Disusun Oleh :
Lisa Zulia Ramdani
NIM 1603136892
Dosen Pembimbing:
Drs. Harison, M.Si
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI RIAU
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Statistika
Jurusan Matematika FMIPA UNRI
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Kepala Subbagian Perencanaan dan Keuangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang
mekanisme penganggaran. Dalam mekanisme ini, satker dituntut dapat menyusun rencana
Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja disusun dalam satu kesatuan dokumen
yang secara komprehensif memuat rencana kegiatan satker, rencana kebutuhan dana untuk
bukan pajak (jika ada) yang akan dilakukan dalam periode satu tahun anggaran. Pada tahap
pelaksanaan anggaran, dokumentasi tersebut secara formal disusun dalam suatu Daftar Isian
Petunjuk Operasional Kegiatan atau catatan berupa kartu pengawasan sesuai keperluan.
dengan jelas keseluruhan rangkaian kegiatan dari waktu ke waktu. Hal tersebut penting untuk
menjamin terlaksananya disiplin anggaran baik dalam konteks penyediaan uang, pencapaian
hasil, maupun pengendalian penggunaan sumber daya pada umumnya. Melalui kejelasan
dokumentasi, pengendalian intern akan dapat berjalan secara mandiri di lingkup tiap satker.
Di sisi lain, Bendahara Umum Negara dapat memperoleh manfaat berupa peningkatan
akurasi dalam penyediaan kas untuk mendukung realisasi pembayaran atas penyelesaian
Kejelasan dan kesatuan dokumentasi perencanaan yang baik dapat menekan risiko
inefisiensi dalam penggunaan sumber daya pada umumnya. Dengan demikian masalah yang
kerap terjadi di lingkup satker berupa kekurangan sumber daya terutama dalam konteks
penyediaan kas seperti Uang Persediaan dapat dihindari. Dalam konteks ini, dengan
Mekanisme check and balance yang sehat yang terbangun antara Pejabat Pembuat Komitmen
secara lebih mudah dan dapat dipertanggungjawabkan. Berjalannya mekanisme ini secara
baik dapat meningkatkan ketaatan para pejabat terhadap norma dan standar yang secara
Dalam sebuah Satuan Kerja tentu saja akan ada dana yang akan di belanjakan yang
disebut dengan Pagu Anggaran dan Realisasi dari belanja pemerintah tersebut. Pagu
Anggaran adalah alokasi anggaran yang ditetapkan untuk mendanai belanja pemerintah pusat
dan/atau pembiayaan anggaran dalam APBN. pagu dibagi menjadi tiga termin. Pagu Indikatif
ditetapkan pada bulan Maret, pagu anggaran (sementara) ditetapkan bulan Juli, sedangkan
yang terakhir adalah alokasi anggaran (pagu definitif) ditetapkan pada bulan November.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat memberikan solusi bagaimana hubungan antara pagu
anggaran dengan realisasi belanja satuan kerja yang ada di Kementerian Agama Provinsi
Riau serta apa yang mempengaruhi realisasi anggaran dan pagu anggaran.
BAB II
DESKRIPSI UMUM INSTANSI/PERUSAHAAN
Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Riau adalah salah satu Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi di bawah Departemen Agama RI (Pusat). Salah satu tugas
pokoknya adalah melakukan pembinaan dan pelayanan di bidang agama dan keagamaan di
Provinsi Riau, sekaligus berfungsi melakukan dan menjabarkan kebijakan Menteri Agama RI
di Provinsi Riau. Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Riau, merupakan instansi
vertikal Departemen Agama (tidak termasuk yang diotonomikan), berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Menteri Agama. Oleh karena itulah, maka setiap
kebijakan yang dilakukannya harus senantiasa pada garis dan rel yang telah ditetapkan oleh
Menteri Agama dan sekaligus mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan kepada
Menteri Agama. Meskipun Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Riau merupakan
instansi vertikal, namun bukan berarti Kantor Wilayah Departemen Agama hanya mengurusi
tugas-tugas pemerintah pusat semata, namun juga mengurusi tugas-tugas yang bersifat
kedaerahan, sebab pada kenyataannya Kantor ini membina dan melayani kepentingan-
kepentingan orang daerah. Oleh karena itulah, maka koordinasi antara Kepala Kantor
Wilayah Departemen Agama Provinsi Riau dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini
khususnya dalam bidang pembangunan agama dan keagamaan, sesuai dan sinkron dengan
kebijakan pemerintah pusat. Kantor Wilayah Departemen Agama adalah merupakan kantor
yang hampir sama dengan sebuah pemerintahan, sebab Kantor Wilayah ini pada
kenyataannya mengurusi seluruh kepentingan manusia sejak lahir sampai dengan masuk
lainnya. Sebagai contoh, penyelenggaraan ibadah haji. Ibadah haji bersintuhan dengan tugas
Oleh karena itulah, tidak salah apabila ada yang mengatakan, Kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama itu adalah Gubernur Agama. Sebab harus diakui bahwa, dalam
kenyataannya, Kepala Kantor ini mengurusi semua kepentingan masyarakat, sejak lahir
beberapa bulan Indonesia Merdeka dan kurang lebih 6 bulan setelah terbentuknya
Depertemen Agama di Pusat ( tangggal, 3 Januari 1946 ), maka Residen Riau pada waktu itu
menunjuk Sdr. H. Bakri Sulaiman untuk membentuk Kantor Jawatan Agama Tingkat
Sulaiman mulai mencari personalia yang akan ditunjuk sebagai pendamping dalam
Kepala Bagian Pengadilan Agama; 3. Mahmud Thoib diangkat sebagai Kepala Bagian
Pendidikan Agama; 4. Muhammad Nur sebagai Kepala Penerangan Agama; Penunjukan ini
tidak disertai dengan Surat Keputusan. Penyebab penunjukan mereka ini tidak disertai
dengan surat keputusan oleh karena H.Bakri Sulaiman sendiri ketika itu belum dikukuhkan
dengan Surat Keputusan. Dia ( H. Bakri Sulaiman ) baru mendapat pengukuhan seminggu
setelah diterima Residen Riau. Surat Keputusan itu dikeluarkan oleh Gubernur Sumatera Mr.
Tengku M. Hasan yang berkedudukan di Medan, tertanggal, 16 Juli 1946. Nomor tidak bisa
diketahui, Surat Keputusan tersebut hilang di zaman Revolusi Fisik. Dengan keluarnya Surat
Keputusan tersebut, maka secara resmi terbentuklah Jawatan Agama Daerah Riau yang
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agama. Kantor Wilayah Kementerian Agama
provinsi mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam
wilayah provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Agama dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
dan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama. Kantor Kementerian Agama mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi
2.2 Visi Dan Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau
Adapun Visi dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau adalah
“Terwujudnya masyarakat Provinsi Riau yang Taat Beragama, Handal, Rukun, Cerdas dan
Mandiri”. Sedangkan Misi dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau yaitu:
A. Struktur Organisasi
B. Uraian Kerja
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama, maka Departemen Agama untuk Provinsi
Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975 ( yang disempurnakan ) tanggal, 16 April
1975, maka Susunan Organisasi sesuai dengan Tipology IV Kantor Wilayah Departemen
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi, Provinsi Riau
1. Bagian Sekretariat;
Tipology IX (kecuali Kantor Depertemen Agama Kotamadya Batam), dengan stuktur terdiri
dari:
4. Penyelenggara Haji;
sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor
Seperti yang dijelaskan diatas Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan
pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh Satuan Organisasi dan/atau Satuan Kerja
di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. Bagian Tata Usaha juga
pelayanan dan pembinaan administrasi keuangan dan barang milik negara di lingkungan
kantor wilayah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah
fungsi:
1. koordinasi penyusunan rencana, evaluasi program dan anggaran, serta laporan;
dan tatalaksana, hukum dan hubungan masyarakat, kerukunan umat beragama, informasi
koordinasi di bidang kepegawaian, keuangan dan inventaris kekayaan negara, organisasi dan
bidang kepegawaian, keuangan dan inventaris kekayaan Negara, organisasi dan tatalaksana,
hasil pengawasan.
2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan: H. Anasri, S.Ag, M.Pd. Mempunyai tugas
masyarakat.
5. Sub Bagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama: Drs. H. Saifunnajar, MM,
6. Sub Bagian Umum: Drs. Alfiyan, M.Ag. Mempunyai tugas melakukan pelayanan dan
pembinaan di bidang urusan tata usaha, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga.
BAB III
DESKRIPSI UMUM PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Provinsi Riau bagian Tata Usaha, Subbagian Perencanaan dan Keuangan oleh
mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dari Universitas Riau pada
7 Oktober 2019 sampai dengan 29 November 2019. Dengan ketentuan jam kerjanya
sebagai berikut:
Sabtu-Minggu : Libur
Data yang digunakan dalam laporan ini yaitu laporan keuangan per satuan kerja di
kantor wilayah kementerian agama yang berisi anggaran belanja dan realisasi belanja dari
tahun 2016-2019 dan membandingkannya melalui grafik. Variabel yang digunakan yaitu
pagu anggaran per satuan kerja di kantor wilayah kementerian agama sebagai variabel respon
(Y) dan variabel prediktor (X) yaitu realisasi belanja per satuan kerja di kantor wilayah
kementerian agama
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Belanja. Faktor yang mempengaruhi realisasi belanja yaitu jenis belanja dan jenis satuan
1. Belanja Pegawai yang mencakup gaji, tunjangan kinerja, tunjangan profesi bagi
2. Belanja Barang merupakan Pengeluaran untuk pembelian barang dan/atau jasa yang
habis pakai untuk memproduksi barang dan/atau jasa yang dipasarkan maupun yang
tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau
dijual kepada masyarakat di luar kriteria belanja bantuan sosial serta belanja
habis pakai yang dipergunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar suatu
satuan kerja dan umumnya pelayanan yang bersifat internal. Jenis pengeluaran
4. Belanja bahan;
7. Belanja langganan daya dan jasa (ditafsirkan sebagai Listrik, Telepon, dan
b. Belanja Barang Non Operasional merupakan pembelian barang dan/atau jasa yang
habis pakai dikaitkan dengan strategi pencapaian target kinerja suatu satuan kerja dan
umumnya pelayanan yang bersifat eksternal. Jenis pengeluaran terdiri antara lain :
di luar kantor, antara lain biaya paket rapat/pertemuan, ATK, uang saku,
kinerja;
7. Belanja jasa;
8. Belanja perjalanan;
12. Belanja barang non operasional lainnya terkait dengan penetapan target
menambah nilai asset tetap/asset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi asset tetap/asset lainnya
Buddha (BIMAS BUDDHA), Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU). Realisasi belanja
akan berubah setiap hari sedangkan Pagu tidak selalu setiap hari berubah.
Anggaran belanja merupakan hal yang penting dalam sebuah instansi/perusahaan, jika
tidak ada anggaran biaya maka sebuah instansi/perusahaan tidak bisa mengestimasi biaya
yang di keluarkan oleh suatu instansi/perusahaan, dalam laporan ini penulis akan
membandingkan anggaran belanja per satuan kerja di kantor wilayah di kementerian agama
Sekretariat Jenderal
DIPA Program Setjen
30000000
25000000
20000000
15000000
10000000
5000000
0
2016 2017 2018 2019
Bantuan sosial Belanja Pegawai Bel Brg Opr Bel Brg NonOpr Bel Modal
Belanja Pegawai Bel Brg Opr Bel Brg NonOpr Belanja Modal Bantuan Sosial
600,000,000
500,000,000
400,000,000
300,000,000
200,000,000
100,000,000
-
2016 2017 2018 2019
Belanja Pegawai Bel Brg Opr Bel Brg NonOpr Belanja Modal Bantuan Sosial
Belanja Pegawai Bel Brg Opr Bel Brg NonOpr Belanja Modal Bantuan Sosial
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
-
2016 2017 2018 2019
Belanja Pegawai Bel Brg Opr Bel Brg NonOpr Belanja Modal Bantuan Sosial
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
-
2016 2017 2018 2019
Belanja Pegawai Bel Brg Opr Bel Brg NonOpr Belanja Modal Bantuan Sosial
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
-
2016 2017 2018 2019
Belanja Pegawai Bel Brg Opr Bel NonOpr Belanja Modal Bantuan Sosial
Grafik diatas menunjukan anggaran DIPA Ditjen setiap tahunnya, dapat dilihat bahwa
anggaran belanja yang selalu tinggi adalah Belanja Pegawai, tapi ada beberapa Ditjen yang
Masyarakat Hindu. Pada Ditjen ini anggaran belanja yang tertinggi yaitu belanja non
operasional dan beberapa Ditjen lainnya juga mengalami ketimpangan yang sama seperti
Ditjen Bimas Hindu, ada juga beberapa Ditjen yang tidak menerangkan bantuan sosial
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
wawasan mengenai aplikasi input keuangan Online Monitoring SPAN yang di gunakan
di kantor wilayah kementerian agama provinsi riau, yaitu Aplikasi berbasis WEB yang
dapat diakses melalui jaringan Intranet dan Internet yang digunakan untuk melakukan
monitoring transaksi SPAN dan menyajikan reporting sesuai kebutuhan. Adapun tugas-
4. Mengarsipkan dokumen.
5.2 Saran
Di bawah ini adalah saran dari praktikan untuk kerja praktek selanjutnya:
dengan Fakultas
instansi/perusahaan.
4. Pihak Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebaiknya
memberikan fasilitas bagi mahasiswa untuk mencari tempat kerja praktek, agar
5. Bagi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, untuk di masa yang
Pengetahuan Alam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ekonomi, Fakultas, and Universitas Negeri Jakarta. 2017. “Laporan Praktik Kerja
2.