Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia dan nikmat-Nya sehingga MINI PROJECT dengan judul:
Optimalisasi Penataan Arsip Kepegawaian Melalui SI PIRING (Sistem
Penyimpanan Dan Informasi Surat Penting) Pada Sub Bagian Umum Dan
Kepegawaian Kantor Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis,
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pemerintah
dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN), pegawai ASN memiliki peranan penting dalam
penyelenggaraan pemerintah yang berfungsi sebagai : (1) Pelaksana
kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Oleh
karena itu penting agar ASN memiliki profesionalisme dan kompetensi yang
memadai untuk biasa menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh
tanggung jawab. Pelatihan Kepemimpinan Dasar Pengawas (PKP)
diharapkan dapat membentuk Pemimpin-Pemimpin yang sejalan dengan
undang-undang.
Berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 57 Tahun 2017
tentang Uraian Tugas Kecamatan adalah perangkat daerah yang bersifat
kewilayahan yang dibentuk dalam rangka meningkatkan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan
masyarakat. Wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten
Tanah Laut
Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya
memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas
umum pemerintahan.
Kasubbag Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas jabatan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan umum dan kepegawaian
berdasarkan peraturan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan
mempunyai rincian tugas jabatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan urusan tata usaha kearsipan;
2. Melaksanakan urusan tata usaha kepegawaian, disiplin;
3. Menyiapkan bahan dan mengelola data, dokumen dan informasi
kepegawaian
4. Melaksanakan pemantauan, evaluasi penyusunan laporan dan
pendokumentasian kegiatan Sub Bagian mum dan Kepegawaian;
Dalam menjalankan tugas dan fungsi camat, dukungan operasional
sangat penting agar tugas dan fungsi Camat yang telah ditetapkan dapat
dilaksanakan dengan baik. Kegiatan administrasi yang dimaksud yaitu terkait
operasional perkantoran pada satuan kerja di Lingkungan Satuan Kerja Kantor
Kecamatan Jorong.
Layanan tata usaha sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan
sebuah organisasi kantor. Hal tersebut dikarenakan tata usaha merupakan
bagian dalam sebuah organisasi kantor yang menunjang kepentingan dasar,
kelancaran dan tujuan organisasi tersebut. Secara etimologis, tata usaha
adalah kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, manusia, harta
ke arah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran
Modern, tata usaha ialah segenap rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat,
mengelola, mengadakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan
yang dibutuhkan dalam setiap usaha kerja.
Sedemikian penting layanan tata usaha terhadap sinkronisasi
kelancaran kerja dalam sebuah organisasi. Pada Kantor Kecamatan Jorong
Subbagian Umum dan Kepegawaian sendiri memiliki tugas dalam urusan
kepegawaian, administrasi barang milik daerah, perlengkapan dan rumah
tangga serta kearsipan dan tata persuratan.
Dalam menjalankan tugas layanan Umum dan Kepegawaian tersebut,
Subbagian Umum dan Kepegawaian saling berkoordinasi terhadap sesama
komponen organisasi lain di lingkungan Kantor Kecamatan Jorong. Hal ini
demi terciptanya alur pekerjaan yang harmonis dan saling berkesinambungan
dalam mencapai tujuan kerja Kantor Kecamatan Jorong.
Isu-isu aktual yang ada dalam keseharian penulis dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi sebagai Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
di Kantor Kecamatan Jorong, isu yang di tentukan melalui metode APKL dan
USG adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya Penataan Arsip;
2. Belum optimalnya Kualitas data BMD;
3. Terhambatnya kegiatan Layanan Tata Usaha;
4. Penempatan PNS yang belum bisa mengaAkomodir pada kebutuhan riil;
5. Belum Optimalnya sarana dan prasarana kerja.
Dari lima isu yang di tapis melalui metode APKL dan USG, “Belum
optimalnya Penataan Arsip” menempati urutan sebagai prioritas pertama
untuk dicari solusi pemecahan masalah tersebut. Hal tersebut berkaitan
dengan tugas dan fingsi kepala sub bagian Umum dan Kepegawaian yaitu
Menyiapkan bahan pelaksanaan urusan kepegawaian dan administrasi
barang milik negara, urusan ketatausahaan dan rumah tangga, serta tata
persuratan dan kearsipan. Namun kondisi saat ini yang terjadi kesulitan
memperoleh dokumen arsip yang dibutuhkan, serta belum dilakukan penataan
arsip secara maksimal maka dari itu rancangan aksi perubahan ini diharapkan
mampu menyediakan tempat penyimpanan dokumen arsip yang memadai dan
juga kemudahan dalam memperoleh dokumen arsip yang dibutuhkan secara
cepat dan tepat.
Di era revolusi industri 4.0, memerlukan sebuah generasi yang inovatif,
kreatif, serta kompetitif. Hal ini bisa dicapai dengan mengoptimalisasi
penggunaan teknologi sebagai alat bantu penyimpanan dan informasi
diharapkan mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti atau
mengubah zaman menjadi lebih baik. Namun, perkembangan zaman ini
memaksa kita untuk dapat menciptakan sebuah inovasi baru. Salah satu
inovasi yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan perangkat digital
di Era Revolusi Industri 4.0.
Tanggap terhadap permasalahan yang ada serta pengoptimalan
pengawasan terhadap kegiatan penyipanan dokumen dan surat surat penting
merupakan sikap yang harus diambil oleh seorang pimpinan. Dalam proses
membentuk pemimpin yang profesional dan mewujudkan visi dan misi
organisasi melalui kegiatan aksi perubahan, penulis bermaksud untuk
mengidentifikasi, hambatan, masalah dan literasi dalam pelaksanaan tugas,
fungsi dan tanggung jawab sebagai profesi pemimpin khususnya sebagai
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepgawaian. Berdasarkan Latar Belakang di
atas maka penulis mengangkat judul “Optimalisasi Penataan Arsip
Kepegawaian Melalui SI PIRING (Sistem Penyimpanan Dan Informasi
Surat Penting) Pada Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian Kantor
Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penyusunan Rancangan Aksi Perubahan secara umum
adalah mengaktualisasikan materi Pelatihan Kepemimpinan Pengawas ke
dalam inovasi peningkatan kualitas pelayanan pertanahan dan citra
instansi yang berintegritas, maju dan modern. Tujuan Khusus
2. Tujuan khusus meliputi :
a. Tujuan Jangka Pendek
1) Terpenuhinya tugas dalam menyusun Aksi Perubahan Pelayanan
Publik pada Kantor Kecamatan Jorong.
2) Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan II Tahun 2023
Tersedianya inovasi penataan arsip di Kantor Kecamatan Jorong.
b. Jangka Menengah
1) Aplikasi Penataan Arsip berbasis digital dapat dikembangkan
secara berkesinambungan dan berkelanjutan dengan ruang
lingkup lebih luas.
2) Tetap melakukan koordinasi dengan pihak internal dan eksternal
dalam rangka pemutakhiran data dokumen-dokumen yang
diarsipkan baik secara digital sehingga penataan arsip di Kantor
Kecamatan Jorong lebih optimal dan berkelanjutan.
c. Jangka Panjang
1) Melakukan koordinasi penataan arsip dokumen yang sudah tidak
aktif dengan Sekretariat Kantor Kecamatan Jorong untuk disimpan
di gudang arsip atau dihapuskan sesuai ketentuan berlaku.
2) Penataan Arsip dapat dintegrasikan dengan aplikasi penataan
arsip Sekretariat Kantor Kecamatan Jorong.
C. Manfaat
Manfaat Aksi Perubahan ini, meliputi:
1. Bagi Peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
a. Mampu menerapkan dan mengiplemantasikan materi-materi dan nilai-
nilai yang sudah dipelajari pada saat pembelajaran.
b. menjadikan pimpinan yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksanan kebijakan dan pelayan publik
c. Memahami cara mengoptimalkan pengarsipan system digital
2. Bagi SKPD
a. Mempermudah dalam hal pencarian dan penyimpanan arsip
b. Mempermudah pelaksanaan pengendalian dan pengawasan serta
menjawab isu-isu yang terjadi
c. Menghasilkan inovasi yang dapat terus dikembangan
3. Bagi Masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat
b. Mendaptkan kemudahan akses layanan
c. Resiko Kehilangan atau kerusakan dokumen berkurang
A. Profil Organisasi
No Desa Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
1. Sabuhur 3.837
2. Alur 2.270
3. Batalang 976
4. Jorong 4.740
5. Swarangan 2.133
6. Karang Rejo 4.740
7. Asam Jaya 1.941
8. Asri Mulya 1.557
9. Muara Asam-Asam 2.407
10. Asam-Asam 5.637
11. Simp.Empat Sungai Baru 5.505
Jumlah 35.743
a. Kecamatan;
b. Sekretariat;
c. Seksi Tata Pemerintahan;
d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum;
e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa / Kelurahan;
f. Seksi Kemasyarakatan;
g. Seksi Pelayanan; dan
h. Kelompok Fungsional
Adapun bagan Susunan Organisasi Kecamatan Jorong
sebagaimana gambar dibawah ini :
CAMAT
SEKERTARIS
CAMAT
KELOMPOK FUNGSIONAL
KASUBBAG KASUBBAG
UMPEG RENKEU
g. Kasi Kemasyarakatan
1) Menyusun program kerja Seksi Kemasyarakatan berdasarkan
petunjuk teknis dan ketentuan sebagai pedoman kerja untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
2) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan menyusun petunjuk
teknis pembinaan dan pengembangan kesejahteraan rakyat;
3) Menyiapkan bahan dan memproses rekomendasi perizinan dalam
bidang kemasyarakatan;
4) Mengoordinasikan dan menfasilitasi pembinaan dan
pengembangan pendidikan, generasi muda, keolahragaan,
kebudayaan, kepramukaan dan peranan wanita;
5) Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi
permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan
yang berkaitan dengan pembinaan kemasyarakatan;
6) Menyusun program kerja pelaksanaan pembinaan pelayanan dan
bantuan sosial, peranan wanita, pembinaan kepemudaan serta
olah raga termasuk pengentasan kemiskinan;
7) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyaluran bantuan sosial
terhadap bencana alam dan bencana lainnya;
8) Mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data
kesejahteraan rakyat di wilayah kecamatan;
9) Menyiapkan bahan dan memfasilitasi pembinaan lembaga adat
dan komunitas adat terpencil serta organisasi
sosial/kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat;
10) Menyiapkan bahan dan memfasilitasi penanggulangan masalah
sosial, pencegahan dan penanggulangan bencana dan pengungsi;
11) Menyiapkan bahan dan memfasilitasi kegiatan pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan program pengembangan dan
peningkatan kesehatan masyarakat, penyediaan sarana dan
prasarana penyelenggaraan pelayanaan kesehatan dan keluarga
berencana;
12) Mengoordinasikan kegiatan pengawasan, pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA (narkotika, psikotropika,
zat aditif) obat dan bahan berbahaya lainnya;
13) Mengoordinasikan dan memfasilitasi pembinaan dan
pengembangan ketenagakerjaan dan perburuhan;
14) Melaksanakan pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan
pendokumentasian kegiatan Seksi Kemasyarakatan;
15) Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas dan
kewenangannya.
i. Kasi Pelayanan
1) Menyusun program, mengatur, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan sesuai prosedur untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
2) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis
penyelenggaraan pelayanan;
3) Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi
pemerintah dan instansi lainnya yang berkaitan dengan pembinaan
pelayanan di wilayah Kecamatan;
4) Menyelenggarakan pelayanan administrasi kecamatan;
5) Menyiapkan bahan dan melaksanakan inovasi-inovasi pelayanan;
6) Memeriksa dokumen/berkas pemohon pelayanan administrasi
kecamatan;
7) Menyusun dan mengevaluasi laporan penyelenggaraan pelayanan
administrasi kecamatan;
8) Mengadministrasikan pelayanan penyelenggaraan pelayanan
administrasi kecamatan;
9) Menyerahkan dokumen layanan administrasi kecamatan;
10) Mengumpulkan, mengolah, mengalisis dan menyajikan data dan
informasi pelayanan administrasi kecamatan;
11) Melaksanakan administrasi, fasilitasi dan upaya pemecahan
masalah pengaduan, informasi, dan konsultasi layanan
administrasi kecamatan;
12) Melaksanakan pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan dan
pendokumentasian kegiatan Seksi Pelayanan;
13) Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas dan
kewenangannya.
Adapun alur pembagian pekerjaan para pegawai di Subbag Umum
dan Kepegawaian sendiri adalah sebagai berikut :
SEKRETARIS
KASUBBAG UMPEG
Pengelola
Analis Pengelola
Sarana & Pengadministrasi Pengadministrasi
Tata Teknologi
Prasarana Umum Kepegawaian
Laksana Informasi
Kantor
A. Identifikasi Isu
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi unit kerja SubBag Umum
dan Kepagawaian, ditemukan ada beberapa gap atau isu antara keadaan
saat ini dengan kondisi yang diharapkan. Beberapa isu yang dapat
diidentifikasi dan perlu mendapat perhatian dikaitkan pada area tugas pokok
dan fungsi (Tupoksi) bermasalah pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Identifikasi Isu Strategis dan gab Kondisi sekarang serta
yang diharapkan
Kondisi Saat Kondisi yang
Tupoksi Isu Gap Indikator
ini diharaplan
2 3 4 5 6 7
Menyiapkan Kesulitan Belum Belum Tersedianya Kemudahan
bahan memperoleh Optimalnya dilakukan tempat dalam
pelaksanaan dokumen Penata-an penataan penyimpanan memperoleh
urusan arsip yang arsip arsip dokumen dokumen
kepegawaian, dibutuhkan arsip yang arsip yang
dan administrasi memadai dibutuhkan
barang milik secara cepat
negara, urusan dan tepat
ketatausahaan Belum Kualitas Data Inventarisasi Terupdate- Daftar
dan rumah terupdate BMD belum BMD sudah nya Barang
tannga, serta Daftar optimal pernah Daftar Ruangan
tata persuratan Barang dilakukan Barang dan Surat
dan kearsipan Ruangan hanya Ruangan ijin
sesuai sebatas dan Pemakaian
dengan pengecekan sesuai sesuai
kondisi kondisi dengan dengan
sebenarnya barang kondisi jumlah BMD
sebenarnya
Belum ada Terhambat- Kegiatan di Setiap Tersedianya
SOP yang nya TU kegiatan di Standar
resmi dipakai pelaksanaan dilaksanakan Subag Tata Operasional
untuk setiap kegiatan di oleh pegawai Usaha Prosedur
kegiatan di Subag TU yang sudah dilaksanakan yang dipakai
TU terbiasa Sesuai untuk setiap
mengerjakan dengan SOP kegiatan di
tugasnya yang ada TU
tanpa SOP
Dari tabel diatas dapat dianalisa akibat kondisi saat ini tidak
diselesaikan, yaitu:
1. Pencarian dokumen-dokumen yang dibutuhkan akan memakan waktu
lebih lama, karena belum terpusat. Dokumen-dokumen belum tertata
rapih, ruang kantor penuh dengan dokumen yang belum tahu masih aktif
terpakai atau bisa dimusnahkan, serta dikhawatirkan dapat hilang apabila
tidak disimpan secara baik;
2. Data BMD tidak tercatat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya;
3. Dapat menghambat pekerjaan di kegiatan TU karena apabila ada
pergantian atau rotasi pimpinan maupun staf di subag TU perlu waktu
lama untuk sharing knowledge kembali, dan hasil pekerjaan belum tentu
sesuai yang diharapkan;
Sedangkan manfaat jika kondisi yang diharapkan tercapai, adalah:
1. Dokumen-dokumen sudah tertata dengan rapih dan dilakukan secara
digital, sehingga pencarian arsip dapat dilaksanakan dengan mudah dan
cepat, serta ruang kantor juga dalam keadaan rapih. Dokumen yang telah
diarsipkan dapat dipilah dokumen-dokumen mana saja yang masih aktif
dan perlu disimpan dengan dokumen-dokumen bersifat pasif atau tidak
terpakai lagi sehingga dapat dimusnahkan.
2. Data BMD tercatat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, dapat
mengetahui kondisi BMD yang masih baik atau rusak, untuk kondisi BMD
yang rusak dapat dilakukan usulan penghapusan, serta melakukan
penggantian dengan perencanaan pengadaan BMD yang baru.
3. Pekerjaan di kegiatan TU dapat direncanakan, dilaksanakan dan diawasi
secara baik sudah ada standar operasional prosedur dan diharapkan hasil
pekerjaan tersebut dapat tercapai sesuai karena dengan target yang
ditentukan.
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap Tugas Pokok dan fungsi
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, maka dapat diidentifikasi 5 isu
aktual sebagai berikut:
6. Belum optimalnya Penataan Arsip;
7. Belum optimalnya Kualitas data BMD;
8. Terhambatnya kegiatan Layanan Tata Usaha;
9. Penempatan PNS yang belum bisa mengakomodir pada kebutuhan riil;
10. Belum Optimalnya sarana dan prasarana kerja.
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan
proses pemilihan isu dengan analisis mengunkan metode APKL dan USG
1. Analisis Penetapan Masalah dengan Metode APKL
Identifikasi terhadap area organisasi yang bermasalah dilakukan
melalui penilaian terhadap isu aktual yang berkaitan dengan tugas pokok
dan fungsi pada Kecamatan Jorong menggunakan Tabel AKPL (Aktual,
Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan). Isu aktual tersebut kemudian
dinilai dengan menggunakan 4 (empat) kriteria isu aktual sebagai berikut:
1. Aktual (A), yaitu sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat
atau diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat.
2. Kekhalayakan (K), yaitu secara langsung menyangkut kepentingan
seluruh masyarakat/pelanggan dan bukan hanya untukkepentingan
golongan tertentu saja
3. Problematik (P), yaitu menyimpang dari harapan, standar, ketentuan
sehingga dapat menimbulkan kegelisahan/kegalauan.
4. Kelayakan (L), yaitu logis, pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai
dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab.
Penilaian terhadap kelima isu aktual tersebut dapat dilihat pada Tabel
AKPL berikut ini :
Tabel 3.2. AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Layak)
Keterangan : Keterangan Nilai :
A = Aktual 1 = Sangat Kurang
K = Kekhalayakan 2 = Kurang
P = Problematik 3 = Sedang
L =Kelayakan 4 = Baik
5 = Sangat Baik
Total Rang
NO ISU A K P L king
Nilai
Terhambatnya kegiatan Layanan
1 Tata Usaha 4 4 5 4 17 II
Belum optimalnya
pengarsipan dokumen
Akibat
Belum Optimalnya
MU Penataan Arsip
Sebab
Belum Pembinaan
Kurangnya tersedianya Kurangnya pimpinan
kemampuan tempat koordinasi terhadap
MP staf dalam penyimpanan pengarsipan pengelola
menata arsip dokumen yang dokumen arsip belum
memadai itensif
Dokumen Belum
Tidak Dokumen
disimpan dilakukan
memiliki penuh dengan
MS dimasing- penataan arsip
ruang arsip arsip lama
masing secara digital
sendiri
ruangan
Keterangan :
1. MU : Masalah Utama
2. MP : Masalah Pokok
3. MS : Masalah Spesifik
2. POHON SASARAN
Optimalnya Pengarsipan
Dokumen
Akibat
Sebab
Tersedianya Terlaksananya
Terwujudnya
tempat Intensifnya
Kemampuan Koordinasi
MP penyimpanan pembinaan
staf dalam pengarsipan
dokumen yang pimpinan
menata arsip dokumen
memadai
Tersedinya
Tersimpanya penyimpanan
Terlaksananya Tersedianya
Dokumen arsip yang
MS penataan arsip ruang arsip
dalam satu aktif
secara digital sendiri
ruangan
3. POHON ALTERNATIF
Optimalnya Pengarsipan
Dokumen
Tersedianya tempat
penyimpanan dokumen yang
memadai
2. Model Inovasi
Berdasarkan rencana aksi perubahan pelaksanaan kegiatan yang
akan dilakukan, berikut akan digambarkan secara lebih rinci
menggunakan model Kanvas, untuk lebih memahami aksi perubahan
Optimalisasi Penataan Arsip Kantor Kecamatan Jorong secara digital
dapat dilihat pada gambar berikut:
34
35
1. Pemetaan Stakeholder
Lembaga-lembaga publik telah menggunakan istilah
stakeholder ini secara luas ke dalam proses-proses pengambilan dan
implementasi keputusan. Secara sederhana, stakeholder sering
dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang
terkait dengan suatu isu atau suatu rencana. Dalam buku Cultivating
Peace : Conflict and Collaboration in Natural Resources Management,
Ramirez mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakekholder
ini. Beberapa defenisi yang penting dikemukakan seperti Freeman
(1984) yang mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok atau
individu yang dapat memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu
pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan Biset (1998) secara singkat
mendefenisikan stekeholder merupakan orang dengan suatu
kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder ini
sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagimana
dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi kekuatan dan
kepentingan relatif stakeholder terhadap isu, Grimble and Wellard
(1996), dari segi posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.
(Pemangku kepentingan dalam Wikipedia.org).
Stakeholder adalah perorangan maupun kelompok-kelompok
yang tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi,
yang berpengaruh maupun yang terpengaruh oleh tujuan-tujuan
maupun tindakan-tindakan suatu tim (Michael West, 1998:66)
Dalam lingkungan instansi pemerintah, stakeholder juga dapat
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu internal dan eksternal. Stakeholder
Internal instansi antara lain terdiri dari atasan langsung, kepala instansi
yang bersangkutan, seluruh kolega diinstansinya, serta bawahannya.
Sedangkan stakeholder eksternal instansi antara lain terdiri dari
pejabat dari instansi terkait di pusat maupun daerah, masyarakat, para
peneliti dari lembaga penelitian, dan dosen terkait, dan lain-lain.
Stakeholders dimaksud dapar bersifat individu maupun organisasi.
37
IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
STAKEHOLDER INTERNAL
No Deskripsi Potensi
1 H. Zainal Abidin, S.Pd selaku Camat Jorong MENDUKUNG
mendukung inovasi perubahan karena akan
meningkatkan pelayanan Kecamatan Jorong
STAKEHOLDER EKSTERNAL
Camat Jorong
Sekertaris Staf Sub Bagian
Camat Umum dan
KaSubBag
Kepegawaian
RenKeu
(+) Kelompok
(+)
(+) Fungsional
Kasi Trantib (+)
Camat
Panyipatan
Kasi PMD
: Stakeholder Internal
: Garis Dukungan
: Stakeholder Eksternal
: Garis Koordinasi
46
b. Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memastikan satu tahapan pada inovasi telah berjalan sesuai
dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.
c. Penguatan kapasitas pengerjaan
Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong tingkatan
pencapaian pekerjaan berdasarkan batasan-batasan waktu yang
telah disepakati. Selain itu, kegiatan penguatan kapasitas ini juga
dilakukan untuk mendorong meningkatnya kinerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian pada
pengerjaan inovasi.
4. Mitigasi Resiko
Resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat
terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian
yang akan datang.
Dalam pelaksanaan Aksi Perubahan, resiko yang harus
dihadapi Pemimpin aksi Perubahan dan mitigasinya dapat dilihat
pada table di bawah ini adalah :
Tabel 4.7 Mitigasi Resiko
N
o Resiko Mitigasi resiko
Terbatasnya
1 waktu Menjaga konsistensi pelaksanaan
pelaksanaan tahapan tahapan aksi perubahan agar tepat
aksi perubahan waktu bagi pelaksana/tim aksi
perubahan sesuai tanggung jawabnya
dan memberikan bimbingan untuk
meningkatkan kemampuannya.
SI PIRING tidak Melakukan koordinasi, trial and error
berjalan semestinya secara berkesinambungan bersama
karena tidak sesuai tim IT.
dengan menu yang
diiperlukan dan
diinginkan.
53
Tingkat Kinerja
Satuan
Tujuan Sasaran Indikator Ukuran Seka
YAD
rang
Melaksanakan 1. Terlaksananya konsultasi
pemberian dengan atasan langsung
Dukungan Dokumen 0 1
informasi selaku mentor terkait aksi
perubahan SI PIRING
kepada
seluruh pihak 2. Terlaksananya Koordinasi
dengan stakeholder internal Dukungan Dokumen 0 1
terkait rumah
sakit
Membuat SI 3. Rapat Persiapan Kegiatan
8 Org 0 1
PIRING optimalisasi Penataan Arsip
4. Melaksanakan koordinasi
pembagian tugas anggota,
SK Tim SK 0 1
dan pembuatan SK Tim
Efektif
5. Melaksanakan koordinasi
terkait penataan arsip di 8 Org 0 1
lingkungan Kecamatan
6. Membuat Rancangan
Aplikasi Pencarian Arsip
Dokumen Dokumen 0 1
dan penyimpanan Dokumen
berbasis digital
7. Melaksanakan inventarisasi
dokumen-dokumen yang Jumlah
Dokumen 0 5
akan diarsipkan baik secara Dokumen
manual maupun digital
8. Melaksanakan input
Jumlah
dokumen arsip secara Dokumen 0 5
Dokumen
digital
Melaksanakan 9. Terlaksananya Monitoring
Unit Unit 0 1
Monitoring SI PIRING monitoring
54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari pelaksanaan Aksi Perubahan dengan judul “Optimalisasi
Penataan Arsip Kepegawaian Melalui SI PIRING (Sistem Penyimpanan Dan
Informasi Surat Penting) Pada Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian Kantor
Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut”. Untuk tujuan jangka pendek telah
terwujud yaitu mengaktualisasikan materi Pelatihan Kepemimpinan Pengawas ke
dalam inovasi peningkatan kualitas pelayanan dan citra instansi yang berintegritas,
maju dan modern.
Keberhasilan pelaksanaan aksi perubahan SI PIRING dimaksudkan untuk
efektifitas sistem penyimpanan dokumen berbasis digital.
Pencapaian target jangka pendek yang telah ditetapkan diperlukan strategi
komunikasi khusus yang melibatkan mentor, coach tim efektif baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui berbagai sarana komunikasi. Sedangkan
untuk target jangka menengah dan target jangka panjang selanjutnya yang
direncanakan dalam aksi perubahan ini diharapakan akan terlaksana.
SI PIRING adalah sebuah inovasi untuk menjawab semua kendala yang
dirasakan dan dihadapi terkait sitem penyimpanan. Mudah di akses kapanpun dan
dimanapun hemat waktu dan biaya.
Laporan Aksi Perubahan ini kami susun, sebagai salah satu persyaratan
mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Pengawas yang merupakan Pola Fasilitas
Antara Pemerintah Kabupaten Tanah Laut Dengan Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Propinsi Kalimantan Selatan.
B. SARAN
1. Rekomendasi Bagi Organisasi Untuk mempermudah sistem pelayanan yang cepat,
tepat, efektif dan efisien serta akuntabel dan menaikan branding Organisasi
sebaiknya semua pihak memiliki sistem pelayanan berbasis digital.
2. Rekomendasi Bagi Diri Sendiri Dengan adanya SI PIRING dapat meningkatkan
kualitas kerja pada Kecamatan Jorong dan akan lebih berkembang sesuai dengan
kebutuhan Informasi dokumen.
57
3. Rekomendasi Bagi Peserta PKP Sebagai referensi dan pembanding dalam penulisan
Laporan Aksi Perubahan Kinerja Organisasi kedepannya.
4. Melakukan Koordinasi dan komunikasi yang lebih intensip serta menjaga dan
membangun kerjasama yang lebih baik dengan stakeholder internal dan eksternal
untuk terwujudnya tujuan jangka menengah dan panjang sesuai aksi perubahan yang
telah disusun.