Anda di halaman 1dari 70

Laporan Akhir

Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4 Materi Pengaturan Kotamadya Jakarta Pusat lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan
B.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Tanah Abang budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan

B.4.1.1 Tujuan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi

Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Tanah Abang merupakan wujud pemanfaatan kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung

sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan

identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan

tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang yaitu : cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan

a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar

daya. pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi

b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan

serta keserasian antar sektor. agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.

c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan


Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :
ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang
bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Tanah Abang. a. Sektor Perumahan

d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian
yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tanah Abang yang sejahtera
sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
lahir dan batin
Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan
berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin
manusia
kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
dampak negatif terhadap lingkungan
c. Sektor Fasilitas Umum
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan
Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.
masyarakat.
Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.
f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam
Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai
mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
standar kecamatan.
d. Sektor Air Minum
B.4.1.2 Kebijakan Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan
B.4.1.2.1 Kawasan Budidaya jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat melampaui batas harus dicegah.
pengembangan yang ada di Kecamatan Tanah Abang, secara umum pengembangan e. Sektor Banjir dan Drainase
tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian

III-47
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem • Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh
makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
f. Sektor Utilitas Umum • Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH
Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan
serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi kumuh.
strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam • Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.
g. Sektor Ruang Terbuka Hijau
Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang B.4.2 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Tanah Abang
kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati Persebaran penduduk di Kecamatan Tanah Abang direncanakan mengarah ke wilayah utara,
masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan
individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum wisma dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun.
pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas
pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan
B.4.1.2.2 Kawasan Strategis fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan
Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Tanah Abang diharapkan dapat
pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan- menampung penduduk sebanyak 475.770 jiwa pada tahun 2030.
pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun
nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya Wilayah utara Kecamatan Tanah Abang diarahkan sebagai kawasan perdagangan n
membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai perkantoran dengan skala pelayanan internasional. Sedangkan di wilayah selatan diarahkan
prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan sedang. Wilayah
cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Tabel 4.1
Daya Tampung Penduduk Per Kelurahan
Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan
No Kelurahan Jumlah penduduk (jiwa)
hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
1 Gelora 55.121
2 Bendungan Hilir 79.565
B.4.1.2.3 Penanganan Lingkungan 3 Karet Tengsin 171.752
4 Kebon Melati 54.495
Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna 5 Petamburan 45.339
6 Kebon Kacang 67.718
mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk 7 Kampung Bali 1.780
juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya Jumlah 475.770
Sumber : Hasil Perhitungan, 2009
penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

B.4.3 Rencana Struktur Ruang Tanah Abang


B.4.1.3 Strategi
Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang:
kegiatan pembentuk ruang kecamatan Tanah Abang hanya didasarkan kepada pusat kegiatan
• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah
premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng
berkembang.
adalah sebagai berikut.
III-48
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

35) Departemen Pemuda dan olah raga dengan kegiatan kantor pemerintahan
A. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah : 36) TVRI dengan kegiatan kantor pemerintahan
1) Pasar Tanah Abang Blok A dengan kegiatan perdagangan 37) Taman Ria Senayan dengan kegiatan perdagangan dan jasa
2) Pasar Metro Tanah Abang dengan kegiatan perdagangan 38) Departemen Kehutanan Manggala Wanabakti dengan kegiatan kantor
3) Standar Chartered dengan kegiatan perkantoran dan jasa pemerintahan
4) Menara Bativia dengan kegiatan perkantoran dan jasa
5) Universitas Pasca Sarjana Sahid dengan kegiatan suka pendidikan 39) Dinas TPU dengan kegiatan kantor pemerintahan
6) Sinar Mas dengan kegiatan perkantoran dan jasa 40) Kampus Diklat LAN (STIA) dengan kegiatan suka pendidikan
7) Sinar Harapan dengan kegiatan pernkantoran dan jasa B. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :
8) Hotel Milennium dengan kegiatan perkantoran dan jasa 1) PAM Jaya dengan kegiatan kantor pemerintahan
9) Gedung Jaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa 2) Rumah Sakit TNI AL DR. Mintoharjo dengan kegiatan suka kesehatan
10) Kedutaan UNO dengan kegiatan kantor pemerintah asing 3) Pasar Benhil dengan kegiatan perdagangan
11) Kedutaan Timor Leste dengan kegiatan kantor pemerintahan asing C. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :
12) Hotel Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan dan jasa 1) Pasar Kambing yang terletak di jalan H. Sabeni dengan kegiatan perdagangan
13) Jakarta City Centre dengan kegiatan perdagangan dan jasa 2) Pasar Gandaria yang terletak di jalan kebon kacang 2 dengan kegiatan
14) Kantor Pusat BNI dengan kegiatan perkantoran dan jasa perdagangan
15) Wisma BNI 46 dengan kegiatan perkantoran dan jasa
16) Hotel Shangrila dengan kegiatan perkantoran dan jasa B. 4.4 Rencana Transportasi Kecamatan Tanah Abang
17) Universitas Multimedia Nusantara dengan kegiatan suka pendidikan
Perencanaan jejaring transportasi dan tata air tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, akan
18) Artha Loka dengan kegiatan perkantoran dan jasa
tetapi harus ditinjau dari skala makro tingkat kota, atau bahkan tingkat propinsi dan antar
19) Bank Muamalat dengan kegiatan perkantoran dan jasa
propinsi.
20) Citi Bank dengan kegiatan perkantoran dan jasa
21) Wisma Nugraha dengan kegiatan perkantoran dan jasa
Daya dukung jaringan transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban
22) Menara Davinci dengan kegiatan perkantoran dan jasa
permasalahan transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain:
23) Hotel Meridien Le dengan kegiatan perdagangan dan jasa
- Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan system makro
24) Hotel Sultan dengan kegiatan perdagangan dan jasa
- Pembangunan prasarana dan sarana angkutan masal : seperti kereta api dan bus besar
25) Carefour dengan kegiatan perdagangan
- Pengembangan jalur bus khusus (mass rapid transit)
26) Ratu Plaza dengan kegiatan perdagangan
- Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil
27) Departemen Pendidikan Nasional dengan kegiatan kantor pemerintahan
- Optimasi jaringan-jaringan jalan sesuai dengan fungsinya.
28) Kedutaan Papua New Guinea dengan kantor pemerintahan asing
29) Senayan City dengan kegitan perkantoran dan jasa
30) STC dengan kegiatan perdagangan B.4.4.1 Jaringan Jalan
31) Plaza Senayan dengan kegiatan perdagangan Rencana pengembangan jaringan jalan mencakup system jaringan jalan, simpang susun,
32) Gelora Bung Karno dengan kegiatan penyempurna hijau rekreasi dan olahraga jalan laying, jalan bawah tanah, fasilitas pejalan kaki, dan jembatan penyeberangan.
33) Gedung MPR/DPR dengan kegiatan kantor pemerintahan
34) Badan Pemeriksa Keuangan dengan kegiatan kantor pemerintahan

III-49
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

System jaringan jalan di Kecamatan Tanah Abang samapi dengan tahun 2030 direncanakan o. Jl. Danau Tondano – Jl. Danau Limboto – Jl. Danau Gelinggang
sebagai berikut:
1. Jalan Arteri Primer B. 4.4.2 Rel Kereta Api
a. Jl. Jendral Gatot Subroto Angkutan kereta api diharapkan menjadi sarana angkutan umum utama tahun 2030, Rel
b. Jl. Jendral Sudirman – Jl. MH. Thamrin kereta api yang melewetai Kecamatan Tanah Abang menghubungkan Jakarta dengan
c. Jl. KH. Mas Mansyur Merak. Dengan adanya pembangunan triple – decker (kombinasi jalan told an LRT/kereta
d. Jl. KS. Tubun api ringan) koridor utara – selatan DKI Jakarta, maka di Kecamatan Tanah Abang
e. Jl. Asia – Afrika direncanakan dibangun stasiun LRT Palmerah, Kebon Kacang. Kebon Sirih. Stasiun Tanah
f. Jl. Penjernihan – Jl. Pejompongan Abang bersama dengan stasiun kota direncanakan menjadi pusat interseksi dengan operasi
g. Jl. Kebon Sirih kereta api Jabotabek. Sementara itu, juga direncanakan subway / jalan kereta bawah tanah
h. Jl. Palmerah Barat Blok M – Kota yang melalui Kecamatan Tanah Abang dan diharapkan dapat beroperasi
2. Jalan Arteri Sekunder tahun 2030.
a. Jl. Kebon Kacang Raya – Jl. Lontar
b. Jl. Fakhrudin B.4.4.3 Rencana Pelebaran Jalan
c. Jl. Gerbang Pemuda Seluruh wilayah Kecamatan Tanah Abang direncakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini
d. Jl. Bendungan Hilir raya dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan
e. Rencana jalan rel KA Tanah Abang – Kebayoran Lama – Jl. Petamburan Tanah Abang dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Tanah
f. Rencana jalan sejajar rel KA Tanah Abang – Manggarai Abang cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas
g. Jl. KS. Tubun (ruas Jl. Brigjen Katamso kea rah pasar Tanah Abang) – Jl. Kebon jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas.
Jati
3. Jalan Kolektor Primer Tabel 4.2
Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Tanah Abang
a. Jl. Wahid Hasyim
b. Jl. Pintu Gelora 1 ROW Eksisting ROW Rencana
Nama Jalan Fungsi Jalan
c. Jl. Patal Senayan (m) (m)
Jl. Jendral Sudirman Jl. Arteri Primer 64 68
d. Jl. Bendungan Jati luhur – Jl. Bendungan Hilir 9 Jl. Asia Afrika Jl. Arteri Sekunder 28 36
Jl. Pintu Gelora 1 Jl. Kolektor Primer 18 26
e. Jl. Petamburan 1 (ew Jl. HM. Sani) Jl. Gerbang Pemuda Jl. Arteri Sekunder 63 79
f. Jl. Petamburan 4 (ex Jl. Istiqomah) Jl. Gatot Subroto Jl. Arteri Primer 63 79
Jl. Pondok Pinang- Jl. Kolektor Primer 18
g. Rencana jalan sepanjang kali krukut (ruas Jl. Jendral Sudirman – Jl. Pejernihan) Pejompongan 22
h. Rencana jalan sisi timur pemakaman Petamburan Jl. Palmerah Selatan Jl. Arteri Sekunder 10 18
Jl. Palmerah Barat Jl. Arteri Sekunder 16 30
i. Rencana jalan sisi barat Waduk Melati Jl. Palmerah Timur Jl. Arteri Sekunder 7 30
Jl. Gelora Jl. Arteri Sekunder 15 26
j. Jl. Teluk Betung – Jl. Kebon Kacang 30 – Jl. Kebon Kacang 33 – Jl. Taman
Jl. Gelora 1 Jl. Arteri Sekunder 16 20
Kebon Sirih 3 – Jl. Taman Kebon Sirih 2 – Jl. Kebon Kacang 11 Jl. Palmerah Jl. Arteri Sekunder 16 30
Jl. Pejompongan Jl. Arteri Sekunder 20 25
k. Jl. Karet Pasar Baru Barat 1 Jl. Penjernihan Jl. Kolektor Primer 20 25
l. Jl. Pasar baru barat 4 Jl. Penjernihan 2 Jl. Kolektor Primer 9 17
Jl. Administrasi Negara Jl. Kolektor Sekunder 13 15
m. Jl. Karet Pasar Baru Timurt 3 Jl. Danau Tendano Jl. Kolektor Sekunder 12 18
n. Jl. Karet pasar Baru Timur 5 Jl. Danau Toba Jl. Kolektor Sekunder 7 12
Jl. Bendungan Hilir Jl. Kolektor Primer 15 17
III-50
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

ROW Eksisting ROW Rencana − Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan
Nama Jalan Fungsi Jalan
(m) (m) sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
Jl. Bendungan Jatiluhur Hilir Jl. Kolektor Primer 7 15
Jl. TB Jati Luhur Jl. Kolektor Primer 6 11 memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator
Jl. K.H Mansyur Jl. Arteri Sekunder 19 50
− Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
Jl. Mesjid 1 Jl. Kolektor Primer 6 8
Jl. Karet Pasar Baru Barat Jl. Arteri Sekunder 22 25 dilakukan dengan teknologi tepat guna
Jl. Karet Pasar Baru Timur Jl. Arteri Sekunder 15 18
Jl. Kebon Kacang Raya Jl. Kolektor Primer 20 26 − Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
Jl. Lontar Jl. Kolektor Primer 9 20 penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)
Jl. H. Sabeni Jl. Kolektor Sekunder 7 15
Jl. Kebon Jati Jl. Kolektor Primer 25 25 − Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk
Jl. KS. Tubun Jl. Arteri Sekunder 19 46
Jl. Jati Baru Jl. Arteri Sekunder 35 38 kelingkungan yang padat penduduk
Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Arteri Sekunder 22 42 − Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya
Jl. Fachrudin Jl. Kolektor Primer 20 25
Jl. Kebon Sirih Jl. Kolektor Primer 16 35 dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta

B.4.4.4 Terminal Bis Tabel 4.3


Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Tanah Abang
Terminal bis makro/mikrolet di Kecamatan Tanah Abang terdapat di depan stasiun KA
Asumsi Timbulan Timbulan Timbulan
Tanah Abang, merupakan stasiun angkutan dalam kota. Rencana pengembangan sampai Penduduk
No Kelurahan Sampah Sampah Sampah
(jiwa)
dengan tahun 2030 adalah tetap mempertahankan di lokasi tersebut, yaitu di Kelurahan (ltr/org/hari) (ltr/hari) (m3/hari)
1 Gelora 55.121 2.67 20.644,57 20,64
Kampung Bali. 2 Bendungan Hilir 79.565 2.67 29.799,63 29,80
3 Karet Tengsin 171.752 2.67 64.326,59 64,33
4 Kebon Melati 54.495 2.67 20.410,11 20,41
B.4.5 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Tanah Abang 5 Petamburan 45.339 2.67 16.980,90 16,98
6 Kebon Kacang 67.718 2.67 25.362,55 25,36
Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :
7 Kampung Bali 1.780 2.67 666,67 0,97
- Jejaring yang sudah ada Jumlah 475.770 2.67 178.191,01 178,19
Sumber : Hasil Rencana
- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :
B.4.5.2 Drainase dan Pengendali Banjir
- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada
Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
− Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari
- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang
pembuangan sampah)
meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,
− Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai
telekomunikasi dan air limbah.
menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor
− Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air
B.4.5.1 Persampahan
− Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir
Produksi buangan sampah di Kecamatan Tanah Abang sampai tahun 2030 diperhitungkan
sebesar 178.191,01 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing
kelurahan sebanyak satu unit
Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut:
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut:
III-51
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau − Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada
sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran − Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel
segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah PLN dengan kabel isolasi
dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran − Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta
segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong mempertimbangkan segi estetika lingkungan.
− jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan.
Tabel 4.4
− Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.
Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Tanah Abang

Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m)


B.4.5.4 Rencana Jaringan Air Bersih
Kali Krukut 7-10 30
Banjir Kanal Barat - 60 Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Tanah abang adalah sebesar 2.718,69
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta
m3/hari. Kebutuhan tersebut dipenuhi dari instalasi Pejompongan I – II dengan kapasitas

B.4.5.3 Limbah diatas 2000 1/detik. Rencana untuk tahun 2030, jaringan pipa air minum diarahkan untuk

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan memenuhi penambahan kebutuhan air bersih.

Menteng ialah sebesar 6.895.217,39 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah
di Kecamatan Tanah Abang ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran Tabel 4.6
Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Tanaha Abang
pembuangan air limbah makro yaitu Banjir Kanal Barat dan Kali Krukut.
Asumsi
Kebutuhan Kebutuhan
Penduduk Kebutuhan Air
Tabel 4.5 No Kelurahan
(jiwa) Bersih
Air Bersih Air Bersih
Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Tanah Abang (ltr/hari) (m3/hari)
(ltr/org/hari)
1Gelora 55.121 175 314,98 0,13
Timbulan Timbulan 2Bendungan Hilir 79.565 175 454,66 0,45
Penduduk Asumsi Sludge
No Kelurahan Sludge Sludge 3Karet Tengsin 171.752 175 981,44 0,98
(jiwa) (ltr/org/hari)
(ltr/hari) (m3/hari) 4Kebon Melati 54.495 175 311,40 0,31
1 Gelora 55.121 0.069 798.855,07 798,86 5Petamburan 45.339 175 259,08 0,26
2 Bendungan Hilir 79.565 0.069 1.153.115,94 1.153,12 6Kebon Kacang 67.718 175 386,96 0,39
3 Karet Tengsin 171.752 0.069 2.489.159,42 2.489,16 7Kampung Bali 1.780 175 10,17 0,01
4 Kebon Melati 54.495 0.069 789.782,61 789,78 Jumlah 475.770 175 2718,69 2,72
5 Petamburan 45.339 0.069 657.086,96 657,09 Sumber : Hasil Perhitungan 2009
6 Kebon Kacang 67.718 0.069 981.420,29 981,42
7 Kampung Bali 1.780 0.069 25.797,10 25,80
Jumlah 475.770 0.069 6.895.217,39 6.895,22
Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.6 Rencana Pola Ruang Kecamatan Tanah Abang
Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Tanah Abang terbagi menjadi beberapa pemanfaatan
B.4.5.3 Listrik
lahan, yaitu :
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut
a. Pemanfaatan Lahan Perumahan
merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang
b. Pemanfaatan Lahan Perkantoran
membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada
c. Pemanfaatan Lahan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
Kecamatan Tanah Abang dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan
d. Pemanfaatan Lahan Penyempurna
sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :

B.46.1 Permukiman
− Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada
III-52
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan
wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 210,244 Ha. Kawasan Perkantoran dan Perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua,
Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 297,212 Ha.
lahan yaitu :
 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan pemanfaatan lahan seluas 1,53 Ha Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, terbagi menjadi
 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan pemanfaatan lahan seluas 129,154 Ha beberapa pemanfaatan lahan yaitu :

 Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 25,257 Ha - Kawasan Kantor Pemerintahan dengan pemanfaatan lahan seluas 65,81 Ha
- Kawasan Perkantoran Swasta dengan pemanfaatan lahan seluas 90,131 Ha
 Kawasan Perumahan Susun dengan pemanfaatan lahan seluas 35,88 Ha
- Kawasan Perdagangan dengan pemanfaatan lahan seluas 141,169 Ha
 Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 18,423 Ha
- Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 0,02 Ha

Rencana pemanfaatan wisma di Kecamatan Tanah Abang sampai dengan Tahun 2030,
Tabel 4.8
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal masyarakat di Kecamatan Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan
Tanah Abang, dan diharapkan rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut mampu
memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Tanah Abang menjadi lebih baik dan teratur. No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Kantor Pemerintahan 65,81
Hal itu terlihat dengan terdapatnya perencanaan akan wisma susun taman dan wisma
2 Kawasan Perkantoran Swasta 90,131
susun, perencanaan tersebut bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan 3 Kawasan Perdagangan 141,169
Tanah Abang khususnya pada wilayah – wilayah dengan kondisi lingkungan yang sangat 4 Kawasan Perkantoran Taman 0,02
padat dan tidak teratur, serta perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun Total 297,212
Sumber: Hasil Analisa
tersebut dapat memberikan ruang yang lebih luas yang dapat digunakan sebagai taman
bermain atau tempat bersosialisasi masyrakat di tempat tersebut. B.4.6.3 Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan
Selain itu rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut dapat menampung daya tampung Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial merupakan pemanfaatan lahan terbesar ketiga, yaitu
penduduk di Kecamatan Tanah Abang sampai Tahun 2030. dengan pemanfaatan lahan seluas 52,593 Ha.

Tabel 4.7 Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial, terbagi menjadi
Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan
beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
Daya Tampung - Kawasan Pelayanan Pendidikan dengan pemanfaatan lahan seluas 19,03 Ha
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) Penduduk
(jiwa/M2) - Kawasan Pelayanan Kesehatan dengan pemanfaatan lahan seluas 7,073 Ha
1 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi 1,53 765
- Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah dengan pemanfaatan lahan seluas 3,659 Ha
2 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 129,154 19.089
3 Kawasan Perumahan Susun Taman 25,257 112.253 - Kawasan Pelayanan Umum dengan pemanfaatan lahan seluas 0,558 Ha
4 Kawasan Perumahan Susun 35,88 394.151 - Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olahraga dengan pemanfaatan lahan seluas
5 Kawasan Campuran Kecil 18,423 -
414.118 12,788 Ha
Total 210,244
Sumber : Hasil Analisa - Kawasan Pelayanan Sosial Budaya dengan pemanfaatan lahan seluas 6,65 Ha
- Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 1,214 Ha
Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :
B.4.6.2 Perdagangan dan Jasa
III-53
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.9 − Fasilitas Peribadatan


Pemanfaatan Lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial
− Fasilitas Olah Raga
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)

1 Kawasan Pelayanan Umum Pendidikan 19,03


B.4.7.1 Pendidikan
2 Kawasan Pelayanan Umum Kesehatan 7,073
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan
3 Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah 3,659 Tanah Abang, pada tahun 2030 Kecamatan Tanah Abang harus menyediakan 355 unit
4 Kawasan Pelayanan Umum 0,558 fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian
Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olah 219 unit TK, 109 unit SD, 18 unit SLTP, serta 9 unit SLTA
5 12,788
Raga
6 Kawasan Pelayanan Sosial Budaya 6,65
Tabel 4.11
7 Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota 1,214 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Tanah Abang
Total 52,593
Eksisting Kebutuhan
Sumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan No Jenis Fasilitas
2006 Daya Tampung
1 TK 55 395
2 SD 128 197
3 SLTP 38 33
B.4.6.4 Ruang Terbuka Hijau
4 SLTA 26 16
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan 5 Diploma 4 1
Jumlah 251 642
Kawasan Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan Sumber : Hasil Perhitungan 2009
lahan seluas 159,007Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi
menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
B.4.7.2 Kesehatan
 Kawasan Taman, Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Tanah
125,997 Ha
Abang, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya
 Kawasan Pemakaman dengan pemanfaatan lahan seluas 33,01 Ha
belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga
tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai
Tabel 4.10
pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan,
Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna
serta 9 unit apotik.
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota 125,997
2 Kawasan Makam 33,01
Total 159,007
Sumber: Hasil Analisa

B. 4.7 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Tanah Abang
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Tanah Abang terdiri dari
empat jenis fasilitas, yaitu :
Tabel 4.12
− Fasilitas Pendidikan Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Tanah Abang

− Fasilitas Kesehatan
III-54
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Eksisting Kebutuhan  Saluran Banjir Kanal/Kali Malang


No Jenis Fasilitas
2006 Daya Tampung
1 Rumah Sakit 2 0  Kali Grogol
2 Puskesmas 12 2  Kali Cideng
3 Pos KB 90 16
4 Apotik 17 16  Waduk Melati di Kelurahan Kebon Melati yang sekaligus dikembangkan sebagai
5 Lainnya 25 wisata air.
Jumlah 146 36
Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.8 Kawasan Strategis Kecamatan Tanah Abang


B.4.7.3 Peribadatan Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Tanah Abang ditentukan berdasarkan peranan

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan

masyarakat Kecamatan Tanah Abang akan sarana peribadatan maka diperlukan kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta

penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat Pusat khususnya Kecamatan Tanah Abang ditentukan sebagai kawasan strategis yang

ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa diarahkan pada pengembangan kawasan Bendungan Hilir, Sabang, dan Cempaka Putih

penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang sebagai kawasan perdagangan dan penunjang kegiatan jasa dan perkantoran;

membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang
ada. B.4.9 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Tanah Abang
Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan
B.4.7.4 Olah Raga besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam
Jumlah penduduk Kecamatan Tanah Abang berdasarkan daya tampung ialah sebesar perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya
98.039 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai
olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada berikut :
tabel III-16, yaitu tempat bermain berjumlah 674 unit, lapangan olahraga atau lapangan 1. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6
sepak bola berjumlah 164 unit, kolam renang berjumlah 16 unit, lapangan bulu tangkis 2. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai
berjumlah 164, lapangan tenis berjumlah 164, dan lapangan bola voli berjumlah 164. dengan 2,4
3. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai
Tabel 4.13 dengan 3,5
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Tanah Abang 4. Nilai KLB rata-rata 4,0
Eksisting Kebutuhan
No Jenis Fasilitas
2006 Daya Tampung
Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan
1 Lap. Sepak Bola 4 164
2 Kolam Renang 3 16 bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan
3 Bulu Tangkis 59 164 industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan.
4 Tenis 11 164
5 Bola Voli 19 164 Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk
6 lainnya 15 memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga
Jumlah 111 674
Sumber : Hasil Perhitungan 2009 dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.
Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan
B.4.7.5 Pengendalian Bencana
pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan
Sistem pengendalian banjir di Kecamatan Tanah Abang meliputi : tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.
III-55
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Ketinggian
No Kelurahan Lokasi Peruntukan KDB KLB
(lantai)
KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : 1 Gelora • Komplek olahraga • Penyempurna hijau 1-2 60% <1,2
a) Kawasan permukiman senayan
• Lap. Golf, Jl. Asia
b) Kawasan permukiman KDB rendah
Afrika-Kali Grogol
c) Kawasan bangunan umum 2 • Gelora • Parkir timur senayan • Kawasan taman 2-3 60% 1,6
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah Bendungan • Balai sidang senayan
Hilir • Perumahan
e) Kawasan campuran pejompongan
f) Kawasan industri / pergudangan • Kantor PDAM,
lembaga farmasi TNI-
KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : AL
• RSAL, sekolah
a) Kawasan permukiman 3 Gelora • Jl. Palmerah Barat – • Kawasan Perkantoran 3-4 60% 2,4
b) Kawasan permukiman KDB rendah Jl. Gelora – Jl. • Kawasan Campuran
Jurangan – Kali Kecil
c) Kawasan bangunan umum Grogol • Kawasan Perumahan
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah • Jl. Asia Afrika – Kali • Kawasan Taman
Grogol
e) Kawasan campuran
4 • Karet Tengsin • Jl. Penjernihan, kali • Kawasan Kantor 4-8 55-60% 3
f) Kawasan industri / pergudangan Krukut, Banjir Kanal Pemerintah
• Petamburan Barat • Kawasan Hijau Binaan
KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : • Jl. Gatot Subroto, Jl. • Kawasan Perumahan
KS. Tubun, Kali • Kawasan Kantor
a) Kawasan permukiman 4
Krukut rel KA Pemerintah
b) Kawasan permukiman KDB rendah • Kebon Melati
• Kawasan Perkantoran
c) Kawasan bangunan umum • Jl. KH. Mas Mansyur, • Kawasan Fasilitas
Jl. Lontar, Jl. Jati Umum dan fasilitas
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah bunder, rel KA social
• Kebon
e) Kawasan campuran Kacang • Kawasan Perkantoran
• Kawasan Campuran
KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : • Jl. KH. Mas Mansyur, Kecil
• Kampung Bali Jl. Lontar, Jl. Kebon • Kawasan Kantor
a) Kawasan permukiman Jati Pemerintah
b) Kawasan bangunan umum • Kawasan perkantoran
• Jl. KH. Wahid • Kawasan fasilitas
c) Kawasan bangunan umum KDB rendah Hasyim, Jl. Kebon umum dan fasilitas
d) Kawasan campuran Kacang 11 social
e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer • Kawasan perkantoran
• Jl. Kebon Jati, Jl. • Kawasan fasilitas
Baru Barat Fakhrudin, Jl. Abdul umum dan fasilitas
Muis, Jl. Jati Baru, rel social
KA • Kawasan perumahan
• Kawasan campuran
• Jl. Wahid hasyim, Jl. kecil
Kampunga bali 4, Jl.
• Kawasan perkantoran
Tabel 4.14 Kampung bali 33
• Kawasan fasilitas
Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan
umum dan fasilitas
Kecamatan Tanah Abang Tahun 2030
social

III-56
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No Kelurahan Lokasi Peruntukan


Ketinggian
KDB KLB
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Menteng merupakan wujud pemanfaatan
(lantai)
5 Gelora • Hotel atlet century • Kawasan taman 8-16 50-55% 3,5 ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar
park dan sekitarnya • Kawasan perkantoran sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil
• Perkantoran / dan perdagangan
identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka
pertokoan sentral
senayan, Jl. Asia- tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng yaitu :
Afrika a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan
6 Gelora • Kantor Depdikbud, • Kawasan kantor 16-24 45-50% 4
budi daya.
Ratu Plaza, Panin pemerintah
Centre, Jl. Jendral • Kawasan perkantoran b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah
Sudirman kecamatan serta keserasian antar sektor.
7 • Gelora • Jl. Asia Afrika, Jl. • Kawasan fasilitas  32 40%
• Bendungan Gelora, Jl. Juraganan, umum dan fasilitas c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi
hilir Jl. Komplek PLN social pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan
• Karet Tengsin • Jl. Jendral Sudirman, • Kawasan hijau lindung
pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan
• Kebon Melati Jl. Bendungan Hilir • Kawasan perkantoran
• Kebon • Jl. Jendral Sudirman, • Kawasan perumahan Jatinegara.
Kacang Jl. KH. Mas Mansyur, • Kawasan campuran d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Kampung Bali kawasan segitiga kecil
manhattan • Kawasan perkantoran • Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Menteng yang sejahtera lahir
• Perumahan karet • Kawasan fasiitas umum dan batin
tengsin dan fasilitas social
• Jl. Jendral Sudirman, • Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Kawasan hijau lindung
Jl. Karet Pasar Baru • Kawasan perumahan • Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
Timur • Kawasan perkantoran
berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
• Jl. KH. Mas mansyur, • Kawasan perumahan
Jl. Kebon Kacang, • Kawasan perumahan sumberdaya manusia
Kali Cideng • Kawasan campuran • Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
• Jl. Fakhrudin, Jl. kecil
Abdul Muis, Jl. Kebon dampak negatif terhadap lingkungan
• Kawasan perkantoran
sirih, kali cideng • Kawasan fasilitas • Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
umum dan fasilitas
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan
social
• Kawasan campuran masyarakat.
kecil f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar
• Kawasan perkantoran
8 • Gelora • Hotel Sultan Jakarta • Kawasan Taman >32 20% >5 dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
• Bendungan • Jl. Gatot Subroto, Jl. • Kawasan perumahan
>32 40% >5
Hilir Jendral Sudriman, Jl. • Kawasan perkantoran 4.10.2 Kebijakan
Bendungan Hilir, Jl. • Kawasan fasilitas
Taman Bendungan umum dan fasilitas 4.10.2.1 Kawasan Budidaya
Jati luhur sosial Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010 pengembangan yang ada di Kecamatan Menteng, secara umum pengembangan tersebut
berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian
B.4.10 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Menteng lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan

B.4.10.1 Tujuan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan
kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
III-57
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi
lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam
dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan g. Sektor Ruang Terbuka Hijau
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang
pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati
lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan
agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum
pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :
a. Perumahan 4.10.2.2 Kawasan Strategis
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung
yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-
sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun
Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya
b. Sektor Perdagangan dan Jasa membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai
Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang
ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.
harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan
c. Sektor Fasilitas Umum hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. 4.10.2.3 Penanganan Lingkungan
Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna
Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk
standar kecamatan. juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
d. Sektor Air Minum penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan
jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang 4.10.3 Strategi
melampaui batas harus dicegah. Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng :
e. Sektor Banjir dan Drainase
• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah
Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem
berkembang.
makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.
• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan
membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
f. Sektor Utilitas Umum

III-58
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di B.4.12 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Menteng
bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh. Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat
• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu kegiatan pembentuk ruang kecamatan Menteng hanya didasarkan kepada pusat kegiatan
meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa. premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng
adalah sebagai berikut.
B.4.11 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Menteng 1. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Menteng antara lain adalah :
Persebaran penduduk di Kecamatan Menteng direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur, a. Plaza Indonesia yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan
dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma perdagangan
dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan b. Grand Hyatt yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan perdagangan
masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya c. Plaza EX dengan kegiatan perdagangan
sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya, d. Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan
kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana, e. Hotel Indonesia dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan
dan prasarana yang baik. Kecamatan Menteng diharapkan dapat menampung penduduk f. Hotel Mandarin dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan
sebanyak 98.039 jiwa pada tahun 2030. g. Kedutaan Inggris dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
h. Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
Wilayah Selatan Kecamatan Menteng diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah i. Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
yang lebih besar dari pada wilayah utara. Wilayah Selatan Kecamatan Menteng yaitu beberapa j. Kedutaan Jerman dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
bagian Kelurahan Kebon Sirih diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan k. The City of Tower dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
rendah, sedangkan untuk wilayah Selatan dan Pusat Kecamatan Menteng, yaitu Kelurahan l. Universita Indonusa dengan kegiatan suka pendidikan
Menteng dan Kelurahan Gondangdia yang diarahkan untuk menampung penduduk dengan m. Kawasan Wisata malam yang terletak di jalan Jaksa dengan kegiatan
kepadatan sedang. Pembangunan wisma di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan wisma yang perdagangan
pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan wisma taman yang diperbolehkan berada di n. Kawasan wisata Sabang dengan kegiatan perdagangan
kedua kecamatan tersebut. o. Universitas Bina Manajemen dengan kegiatan suka pendidikan
p. Taman Ismail Marzuki dengan kegiatan suka social budaya
Tabel 4.15 q. Rumah Sakit PGI Cikini dengan kegiatan suka kesehatan
DAYA TAMPUNG PENDUDUK PER KELURAHAN
r. Gedung Perintis dan Monumen Proklamator dengan kegiatan suka social budaya
No Kelurahan Jumlah penduduk (jiwa/m2)
s. Kantor Bappenas dengan kegiatan kantor pemerintahan
1 Menteng 972,14 2. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Menteng antara lain adalah :
2 Pegangsaan 415,50
a. Plaza Menteng dengan kegiatan perdagangan
3 Cikini 307,51
Gondang Dia b. Plaza Keris dengan kegiatan perdagangan
4 445,24
5 Kebon Sirih 42.531,83 c. Hero dengan kegiatan perdagangan
Jumlah 44.672,22 d. Artha Graha dengan kegiatan perkantoran dan jasa
Sumber : Hasil Perhitungan, 2009
e. Balai Budaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa
f. Bank Mandiri dengan kegiatan perkantoran dan jasa
3. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Menteng antara lain adalah :
a. Stasiun Cikini dengan kegiatan sarana trnsportasi kecamatan

III-59
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

b. Stasiun Gondangdia dengan kegiatan sarana transportasi kecamatan - Jejaring yang sudah ada
- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
B.4.13 Rencana Transportasi Kecamatan Menteng Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :
Rencana transportasi di Kecamatan Menteng melipui rencana pembangunan jaringan jalan - Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada
mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Menteng sampai - Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : - Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang
Seluruh wilayah Kecamatan Menteng direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,
dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan telekomunikasi dan air limbah.
Menteng dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Menteng cukup
melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan
B.4.14.1 Persampahan
pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas.
Produksi buangan sampah di Kecamatan Menteng sampai tahun 2030 diperhitungkan
sebesar 119.274,83 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing
Tabel 4.16
kelurahan sebanyak satu unit, Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Menteng
Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Menteng
adalah sebagai berikut:
ROW Eksisting ROW Rencana − Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan
Nama Jalan Fungsi Jalan
(m) (m)
sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
Jl. Proklamasi Jl. Kolektor Primer 12 24 memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator
Jl. Sultan Agung Jl. Arteri Sekunder 25 25
Jl. Latuharhari Jl. Kolektor Primer 18 18 − Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
Jl. Imam Bonjol Jl. Arteri Sekunder 30 30
dilakukan dengan teknologi tepat guna
Jl. MH. Thamrin Jl. Arteri Primer 40 46
Jl. HOS Cokroaminoto Jl. Arteri Sekunder 25 29 − Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
Jl. Sultan Syahrir Jl. Arteri Sekunder 8 13.5
Jl. Moh. Yamin Jl. Arteri Sekunder 8 13.5 penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)
Jl. Yusuf Adiwinata Jl. Kolektor Primer 9 18 − Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk
Jl. H Agus Salim Jl. Kolektor Primer 9 17
Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Kolektor Primer 15 26 kelingkungan yang padat penduduk
Jl. Kebon Sirih Raya Jl. Arteri Sekunder 25 50
Jl. Teuku Umar Jl. Kolektor Primer 22 25 − Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya
Jl. Sam Ratulangi Jl. Kolektor Primer 14 18 dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
Jl. Cut Meutia Jl. Kolektor Primer 13 18
Jl. Cikini Raya Jl. Arteri Sekunder 12 36
Jl. Menteng Raya Jl. Kolektor Primer 15 47 Tabel 4.17
Jl. Soeroso Jl. Kolektor Primer 12 14 JUMLAH TIMBULAN SAMPAH KECAMATAN MENTENG
Jl. Raden Saleh Jl. Kolektor Primer 9 24 Asumsi Timbulan Timbulan Timbulan
Penduduk
Jl. AA. Kali Pasir Jl. Kolektor Primer 7 15 No Kelurahan Sampah Sampah Sampah
(jiwa)
Jl. Suwiryo Jl. Kolektor Primer 12 12 (ltr/org/hari) (ltr/hari) (m3/hari)
Jl. Kusuma Atmaja Jl. Kolektor Primer 9 12 1 Menteng 972,14 2.67 5.595,61 5.59561
Jl. Diponogoro Jl. Arteri Sekunder 14 20 2 Pegangsaan 415,50 2.67 1.109,39 1.10939
Tambak Jl. Kolektor Primer 22 22 3 Cikini 307,51 2.67 821,05 0.82105
Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta 4 Gondang Dia 445,24 2.67 1.188,79 1.18879
5 Kebon Sirih 42.531,83 2.67 113.559,99 113.56
Jumlah 44.672,22 119.274,83 119.2748
B.4.14 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Menteng Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :

III-60
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kecamatan Menteng dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar.
Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :

B.4.14.2 Drainase dan Pengendali Banjir 1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada

Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut : 2. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada

− Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari 3. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel

kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan PLN dengan kabel isolasi

pembuangan sampah); 4. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta

− Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai mempertimbangkan segi estetika lingkungan

menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; 5. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan

− Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah

air; 6. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi

− Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir. eksisting 2008 belum terlayani listrik

Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, yaitu Saluran B.4.14.5 Rencana Jaringan Air Bersih
primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Menteng adalah sebesar

yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi 7.817.638,50 lt/hari.

empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan Tabel 4.19
JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH KECAMATAN MENTENG
mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi Asumsi
Kebutuhan Kebutuhan
Penduduk Kebutuhan Air
empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong No Kelurahan Air Bersih Air Bersih
(jiwa) Bersih
(ltr/hari) (m3/hari)
(ltr/org/hari)
1 Menteng 972,14 175 170.124,50 170.1245
Tabel 4.18 2 Pegangsaan 415,50 175 72.712,50 72.7125
Rencana Pelebaran Sistem Drainase 3 Cikini 307,51 175 53.814,25 53.81425
Kecamatan Menteng 4 Gondang Dia 445,24 175 77.917,00 77.917
Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m) 5 Kebon Sirih 42.531,83 175 7.443.070,25 7443.07
Kali Baru Barat 5-7 10 Jumlah 44.672,22 7.817.638,50 7817.639
Banjir Kanal Barat - 60 Sumber : Hasil Perhitungan 2009
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta

B.4.14.3 Limbah B.4.14.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk,

Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali

Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan Krukut. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di

air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut. Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari.

B.4.14.4 Listrik B.4.15 Rencana Pola Ruang Kecamatan Menteng


Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut Rencana pola ruang di Kecamatan Menteng tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting 2007.

merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang Kecamatan Menteng sebagian besar diarahkan menjadi kawasan permukiman yang dilengkapi

membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada dengan fasilitas pendukung kegiatan permukiman.

III-61
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.15.1 Permukiman Tabel 4.21


Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan wisma Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan
yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 265,14 Ha. No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Perkantoran Pemerintah 11,16
2 Kawasan Perdagangan 95,27
Rencana pemanfaatan lahan wisma, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
3 Kawasan Perkantoran Swasta 144.721
- Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan penggunaan lahan seluas 12,08 Ha 4 Kawasan Perkantoran Taman 2,41
- Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 205,66 Ha Total 144.829,83
Sumber: Hasil Analisa
- Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 40,06 Ha
- Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 6.63 Ha
4.15.3 Ruang Terbuka Hijau
- Kawasan Perumahan Susun Taman dengan penggunaan lahan seluas 0,70 Ha
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan Kawasan
Tabel 4.20 Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas
Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan 25.90 Ha.
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah 12,08 Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan
2 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 205,66
lahan yaitu :
3 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi 40,06
4 Kawasan Perumahan Susun 6,63 - Kawasan Penyempurna Hutan Lindung dengan pemanfaatan lahan seluas 6,13 Ha
5 Kawasan Perumahan Susun Taman 0,70 - Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 9,16 Ha
Total 265,14
Sumber : Hasil Analisa
- Kawasan Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 18,07 Ha

Tabel 4.22
B.4.15.2 Perdagangan dan Jasa
Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan kawasan
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
perkantoran dan perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan 1 Kawasan Penyempurna Hutan Lindung 6,13
pemanfaatan lahan seluas 122.05 Ha. 2 Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota 9,16
3 Kawasan Taman 18,07
Total 33,37
Rencana pemanfaatan lahan kawasan perkantoran dan perdagangan, terbagi menjadi
Sumber: Hasil Analisa
beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
- Kawasan Perkantoran Pemerintah dengan penggunaan lahan seluas 11,16 Ha B.4.16 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Menteng
- Kawasan Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 95,27 Ha Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Menteng terdiri dari empat
- Kawasan Perkantoran Swasta dengan penggunaan lahan seluas 144.721 Ha jenis fasilitas, yaitu :
- Kawasan Perkantoran Taman dengan penggunaan lahan seluas 2,41 Ha − Fasilitas Pendidikan
− Fasilitas Kesehatan
− Fasilitas Peribadatan
− Fasilitas Olah Raga

III-62
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.16.1 Pendidikan Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada.
Menteng, pada tahun 2030 Kecamatan Menteng harus menyediakan 128 unit fasilitas
pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 78 unit Tabel 4.25
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Menteng
TK, 39 unit SD, 7 unit SLTP, serta 3 unit SLTA
Kebutuhan
Eksisting
Tabel 4.23 No Jenis Fasilitas Daya
2006
Tampung
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Menteng 1 Mesjid 35 3
2 Musholla 52 33
Eksisting Kebutuhan
No Jenis Fasilitas 3 Gereja Kristen 16 2
2006 Daya Tampung
4 Gereja Katolik 2 2
1 TK 27 78
5 Pura - 2
2 SD 26 39
6 Vihara - 2
3 SLTP 16 7
7 Kelenteng - 2
4 SLTA 14 3
Jumlah 105 45
5 Diploma 10 0
6 Universitas 3 0 Sumber : Hasil Perhitungan 2009
Jumlah 96 128
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.16.4 Olah Raga
B.4.16.2 Kesehatan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Menteng, memenuhi kebutuhan penduduk terhadap fasilitas olah raga maka Kecamatan Menteng
terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum perlu menyediakan 36 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari bangunan fisik maupun ruang
memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun terbuka sebagai area bermain atau jogging.
2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai pengobatan, 9
unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik. Tabel 4.26
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Menteng
Tabel 4.24
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Menteng Eksisting Kebutuhan
No Jenis Fasilitas
2006 Daya Tampung
Eksisting Kebutuhan 1 Sepak Bola 4
No Jenis Fasilitas
2006 Daya Tampung 2 Bola Voly 5
1 Rumah Sakit 8 0 3 Bulu Tangkis 5
2 Rumah Bersalin 10 3 4 Bola Basket 4
3 Poliklinik 10 3 5 Lapangan Tenis 2
4 Puskesmas 5 3 6 Tenis Meja 5 33
5 Posyandu 39 3 7 Kolam renang 1 3
6. Apotek 14 3 Jumlah 26 36
Jumlah 86 17 Sumber : Hasil Perhitungan 2009
Sumber : Hasil Perhitungan 2009

B.4.16.5 Pengendalian Bencana


B.4.16.3 Peribadatan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Menteng direncanakan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan
beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu berupa :
masyarakat Kecamatan Menteng akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan
1. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya
2. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk.
III-63
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

3. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan
pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air. pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan
4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.
5. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga
mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran. KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman
B.4.17 Kawasan Strategis Kecamatan Menteng b) Kawasan permukiman KDB rendah
Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Menteng ditentukan berdasarkan peranan dan c) Kawasan bangunan umum
fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota. d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Pusat e) Kawasan campuran
khususnya Kecamatan Menteng ditentukan sebagai kawasan strategis yang diarahkan pada f) Kawasan industri / pergudangan
pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :
pengembangan kesenian dan kebudayaan. a) Kawasan permukiman
b) Kawasan permukiman KDB rendah
B.4.18 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Menteng c) Kawasan bangunan umum

Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam e) Kawasan campuran

perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya f) Kawasan industri / pergudangan

berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada :

berikut : a) Kawasan permukiman 4

- Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6 b) Kawasan permukiman KDB rendah

- Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai c) Kawasan bangunan umum

dengan 2,4 d) Kawasan bangunan umum KDB rendah

- Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai e) Kawasan campuran

dengan 3,5 KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada :

- Nilai KLB rata-rata 4,0 a) Kawasan permukiman


b) Kawasan bangunan umum

Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan c) Kawasan bangunan umum KDB rendah

bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan d) Kawasan campuran

industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer
Baru Barat

Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk


memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga
dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.

III-64
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.27 B.4.19 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Senen


Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan
Kecamatan Menteng Tahun 2030 B.4.19.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Senen merupakan wujud pemanfaatan
Ketinggian maks KDB KLB
No Lokasi Peruntukan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar
(lantai) (%) (%)
1 Jl. MH. Thamrin - Kawasan Perkantoran 60 50 5,0
sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil
- Kawasan Perdagangan
2 JL. Kebon Sirih - Kawasan Perkantoran 60 50 5,0 identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka
- Kawasan Perdagangan
3 Jl. KH. Agus Salim - Kawasan Perkantoran 60 50 5,0 tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Senen yaitu :
4 Jl. KH. Wahid Hasyim - Kawasan Perkantoran 16 50 3,5 a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan
5 Jl. Srikaya - Kawasan Perdagangan 8 55 3,0
6 Jl. Cut Nya Dien - Kawasan Perkantoran 4 60 2,4 budi daya.
7 Jl. Gondangdia Lama - Kawasan Perdagangan 8 55 3,0
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah
8 Jl. Menteng Raya - Kawasan Perkantoran 8 55 3,0
9 Jl. Cikini - Kawasan Perdagangan 16 50 3,5 kecamatan serta keserasian antar sektor.
10 Jl. Probolinggo - Kawasan Perdagangan 8 55 3,0
11 Jl. Pegangsaan - Kawasan Perkantoran 8 55 3,0 c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi
12 Jl. Pegangsaan - Kawasan Campuran 4 60 2,4 pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan
Kecil
13 Jl. Pegangsaan - Kawasan Kantor 4 60 2,4 pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan
Pemerintah
Senen.
14 Jl. Anyer - Kawasan Perdagangan 4 60 2,4
15 Jl. Anyer - Kawasan fasilitas 4 20 0.8 d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
umum dan fasilitas
sosial • Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Senen yang sejahtera lahir dan
16 Jl. Jl. Raden Saleh - Kawasan fasilitas 4 50 2,0
batin
umum dan fasilitas
sosial • Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
17 Jl. Cikini - Kawasan fasilitas 8 55 3,0
umum dan fasilitas • Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
sosial
18 Jl. Yusuf Adwinata - Kawasan Perumahan 2 60 1,2 berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
Kepadatan Sedang sumberdaya manusia
19 Jl. HOS. - Kawasan Perumahan 2 60 1,2
Cokroaminoto Kepadatan Sedang • Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
20 Jl. Teuku Umar - Kawasan Perumahan 2 60 1,2
Kepadatan Sedang
dampak negatif terhadap lingkungan
21 Jl. Imam Bonjol - Kawasan Perumahan 2 60 1,2 • Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
Kepadatan Sedang
22 Jl. Cimahi - Kawasan Perumahan 2 60 1,2 e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan
Kepadatan Sedang
masyarakat.
23 Jl. Madiun - Kawasan Perumahan 2 60 1,2
Kepadatan Sedang f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar
24 Jl. Taman Suropati - Kawasan Perumahan 2 60 1,2
Kepadatan Sedang dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
25 Jl. Syamratulangi - Kawasan Perumahan 2 60 1,2
Kepadatan Sedang
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010 B.4.19.2 Kebijakan
Wilayah perencanaan Kecamatan Senen berada di Wilayah Pengembangan Pusat, dimana
karakteristiknya adalah permukiman penduduk berpendapatan menengah ke bawah.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Senen berkarya di luar Kecamatan Senen.

III-65
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kebijakasanaan umum Kecamatan Senen adalah meningkatkan lingkungan melalui Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
dengan potensi lahan yang tinggi.
Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari
upaya persiapan reorientasi terhadap sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program Sektor Ruang Terbuka Hijau
pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali
dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui
program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar
Perumahan
badan jalan) arteri dan kolektor.
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada pembangunan vertikal untuk wilayah yang
belum terbangun. Sedangkan pembangunan perumahan horizontal untuk masa mendatang
B.4.19.3 Strategi
dibatasi.Sektor Perdagangan dan Jasa
B.4.19.3.1 Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat
Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan.
pengembangan yang ada di Kecamatan Senen, secara umum pengembangan tersebut
Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor
berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian
keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang
lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan
memadai.
budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah merupakan kawasan yang mempunyai
Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
Sektor Fasilitas Umum sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan
Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk
Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan
Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai
Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan
standar kecamatan. tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan
perkotaan terutama di pusat kota tetap memperhatikan agar kekompakan penggunaan lahan
Sektor Air Minum
terjaga dan tidak menjadi homogen.
Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan
jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.
B.4.19.3.2 Kawasan Strategis
Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah.
Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung
Sektor Utilitas Umum pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-
Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik pertimbangan. Sektor strategis yang dapat dikembangkan di Kecamatan Senen ialah sektor
serta lampu-lampu penerangan jalan. perdagangan dan jasa. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional
Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Kawasan ini memiliki prospek ekonomi
yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
III-66
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.


Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan

B.4.19.3.3 Penanganan Lingkungan Tabel 4.28


Analisis Daya Tampung Penduduk
Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna Kecamatan Senen Tahun 2030
mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk
No Kelurahan Penduduk ( jiwa) Daya Tampung 2030
juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
1 2 3 4
penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). 1 Kenari 8.380 0
2 Paseban 21.123 50.591
3 Kramat 25.135 13.320
B.4.20 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Senen 4 Kwitang 16.664 18.694
Ditinjau dari kondisi kependudukannya, Kecamatan Senen dilakukan arahan penduduk yang 5 Senen 6.115 0
6 Bungur 23.013 18.488
akan ditampung dengan kebijakan menggunakan daya tampung optimum dengan menekan Jumlah 100.430 101.093
tingkat pertumbuhan penduduk (migrasi). Arahan kepadatan penduduk menyesuaikan dengan Sumber : Hasil Analisis

pola ruang yang ada. Untuk menciptakan kondisi yang ideal serta sesuai dengan daya dukung
lingkungan, maka digunakan perhitungan daya tampung penduduk. Perhitungan ini B.4.21 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Senen
berdasarkan pada luas fungsi wisma yang direncanakan, KDB, dan ketinggian bangunan. Konsep struktur ruang kota eksisting Kecamatan Senen tetap mempertahankan pola kompak
pada kawasan Pasar Senen dan memanjang/ribbon. Pola kompak memanjang/ ribbon ini
Standar luas kavling rumah di Kecamatan Senen yang digunakan adalah 600 m2 untuk rumah terbentuk pada sepanjang jaringan jalan terutama pada jalan-jalan utama seperti Jalan Kramat
besar, 300 m2 untuk rumah sedang, 60 m2 untuk rumah kecil. Standar ini ditentukan Raya dan Jalan Kwitang hingga Jalan Letjen Suprapto. Pola jaringan jalan yang ada membentuk
berdasarkan kondisi eksisting di Kecamatan Senen yang sebagian besar merupakan bangunan jaringan jalan linier. Dengan pola jaringan jalan tersebut maka lokasi fungsi-fungsi penting
rumah dengan luas kavling tersebut. Selain itu luasan tersebut akan dapat mencukupi pembentuk ruang kota berada di sepanjang jalan utama.
kebutuhan Kecamatan Senen akan permukiman dengan kondisi yang layak huni.
Kegiatan perdagangan dan perkantoran dikembangkan pada jalan utama mengingat lokasinya
Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan diatas menunjukkan bahwa dengan yang sangat strategis. Lingkup layanannya sendiri adalah pada tingkat provinsi dengan pusat
menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung kegiatan pada wilayah kawasan perdagangan Pasar Senen dan segitiga Senen. Sedangkan
penduduk ideal Kecamatan Senen adalah sebanyak 101.093 jiwa. Jika dilakukan perbandingan pusat kegiatan lainnya adalah kawasan perdagangan dan perkantoran di sepanjang Jalan
antara jumlah daya tampung dengan jumlah penduduk eksisting tahun 2006 yaitu sebesar Kramat Raya dan Jalan Kwitang. Kedua pusat kegiatan tersebut merupakan fungsi kegiatan
100.430 jiwa, maka diketahui jumlah penduduk Kecamatan Senen hanya bertambah sedikit. Hal primer yang keberadaannya akan memicu perkembangan wilayah lainnya. Lokasinya sangat
ini dikarenakan di Kecamatan Senen telah padat penduduk sehingga pembangunan perumahan tepat dikarenakan berada di jalan utama dan lokasinya sangat strategis sehingga mudah
dilakukan secara vertical. Dengan pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan dijangkau dari seluruh penjuru Kecamatan Senen maupun wilayah lain dikarenakan tersedia
di masa mendatang, Kecamatan Senen perlu melakukan pembatasan sehingga jumlah angkutan umum seperti kereta api dan busway.
penduduk tidak akan bertambah, dan mengalami kelebihan daya tampung wilayah yang telah
direncanakan sampai jangka waktu tahun 2030. Kegiatan perdagangan pada skala yang lebih kecil berkembang pada ruas jalan lainnya. Skala
perdagangan yang berkembang tersebut adalah tingkat kecamatan maupun tingkat lingkungan

III-67
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

sehingga merupakan fungsi kegiatan sekunder yang melayani penduduk Kecamatan Senen dan • Pengembangan jalur bus khusus.
sekitarnya pada lingkup yang kecil. • Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil
• Optimasi jaringan – jaringan jalan sesuai dengan fungsinya.
• Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, jalan layang, fasilitas pejalan kaki dan
jembatan penyeberangan.
Tabel 4.29
Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kecamatan Senen
B.4.22.1 Rencana Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan
No Lokasi Fungsi Keterangan Skala
UI Salemba, UPI-YAI, Universitas • Jalan Letjen Suprapto hingga Jalan Kwitang
Gunadarma, Universitas Kristen Indonesia
Nasional / Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan
1 Jln Kramat Raya Perguruan tinggi Fakultas Isipol, Universitas Nasional
Primer
Fakultas Hukum, STIK St Carolus, STIE- perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat
STMIK Jayakarta, STIE Gotong Royong
pada jam – jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga
Segitiga Senen, Pasar Senen, Terminal
Jln Senen Raya, Perdagangan dan Nasional /
2 Bus & Stasiun Kereta Api (Kawasan kenyamanan berkendara.
Jln Kramat Bunder terminal Primer
UDGL)
• Jalan Kramat Raya hingga Jalan Gunung Sahari
Kawasan perdagangan dan perkantoran
Kawasan Jln Perdagangan dan yang berkembang di sepanjang Provinsi / Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan
3
Kwitang perkantoran jalan/ribbon. (Bank Artha Graha, Bank sekunder
Niaga, Toko Gunung Agung)
perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat
pada jam – jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga
Perdagangan dan Kawasan perdagangan dan perkantoran Provinsi /
4 Jln Sungai Besar kenyamanan berkendara.
perkantoran yang dikembangkan di kawasan UDGL sekunder
• Jalan kolektor
Rencana dikembangkan komplek
5 Jln Kramat Pulo Perdagangan Kota / Tersier Perbaikan jalan kolektor harus dilakuka mengingat kondisi eksisiting jalan saat ini banyak
perdagangan
Kawasan perdagangan yang berkembang Kota / Tersier yang berlubang – lubang.
di sepanjang jalan/ribbon. (Pasar Kenari,
Kawasan Jln Perdagangan dan
6 BNI, BRI, Bank Mandiri, PT Pantja Niaga,
Kramat Raya perkantoran
Hotel Atlantik, Hotel The Acacia, Wisma
Salemba)
B.4.22.2 Rencana Pembangunan Jalan Kereta Api
Jln Kramat Sawah Kota / Tersier • Rencana Pembangunan Terminal Terpadu Antar Moda
7 Perdagangan Kawasan perdagangan yang baru
Dalam
Sebagai fungsi stasiun kereta api yang terintegrasi dengan halte busway dan terminal
Kota / Tersier
Jln Salemba Kawasan perdagangan skala kota yang bus. Kondisi saat ini masih berdiri sendiri – sendiri tidak terintegrasi.
8 Perdagangan
Tengah berkembang di sepanjang jalan/ribbon.

Kawasan perdagangan skala kecamatan


Jln Kramat Kecamatan / B.4.23 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Senen
9 Perdagangan yang berkembang di sepanjang
Sentiong Sub Tersier
jalan/ribbon.
Pengembangan jejaring utilitas dalam wilayah Kecamatan Senen memperhatikan hal – hal
berikut:
B.4.22 Rencana Transportasi Kecamatan Senen
• Jejaring yang sudah ada
Perencanaan transportasi tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, tetapi harus dilihat dari skala
• Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
makro tingkat kota,atau bahkan tingkat propinsi dan antar propinsi. Daya dukung jejaring
Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas dilakukan dengan :
transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban permasalahan
• Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada
transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain:
• Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
• Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan sistem makro.
• Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
• Pengembangan prasarana dan sarana angkutan massal : kereta api dan bus.
III-68
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Jumlah 101.093 17.691.192


Sumber : Perhitungan Rencana

B.4.23.1 Persampahan
B.4.23.3 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah
Perhitungan pengeluaran sampah Kecamatan Senen adalah jumlah volume sampah
Rencana pengeluaran limbah air kotor Kecamatan Senen dihitung dari 80% kebutuhan air
domestik/rumah tangga yang dihitung berdasarkan perhitungan daya tampung jumlah
bersih di Kecamatan Senen. Dari perhitungan tersebut maka didapat perhitungan limbah air
penduduk. Dengan asumsi bahwa setiap penduduk menghasilkan sampah 2,67 liter/hari
kotor Kecamatan Senen sebesar 14.152.954 liter/hari.
didapat hasil 2.69.917 liter/hari untuk Kecamatan Senen.

Tabel 4.30 Sedangkan untuk perhitungan timbulan sludge dengan berdasarkan pada asumsi bahwa
Rencana Timbulan Sampah setiap orang menghasilkan sludge 0,069 liter/hari sehingga didapat perhitungan timbulan
Kec.Senen Tahun 2030
Asumsi sludge untuk tahun 2030 adalah 6.975 liter/hari untuk Kecamatan Senen.
Jumlah penduduk
No Kelurahan TimbulanSampah
(Jiwa)
( Lt/hr) Tabel 4.32
1 Kenari 0 - Rencana Timbulan Limbah Air Kotor
2 Paseban 50.591 135.077 Kec.Senen Tahun 2030
3 Kramat 13.320 35.565
4 Kwitang 18.694 49.913
Jumlah penduduk timbulan air limbah Timbulan Sludge
5 Senen 0 - No Kelurahan
(Jiwa) (ltr/hari) (ltr/hari)
6 Bungur 18.488 49.362
Jumlah 101.093 269.917 1 Kenari 0 - -
Sumber : Perhitungan Rencana 2 Paseban 50.591 7.082.674 3.491
3 Kramat 13.320 1.864.847 919
B.4.23.2 Rencana Jaringan Air Bersih 4 Kwitang 18.694 2.617.183 1.290
5 Senen 0 - -
Kebutuhan air bersih Kecamatan Senen diperkirakan pada tahun 2030 berdasarkan pada
6 Bungur 18.488 2.588.250 1.276
perhitungan daya tampung penduduk dan ditambah oleh kebutuhan air pada fasilitas
Jumlah 101.093 14.152.954 6.975
komersial dan fasilitas umum sehingga didapat jumlah total kebutuhan air bersih sebanyak Sumber : Perhitungan Rencana
17.691.192 liter/hari yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap penduduk membutuhkan
air bersih sebanyak 175 liter/hari. B.4.24 Rencana Pola Ruang Kecamatan Senen
Rencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan lindung,
Tabel 4.31 isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan kegiatan sosial
Rencana Kebutuhan Air Bersih ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan
Kec. Senen Tahun 2030
lindung.
Jumlah kebutuhan air bersih
No Kelurahan
penduduk (Jiwa) (ltr/hari)
1 Kenari 0 - B.4.24.1 Permukiman
2 Paseban 50.591 8.853.342
3 Kramat 13.320 2.331.058 Sebagian dari kegiatan di Kecamatan Senen ialah permukiman. Oleh itu kegiatan yang
4 Kwitang 18.694 3.271.479 dapat dikembangkan memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan
5 Senen 0 -
permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk
6 Bungur 18.488 3.235.313

III-69
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai
yang ada. besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan
untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup
Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi dikembangkan dengan untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Kawasan sempadan sungai di
mempertahankan permukiman yang ada dan program dan perbaikan dan peningkatan Kecamatan Senen berada pada kawasan Kali Sentiong dan Ciliwung.
kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan
sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman B.4.25 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Senen
berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan dalam Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Senen terdiri dari empat jenis
bentuk vertikal atau rumah susun dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk fasilitas, yaitu :
Kecamatan Senen dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan − Fasilitas Pendidikan
perkembangan dan aksesbilitas. − Fasilitas Kesehatan
− Fasilitas Peribadatan
B.4.24.2 Perdagangan dan Perkantoran − Fasilitas Olah Raga
Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu
wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang B.4.25.1 Pendidikan
dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Senen Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia di suatu
dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa yang wilayah. Analisis fasilitas pendidikan di wilayah Kecamatan Senen meliputi SD, SMP dan
ada di Kecamatan Senen, karena dengan semakin mantapnya fungsi perdagangan dan jasa SMA.Ditinjau dari masing-masing fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, pada tahun 2030
akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Senen sehingga dapat berfungsi pula dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 TK melayani 1.250 jiwa penduduk maka
sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya. menghasilkan perhitungan jumlah TK sebanyak 81 unit. Kondisi ini memerlukan
penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada
B.4.24.3 Pelayanan Umum dan Sosial tahun 2030.
Fungsi ini merupakan pendukung aktifitas kawasan, sehingga fasilitas ini peruntukkannya
disesuaikan dengan aktifitas pada tiap – tiap pusat kegiatan. Fasilitas yang dialokasikan Fasilitas pendidikan SD, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SD
disini terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga/ruang terbuka yang melayani 2.500 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SD sebanyak 40
merupakan fasilitas pendukung pemukiman. unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada
kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 56 unit. Fasilitas pendidikan SMP, pada

B.4.24.4 Kawasan Lindung tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMP melayani 15.000 jiwa penduduk

Pada kawasan ini dapat dibudidayakan untuk kegiatan masyarakat untuk kegiatan budidaya maka menghasilkan perhitungan jumlah SMP sebanyak 7 unit. Kondisi ini memerlukan tidak

pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu – rambu pekerjaan, memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi

pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan yaitu sebanyak 13 unit.

kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak
menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai Fasilitas pendidikan SMA, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMA

dan danau. melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMA sebanyak 3
unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting
dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.

III-70
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

III-71
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.33 penambahan lagi dikarenakan telah terdapat fasilitas rumah sakit di Kecamatan Senen
Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
maupun di kecamatan sekitarnya.
Kec. Senen Tahun 2030

No Kelurahan Penduduk Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (unit) Fasilitas praktek dokter pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 praktek
(jiwa)
TK SD SMP SMA dokter melayani 6.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah praktek dokter
1 Kenari 0 - - - - sebanyak 17 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan
2 Paseban 50.591 40 20 3 2
3 Kramat 13.320 11 5 1 0 jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 62 unit. Fasilitas pelayanan
4 Kwitang 18.694 15 7 1 1 kesehatan apotek pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 apotek
5 Senen 0 - - - -
melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah apotek sebanyak 3
6 Bungur 18.488 15 7 1 1
Jumlah 101.093 81 40 7 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada
Sumber : Perhitungan Rencana
kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 23 unit.

B.4.25.2 Kesehatan
B.4.25.3 Peribadatan
Fasilitas balai pengobatan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 balai
Fungsi utama fasilitas ini adalah untuk sarana peribadatan masyarakat beragama. dan
pengobatan melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah balai
merupakan bagian dari hak asasi manusia. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama
pengobatan sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah
Islam, terdiri dari musholla dan masjid pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar
pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas BKIA pada
kebutuhan 1 mushola melayani 3.000 jiwa penduduk dan 1 masjid melayani 30.000 jiwa
tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 BKIA melayani 10.000 jiwa penduduk
maka menghasilkan perhitungan jumlah mushola sebanyak 31 unit dan jumlah masjid
maka menghasilkan perhitungan jumlah BKIA sebanyak 10 unit. Kondisi ini memerlukan
sebanyak 2 unit.
penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada
tahun 2030.
Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama lain yaitu Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan
Konghucu masing – masing berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat ibadah melayani
Fasilitas rumah bersalin pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 rumah
60.000 jiwa, sehingga untuk Gereja Protestan, Gereja Katolik, Pura, Vihara, dan Klenteng
bersalin melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah rumah
setelah dihasilkan perhitungan ternyata belum membutuhkan sejumlah tempat ibadah
bersalin sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan
tersebut.
dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 10 unit.
Fasilitas puskesmas pembantu pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1
B.4.25.4 Olah Raga
puskesmas pembantu melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan
Fasilitas tempat bermain untuk layanan 250 jiwa, pada tahun 2030 dengan berdasarkan
jumlah puskesmas pembantu sebanyak 3 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan
standar kebutuhan 1 tempat bermain melayani 250 jiwa penduduk maka menghasilkan
dikarenakan telah tercukupi dengan keberadaan puskesmas.
perhitungan jumlah tempat bermain sebanyak 404 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan
dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting tidak terdapat. Fasilitas tempat bermain untuk
Fasilitas puskesmas pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas
layanan 3.000 jiwa, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat
melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas
bermain melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah tempat
sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah
bermain sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada
pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 7 unit. Fasilitas rumah sakit wilayah
kondisi eksisiting tidak terdapat.
hanya dibutuhkan 1 unit saja pada tiap – tiap kecamatan sehingga tidak membutuhkan

III-72
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Fasilitas kolam renang, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 kolam identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka
renang melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah kolam tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Johar Baru yaitu :
renang sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada • Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Johar Baru sebagai kawasan
kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas gedung olah raga, permukiman serta perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Pusat dengan
pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 gedung olah raga melayani membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut.
120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah gedung olah raga sebanyak • Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana
1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sewa tingkat di Kelurahan Tanah Tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5
dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. tahun 2007.
• Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna
Fasilitas lapangan olah raga, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 memantapkan fungsi Kecamatan Johar Baru sebagai salah satu pusat pergerakan
lapangan olah raga melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah Kotamadya Jakarta Pusat.
lapangan olah raga sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan • Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama.
jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas
• Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Johar Baru yang
lapangan serbaguna, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 lapangan
berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat
serbaguna melayani 120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah
sebagai pemrakarsa pembangunan,
lapangan olah raga sebanyak 1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan
• Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan
jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.
sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Johar
Baru guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Tabel 4.34
Rencana Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi
Di Kecamatan Senen Tahun 2009-2020
B.4.26.2 Kebijakan
B.4.26.2.1 Kawasan Budidaya
Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi (unit)
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat
Penduduk Tempat Tempat
No Kelurahan Gedung Lap pengembangan yang ada di Kecamatan Johar Baru, secara umum pengembangan tersebut
(jiwa) Bermain Bermain Kolam Lap
Olah Olah
(250 (3.000 Renang Serbaguna berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian
Raga Raga
jiwa) jiwa)
1 Kenari 0 - - - - - - lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan
2 Paseban 50.591 202 17 2 0 2 0 budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan
3 Kramat 13.320 53 4 0 0 0 0
4 Kwitang 18.694 75 6 1 0 1 0 kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
5 Senen 0 - - - - - - kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
6 Bungur 18.488 74 6 1 0 1 0
Jumlah 101.093 404 34 3 1 3 1 pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung
Sumber : Perhitungan Rencana lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan
dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan
B.4.26Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Johar Baru cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan
B.4.26.1 Tujuan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Johar Baru merupakan wujud pemanfaatan pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi
ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan
sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.
III-73
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : 7). Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih
1). Sektor Perumahan - Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan
- Diutamakan pemenuhan kebutuhan rumah bagi golongan menengah kebawah pipa – pipa induk dan distribusi
khususnya pada daerah – daerah permukiman padat dan tidak teratur - Penganjuran pengurangan penggunaan air tanah guna mengatasi penurunan
- Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh muka air tanah dan intruisi air laut
- Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan - Penambahan hydrant umum
2). Sektor Perdagangan dan Jasa
- Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi – sisi jalan yang B.4.26.2.2 Kawasan Strategis
mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung
lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-
- Pengembangan pada sentra – sentra lokal lebih diprioritaskan pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun
- Optimalisasi lahan dan ruang untuk menyerap tenaga kerja nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya
3). Sektor Industri membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai
- Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang
industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
kegiatan industri tersebut Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.
4). Sektor Transportasi Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan
- Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki perlu ditingkatkan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
- Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan
memperhatikan kualitas dan kapasitas B.4.26.2.3 Penanganan Lingkungan
- Trayek transportasi umum lebih diatur agar jaringan jalan yang dilalui angkutan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna
umum tidak terlalu padat mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk
5). Sektor Fasilitas Umum juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
- Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
- Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan
secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu B.4.26.3 Strategi
bangunan Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Johar Baru adalah :
- Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target • Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah
sesuai standar kecamatan berkembang.
6). Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir • Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh
- Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase makro, submakro, mikro, dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi • Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH
sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman
- Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam kumuh.
sistem pengendalian banjir makro • Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
- Mengembalikan fungsi – fungsi jaringan drainase meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa .
III-74
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah  Pusat Kegiatan Sekunder
berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Johar Baru antara lain adalah :
perkembangan penduduk. a. Kawasan perdagangan dan perkantoran Jl.Letjend Suprapto dengan kegiatan
pelayanan perdagangan dan jasa
B.4.27 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Johar Baru b. Hotel Garuda dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa
Kecamatan Johar Baru dengan perkembangan wilayah yang semakin pesat maka diperlukan
rencana pengelolaan kependudukan yang tepat dengan menggunakan perhitungan berdasarkan  Pusat Kegiatan Tersier
daya tampung penduduk pada tahun 2030. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan
Pusat Kegiatan Kota di Kecamatan Johar Baru antara lain adalah :
menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka
a. Pasar Johar Baru dan Pasar Ikan Hias Johar Baru dengan kegiatan pelayanan
jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Johar Baru adalah sebesar 107.701 jiwa,
perdagangan dan jasa
dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kelurahan Kampung Rawa sebesar 672 jiwa/ha, jumlah
b. Kantor Kecamatan Johar Baru dan Kantor Kelurahan Johar Baru dengan
tersebut digunakan karena pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan di masa
kegiatan pelayanan pemerintahan
mendatang di Kecamatan Johar Baru. Namun untuk mengantisipasi kelebihan daya tampung
c. SMPN 2, SMP PGRI 25 dan SMAN 27 dengan kegiatan pelayanan pendidikan
dan keterbatasan lahan maka direncanakan dengan membangun perumahan secara vertikal.
d. Puskesmas Johar Baru dengan kegiatan pelayanan kesehatan
Sedangkan rumah – rumah kumuh yang masih terdapat di Kecamatan Johar Baru akan
e. Pertokoan Jl.Mardani Raya dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa
dihilangkan. Pembangunan wisma kecil akan dibatasi. Kepadatan permukiman direncanakan
tidak terlalu padat/sedang untuk menjaga kelayakan sebagai kawasan tempat tinggal.
Tabel 4.36
Rencana Struktur Ruang Kecamatan Johar Baru
Tabel 4.35
Rencana Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Kec.Johar Baru 2030 Lokasi Fungsi Keterangan Skala/Kekhasan
Jl.Percetakan Kawasan kantor - Pusat kantor Pusat kegiatan
Kepadatan Penduduk Negara pemerintahan Departemen pemerintahan pemerintahan skala
No Kelurahan Penduduk 2030
2030 Kesehatan dan Percetakan Dep.Kesehatan RI dan Nasional
Negara Percetakan Negara
1 Johar Baru 32,266 271 Jl.Letjend Komersil seperti adanya - Pusat kegiatan Pusat perdagangan dan
Suprapto pusat perdagangan dan perdagangan dan jasa skala kota
2 Kampung Rawa 20,161 672 perkantoran di sepanjang perkantoran Jl.Letjend
3 Tanah Tinggi 38,263 617 jalan Letjend Suprapto Suprapto
- Hotel Garuda
4 Galur 17,011 654 Kawasan sekitar Pelayanan umum dan - Kantor Camat Pusat pelayanan
Jumlah 107,701 454 kantor pemerintahan Johar Baru Pemerintahan,
Sumber : Hasil Rencana Kecamatan Johar - Kantor Lurah Johar Perdagangan dan jasa
Baru Baru skala Kecamatan
- GOR Johar Baru
Kawasan sekitar Komersil seperti adanya - Pasar Johar Baru Pusat kegiatan
B.4.28 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Johar Baru
pusat Pasar Johar Baru dan - Pasar Ikan Hias perdagangan dan jasa
 Pusat Kegiatan Primer perdagangan pertokoan di sekitar Johar Baru skala Kecamatan
Pasar Johar Baru kawasan tersebut
Pusat Kegiatan Primer di Kecamatan Johar Baru antara lain adalah : Jl.Mardani Raya Pusat pelayanan - Pusat pendidikan Pusat pelayanan
– Jl. Rawa pendidikan, kesehatan serta seperti SMPN 2, SMP Pendidikan,
a. Kantor Depkes RI (BPOM RI) dengan kegiatan pemerintahan Selatan 4 perdagangan dan jasa PGRI 25, SMAN 27 Perdagangan dan jasa
b. Kantor Percetakan Negara RI dengan kegiatan pemerintahan - Puskesmas Johar skala Kecamatan
Baru
- Pertokoan
Jl.Mardani Raya
Sumber : Hasil Rencana 2009

III-75
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

No Nama jalan Tingkatan jalan 2006 2030


13 Jl.Galur Kolektor Sekunder 6 12
B.4.29 Rencana Transportasi Kecamatan Johar Baru 14 Jl. Tanah Tinggi 4 Kolektor Sekunder 6 12
Rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Johar Baru adalah sistem jaringan jalan, Sumber : Hasil Rencana 2009

simpang susun, fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyeberangan. Sistem jaringan jalan di B.4.30 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Johar Baru
Kecamatan Johar Baru hingga tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : Rencana pengembangan utilitas di Kecamatan Johar Baru memperhatikan jejaring yang telah
a. Jalan Arteri Primer ada dan peningkatan kebutuhan, diantaranya adalah :
- Jl. Letjend Suprapto • Pembatasan pemakaian air tanah terutama di zona kritis air tanah agar terpeliharanya
- Rencana jalan sisi timur Kali Sentiong sumber daya air tanah dan air permukaan sebagai air baku
b. Jalan Arteri Skunder • Perluasan jaringan pelayanan air bersih melalui peningkatan distribusi yang belum
- Jl. Percetakan Negara terlayani air bersih terutama di pemukiman yang padat penduduk
- Jl. Mardani Raya • Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau (RTH)
- Jl. Pangkalan Asem • Peningkatan kualitas air bersih yang layak bagi penduduk
- Rencana jalan sisi rel KA
c. Jalan Kolektor Primer Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Johar Baru yang
- Jl. Percetakan Negara 2 meliputi jaringan listrik, persampahan, air bersih, telekomunikasi dan air limbah
- Jl. Kampung Rawa Selatan
- Jl. Percetakan Negara 2A – Jl. Johar Baru 4 B.4.30.1 Persampahan
- Jl. Tanah Tinggi 8 – Jl. Rawa Sawah 5 – Jl. Kampung Rawa Selatan 4
Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut:
- Rencana jalan di sisi utara Pemakaman Umum Kawi-kawi
 Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan
sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
Tabel 4.37
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator;
Rencana Jaringan Jalan Kecamatan Johar Baru Tahun 2030
No Nama jalan Tingkatan jalan 2006 2030  Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
dilakukan dengan teknologi tepat guna;
1 Jl.Letjend Suprapto Arteri Primer 47 47
2 Rencana jalan sisi rel KA Arteri Sekunder 6 22  Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
3 Jl.Percetakan Negara Arteri Sekunder 20 24 penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling);
4 Jl.Mardani Raya Arteri Sekunder 12 20  Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk
5 Jl.Pangkalan Asem Arteri Sekunder 12 20 kelingkungan yang padat penduduk;
6 Jl.Johar Baru Kolektor Primer 10 16  Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.
7 Jl. Tanah Tinggi 8 Kolektor Primer 12 16
Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai.
8 Jl. Kampung Rawa Selatan Kolektor Primer 21 26
9 Jl.Pulo Gundul Kolektor Primer 6 18
B.4.30.2 Drainase dan Pengendali Banjir
10 Jl. Kampung Rawa Selatan 4 Kolektor Primer 12 12
Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut :
11 Jl.Baladewa Kolektor Sekunder 9 12
11 Jl.Kampung Sawah 1 Kolektor Sekunder 6 12
12 Jl.Kramat Jaya Baru Kolektor Sekunder 6 12

III-76
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai B.4.30.4 Telekomunikasi
dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut :
dan pembuangan sampah) • Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi
• Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan telekomunikasi yang memadai
sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor • Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan
• Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.
• Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut : di Kecamatan Johar Baru.
 Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau B.4.30.5 Rencana Jaringan Air Bersih
sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa Rencana jaringan primer pipa air bersih di Kecamatan Johar Baru tahun 2030 adalah
saluran segiempat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari melintasi Jl.Letend. Suprapto, Jl.Pangkalan Asem, Jl.Kramat Jaya Baru, Jl.Johar,
masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Jl.Percetakan Negara, Jl.Kampung Rawa Selatan, Jl.Tanah Tinggi, Jl.Kramat Pulo Gundul,
Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong. Jl.Percetakan Negara 2, Jl.Pulo Gundul. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di
 Saluran sekunder yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran primer. Kecamatan Johar Baru tahun 2030 adalah sebesar 18.847 ltr/hari, kebutuhan tersebut
Ditempatkan pada setiap jalan sekunder. Saluran pelimpasan utama menggunakan dipenuhi dari instalasi air minum pejompongan 1 dan 2.
drainase primer atau jaringan sungai terdekat. Bentuk penampang saluran adalah
trapesium terbuka. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan air bersih di Kecamatan Johar Baru
 Saluran tersier yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran sekunder. tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.38
Saluran ini berfungsi sebagai saluran penampung aliran dari limpasan air hujan baik dari
Tabel 4.38
halaman maupun dari permukaan jalan. Ditempatkan pada setiap jalan lingkungan.
Analisis Proyeksi Air Bersih
Bentuk penampang saluran adalah segi empat atau setengah lingkaran. Kec. Johar Baru Tahun 2030
Kebutuhan Air Kebutuhan Air
No Kelurahan Penduduk (jiwa)
Bersih ( Ltr/Hr) Bersih ( M3/Hr)
B.4.30.3 Listrik
1 Johar Baru 32,266 5,646,550 5,646.55
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut
2 Kampung Rawa 20,161 3,528,175 3,528.18
merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang
3 Tanah Tinggi 38,263 6,696,025 6,696.03
membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada
4 Galur 17,011 2,976,925 2,976.93
Kecamatan Johar Baru dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Jumlah 107,701 18,847,675 18,847.68
Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : Sumber : Hasil Rencana

 Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa);


B.4.30.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah
 Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan
Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Johar Baru tahun 2030 adalah
perumahan terutama mencakup kawasan pemukiman padat;
dengan sistem on-site. Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 7.431
 Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan;
ltr/hari yang berasal dari air limbah perumahan dan perdagangan/jasa.
 Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta
memperbaiki kendala-kendala yang terjadi pada sistem jaringan listrik tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai timbulan air kotor (sludge) di Kecamatan Johar Baru tahun
2030 dapat dilihat pada Tabel 4.39
III-77
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

tampung perkembangan penduduk dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan
mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada.

Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui


cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.
Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah
dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada
lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah
Tabel 4.39 Kecamatan Johar Baru pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal seperti rumah
Timbulan Limbah Air Kotor
susun atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan
Kec. Johar Baru Tahun 2030
Timbulan Air penduduk Kecamatan Johar Baru dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan
Penduduk Timbulan Sludge Timbulan Sludge
No Kelurahan Limbah
( jiwa) ( Ltr/Hr) ( M3/Hr) kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas. Rencana pengembangan kawasan
( M3/Hr))
1 Johar Baru 32,266 4,517.24 2,226 2.23 perumahan kepadatan tinggi dan sedang di Kecamatan Johar Baru diarahkan pada:
2 Kampung Rawa 20,161 2,822.54 1,391 1.39 - Kelurahan Johar Baru
3 Tanah Tinggi 38,263 5,356.82 2,640 2.64 - Kelurahan Kampung Rawa
4 Galur 17,011 2,381.54 1,174 1.17 - Kelurahan Tanah Tinggi
Jumlah 107,701 15,078.14 7,431 7.43 - Kelurahan Galur
Sumber : Hasil Rencana

Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah tidak diarahkan di


B.4.31 Rencana Pola Ruang Kecamatan Johar Baru
Kecamatan Johar Baru. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perumahan susun di
Rencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan
Kecamatan Johar Baru diarahkan di Kel.Tanah Tinggi.
lindung, isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan
kegiatan sosial ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan
B.4.31.2 Perdagangan dan Jasa
deliniasi kawasan lindung.
Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu
wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pola ruang Kecamatan Johar Baru tahun 2030 dapat
dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Johar
dilihat pada tabel 4.40
Baru dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa
yang ada di Kecamatan Johar Baru, karena dengan semakin mantapnya fungsi
B.4.31.1 Permukiman
perdagangan dan jasa akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Johar Baru
Bila dibandingkan dengan fungsi lain, permukiman merupakan jenis peruntukkan lahan yang
sehingga dapat berfungsi pula sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya. Pola
paling banyak memanfaatkan/menyerap lahan di suatu wilayah, sehingga pengembangan
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Johar Baru adalah :
area perumahan akan menentukan pola dan bentuk terbangun suatu wilayah dimasa yang
a. Pengembangan Sentra – sentra
akan datang.
Pengembangan sentra jasa/komersil di prioritaskan pada sentra perdagangan Pasar
Johar Baru dan sekitarnya yang merupakan sentra tingkat kecamatan
Kriteria untuk kawasan permukiman perkotaan adalah memperhitungkan kecenderungan
b. Pengembangan Ribbon
perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya

III-78
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

 Pengembangan jasa/komersil di sepanjang Jalan Percetakan Negara 2,


Jl.Pangkalan Asem, Jl.Mardani Raya.
 Pengembangan jasa/perkantoran dan campuran di sepanjang Jalan Letjend.
Suprapto.

B.4.31.3 Kawasan Perindustrian dan Pergudangan


Kawasan Kecamatan Johar Baru telah berkembang kawasan permukiman dan perdagangan
mantap. Keberadaan industri dan pergudangan di Kecamatan Johar Baru pada kondisi
eksisting telah terjepit diantara permukiman sehingga harus direlokasi di tempat lain
dikarenakan menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara.

Tabel 4.40
Rencana Pola Ruang Kecamatan Johar Baru Tahun 2030

Peruntukan Tanah (Ha)

Kaw.Perum Susun Taman

Kaw.Perkantoran Swasta

Kaw.Perkantoran Taman

Kaw.Penyempurna Hijau
Pelayanan Umum/Sosial

Kaw.Jalur Hijau & Hutan


Kaw.Perum Kepadatan
Kaw.Perum Kepadatan

Kaw.Perum Kepadatan

Kaw. Perum Susun

Kaw.Perdagangan

Kaw.Terbuka Biru
Kaw.Perkantoran

Kaw.Pemakaman
Campuran Besar

Campuran Kecil

Pemerintahan

Kaw.Industri

Kaw.Taman

Olah Raga
Total

Lindung
Rendah
Sedang
No Kelurahan
Tinggi

Kota
(Ha)

1 Galur - 7.87 - - - - 4.11 0.12 3.31 3.56 - - 0.21 0.70 - - - 0.80 0.51 21.19
2 Johar Baru 10.05 49.46 - - 1.24 - 7.50 0.37 6.60 2.00 - - 7.22 1.06 - 4.62 - - 1.02 91.15
3 Kampung Rawa - 13.68 - - - - 5.14 0.45 3.47 - - - - - - - - 0.56 23.31
4 Tanah Tinggi - 25.79 - - 0.95 1.46 5.81 0.41 2.36 3.19 - - 1.28 1.01 - - 0.21 - 0.49 42.96
Kecamatan 10.05 96.80 0.00 0.00 2.20 0.00 22.57 1.35 12.26 12.22 0.00 0.00 8.72 2.77 0.00 4.62 0.21 0.80 2.58 177.15
% 5.68 54.64 0.00 0.00 1.24 0.00 12.74 0.76 6.92 6.90 0.00 0.00 4.92 1.56 0.00 2.61 0.12 0.45 1.46 100.00

III-79
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Fasilitas Pendidikan
• Fasilitas Kesehatan
• Fasilitas Peribadatan
• Fasilitas Olah Raga

B.4.32.1 Pendidikan
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Johar Baru lebih di utamakan
untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan
bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan
Johar Baru akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, dan SMA/SMK yang berdasarkan analisis
B.4.31.4 Pelayanan Umum dan Sosial
proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan
Fungsi ini merupakan pendukung aktifitas kawasan, sehingga fasilitas ini peruntukkannya
penambahan beberapa fasilitas pendidikan.
disesuaikan dengan aktifitas pada tiap – tiap pusat kegiatan. Fasilitas yang dialokasikan
disini terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga/ruang terbuka yang
merupakan fasilitas pendukung pemukiman yang harus harus memperhatikan kebutuhan Tabel 4.41
Rencana Fasilitas Pendidikan Tahun 2030
dan fungsinya agar dapat melayani kebutuhan penduduk terutama pada sentra-sentra Rincian Jenis Standar Luas Lahan Kebutuhan Sarana (Unit)
No
Fasilitas Kebutuhan (Jiwa) (m2) 2030
kegiatan lokal. 1 TK 1,250 170 86
2,50
2 SD 0 3,000 43
B.4.31.5 Kawasan Lindung 15,00
3 SLTP 0 4,000 7
Pada kawasan ini dapat dibudidayakan untuk kegiatan masyarakat untuk kegiatan budidaya 30,00
4 SLTA 0 4,800 4
pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu – rambu pekerjaan, Sumber : Hasil Rencana
pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan
kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak B.4.32.2 Kesehatan
menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru berdasarkan hasil
dan danau. analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, maka dengan
demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru lebih di
Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai utamakan untuk penambahan balai pengobatan dan perbaikan fasilitas kesehatan lainnya.
besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan
untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup Tabel 4.42
Rencana Fasilitas Kesehatan Tahun 2030
untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Kawasan sempadan sungai di Kebutuhan Sarana
Rincian Jenis Standar Luas Lahan
No (Unit)
Kecamatan Johar Baru berada pada kawasan Kali Sentiong yang perlu dijaga kelestariannya Fasilitas Kebutuhan (Jiwa) (m2)
2030
dan tidak boleh ada permukiman di pinggirannya.
1 Balai Pengobatan 3,000 200 36
2 BKIA 10,000 1,600 11
B.4.32 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Johar Baru 3 Rumah Bersalin 30,000 3,000 4

Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Johar Baru terdiri dari empat 4 Puskesmas Pembantu 30,000 500 4

jenis fasilitas, yaitu : 5 Puskesmas 30,000 650 4

III-80
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

3,000 500
6 Rumah Sakit Wilayah 480,000 10,000 0 4,
3 Kolam Renang
7 Tempat Praktek Dokter 6,000 150 18 30,000 000 4
1,
4 Gedung Olah Raga
8 Apotik 30,000 400 4 120,000 000 1
Sumber : Hasil Rencana 9,
5 Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Penduduk
30,000 000 4
Lapangan Serba Guna Untuk 120.000 Jiwa 2,
B.4.32.3 Peribadatan 6
Penduduk 60,000 000 1
Sumber : Hasil Rencana
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Johar Baru lebih di utamakan
untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan
bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas
peribadatan di Kecamatan Johar Baru akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan pura
dan vihara yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas peribadatan tersebut jumlahnya
masih kurang dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan
B.4.33 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Johar Baru
lainnya hanya pada rencana perbaikan dan peremajaan. Kebutuhan fasilitas kesehatan di
wilayah Kecamatan Johar Baru sampai tahun 2030 dapat dilihat pada tabel berikut. Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan
besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam
Tabel 4.43 perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya
Rencana Fasilitas Peribadatan Tahun 2030
berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai
Kebutuhan Sarana
Rincian Jenis Standar Kebutuhan Luas Lahan
No
Fasilitas (Jiwa) (m2)
(Unit) berikut :
2030
- Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6
1 Gereja Katolik 60,000 2,000 2
2 Gereja Protestan 60,000 2,000 2 - Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai
3 Mushalla 3,000 300 36
dengan 2,4
4 Masjid 30,000 2,000 4
5 Vihara 60,000 2,000 2 - Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai
6 Pura 60,000 2,000 2 dengan 3,5
7 Kelenteng 60,000 2,000 2
Sumber : Hasil Rencana - Nilai KLB rata-rata 4,0

B.4.32.4 Olah Raga Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan
Kebutuhan akan fasilitas olah raga yang ada di Kecamatan Johar Baru saat ini sebagian bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan
besar telah cukup terpenuhi jumlahnya dan mayoritas kondisinya masih cukup baik hanya industri/pergudangan di Kecamatan Johar Baru.
saja kebutuhan fasilitas seperti tempat bermain dan lapangan serba guna masih kurang .
jumlahnya dan masih diperlukan penambahan fasilitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk
pada Tabel 4.44 memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga
dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.
Tabel 4.44
Rencana Fasilitas Olah Raga
Kebutuhan Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan
Standar Luas
Rincian Jenis Sarana
No Kebutuhan Lahan
Fasilitas (Unit) pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan
(Jiwa) (m2)
2030
tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.
1 Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Penduduk
250 250 431
2 Tempat Bermain Untuk 3.000 Jiwa Penduduk 1, 36
III-81
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana intensitas lahan di Kecamatan Johar Baru tahun 2030 dapat di lihat pada tabel 13. Tnah Tinggi IV Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2
dibawah ini :
14. Kampung Sawah I Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

Karya dan bangunan umum


15. Kramat Jaya baru 2 60 maksimum 1,2
dengan fasilitas

16. Galur Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

17. Kp. Rawa Selatan Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2

18. Rumah Susun Wisma dengan fasilitas 15 60 maksimum 3,0


Sumber : Hasil Rencana

Tabel 4.45 KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :


Rencana Intensitas Lahan Kecamatan Johar Baru
Ketinggian a) Kawasan permukiman
No Lokasi Peruntukan Maksimal KDB KLB
(lantai) b) Kawasan permukiman KDB rendah
Karya Bangunan umum dan c) Kawasan bangunan umum
1. Letjend Suprapto 20 60 maksimum 3,5
fasilitasnya d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
Wisma dengan fasilitas e) Kawasan campuran
Jalur Tegangan Tinggi
2. Penyempurna hijau lindung 4 60 maksimum 3,0
(hijau) f) Kawasan industri / pergudangan
dengan fasilitas

wisma dan bangunan umum KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :


3. Sejajar Rel Kereta Api 4 6 maksimum 2,4
dengan fasilitas a) Kawasan permukiman
karya Pemerintah dengan b) Kawasan permukiman KDB rendah
4. Percetakan Negara 2 fasilitas karya industri / 4 60 maksimum 2,4
pergudangan dengan fasilitas c) Kawasan bangunan umum
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
5. Mardani Suka / Fasilitas Umum 4 60 maksimum 2,4
e) Kawasan campuran
Karya bangunan umum dengan
6. Pangkalan Asam fasilitas wisma bangunan umum 4 60 maksimum 2,4 f) Kawasan industri / pergudangan
dengan fasilits
KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada :
Karya pemerintah dengan a) Kawasan permukiman
7. Percetakan Negara 8 60 maksimum 3,0
fasilitasnya
b) Kawasan permukiman KDB rendah
Karya/bangunan umum dengan
8. Pulo Gundul 2 60 maksimum 2,4 c) Kawasan bangunan umum
fasilitas
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
Suka / fasilitas umum Wisma
9. Johar Baru 2 60 maksimum 1,2
bangunan umum dengan fasilitas e) Kawasan campuran
10. Tanah Tinggi Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2 KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada :

Kampung Rawa a) Kawasan permukiman


11. Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2
Selatan b) Kawasan bangunan umum
12. Baladewa Wisma dengan fasilitas 2 60 maksimum 1,2 c) Kawasan bangunan umum KDB rendah
III-82
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

d) Kawasan campuran pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan
e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada jalan arteri primer rakyat dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat melalui pengembangan potensi yang
ada secara dinamis, serasi dan seimbang. Salah satu sasaran pembangunan kawasan
B.4.34 Arahan Pemanfaatan Ruang Kecamatan Johar Baru adalah meningkatkan kemandirian dan kemampuan daerah dalam menyelenggarakan
Rencana pemanfaatan ruang menguraikan rencana program pemanfaatan ruang masing- pembangunan di daerah untuk mewujudkan tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi
masing kegiatan kota di wilayah serta rencana pengelolaan lingkungan. Berbagai kawasan yang nasional dan daerah.
terdapat di dalam suatu kecamatan memerlukan penanganan yang terpadu karena di dalam
mengelola suatu kecamatan diperlukan keterlibatan dari berbagai sektor/komponen. Secara B.4.35.2 Kebijakan
umum, rencana pengelolaan dan sifat perencanaan tiap tipe kawasan dapat dilihat pada tabel Kebijaksanaan pembangunan Kecamatan Cempaka Putih diarahkan antara lain dengan
berikut ini. pengembangan sektor unggulan, pengembangan sistem kegiatan utama sebagai pembentuk
struktur ruang, pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan utama,
pendayagunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pelestarian fungsi lingkungan
Tabel 4.46 hidup. Pengembangan sektor unggulan yang diprioritaskan sesuai potensi yang ada adalah
Kriteria Rencana Pengelolaan dan Sifat Perencanaan Kawasan
pembangunan berkelanjutan dan menghasilkan produk yang dapat mendukung
Tipologi Kawasan Rencana Pengelolaan Lingkungan Sifat Perencanaan pertumbuhan ekonomi.
Pemeliharaan
Mantap Rigid
Pemugaran Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :
Pemugaran
Peralihan Menuju Mantap Rigid
Perbaikan Lingkungan 1) Sektor Perumahan
Perbaikan Lingkungan
Peralihan Menuju Dinamis Fleksibel - Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan
Peremajaan
Peremajaan lahan dan bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal
Dinamis Fleksibel
Pembangunan Baru
Keterangan : - Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh
− Rencana Rigid berarti perubahan peruntukan / fungsi kawasan tidak dapat dilakukan, kecuali memang - Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan
diperlukan hanya dapat dilakukan secara sangat terbatas mengikuti ketentuan yang berlaku 2) Sektor Perdagangan dan Jasa
− Rencana Fleksibel berarti peruntukan / fungsi kawasan dapat dilakukan untuk memenuhi perkembangan
- Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi – sisi jalan yang
kota, dilaksanakan mengikuti ketentuan yang berlaku.
mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus
lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir
Usulan pengelolaan berbagai kawasan di Kecamatan Johar Baru sesuai dengan tipe kawasan
- Pengembangan pada sentra – sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi
diuraikan pada indikasi program dengan kriteria rencana yang sudah ditentukan sesuai dengan
kemacetan lalu lintas
tipologi kawasan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikutnya.
- Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang
cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong
B.4.35 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Cempaka Putih
3) Sektor Industri
B.4.35.1 Tujuan
- Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan
Perencanaan Tata Ruang Kecamatan Cempaka Putih ditujukan agar pengaturan
industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan kegiatan
pemanfaatan ruang berdasarkan peruntukkannya dapat terselenggara dengan baik dan
industri tersebut
optimal dengan tetap memperhatikan keterpaduan, keterikatan, dan keseimbangan
4) Sektor Transportasi
antarwilayah dalam Kecamatan Cempaka Putih demi mewujudkan pemanfaatan ruang yang
- Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur – barat
berkualitas. Pemanfaatan ruang yang berkualitas diharapkan dapat menciptakan
ataupun utara – selatan
III-83
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

- Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan 6) Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir
memperhatikan kualitas dan kapasitas - Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan
5) Sektor Fasilitas Umum tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan
- Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)
- Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan
secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu
bangunan
Tabel 4.47
Indikasi Program Pengembangan Kecamatan Johar Baru

Tahun Pelaksanaan
Aspek/Sektor Kegiatan/Program Lokasi Sumber Pembiayaan Instansi/Dinas Pelaksana 5th 5th 5th
1 2 3 4 5
ke II ke III ke IV
I. Penataan Ruang
A. Permukiman - Pembangunan Baru (Pembangunan Rumah - Kel. Tanah Tinggi APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * *
Susun) Pemprov. DKI Jakarta
Dep. PU, Kementerian
Perumahan Rakyat
- Peremajaan - Kelurahan Johar Baru APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * *
- Kelurahan Kampung Rawa Dinas Perumahan
- Kelurahan Tanah Tinggi
- Kelurahan Galur
- Perbaikan Lingkungan - Kelurahan Johar Baru APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * *
- Kelurahan Kampung Rawa Dinas Perumahan
- Kelurahan Tanah Tinggi
- Kelurahan Galur
- Penataan - Kelurahan Johar Baru APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * *
- Kelurahan Kampung Rawa Dinas Perumahan
- Kelurahan Tanah Tinggi
- Kelurahan Galur
- Pemeliharaan - Kelurahan Johar Baru APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
- Kelurahan Kampung Rawa Dinas Perumahan
- Kelurahan Tanah Tinggi
- Kelurahan Galur
B. Perdagangan dan - Pengembangan dan Pembangunan Baru - Kelurahan Johar Baru APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
Jasa - Penataan - Kelurahan Kampung Rawa Pemprov. DKI Jakarta,
- Pemeliharaan Swasta
- Kelurahan Tanah Tinggi
- Kelurahan Galur
C. Penyempurna Hijau - Pembangunan Baru - Sepanjang Kali Sentiong APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, * * *
- Pemprov. DKI Jakarta,
Dinas Pertamanan
- Pemeliharaan - Sepanjang Rel KA APBD Pemkot. Jakarta Pusat, * * * * * * * *
- Seluruh RTH yang ada Di Dinas Pertamanan
Kec.Johar Baru

III-84
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tahun Pelaksanaan
Aspek/Sektor Kegiatan/Program Lokasi Sumber Pembiayaan Instansi/Dinas Pelaksana 5th 5th 5th
1 2 3 4 5
ke II ke III ke IV
II. Sarana Lingkungan
A. Pendidikan - Pembangunan baru - Kelurahan Johar Baru APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
- Perbaikan - Kelurahan Kampung Rawa Pemprov. DKI Jakarta,
- Pemeliharaan - Kelurahan Tanah Tinggi Depdiknas
- Kelurahan Galur
B. Peribadatan - Pembangunan baru - Kelurahan Johar Baru APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
- Perbaikan - Kelurahan Kampung Rawa Pemprov. DKI Jakarta
- Pemeliharaan - Kelurahan Tanah Tinggi
- Kelurahan Galur
C. Kesehatan - Pembangunan baru - Kelurahan Johar Baru APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
- Perbaikan - Kelurahan Kampung Rawa Pemprov. DKI Jakarta,
- Pemeliharaan Dep. Kesehatan/Dinas
- Kelurahan Tanah Tinggi
Kesehatan
- Kelurahan Galur

D. Olahraga - Pembangunan baru - Kelurahan Johar Baru APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *


- Perbaikan - Kelurahan Kampung Rawa Pemprov. DKI Jakarta
- Pemeliharaan - Kelurahan Tanah Tinggi
- Kelurahan Galur
III. Prasarana Lingkungan
A. Jaringan Jalan - Peningkatan Jalan - Kelurahan Johar Baru APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * *
- Kelurahan Kampung Rawa Pemprov. DKI Jakarta,
- Kelurahan Tanah Tinggi Dep. PU
- Kelurahan Galur
- Pemeliharaan Rutin dan Berkala Seluruh ruas - ruas jalan yang kondisinya APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
sudah baik di Kec.Johar Baru Pemprov. DKI Jakarta,
Dep. PU

- Perbaikan Jaringan Jalan Seluruh jaringan jalan yang kondisinya APBD +APBN Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
masih kurang baik di Kec.Johar Baru Pemprov. DKI Jakarta,
Dep. PU
C. Pedestrian - Penyediaan Seluruh jaringan jalan yang ada terutama APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
- Pengembangan pada jalan kolektor dan arteri di Kec.Johar Pemprov. DKI Jakarta
- Perbaikan Baru

D. Peparkiran - Penertiban Seluruh jaringan jalan kolektor dan arteri APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * *
- Penyediaan yang ada di Kec. Johar Baru Pemprov. DKI Jakarta
E. Drainase & Tata Air 2. Saluran Air/Drainase Seluruh jaringan drainase yang ada di APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
- Peningkatan Kec.Johar Baru Dep. PU
- Perbaikan
3. Kali/Sungai APBN +APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
- Normalisasi - Kali Sentiong Pemprov. DKI Jakarta,
- Penataan Dep. PU
- Peningkatan
- Perbaikan
- Pemeliharaan

III-85
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tahun Pelaksanaan
Aspek/Sektor Kegiatan/Program Lokasi Sumber Pembiayaan Instansi/Dinas Pelaksana 5th 5th 5th
1 2 3 4 5
ke II ke III ke IV
F. Listrik - Penambahan/Perluasan Jaringan Seluruh jaringan listrik yang ada di APBN +APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * *
- Peningkatan Kualitas Pelayanan Kec.Johar Baru Pemprov. DKI Jakarta,
PLN
G. Air Bersih - Penambahan/Perluasan Jaringan Seluruh jaringan Air Bersih yang ada di APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * * * * * * *
- Peningkatan Kualitas Kec.Johar Baru Pemprov. DKI Jakarta,
- Perbaikan Jaringan Pipa Air Bersih PDAM
H. Sampah - Penambahan Armada Sampah Seluruh TPS yang ada di Kec.Johar Baru APBD Pemkot.Jakarta Pusat, * * *
- Peningkatan Kapasitas TPS Pemprov. DKI Jakarta,
Dinas Kebersihan
- Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam B.4.35.3 Strategi
sistem pengendalian banjir makro Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Cempaka Putih adalah :
7) Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih • Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah
- Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan berkembang.
pipa – pipa induk dan distribusi • Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh
- Penganjuran pengurangan air tanah guna mengatasi penurunan muka air tanah dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
dan intruisi air laut • Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH
- Penambahan hydrant umum khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman
kumuh.
B.4.35.2.1 Kawasan Strategis • Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.
pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan- • Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah
pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung
nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya perkembangan penduduk.
membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai
prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang
B.4.36 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Cempaka Putih
cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
Rencana pengelolaan kependudukan di Kecamatan Cempaka Putih direncanakan tersebar di
Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.
seluruh wilayah, yaitu Utara, Barat, dan Timur. Pada wilayah Utara yaitu Kota Baru Bandar
Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan
Cempaka Putih direncanakan pembangunan wisma taman, pada Wilayah Barat akan
hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
direncanakan pembangunan wisma dengan klasifikasi wisma sedang, dan wisma susun, sedang
Wilayah timur direncanakan untuk pengembangan wisma sedang dalam jumlah dominant,
B.4.35.2.2 Penanganan Lingkungan
kemudian disusul dengan rencana pengembangan wisma kecil, dan wisma besar. Dengan
Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna
penyediaan wisma beserta fasilitas pendukungnya, diharapkan kebutuhan masyarakat akan
mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk
terpenuhi. Kecamatan Cempaka Putih diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak
juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
129.632 jiwa. Wilayah Timur (wilayah sebelah Timur Jalan Hutan Panjang) Kecamatan
penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Cempaka Putih diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar
dibandingkan dengan wilayah lain.
III-86
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

1) Pelebaran Jl. Cempaka Putih Raya


B.4.37 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cempaka Putih 2) Pelebaran Jl. Percetakan Negara Raya
Pusat-pusat kegiatan eksiting pada dasarnya telah mampu melayani wilayah Kecamatan 3) Pelebaran Jl. Percetakan Negara
Cempaka Putih sehingga struktur ruang yang direncanakan di wilayah perencanaan tidak 4) Pelebaran Jl. Rawa Sari
berbeda dengan struktur ruang pada kondisi yang ada saat ini. Pada Kecamatan Cempaka C. Jalan Kolektor Primer
Putih, terdapat beberapa pusat kegiatan yang direncanakan dapat mendukung perkembangan 1) Pelebaran Jl. Cempaka Baru – Cempaka Sari
Kecamatan Cempaka Putih dan dapat menimbulkan bangkitan dan tarikan transportasi di 2) Pelebaran Jl. Pramuka
Kecamatan Cempaka Putih. 3) Pelebaran Jl. Pramuka Sari

Pusat-pusat kegiatan yang terdapat di Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut : B.4.39 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Cempaka Putih
1. JL. Ahmad Yani dan Jl. Letjend Suprapto, yaitu pusat kegiatan berupa kawasan Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :
campuran yang terdiri dari kegiatan perdagangan seperti kawasan sisitem pusat kegiatan - Jejaring yang sudah ada
penunjang seperti perkantoran, perdagangan, dan jasa, serta fasilitas umum lainnya yang - Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
memiliki skala pelayanan sekunder sebagai pusat perdagangan dan jasa yaitu sebagai pusat Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :
niaga atau perdagangan dan jasa seperti tempat tinggal dan jasa perkantoran. - Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada
2. Kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa di Jalan Letjend Suprapto, yaitu pusat - Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
kegiatan dengan fungsi sebagai perkantoran baik swasta maupun pemerintah, perdagangan - Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
dan jasa yang terdapat di tepi jalan arteri sekunder yaitu Jalan Cempaka Putih Tengah. Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Cempaka Putih yang
Pusat kegiatan ini memiliki skala pelayanan tersier. meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,
3. Kawasan perkantoran swasta/pemerintah, perdagangan, dan jasa di Jalan Cempaka telekomunikasi dan air limbah.
Putih Tengah, yaitu pusat kegiatan ini memiliki skala pelayanan tersier.
4. Kawasan perkantoran dan jasa di Jl. Percetakan Negara, yaitu berupa kantor yang B.4.39.1 Persampahan
dilengkapi fasilitas tempat tinggal (rumah) serta memiliki skala pelayanan sub tersier. Produksi buangan sampah di Kecamatan Cempaka Putih sampai tahun 2030 diperhitungkan
sebesar 346.117,4liter/hari. Ditinjau dari jenisnya sistem pengelolaan sampah di wilayah
B.4.38 Rencana Transportasi Kecamatan Cempaka Putih perencanaan sebagian besar di wilayah perkotaan dan terutama kawasan sepanjang jalan-
Sistem jaringan jalan yang direncanakan di Kecamatan Cempaka Putih diarahkan pada jalan utama, seperti kawasan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa dan komersial, serta
pembangunan jaringan jalan baru, peningkatan dan pelebaran trase jalan. Pengembangan perumahan dan permukiman telah menggunakan system komunal. Sistem pengelolaan
sistem jaringan jalan tersebut terdapat pada jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, secara individu/perorangan, biasanya dilakukan dengan menyediakan sendiri tempat
dan kolektor sekunder. Pengembangan jaringan jalan tersebut dilakukan untuk mengurangi pembuangan sampah di sekitar rumah dengan cara dibuang ke dalam lubang tanah dan
masalah transportasi di wilayah perencanaan seperti kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi ditimbun. Untuk masa datang direncanakan ditekankan pada pengelolaan sistem komunal.
pada jam-jam sibuk. Rencana sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Cempaka Putih
sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut:
− Penambahan sarana persampahan terutama berupa gerobak pengangkut
A. Jalan Arteri Primer sampah dari lingkungan perumahan ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS)
1) Pelebaran Jl. Cempaka Putih Tengah serta peningkatan manajemen pengelolaannya.
B. Jalan Arteri Sekunder
III-87
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

− Menumbuhkan budaya bersih dan kesadaran penduduk serta menyediakan


wadah-wadah sampah untuk setiap rumah tangga ataupun membakarnya; B.4.39.3 Listrik
− Penempatan lokasi TPS ini diletakkan pada masing-masing pusat unit Rencana pengembangan utilitas listrik adalah dengan mempertahankan juga meningkatkan
lingkungan, sementara untuk TPA sendiri diarahkan lokasinya pada daerah yang tidak kualitas pelayanan listrik di Kecamatan Cempaka Putih, yaitu dengan melakukan langkah-
produktif dan jauh dari tempat berlangsungnya kegiatan penduduk kota. Dengan kata langkah sebagai berikut:
lain, lokasi TPA ini diarahkan berada di luar kawasan perkotaan.  Pencegahan kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN
dengan kabel isolasi.
B.4.39.2 Drainase dan Pengendali Banjir  Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta
Rencana pengembangan drainase di Kecamatan Cempaka Putih dilakukan melalui mempertimbangkan segi estetika lingkungan.
penanggulangan genangan air dengan pengembangan saluran-saluran tersier, penertiban di  Pengamanan jaringan listrik pada kawasan permukiman padat.
trace saluran dan pengembangan saluran jalan; selain itu, pelaksanaan pembangunan fisik
diisyaratkan untuk mengikuti peil banjir. Rencana pengembangan sistem drainase di wilayah B.4.39.4 Telekomunikasi
perencanaan pada dasarnya akan tetap mempertahankan sistem yang sudah ada serta Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Cempaka Putih adalah berupa penambahan
memanfaatkan sarana fisik alamiah yang dimiliknya. jaringan telepon yang merata sesuai dengan kebutuhan penduduk.

B.4.39.5 Rencana Jaringan Air Bersih


Kebutuhan akan air bersih di Kecamatan Kebon Jeruk sampai tahun 2030 adalah sebesar
22.685.600 liter per hari. Untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih di atas jumlah tersebut,
Upaya-upaya yang perlu dilakukan antara lain : maka perlu adanya penambahan jaringan utilitas air bersih, selain itu perlu adanya sumber-
 Perbaikan atau normalisasi sungai-sungai yang ada, sehingga kondisinya sumber yang memungkinkan adanya penambahan sumber air baku, seperti waduk, boezem,
menjadi lebih baik sehingga diharapkan dapat menampung limpasan aliran permukaan dan lain-lain, transmisi dan distribusi, serta instalasi produksi pengolahan air bersih.
yang akan terjadi dari adanya perkembangan kegiatan perkotaan. Rencana pengembangan sistem air bersih yaitu melalui pengembangan kawasan pelayanan
 Menertibkan kawasan sekitar sungai supaya tetap terpelihara dari kegiatan- dengan pembangunan jaringan distribusi baru untuk kawasan-kawasan yang saat ini belum
kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian sungai, yang dapat dilakukan dengan mendapat pelayanan, dan lebih ditekankan pada kawasan pusat kegiatan kota serta pada
pengaturan sempadan-sempadan sungai. Dengan demikian diharapkan tumbuhnya kawasan permukiman baru.
bangunan-bangunan liar di sepanjang sungai dapat dihindari.
 Melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar B.4.39.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah
daerah aliran sungai agar turut berpartisipasi dalam upaya memelihara saluran drainase Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 8.944.608 liter/hari yang berasal
yang ada agar dapat selalu berfungsi sebagaimana mestinya. dari air limbah perumahan dan perdagangan/jasa. Dalam kaitannya dengan masalah
 Penambahan jumlah saluran drainase terutama untuk daerah yang berada di pengelolaan limbah manusia, maka dalam implementasi rencana tersebut perlu dilakukan
pusat kota. upaya :
 Perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase yang ada agar dapat berfungsi  Penyuluhan kepada penduduk dalam peningkatan kesadarannya akan
dengan baik. pentingnya kesehatan dengan menghilangkan kebiasaan untuk membuang kotorannya
 Perencanaan pendistribusian buangan air hujan di wilayah kota terhadap saluran di sembarang tempat. Sebagai konsekuensinya penduduk diharapkan untuk membangun
drainase yang telah ada. sendiri sarana sanitasi di tempat tinggalnya masing-masing serta pembangunan

III-88
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

prasarana MCK untuk penduduk di kawasan padat atau penduduk golongan ekonomi Rencana pengembangan rumah sedang tersebut mencapai 1581 ha. Rencana
lemah. pengembangan perumahan kecil menempati urutan kedua yang paling banyak
 Penyediaan kendaraan pengangkut tinja untuk membersihkan dan menguras dikembangkan, yang disusul rumah susun, rumah flat, dan terakhir rumah besar. Rencana
lumpur tinja pada tangki septik yang sudah penuh. Sistem penyedotan lumpur tinja ini pengembangan rumah kecil berada pada tiga lokasi, dimana dua lokasi di antaranya berada
dapat dilakukan oleh pihak pemda atau dapat juga dengan melibatkan partisipasi swasta. di Kelurahan Sumur Batu yang diarahkan menjadi dua lokasi kelompok rumah kecil dengan
Konsekuensi dari adanya penyedotan lumpur tinja ini adalah harus segera total luas 50 ha. Rencana pengembangan rumah susun diarahkan dengan luas 18 ha yang
dioperasikannya instalasi pengolahan lumpur tinja. sebagian besar berada pada Kota Baru Bandar Cempaka Putih. Rencana pengembangan
 Monitoring untuk memantau pengelolaan air limbah manusia serta kualitas dan rumah flat diarahkan dengan luas 0,9 ha. Rencana pengembangan rumah besar di
kuantitas badan-badan air penerima yang ada di wilayah perencanaan. Dengan adanya Kecamatan Cempaka Putih dengan diarahkan dengan total luas 0,7 ha berada pada bagian
monitoring ini diharapkan kondisi badan air penerima tetap terjaga sehingga tidak Timur Kecamatan Cempaka Putih.
menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan sekitarnya.
B.4.40.2 Perdagangan dan Perkantoran
Karena kondisi pelayanan prasarana air limbah secara teknis belum memadai, maka untuk Pengembangan kawasan perdagangan di kecamatan Cempaka Putih direncanakan sebesar
meningkatkan kondisi dan tingkat pelayanan air limbah dibutuhkan : 327,84 hektar. Kegiatan yang akan dikembangkan pada koridor kegiatan komersial antara
 Pembangunan sarana sanitasi setempat, baik secara individual maupun komunal. lain sebagai pusat pertokoan, dan pusat perbelanjaan/pasar, serta kegiatan jasa lainnya

 Penyuluhan personil instansi pengolahan dan penyuluhan kepada penduduk dengan skala pelayanan kota/regional. Lokasi kegiatan perdagangan dan jasa ini ditetapkan
dalam peningkatan aspirasi masyarakat untuk membangun sendiri sarana sanitasi di berada di sepanjang jalur jalan utama yaitu jalan arteri dan kolektor membentuk pola linier

tempat tinggalnya masing-masing, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengikuti pola jaringan jalan. Lokasi tersebut direncanakan pada sepanjang Jalan Letjend.
mengenai pengelolaan air limbah. Suprapto Bagian Barat, Perempatan Jalan Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan

 Monitoring untuk memantau pengelolaan air limbah domestik maupun industri, Panjang Timur dan Barat, Jalan Garuda, Jalan Gunung Sahari.

serta kualitas dan kuantitas badan-badan air yang ada di perkotaan.


Pengembangan kawasan perkantoran di kecamatan cempaka Putih direncanakan sebesar
 Untuk kawasan perencanaan pengelolaan air limbahnya dilakukan secara
183,56 hektar. Lokasi persebarannya berbentuk ribbon di jaringan jalan arteri yang ada di
individu oleh masyarakat dan secara komunal pada kawasan perumahan, kawasan
Kecamatan Cempaka Putih yaitu Jalan Letjend. Suprapto Bagian Barat, Perempatan Jalan
perdagangan dan lain-lain.
Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan Panjang Timur dan Barat, Jalan Garuda,
Jalan Gunung Sahari.
B.4.40 Rencana Pola Ruang Kecamatan Cempaka Putih
Rencana pola ruang di Kecamatan Cempaka Putih tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting
2007. Kecamatan Kebon Jeruk sebagian besar diarahkan menjadi kawasan permukiman yang B.4.40.3 Pelayanan Umum dan Sosial

dilengkapi dengan fasilitas pendukung kegiatan permukiman. Rencana pengembangan kawasan pelayanan umum dan sosial diarahkas sebesar 113,39
hektar atau 4,73 % luas lahan Kecamatan Cempaka Putih. Pola pengembangan yang

B.4.40.1 Permukiman diarahkan adalah memusat disuatu titik di wilayah kecamatan.

Rencana pengembangan perumahan yang terdiri dari rumah sangat kecil, rumah kecil,
rumah sedang, dan rumah besar dilakukan di hampir seluruh bagian wilayah perencanaan, B.4.40.4 Ruang Terbuka Hijau

dengan luas lahan sebesar 1.650,32 hektar. Rencana pengembangan rumah sedang Rencana pengembangan ruang terbuka hijau di Kecamatan Cempaka Putih adalah sebesar

merupakan rencana pengembangan perumahan dengan luas area yang lebih dominan 123,84 hektar. Ruang terbuka hijau yang berupa taman dan jalur hijau dikembangkan di

dibanding rencana pengembangan perumahan tipe lain di Kecamatan Cempaka Putih. sepanjang tepi jalan, median jalan, lahan parkir dan taman kota. Pengembangan ruang
III-89
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

terbuka hijau ini dipersiapkan sebagai lahan cadangan untuk pengembangan di masa perbaikan fasilitas peribadatan. Jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan di kecamatan
mendatang apabila diperlukan penambahan lahan dalam jumlah yang kecil. Pengembangan Cempaka Putih hingga tahun 2030 adalah sebagai berikut, 43 unit mushala, 4 unit masjid
RTH di sepanjang tepi jalan di Kecamatan Cempaka Putih direncanakan di sebelah Timur kelurahan, 1 unit masjid kecamatan, 1 unit tempat ibadah lainnya, dan 1 unit masjid umum.
Jalan Letjend Suprapto yang juga termasuk dalam Kawasan Cempaka Mas, Jalan Cempaka
Baru Timur dan Jalan Sumur Batu Raya,selain itu pengembangan RTH dikembangkan pada B.4.41.4 Olah Raga
Kota Baru Bandar Cempaka Putih yang sesuai Masterplan Kota Baru Bandar Cempaka Untuk meningkatkan pelayanan fasilitas olah raga di Kecamatan Cempaka Putih, diperlukan
Putih mencapai 23,6% dari total luas Kota baru Bandar Cempaka Putih tersebut. peningkatan kuantitas berdasarkan kebutuhan yang ada dan kualitas fasilitas olah raga.
Jumlah kebutuhan fasilitas olah raga di Kecamatan Cempaka Putih pada tahun 2030 adalah
B.4.41 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Cempaka Putih tempat bermain berjumlah 518 unit, lapangan olahraga berjumlah 43 unit, kolam renang
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Cempaka Putih terdiri dari berjumlah 4 unit, serta gedung olahraga 4 unit.
lima jenis fasilitas, yaitu :
− Fasilitas Pendidikan B.4.41.5 Pengendali Bencana
− Fasilitas Kesehatan Upaya untuk menanggulangi dampak dari permasalahan banjir dilakukan dengan
− Fasilitas Peribadatan peningkatan/perbaikan tata air atau saluran pengendalian banjir di wilayah Kecamatan
− Fasilitas Olah Raga Cempaka Putih. Sistem pengendalian banjir di Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai
− Fasilitas Pengendali Bencana berikut:
a. Sistem parkir air/penampungan air dan pintu pompa yang memanjang sepanjang
Kali yang terdapat di Kecamatan Cempaka Putih.
B.4.41.1 Pendidikan b. Peningkatan daya tampung saluran/kali dengan pengembangan saluran mikro
Jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan seperti pada tahun 2030 adalah sebanyak 104 unit yang diselaraskan dengan rencana jalan
Taman Kanak-kanak (TK), 52 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 9 unit untuk Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP), dan 4 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Untuk B.4.42 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Cempaka Putih
mengantisipasi pertumbuhan jumlah penduduk maka rencana yang dapat dilakukan adalah Rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut :
dengan membangun sarana dan prasarna pendidikan sesuai dengan kebutuhan penduduk • Kelurahan Cempaka Putih Barat dan Kelurahan Cempaka Putih Timur, dengan
baik kuantitas maupun kualitasnya. peruntukkan kawasan perumahan dengan kepadatan sedang dan tinggi diarahkan memiliki
ketinggian maksimum 2 - 4 lantai dengan KDB 40 dan KLB > 1,2.
B.4.41.2 Kesehatan • Kelurahan Rawa Sari, dengan peruntukkan kawasan campuran dengan fasilitasnya
Hingga tahun 2030 Kecamatan Cempaka Putih membutuhkan 60 unit fasilitas kesehatan diarahkan memiliki ketinggian maksimum 2 - 8 lantai dengan KDB 50 dan KLB > 2,4..
yaitu berupa 43 unit balai pengobatan, 4 unit puskesmas kelurahan, 4 unit rumah sakit • Sepanjang Jl, Letjend. Suprapto dan Jl. Cempaka Putih Barat, dengan peruntukkan
bersalin, 4 unit apotek, 4 unit laboratorium, dan 1 unit puskesmas kecamatan. Selain kawasan perkantoran dan perdagangan diarahkan memiliki ketinggian maksimum 8 – 16
melakukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan sesuai jumlah kebutuhan, diperlukan lantai dengan KDB 50 dan KLB > 3..
pula peningkatan kualitas fasilitas kesehatan yang telah ada. • Jl. Pramuka Sari dan Jl. Pramuka, dengan peruntukkan kawasan perumahan kepadatan
sedang dan tinggi diarahkan memiliki ketinggian maksimum 2 – 4 lantai dengan KDB 50 dan
B.4.41.3 Peribadatan KLB > 4.
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Cempaka Putih, berdasarkan
analisa yaitu lebih di utamakan untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang serta
B.4.43 Tujuan, Kebijakan dan Strategi RTRW Kecamatan Kemayoran
III-90
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.43.1 Tujuan Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi
Perencanaan Tata Ruang Kecamatan Kemayoran ditujukan agar pengaturan pemanfaatan lemah.
ruang berdasarkan peruntukkannya dapat terselenggara dengan baik dan optimal dengan c. Sektor Transportasi
tetap memperhatikan keterpaduan, keterikatan, dan keseimbangan antarwilayah dalam Beberapa ruas jalan tertentu perlu ditingkatkan kapasitasnya melalui program pelebaran
Kecamatan Kemayoran demi mewujudkan pemanfaatan ruang yang berkualitas. jalan.
Pemanfaatan ruang yang berkualitas diharapkan dapat menciptakan pemerataan Pengembangan jaringan jalan baru lebih diutamakan pada bagian utara dan selatan
pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat dengan BWK Kecamatan Kemayoran.
melibatkan partisipasi aktif masyarakat melalui pengembangan potensi yang ada secara d. Sektor Fasilitas Umum
dinamis, serasi dan seimbang. Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.

B.4.43.2 Kebijakan Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.
Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai
B.4.43.2.1 Kawasan Budidaya
standar kecamatan.
Wilayah perencanaan Kecamatan Kemayoran berada di Wilayah Pengembangan Selatan
e. Sektor Air Minum
Selatan (WP-SS), dimana karakteristiknya adalah perumahan penduduk berpendapatan
Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan
sedang sampai tinggi. Sebagian besar penduduk Kecamatan Kemayoran berkarya di luar
jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.
Kecamatan Kemayoran.Kebijakasanaan umum Kecamatan Kemayoran adalah
Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah.
meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui
f. Sektor Sanitasi dan Sampah
peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi.
Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi perumahan yang dihuni oleh
penduduk yang berpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu
Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari
perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage.
upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam
Meningkatkan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan
program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan
lingkungan perumahan padat.
sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya
Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai
pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika
kebutuhan
sempadan sungai.
g. Sektor Banjir dan Drainase
a. Perumahan
Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem
Penggunaan perumahan legih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian
makro drainase yang ada.
yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain
Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.
sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
h. Sektor Utilitas Umum.
Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.
Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
serta lampu-lampu penerangan jalan.
Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan
Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.
Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu
Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir
pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
yang memadai.
i. Sektor Ruang Terbuka Hijau

III-91
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang perubahan. Begitupula untuk merubah atau menambah sumberdaya buatan yang
kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati menyertainya seperti misalnya ketersediaan infrastruktur.
masyarakat.
Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui Pengembangan kawasan tersebut adalah berupa pengembangan kawasan ekonomi
program penyuluhan pembinaan. prospektif dengan ditetapkan Kota Baru Bandar Kemayoransebagai pusat niaga terpadu
Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. sebagai pusat eksibisi dan informasi bisnis dan berskala internasional berdasarkan RTRW
DKI Jakarta 2010. Untuk mendukung pengembangan kawasan ini, maka strategi
B.4.43.2.2 Kawasan Strategis pengembangan ekonomi di Kecamatan Kemayoran guna mendukung sistem pusat kegiatan
Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung tersebut adalah dengan pengembangan pemeliharaan sarana dan prasarana baik di dalam
pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan- maupun di luar Komplek yang mendukung kegiatan Komplek Kemayoran, selain itu perlu
pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun dilakukan peningkatan kualitas fasilitas sosial budaya dan fasilitas pendukung kegiatan
nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya lainnya.
membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai
prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang B.4.43.3.2 Strategi Pengembangan Aspek Sosial Budaya
cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Strategi pengembangan aspek sosial budaya adalah sebagai berikut:
Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. − Penjagaan dan pelestarian kelangsungan keberadaan dan pengembangan
Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan keanekaragaman sosial budaya stempat.
hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat − Penjagaan kualitas sosial budaya dan jati diri bangsa.
− Penjagaan cagar budaya dari bahaya pelapukan, perubahan perilaku sosial budaya, dan
B.4.43.2.3 Penanganan Lingkungan dampak yang luas terhadap kelangsungan budaya nasional.
Strategi penanganan kawasan ini dititikberatkan pada pemeliharaan lingkungan guna − Perlindungan terhadap peninggalan budaya Nasional maupun Internasional.
mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk − Perlindungan keseimbangan dan keanekaragaman sosial budaya
juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). B.4.44 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Kemayoran
Rencana pengelolaan kependudukan di Kecamatan Kemayoran direncanakan tersebar di
B.4.43.3 Strategi seluruh wilayah, yaitu Utara, Barat, dan Timur. Pada wilayah Utara yaitu Kota Baru Bandar
B.4.43.3.1 Strategi Pengembangan Aspek Ekonomi Kemayorandirencanakan pembangunan wisma taman, pada Wilayah Barat akan direncanakan
Strategi pengembangan Kecamatan Kemayoranmenyangkut berbagai aspek ikutan yang pembangunan wisma dengan klasifikasi wisma sedang, dan wisma susun, sedang Wilayah timur
menyertainya. Pengembangan ini tidaklah serta merta akan terjadi begitu saja melainkan direncanakan untuk pengembangan wisma sedang dalam jumlah dominant, kemudian disusul
penekanan kepada peningkatan sumber daya alam setempat, ketersediaan sumber daya dengan rencana pengembangan wisma kecil, dan wisma besar. Dengan penyediaan wisma
manusia dan ketersediaan sumberdaya buatan yang menyertainya. Peningkatan Kawasan beserta fasilitas pendukungnya, diharapkan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Kecamatan
ini juga akan membutuhkan waktu yang lama. Seperti misalnya, untuk meningkatkan Kemayorandiharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 609.600 jiwa.
sumberdaya alam setempat dibutuhkan peningkatan teknologi tinggi yang menyertainya,
begitupula untuk meningkatkan sumberdaya manusia, peningkatan ini membutuhkan Wilayah Timur (wilayah sebelah Timur Jalan Hutan Panjang) Kecamatan Kemayorandiarahkan
perubahan kultur budaya yang tidaklah mudah untuk segera dilakukan perubahan- dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain.

III-92
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.45 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Kemayoran


Pusat-pusat kegiatan eksiting pada dasarnya telah mampu melayani wilayah Kecamatan 1. Komplek Cempaka Mas
Kemayoran sehingga struktur ruang yang direncanakan di wilayah perencanaan tidak berbeda Pusat kegiatan berupa kawasan campuran yang terdiri dari kegiatan perdagangan seperti
dengan struktur ruang pada kondisi yang ada saat ini. Hal tersebut berarti tidak perlu untuk pusat grosir ITC dan Ruko Cempaka Mas, apartemen seperti Graha Cempaka Mas, dan
menambah pusat kegiatan yang baru. Pada Kecamatan Kemayoran, terdapat beberapa pusat Perkantoran Cempaka Mas. Komplek Cempaka Mas memiliki skala pelayanan propinsi
kegiatan yang direncanakan dapat mendukung perkembangan Kecamatan Kemayorandan sebagai pusat perdagangan dan jasa yaitu sebagai pusat niaga atau perdagangan dan jasa
dapat menimbulkan bangkitan dan tarikan transportasi di Kecamatan Kemayoran. Tabel berikut seperti tempat tinggal dan jasa perkantoran. Kegiatan-kegiatan vital tersebut dapat
menunjukkan pusat-pusat kegiatan yang terdapat di Kecamatan Kemayoran. menimbulkan tarikan dan bangkitan sehingga memicu peningkatan intensitas berbagai
aspek kegiatan di Kecamatan Kemayoran. Tindak antisipasi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan sarana dan prasarana
pendukung di Kecamatan Kemayoran.
2. Kawasan perkantoran swasta/pemerintah, perdagangan dan jasa
Pusat kegiatan di dua kawasan tersebut adalah pusat kegiatan dengan fungsi perkantoran,
perdagangan, dan jasa di Jalan Letjend Suprapto sebagai jalan arteri primer di wilayah
perencanaan. Pusat kegiatan kedua adalah pusat kegiatan dengan fungsi sebagai
perkantoran baik swasta maupun pemerintah, perdagangan dan jasa yang terdapat di tepi
jalan arteri sekunder yaitu Jalan Gunung Sahari. Dua kawasan dengan fungsi yang sejenis
Tabel 4.48 ini memiliki tingkat pelayanan kota. Untuk mendukung pelayanan pusat kegiatan ini, maka
Rencana Pusat Kegiatan diperlukan pemeliharaan kualitas bangunan dan fasilitas pendukungnya.
Berdasarkan Tingkat Pelayanan dan Hierarki Jalan 3. Pusat Kegiatan perkantoran dan jasa
Pusat kegiatan perkantoran dan jasa berupa perkantoran swasta yang terdapat di Jalan
No. Pusat Kegiatan Tingkat Pelayanan Hierarki Jalan
Sumur Batu Raya yang merupakan Jalan Arteri Sekunder sedang pusat kegiatan
1 Komplek Cempaka Mas Propinsi Arteri Primer
2 Kawasan perkantoran, perkantoran kedua terdapat di Jalan Sunter (jalan arteri sekunder) berupa kantor yang
perdagangan dan jasa di Jalan dilengkapi fasilitas tempat tinggal (rumah). Pusat kegitan perkantoran dan jasa di dua lokasi
Letjend Suprapto Kota Arteri Sekunder tersebut memiiki skala pelayanan tingkat kecamatan. Untuk mendukung pelayanan pusat
3 Kawasan perkantoran
kegiatan ini, maka diperlukan pemeliharaan kualitas bangunan dan fasilitas pendukungnya.
swasta/pemerintah, perdagangan,
dan jasa di Jalan Gunung Sahari
4 Kawasan perkantoran dan jasa di B.4.46 Rencana Transportasi Kecamatan Kemayoran
Jalan Sumur Batu Raya Sistem jaringan jalan yang direncanakan di Kecamatan Kemayoran diarahkan pada
Kecamatan Arteri Sekunder
5 Kawasan perkantoran di Jalan
pembangunan jaringan jalan baru, peningkatan dan pelebaran trase jalan. Pengembangan
Sunter
Sumber : Hasil Analisis 2009 sistem jaringan jalan tersebut terdapat pada jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer,
dan kolektor sekunder. Pengembangan jaringan jalan tersebut dilakukan untuk mengurangi
Pusat-pusat kegiatan beserta pola jalan yang ada akan membentuk struktur ruang Kecamatan masalah transportasi di wilayah perencanaan seperti kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi
Kemayoran. Kondisi eksisting menunjukkan tidak terdapat perubahan signifikan yang pada jam-jam sibuk.
mempengaruhi struktur ruang di Kecamatan Kemayoran, namun berdasarkan hasil analisis tetap Tabel 4.49
diperlukan rencana pembatasan dan penambahan pertumbuhan beberapa pusat kegiatan yaitu : Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kecamatan Kemayoran

III-93
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Nama Jalan Fungsi Jalan


Row Row B.4.47.1 Air Bersih
Eksisting Rencana
Jalan Yos Sudarso Jalan Arteri Primer 100m 100 m Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, kebutuhan air bersih di Kecamatan
Jalan Letjend Suprapto Jalan Arteri Primer 52m 52 m Kemayoran pada tahun 2030 berjumlah 30.666.125 liter per hari dimana jumlah tersebut
Jalan Utan Panjang Barat/ Timur- 24/50m 36/50m
Jalur Pacu Udara-Selatan Jalan Arteri Primer dihitung berdasarkan kebutuhan pada kawasan perumahan. Rencana pengembangan
Jalan Sunter Kemayoran Jalan Arteri Sekunder 15m 15 m
jaringan air bersih di Kecamatan Kemayoran ialah sebagai berikut:
Jalan Howitzer – Serdang Kaya – 9/18m 26 m
Taruna Jalan Arteri Sekunder 1. Pengembangan miniplant dengan jaringannya
Jalan Sumur Batu Jalan Arteri Sekunder 9/12m 26 m
2. Pengawasan dan pengendalian terhadap pemakaian air tanah/sumur
Jalan Sudiro – Utan Panjang III – 10/12m 15 m
Kali Baru Timur Jalan Arteri Sekunder 3. Pengembangan jaringan air bersih dan penambahan hidran umum yang
Jalan Kali Baru Timur/ Barat Jalan Arteri Sekunder 18m 24m
Jalan Garuda Jalan Arteri Sekunder 20m 46m ditempatkan di titik tertentu.
Jalan Angkasa (Patrice 50m 50 m
Lumumba) Jalan Arteri Sekunder
Jalan Bungur Besar Jalan Arteri Sekunder 35m 35 m B.4.47.2 Drainase
Jalan Sumur Batu Raya Jalan Arteri Sekunder 9/22m 26 m
Pengembangan drainase di Kecamatan Kemayoran dilakukan melalui :
Jalur Pacu Barat – Timur – Jalan 50m 50 m
Industri Jalan Arteri Sekunder  Perbaikan atau normalisasi sungai-sungai yang ada, sehingga kondisinya
Jalan Gunung Sahari Jalan Arteri Sekunder 50m 50 m
Jalan Cempaka Baru – Cempaka 9m 12 m menjadi lebih baik sehingga diharapkan dapat menampung limpasan aliran permukaan
Sari Jalan Kolektor Primer yang akan terjadi dari adanya perkembangan kegiatan perkotaan.
Jalan Cempaka Putih Utara Jalan Kolektor Primer 9m 12 m
Jalan Kebon Kosong Jalan Kolektor Primer 9m 12m  Menertibkan kawasan sekitar sungai supaya tetap terpelihara dari kegiatan-
Jalan KemayoranKetapang Jalan Kolektor Primer 10m 12m kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian sungai, yang dapat dilakukan dengan
Jalan KemayoranTengah Jalan Kolektor Primer 10m 12m
Jalan Mantri Jalan Kolektor Primer 10m 12m pengaturan sempadan-sempadan sungai. Dengan demikian diharapkan tumbuhnya
Jalan Kepu Timur Jalan Kolektor Primer 6m 12m bangunan-bangunan liar di sepanjang sungai dapat dihindari.
Jalan Sawo Jalan Kolektor Primer 10m 12m
Kompleks Angkasa Pura Jalan Kolektor Primer 10m 12m  Melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar
Jalan Kompleks Perumnas Jalan Kolektor Sekunder 22m 22m daerah aliran sungai agar turut berpartisipasi dalam upaya memelihara saluran drainase
Jalan Bren Jalan Kolektor Sekunder 13m 13m
Jalan Zamrud Jalan Kolektor Sekunder 14m 14m yang ada agar dapat selalu berfungsi sebagaimana mestinya.
Sumber : Analisa Dinas Tata Kota DKI Jakarta Tahun 1996
 Penambahan jumlah saluran drainase terutama untuk daerah yang berada di
pusat kota.
B.4.47 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Kemayoran  Perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase yang ada agar dapat berfungsi
Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : dengan baik.
- Jejaring yang sudah ada  Perencanaan pendistribusian buangan air hujan di wilayah kota terhadap saluran
- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan drainase yang telah ada.
Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :
- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada
B.4.47.3 Limbah
- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan
- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
Kemayoran ialah sebesar 12.091,22 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kemayoranyang
Kecamatan Kemayoran tahun 2030 adalah dengan sistem on-site.
meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,
telekomunikasi dan air limbah.
B.4.47.4 Listrik
Arahan rencana pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Kemayoran adalah :
III-94
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada kedalaman RDTR, secara garis besar pemanfaatan ruang dalam kawasan perkotaan hingga
2. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada tahun 2028 ini terdiri dari 2 jenis pemanfatan ruang sebagai berikut :
3. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel − Kawasan terbangun. Kawasan ini mewadahi berbagai kegiatan fungsional kota :
PLN dengan kabel isolasi perumahan beserta fasilitas pendukungnya, perdagangan dan jasa, pemerintahan,
4. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta pendidikan, industri dan pergudangan serta jaringan prasarana perkotaan.
mempertimbangkan segi estetika lingkungan − Kawasan Tidak Terbangun / Ruang Terbuka Hijau. Kawasan ini mewadahi kegiatan yang
5. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan bersifat bukan perkotaan, ruang terbuka hijau kota, lahan pertanian, dan kawasan lindung.
pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah
6. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi Jenis pemanfaatan ruang yang tercakup dalam kawasan terbangun yang akan dikembangkan di
eksisting 2008 belum terlayani listrik wilayah Kecamatan Kemayoranhingga tahun 2028 meliputi : perumahan, rumah toko, kantor
pemerintahan dan bangunan umum, perkantoran dan jasa, ruang terbuka hijau, dan fasilitas
umum.. Cakupan jenis pemanfaatan ruang/kawasan fungsional ini disesuaikan dengan
kedalaman materi RRTRW Kecamatan Kemayoran yang digambarkan dalam peta dengan skala
B.4.47.5 Telekomunikasi ketelitian 1 : 5.000. Selengkapnya, arahan pemanfaatan ruang kawasan terbangun di wilayah

Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Kemayoran adalah : Kecamatan Kemayoran dapat dilihat pada Tabel 4.55

1. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi


telekomunikasi yang memadai Tabel 4.50

2. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, Rencana Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Kemayoran Tahun 2028

dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial. Luas Lahan
No Penggunaan Lahan
Luas (Ha) %
3. Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur
1 Perumahan 1.650,32 68.79
lingkungan kota di Kecamatan Kemayoran 2 Perdagangan 327,84 13.67
3 Kantor Pemerintahan 3,75 0.16
4 Perkantoran dan jasa 179,81 7.50
B.4.48 Rencana Pola Ruang Kecamatan Kemayoran
5 Ruang Terbuka Hijau 123,84 5.16
Rencana pemanfaatan ruang yang dirumuskan dalam kaitannya dengan pengembangan 6 Fasilitas Umum 113,39 4.73
wilayah Kecamatan Kemayoran sampai dengan tahun 2028 secara umum meliputi alokasi Jumlah 2.398,95 100.00
Sumber : hasil perhitungan, 2008
pemanfaatan ruang untuk :
Tabel 4.51
− Kawasan Lindung, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbangun di Kecamatan Kemayoran
kelestarian hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
Jenis Pemanfataan Lahan Arahan Pola Pemanfaatan Lahan
− Kawasan budidaya, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
Kantor pemerintahan Fungsi utama : Pemerintahan dengan skala pelayanan
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan kecamatan
sumberdaya manusia. Pola pengembangan : memusat dalam kompleks/pusat
pemerintahan sebagai bagian dari Pusat Kota
Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan : Perkantoran
RTRW DKI Jakarta Tahun 2010 menjelaskan pola pemanfaatan ruang yang akan dikembangkan
pemerintahan kecamatan, dinas/ instansi vertikal,
di wilayah Kecamatan Kemayoran diarahkan untuk pusat pemerintahan, pusat kegiatan militer/polisi, ruang terbuka hijau.
perdangan dan jasa, serta permukiman intensitas tinggi. Berdasarkan penjabaran sesuai tingkat Perdagangan dan jasa/ Fungsi utama : Perdagangan dan jasa dengan skala
perkantoran pelayanan kecamatan.

III-95
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Jenis Pemanfataan Lahan Arahan Pola Pemanfaatan Lahan Tingkat kebutuhan rumah di Kecamatan Kemayoranpada dasarnya ditentukan oleh tingkat
Pola pengembangan : memusat dalam bentuk kawasan
penghasilan penduduknya. Tingkat penghasilan penduduk tersebut dapat menentukan
perdagangan, sebagai bagian dari Pusat Kota.
kebutuhan luas kapling dan bangunan dengan asumsi bahwa tiap-tiap keluarga dapat hidup
Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan : Pusat perbelanjaan,
pertokoan, pasar, sub terminal, jasa perkantoran, jasa layak harus menempati rumah sendiri. Penduduk yang berpenghasilan tinggi cenderung
perhotelan, jasa profesional, jasa hiburan, bangunan membeli tanah dengan kapling yang lebih besar, sedangkan Penduduk yang berpenghasilan
multifungsi, rumah toko, bangunan umum, ruang terbuka rendah pada umumnya membutuhkan kapling yang relatif kecil, yang dapat dipergunakan
hijau/taman kota. untuk hidup layak.
Perumahan Fungsi utama Perumahan dengan kepadatan tinggi, sedang
Rencana pengembangan kegiatan permukiman dilakukan dengan tujuan penyediaan sarana
dan rendah
Pola pengembangan : intensifikasi pemanfaatan ruang. perumahan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan aspirasi tiap kelompok masyarakat
Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan : Perumahan, sarana dan menciptakan lingkungan permukiman yang memenuhi syarat hunian dan syarat
perumahan.
perkotaan bagi setiap kelompok masyarakat. Untuk merealisasikan rencana pengembangan
Fasilitas Umum Fungsi utama : pusat pelayanan umum dan sosial dengan
skala kecamatan. perumahan tersebut maka kebutuhan pengembangan sarana perumahan, dilakukan
Pola pengembangan : pemusatan kegiatan melalui :
Jenis pemanfaatan ruang : sarana kesehatan, sarana 1. Program perbaikan kampung dilakukan pada kawasan-kawasan yang tidak layak huni
pendidikan, peribadatan, budaya/kesenian, taman dan (tidak memenuhi syarat rumah sehat). Program ini akan lebih diarahkan pada penataan
lapangan olah raga.
lingkungan, perbaikan sarana dan prasarana dasar yang disesuaikan dengan
Pusat Pelayanan Umum dan Fungsi utama : pusat pelayanan kegiatan perkotaan dengan skala
Sosial (Pusat Lingkungan) lingkungan permukiman (blok). kebutuhan masyarakatnya.
Pola pengembangan : pemusatan kegiatan pada lokasi strategis di
2. Pengembangan permukiman menengah-kecil oleh pengembang.
lingkungan permukiman dengan mempertimbangkan kegiatan yang
3. Pengusahaan peningkatan dan pemugaran permukiman melalui program perbaikan
sudah ada
Jenis pemanfaatan ruang : sarana perbelanjaan, sarana kesehatan, kampung bagi perumahan dengan katagori permukiman yang kurang sehat dan tidak
sarana pendidikan, peribadatan, taman dan lapangan olah raga.
teratur dengan menyertakan sumber dana masyarakat yang ada.
4. Lingkungan permukiman yang kondisinya sudah padat dan kondisi lingkungannya tidak
Sumber: Hasil Rencana, 2009
memenuhi syarat rumah sehat, memerlukan perbaikan permukiman melalui peremajaan
kota (urban renewal).
B.4.48.1 Permukiman 5. Pengembangan perumahan menengah dan kecil merupakan prioritas dalam
Perumahan merupakan salah satu sarana yang erat hubungannya dengan karakteristik pengembangan perumahan.
sosial ekonomi. Perencanaan perumahan dan fasilitas pendukungnya harus didasarkan 6. Pemerintah bersama masyarakat dan swasta diarahkan untuk memenuhi penyediaan
pada permasalahan eksisting dan arah perkembangan perumahan di masa yang akan sarana perumahan dengan mengusahakan bantuan dan pola-pola kerjasama
datang. pembangunan yang saling menguntungkan.
7. Pengadaan permukiman baru dengan kerja sama pihak swasta/masyarakat yang saling
Perkembangan perumahan pada awalnya berpola linier atau mengikuti jaringan jalan, pola menguntungkan dengan sistim joint planning dan joint development
linier tersebut selanjutnya berkembang hingga membentuk blok-blok perumahan membentuk 8. Untuk rumah-rumah yang sudah ada baik yang dibangun sendiri oleh penduduk berupa
perkampungan padat penduduk dengan fasilitas penunjang di dalamnya. Pengelompokkan kelompok-kelompok perumahan (berupa perkampungan) maupun pengembang tetap
rumah terbesar berada di seluruh pusat kota atau disekitar pusat kegiatan, rumah yang dipertahankan.
lainnya tersebar dengan kelompok-kelompok yang relatif kecil.

III-96
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana pengembangan perumahan yang terdiri dari rumah sangat kecil, rumah kecil, tersebut direncanakan pada sepanjang Jalan Letjend. Suprapto Bagian Barat, Perempatan
rumah sedang, dan rumah besar dilakukan di hampir seluruh bagian wilayah perencanaan. Jalan Sumur Batu, Jalan Bendungan Jago, Jalan Utan Panjang Timur dan Barat, Jalan
Rencana pengembangan rumah sedang merupakan rencana pengembangan perumahan Garuda, Jalan Gunung Sahari.
dengan luas area yang lebih dominan dibanding rencana pengembangan perumahan tipe
lain di Kecamatan Kemayoran. Rencana pengembangan rumah sedang tersebut mencapai Jenis kegiatan yang dapat dikembangkan di sub pusat perdagangan dan jasa ini pada area-
1581 ha. Rencana pengembangan perumahan kecil menempati urutan kedua yang paling area di atas, dapat berupa :
banyak dikembangkan, yang disusul rumah susun, rumah flat, dan terakhir rumah besar. 1. Pertokoan dan Supermarket
Rencana pengembangan rumah kecil berada pada tiga lokasi, dimana dua lokasi di 2. Bank dan Asuransi
antaranya berada di Kelurahan Sumur Batu yang diarahkan menjadi dua lokasi kelompok 3. Perkantoran
rumah kecil dengan total luas 50 ha. Rencana pengembangan rumah susun diarahkan 4. Coffee Shop / Bar dan Restauran
dengan luas 18 ha yang sebagian besar berada pada Kota Baru Bandar Kemayoran. 5. Taman Bermain
Rencana pengembangan rumah flat diarahkan dengan luas 0,9 ha. Rencana 6. Gedung Pertemuan
pengembangan rumah besar di Kecamatan Kemayorandengan diarahkan dengan total luas 7. Sarana penunjang lainnya, seperti tempat parkir atau telepon umum
0,7 ha berada pada bagian Timur Kecamatan Kemayoran.
B.4.48.3 Ruang Terbuka Hijau
B.4.48.2 Perdagangan dan Perkantoran Pengembangan ruang terbuka hijau di Kecamatan Kemayoran, terbagi atas tiga jenis, yaitu :
Kegiatan perdagangan dan jasa eksisting di kawasan perencanaan berupa pasar, hotel, 1. Ruang terbuka hijau yang memang difungsikan sebagai faktor pembentuk lingkungan dan
restoran, warung makan, rumah makan, dan lain-lain. Sebagian besar kegiatan kenyamanan lingkungan, yang berupa taman, jalur hijau, dan tempat rekreasi.
perdagangan tersebut terletak di sepanjang jaringan jalan utama yaitu jaringan jalan arteri 2. Ruang terbuka hijau yang difungsikan sebagai fasilitas sosial masyarakat seperti
dan jaringan jalan kolektor. Pengguna jasa tersebut juga sebagian besar merupakan pengembangan ruang terbuka hijau sebagai PHT (Penyempurna Hijau Makam).
pengguna jalan yang melewati jalan tersebut sehingga memungkinkan konsumen tidak 3. Ruang terbuka hijau yang difungsikan lahan preservasi sebagai buffer zone apabila terjadi
hanya berasal dari dalam tetapi juga dari luar wilayah perencanaan. bencana alam seperti bencana banjir..

Aktivitas perdagangan dan jasa tersebut pada umumnya memperdagangkan convenient Ruang terbuka hijau yang berupa taman dan jalur hijau dikembangkan di sepanjang tepi
goods atau barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, sayuran dan sejenisnya jalan, median jalan, lahan parkir dan taman kota. Pengembangan ruang terbuka hijau ini
dan hanya bersifat pelayanan lokal lingkungan. Aktivitas perdagangan dan jasa yang dipersiapkan sebagai lahan cadangan untuk pengembangan di masa mendatang apabila
sebagian besar terpusat di sepanjang ruas jalan utama berpotensi untuk dikembangkan diperlukan penambahan lahan dalam jumlah yang kecil. Pengembangan RTH di sepanjang
dengan skala pelayanan yang lebih besar seiring dengan perkembangan wilayah tepi jalan di Kecamatan Kemayorandirencanakan di sebelah Timur Jalan Letjend Suprapto
Kecamatan Kemayoran. Untuk itu dalam pengembangannya di masa mendatang yang juga termasuk dalam Kawasan Cempaka Mas, Jalan Cempaka Baru Timur dan Jalan
penggunaan lahan di daerah ini dikonsentrasikan untuk kegiatan perdagangan dan jasa. Sumur Batu Raya,selain itu pengembangan RTH dikembangkan pada Kota Baru Bandar
Kegiatan yang akan dikembangkan pada koridor kegiatan komersial antara lain sebagai Kemayoranyang sesuai Masterplan Kota Baru Bandar Kemayoranmencapai 23,6% dari total
pusat pertokoan, dan pusat perbelanjaan/pasar, serta kegiatan jasa lainnya dengan skala luas Kota baru Bandar Kemayorantersebut.
pelayanan kota/regional.
Ruang terbuka yang berupa buffer zone dikembangkan di sepanjang kiri dan kanan sungai,
Lokasi kegiatan perdagangan dan jasa ini ditetapkan berada di sepanjang jalur jalan utama waduk dan situ, di sepanjang garis pantai sebagai sempadan pantai serta di sekeliling zona
yaitu jalan arteri dan kolektor membentuk pola linier mengikuti pola jaringan jalan. Lokasi industri yang difungsikan sebagai daerah lindung. Pengembangan ruang terbuka ini

III-97
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

memang sengaja dibiarkan untuk membatasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kegiatan yang 3. Penetapan garis sempadan danau, waduk, mata air,dan sungai yang terpengaruh
akan dikembangkan terhadap lingkungan sekitarnya atau sebaliknya, sedangkan ruang pasang surut air laut mengikuti kriteria yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden R.I.
terbuka hijau yang berfungsi sebagai lahan cadangan kegiatan perkotaan adalah lahan Nomor : 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, sebagai berikut:
pertanian/kebun yang saat ini masih dipertahankan keberadaannya dan lahan pemakaman. − Untuk danau dan waduk, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya
50 (hma puluh) meter dari titikpasang tertinggi kearah darat.
Penataan daerah sepanjang aliran sungai bertujuan untuk melindungi fungsi sungai dari − Untuk mata air, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 200 (dua
kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kondisi sungai tersebut. Dengan ratus) meter disekitar mata air.
demikian daerah sepanjang aliran sungai tersebut dapat berfungsi sebagai daerah − Untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut garis sempadan
konservasi dan preservasi serta mempermudah pengontrolan dari masyarakat seandainya ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dan tepi sungai dan
terjadi gangguan akibat pencemaran sungai. Sungai tersebut juga dimanfaatkan sebagai berfungsi sebagai jalur hijau.
aliran utama sistem drainase yang difungsikan sebagai arah aliran air hujan. Upaya
pengamanan dan penataan daerah sepanjang aliran sungai ini, diantaranya : Pengembangan RTH di tepi sungai tersebut dikembangkan pada lahan perpotongan Jalan
 Pembuatan sempadan sungai di sepanjang sisi kiri-kanan sungai, yang juga Dakota dan Jalan Bendungan Jago. Tujuan utama pengaturan dan pengembangan garis
dapat difungsikan sebagai ruang terbuka hijau dalam bentuk taman kota, sarana olah sempadan sungai tersebut adalah untuk mengamankan wilayah aliran sungai. Dalam
raga. pengamanan aliran sungai ini sempadan sungai harus ditanami dengan jenis tanaman keras
 Mengatur arah bangunan-bangunan yang berada di sekitar sungai agar dan dilarang melakukan penebangan pohon pada daerah tersebut untuk melindungi tebing-
menghadap ke sungai, sehingga kebersihan sungai tetap terjaga. tebing atau bantaran sungai yang potensial terhadap bahaya erosi dan longsor. Selain itu di

 Melarang pembuangan semua sampah dalam badan sungai. sepanjang sempadan sungai ini direkomendasikan untuk dihindari atau dilarang adanya

 Adapun kriteria teknis pembuatan sempadan sungai berdasarkan Permen PU No. bangunan, baik untuk kegiatan perumahan, perkantoran, maupun kegiatan komersial.

63
 tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, yaitu : B.4.49 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Kemayoran
1. Garis sempadan sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang- Rencana pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial di Kecamatan Kemayoran akan
kuranguya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul. disesuaikan berdasarkan analisis kebutuhan daya tampung kecamatan. Fasilitas umum dan
2. Penetapan garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan fasilitas sosial tersebut berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, serta fasilitas
didasarkan pada kriteria: pengendali bencana.
− Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 (tiga) meter, garis
sempadan ditetapkan sekurang-kurangnva 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi B.4.49.1 Pendidikan
sungai pada waktu ditetapkan. Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada
− Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih 3 (tiga) meter sampai tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar
dengan 20 (duapuluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurangkurangnya 15 penyediaan fasilitas pendidikan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas pendidikan
(lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. seperti yang terlihat pada Tabel 4.57 yaitu sebanyak 140 unit untuk Taman Kanak-kanak
− Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh) (TK), 70 unit untuk Sekolah Dasar (SD), 12 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter (SLTP), serta 6 unit untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Tabel 4.52
Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030
III-98
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Eksisting Kebutuhan tidak diperlukan mengingat syarat keberadaan rumah sakit bagi wilayah yang memiliki
No Jenis Fasilitas
2006 2030
jumlah penduduk minimum 480.000 jiwa.
1 TK 35 140
2 SD 67 70
3 SLTP 20 12
4 SLTA 19 6
B.4.49.3 Peribadatan
5 Universitas dan Akademi 3 - Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada
6 Tempat Kursus 12 -
Sumber : Hasil Perhitungan 2009 tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar
penyediaan fasilitas peribadatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas peribadatan
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengn kondisi eksisting fasilitas pendidikan, seperti yang terlihat pada Tabel 4.59, yaitu mushala sebanyak 58 unit, masjid 6 unit, masjid
maka dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan yang ada saat ini telah cukup untuk kecamatan 1 unit, gereja katolik 3 unit, gereja 3 unit, vihara 3 unit, pura 3 unit, serta
mengakomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat, terutama untuk fasilitas pendidikan kelenteng 3 unit.
SLTP dan SLTA serta perguruan tinggi dimana kondisi saat ini berlebih dari kebutuhan.
Sementara untuk fasilitas pendidikan berupa TK dan SD masih dirasakan kurang sebesar Tabel 4.54
Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan
105 unit dan 3 unit. di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030
Eksisting Kebutuhan
No Jenis Fasilitas
2006 2030
B.4.49.2 Kesehatan 1 Mushala 163 140
2 Masjid 14
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada 84
3 Masjid Kecamatan 2
tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar 4 Gereja Katolik 7
12
5 Gereja 7
penyediaan fasilitas kesehatan, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan seperti
6. Vihara 7
yang terlihat pada Tabel 4.58, yaitu balai pengobatan sebanyak 58 unit, rumah bersalin 7. Pura 3 7
8 Kelenteng 7
sebanyak 6 unit, puskesmas sebanyak 6 unit, apotik sebanyak 6 unit, dan 1 unit puskesmas
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
kecamatan.
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030
Tabel 4.53
dengan kondisi eksisting, maka fasilitas peribadatan yang terdapat saat ini telah sesuai
Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan
di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030 dengan kebutuhan untuk fasilitas ibadah berupa mushala, masjid, dan gereja. Sementara
Eksisting Kebutuhan
No Jenis Fasilitas untuk fasilitas ibadah lainnya seperti vihara, pura, maupun kelenteng belum sesuai dengan
2006 2030
1 Rumah Sakit - - kebutuhan.
2 Puskesmas 10 6
Puskesmas
3 Kecamatan - 1 B.4.49.4 Olahraga
4 Pos KB 124 -
Perhitungan jumlah penduduk Kecamatan Kemayoran berdasarkan daya tampung pada
5 Apotik 5 6
6 Lainnya 23 - tahun 2030 ialah sebesar 175.235 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar
7 Balai Pengobatan - 58
penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti
8 Rumah Bersalin - 6
Sumber : Hasil Perhitungan 2009 yang terlihat pada Tabel 4.60, yaitu tempat bermain berjumlah 700 unit, 58 unit lapangan
olahraga, 6 unit kolam renang, serta 6 unit gedung olahraga.
Berdasarkan perbandingan antara perhitungan dengan kondisi eksisting fasilitas kesehatan,
maka dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Kemayoran Tabel 4.55
Rencana Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga
saat ini telah cukup melayani masyarakat. Fasilitas kesehatan berupa rumah sakit umum di Kecamatan Kemayoran Tahun 2030
III-99
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Eksisting Kebutuhan
No Jenis Fasilitas
2006 daya tampung
1 Tempat Bermain - 700
2 Lapangan Sepakbola 14
3 Lapangan Bulutangkis 59
58
4 Lapangan Tenis 7
5 Lapangan Voli 54
6 Kolam Renang - 6
7 Gedung Olahraga 1 6
8 Lainnya 12 -
Sumber : Hasil Perhitungan 2009

Jika dibandingkan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan fasilitas olahraga di


Kecamatan Kemayoran, maka saat ini fasilitas tersebut telah cukup mengakomodasi
Tabel 4.56
kebutuhan masyarakat. Namun perlu ditingkatkan untuk fasilitas olahraga/rekreasi berupa
Rencana Intensitas Bangunan di Kecamatan Kemayoran
taman-taman warga atau tempat bermain.
Ketinggian
No Lokasi Peruntukkan maks. KDB KLB
B.4.50 Rencana Kawasan Strategis Kecamatan Kemayoran (lantai)
Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Kemayoran ditentukan berdasarkan peranan 1. Kel. Gunung Sahari Selatan Wisma dan 2-4 Lt 40 > 1,2
Kel. Sumur Batu Fasilitasnya
dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan
Kel. Cempaka Baru
kota. Pengembangan kawasan tersebut berdasarkan RTRW DKI Jakarta 2010 adalah kawasan
Kel. Harapan Mulya
ekonomi prospektif dengan ditetapkan Kota Baru Bandar Kemayoransebagai pusat niaga
Kel. Utan Panjang
terpadu, pusat eksibisi dan informasi bisnis berskala internasional. Untuk mendukung 2. Jl. Gunung Sahari Wisma dan 4-8 Lt 40 maks 2,4
pengembangan kawasan ini, maka strategi pengembangan ekonomi di Kecamatan Bangunan
Kemayoranguna mendukung sistem pusat kegiatan tersebut adalah dengan pengembangan Umum dengan

pemeliharaan sarana dan prasarana baik di dalam maupun di luar Komplek yang mendukung Fasilitasnya
3. Sebagian Jl Bungur Besar Wisma dan 4-8 Lt 50 maks 2,4
kegiatan Komplek Kemayoran, selain itu perlu dilakukan peningkatan kualitas fasilitas sosial
Bangunan
budaya dan fasilitas pendukung kegiatan lainnya. Umum dengan
Fasilitasnya
4. Sepanjang Jl. Letjend Karya Bangunan 8-16 Lt 50 maks 3,0
B.4.51 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Kemayoran
Suprapto Umum dengan
Berdasarkan pola ruang yang telah direncanakan, maka intensitas pemenfaatan ruang yang
Jl. Utan Panjang Timur Fasilitasnya
direncanakan adalah dengan membagi Kecamatan Kemayoranmenjadi tiga wilayah, yaitu utara,
Jl. Angkasa
tengah dan selatan. Untuk Wilayah Utara, yang direncanakan sebagai kawasan wisma, Jl. Garuda
perkantoran, dan fasilitas umum dengan ketinggian bangunan maksimal 16-24 lantai. Untuk Jl. Utan Panjang Barat
wilayah Barat diarahkan sebagai wisma sedang, direncanakan memiliiki ketinggian bangunan 2- Jl. KemayoranGempol
8 lantai. Pada Wilayah Timur di tepi jalan arteri primer diarahkan memiliki ketinggian 16-24
5. Kebon Kosong (ex. Bandar Wisma dan 16-24 Lt 50 maks 4
lantai, sedang wilayah timur bagian tengah direncanakan sebagai wisma sedang dengan
kemayoran) Fasilitasnya
ketinggian 2-4 lantai. Tabel di bawah ini menunjukkan
Kel. Gunung Sahari Selatan
6. Kel. Gunung Sahari Selatan Karya/ > 32 Lt 50 maks 5

III-100
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Ketinggian e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan
No Lokasi Peruntukkan maks. KDB KLB masyarakat.
(lantai) f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar
Bangunan
Umum dengan
dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.

Fasilitasnya
Sumber : Hasil Rencana
B.4.52.2 Kebijakan
B.4.52.2.1 Kawasan Budidaya
Wilayah perencanaan Kecamatan Sawah Besar berada di Wilayah Pengembangan Pusat,
dimana karakteristik wilayahnya adalah sebagai kawasan yang mempunyai daya dukung
lingkungan tinggi, tingkat pelayanan prasarana dan sarana tinggi, dan bangunan gedung
dengan intensitas tinggi, baik vertikal maupun horizontal.
B.4.52 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Sawah besar Kebijakasanaan umum Kecamatan Sawah Besar adalah membatasi pertumbuhan penduduk
B.4.52.1 Tujuan dengan prioritas daya tampung hanya bagi pertumbuhan alamiah saja, menyebarkan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Sawah Besar merupakan wujud kepadatan penduduk dengan mengadakan tempat hunian di atas tempat kerja,
pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan memantapakan peran lapangan kerja yang ada dengan peningkatan kualitas dan kuantitas
ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai terbatas, serta melakukan optimasi pemanfaatan ruang pada bagian-bagian tertentu wilayah
dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan Kecamatan Sawah Besar agar dapat mmenampung perkembangan dimasa yang akan
terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Sawah Besar yaitu : datang.
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan
budi daya. Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah upaya persiapan reorientasi terhadap ketigabelas sungai yang melalui DKI Jakarta dalam
kecamatan serta keserasian antar sektor. program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya
pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika
pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan sempadan sungai. Ketigabelas kali tesebut, tiga kali diantaranya melalui Kecamatan Sawah
Sawah Besar. Besar yaitu Kali Mati, Kali Lio, dan Kali Ciliwung.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : 1) Perumahan
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Sawah Besar yang sejahtera Pembangunan perumahan diarahkan kepada prioritas pemenuhan kebutuhan penduduk
lahir dan batin berpenghasilan rendah, perbaikan lingkungan dan peningkatan kualitas bangunan
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam perumahan, serta peremajaan lingkungan di daerah-daerah permukiman padat dan

• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara cenderung kumuh denga pengembangan permukiman ke arah vertikal seperti rumah

berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas susun.

sumberdaya manusia 2) Sektor Perdagangan dan Jasa

• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi a. Perbaikan dan pengembangan yang mengganggu lingkungan perdagangan dan

dampak negatif terhadap lingkungan jasa yang ada dengan perbaikan fasilitasnya.

• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan


III-101
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

b. Kemungkinan peremajaan terbatas untuk area-area tertentu (sekitar Jl. Mangga d. Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan
Dua Abdad). meningkatkan sistem makro drainase yang ada.
c. Memberikan angka toleransi terhadap standar peruntukan lahan yang ada 8) Sektor Utilitas Umum.
d. Pengembangan ribbon harus menjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan a. Pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan jaringan utilitas (gas, listrik dan
parkir yang memadai. telepon).
e. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang ekonomi lemah. b. Penambahan jaringan pada daerah-daerah peremajaan, seperti Mangga Dua.
3) Sektor Transportasi c. Perencanaan dan pelaksanaan yang terpadu antar instansi yang terkait.
a. Pembangunan jalan baru dan pengembangan jalan erteri sesuai dengan rencana d. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.
struktur DKI Jakarta tahun 2030. 9) Sektor Ruang Terbuka Hijau
b. Pelebaran dan peningkatan jalan-jalan yang ada. a. Pembebasan lahan sepanjang saluran drainase untuk jalur hijau pengaman dan
c. Pengembangan moda angkutan umum dengan peningkatan kualitasnya, baik memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
angkutan mobil maupun kereta api dengan pengadaan fasilitas penunjangnya. b. Penghijauan pekarangan rumah-rumah penduduk.
d. Pembangunan jalan-jalan bagi pedestrian. c. Pemeliharan/peningkatan fungsi ruang terbuka hijau yang telah ada.
e. Pembatasan parkir on street agar tidak mengganggu arus lalu lintas, terutama d. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan
dipusat-pusat perdagangan. kolektor.
4) Sektor Fasilitas Umum B.4.52.2.2 Kawasan Strategis
a. Perbaikan dan peningkatan fasilitas yang telah ada, kemungkinan dengan Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung
pengembangan vertikal. pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-
b. Pengunaan standar khusus untuk daerah-daerah padat, atau dengan pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun
memberikan angka toleransi terhadap standar yang ada. nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya
5) Sektor Air Minum membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai
a. Perbaikan dan peningkatan jaringan distribusi air pipa yang telah ada. prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang
b. Perluasan kapasitas distribusi air minum. cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
c. Mengurangi penggunaan air tanah serta air pipa secara besar-besaran, terutama Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.
untuk keperluan industri. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan
d. Penambahan hidrant-hidrant umum pada lingkungan permukiman padat dan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
kumuh.
6) Sektor Sanitasi dan Sampah B.4.52.2.3 Penanganan Lingkungan
a. Sistem pembuangan air limbah (sewerage) dengan pipa sebagai program jangka Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna
panjang dan pembuatan pembuangan air limbah lokal untuk jangka pendek. mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk
b. Pengadaan MCK serta peningkatan kondisi MCK yang telah ada. juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
7) Sektor Banjir dan Drainase penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
a. Peningkatan sistem drainase makro yang ada.
b. Perbaikan/pelebaran sarluran-saluran drainase makro yang telah ada. B.4.52.3 Strategi
c. Pembangunan drainase mikro baru. Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Sawah Besar adalah :

III-102
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

• Membatasi pertumbuhan penduduk dengan prioritas daya tampung hanya bagi


Daya Tampung Kepadatan
pertumbuhan alamiah saja. No Kelurahan Penduduk Penduduk
(jiwa) (jiwa/Ha)
• Menyebarkan kepadatan penduduk dengan mengadakan tempat hunian di atas
tempat kerja. 1 Pasar Baru 24.437 129
• Memantapakan peran lapangan kerja yang ada dengan peningkatan kualitas dan 2 Gunung Sahari Utara 37.365 189
kuantitas terbatas. 3 Kartini 47.091 856
• Melakukan optimasi pemanfaatan ruang pada bagian-bagian tertentu wilayah
4 Karang Anyar 56.320 1.104
Kecamatan Sawah Besar agar dapat mmenampung perkembangan dimasa yang akan
5 Mangga Dua Selatan 41.955 325
datang.
Jumlah 207.168 333
• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah
Sumber : Rencana 2009
berkembang.
• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh
B.4.54 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Sawah Besar
dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
Struktur ruang yang direncanakan untuk Kecamatan Sawah Besar tidak berbeda dengan
• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH
struktur ruang pada kondisi eksisting. Hal ini dikarenakan pusat-pusat kegiatan yang ada saat ini
khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman
telah mampu melayani wilayah Kecamatan Sawah Besar, sehingga tidak perlu untuk menambah
kumuh.
pusat kegiatan yang baru. Struktur pusat pelayanan Kecamatan Sawah Besar terbentuk
• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan
berdasarkan sistem pusat-pusat kegiatan tersier dengan pusat-pusat sebagai berikut:
kapasitas perdagangan dan jasa .
a. PT. Astra Strada dengan kegiatan industri pergudangan
B.4.53 Rencana Pengelolaan Kependudukan Sawah Besar b. Perkantoran dan perdagangan di sepanjang Jl. Gunung Sahari
Kecamatan Sawah Besar dengan perkembangan wilayah yang semakin pesat maka diperlukan B.4.55 Rencana Transportasi Kecamatan Sawah Besar
rencana pengelolaan kependudukan yang tepat dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
Rencana pengembangan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan, simpang susun, jalan
daya tampung penduduk pada tahun 2030. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan
layang, jalan bawah tanah, fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyebrangan. Sistem jaringan
dengan metode daya tampung menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta
jalan di Kecamatan Sawah Besar sampai dengan tahun 2030 ditetapkan sebagai berikut :
standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung penduduk ideal Sawah Besar
1. Jalan Arteri Primer
direncanakan sebesar 207.168 jiwa, maka untuk mengatasi keterbatasan lahan Kecamatan
− Jl. Gunung Sahari
Sawah Besar direncanakan dengan membangun perumahan secara vertikal. Sedangkan rumah
− Jl. Dr. Sutomo – Jl. Gunung Sahari
– rumah kumuh yang masih terdapat di Kecamatan Sawah Besar akan dihilangkan.
− Jl. Mangga Dua – Jl. Gunung Sahari
Pembangunan wisma kecil akan dibatasi di Sawah Besar. Kepadatan permukiman direncanakan
2. Jalan Arteri Sekunder
tidak terlalu padat/sedang untuk menjaga kelayakan sebagai kawasan tempat tinggal.
− Jl. Samanhudi – Jl. Garuda
− Jl. Mangga Besar – Jl. Gunung Sahari
Untuk lebih jelasnya mengenai daya tampung penduduk tahun 2030 di Kecamatan Sawah
Besardapat dilihat pada Tabel 4.57 − Jl. Pangeran Jayakarta – Jl. Industri

Tabel 4.57 3. Jalan Kolektor Primer


Daya Tampung dan Kepadatan Penduduk Per kelurahan − Jl. Karang Anyar A
Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030
− Jl. Dr. Wahidin
− Jl. Budi Utomo
III-103
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

− Jl. Lapangan Banteng − Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya
4. Kolektor Sekunder dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
− Jl. Kartini Raya
− Jl. Lautze B.4.56.2 Drainase dan Pengendali Banjir
− Jl. Mangga Dua Abdad Sistem jaringan drainase di Kecamatan Sawah Besar sudah cukup baik dengan adanya
− Jl. Rajawali Selatan beberapa situ dongkelan dan tipar. Pengembangan drainase di Kecamatan Sawah Besar
dilakukan melalui :

Sarana parkir berupa bangunan gedung atau lahan parkir ditempatkan pada bangunan- • Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai
bangunan umum untuk penghapus parkir di tepi jalan. Jembatan penyebrangan juga akan dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar
direncanakan pada setiap jalan arteri primer. dan pembuangan sampah)
• Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan
B.4.56 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan sawah Besar sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor

Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : • Pengerukan sampah di sepanjang yang bisa menimbulkan banjir
- Jejaring yang sudah ada
- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan B.4.56.3 Listrik
Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut
- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang
- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada
- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan Kecamatan Sawah Besar dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Sawah Besar yang sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :
meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, 1. Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa)
telekomunikasi dan air limbah. 2. Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan
perumahan terutama mencakup kawasan pemukiman padat
B.4.56.1 Persampahan 3. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Sawah Besar adalah sebagai berikut: 4. Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta
− Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan memperbaiki kendala-kendala yang terjadi pada sistem jaringan listrik tersebut
sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator B.4.56.4 Telekomunikasi
− Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Arahan rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di Kecamatan Sawah Besar adalah
dilakukan dengan teknologi tepat guna • Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi
− Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan telekomunikasi yang memadai
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) • Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan
− Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.
kelingkungan yang padat penduduk • Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota
di Kecamatan Sawah Besar.

III-104
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

5 Mangga Dua Selatan 41.955 5.874 2.895 2,89


B.4.56.5 Rencana Jaringan Air Bersih Jumlah 207.168 29.004 14.295 14,29
Sumber : Hasil Rencana 2009
Rencana jaringan primer pipa air bersih di Kecamatan Sawah Besar tahun 2030 adalah Dinas Kebersihan DKI : Asumsi Sludge 0,069 lt/org/hr
melintasi jalan-jalan Jl. Mangga Besar, Jl. Gunung Sahari, Jl. KH. Samanhudi, dan Jl.
Industri. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Sawah Besar tahun 2030 B.4.57 Rencana Pola Ruang Kecamatan Sawah Besar
adalah sebesar 36.254 ltr/hari, kebutuhan tersebut dipenuhi dari instalasi air minum PT. Rencana peruntukan tanah di wilayah Kecamatan Sawah Besar sampai tahun 2030 adalah
Thames PAM Jaya dengan kapasitas produksi 4000 liter/detik yang berasal dari IPA wisma dengan fasilitasnya seluas 208,17 Ha, wisma bangunan umum dengan fasilitasnya
Pulogadung. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan air bersih di Kecamatan Sawah seluas 15,82 Ha, wisma taman dengan fasilitasnya seluas 37,17 Ha, karya pemerintahan
Besar tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.58 dengan fasilitasnya seluas 30,31 Ha, karya bangunan umum dengan fasilitasnya seluas 212,37
Tabel 4.58 Ha, karya industri/pergudangan dengan fasilitasnya seluas 117,77Ha, penyempurna hijau
Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030
Jumlah binaan dengan fasilitasnya seluas 50,52 Ha, suka umum seluas 40,09 Ha dan peruntukan
Kebutuhan Air Bersih
No Kelurahan Penduduk marga dan saluran seluas 46,95 Ha. Agar lebih jelasnya mengenai jenis peruntukan tanah di
Tahun 2030 ( Ltr/Hr) (m³/Hr)
Kecamatan Sawah Besar dapat dilihat pada tabel berikut.
1 Pasar Baru 24.437 4.276.558 4.276,56
2 Gunung Sahari Utara 37.365 6.538.836 6.538,84
3 Kartini 47.091 8.240.945 8.240,95 Sesuai dengan perhitungan, dominasi peruntukan tiap jenis guna lahan yang terbesar adalah :
4 Karang Anyar 56.320 9.855.982 9.855,98 1. Wisma dengan fasilitasnya di Kelurahan Gunung Sahari Utara seluas 60,16 ha
5 Mangga Dua Selatan 41.955 7.342.162 7.342,16 2. Wisma bangunan umum dengan fasilitasnya di Kelurahan Mangga Dua Selatan seluas
Jumlah 207.168 36.254.483 36.254,48
6,60 ha
Sumber : Hasil Rencana 2009 ,
Pedoman Perencanaan Dinas Tata Kota DKI : Asumsi Kebutuhan Air Bersih 175 lt/org/hr 3. Karya pemerintahan dengan fasilitasnya di Kelurahan Lebak Bulus seluas 13,65 ha
4. Karya bangunan umum dengan fasilitasnya di Kelurahan Pasar Baru seluas 28,07 ha
5. Karya industri/pergudangan dengan fasilitasnya di Kelurahan Gunung Sahari Utara
B.4.56.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah seluas 9,46 ha
Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Sawah Besar tahun 2030 adalah 6. Penyempurna hijau binaan dengan fasilitasnya di Kelurahan Gunung Sahari Utara seluas
dengan sistem on-site. Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 14.295 30,69 ha
ltr/hari yang berasal dari air limbah perumahan dan perdagangan/jasa. 7. Suka / fasilitas umum di Kelurahan Pasar Baru seluas 21,93 ha
8. Marga dan saluran di Kelurahan Pasar Baru seluas 18,10 ha
Untuk lebih jelasnya mengenai timbulan air kotor (sludge) di Kecamatan Sawah Besar tahun
2030 dapat dilihat pada Tabel 4.58. B.4.57.1 Permukiman
Bila dibandingkan dengan fungsi lain, permukiman merupakan jenis peruntukkan lahan yang
Tabel 4.58
Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030 paling banyak memanfaatkan/menyerap lahan di suatu wilayah, sehingga pengembangan
area perumahan akan menentukan pola dan bentuk terbangun suatu wilayah dimasa yang
Timbulan Air Timbulan Sludge
Penduduk
No Kelurahan
( jiwa)
Limbah akan datang. Kriteria untuk kawasan permukiman perkotaan adalah memperhitungkan
(m³/Hr)) ( Ltr/Hr) (m³/Hr)
kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru,
1 Pasar Baru 24.437 3.421 1.686 1,69
memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas dan prasarana yang
2 Gunung Sahari Utara 37.365 5.231 2.578 2,58
3 Kartini 47.091 6.593 3.249 3,25
dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada.

4 Karang Anyar 56.320 7.885 3.886 3,89


III-105
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui Sawah Besar akan lebih diarahkan untuk tingkat TK, SD dan SMP yang berdasarkan
cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan. analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan
Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah penambahan beberapa fasilitas pendidikan.
dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada
lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas pendidikan tahun 2030 di Kecamatan
Kecamatan Sawah Besar pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal atau apartemen Sawah Besar dapat dilihat pada Tabel 4.58
dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan
Sawah Besar dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan Tabel 4.58
perkembangan dan aksesbilitas. Rencana Fasilitas Pendidikan Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030
Standar Kebutuhan
Rincian Jenis Luas Lahan
B.4.57.2 Perdagangan dan Perkantoran No Kebutuhan Sarana
Fasilitas (m²)
(Jiwa) (Unit)
Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu
1 TK 1,250 36,592 166
wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang
2 SD 2,500 322,869 83
dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Sawah
3 SLTP 15,000 71,749 14
Besar dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa
yang ada di Kecamatan Sawah Besar, karena dengan semakin mantapnya fungsi 4 SLTA 30,000 43,049 7

perdagangan dan jasa akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Sawah Besar Jumlah 474,258
Sumber : Rencana 2009
sehingga dapat berfungsi pula sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya.

B.4.58.2 Kesehatan
B.4.57.3 Ruang Terbuka Hijau Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Sawah Besar berdasarkan hasil
Ruang terbuka hijau yang akan dikembangkan di Kecamatan Sawah Besar adalah analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, dengan
penyempurna hijau umum di tepi kali, serta penyempurna hijau makam. demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Sawah Besar lebih di
utamakan untuk fasilitas kesehatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan
B.4.58 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Sawah Besar lahan dan bangunan fasilas kesehatan.
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Sawah Besar terdiri dari
empat jenis fasilitas, yaitu : Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas kesehatan tahun 2030 di Kecamatan
− Fasilitas Pendidikan Sawah Besar dapat dilihat pada Tabel 4.59
− Fasilitas Kesehatan
− Fasilitas Peribadatan Tabel 4.59
− Fasilitas Pengendali Bencana Rencana Fasilitas Kesehatan Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030
Standar Kebutuhan
Rincian Jenis Luas Lahan
B.4.58.1 Pendidikan No Kebutuhan Sarana
Fasilitas (m2)
(Jiwa) (Unit)
Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Sawah Besar lebih di utamakan
1 Balai Pengobatan 3,000 17,937 69
untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan
2 BKIA 10,000 43,049 21
bangunan fasilitas pendidikan. Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan
III-106
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

3 Rumah Bersalin 30,000 26,906 7


B.4.58.4 Pengendali Bencana
4 Puskesmas Pembantu 30,000 4,484 7
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Sawah Besar
5 Puskesmas 30,000 5,830 7
direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu
6 Rumah Sakit Wilayah 480,000 5,605 0
berupa :
7 Tempat Praktek Dokter 6,000 6,726 35
1. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
8 Apotik 30,000 3,587 7
2. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
Jumlah 114,125 152
3. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru
Sumber : Rencana 2009
pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.
4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.
B.4.58.3 Peribadatan
5. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Sawah Besar lebih di utamakan
mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.
untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan
bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas
B. 4.59 Rencana Kawasan Strategis Kecamatan Sawah Besar
peribadatan di Kecamatan Sawah Besar akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan
Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Sawah Besar ditentukan berdasarkan peranan
pura yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan tersebut jumlahnya masih
dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan
kurang dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan lainnya
kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta
hanya pada rencana perbaikan dan peremajaan.
Pusat ditentukan kawasan Pasar Baru sebagai kawasan bersejarah.

Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2030 di Kecamatan B.4.60 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Sawah Besar

Sawah Besar dapat dilihat pada Tabel 4.60 Rencana intensitas disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan pengembangan,

Tabel 4.60 baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu. Rencana

Rencana Fasilitas Peribadatan intensitas bangunan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. Untuk lebih jelasnya

Kecamatan Sawah Besar Tahun 2030 mengenai rencana intensitas bangunan Kecamatan Sawah Besar tahun 2030 daat dilihat pada

Standar Kebutuhan Tabel 4.61


Rincian Jenis Luas Lahan
No Kebutuhan Sarana
Fasilitas (m2) Tabel 4.61
(Jiwa) (Unit)
Rencana Intensitas Bangunan Kecamatan Sawah Besar 2030
1 Gereja Katolik 60,000 1,000 3
Ketinggian
KDB
2 Gereja Protestan 60,000 1,000 3 No. Lokasi Peruntukan Maks. KLB
(%)
(Lantai)
3 Mushalla 3,000 26,906 69
1 Jl. Rajawali selatan dan Wisma dengan fasilitasnya 4 Lt 60 % < 1,2
4 Masjid 30,000 17,937 7 sekitarnya Kel. Gunung
Sahari Utara
5 Vihara 60,000 1,000 3 2 Komplek Angkasa Pura Wisma dengan fasilitasnya 4 Lt 60 % < 1,2
Kel. Gunung Sahari
6 Pura 60,000 1,000 3 3 Kel. Kartini, Kel. Karang Wisma dengan fasilitasnya 4 Lt 60 % Maks 1,6
Anyar dan Kel. Mangga
7 Kelenteng 60,000 1,000 3 Dua Selatan
4 Jl. Industri Kel. Gunung Wisma dan bangunan 4 Lt 60 % Maks 2,4
Jumlah 49,843 93 Sahari Utara umum dengan fasilitasnya
5 Jl. Mangga Besar 13 Kel. Wisma dan bangunan 4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 2,4
Sumber : Rencana 2009
Gunung Sahari Utara umum dengan fasilitasnya
III-107
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Ketinggian • Mewujudkan Kecamatan Gambir sebagai kawasan pendukung kelengkapan


KDB
No. Lokasi Peruntukan Maks. KLB fasilitas dan utilitas di Jakarta Pusat.
(%)
(Lantai)
6 Jl. Gunung Sahari 7A Kel. Wisma dan bangunan 4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 2,4 • Peningkatan pelayanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama.
Gunung Sahari Utara umum dengan fasilitasnya • Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Gambir yang
7 Jl. Karang Anyar Utara Wisma dan bangunan 4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 2,4
Kel. Karang Anyar umum dengan fasilitasnya berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat
8 Kel. Pasar Baru Wisma dan bangunan 4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 2,4
umum dengan fasilitasnya
sebagai pemrakarsa pembangunan,
9 Kel. Pasar Baru Karya 4 Lt – 16 Lt 50-60 % Maks 3,0 • Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan
Pemerintahan/Suka/Penye
mpurna Hijau sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Gambir
Binaan/Karya Bangunan
Umum dengan fasilitasnya
guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
10 Jl. Pangeran Jayakarta Wisma dan bangunan 4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 3,0
dan sekitarnya Kel. umum dengan fasilitasnya
Mangga Dua Selatan B.4.61.2 Kebijakan
11 Jl. Gunung Sahari Kel. Wisma dan bangunan 4 Lt – 8 Lt 60 % Maks 3,0
Kartini umum dengan fasilitasnya B.4.61.2.1 Kawasan Budidaya
12 Jl. Gunung Sahari, Karya dan bangunan 4 Lt – 16 Lt 60 % Maks 4,0 Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat
sebagian Jl. Industri, Jl. umum dengan fasilitasnya
Gunung Sahari 12 Kel. pengembangan yang ada di Kecamatan Gambir, secara umum pengembangan tersebut
Gunung Sahari Utara
13 Arena Pekan Raya Karya dan bangunan 4 Lt – 60 Lt 60 % > 5,0 berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian
Jakarta umum dengan fasilitasnya lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan
Sumber : Rencana 2009
budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan
kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung
B.4.61 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Gambir lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan
B.4.61.1 Tujuan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Gambir merupakan wujud pemanfaatan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan
ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar
sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi
identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan
tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Gambir yaitu : agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.
• Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Gambir sebagai pusat perdagangan
dan jasa provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat perdagangan dan jasa Kotamadya Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :
Jakarta Pusat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan 1) Sektor Perumahan
perdagangan dan jasa. - Penerapan pengembangan perumahan secara vertikal guna mengefisiensikan
• Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana lahan
sewa tingkat tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5 tahun 2007. - Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh
• Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna - Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan
memantapkan fungsi Kecamatan Gambir sebagai salah satu pusat pergerakan 2) Sektor Perdagangan dan Jasa
Kotamadya Jakarta Pusat dan DKI Jakarta.
III-108
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

- Perbaikan/pengembangan pusat perdagangan lama untuk menciptakan lapangan Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung
kerja pada sektor perdagangan dan jasa pengembangan sekktor strategis diatasnya dengan berdasar atas pertimbangan-
- Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi – sisi jalan yang pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun
mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya
lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai
- Pengembangan pada sentra – sentra baru diprioritaskan dengan mengatur arus prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang
transportasi sehingga tidak menimbulkan kemacetan cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
3) Sektor Industri Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.
- Membatasi kegiatan industri dengan hanya memperbolehkan pada kegiatan Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan
industri rumahan dan merelokasi kegiatan industri yang tidak sesuai dengan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
kegiatan industri tersebut
4) Sektor Transportasi B.4.61.2.3 Penanganan Lingkungan
- Penyediaan prasarana dan sarana transportasi selain untuk kebutuhan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna
kecamatan juga untuk menunjang pengembangan WKP barat dan WKP timur mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk
- Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
memperhatikan kualitas dan kapasitas penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
6) Sektor Fasilitas Umum
- Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas B.4.61.3 Strategi
- Guna mengatasi keterbatasan lahan, masih dimungkinkan untuk pengembangan Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Gambir adalah :
secara vertikal dan penggabungan kegiatan lainnya yang sejenis dalam satu • Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah
bangunan berkembang.
• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh
7) Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir
dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
- Melaksanakan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan
• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH
tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan
khususnya di bantaran sungai yang dijadikan permukiman kumuh.
terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah)
• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
- Melaksanakan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam
meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa .
sistem pengendalian banjir makro
• Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah
8) Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih
berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung
- Menambah/memperluas jaringan air bersih dan meningkatkan kualitas jaringan
perkembangan penduduk.
pipa – pipa induk dan distribusi
- Penganjuran pengurangan penggunaan air tanah guna mengatasi penurunan
B.4.62 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Gambir
muka air tanah dan intruisi air laut
Kecamatan Gambir dengan perkembangan wilayah yang semakin pesat maka diperlukan
- Penambahan hydrant umum
rencana pengelolaan kependudukan yang tepat dengan menggunakan perhitungan berdasarkan
daya tampung penduduk pada tahun 2030. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan
B.4.61.2.2 Kawasan Strategis
menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka
III-109
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Gambir adalah sebesar 122.310 jiwa, dengan
kepadatan tertinggi terdapat di Kelurahan Duri Pulo sebesar 161 jiwa/ha, jumlah tersebut Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Gambir antara lain adalah :
digunakan karena pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan di masa a. Kantor Walikota Jakarta Pusat dan Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta Pusat dengan
mendatang di Kecamatan Gambir. Namun untuk mengantisipasi kelebihan daya tampung dan kegiatan pelayanan pemerintahan
keterbatasan lahan maka direncanakan dengan membangun perumahan secara vertikal. b. Wisma Hayam Wuruk, Gajah Mada Plaza, Hotel Surya Baru dan Hotel Red Top dengan
Sedangkan rumah – rumah kumuh yang masih terdapat di Kecamatan Gambir akan dihilangkan. kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa
Pembangunan wisma kecil akan dibatasi di Gambir. Kepadatan permukiman direncanakan tidak c. Rukan Tri Megah dan Pusat Pertokoan Pecenongan dengan kegiatan pelayanan
terlalu padat/sedang untuk menjaga kelayakan sebagai kawasan tempat tinggal. perdagangan dan jasa

Tabel 4.62
Rencana Jumlah dan Kepadatan Penduduk Pusat Kegiatan Kota di Kecamatan Gambir antara lain adalah :
Kec.Gambir Tahun 2030 a. Pasar Petojo dan Petojo Plaza dengan kegiatan pelayanan perdagangan
Daya
Penduduk Tampung Kepadatan Penduduk dan jasa
No Kelurahan
2006 Penduduk
2006 2030 b. Pusat Pertokoan jalan Biak, Ruko Sangaji Megah dan Ruko Roxy Trade
2030
1 Cideng 17,180 24,473 136 194 Centre dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa
2 Petojo Selatan 14,566 20,750 128 182 c. Akademi Sekretaris Saint Mary dan Y.P.Bunda Mulia dengan kegiatan
3 Gambir 2,974 4,237 12 16
pelayanan pendidikan
4 Kebon Kelapa 11,256 16,034 144 206
5 Petojo Utara 16,607 23,657 148 211
6 Duri Pulo 23,277 33,159 323 461
Jumlah 85,860 122,310 113 161
Sumber : Hasil Rencana

B.4.63 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Gambir


Pusat Kegiatan Primer di Kecamatan Gambir antara lain adalah :
a. Kantor – Kantor Departemen dan pemerintahan dengan kegiatan pelayanan
pemerintahan
Tabel 4.62
b. Kawasan Monumen Nasional dengan kegiatan pelayanan umum dan rekreasi Rencana Struktur Ruang Kecamatan Gambir
c. Stasiun Kereta Api Gambir dengan kegiatan pelayanan jasa transportasi
Lokasi Fungsi Keterangan Skala/Kekhasan
d. Gedung Bank Indonesia dengan kegiatan pelayanan pemerintahan Kawasan Monas Pelayanan pemerintahan, - Kantor – Kantor Pusat kegiatan pelayanan
dan sekitarnya jasa transportasi dan rekreasi Departemen pemerintahan, Transpotasi
e. ITC Roxy Mas dan Pusat Niaga Roxy Mas dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan - Stasiun KA. dan rekreasi skala Nasional
jasa Gambir
- Kawasan
Monas
Jl.MH.Thamrin Pelayanan pemerintahan - Gedung Pusat kegiatan pelayanan
Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Gambir antara lain adalah : Bank Indonesia pemerintahan dan
a. Gedung Bank BTN dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa perkantoran skala Nasional
Jl.Kyai Tapa Pelayanan perdagangan dan - ITC Roxy Pusat kegiatan pelayanan
b. Pasa Duta Merlin dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa jasa Mas perdagangan dan jasa skala
- Pusat Nasional
c. RSUD Tarakan dengan kegiatan pelayanan kesehatan
Niaga Roxy
d. Halte Busway Harmony dengan kegiatan pelayanan jasa transportasi Mas
Persimpangan Pelayanan perdagangan dan - Bank Pusat kegiatan pelayanan
III-110
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Rencana pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Gambir adalah sistem jaringan jalan,
Lokasi Fungsi Keterangan Skala/Kekhasan
Harmony jasa transportasi BTN perdagangan dan jasa
simpang susun, fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyeberangan. Sistem jaringan jalan di
- Plasa transportasi skala Provinsi Kecamatan Gambir hingga tahun 2030 direncanakan sebagai berikut :
Duta Merlin
- Halte a. Jalan Arteri Primer yaitu Jl. MH.Thamrin – Jl.Merdeka Barat, Jl.Majapahit – Jl.Gajah
Busway
Harmony Mada, Jl.KH.Hasyim Ashari, Jl.KH.Zainul Arifin, Jl.Kebon Sirih – Jl.Jatibaru;
Jl.Kyai Caringin Pelayanan Kesehatan - RSUD Pusat kegiatan pelayanan b. Jalan Arteri Skunder yaitu Jl. Kyai Caringin, Jl.Suryopranoto, Jl.Ir.H.Juanda, Jl.Abdul
Tarakan kesehatan skala Provinsi
Jl.Tanah Abang 1 Pelayanan pemerintahan - Kantor Pusat kegiatan pelayanan Muis, Jl.Medan Merdeka Utara dan Timur, Jl.Ridwan Rais, Jl.Veteran, Jl.Veteran 1,
Walikota Jakarta pemerintahan skala Kota
Pusat
Jl.Cideng Barat, Jl.Cideng Timur;
Jl.Hayam Wuruk Pelayanan perdagangan dan - Wisma Pusat kegiatan pelayanan c. Jalan Kolektor Primer yaitu Jl.Merdeka Selatan, Jl.Budi Kemuliaan, Jl.Pejambon,
jasa Hayam Wuruk perdagangan dan jasa skala
- Hotel Kota Jl.Perwira, Jl.Pecenongan, Jl.Batu Ceper, Jl.Tanah Abang 2, Jl.Musi, Jl.Biak, Jl.Sangaji,
Surya Baru
Jl.Kesehatan.
Jl.Gajah Mada Pelayanan pemerintahan, - Gajah Pusat kegiatan pelayanan
perdagangan dan jasa Mada Plaza pemerintahan, perdagangan
- Pengadila dan jasa skala Kota Tabel 4.63
n Tinggi Negeri Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Jakarta Pusat
Kecamatan Gambir Tahun 2030
Jl.AM. Sangaji (sisi Pelayanan pendidikan, - Akademi Pusat kegiatan pelayanan
selatan) perdagangan dan jasa Sekretaris Saint pendidikan, perdagangan
Mary dan jasa skala Kecamatan No Nama jalan Tingkatan jalan 2006 2030
- Ruko
Sangaji Megah
1 Jl. Inspeksi Kali Ciliwung Kolektor Sekunder 69 85
Jl.AM. Sangaji (sisi Pelayanan pendidikan, - YP. Pusat kegiatan pelayanan
utara) perdagangan dan jasa Bunda Mulia pendidikan, perdagangan
- Pasar dan jasa skala Kecamatan 2 Jl.Inspeksi Kali Krukut Kolektor Sekunder 40 47
Petojo
- Petojo 3 Jl.Petojo Eclek Kolektor Sekunder 50 60
Plaza
Jl.Biak Pelayanan perdagangan dan - Ruko Pusat kegiatan perdagangan 4 Jl.Duri Kolektor Sekunder 52 52
jasa Roxy Trade dan jasa skala Kecamatan
Centre 5 Jl.Daan Mogot Arteri Sekunder 40 50
- Pusat
Sumber : Hasil Rencana 2009
Pertokoan
Jl.Biak
Jl.Pecenongan Pelayanan perdagangan dan - Hotel Red Pusat kegiatan perdagangan
jasa Top dan jasa skala Kota B.4.65 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Gambir
- Rukan Tri
Megah Rencana pengembangan utilitas di Kecamatan Gambir memperhatikan jejaring yang telah ada
- Pusat dan peningkatan kebutuhan, diantaranya adalah :
Pertokoan
Jl.Pecenongan • Pembatasan pemakaian air tanah terutama di zona kritis air tanah agar terpeliharanya
Sumber : Hasil Rencana 2009
sumber daya air tanah dan air permukaan sebagai air baku
• Perluasan jaringan pelayanan air bersih melalui peningkatan distribusi yang belum
terlayani air bersih terutama di pemukiman yang padat penduduk
• Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau (RTH)
• Peningkatan kualitas air bersih yang layak bagi penduduk
B.4.64 Rencana Transportasi Kecamatan Gambir

Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Gambir yang meliputi
jaringan listrik, persampahan, air bersih, telekomunikasi dan air limbah
III-111
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.65.1 Persampahan  Saluran tersier yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran
Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Gambir adalah sebagai berikut : sekunder. Saluran ini berfungsi sebagai saluran penampung aliran dari limpasan air
 Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan hujan baik dari halaman maupun dari permukaan jalan. Ditempatkan pada setiap jalan
sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan lingkungan. Bentuk penampang saluran adalah segi empat atau setengah lingkaran.
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator
 Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan B.4.65.3 Listrik
dilakukan dengan teknologi tepat guna Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut
 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada

 Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk Kecamatan Gambir dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar.

kelingkungan yang padat penduduk Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :

 Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran.  Rencana pemenuhan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa)

Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai  Meningkatkan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan
perumahan terutama mencakup kawasan pemukiman padat
B.4.65.2 Drainase dan Pengendali Banjir  Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Gambir adalah sebagai berikut :  Mempertahankan dan menata kondisi sistem jaringan listrik yang telah ada serta
• Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai memperbaiki kendala-kendala yang terjadi pada sistem jaringan listrik tersebut
dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar
dan pembuangan sampah) B.4.65.4 Telekomunikasi
• Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan Rencana jaringan telekomunikasi di Kecamatan Gambir adalah sebagai berikut :
sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor • Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi
• Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir telekomunikasi yang memadai
• Rencana Pelebaran Kali Ciliwung dari 15 meter menjadi 40 meter dan Kali Banjir • Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan
Kanal Barat menjadi 68 meter tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial.
• Menciptakan jaringan telekomunikasi yang aman dan menjaga struktur lingkungan kota
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut : di Kecamatan Gambir.
 Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran
alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang B.4.65.5 Rencana Jaringan Air Bersih
berupa saluran segiempat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari Rencana jaringan primer pipa air bersih di Kecamatan Gambir tahun 2030 adalah
masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. penambahan jaringan air bersih yang terdapat di sepanjang jalan arteri primer, arteri
Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong. sekunder dan jalan-jalan kolektor. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan
 Saluran sekunder yang merupakan saluran yang mengalirkan air ke saluran Gambir tahun 2030 adalah sebesar 21,404 ltr/hari, kebutuhan tersebut dipenuhi dari instalasi
primer. Ditempatkan pada setiap jalan sekunder. Saluran pelimpasan utama air minum Pejompongan I.
menggunakan drainase primer atau jaringan sungai terdekat. Bentuk penampang saluran
adalah trapesium terbuka. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan air bersih di Kecamatan Gambir tahun
2030 dapat dilihat pada Tabel 4.64
III-112
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Tabel 4.64
Rencana Kebutuhan Air Bersih
Kec.Gambir Tahun 2030 B.4.66.1 Permukiman
Kebutuhan Air Kebutuhan Air Bila dibandingkan dengan fungsi lain, permukiman merupakan jenis peruntukkan lahan yang
No Kelurahan Penduduk (jiwa)
Bersih ( Ltr/Hr) Bersih ( M3/Hr) paling banyak memanfaatkan/menyerap lahan di suatu wilayah, sehingga pengembangan
1 Cideng 24,473 4,282,833 4,282.83 area perumahan akan menentukan pola dan bentuk terbangun suatu wilayah dimasa yang
2 Petojo Selatan 20,750 3,631,184 3,631.18 akan datang. Kriteria untuk kawasan permukiman perkotaan adalah memperhitungkan
3 Gambir 4,237 741,394 741.39 kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru,
4 Kebon Kelapa 16,034 2,806,028 2,806.03
memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas dan prasarana yang
5 Petojo Utara 23,657 4,139,988 4,139.99
dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada.
6 Duri Pulo 33,159 5,802,765 5,802.76
Jumlah 122,310 21,404,192 21,404.19
Sumber : Hasil Rencana Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan melalui
cara rehabilitasi atau program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.
B.4.65.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah
Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Gambir tahun 2030 adalah dengan dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada
sistem on-site. Diperkirakan tahun 2030 akan dihasilkan air limbah sebesar 17,123 M3/hari lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah
yang berasal dari air limbah perumahan dan perdagangan/jasa. Kecamatan Gambir pada semua kelurahan baik dalam bentuk vertikal atau apartemen dan
landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Gambir
Untuk lebih jelasnya mengenai timbulan air kotor (sludge) di Kecamatan Gambir tahun 2030
dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan
dapat dilihat pada Tabel 4.65
aksesbilitas.

Tabel 4.65
Analisis Timbulan Limbah Air Kotor Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi di Kecamatan Gambir
Kec.Gambir Tahun 2030 diarahkan pada Kelurahan Cideng, Kelurahan Petojo Selatan, Kelurahan Petojo Utara,
Timbulan
Penduduk Timbulan Sludge Timbulan Sludge Kelurahan Gambir, Kelurahan Duri Pulo, Kelurahan Kebon Kelapa.
No Kelurahan Air Limbah
( jiwa) ( Ltr/Hr) ( M3/Hr)
( M3/Hr))
1 Cideng 24,473 3,426.27 1,689 1.69 Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan sedang di Kecamatan Gambir
2 Petojo Selatan 20,750 2,904.95 1,432 1.43
diarahkan pada Kelurahan Cideng, Kelurahan Petojo Selatan, Kelurahan Petojo Utara,
3 Gambir 4,237 593.11 292 0.29
Kelurahan Gambir, Kelurahan Duri Pulo, Kelurahan Kebon Kelapa.
4 Kebon Kelapa 16,034 2,244.82 1,106 1.11
5 Petojo Utara 23,657 3,311.99 1,632 1.63
6 Duri Pulo 33,159 4,642.21 2,288 2.29 Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan rendah tidak diarahkan di
Jumlah 122,310 17,123.35 8,439 8.44 Kecamatan Gambir. Sedangkan rencana pengembangan kawasan perumahan susun di
Sumber : Hasil Rencana
Kecamatan Gambir diarahkan pada Jl. Subur Baru.

B.4.66 Rencana Pola Ruang Kecamatan Gambir


B.4.66.2 Perdagangan dan Jasa
Rencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan lindung,
Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu
isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan kegiatan sosial
wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang
ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan
dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Gambir
lindung.
dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa yang
III-113
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

ada di Kecamatan Gambir, karena dengan semakin mantapnya fungsi perdagangan dan B.4.67.1 Pendidikan
jasa akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Gambir sehingga dapat Rencana pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Gambir lebih di utamakan untuk
berfungsi pula sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya. Pola pengembangan fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan
kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Gambir adalah : bangunan fasilitas pendidikan yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas pendidikan
a. Pengembangan Sentra – sentra tersebut jumlahnya masih kurang dan masih diperlukan penambahan beberapa fasilitas
Pengembangan sentra jasa/komersil di prioritaskan pada sentra perdagangan ITC Roxy pendidikan. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan fasilitas pendidikan di
Mas dan sekitarnya yang merupakan sentra tingkat Nasional Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.66
b. Pengembangan Ribbon Tabel 4.66
Pengembangan jasa/komersil di sepanjang Jalan Gajah Mada, Jl.Hayam Wuruk, Rencana Fasilitas Pendidikan Kec.Gambir Tahun 2030
Rincian Standar Kebutuhan Sarana
Luas Lahan
Jl.Pecenongan, Jl.KH.Hasyim Ashari. Pengembangan jasa/perkantoran dan campuran di No Jenis Kebutuhan (Unit)
(m2)
Fasilitas (Jiwa) 2030
sepanjang Jalan Suryopranoto dan Jl.KH.Hasyim Ashari
1 TK 1,250 170 98
2 SD 2,500 3,000 49
B.4.66.3 Kawasan Perindustrian Dan Pergudangan 3 SLTP 15,000 4,000 8
Kawasan Kecamatan Gambir telah berkembang kawasan permukiman dan perdagangan 4 SLTA 30,000 4,800 4
Sumber : Hasil Rencana
mantap. Keberadaan industri dan pergudangan di Kecamatan Gambir pada kondisi eksisting
telah terjepit diantara permukiman sehingga harus direlokasi di tempat lain dikarenakan
menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara. B.4.67.2 Kesehatan
Rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Gambir berdasarkan hasil
analisis proyeksi fasilitas kesehatan yang masih kurang memadai jumlahnya, maka dengan
B.4.66.4 Pelayanan Umum dan Sosial
demikian rencana pengembangan fasilitas kesehatan di Kecamatan Gambir lebih di
Fungsi ini merupakan pendukung aktifitas kawasan, sehingga fasilitas ini peruntukkannya
utamakan untuk fasilitas kesehatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan
disesuaikan dengan aktifitas pada tiap – tiap pusat kegiatan. Fasilitas yang dialokasikan
lahan dan bangunan fasilitas kesehatan. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana kebutuhan
disini terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga/ruang terbuka yang
fasilitas Kesehatan di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 4.67
merupakan fasilitas pendukung pemukiman.

Tabel 4.67
B.4.66.5 Kawasan Lindung Rencana Fasilitas Kesehatan Kec.Gambir Tahun 2030
Standar Kebutuhan Sarana
Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai Rincian Jenis Luas Lahan (Unit)
No Kebutuhan
Fasilitas (m2) 2030
besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan (Jiwa)
1 Balai Pengobatan 3,000 200 41
untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup
2 BKIA 10,000 1,600 2
untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Kawasan sempadan sungai di
3 Rumah Bersalin 30,000 3,000 4
Kecamatan Gambir berada pada kawasan Kali Cideng, Kali Krukut, Kali Ciliwung dan Kali
4 Puskesmas Pembantu 30,000 500 4
Banjir Kanal Barat.
5 Puskesmas 30,000 650 4
6 Rumah Sakit Wilayah 480,000 10,000 0
B.4.67 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Gambir 7 Tempat Praktek Dokter 6,000 150 20
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Gambir terdiri dari empat 8 Apotik 30,000 400 4
Sumber : Hasil Rencana
jenis fasilitas, yaitu Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Peribadatan, dan
Fasilitas Olah Raga.
III-114
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

B.4.67.3 Peribadatan Tabel 4. 69


Rencana Fasilitas Olah Raga Kec.Gambir Tahun 2030
Rencana pengembangan fasilitas peribadatan di Kecamatan Gambir lebih di utamakan Standar Luas Kebutuhan
Rincian Jenis
untuk fasilitas peribadatan yang masih kurang dan diperlukan lagi penambahan lahan dan No Kebutuhan Lahan Sarana (Unit)
Fasilitas
(Jiwa) (m2) 2030
bangunan serta perbaikan fasilitas peribadatan. Rencana pengembangan fasilitas
1 Tempat Bermain Untuk 250 Jiwa Penduduk 250 250 489
peribadatan di Kecamatan Gambir akan lebih diarahkan untuk fasilitas peribadatan klenteng
2 Tempat Bermain Untuk 3.000 Jiwa Penduduk 3,000 1,500 41
yang berdasarkan analisis proyeksi fasilitas peribadatan tersebut jumlahnya masih kurang
3 Kolam Renang 30,000 4,000 4
dan masih diperlukan penambahan sedangkan untuk fasilitas peribadatan lainnya hanya 4 Gedung Olah Raga 120,000 1,000 1
pada rencana perbaikan dan peremajaan. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana 5 Lapangan Olah Raga Untuk 30.000 Jiwa Penduduk 30,000 9,000 4
kebutuhan fasilitas peribadatan di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 6 Lapangan Serba Guna Untuk 120.000 Jiwa Penduduk 60,000 2,000 1
4.68 Sumber : Hasil Rencana
Tabel 4.68
Rencana Fasilitas Peribadatan Kec.Gambir Tahun 2030
Kebutuhan Sarana
B.4.68 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Gambir
Rincian Jenis Standar Kebutuhan Luas Lahan
No (Unit) Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan
Fasilitas (Jiwa) (m2)
2030
besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam
1 Gereja Katolik 60,000 2,000 2
2 Gereja Protestan 60,000 2,000 2 perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya
3 Mushalla 3,000 300 41 berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai
4 Masjid 30,000 2,000 4
5 Vihara 60,000 2,000 2 berikut :
6 Pura 60,000 2,000 2 a. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6
7 Kelenteng 60,000 2,000 2 b. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai
Sumber : Hasil Rencana
dengan 2,4
c. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai
B.4.67.4 Olah Raga
dengan 3,5
Kebutuhan akan fasilitas olah raga yang ada di Kecamatan Gambir saat ini sebagian besar
d. Nilai KLB rata-rata 4,0
telah cukup terpenuhi jumlahnya dan mayoritas kondisinya masih cukup baik hanya saja
kebutuhan fasilitas seperti tempat bermain dan lapangan serba guna masih kurang
KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :
jumlahnya dan masih diperlukan penambahan fasilitas. Untuk lebih jelasnya mengenai
a. Kawasan permukiman
rencana kebutuhan fasilitas olahraga di Kecamatan Gambir tahun 2030 dapat dilihat pada
b. Kawasan permukiman KDB rendah
Tabel 4.69
c. Kawasan bangunan umum
d. Kawasan bangunan umum KDB rendah
e. Kawasan campuran
f. Kawasan industri / pergudangan

KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :


a. Kawasan permukiman
b. Kawasan permukiman KDB rendah
c. Kawasan bangunan umum

III-115
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

d. Kawasan bangunan umum KDB rendah Rencana Intensitas Lahan Kecamatan Gambir
e. Kawasan campuran KETINGGIAN
KDB
NO LOKASI PERUNTUKKAN KLB BANGUNAN
f. Kawasan industri / pergudangan (%)
( LANTAI )
- Kel. Cideng
KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : - Kel. Petojo Utara
1 Wisma 60 1,2 2
- Kel. Petojo Selatan
a. Kawasan permukiman - Kel. Duri Pulo
- Jl.Duri Raya
b. Kawasan permukiman KDB rendah - Jl.Tanjung Selor
c. Kawasan bangunan umum - Jl.Biak
Wisma Bangunan Umum
2 - Jl.Tanah Abang 60 4 2
d. Kawasan bangunan umum KDB rendah dan Fasilitasnya
- Jl.AM.Sangaji
- Jl.Kesehatan
e. Kawasan campuran
- Jl.Tanah Abang 2
- Jl.Medan Merdeka
- Jl.Budi Kemuliaan
KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : - Jl.Veteran
a. Kawasan permukiman - Jl.Hayam Wuruk
3 - Jl.Ir.H.Juanda Karya Pemerintahan 40 4 32
b. Kawasan bangunan umum - Jl.Abdul Muis
- Jl.Gajah Mada
c. Kawasan bangunan umum KDB rendah - Jl.Tanah Abang 1
d. Kawasan campuran - Jl.Jati Baru
- Jl.Hasyim Ashari - - - 24
e. KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat. - Jl.Zainul Arifin 45 3,5 - 16
- Jl.Suryopranoto - - - 24
- Jl.Jatibaru 50 3,0 - 24
Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan - Jl.Cideng - - - 16
- Jl.Gajah Mada 45 3,5 - 32
bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan - Jl.Abdul Muis - - - 32
- Jl.Ir.H.Juanda 45 3,5 - 32
industri/pergudangan di Kecamatan Gambir. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk - Jl.Hayam Wuruk - - - 32
mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan - Jl.Sukarjo Karya Bangunan Umum 50 3,0 - 24
4
Wiryopranoto dan Fasilitasnya - -
terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan 40 4,0
- -
terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi 40 4,0
lingkungan serta kebutuhan pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai - -
40 4,0
ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana - -
40 4,0
ketinggian bangunan, KDB dan KLB. Rencana intensitas lahan di Kecamatan Gambir tahun
- -
2030 dapat di lihat pada tabel dibawah ini : 45 3,5
- -
60 1,6
- Jl.Tanjung Selor - 3
- -
5 - Jl.Medan Merdeka Suka Fasilitas Umum - 4
60 2,4
- Jl.Budi Kemuliaan - 32
- -
40 4,0
Sumber: Hasil Rencana

Tabel 4.70

III-116

Anda mungkin juga menyukai