Disusun Oleh
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini dalam bentuk skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH KOTA PALANGKA
RAYA” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan ujian tengah semester pada
jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik Fakultas Manajemen Pemerintahan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan proposal ini karena, tenaga, ilmu dan kemampuan penulis. Sehingga
keberhasilan dalam menyelesaikan penulis ini tidak terlepas dari semua pihak yang
senantiasa ikhlas telah membantu memberikan bimbingan, dukungan, dorongan yang tidak
pernah henti. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing yang telah membantu membimbing dan mengarahkan dalam
proses menyelesaikan proposal ini.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, telah banyak pihak yang memberikan
dukungan dan bimbingannya secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Drs. H. Azharisman Rozie, M.Si Selaku Rektor Institut Pemerintahan Dalam
Negeri
3. Drs. Mustaufik Amin, M.Si Selaku Ketua Prodi Manajemen Sumber Daya Manusia
Sektor Publik.
5. Bapak Ibu dosen Fakultas Manajemen Pemerintahan yang telah ikhlas memberikan
ilmu selama perkuliahan dan seluruh civitas akademika Fakultas Manajemen
Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Mohon atas segala kekurangan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan sehingga saran dan masukan yang sifatnya membangun dari semua
pihak sangat kami hargai. Akhir kata penulis menaruh harapan besar semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak
Penulis,
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
DAFTAR TABEL................................................................................................................................5
BAB I....................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN................................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................................8
BAB II..................................................................................................................................................9
2.1 Landasan Teoritik...............................................................................................................9
2.1.1 Konsep Efektivitas.......................................................................................................9
2.1.2 Konsep Mutasi............................................................................................................10
2.2 Landasan Legalistik...........................................................................................................13
2.2.1 Pedoman Mutasi Pegawai Negeri Sipil.....................................................................13
2.2.2 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.........................13
2.3 Kerangka Penelitian..........................................................................................................13
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu komponen dalam sistem
pemerintahan yang paling mahal dibanding dengan komponen yang lain. Hal ini
disebabkan SDM merupakan penggerak utama dalam suatu unit kerja pemerintahan. Oleh
karena itu, suatu organisasi pemerintahan harus berhati-hati dalam mengelola sumber
daya manusianya agar hasil yang menjadi tujuan pemerintahan tersebut dapat tercapai.
Organisasi juga di katakan berjalan dengan baik apabila pengelolaan SDM di lakukan
dengan benar, salah satu sisinya adalah dengan menjalankan proses pengelolaan sumber
daya manusia dengan benar, sehingga tujuan yang telah di tetapkan dapat tercapai dengan
mudah. Proses pengelolaan itu sering dikatakan dengan fungsi-fungsi manajemen sumber
daya manusia, walaupun terdapat sumber daya lain seperti uang, material, metode, hingga
mesin (teknologi). Pegawai negeri sipil sebagai aparatur sipil negara merupakan
pelaksana penyelenggaraan administrasi umum dan pembangunan yang berfungsi untuk
menjalankan pemerintahan yang kuat, efektif, dan efisien. Dalam melihat kualitas ASN
yang ada, dapat dinilai melalui pendayagunaan SDM tersebut seperti melakukan fungsi-
fungsi perencanaan, rekrutmen, penempatan, pengembangan, pengembangan, hingga
keselamatan dan kesejahteraan kerja SDM tersebut.
Adapun salah satu bentuk cara pemerintah dalam mengelola sumber daya
manusianya yaitu dengan cara melakukan mutasi jabatan. Adanya mutasi, diharapkan
dapat terjadi hubungan yang cocok antara karyawan dan jabatan, “The Right Man In The
Right Place”, sehingga karyawan dapat bekerja lebih efisien dan efektif pada jabatan itu.
Pada dasarnya, mutasi termasuk dalam fungsi pengembangan pegawai, karena tujuannya
adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam pemerintahan. Mutasi
sendiri memiliki pengertian sebagai suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan
yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di dalam suatu
unit kerja. Tujuan lain dari pemerintah melakukan mutasi adalah agar karyawan yang
telah lama bekerja di perusahaan tersebut tidak merasa jemu/bosan terhadap pekerjaan
yang monoton dan itu-itu saja. Apabila hal ini terjadi pada karyawan suatu unit kerja
pemerintahan, maka suatu pekerjaan yang di tanggung jawabkan kepadanya pun akan
malas ia kerjakan bahkan banyak menimbulkan kesalahan pada pekerjaannya yang dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap suatu unit kerja pemerintahan itu sendiri dan
mengakibatkan penurunan terhadap kinerja karyawannya. Kinerja bisa mempengaruhi
berlangsungnya kegiatan suatu organisasi pemerintahan, semakin baik kinerja yang
ditunjukkan oleh para pegawai negeri sipil akan sangat membantu dalam perkembangan
unit kerja atau organisasi pemerintahan tersebut. Kinerja atau performance merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi pemerintahan yang
dituangkan melalui perencanaan startegis suatu oraganisasi.
Kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai negeri sipil sesuai dengan perannya dalam
pemerintahan. Pegawai negeri sipil merupakan komponen yang sangat penting dalam
suatu pemerintahan, oleh karena itu pengembangan dan pengelolaan SDM haruslah terus
menjadi pusat perhatian bagi pemerintah. Pegawai negeri sipil dapat bekerja secara
optimal apabila mereka merasa senang bekerja pada posisi jabatannya tersebut. Mutasi
pada umumnya dimaksudkan untuk menempatkan pegawai negeri sipil pada tempat yang
tepat, dengan tujuan agar pegawai negeri sipil yang bersangkutan mendapatkan kepuasan
kerja setinggi-tingginya. Jadi, sebagaimana yang kita ketahui tujuan umum pelaksanan
mutasi adalah untuk meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil. Penempatan mutasi
dalam jabatan dan tugas merupakan faktor penting dalam perencanaan sumber daya
manusia suatu unit. Kesalahan dalam tahap ini dapat membuat kualitas pelayanan yang
akan diberikan kepada masyarakat dan penyelenggaraan organisasi suatu unit akan
terhambat, seperti suasana kerja yang tidak harmonis, hubungan kerja antar pegawai yang
tegang, hingga penyimpangan prosedur kerja. Oleh karena itu, dalam rangka menjalankan
organisasi, mutasi merupakan langkah yang penting dalam proses manaejemen sumber
daya manusia.
Dengan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa mutasi ini merupakan salah
satu proses dalam manajemen sumber daya manusia yang penting dan mempengaruhi
kinerja para pegawai negeri sipil sebagai aparatur sipil negara. Apabila terjadi kesalahan
dalam tahap mutasi dan kinerja pegawai, maka pelayanan yang diberikan tidak maksimal
dan terdapat hambatan-hambatan yang mengganggu pelayanan kepada masyarakat.
Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ EFEKTIVITAS
PELAKSANAAN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN
KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH KOTA PALANGKA RAYA”. Penulis melakukan hal ini agar dapat
dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada dan memberikan dampak
postif dalam mutasi pegawai di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Kota Palangka Raya.
Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi permasalahan dalam mutasi
pegawai negeri sipil di daerah kota Palangka Raya, serta berupaya untuk meningkatkan
efektivitas pelaksanaaan mutasi pegawai pada pemerintah kota Palangka Raya. Penlitian
ini juga bisa bermanfaat bagi penelitian-penelitian di masa mendatang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal penelitian oleh Ade Ropi dengan judul penelitian “Efektivitas Pelaksanaan
Mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah Dan Diklat
Kabupaten Ciamis”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan efektivitas mutasi
PNS yang belum optimal dalam pelaksanaannya. Metode ini masih sama seperti
penelitian oleh Imam Rosadi, yaitu menggunakan metode deskriptif analisis. Efektivitas
pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan
Diklat Kabupaten Ciamis sudah cukup baik jika ditijau dari pendekatan pengukuran
efektivitas kinerja pegawai, yakni adaptasi, integrasi, motivasi dan produksi. Akan tetapi,
pelaksanaan mutasi di Kabupaten Ciamis masih memiliki beberapa hambatan diantaranya
belum melaksanakan penempatan pegawai yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
pegawai tersebut, belum meratanya kompetensi sumber daya manusia di Badan
Kepegawaian Daerah, serta minimnya sosialisasi yang dilakukan dalam pelaksanaan
mutasi PNS. Peneliti menyimpulkan upaya dan saran untuk Badan Kepegawaian Daerah
dan Diklat Kabupaten Ciamis agar memberikan masukan dan arahan kepada setiap PNS
tentang arti penting serta tujuan dari mutasi, sehingga PNS tidak menjadikan mutasi
sebagai suatu ancaman karier PNS tetapi untuk meningkatkan kualitas penyelelenggaraan
Pemerintahan serta pelayanan publik. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten
Ciamis juga harus membuat data base PNS yang berdasarkan latar belakang Pendidikan
dalam menempatkan pegawai sehingga efektivitas kerja pegawai menjadi lebih baik.
1. Kesiapsiagaan
Penilaian yang menyeluruh tentang kemungkinan bahwa organisasi harus
memiliki pilihan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu bila diperlukan.
2. Efisiensi
Proporsi yang mencerminkan pemeriksaan beberapa bagian dari unit-unit
eksekusi dengan biaya untuk membuat presentasi tersebut
3. Absen
Kecenderungan individu untuk menginvestasikan lebih banyak upaya
dalam mencapai tujuan
4. Semangat Kerja
Keadaan yang timbul pada diri seorang individu yang menyebabkan
individu tersebut dapat melakukan pekerjaannya dalam suasana positif
sehingga dapat bekerja dengan giat dan baik
5. Motivasi
Kekuatan kecenderungan individu untuk mengikutsertakan dirinya dalam
latihan-latihan yang terkoordinasi secara objektif di tempat kerja. Ini
adalah kecenderungan keinginan untuk mencoba mencapai tujuan
hierarkis
6. Kepuasan
Kesenangan individu atas pekerjaan yang dilakukannya
1. Kompetensi
2. Pola karir
3. Pemetaan pegawai
4. Kelompok rencana suksesi (talentpool)
5. Perpindahan dan pengembangan karier
6. Penilaian prestasi kerja/kinerja dan perilaku kerja
7. Kebutuhan organisasi
8. Sifat pekerjaan teknis atau kebijakan tergantung pada klasifikasi jabatan
Dari beberapa tujuan diatas, dapat kita katakana bahwa pada dasarnya tujuan dari
mutasi itu sendiri adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman pegawai negeri sipil dalam pekerjaannya.
Kegiatan mutasi pegawai negeri sipil memiliki ruang lingkup yang cukup luas,
hal ini dikarenakan masalah kepegawaian dan manajemen sumber daya manusia salah
satunya adalah menempatkan pegawai negeri sipil pada unit tertentu dengan keahlian dan
kemampuan yang sesuai dan tepat. Ruang lingkup mutasi pegawai mencakup semua
perubahan mulai dari perubahan posisi, perubahan analisis jabatan, hingga perubahan
tempat kerja pegawai. Hal ini dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasibuan (2009) yaitu :
1. Mutasi Horizontal
Merupakan perubahan tempat atau jabatan pegawai negeri sipil tetapi
masih pada ranking yang sama didalam tubuh organisasi. Mutasi secara
horizontal ini mencakup mutasi tempat dan mutasi jabatan.
2. Mutasi Vertikal
Merupakan perubahan posisi atau jabatan atau pekerjaan, promosi atau
demosi sehingga kewajiban dan kekuasaanya juga berubah
1. berstatus PNS;
2. analisis jabatan dan analisis beban kerja terhadap jabatan PNS yang akan
mutasi;
3. surat permohonan mutasi dari PNS yang bersangkutan;
4. surat usul mutasi dari PPK instansi penerima dengan menyebutkan
jabatan yang akan diduduki;
5. surat persetujuan mutasi dari PPK instansi asal dengan menyebutkan
jabatan yang akan diduduki;
6. surat pernyataan dari instansi asal bahwa PNS yang bersangkutan tidak
sedang dalam proses atau menjalani hukuman disiplin dan/atau proses
peradilan yang dibuat oleh PPK atau pejabat lain yang menangani
kepegawaian paling rendah menduduki JPT Pratama;
7. salinan/fotokopi sah keputusan dalam pangkat dan/atau jabatan terakhir;
8. salinan/fotokopi sah penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir;
9. surat pernyataan tidak sedang menjalani tugas belajar atau ikatan dinas
yang dibuat oleh PPK atau pejabat lain yang menangani kepegawaian
paling rendah menduduki JPT Pratama; dan/atau
10. surat keterangan bebas temuan yang diterbitkan Inspektorat di mana PNS
tersebut berasal.
Mutasi pada umunya terdiri dari beberapa jenis berdasarkan peraturan Badan
Kepegawaian Negara tentang Tata Cara Mutasi diantaranya mutasi pegawai negeri sipil
dalam satu Instansi Pusat atau Daerah, mutasi pegawai negeri sipil antar Kabupaten/Kota
dalam satu provinsi, mutasi pegawai negeri sipil antar Kabupaten/Kota antar provinsi dan
antar provinsi, mutasi pegawai negeri sipil Provinsi/Kabpaten/Kota ke Instansi Puat dan
sebaliknya. Dalam mutasi sendiri, terdapat mutas yang dapat diajukan oleh pegawai
negeri sipil sendiri dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
3. Adaptasi
Efektivitas pelaksanaan
mutasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan sebuah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
dimana terdapat berbagai unsur yang harus dimuat dan diperhatikan didalamnya
yaitu :
1. Desain Penelitian
2. Sumber Data Penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Teknik Analisis Data
5. Operasional Konsep Penelitian
6. Instrumen Penelitian
Enam unsur tersebut akan diuraikan oleh peneliti sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti.
1. Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan suatu alat yang digunakan
dalam penelitian untuk mengumpulkan data dan supaya pengumpulan
tersebut sistematis dan mudah. Instrumen penelitian merupakan sesuatu
yang sangat penting dan strategi kedudukannya dalam keseluruhan
kegiatan penelitian. Dengan instrumen, akan diperoleh data yang
merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dan membuktikan hipotesis.
Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam
hipotesis.
2. Reduksi Data
Reduksi data termasuk dalam kategori pekerjaan analisis data. Data
yang berupa catatan lapangan (filed notes) jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang penting, dicari tema polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap
peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari
penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti
dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang di pandang
asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru hal tersebut yang harus
dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Reduksi data
merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
kedalaman wawasan yang tinggi.
3. Display Data
Hasil reduksi tersebut akan di display dengan cara tertentu untuk
masing-masing pola, kategori, fokus, tema yang hendak difahami dan
dimengerti persoalannya. Penggunaan display data dapat membantu
peneliti untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian
tertentu dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya, teks naratif merupakan jenis yang
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif.
4. Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.