INSPEKTORAT KABUPATEN
OLEH
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya
sehingga tugas Makalah yang berjudul dalam pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang
ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya buat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Pengisisan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama secara Terbuka di Lingkungan Pemerintahan
Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Undang –undang nomor 5 tahun 2014 tentang
Apratur Sipil Negara fit and proper test bagi Pejabat / calon Pejabat Struktural Eselon II.b di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara 2015.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang
telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini.
Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah
ini penulis sangat hargai.
Tarutung, Desember 2015
Penulis
RAMSES SILABAN, SH
NIP.196301081983031001
DAFTAR ISI
Daftar Isi
I PENDAHULUAN
11. LATAR BELAKANG........................................................................................1
12. RUMUSAN MASALAH....................................................................................5
13. TUJUAN.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan tentang Peran........................................................................................6
2.2. Tinjauan tentang Pemerintah..............................................................................7
2.3. Tinjauan tentang Pemerintah..............................................................................7
2.4. ...............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................25
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Yang melatar belakangi penulis untuk menyusun makalah ini adalah pengumuman panitia
seleksi . NOMOR : 02/PANSEL-JPTP/TAPUT/2015 tanggal 12 November 2015 tentang
seleksi Pengisisan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama secara Terbuka di Lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Undang –undang nomor 5 tahun
2014 tentang Apratur SipilNegara fit and proper test bagi Pejabat / calon Pejabat
Struktural Eselon II.b di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara 2015.
2. Dengan latar belakang itulah maka penulis yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris pada
Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara ingin lebih mengembangkan tugas yang di
percayakan saat ini kepada saya.
3. Setelah mempedomani ketentuan penulisan makalah yang di berikan oleh panitia maka
penulis memilih judul makalah ini sebagai berikut”Pelaksanaan tugas dan fungsi
inspektorat kabupaten Kabupaten”.
Jika ditinjau dari aspek sosial, terdapat ragam masalah yang kemudian sering terabaikan
dari kacamata kebijakan pemerintah daerah seperti kurangnya upaya yang serius untuk
mengurangi pengaruh sosial yang mengungkung masyarakat dalam kondisi kemiskinan
struktural apalagi jika lebih diperparah dengan kurangnya akses masyarakat untuk memeperoleh
pengetahuan dan keterampian serta informasi yang digunakan untuk kemajuan masyarakat
ditambah dengan kurangnya berkembangnya kelembagaan masyarakat dan organisasi sosial
yang merupakan sarana untuk melakukan interaksi serta memperkuat ketahanan dan
perlindungan bagi masyarakat.
Pengawasan pada hakekatnya merupakan fungsi yang melekat pada seorang leader atau
top manajemen dalam setiap organisasi, sejalan dengan fungs-fungsii dasar manajemen lainnya
yaitu perencanaan dan pelaksanaan.
Demikian halnya dalam organisasi pemerintah, fungsi pengawasan merupakan tugas dan
tanggung jawab seorang kepala pemerintahan, seperti di lingkup pemerintah provinsi merupakan
tugas dan tanggung jawab gubernur sedangkan di pemerintah kabupaten dan kota merupakan
tugas dan tanggung jawab bupati.
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang bisa tetap bertahan dari iklim
persaingan yang sangat ketat dewasa ini.Kelancaran pembangunan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan tergantung dari kesempurnaan aparatur pemerintah yang pada
pokoknya tergantung pula pada kesempurnaan pegawai negeri sipil (PNS).
Dalam usaha mencapai tujuan nasional di perlukan adanya PNS sebagai unsur aparatur
pemerintah dan abdi masyarakat yang penuh kesetian dan ketaatan kepada pancasila, UUD 1945,
negara dan pemerintah, berdaya guna dan sadar akan tanggung jawab dalam menyelenggarakan
tugasnya.
Oleh karena itu, maka urusan penyelenggaraan pemerintahan yang hampir semuanya
dilaksanakan melalui pusat sudah mulai didistribusikan kepada daerah berdasarkan kewenangan
daerah yang diatur dalam undang-undang, hal ini mengingat volume dan aneka ragam urusan
pemerintahan dan pembangunan yang diselenggarakan di daerah sedemikian kompleksnya serta
memerlukan penyelesain yang cepat dan tepat, diperlukan adanya pengawasan yang intensif. Hal
ini dimaksudkan guna menjamin terselenggaranya urusan pemerintahan dan pembangunan dalam
kerjasama yang serasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah tingkat atasnya.
Pengawasan erat sekali kaitannya dengan perencanaan, yang artinya harus ada sesuatu
obyek yang diawasi, jadi pengawasan hanya akan berjalan kalau ada rencana program/kegiatan
untuk diawasi. Rencana digunakan sebagai standar untuk mengawasi, sehingga tanpa rencana
hanya sekedar meraba-raba. Apabila rencana telah ditetapkan dengan tepat dan memulai
pengawasannya begitu rencana dilaksanakan, maka tidak ada hal yang menyimpang.Maksud
pengawasan itu dalam rumusan yang sederhana adalah untuk memahami dan menemukan apa
yang salah demi perbaikan di masa mendatang.
Hal itu sebetulnya sudah disadari oleh semua pihak baik yang mengawasi maupun pihak
yang diawasi termasuk masyarakat awam. Sedangkan tujuan pengawasan itu adalah untuk
meningkatkan pendayagunaan aparatur negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum
pemerintahan dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih (good
and clean government).
1. menentukan standar,
2. mengukur hasil atas dasar standard
3. mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
Standar pengukuran yang dipakai biasanya sudah ditentukan oleh penanggung jawab
program/kegiatan, yang selanjutnya pengawas mengukur hasil-hasilnya dengan mengacu kepada
standar tersebut. Hasil pengukurannya sebagai dasar untuk apakah pelaksanaan kegiatan telah
diselenggarakan secara efisien, efektif, ekonomis dan tertib aturan. Pengawasan akan sia-sia
tanpa tindakan perbaikan, apabila dalam pengukuran hasil ditemukan keadaan tidak sesuai
standar yang direncanakan, maka pengawas harus menganjurkan tindakan perbaikan.
Mengetahui adanya ketidakberesan, maka pengawas berkewajiban melaporkannya kepada pihak
yang berwenang.
Oleh karena itu dengan pelaksanaan pembentukan kualitas aparatur pemerintahan, maka
ditunjuklah inspektorat selaku badan pengasawan internal pemerintah kabupaten/kota, yang
berfungsi untuk mengawasi kinerja pemerintah, pada kegiatan pembangunan, kegiatan
kepegawaian, dan pelayanan pada masyarakat. Agar tercipta pemerintahan yang baik (Good
Governance), dan bersih di daerah.
Pasal 2 ,2
Inspektorat kabupaten/kota berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
bupati/walikota dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari sekretaris daerah
kabupaten/kota. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi
Pasal 3,2
Inspektorat Kabupaten merupakan organisasi perangkat daerah, yang bertanggung jawab kepada
Bupati dan membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri atas
Sekretariat Daerah, sekretariat DPRD, Dinas daerah, dan lembaga tehnis daerah (kecamatan dan
kelurahan). Inspektorat mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas
pengawasan dalam penyelenggraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana yang
menjadi acuan , arahan, ketentuan dalam pedoman penyelenggaraan peraturan daerah. Tugas lain
yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Inspektorat mempunyai fungsi :
I. Pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan administrasi umum dan keuangan di
lingkungan Pemerintah Kabupaten
II. Pengawasan dan pemeriksaan kinerja pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kelembagaan di
Pemerintah Kabupaten;
III. Pelaporan hasil pengawasan dan pemeriksaan, serta pemberian usulan tindak lanjut temuan
pengawasan dan pemeriksaan;
IV. Pemantauan dan evaluasi atas tindak lanjut temuan pengawasan dan pemeriksaan;
Dalam tata aturan pemerintahan kita kenal adanya lembaga Pengawasan Pembangunan, baik
pengawasan Internal maupun Eksternal. Untuk tingkat kementrian kita kenal adanya Irjen
(Inspektoratral Jendral), sebagai pengawas internal. Sedangkan pengawas eksternal adalah BPK
dan BPKP. Sedang di Pemerintah Kabupaten pengawasan internal dilakukan oleh Inspektorat
Daerah yang merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inspektorat
Daerah dipimpin oleh Inspektur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung
kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah,
diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan.
Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawas Internal PemerintahDaerah memiliki peran dan
posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-fungsi manajemen maupun dari segi
pencapaian visi dan misi serta program-program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar
manajemen, ia mempunyai kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi
pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-program pemerintah,
Inspektorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas sekaligus pengawal dalam
pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam organisasi pemerintah daerah
tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan oleh manajemen puncak (Kepala Daerah) telah dipatuhi dan berjalan sesuai dengan
rencana, menentukan baik atau tidaknya pemeliharaan terhadap kekayaan daerah, menentukan
efisiensi dan efektivitas prosedur dan kegiatan pemerintah daerah, serta yang tidak kalah
pentingnya adalah menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai Unit/Satuan
Kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi Pemerintah Daerah. Dari penjelasan itu
dapat dikatakan bahwa Inspektorat Daerah sebagai pengawas internal memiliki karakteristik
yang spesifik, dan ia memiliki ciri antara lain adalah:
1. Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi jaminan memenuhi
syarat.
2. Pengguna laporan pengawas internal adalah top manajemen (Kepala Daerah) dalam
organisasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
3. Dalam pelaksanaan tugas seperti halnya pengawas eksternal dapat menggunakan prosedur
pemeriksaan bahkan harus memiliki prosedur yang jelas.
4. Kegiatan pemeriksaan bersifat pre-audit atau build-in sepanjang proses kegiatan berlangsung.
5. Fungsi pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak bersifat pembinaan dan dalam praktiknya
memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Daerah, ia tidak berwenang untuk
menghakimi apalagi menindak.
B. Rumusan Masalah
Memperhatikan uraian tersebut maka permasalahan yang menjadi fokus perhatian dalam
penelitian ini adalah “Pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat kabupaten Kabupaten?”.
1. Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam melamar salah satu jabatan pimpinan SKPD pada
Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yaitu Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara.
2. Manfaat Penulisan
Diharapkan penulisan ini dapat membawa manfaat baik pada hal Teoritis dan praktis yang
utamanya adalah efektifitas kinerja lembaga pengawasan yaitu Inspektorat Kabupaten
Tapanuli Utara agar bisa menekan tingkat penyimpangan.
Manfaat secara teoritis diharapkan dapat menjadi referensi baru dalam bidang
pengawasan yang dilakukan aparat Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara, untuk
memperkaya bahan kajian pengawasan. Selain itu memberikan kesadaran kolektif dan
menumbuhkan kesadaran moral bagi masyarakat mengenai arti pentingnya pengawasan
yang perlu dibangun untuk terjadinya sinergi yang baik antara aparat pengawas formal
pada lingkup pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara dengan stakeholder yang punya
kepedulian.
2. Manfaat Praktis.
Manfaat praktis makalah ini dapat memperdalam pemikiran bagi Aparat Inspektorat
yang menggeluti pengawasan, para pimpinan unit kerja pelaksana dan perencanaan untuk
terwujudnya peningkatanakuntabilitas kinerja pemerintahan dan pembangunan.
BAB. II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawasan
Dari definisi tersebut jelas terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara
perencanaan dan pengawasan, sedemikian eratnya hubungan tersebut sehingga dapat
disimpulkan bahwa antara perencanaan dan pengawasan ini di ibaratkan seperti kedua sisi dari
mata uang yang sama.
Menurut salah seorang ahli yaitu Sarwoto, mendefinisikani tentang pengawasan itu adalah
sebagai berikut :
Pengawasan adalah kegiatan manager yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki[. Maka
dapatlah dikatakan bahwa pengawasan bersifat dinamis yang mengandung unsur
mengarahkan atau mengendalikan.
B. Macam-Macam Pengawasan:
Dalam suatu negara terlebih-lebih negara yang sedang berkembang atau membangun, maka
kontrol atau pengawasan itu sangat urgen (beragam) atau penting baik pengawasan secara
vertikal, horisontal, eksternal, internal, preventif maupun represif agar maksud dan tujuan
yang telah ditentukan dapat tercapai. Sehingga untuk memberhasilkan arah tujuan negara
atau organisasi, oleh sebab itu dalam hal pengawasan dapat diklasifikasikan macam-macam
bentuk pengawasan berdasarkan berbagai hal, yakni :
1. Pengawasan langsung
2. pengawasan tidak langsung
3. Pengawasan Preventif dan Represif
4. Pengawasan Intern dan Ekstern
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan secara pribadi oleh pimpinan
atau pengawas dengan mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri secara
langsung ditempat pekerjaan, dan menerima laporan-laporan secara langsung pula dari
pelaksana. Dalam hal ini dilakukan dengan inspeksi.
Walaupun prinsip pengawasan adalah preventif, namun bila dihubungkan dengan waktu
pelaksanaan pekerja, dapat dibedakan antara pengawasan preventif dan pengawasan
represif.
a. Pengawasan Preventif
Pengawasan preventif dilakukan melalui pre audit sebelum pekerjaan dimulai. Misalnya
dengan mengadakan pengawasan terhadap persiapan-persiapan rencana anggaran,
rencana penggunaan tenaga dan sumber-sumber lain.
b. Pengawasan Represif
a. Pengawasan Intern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam organisasi itu
sendiri. Pada dasarnya pengawasan harus dilakukan oleh pucuk pimpinan sendiri. Akan
tetapi, didalam praktek hal ini tidak selalu mungkin terjadi. Oleh karena itu, setiap
pimpinan unit dalam organisasi pada dasarnya berkewajiban membantu pucuk pimpinan
mengadakan pengawasan secara fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing. Pengawasan sebagai fungsi organik, built-in pada setiap jabatan pimpinan
mereka harus mengawas pimpinan melakukan pengawasan tehadap keseluruhan aparat
dalam organisasi itu, seperti oleh Inspektorat Jendral dalam Departemen.
b. Pengawasan Ekstern
Pengawasan Ekstern adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat luar orgsanisasi itu
sendiri, seperti halnya pengawasan dibidang keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
sepanjang meliputi seluruh Aparatur Negara dan Direktorat Jenderal Pengawasan
Keuangan Negara terhadap departemen dan instansi pemerintah lain. Ditinjau dari segi
keseluruhan organisasi aparatur pemerintah (lembaga eksekutif), pengawasan oleh
Direktorat Jenderal, Pengawasan Keuangan Negara merupakan pengawasan intern.
.C. Tujuan Pengawasan
4. Menjamin ketersediaan bibit unggul dan dan pupuk bersubsidi dengan system
bayar pasca panen,
8. Mengembangkan minat bakat Generasi muda dibidang seni budaya dan olah
raga.
E. Metode Pengawasan
Metode pengawasan:
a. Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan secara pribadi noleh pimpinan
atau pengawas dengan mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri secara on the
spot ditempat pekerjaan, dan menerima laporan-laporan secara langsung pula dari pelaksana.
Hal ini dilakukan dengan inspeksi.
G. Prinsip Pengawasan
1) Preventif, pengawasan yang pada akhirnya adalah untuk menjamin tercapainya tujuan
yang telah di tetapkan, maka yang terbaik adalah mencegah sebelum kesalahan
terjadi.
5) Pengawasan bukan tujuan, pengawasan sebaiknya tidak di jadikan tujuan tetapi
merupakan sarana utnuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
H. Tehnik Pengawasan
Teknik pengawasan yaitu merupakan cara yang di tempuh oleh tim pengawas untuk
memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan
yang seharusnya. Biasanya teknik yang di gunakan dalam pengawasan dan pemriksaan
adalah sama. Teknik pengawasan dibutuhkan dengan alasan sebagai berikut:
Ada banyak teknik pengawasan, di antaranya yang umum digunakan, antara lain:
c. Tanya jawab, teknik ini, cara yang dilakukan dapat berbentuk lisan (wawancara)
maupun tertulis. Dalam teknik tanya jawab ini, sebaiknya auditor terlebih dahulu
mempersiapkan bahan pertanyaan pada waktu wawancara, sehingga tidak mengganggu
pekerjaan dari pihak yang diperiksa apabila wawancara membutuhkan waktu yang
lama. Auditor akan merekam semua hasiltanya jawab supaya proses wawancara
mendapat hasil yang akurat.
d. Konfirmasi dilakukan kepada pihak eksternal, diluar dari pihak yang diperiksa dengan
tujuan untuk melakukan cros check atas kebenaran informasi yang disampaikan oleh
pihak yang periksa. Komfirmasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis.
Konfirmasi secara lisan dilakukan secara langsung kepada pihak yang bersangkutan.
Sedangkan konfirmasi secara tertulis di bagi menjadi dua yaitu konfirmasi positf dan
konfirmasi negatif.
e. Teknik analisa dilakukan atas konfirmasi ataupun data yang diterima. Informasi atau
data tersebut harus dianalisa terlebih dahulu bartu dapat disimpulkan apakah telah
terjadi penyimpangan atau tidak berdasarkan data atau informasi tersebut.
J. Sasaran Pengawasan
1. Untuk lebih menjamin bahwa kebijaksanaan dan strategi yang telah ditetapkan
terselenggaranya sesuai dengan jiwa daan semangat kebijkasanaan dan stratengi yang
dimaksud.
2. Untuk lebih menjamin bahwa anggaran yang tersedia untuk membiayai berbagai
kegiatan oprasional benar-benar dipergunakan untuk melakukan kegiatan tersebut
secara efisien dan efektif.
3. Untuk lebih menjamin bahwa para anggota organisasi benar-benar berorientasi
kepentingan organisasi bukan pada kepentingan individu.
4. Untuk lebih menjamin penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana kerja
sedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari
sarana dan prasarana tersebut.
5. Untuk lebih menjamin bawah standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi semaksimal
mungkin.
Untuk lebih menjamin bahwa prosedur kerja ditaati oleh semua pihak:
Dalam melaksanakan tugas inspektorat, para kepala bagian menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horisontal. Setiap pimpinan organisasi dalam
lnspektorat, bertanggung-jawab memimpin, mengkoordinasi bawahannya masing-masing
dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Selanjutnya setiap pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk
dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan tepat
pada waktunya.
Setiap hasil laporan pemeriksaan serta temuan yang diterima oleh pimpinan dari bawahan,
diolah sebagai bahan dan dasar yang selanjutnya apabila hasil pemeriksaan terindiksasi
sebuah kasus maka dilakukan pengusutan kasus lebih lanjut yang langsung di ambil alih
oleh pimpinan daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan regu pemeriksa dibantu oleh pimpinan
organisasi bawahannya masing-masing dengan mengadakan pemeriksaan berkala. Melalui
mekanisme kerja yang demikian, maka akan memperkecil kemungkinan bagi bawahan
untuk melakukan penyelewengan dari bidang tugas yang diberikan kepadanya. Sebab
sistem pengawasan yang diterapkan adalah pengawasan bertingkat dan berantai.
Berdasarkan Tata Kerja Inspektorat, bagian dan sub bagian di inspektorat Daerah
Kabupaten, maka nampaklah bagi kita bahwa inspektorat merupakan salah satu lembaga
pengawasan fungsional yang dimana sebuah bentuk pengawasan yang dilakukan dari luar
organisasi agar terjadi sebuah keseimbangan dalam jalannya Pemerintahan Kabupaten/
Kota.
A. Kesimpulan
1. Survey yang dilakukan oleh tim pemeriksa telah melaksanakan tugasnya dengan
baik. Karena sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan pada POP regular
Kabupaten / Kota.
2. pada saat pembuatan PKP selalu terjadi keterlambatan pembuatan PKP karena
biasanya terjadi kesulitan pada penyatuan waktu antara tim pemeriksa, dengan yang
diperiksa.
3. Tim pemeriksa melakukan pembuatan KKP dengan lancar dan baik, dan sesuai
dengan POP Reguler tahun 2005.
4. Langkah terakhir dari proses pemeriksaan yaitu Ketua tim pemeriksa wajib
melakukan penyusunan LHP laporan hasil pemeriksaan. LHP merupakan sasaran
komunikasi resmi untuk menyampaikan seluruh informasi dari objek yang diperiksa
tentang sesuatu realisasi kegiatan termaksud dalamnya menginformasikan temuan
baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negative dilengkapi dengan
rekomendasi.
B. REKOMENDASI
- Agar Inspektorat dapat lebih mempertahankan kinerja yang dimiliki dan lebih
meningkatkan kualitas ter khusus pada bagian sarana dan prasarana agar peleksanaan
tugas dan fungsi pengawasan yang di jalankan oleh Inspektorat lebih meningkat lagi.
- Agar setiap aparat pengawasan dalam menjalankan fungsinya lebih memperdalam ilmu
yang mempelajari tetang Psikologi pengawasan agar sistim pengawasan itu lebih dapat
berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman, Arifin. 1977. Kerangka Pokok-pokok Menejemen Umum. Balai Pustaka: Jakarta.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001, Tentang Tata Cara Pengewasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007, Tentang Pedoman Tata Cara Atas
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
M. Sitomorang, Victor dan Jusuf Juhir. 1993. Aspek Hukum Pengawasan Melekat. Rineka Cipta:
Jakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Organisasi
Dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi Kabupaten/Kota.
Peraturan Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Dalam Negeri
Nomor 23 Tahun 2007, Tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.