bandung berdasarkan dicari penyebabnya mengapa aset
kebijakan penataan ruang tersebut menjadi idle capacity.
daerah setempat. Sebagaimana disebutkan oleh
Siregar (2004), optimalisasi aset
LANDASAN TEORI harus mempunyai formulasi
strategi untuk meminimalkan atau
Optimasi aset merupakan menghilangkan ancaman dari
proses kerja dalam manajemen faktor lingkungan dan untuk aset
aset yang bertujuan untuk yang tidak dapat dioptimalkan,
mengoptimalkan potensi fisik, harus dicari penyebabnya.
lokasi, nilai, jumlah/volume, legal, Menurut Siregar (2004),
dan ekonomi yang dimiliki suatu optimasi pengelolaan aset itu harus
aset (Sutrisno, 2004). Dalam tahap memaksimalkan ketersediaan aset
ini, aset yang dimiliki negara (maximize asset availability),
Analisis Potensi Optimasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah 43
Berdasarkan Kebijakan Penataan Ruang
Kawasan Alun-Alun Kota Bandung

memaksimalkan penggunaan aset ini adalah rekomendasi yang


(maximize asset utilization), dan berupa sasaran, strategi, dan
meminimalkan biaya kepemilikan program untuk mengoptimalkan
(minimize cost of ownership). aset yang dikuasai.
Untuk mengoptimalkan suatu aset,
dapat dilakukan Highest and Best Penataan Ruang
Use Analysis (Siregar: 2004). Hal Definisi penataan ruang
tersebut bisa dilakukan dengan sebagaimana tertuang dalam
meminimalkan, menghilangkan Undang-undang nomor 26 tahun
hambatan, atau ancaman atas 2007 tentang Penaatan Ruang
pengelolaan aset-aset tersebut adalah suatu sistem dari proses
sehingga optimasi suatu aset yang berkesinambungan yang terdiri
berstatus idle capacity bisa atas perencanaan tata ruang,
dilakukan. pemanfaatan ruang, dan
Siregar (2004), pengendalian pemanfaatan ruang.
menyebutkan tujuan optimasi aset Adapun penyelenggaraan penataan
secara umum adalah sebagai ruang meliputi kegiatan
berikut: pengaturan, pembinaan,
1. Mengidentifikasi dan pelaksanaan, dan pengawasan
menginventaris semua aset dalam penataan ruang. Definisi
meliputi bentuk, ukuran, fisik, lain dari penataan ruang
legal sekaligus mengetahui dikemukakan oleh Irfan et.al
nilai pasar atas masing-masing (2009), yakni suatu proses mencari
aset tersebut yang solusi atas berbagai kepentingan
mencerminkan manfaat hingga tercapai kesepakatan di
ekonomisnya; antara semua pihak yang
2. Pemanfaatan aset apakah telah berkepentingan dalam
sesuai dengan peruntukannya; pemanfaatan ruang. Kesepakatan
3. Terciptanya suatu sistem diperlukan agar setiap upaya
informasi dan administrasi pemanfaatan sumber daya alam
sehingga tercapai efisiensi dan (termasuk ruang) dapat dilakukan
efektivitas pengelolaan aset. secara teratur, efektif, efisien, dan
Optimasi aset bertujuan berdaya guna. Tarigan (2010)
untuk mengidentifikasi asset berpendapat penataan ruang adalah
sehingga akan diketahui aset yang suatu konsep pemikiran atau
perlu dioptimalkan dan bagaimana gagasan yang mencakup penataan
cara mengoptimalkan aset semua kegiatan beserta
tersebut. Hasil akhir optimasi aset karakteristiknya berkaitan dengan
44 Sigma-Mu Vol.7 No.1 – Maret 2015

ruang atau lokasi dalam suatu Adapun pendekatan yang


wilayah kawasan. digunakan adalah pendekatan
Berdasarkan pengertian di postivistik dan rasionalistik.
atas, dapat disimpulkan bahwa Menurut Mudhajir (2007),
penataan ruang merupakan suatu pendekatan positivistik lebih
sistem terintegrasi yang meliputi menekankan pada pembahasan
perencanaan, pemanfaatan, dan singkat dan menolak pembahasan
pengendalian pemanfaatan ruang yang penuh deskripsi. Pendekatan
untuk mencari solusi atas berbagai rasionalistik menurut Mudhajir
kepentingan melalui kegiatan (2007) merupakan cara berpikir
pengaturan, pembinaan, rasionalistik, konseptual teoritik,
pelaksanaan, dan pengawasan serta menarik kesimpulan, dan
penataanruang. Rencana tata ruang pemaknaan.
pada dasarnya merupakan bentuk Teknik pengumpulan data
intervensi yang dilakukan agar yang digunakan meliputi data
terwujud alokasi ruang yang primer dan data sekunder. Data
nyaman, produktif, dan primer menggunakan observasi
berkelanjutan untuk meningkatkan ilmiah dan wawancara tertulis dan
kesejahteraan masyarakat serta data sekunder menggunakan studi
menciptakan keseimbangan pustaka.
tingkat perkembangan wilayah dan
kota. Oleh karena itu, penataan PEMBAHASAN
ruang akan mewujudkan Kawasan alun-alun
tercapainya pembangunan merupakan pusat kota yang
berkelanjutan yang memadukan hakikatnya merupakan tempat
pilar ekonomi, social budaya, dan berkumpulnya masyarakat,
lingkungan di sekitarnya. terutama untuk melepas lelah
sambil menyaksikan aneka hiburan
METODOLOGI yang ada serta ajang interaksi dan
Metode penelitian dalam kenal.Berdasarkan Rencana Tata
penelitian ini adalah metode Ruang Wilayah Kota Bandung
deskriptif yakni cara tahun 2011-2031, Kawasan Alun-
menggambarkan kondisi lapangan alun merupakan salah satu
untuk mengungkap secara akurat kawasan strategis sebagai Pusat
mengenai berbagai keadaan di Pelayanan Kota (PPK) yang
lapangan pada saat penelitian termasuk dalam katagori kawasan
berlangsung (Sugiama, 2008). strategis untuk sektor ekonomi.
Analisis Potensi Optimasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah 45
Berdasarkan Kebijakan Penataan Ruang
Kawasan Alun-Alun Kota Bandung

Selain itu, Kawasan Alun- ini akan lebih fokus pada


alun juga merupakan salah satu pemaparan aset milik pemerintah
lokasi pembangunan pusat primer yang terdapat di Kawasan Alun-
yang memiliki fungsi pelayanan alun Kota Bandung yang meliputi
sebagai kawasan komersial, Masjid Raya Bandung, Taman
perdagangan, dan sosial-budaya. Alun-alun, Gedung Konferensi
Oleh karenanya, pada kawasan Asia-Afrika, dan Kawasan
tersebut terdapat beberapa aset Palaguna sebagaimana ditunjukkan
yang dapat menunjang aktivitas pada Gambar 1.
atau kegiatan, baik milik
pemerintah, swasta, maupun
perseorangan. Namun, penelitian

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Gambar 1
Sebaran BMD Di Kawasan Alun-Alun

Agar dapat mengetahui dilakukan analisis optimasi


ada atau tidaknya potensi pada pemanfaatan pada masing-masing
BMD yang berada di sekitar aset tersebut. Penilaian yang
kawasan Alun-alun Kota Bandung dilakukan didasarkan hasil
(meliputi: Masjid Raya Bandung, wawancara dengan pihak
Taman Alun-alun Bandung, pengelola aset terkait. Hal itu
Gedung Konferensi Asia Afrika, dimaksudkan agar informasi
dan Kawasan Palaguna), perlu tersebut menjadi data awal dari
46 Sigma-Mu Vol.7 No.1 – Maret 2015

penelitian mengenai optimasi disebabkan masjid telah digunakan


pemanfaatan BMD yang masih secara optimal sesuai dengan
idle. fungsi dan peruntukannya.
1. Potensi Optimasi 2. Potensi Optimasi
Pemanfaatan Aset Masjid Pemanfaatan Taman Alun-
Raya Bandung Alun Bandung
Masjid Raya Bandung Taman Alun-alun
merupakan mesjid Provinsi Jawa Bandung merupakan taman kota
Barat yang berlokasi di Kawasan yang dikelola oleh Dinas
Alun-alun Kota Bandung. Masjid Pertamanan dan Pemakaman Kota
tersebut merupakan aset milik Bandung. Taman tersebut
pemerintah yang memiliki fungsi berfungsi sebagai ruang terbuka
dan peruntukan sebagai tempat publik bagi masyarakat Kota
atau ruang ibadah bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Selain
Islam. Agar dapat diketahui itu, fungsi taman ini juga sebagai
apakah masjid ini masih memiliki daerah resapan air di kawasan
potensi atau tidak untuk tersebut namun fungsi ini telah
dioptimasikan pemanfaatannya, bergeser karena taman ini
perlu dilakukan penilaian optimasi seringkali dijadikan tempat
pemanfaatan aset. Penilaian menjajakan dagangan oleh para
tersebut didasarkan hasil PKL. Oleh karenanya, Pemeritah
wawancara dengan pengelola Kota Bandung memiliki program
masjid. Berikut merupakan hasil untuk merevitalisasi Kawasan
analisis penilaian optimasi tersebut. Agar dapat diketahui
pemanfaatan aset Masjid Raya apakah masih terdapat potensi
Bandung, sebagaimana untuk optimasi pemanfaatan pada
ditunjukkan pada Tabel I. aset Taman Alun-alun, perlu
Berdasarkan hasil penilaian dilakukan analisis optimasi
potensi Masjid Raya Bandung pemanfaatan aset dengan
sebagai upaya revitalisasi melakukan wawancara dengan
Kawasan Alun-alun Kota Bandung pihak Dinas Pertamanan dan
yang didasarkan hasil wawancara Pemakaman Kota Bandung selaku
dengan pihak pengelola masjid, pengelola taman tersebut. Berikut
diketahui bahwa dalam waktu hasil penilaian potensi
dekat ini aset majid tersebut tidak pemanfaatan aset pada Taman
memiliki program untuk Alun-alun Bandung, sebagaimana
dimanfaatkan. Hal tersebut ditunjukkan pada Tabel II.
Analisis Potensi Optimasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah 47
Berdasarkan Kebijakan Penataan Ruang
Kawasan Alun-Alun Kota Bandung

Tabel I
Potensi Pemanfaatan Masjid Raya Bandung

Katagori Penilaian
No Aspek Penilaian Keterangan
A B C D
1 Data Aset Cukup Kurang Kurang Tidak  Luas lahan = 23.448 m2
Sekali ada  Luas Bangunan= 8.575
a. Data Teknis √ m2
 Lokasi di Jln. Asia Afrika
b. Data
√ (Alun-alun Bandung)
Lingkungan
 SK Gubernur Prov. Jabar
c. Data Legal √ 1973
2 Potensi Aset Besar Sedang Kurang Tidak  Masjid Raya ini
ada merupakan aset milik
a. Potensi Pemerintah Provinsi Jawa
√ Barat yang diperuntukan
Teknis
b. Potensi sebagai tempat beribadah
√ bagi masyarakat Kota
Lingkungan
c. Potensi Bandung dan sekitarnya.

Ekonomi
d. Potensi
Sosial √

3 Kemampuan Besar Sedang Kurang Tidak  Merupakan aset publik,


Aset ada sebagai penunjang
a. Untuk aktivitas sosial masyarakat

dipasarkan Kota Bandung dan
b. Mendatangka sekitarnya.

n Keuntungan 
4 Program Berdasarkan informasi pihak pengelola masjid, saat ini tidak ada program
Optimasi Aset untuk melakukan optimasi pemanfaatan aset di Masjid Raya Bandung.

Tabel II. Potensi Pemanfaatan Taman Alun-Alun

Aspek Penilaian
No Keterangan
Penilaian A B C D
1 Data Aset Cukup Kurang Kurang Tidak  Luas lahan =
Sekali ada 13.806 m2
a. Data Teknis √  Lokasi di Jln. Alun-
b. Data alun Timur Bandung

Lingkungan  SK Gubernur Prov.
c. Data Legal Jabar 1973

2 Potensi Aset Besar Sedang Kurang Tidak  Taman Alun-alun ini


48 Sigma-Mu Vol.7 No.1 – Maret 2015

ada merupakan aset


a. Potensi milik Pemerintah
√ Kota Bandung yang
Teknis
b. Potensi diperuntukan
√ sebagai ruang
Lingkungan
c. Potensi terbuka publik bagi
√ masyarakat Kota
Ekonomi
d. Potensi Bandung dst.

Sosial
3 Kemampuan Besar Sedang Kurang Tidak  Merupakan aset
Aset ada publik, sebagai
a. Untuk penunjang aktivitas

dipasarkan sosial-budaya
b. Mendatang- masyarakat Kota
kan √ Bandung dan
keuntungan sekitarnya.
4 Program Berdasarkan informasi Dinas Pertamanan dan Permakaman, tidak ada
Optimasi Aset program untuk melakukan optimasi pemanfaatan aset di Taman Alun-
alun Kota Bandung.
Sumber:Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan hasil 3. Potensi Optimasi


penilaian potensi Taman Alun- Pemanfaatan Gedung
alun Bandung yang didasarkan Konferensi Asia Afrika
hasil wawancara dengan pihak Gedung Konferensi Asia
Dinas Pertamanan dan Afrika (KAA) merupakan salah
Pemakaman Kota Bandung, satu museum yang dikelola oleh
diketahui bahwa tidak ada upaya Departemen Luar Negeri dan
untuk mengoptimasikan termasuk pada Benda Cagar
pemanfaatan taman. Namun, Budaya. Agar dapat mengetahui
sebagai upaya mendukung potensi aset tersebut, perlu
program pemerintah Kota dilakukan penilaian potensi.
Bandung untuk merevitalisasi Berikut hasil penilaian potensi
Kawasan Alun-alun, diharapkan pemanfaatan aset pada Gedung
adanya penataan PKL di area Konferensi Asia Afrika Bandung,
taman agar fungsinya dapat sebagaimana ditunjukkan pada
berjalan sebagaimana mestinya. Tabel III.
Analisis Potensi Optimasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah 49
Berdasarkan Kebijakan Penataan Ruang
Kawasan Alun-Alun Kota Bandung

Tabel III. Potensi Pemanfaatan Aset


Gedung Asia Afrika (Kaa)

Aspek Kategori Penilaian


No Keterangan
Penilaian
A B C D
1 Data Aset Cukup Kurang Kurang Tidak  Luas Bangunan 7.500m2
Sekali ada  Lokasi di Jl. Asia Afrika
a. Data Teknis √ no. 65, Kelurahan Braga
Bandung
b. Data
√  Keputusan Presiden No.
Lingkungan
37/1975 dan Keputusan
c. Data Legal √
Menteri Luar Negeri
Nomor SKB
62/OR/VI/86/01 Keputusan
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.
0419d/V/1986
2 Potensi Aset Besar Sedang Kurang Tidak  Gedung KAA merupakan
ada pusat kebudayaan yang
a. Potensi √ digunakan sebagai museum
Teknis yang memamerkan berbagai
b. Potensi √ benda koleksi dan foto
Lingkungan Konferensi Asia Afrika.
c. Potensi √
Ekonomi
d. Potensi √
Sosial
3 Kemampuan Besar Sedang Kurang Tidak  Merupakan aset publik,
Aset ada sebagai tempat rekreasi dan
a. Untuk √ menunjang aktivitas sosial-
dipasarkan budaya masyarakat Kota
b. Mendatang- √ Bandung dan sekitarnya.
kan
Keuntungan
4 Program Berdasarkan informasi Pengelola Gedung KAA, gedung ini telah
Optimasi Aset termanfaatkan secara optimal, dimana terdapat berbagai kegiatan meliputi:
kelas kursus bahasa asing secara gratis, pemutaran film dokumenter, dan
lain-lain.
Sumber:Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan hasil penilaian diketahui bahwa penggunaan dan


potensi Gedung Konferensi Asia pemanfaatan Gedung KAA telah
Afrika yang didasarkan hasil optimal. Hal tersebut dibuktikan
wawancara dengan pihak dengan padatnya kegiatan yang
pengelola Gedung tersebut, ada di Gedung KAA. Selain
50 Sigma-Mu Vol.7 No.1 – Maret 2015

gedung tersebut digunakan sebagai Pemerintah Provinsi Jawa Barat


museum, gedung ini juga yang tergolong pada aset yang
berfungsi sebagai tempat dipisahkan. Hak penggunaan dan
pemutaran film dokumenter terkait pengelolaannya diserahkan kepada
Konferensi Asia Afrika pada 1956 Perusahaan Daerah Jasa dan
dan dijadikan sebagai tempat Kepariwisataan (PD Jawi) Provinsi
kursus bahasa asing yang dibuka Jawa Barat. Agar dapat diketahui
untuk umum dengan tidak apakah aset tersebut memiliki
membebankan biaya. potensi atau tidak untuk
dioptimasikan pemanfaatannya,
4. Potensi Optimasi perlu dilakukan penilaian potensi
Pemanfaatan Aset Kawasan pada aset terkait. Berikut hasil
Palaguna penilaian potensi pemanfaatan aset
Kawasan Palaguna Kawasan Palaguna, sebagaimana
merupakan BMD milik ditunjukkan pada Tabel IV.

Tabel IV
Potensi Pemanfaatan Aset Kawasan Palaguna
Aspek Kategori Penilaian
No Keterangan
Penilaian A B C D
1 Data Aset Cukup Kurang Kurang Tidak  Luas Lahan 11.960 m2
Sekali ada  Lokasi di Jl. Alun-alun
a. Data Teknis Timur no. 1 dan Asia

Afrika no. 3-5, Bandung
b. Data

Lingkungan
2 Potensi Aset Besar Sedang Kurang Tidak  Kawasan Palaguna dapat
ada dimanfaatkan dan
a. Potensi dikerjasama-kan dengan
√ pihak swasta, guna
Teknis
b. Potensi menciptakan sumber PAD.

Lingkungan
c. Potensi

Ekonomi
d. Potensi

Sosial
3 Kemampuan Besar Sedang Kurang Tidak  Bukan merupakan aset
Aset ada publik, karena aset yang
dipisahkan diserahkan
kepada perusahaan daerah
sebagai penyertaan modal
perusahaan yang
Analisis Potensi Optimasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah 51
Berdasarkan Kebijakan Penataan Ruang
Kawasan Alun-Alun Kota Bandung

diperuntukan sebagai aset


yang bersifat komersial.
a. Untuk

dipasarkan
b. Mendatangka
n √
Keuntungan
4 Program Berdasarkan informasi unit Pengembangan PD. Jawi, pihak pengelola
Optimasi Aset memiliki upaya utuk melakukan optimasi pemanfaatan sebagai pusat
perbelanjaan/mall yang akan dikerjasamakan dengan pihak ke-3.
Sumber:Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan hasil ruang Kawasan Alun-alun Kota


penilaian potensi Aset Kawasan Bandung.
Palaguna yang didasarkan hasil
wawancara dengan unit Analisis Arah Pengembangan
pengembangan PD Jawi, diketahui BMD Berdasarkan Kebijakan
bahwa Kawasan Palaguna masih Peme-rintah Kota Bandung
idle yang karena penggunaan dan
pemanfaatannya belum optimal. Berdasarkan hasil analisis
Berdasarkan hasil optimasi pemanfaatan aset yang
penilaian masing-masing potensi telah dipaparkan pada bagian
pemanfaatan pada BMD di sebelumnya, maka dari hasil
Kawasan Alun-alun Kota Bandung penilaian tersebut dapat diketahui
sebagaimana dipaparkan di atas, pemanfaatan aset pemerintah yang
dapat diketahui bahwa aset yang masih idle atau memiliki potensi
masih idle adalah Kawasan untuk dioptimasikan di Kawasan
Palaguna. Aset tersebut dibiarkan Alun-alun Kota Bandung yakni
mengganggur/idle dengan kondisi Kawasan Palaguna. Adanya
yang sangat memprihatinkan. Aset permasalahan di kawasan tersebut
Kawasan Palaguna tidak dipelihara telah menimbulkan dampak buruk
dengan baik. Oleh karenanya, bagi lingkungan sekitarnya yakni
lingkungan di sekitar Alun-alun memberi “kesan kumuh” sehingga
Kota Bandung memiliki “kesan menurunkan keindahan
kumuh” sehingga tidak memiliki lingkungan sehingga menjadikan
daya tarik lagi. Berdasarkan kawasan tersebut tidak lagi
permasalahan tersebut, diperlukan menarik. Adapun kondisi eksisting
adanya upaya untuk Kawasan Palaguna, sebagaimana
mengoptimasikan pemanfaatan ditunjukkan pada Gambar 2.
aset sesuai kebijakan penataan
52 Sigma-Mu Vol.7 No.1 – Maret 2015

Tampak Depan

Sumber: Dokumentasi, 2012

Gambar 2
Kondisi Eksisting Kawasan Palaguna

Aset Kawasan Palaguna Pedoman Pengelolaan Barang


merupakan aset milik Pemerintah yang Dipisahkan. Barang yang
Provinsi Jawa Barat, yang dipisahkan adalah barang milik
termasuk pada aset yang daerah yang dikelola oleh
dipisahkan. berdasarkan Perusahaan Daerah (PD) atau
Keputusan Menteri Dalam Negeri Badan Usaha Milik Daerah
Nomor 153 Tahun 2004 tentang (BUMD) yang sebagain besar
Analisis Potensi Optimasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah 53
Berdasarkan Kebijakan Penataan Ruang
Kawasan Alun-Alun Kota Bandung

modalnya berasal dari kekayaan Kota Bandung tahun 2011-2031;


daerah yang dipisahkan dan serta Laporan Fakta dan Analisa
dikelola secara korporasi, serta RTR PPK Alun-alun Kota
anggaran pengelolaan barang Bandung tahun 2012. Kebijakan
daerah dibebankan kepada dan peraturan tersebut, dijadikan
anggaran PD atau BUMD. sebagai dasar untuk menentukan
Sejauh ini, PD Jawi arah pengembangan yang sesuai
selaku pengelola aset Kawasan dalam rangka optimasi
Palaguna belum memiliki arahan pemanfaatan aset Kawasan
yang pasti untuk memanfaatkan Palaguna.
aset Kawasan Palaguna yang Kawasan Palaguna
masih idle yang telah merupakan aset idle milik
menyebabkan turunnya kualitas pemerintah Provinsi Jawa Barat
lingkungan di sekitar Alun-alun yang dikelola oleh Perusahaan
Kota Bandung. Berdasarkan hal Daerah Jasa dan Kepariwisataan
tersebut, menarik untuk dilakukan (PD. Jawi) Provinsi Jawa Barat.
penelitian mengenai Identifikasi Aset Kawasan Palaguna berlokasi
Potensi Optimasi Pemanfaatan di jalan Alun-alun Timur No. 1
Aset Pemerintah Berdasarkan danjalan Asia Afrika no. 3-7,
Kebijakan Penataan Ruang Kelurahan Balonggede Kecamatan
Kawasan Alun-alun Kota Bandung Regol Kota Bandung. Dalam
sehingga diharapkan dapat RTRW Kota Bandung tahun 2011-
menghidupkan kembali Kawasan 2031, lokasi tersebut masuk ke
Alun-alun Kota Bandung yang dalam Wilayah Pengembangan
telah sirna. (WP) Karees yang
Berdasarkan hasil beradapadawilayah Kota Bandung
identifikasi arah pengembangan bagian barat. Berdasarkan
aset yang ditinjau dari kebijakan kebijakan dan peraturan
dan peraturan Pemerintah Kota Pemerintah Kota Bandung yang
Bandung terkait pembangunan telah dipaparkan diatas,
yang diizinkan di Kawasan Alun- pengembangan lahan di Kawasan
alun, telah ditemukenali beberapa Alun-alun sangat cocok digunakan
aturan yang ditetapkan pemerintah untuk kawasan perkotaan yakni
terkait peruntukan lahan yang kawasan perdagangan dan jasa
sesuai di kawasan tersebut. seperti: pusat perbelanjaan/mall;
Kebijakan dan aturan yang hotel; dan perkantoran, dan
dimaksud yakni meliputi Peraturan perumahan secara vertikal.
Daerah Kota Bandung; RTRW
54 Sigma-Mu Vol.7 No.1 – Maret 2015

SIMPULAN DAN SARAN dan Laporan Analisa Rencana Tata


Simpulan Ruang Pusat Pelayanan Kota
Adapun kesimpulan (PPK) Alun-alun tahun 2012,
penelitian yakni berdasarkan hasil diketahui bahwa arah
analisis yang telah dilakukan pada pengembangan yang sesuai untuk
BMD yang berada di Kawasan optimasi pemanfaatan aset idle
Alun-alun Kota Bandung, telah tersebut yakni dimanfaatkan
diketahui bahwa empat aset - sebagai kawasan perdagangan dan
yakni Masjid Raya Bandung, jasa, atau sebagai kawasan
Taman Alun-alun Bandung, perumahan dan permukiman.
Gedung KAA, dan Kawasan
Palaguna - terdapat satu aset yang Saran
memiliki potensi untuk dilakukan Dalam mekanisme
optimasi pemanfaatan yakni pada optimasi pemanfaatan aset
aset Kawasan Palaguna. Hal itu dinyatakan bahwa terdapat tahap
disebabkan aset tersebut pada saat lanjutan yang harus dilakukan
ini masih menganggur/idle, setelah melakukan analisis potensi
sehingga pelunya dilakukan terhadap aset yang idle. Tahap
optimasi pemanfaatan agar dapat tersebut yakni dengan melakukan
berfungsi secara efektif dan rancangan program optimasi
efisien. Agar dapat mengetahui pemanfaatan aset yang dapat
potensi aset yang idle tersebut, dilakukan dengan membuat
dilakukan identifikasi dan analisis penentuan strategi pemanfaatan
yang didasarkan pada arah aset yang ditinjau dari segi
pengembangan yang ditinjau pengelolanya/pelaksananya.
berdasarkan kebijakan penataan Penentuan strategi optimasi
ruang. Hasil penelitian mengenai pemanfaatan aset dimaksudkan
Analisis Potensi Optimasi untuk menentukan apakah dalam
Pemanfaatan BMD Berdasarkan implementasinya akan
Kebijakan Penataan Ruang dilaksanakan oleh pihak
Kawasan Alun-alun Kota ketiga/swakelola. Oleh itu PD Jawi
Bandung, diketahui bahwa disarankan untuk melakukan
terdapat aset idle yang masih perancangan program optimalisasi
berpotensi untuk dioptimasikan pemanfaatan aset Kawasan
pemanfaatannya yaitu Kawasan Palaguna dengan
Palaguna. Berdasarkan Rencana mempertimbangkan berbagai
Tata Ruang Wilayah (RTRW) faktor yang dapat menjadi dampak
Kota Bandung tahun 2011-2031 dengan adanya pembangunan di
Analisis Potensi Optimasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah 55
Berdasarkan Kebijakan Penataan Ruang
Kawasan Alun-Alun Kota Bandung

Kawasan Palaguna, seperti Implementasi. Yogyakarta:


menurunnya daerah resapan air, Graha Ilmu.
dan kemacetan yang semakin
Siregar, Doli D. 2004. Manajemen
tinggi.
Aset. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiama, A.G. 2008. Metode Riset
Campbell John D., Andrew K. S. Bisnis dan Manajemen (Edisi
Life-Cycle Decisions. pertama). Bandung:
Jardine & Joel McGlynn. Guardaya Intimarta.
2011. Asset Management
Excellence Optimizing Sutrisno, Mei. 2004. “An
Equipment Investigation of Participation
Project Appraisal in
Hardwick, John. 2010. “Asset Developing Countries Using
Management Landscape” Elements of Value an Risk
(Volume 4). Journal of Management “ (Volume 1).
Institute Asset Manchester: University of
Management Concil Inc. Manchester Institute.

Hariyono, Arik. 2007. Prinsip dan Referensi Peraturan


Teknik Manajemen Kekayaan PD Jawi Provinsi Jawa Barat .
Negara. Jakarta: Departemen 2004. SK Unit
Keuangan Republik Indonesia Pengembangan Nomor Kep-
Badan Pendidikan dan 304/km.6/2004 Tentang
Pelatihan Keuangan Umum. Pengembangan Aset
Perusahaan. Bandung.
Hariyono, Paulus. 2010.
Perencanaan Pembangunan Peraturan Menteri Keuangan No.
Kota dan Perubahan 96/PMK.07/2007 tentang
Paradigma. Yogyakarta: Tata Cara Pelaksanaan
Pustaka Pelajar. Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan, dan
Hasting, Nicholas A.J. 2010. Pemindahtanganan
Physical Asset Management. BMN/BMD.
Springer.
Peraturan Pemerintah Dalam
Pontoh, Nia dan Kustiawan, Iwan. Negeri Nomor 17 Tahun 2007
2009. Pengantar tentang Pedoman Pengelolaan
Perencanaan Perkotaan. Barang Milik Daerah.
Bandung: ITB. Peraturan Pemerintah Republik
Santosa, Budi. 2008. Manajemen Indonesia Nomor 6 Tahun
Proyek, Konsep dan
56 Sigma-Mu Vol.7 No.1 – Maret 2015

2006 tentang Pengelolaan


Barang Milik Negara/Daerah.

Pemerintah Daerah Kota Bandung.


2011. Peraturan Daerah No
16 Tahun 2011Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Bandung 2011-2031.
Bandung: Pemerintah Daerah
Kota Bandung.

Peraturan Daerah Kota Bandung.


2002. Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2002
Tentang Izin Peruntukan
Mendirikan Bangunan (IMB).
Bandung: Pemerintah Daerah
Kota Bandung.
. 2002. Analisa
Pembangunan dan
Keberadaan Pusat-Pusat
Perdagangan (Mall) di Kota
Bandung. Bandung: Bappeda
Kota Bandung.

. 2012. Laporan
Fakta dan Analisa RTR PPK
Alun-alun Kota Bandung.
Bandung: Bappeda Kota
Bandung.

. (2010) .
Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
(ILPPD) Kota Bandung.

Anda mungkin juga menyukai