Anda di halaman 1dari 21

Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017

http://jurmafis.untan.ac.id

PENGELOLAAN ASET PEMERINTAH DAERAH PADA BADAN


PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
DI KABUPATEN SANGGAU
Oleh:
FRANSISKUS ARIE RENDRA
NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura
dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017
E-mail : arirendraip03@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini membahas Pengelolaan Aset Pemerintah Daerah Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah Di Kabupaten Sanggau Tahun 2014. Berdasarkan Peraturan Bupati Sanggau Nomor 21 Tahun 2013
tentang Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Dearah Kabupaten Sanggau bertujuan agar tercapainya pelaksanaan urusan pemerintahan mengenai pengelolaan
keuangan dan asset daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan pengelolaan aset daerah berupa rumah dinas yang telah dilaksanakan pada BPKAD di
Kabupaten Sanggau dan untuk menganalisis faktor yang menghambat proses pengelolaan asset daerah dalam
perencanaan pembangunan rumah dinas pada BPKAD Di Kabupaten Sanggau. Teori utama yang digunakan
adalah mengenai unsur pelaksanaan pengelolaan. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Pengelolaan barang milik daerah pada Di BPKAD Kabupaten Sanggau belum sepenuhnya terlaksana dengan
baik sesuai PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Permendagri Nomor
17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, Perda Kabupaten Sanggau Nomor
17 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. Hal tersebut dikarenakan dalam perencanaan
kebutuhan dan penganggaran pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau masih terdapat ketidaktaatan dari
SKPD dalam penyampaian RKA-SKPD untuk tepat waktu serta masih ditemukan jumlah serta kualitas barang
tidak sesuai dengan standarisasi.

Kata-kata Kunci :Pengelolaan, Aset, Pengelolaan Keuangan Aset Daerah

THE LOCAL GOVERNMENT ASSET MANAGEMENT AGENCY FINANCE AND


ASSET MANAGEMENT IN SANGGAU

Abstract
This study discusses the Local Government Asset Management In Asset Management Agency Regions Financial
and 2014. In Sanggau Sanggau Pursuant to Regulation No. 21 Year 2013 on Organizational Structure, Duty,
Function and Administration of Finance and Asset Management Agency Sanggau strip aims to achieve
implementation of government affairs regarding finance and asset management area in the local Government
Sanggau. The purpose of this study was to describe the management of local assets such as home offices that
have been implemented in BPKAD in Sanggau and to analyze the factors that hinder the process of asset
management in the area of development planning at the official residence BPKAD In Sanggau. The main theory
used is the element management implementation. This study uses a qualitative method of data collection
techniques such as observation, interviews and documentation. The results showed that the management of
goods belonging to the area on In BPKAD Sanggau not carried out properly in accordance Regulation No. 27
Year 2014 concerning Management of State / Regional Regulation No. 17 Year 2007 on Technical Guidelines
for Management of Regional Regulation Sanggau District No. 17 year 2007 on Regional Property Management.
That is because in the planning and budgeting requirement for local governments Sanggau still contained in the
delivery of disobedience of RKA SKPD-SKPD to timely and still found the number and quality of the goods
does not comply with standards

Keywords: Management, Assets, Financial Asset Management

1
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

A. PENDAHULUAN jendral/sekretaris
kementerian/menko/sestama, jaksa agung
1. Latar Belakang Penelitian muda pembinaan/pimpinan kesekretariatan/
Dalam rangka menjamin kepaniteraan. Kuasa pengguna barang pada
terlaksananya tertib pengelolaan barang unit pusat dijabat oleh kepala biro yang
milik negara/daerah sangat penting adanya menangani pengelolaan barang milik
kesamaan presepsi dan langkah secara negara/daerah.
menyeluruh dari unsur-unsur yang terkait Berdasarkan tujuan yang tercantum
dalam pengelolaan barang milik dalam batang tubuh UUD 1945 maka bagi
negara/daerah. pemerintah penting untuk mendukung dan
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor menciptakan sumber daya manusia (SDM)
27 Tahun 2014 tentang pengelolaan barang yang berkualitas dan berkompeten,
milik negara/daerah dengan jelas khususnya bagi aparat maupun birokrat
dinyatakan bahwa Menteri Keuangan yang ada di pemerintahan daerah. Selain
selaku bendahara umum negara adalah itu, dukungan lain yang perlu negara
pengelola barang milik negara, berikan ialah fasilitas yang memadai guna
menteri/pemimpin lembaga adalah menunjang kinerja aparat maupun birokrat
pengguna barang milik negara. tersebut sehingga tujuan yang telah
Selanjutnya dalam Peraturan Menteri direncanakan dapat mengenai sasaran.
Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Perencanaan dimaksudkan untuk
cara pelaksanaan pembangunan, meminimalisir kesalahan, terlepas dari cara
pemanfaatan, dan pemindahtanganan individu dalam melaksanakan tugasnya
barang milik negara/daerah, menyatakan masing-masing.
bahwa pejabat pengelolaan barang milik Oleh sebab itu, pengelolaan asset
negara/daerah adalah menteri keuangan daerah merupakan bagian yang sangat
sebagai pengelola barang dalam penting dan tidak terpisahkan dari
melaksanakan kewenangan dan manajemen pengelolaan keuangan dan
tanggungjawabnya secara fungsional secara umum yang terkait dengan
dilaksanakan oleh Direktur Jendral administrasi pembangunan daerah
Pembinaan Kekayaan Negara. khususnya yang berkaitan dengan nilai aset,
Menteri/pimpinan lembaga sebagai pemanfaatan aset, pencatatan nilai aset
pengguna barang dalam menjalankan dalam neraca, maupun dalam penyusunan
kewenangan dan tanggungjawabnya secara prioritas dalam pembangunan. Sementara
fungsional dilaksanakan oleh sekretaris itu pengelolaan aset kedepan lebih
2
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

ditujukan untuk menjamin pembangunan 2. Ingin mengetahui berapa jumlah


kapasitas yang berkelanjutan dari Rumah Dinas Gol I-III yang ada di
pemerintah daerah (Pemda) maka dituntut Kabupaten Sanggau
agar dapat mengembangkan atau 3. Ingin mengetahui proses pengelolaan
mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah Aset Daerah Kabupaten Sanggau
guna meningkatkan/ mendongkrak khususnya Rumah Dinas tentang : a.
pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Perencanaan ,b. Pelaksanaan , c.
Sanggau khususnya instansi yang diberi Pengawasan
kewenangan untuk mengelola aset Adapun dari tiga proses tersebut
pemerintah di Kabupaten Sanggau yaitu di peneliti uraikan sebagai berikut :
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset a. Perencanaan
Daerah (BPKAD). Dalam upaya untuk Perencanaan yaitu Pemerintah daerah
mengembangkan atau mengoptimalkan perlu membuat perencanaan kebutuhan aset
pemanfaatan aset berupa fasilitas yang yang digunakan sebagai rujukan dalam
memadai guna menunjang kinerja SDM pengadaan aset daerah Berdasarkan rencana
PEMDA Kabupaten Sanggau menyediakan tersebut, pemerintah daerah kemudian
perumahan dinas milik PEMDA Kabupaten mengusulkan anggaran pengadaannya.
Sanggau. Dan khususnya lagi peneliti disini Dalam hal ini masyarakat dan DPRD perlu
memfokuskan pada pengelolaan rumah melakukan pengawasan mengenai apakah
dinas yang ada di kabupaten sanggau. aset yang direncanakan untuk dimiliki
penelitian ini dilakukan di Badan daerah tersebut benar-benar dibutuhkan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah daerah. Seandainya memang dibutuhkan,
Kabupaten Sanggau dengan objek kajian maka pengadaannya harus dikaitkan dengan
barang milik daerah yang dibatasi pada cakupan layanan yang dibutuhkan dan
Aset Daerah dan difokuskan pada aspek diawasi apakah ada penggelembungan
pengelolaan Barang Milik Daerah. Ada dalam rencana pengadaan atau pembelian
pun yang menjadi persoalan penulis/ tersebut. Setiap pengadaan atau pembelian
peneliti sebagai berikut : barang baru harus dicatat dan
1. Ingin mengetahui berapa banyak terdokumentasi dengan baik dalam sistem
Rumah Dinas yang bermasalah database kekayaan atau aset daerah. Pada
sehingga menghambat proses dasarnya, kekayaan daerah dapat
pengelolaan asset daerah di Kabupaten diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu :
Sanggau. 1. Kekayaan yang sudah ada (eksis) sejak
adanya daerah tersebut. Kekayaan jenis
3
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

ini meliputi seluruh kekayaan alam dan oleh pejabat dalam penggunaan dan
geografis kewilayahan. Contohnya pemanfaatan kekayaan daerah, sedangkan
adalah tanah, hutan, tambang, gunung, akuntabilitas hukum terkait dengan
pantai, dan peninggalan bersejarah jaminan adanya kepatuhan terhadap
yang menjadi kewenangan daerah; hukum dan peraturan yang berlaku.
2. Kekayaan yang telah dan akan dimiliki 2. Akuntabilitas Proses
baik yang berasal dari pembelian Akuntabilitas proses terkait dengan
maupun yang akan dibangun sendiri. dipatuhinya prosedur yang digunakan
Kekayaan jenis ini berasal dari dalam melaksanakan pengelolaan
aktivitas pemerintah daerah yang kekayaan daerah.
didanai oleh APBD serta kegiatan 3. Akuntabilitas Kebijakan
ekonomi daerah lainnya. Contohnya Akuntabilitas kebijakan terkait dengan
adalah jalan, jembatan, dan kendaraan pertanggungjawaban pemerintah daerah
(Soleh dan Rochmansjah, 2010:151). terhadap DPRD dan masyarakat luas atas
b. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan perencanaan,
Kekayaan milik daerah harus dikelola pengadaan, pendistribusian penggunaan
secara optimal dengan memperhatikan atau pemanfaatan kekayaan daerah,
prinsip efisiensi, afektivitas, transparansi, pemeliharaan sampai pada penghapusan
dan akuntabilitas. Hal yang cukup penting barang daerah (Soleh dan Rochmansjah,
diperhatikan oleh pemerintah daerah adalah 2010:153).
perlunya dilakukan perencanaan terhadap c. Pengawasan
biaya operasi dan pemeliharaan untuk Pengawasan yang ketat perlu dilakukan
setiap kekayaan yang dibeli atau diadakan. sejak tahap perencanaan hingga
Hal ini disebabkan seringkali biaya operasi penghapusan aset. Keterlibatan auditor
atau pemeliharaan tidak dikaitkan dengan internal dalam proses pengawasan ini
belanja investasi atau modal. Pengelolaan sangat penting untuk menilai konsistensi
aset atau kekayaan daerah harus memenuhi antara praktik yang dilakukan oleh
prinsip akuntabilitas publik. Akuntabilitas pemerintah daerah dengan standar yang
publik yang harus dipenuhi paling tidak berlaku. Selain itu, auditor internal juga
meliputi: penting keterlibatannya untuk menilai
1. Akuntabilitas Kejujuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan
Akuntabilitas Hukum menyangkut pengakuan aset,
Akuntabilitas kejujuran terkait dengan pengukurannya, dan penilaiannya.
penghindaran penyalahgunaan jabatan Pengawasan diperlukan untuk menghindari
4
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

penyimpangan dalam setiap fungsi 4. Tujuan Penelitian


pengelolaan atau manajemen aset daerah Berdasarkan rumusan masalah tersebut
(Soleh dan Rochmansjah,2010:154). maka, penelitian ini bertujuan antara lain:
4.1.Untuk mendeskripsikan pengelolaan
2. Fokus Penelitian aset daerah berupa rumah dinas yang
Berdasarkan kajian latar belakang telah dilaksanakan pada BPKAD di
terdahulu, untuk lebih mempermudah serta Kabupaten Sanggau.
mempersempit ruang batasan penelitian 4.2.Untuk menganalisis faktor yang
yang akan diteliti, maka fokus penelitian ini menghambat proses pengelolaan aset
pada pengelolaan aset daerah berupa rumah daerah dalam perencanaan
dinas di Pemerintahan Daerah Kabupaten pembangunan rumah dinas pada
Sanggau. dalam kebutuhan pengelolaan BPKAD Di Kabupaten Sanggau.
ased daerah berupa rumah dinas tersebut
dapat dilihat apakah ada permasalahan yang 5. Manfaat Penelitian
dialami oleh pengelola ased rumah dinas Adapun manfaat penelitian ini, yaitu:
dikabupaten sanggau dalam proses 5.1.Secara teoritis, diharapkan hasil
pelaksanaan pengelolaan rumah dinas penelitian ini dapat berguna bagi
tersebut. pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang asset dan
3. Rumusan Permasalahan keuangan daerah melalui kajian ilmu
Perumusan masalah dalam penelitian pemerintahan.
ini sangat penting dalam suatu penelitian 5.2.Secara praktis, hasil penelitian ini
tersebut. Menurut Arikunto (1993: 17) dapat memberikan data informasi
bahwa agar penelitian dapat dilaksanakan yang berguna bagi semua kalangan
dengan sebaik-baiknya, maka penulis dan dapat memberikan masukkan
merumuskan masalahnya sehingga jelas bagi masyarakat dan Pemda
dari mana harus memulai dalam penelitian. Kabupaten Sanggau khususnya di
Berdasarkan uraian latar belakang dan lokasi penelitian agar terus
pembatasan masalah tersebut, maka dapat meningkatkan peran aktif dalam
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: pengelolaan aset daerah terutama
“Bagaimana pengelolaan aset daerah pada terhadap rumah dinas
BPKAD di Kabupaen Sanggau ?

5
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

B. KERANGKA TEORI DAN besar untuk menimbulkan efek negatif.


METODELOGI Wollenberg (2003) juga mengemukakan
bahwa: Pengelolaan merupakan suatu
1. Pengelolaan proses yang digunakan untuk menyesuaikan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun strategi pengelolaan supaya mereka dapat
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik mengatasi perubahan dalam interaksi antar
Negara/Daerah, dengan jelas dinyatakan manusia.
bahwa menteri keuangan adalah pengelola
barang, menteri/pemimpin lembaga adalah 2. Manajemen
pengguna barang. Selanjutnya dalam 2.1.Pengertian Manajemen Aset
Peraturan Mentri Keuangan Nomor Pengelolaan aset daerah merupakan
96/PMK.06/2007 tentang Cara Pelaksanaan bagian penting dari pengelolaan keuangan
Pembanggunan, Pemanfaatan, dan daerah, karena pengelolaan aset daerah
Pemindahtanganan Barang Milik mencerminkan pengelolaan keuangan di
Negara/Daerah dinyatakan bahwa pejabat daerah tersebut seperti yang tercantum
pengelolaan barang milik negara/daerah dalam Permendagri No. 59 Tahun 2007
adalah menteri keuangan sebagai pengelola tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
barang dalam melaksanakan kewenangan Daerah. Menurut Doli D. Siregar dalam
dan tanggungjawabnya secara fungsional tulisannya tentang: Pemahaman Manajemen
dilaksanakan oleh Direktur Jendral Aset dalam Optimalisasi Pengelolaan Aset
Pembinaan Kekayaan Negara. Negara mengatakan bahwa definisi
Menurut Robert t. Kiyosaki DKK manajemen aset secara umum adalah:
(2005) menyatakan bahwa: Pengelolaan ”Optimizing the utilization of assets in
adalah sebuah kata yang besar sekali, yang terms of service benefit and financial
mencakup pengelolaan uang, waktu, orang, return” berdasarkan definisi ini maka
sumber daya, dan terutama pengelolaan pengelolaan aset membutuhkan:
informasi. Selanjutnya Aa dani Saliswijaya a. Minimize cost of ownership
(2004) menyebutkan bahwa : Pengelolaan (meminimalkan biaya kepemilikan).
merupakan upaya untuk mengurangi b. Maximize asset availability
terjadinya kemungkinan risiko terhadap (memaksimalkan ketersediaan aset).
lingkungan hidup berupa terjadinya c. Maximize asset utilization
pencemaran atau perusakan lingkungan (memaksimalkan penggunaan aset).
hidup, mengingat bahan berbahaya dan
beracun mempunyai potensi yang cukup
6
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

2.2. Manajemen Aset Daerah a. Barang yang diperoleh dari


Permendagri No. 17 Tahun 2007 hibah/sumbangan atau yang sejenis.
menyebutkan bahwa dalam rangka b. Barang yang diperoleh sebagai
mewujudkan tertib administrasi terhadap pelaksanaan dari perjanjian /kontrak.
pengelolaan barang daerah perlu diatur c. Barang yang diperoleh berdasarkan
pedoman kerjanya. Permendagri ketentuan undang-undang, atau
didalamnya terkandung maksud yaitu d. Barang yang diperoleh berdasarkan
barang milik daerah adalah semua barang putusan pengadilan yang telah
yang dibeli atau diperoleh atas beban memperoleh kekuatan hukum tetap.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Secara sederhana pengelolaan barang
(APBD) atau perolehan lainnya yang sah. daerah adalah rangkaian kegiatan dan
Didalam lampirannya juga dijelaskan tindakan terhadap barang daerah yang
tentang pengertian barang milik daerah meliputi, perencanaan kebutuhan dan
yaitu semua kekayaan daerah baik yang penganggaran, pengadaan, penerimaan
dibeli atau diperoleh atas beban APBD penyimpanan dan penyaluran, penggunaan,
maupun yang berasal dari perolehan lain penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan
yang sah, baik yang bergerak maupun yang dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
tidak bergerak beserta bagian-bagiannya pemindah-tanganan, pembinaan
ataupun yang merupakan satuan tertentu pengawasan dan pengendalian, pembiayaan
yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau dan, tuntutan ganti rugi (Pasal 4 ayat 2
ditimang termasuk hewan dan tumbuh- Permendagri No.17 Tahun 2007).
tumbuhan kecuali uang dan surat-surat
berharga lainnya. 3. Metode Penelitian
Pengertian mengenai barang milik Berdasarkan penjelasan sebelumnya
daerah yang terbaru adalah berdasarkan maka, peneliti menggunakan metode
Permendagri Negeri No.17 Tahun 2007 deskriftif kualitatif. Metode penelitian ini
Pasal 3, adalah sebagai berikut: bertujuan untuk memperoleh gambaran
1. Barang milik daerah meliputi: sistematis, factual dan akurat terhadap
a. Barang yang dibeli atau diperoleh factor-faktor hubungan dengan fakta.
atas beban APBD. Menurut Denzin dan Lincoln (dalam
b. Barang yang berasal dari perolehan Moleong 2006:5) bahwa penelitian
lainnya yang sah. kualitatif adalah penelitian yang
2. Barang sebagaimana yang dimaksud menggunakan latar alamiah, dengan tujuan
pada ayat (1) huruf b meliputi: untuk menafsirkan fenomena yang terjadi
7
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

dan dilakukan dengan melibatkan berbagai C. HASIL PENELITIAN DAN


metode yang ada. PEMBAHASAN
Metode pengumpulan data yang Berdasarkan observasi yang dilakukan
digunakan penulis yakni dengan oleh peneliti di lapangan, diketahui bahwa
menggunakan pedoman wawancara, pengelolaan aset daerah berupa rumah dinas
observasi dan dokumentasi sehingga dalam menunjang kinerja di PEMDA
peneliti dapat mengumpulkan data secara Sanggau dapat dikatakan baik. Beberapa
empiris pada saat melakukan penelitian di rumah dinas terlihat dalam kondisi terawat
lapangan. Dari beberapa pedoman tersebut dan bersih terutama dengan penambahan
dapat dijelaskan sebagai berikut: cat, hal ini berdasarkan pada setiap
a. Wawancara semi struktur Jenis kunjungan yang dilakukan oleh peneliti.
wawancara ini sudah termasuk dalam Melalui observasi juga diketahui bahwa
kategori in-depth interview, dimana kelengkapan administrasi rumah sangat
dalam pelaksanaannya lebih bebas baik. Pengguna rumah dapat menunjukkan
dibandingkan dengan wawancara keberadaan Surat Ijin Penghunian (SIP)
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis sebagai salah satu bentuk pengamanan
ini adalah untuk menemukan administrasi selain Akta Tanah yang
permasalahan secara lebih terbuka, diamankan oleh Pengurus dan Penyimpan
dimana pihak yang diajak wawancara Barang Badan Pengelola Keuangan dan
diminta pendapat dan ide-idenya Aset Daerah Kabupaten Sanggau. Tingkat
Sugiyono (2009). kesadaran para pengguna rumah dinas
b. Observasi atau pengamatan adalah salah dalam pemeliharaan dapat dikatakan cukup
satu metode untuk melihat bagaimana baik. Hal ini dapat terlihat dan kondisi
suatu peristiwa, kejadian, hal-hal rumah dinas yang masih terlihat baik
tertentu terjadi. Observasi menyajikan meskipun telah digunakan selama bertahun-
gambaran rinci tentang aktivitas tahun.
program, proses dan peserta. Dalam Selain kondisi fisik rumah, peneliti
penelitian ini menggunakan observasi juga melakukan pengamatan terhadap
partisipasi pasif yaitu peneliti datang di keberadaan, batas rumah, kebersihan
tempat kegiatan orang yang diamati, halaman dan tumbuh-tumbuhan serta
tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan pepohonan yang berada disekitar rumah
tersebut. menambah kesan asri dan nyaman berada di
rumah dinas.

8
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

Sebagai pelengkap dari teknik serta kewajiban dari tiap-tiap bagian dalam
pengumpulan data melalui wawancara dan pencapaian tujuan organisasi. Pengelolaan
observasi, studi dokumentasi merupakan barang milik daerah di Kabupaten Sanggau
teknik pengumpulan data yang tidak dapat berada dibawah kewenangan Badan
ditinggalkan dalam setiap penelitian. Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Melalui studi dokumentasi, peneliti Kabupaten Sanggau. Akan tetapi secara
mengumpulkan data dan informasi dari teknis urusan pengelolaan barang milik
dokumen resmi, seperti laporan yang daerah merupakan tugas dan
berkaitan dengan masalah penelitian. Data tanggungjawab Kepala Bidang Aset dengan
dan informasi tersebut kemudian dipelajari dibantu oleh Subbidang Pengendalian Aset
oleh peneliti sebelum melakukan penelitian dan Subbidang penatausahaan Aset pada
yang lebih mendalam terhadap persoalan Badan Pengelola Keuangan dan Aset
yang diteliti. Daerah Kabupaten Sanggau.
Dokumen yang dipelajari oleh peneliti Pengelolaan barang milik daerah untuk
terkait penelitian mengenai pengamatan dan masing-masing SKPD ditentukan melalui
pemeliharaan rumah dinas ini berupa SK Bupati Sanggau setiap tahunnya. Dalam
peraturan perundang-undangan dan laporan. SK tersebut juga termuat uraian tugas dari
Dokumen-dokumen tersebut adalah Kepala Subbidang Pengendalian Aset dan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun Subbidang penatausahaan Aset. Secara
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik umum Bidang Pengendalian Aset bertugas
Negara/Daerah, Peraturan Daerah dalam urusan dibidang pengelolaan aset
Kabupaten Sanggau Nomor 17 tahun 2007 daerah.
tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah Berdasarkan uraian tugas pokok dan
dan Peraturan Daerah Kabupaten fungsi BPKAD sesuai dengan Peraturan
Sanggau.dan Nomor 4 Tahun 2013 tentang Bupati Sanggau Nomor 21 Tahun 2013
perubahan atas Peraturan Daerah tentang Susunan Organisasi, Tugas Pokok,
Kabupaten Sanggau Nomor 17 tahun 2007 Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan
Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Keuangan dan Aset Dearah Kabupaten
Peraturan Daerah Kabupaten Sanggau. Sanggau. Setiap pimpinan unit/satuan
Struktur organisasi mengandung makna organisasi dalam lingkungan Badan
mengenai hubungan dan hierarki antara satu berkewajiban melaksanakan tugas sesuai
bagian dengan bagian yang lain dalam suatu rincian tugas yang telah ditetapkan dan
organisasi. Selain itu, melalui struktur bertanggungjawab kepada atasan langsung
organisasi juga diketahui tanggungjawab dengan menyampaikan laporan secara
9
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

tertulis hasil pelaksanaan tugas secara cepat yang bersangkutan masih memegang
dan tepat. Hal ini bertujuan agar jabatan tertentu.
tercapainya pelaksanaan urusan Berdasarkan laporan Kepala Sub
pemerintahan mengenai pengelolaan Bidang Aset tahun 2014, Rumah
keuangan dan aset daerah pada Pemerintah Negara Golongan I Type A
Daerah Kabupaten Sanggau. Permanen di Kabupaten Sanggau
Barang milik daerah adalah semua terdapat 1 buah yang berada di jalan
barang yang dibeli atau diperoleh atas K.H Dewantara Kelurahan Ilir Kota
beban APBD atau berasal dari perolehan Kecamatan Kapuas merupakan
lainnya yang syah. Tersedianya barang Rumah Dinas Bupati Sanggau.
milik negara dan milik daerah ini adalah 2. Rumah Negara Golongan II adalah
dalam rangka memenuhi kebutuhan yang rumah negara yang mempunyai
mendesak untuk mendukung pembangunan hubungan dengan yang tidak dapat
secara nasional maupun secara dipisahkan dari suatu instansi dan
lokal/daerah, dan dalam rangka hanya disediakan untuk didiami
meningkatkan perekonomian dan oleh pegawai negeri dan apabila
kesejahteraan masyarakat, maka dengan ini sudah berhenti atau pensiun rumah
pemerintah harus menyediakan sarana dan dikembalikan pada negara.
prasarana baik pusat maupun daerah untuk Berdasarkan laporan Kepala Sub
melaksanakan tugas. Rumah dinas adalah Bidang Aset tahun 2014, Rumah
salah satu sarana yang mendukung dalam Negara Golongan II Type A
melaksanakan tugasnya bagi pejabat. Istilah Permanen di Kabupaten Sanggau
rumah dinas ini dalam Peraturan terdapat 4 buah, masing - masing
Pemerintah No. 40 Tahun 1994 yang peruntukkannya adalah 1). Rumah
dirubah dengan Peraturan Pemerintah No Dinas Wakil Bupati; 2) Rumah
31 Tahun 2005 Tentang Rumah Negara, Dinas Pimpinan DPRD; 3) Rumah
yang disebut dengan istilah rumah terbagi Dinas Wakil Pimpinan DPRD dan
menjadi: 4) Rumah Dinas Wakil Pimpinan
1. Rumah Negara Golongan I adalah DPRD.
rumah negara yang dipergunakan bagi 3. Rumah Negara Golongan III, rumah
pemegang jabatan tertentu dan karena yang tidak termasuk golongan I dan
sifat jabatannya harus bertempat II dan bisa dijual kepada
tinggal di rumah tersebut, serta hak penghuninya.
penghuninya terbatas selama pejabat
10
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

Setiap rumah dinas harus dilengkapi tersebut secara keseluruhan terregistrasi


dengan Surat Ijin Penghunian (SIP) yang dengan baik, hal ini dibuktikan dengan
disimpan oleh Kantor Badan Pengelola adanya nomor kode barang pada setiap
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten rumah dinas.
Sanggau dan Penghuni. Berkenaan dengan
hal tersebut, rumah dinas yang menjadi aset 4.2.1. Tahapan Pengelolaan Barang
daerah Kabupaten Sanggau seluruhnya Milik Daerah oleh Badan
memiliki SIP, hal ini berdasarkan Pengelolaan Keuangan dan Aset
kesesuaian antara jumlah rumah dinas yang Daerah Kabupaten Sanggau
tercatat dalam daftar rumah dinas pada Ketentuan pengelolaan barang milik
Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah di BPKAD Kabupaten Sanggau
Daerah Kabupaten Sanggau tahun 2014 melalui beberapa tahapan sebagaimana
dengan jumlah penghuni yang memiliki SIP yang diungkapkan oleh Helena Sartini,
berdasarkan data surat oleh pemohon S.Sos, M.Si Selaku Kepala Bidang
kepada Bupati Sanggau sampai dengan Pengelolaan Aset Badan Pengelolaan
tahun 2014. Laporan daftar rumah dan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
penghuni Tahun 2014 merupakan laporan Sanggau yaitu berpedoman pada Peraturan
tahunan yang harus dibuat oleh SKPD yang Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
digunakan untuk mengetahui kondisi 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
barang milik daerah baik secara kualitas Barang Milik Daerah. Selain ketentuan
maupun kuantitas, Hal ini didukung dengan tersebut dalam Peraturan Daerah Kabupaten
aplikasi komputer yang digunakan untuk Sanggau Nomor 11 Tahun 2004 tentang
pengelolaan aset daerah sehingga Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
pengelolaan administrasi sudah Daerah, serta Peraturan Dearah Kabupaten
terinventarisasi dengan baik sehingga Sanggau Nomor 17 Tahun 2007 tentang
mendukung terhadap predikat Wajar Tanpa Pengelolaan Barang Milik Daerah, proses
Pengecualian (WTP) pada Pemerintah pengelolaan barang milik daerah meliputi:
Daerah Kabupaten Sanggau. 1) perencanaan kebutuhan dan
Jumlah rumah dinas yang dimiliki penganggaran, 2) pengadaan, 3)
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten penyimpanan dan penyaluran, 4)
Sanggau yang tercatat dalam daftar rumah penggunaan, 5) pemanfaatan, 6)
dinas dan penghuni berjumlah 98 unit, pengamanan dan pemeliharaan, 7)
merupakan rumah dinas pejabat, staf dan penilaian, 8) penghapusan, 9)
pensiun pegawai PEMDA Sanggau. Jumlah pemindahtanganan, 10) penatausahaan, 11)
11
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

pembinaan, pengendalian dan pengawasan, berpedoman pada Permendagri No.7 tahun


12) pembiayaan. Lingkup pengelolaan 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
barang milik daerah tersebut merupakan Prasarana Kerja Pemda. Kemudian standar
siklus logistik yang lebih terinci sebagai harga merupakan pembakuan harga barang
penjabaran dari siklus logistik sebagaimana milik daerah sesuai jenis, spesifikasi dan
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah kualitas dalam satu periode tertentu
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan biasanya 1(satu) tahun dan ditetapkan oleh
Barang Milik Negara/Daerah. Namun Kepala Daerah. Proses perencanaan dan
dalam penelitian ini di ambil beberapa saja penganggaran yang dilaksanakan di
dari 12 Item pengelolaan barang dan jasa Kabupaten Sanggau sudah mengacu pada
(ASET) tersebut terhadap pengelolaan PP. No. 27 Tahun 2014 tentang
Rumah Dinas di Kabupaten Sanggau yaitu : Pengelolaan Barang Milik Daerah.
perencanaan kebutuhan dan penganggaran, Proses perencanaan dan penganggaran
pemanfaatan,dan pembinaan, pengendalian yang dilaksanakan di Kabupaten Sanggau
dan pengawasan. berdasarkan Perda Kabupaten Sanggau No.
17 tahun 2007 pasal 8 dan 9 dimulai dari
4.2.1.1. Perencanaan Kebutuhan dan Kepala BPKAD Kabupaten Sanggau
Penganggaran dibantu Unit kerja terkait menyusun: a).
Perencanaan Kebutuhan adalah Standar Sarana dan Prasarana Kerja
kegiatan merumuskan rincian kebutuhan Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan
Barang Milik Daerah Kabupaten Sanggau Peraturan Bupati Sanggau; dan b).
yang bertujuan untuk menghubungkan Standarisasi harga ditetapkan dengan
pengadaan barang yang telah lalu dengan Keputusan Bupati Sanggau. Tahapan
keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar selanjutnya Kepala SKPD sebagai
dalam melakukan tindakan yang akan pengguna barang merencanakan dan
datang. menyusun kebutuhan barang dalam
Pemerintah Daerah Kabupaten Rencana Kerja dan Anggaran selanjutnya
Sanggau dalam tahapan perencanaan disingkat RKA-SKPD adalah dokumen
kebutuhan dan penganggaran dengan perencanaan dan penganggaran yang berisi
melihat Standar Sarana dan Prasarana Kerja rencana pendapatan, rencana belanja
Pemerintah Daerah meliputi standar barang, program kegiatan SKPD serta rencana
standar kebutuhan/sarana dan prasarana pembiayaan sebagai dasar penyusunan
kerja pemerintahan daerah dan standar APBD, selanjutnya Sekretaris Daerah
harga. Standarisasi ini tentunya juga Kabupaten Sanggau selaku pengelola
12
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

barang menyusun : 1). Rencana Kebutuhan dasar pelaksanaan pemeliharaan barang


Barang Milik Daerah yang selanjutnya daerah.
disingkat RKBMD adalah dokumen Meskipun kegiatan ini telah
perencanaan yang berisi rencana tahunan dilaksanakan, masih terdapat ketidaktaatan
barang dari semua SKPD; dan 2). Rencana dari SKPD dalam penyampaian RKA-
Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik SKPD untuk tepat waktu sehingga perlu
Daerah yang selanjutnya disingkat diingatkan kembali karena penyampaian
RKPBMD adalah rencana tahunan RKA-SKPD sangat penting untuk
kebutuhan pemeliharaan barang daerah dari mengetahui anggaran yang diperlukan
semua SKPD. Penyusunan RKBMD dan untuk tahun yang berjalan.
RKPBMD berpedoman pada standar Proses perencanaan kebutuhan dan
kebutuhan/sarana dan prasarana kerja penganggaran pada Pemerintah Daerah
pemerintah daerah dan standar harga. Kabupaten Sanggau tidak terlepas dari
Dalam pelaksanaan ini yang kegiatan dalam pemenuhan barang yang
bertanggungjawab mengkoordinir disesuaikan dengan standarisasi satuan
penyelenggaraan pengelolaan barang milik harga barang. Satuan harga barang disusun
daerah yang ada pada SKPD adalah berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan
BPKAD selaku pembantu pengelola barang oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan
milik daerah. Selanjutnya setelah APBD Aset Daerah Kabupaten Sanggau melalui
ditetapkan, Bupati menyusun : 1). Daftar Kepala Subbidang Pengendalian Aset
Kebutuhan Barang Daerah yang selanjutnya beserta intansi terkait untuk melihat standar
disingkat DKBD adalah dokumen yang harga yang berlaku yang kemudian
ditetapkan oleh Bupati yang berisikan digunakan dalam penyusunan standar harga
daftar kebutuhan barang yang akan satuan umum yang biasanya digunakan
diadakan dalam satu tahun anggaran setelah dalam proses perencanaan kebutuhan dan
APBD ditetapkan sebagai dasar anggaran. Jumlah dan Kualitas barang pada
pelaksanaan pengadaan barang daerah; dan proses perencanaan kebutuhan dan
2). Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang penganggaran harus disesuaikan dengan
Daerah yang selanjutnya disingkat DKPBD standarisasi barang yang berlaku yang
adalah dokumen yang ditetapkan Bupati tercantum dalam Peraturan Bupati.
yang berisikan daftar kebutuhan Permasalahan yang pernah terjadi
pemeliharaan barang dalam satu tahun dalam perencanaan kebutuhan dan
anggaran setelah APBD ditetapkan sebagai penganggaran pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Sanggau masih ditemukan
13
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

jumlah serta kualitas barang tidak sesuai adalah tanah, hutan, tambang, gunung,
dengan standarisasi. Keberadaan Badan pantai, dan peninggalan bersejarah yang
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah menjadi kewenangan daerah;
Kabupaten Sanggau sebagai lembaga yang 2. Kekayaan yang telah dan akan
memiliki kapasitas mengelola barang milik dimiliki baik yang berasal dari
daerah cukup berarti untuk menjalankan pembelian maupun yang akan dibangun
fungsi dan peranananya secara optimal sendiri. Kekayaan jenis ini berasal dari
demi keberlangsungan pembangunan. aktivitas pemerintah daerah yang didanai
Perencanaan yaitu Pemerintah oleh APBD serta kegiatan ekonomi
daerah perlu membuat perencanaan daerah lainnya. Contohnya adalah jalan,
kebutuhan aset yang digunakan sebagai jembatan, dan kendaraan (Soleh dan
rujukan dalam pengadaan aset daerah Rochmansjah, 2010:151).
Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah
daerah kemudian mengusulkan anggaran 4.2.1.2. Pemanfaatan
pengadaannya. Dalam hal ini masyarakat Pemanfaatan barang milik daerah
dan DPRD perlu melakukan pengawasan pada Pemerintah Daerah Kabupaten
mengenai apakah aset yang direncanakan Sanggau dilaksanakan berdasarkan
untuk dimiliki daerah tersebut benar-benar pertimbangan teknis dengan
dibutuhkan daerah. Seandainya memang memperhatikan kepentingan daerah dan
dibutuhkan, maka pengadaannya harus kepentingan umum. Pemanfaatan barang
dikaitkan dengan cakupan layanan yang milik daerah berupa tanah dan/atau
dibutuhkan dan diawasi apakah ada bangunan, selain tanah dan/atau bangunan
penggelembungan dalam rencana yang dipergunakan untuk menunjang
pengadaan atau pembelian tersebut. Setiap penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
pengadaan atau pembelian barang baru SKPD, dilaksanakan oleh pengguna setelah
harus dicatat dan terdokumentasi dengan mendapat persetujuan pengelola.
baik dalam sistem database kekayaan atau Pemanfaatan Kekayaan milik daerah
aset daerah. Pada dasarnya, kekayaan harus dikelola secara optimal dengan
daerah dapat diklasifikasikan menjadi dua memperhatikan
jenis yaitu : prinsip,efisiensi,afektivitas,transparansi,
1. Kekayaan yang sudah ada (eksis) dan akuntabilitas.
sejak adanya daerah tersebut. Kekayaan Pemanfaatan barang milik daerah
jenis ini meliputi seluruh kekayaan alam berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak
dan geografis kewilayahan. Contohnya dipergunakan untuk menunjang
14
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dan/atau kegiatan, apakah sudah sesuai
SKPD, dilaksanakan oleh pengelola setelah dengan peraturan perundangundangan.
mendapat persetujuan Bupati Sanggau. Pengelola berwenang untuk
Pemanfaatan barang milik daerah selain melakukan pemantauan dan investigasi atas
tanah dan/atau bangunan yang tidak pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, dan
dipergunakan untuk menunjang pemindahtanganan Barang Milik Daerah,
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dalam rangka penertiban penggunaan,
SKPD, dilaksanakan oleh pengguna setelah pemanfaatan, dan pemindahtanganan
mendapat persetujuan pengelola. Kegiatan Barang Milik Daerah sesuai ketentuan yang
pemanfaatan barang terdiri dari : sewa, berlaku. Pengelola dapat meminta aparat
pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan dan pengawas fungsional untuk melakukan
bangun guna serah serta bangun serah guna. audit atas pelaksanaan penggunaan,
pemanfaatan, dan pemindahtanganan
4.2.1.2. Pembinaan, Pengendalian dan Barang Milik Daerah.
Pengawasan Pengawasan yang ketat perlu
Upaya yang dilakukan PEMKAB dilakukan sejak tahap perencanaan hingga
Kabupaten Sanggau untuk menjamin penghapusan aset. Keterlibatan auditor
kelancaran penyelenggaraan pengelolaan internal dalam proses pengawasan ini
barang milik daerah secara berdayaguna sangat penting untuk menilai konsistensi
dan berhasil guna, maka fungsi pembinaan, antara praktik yang dilakukan oleh
pengawasan dan pengendalian sangat pemerintah daerah dengan standar yang
penting untuk menjamin tertib administrasi berlaku. Selain itu, auditor internal juga
pengelolaan barang milik daerah. penting keterlibatannya untuk menilai
Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan kebijakan akuntansi yang diterapkan
melalui pemberian pedoman, bimbingan, menyangkut pengakuan aset,
pelatihan, dan supervisi. Pengendalian pengukurannya, dan penilaiannya.
merupakan usaha atau kegiatan untuk Pengawasan diperlukan untuk menghindari
menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan penyimpangan dalam setiap fungsi
yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan pengelolaan atau manajemen aset daerah
rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan (Soleh dan Rochmansjah,2010:154).
merupakan usaha atau kegiatan untuk
mengetahui dan menilai kenyataan yang
sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas

15
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

D. KESIMPULAN memberdayakan segala kemampuannya


untuk mencapai hasil yang diharapkan
Pengelolaan aset daerah pada Badan yakni tertibnya pengelolaan barang milik
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di daerah secara baik dan benar. BPKAD
Kabupaten Sanggau sesuai dengan PP sebagai satuan organisasi yang juga sebagai
Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengguna barang milik daerah bertugas
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, membina dan mengkoordinir pengelolaan
Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang barang milik daerah. Akan tetapi dalam hal
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik penilaian kinerja pengguna barang milik
Daerah, Perda Kabupaten Sanggau Nomor daerah pada proses pengelolaannya sangat
17 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang ditentukan adanya satuan kinerja yang
Milik Daerah. Berdasarkan uraian tugas dapat mengukur seberapa besar kinerja
pokok dan fungsi BPKAD sesuai dengan seluruh aparatur pelaksana yang dalam hal
Peraturan Bupati Sanggau Nomor 21 Tahun ini termasuk pengguna barang milik daerah
2013 tentang Susunan Organisasi, Tugas yang ada. Dalam kerangka itulah maka
Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan BPKAD sebagai satuan organisasi
Pengelolaan Keuangan dan Aset Dearah perangkat daerah dalam melaksanakan
Kabupaten Sanggau. Setiap pimpinan proses pengelolaan barang milik daerah
unit/satuan organisasi dalam lingkungan secara efektif masih dijumpai adanya
Badan berkewajiban melaksanakan tugas kendala-kendala.
sesuai rincian tugas yang telah ditetapkan Adapun kesimpulan dari hasil penelitian
dan bertanggungjawab kepada atasan dilapangan sebagai berikut :
langsung dengan menyampaikan laporan 1. Pengelolaan barang milik daerah
secara tertulis hasil pelaksanaan tugas pada Di BPKAD Kabupaten
secara cepat dan tepat. Hal ini bertujuan Sanggau belum sepenuhnya
agar tercapainya pelaksanaan urusan terlaksana dengan baik sesuai PP
pemerintahan mengenai pengelolaan Nomor 27 Tahun 2014 tentang
keuangan dan aset daerah pada Pemerintah Pengelolaan Barang Milik
Daerah Kabupaten Sanggau. Negara/Daerah, Permendagri
Badan Pengelolaan Keuangan dan Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Sanggau Pedoman Teknis Pengelolaan
dalam melaksanakan pengelolaan barang Barang Milik Daerah, Perda
milik daerah yang dimiliki/dikuasai oleh Kabupaten Sanggau Nomor 17
pemerintah daerah, dalam tugasnya
16
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

Tahun 2007 tentang Pengelolaan E. IMPLIKASI


Barang Milik Daerah.
2. Proses pengadaan barang dan jasa di Implikasi Teoritis
Pemerintah Kabupaten Sanggau Implikasi teoritis dari hasil
telah memiliki standar dalam penelitian ini diketahui bahwa pada
pengadaannya. Namun dalam dasarnya proses pengelolaan barang milik
pengadaan barang masih banyak daerah meliputi: 1) perencanaan kebutuhan
yang tidak sesuai kebutuhan dan penganggaran, 2) pengadaan, 3)
3. Proses penerimaan dan penyaluran penyimpanan dan penyaluran, 4)
barang daerah selalu mengacu pada penggunaan, 5) pemanfaatan, 6)
aturan yang ada, hanya saja pengamanan dan pemeliharaan, 7)
terkadang masih ada barang milik penilaian, 8) penghapusan, 9)
daerah yang belum memiliki bukti pemindahtanganan, 10) penatausahaan, 11)
kepemilikan barang serta belum pembinaan, pengendalian dan pengawasan,
diinventarisasi. 12) pembiayaan.
4. Secara keseluruhan proses
penggunaan barang milik daerah di Implikasi Praktis
Pemkab Sanggau sudah efektif, Implikasi praktisnya yaitu harapan
hanya saja penggunaan barang penulis dapat memberi sumbangan
belum digunakan dengan baik pemikiran kepada Badan Pengelolaan
sebagai pendukung tugas pokok dan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
fungsi pada masing-masing SKPD Kabupaten Sanggau dalam pengelolaan aset
5. Tidak adanya sanksi bagi pemerintah daerah. Dari hasil penelitian ini,
pejabat/pengelola barang milik diketahui bahwa masih terdapat beberapa
daerah apabila tidak melakukan permasalahan yang terjadi pada proses
pengamanan dan pemeliharaan pengelolaan aset di Pemerintah Daerah
barang yang berada pada Kabupaten Sanggau seperti kurangnya
kuasaannya, serta tidak komunikasi dan sumber daya manusia.
didukungnya sumber daya aparatur Tentunya dari hasil penelitian mengenai
yang handal dalam penertiban dan Pengelolaan Aset Pemerintah Daerah pada
pengamanan barang milik daerah, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
serta adanya biaya pemeliharaan Daerah (BPKAD) Kabupaten Sanggau
yang tidak sesuai dengan barang dapat menjadi masukkan untuk kedepannya
milik daerah yang dimiliki SKPD. agara dapat di perhatikan.
17
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

F. SARAN dilakukan proses pengembalian atas hak


penggunaannya.
Setelah peneliti menguraikan
beberapa hal yang menjadi simpulan dan
implikasi dalam penelitian ini, selanjutnya G. KETERBATASAN PENELITI
ada beberapa saran yang dapat peneliti
sampaikan sesuai hasil yang peneliti Adapun yang menjadi keterbatasan
dapatkan pada saat di lapangan seperti: selama peneliti berada dilapangan adalah
1. Penyampaian RKA-SKPD tepat waktu sebagai berikut:
sangat penting untuk mengetahui 1. Kurangnya pemikiran yang luas
anggaran yang diperlukan untuk tahun menyebabkan Peneliti merasa kesulitan
yang berjalan, serta jumlah dan kualitas untuk mendeskripsikan proses atau
barang pada proses perencanaan tahapan pengelolaan aset Pemerintah
kebutuhan dan penganggaran harus Daerah pada Badan Pengelolaan
disesuaikan dengan standarisasi barang Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
yang berlaku yang tercantum dalam Kabupaten Sanggau
Peraturan Bupati. 2. Keterbatasan yang dirasakan selama
2. Setiap proses pengadaan terhadap penyusunan skripsi ini, peneliti masih
barang, pengurus barang harus mencatat merasakan kurangnya pemahaman
pada buku inventaris, sehingga pada dalam menganalisis masalah yang
tahap proses penyaluran barang ke terjadi dalam penyusunan skripsi ini.
bidang-bidang data barang tersebut 3. Kurang terampilnya peneliti dalam
sudah terakomodir dengan baik, serta penyusunan kalimat menyebabkan
pada proses penyimpanan, agar barang peneliti merasa kesulitan untuk
yang telah terdaftar dalam barang milik menuangkan isi pemikiran dalam
daerah pada saat diperlukan dapat penulisan.
terlayani dengan cepat dan tepat
diperlukannya keterampilan dalam hal
tata letak barang di dalam gudang atau H. REFERENSI
ruang penyimpanan.
3. Perpindahan penggunaan barang milik Aa. Dani Saliswijaya. 2004. Himpunan
Peraturan tentang Class Action, PT.
daerah pada Pemerintah Daerah
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Kabupaten Sanggau dikarenakan
adanya mutasi antar SKPD seharusnya
18
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

Alwi, Hasan, et al. 2000. Tata Bahasa Baku ------------ 2008. Metode Penelitian
Bahasa Indonesia Edisi ke 3. Jakarta :Balai Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
Pustaka. Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur ------------ 2009. Metode Penelitian


Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta
Edmuns D., Wollenberg E. 2003. Lokal
Forest Management. The Impacts of ------------ 2011. Metode Penelitian
Devolution Policies. Earthscan Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Publications. London. 208 hlm. Bandung:Alfabeta.

Erni dan Kurniawan. 2005. Prinsip-prinsip Sulistiany, R. 1999. Potret Jalanan. Jakarta:
Manajemen. P.T. Balai Pustaka.

Bandung ; Bumi Aksara. Yin, Robert K. 2003. Studi Kasus Desain


dan metode, Jakarta : Raja Grafindo
Follet, 1997. Management Prentice Hall. Persada
New Jersey.

Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen,


Edisi Ketujuh, Peraturan Perundang-undangan dan
Peraturan pemerintah
Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
International Encyclopedia of The Social Tahun 2014 tentang pengelolaan barang
Science, 1998, Vol. 1 & 2 milik Negara/daerah.
International Encyclopedia of The Social peraturan Mentri keuangan Nomor
Science, 1998, Vol. 15 – 17 96/PMK.06/2007 tentang cara pelaksanaan
pembanggunan,pemanfaatan, dan
Kiyosaki Robert T. dan Lechter Sharon L. pemindahtanganan barang milik
2005. Business School. Jakarta: Gramedia Negara/daerah.
Pustaka Utama.
PerMenDagri No 59 Tahun 2007 tentang
Moleong, Lexy,. 2006. Metodologi Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Penelitian Kualitatif. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17
Tahun 2007 menyebutkan bahwa dalam
Nawawi, dan martini hadari. 1991. rangka mewujudkan tertib administrasi
Instrument Penelitian Bidang Sosial. Gajah terhadap pengelolaan barang daerah perlu
Mada University Press diatur pedoman kerjanya.
Poerwandari, E. Kristi. 1998. Metode Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Penelitian Sosial. Jakarta : Universitas Negeri No.17 Tahun 2007 Pasal
Terbuka 3.Pengertian mengenai Barang Milik
Daerah yang terbaru .
Prabowo. 1996. Memahami Penelitian
Kualitatif. Yogyakarta : andi offset (Pasal 4 ayat 2 Permendagri No.17 Tahun
2007).perencanaan kebutuhan dan
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian penganggaran, pengadaan, penerimaan
Pendidikan, Alfabeta, Bandung. penyimpanan dan penyaluran, penggunaan,
19
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 6 Nomor 2 Edisi Juni 2017
http://jurmafis.untan.ac.id

penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan


dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindah-tanganan, pembinaan
pengawasan dan pengendalian, pembiayaan
dan, tuntutan ganti rugi .

20
FRANSISKUS ARIE RENDRA, NIM. E42010021
Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat

Anda mungkin juga menyukai