Anda di halaman 1dari 23

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

Disusun Oleh

Nama : Adenan Kumara Theodore Tukat


NPP : 32.0713

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PUBLIK


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini dalam bentuk skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH KOTA PALANGKA
RAYA” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan ujian tengah semester pada
jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik Fakultas Manajemen Pemerintahan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan proposal ini karena, tenaga, ilmu dan kemampuan penulis. Sehingga
keberhasilan dalam menyelesaikan penulis ini tidak terlepas dari semua pihak yang
senantiasa ikhlas telah membantu memberikan bimbingan, dukungan, dorongan yang tidak
pernah henti. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing yang telah membantu membimbing dan mengarahkan dalam
proses menyelesaikan proposal ini.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, telah banyak pihak yang memberikan
dukungan dan bimbingannya secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Drs. H. Azharisman Rozie, M.Si Selaku Rektor Institut Pemerintahan Dalam
Negeri

2. Dr. Halilul Khairi, M.Si Selaku Dekan Fakultas Manajemen Pemerintahan.

3. Drs. Mustaufik Amin, M.Si Selaku Ketua Prodi Manajemen Sumber Daya Manusia
Sektor Publik.

4. Stenly Ferdinand Pangerapan, AP, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Utama.

5. Bapak Ibu dosen Fakultas Manajemen Pemerintahan yang telah ikhlas memberikan
ilmu selama perkuliahan dan seluruh civitas akademika Fakultas Manajemen
Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
Mohon atas segala kekurangan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan sehingga saran dan masukan yang sifatnya membangun dari semua
pihak sangat kami hargai. Akhir kata penulis menaruh harapan besar semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak

Purun, 25 Februari 2023

Penulis,

Adenan Kumara Theodore Tukat


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
DAFTAR TABEL................................................................................................................................5
BAB I....................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN................................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................................8
BAB II..................................................................................................................................................9
2.1 Landasan Teoritik...............................................................................................................9
2.1.1 Konsep Efektivitas.......................................................................................................9
2.1.2 Konsep Mutasi............................................................................................................10
2.2 Landasan Legalistik...........................................................................................................13
2.2.1 Pedoman Mutasi Pegawai Negeri Sipil.....................................................................13
2.2.2 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.........................13
2.3 Kerangka Penelitian..........................................................................................................13
DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu komponen dalam sistem
pemerintahan yang paling mahal dibanding dengan komponen yang lain. Hal ini
disebabkan SDM merupakan penggerak utama dalam suatu unit kerja pemerintahan. Oleh
karena itu, suatu organisasi pemerintahan harus berhati-hati dalam mengelola sumber
daya manusianya agar hasil yang menjadi tujuan pemerintahan tersebut dapat tercapai.
Organisasi juga di katakan berjalan dengan baik apabila pengelolaan SDM di lakukan
dengan benar, salah satu sisinya adalah dengan menjalankan proses pengelolaan sumber
daya manusia dengan benar, sehingga tujuan yang telah di tetapkan dapat tercapai dengan
mudah. Proses pengelolaan itu sering dikatakan dengan fungsi-fungsi manajemen sumber
daya manusia, walaupun terdapat sumber daya lain seperti uang, material, metode, hingga
mesin (teknologi). Pegawai negeri sipil sebagai aparatur sipil negara merupakan
pelaksana penyelenggaraan administrasi umum dan pembangunan yang berfungsi untuk
menjalankan pemerintahan yang kuat, efektif, dan efisien. Dalam melihat kualitas ASN
yang ada, dapat dinilai melalui pendayagunaan SDM tersebut seperti melakukan fungsi-
fungsi perencanaan, rekrutmen, penempatan, pengembangan, pengembangan, hingga
keselamatan dan kesejahteraan kerja SDM tersebut.

Adapun salah satu bentuk cara pemerintah dalam mengelola sumber daya
manusianya yaitu dengan cara melakukan mutasi jabatan. Adanya mutasi, diharapkan
dapat terjadi hubungan yang cocok antara karyawan dan jabatan, “The Right Man In The
Right Place”, sehingga karyawan dapat bekerja lebih efisien dan efektif pada jabatan itu.
Pada dasarnya, mutasi termasuk dalam fungsi pengembangan pegawai, karena tujuannya
adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam pemerintahan. Mutasi
sendiri memiliki pengertian sebagai suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan
yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di dalam suatu
unit kerja. Tujuan lain dari pemerintah melakukan mutasi adalah agar karyawan yang
telah lama bekerja di perusahaan tersebut tidak merasa jemu/bosan terhadap pekerjaan
yang monoton dan itu-itu saja. Apabila hal ini terjadi pada karyawan suatu unit kerja
pemerintahan, maka suatu pekerjaan yang di tanggung jawabkan kepadanya pun akan
malas ia kerjakan bahkan banyak menimbulkan kesalahan pada pekerjaannya yang dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap suatu unit kerja pemerintahan itu sendiri dan
mengakibatkan penurunan terhadap kinerja karyawannya. Kinerja bisa mempengaruhi
berlangsungnya kegiatan suatu organisasi pemerintahan, semakin baik kinerja yang
ditunjukkan oleh para pegawai negeri sipil akan sangat membantu dalam perkembangan
unit kerja atau organisasi pemerintahan tersebut. Kinerja atau performance merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi pemerintahan yang
dituangkan melalui perencanaan startegis suatu oraganisasi.

Kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai negeri sipil sesuai dengan perannya dalam
pemerintahan. Pegawai negeri sipil merupakan komponen yang sangat penting dalam
suatu pemerintahan, oleh karena itu pengembangan dan pengelolaan SDM haruslah terus
menjadi pusat perhatian bagi pemerintah. Pegawai negeri sipil dapat bekerja secara
optimal apabila mereka merasa senang bekerja pada posisi jabatannya tersebut. Mutasi
pada umumnya dimaksudkan untuk menempatkan pegawai negeri sipil pada tempat yang
tepat, dengan tujuan agar pegawai negeri sipil yang bersangkutan mendapatkan kepuasan
kerja setinggi-tingginya. Jadi, sebagaimana yang kita ketahui tujuan umum pelaksanan
mutasi adalah untuk meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil. Penempatan mutasi
dalam jabatan dan tugas merupakan faktor penting dalam perencanaan sumber daya
manusia suatu unit. Kesalahan dalam tahap ini dapat membuat kualitas pelayanan yang
akan diberikan kepada masyarakat dan penyelenggaraan organisasi suatu unit akan
terhambat, seperti suasana kerja yang tidak harmonis, hubungan kerja antar pegawai yang
tegang, hingga penyimpangan prosedur kerja. Oleh karena itu, dalam rangka menjalankan
organisasi, mutasi merupakan langkah yang penting dalam proses manaejemen sumber
daya manusia.

Dengan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa mutasi ini merupakan salah
satu proses dalam manajemen sumber daya manusia yang penting dan mempengaruhi
kinerja para pegawai negeri sipil sebagai aparatur sipil negara. Apabila terjadi kesalahan
dalam tahap mutasi dan kinerja pegawai, maka pelayanan yang diberikan tidak maksimal
dan terdapat hambatan-hambatan yang mengganggu pelayanan kepada masyarakat.
Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ EFEKTIVITAS
PELAKSANAAN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN
KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH KOTA PALANGKA RAYA”. Penulis melakukan hal ini agar dapat
dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada dan memberikan dampak
postif dalam mutasi pegawai di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Kota Palangka Raya.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan uraian diatas, penulis menyimpulkan beberapa rumusan masalah yang


diantaranya sebagai berikut :

1. Bagaimana proses dan pengelolaan mutasi pegawai negeri sipil di Badan


Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintah Kota
Palangka Raya?
2. Apakah proses mutasi pegawai negeri sipil yang dilakukan di Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintah Kota
Palangka Raya mempengaruhi dan berdampak pada kinerja yang
bersangkutan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui proses dan prosedur dari pengelolaan mutasi pegawai negeri


sipil di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemerintah Kota Palangka Raya.
2. Untuk mengetahui kinerja pegawai negeri sipil yang ada di Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintah Kota
Palangka Raya.
3. Menganalisis dampak-dampak yang disebabkan oleh kinerja pegawa negeri
sipil di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pemerintah Kota Palangka Raya, serta berupaya merumuskan dan
mengusulkan solusi dalam mengatasi dampak yang merugikan pemerintah.

1.3 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi permasalahan dalam mutasi
pegawai negeri sipil di daerah kota Palangka Raya, serta berupaya untuk meningkatkan
efektivitas pelaksanaaan mutasi pegawai pada pemerintah kota Palangka Raya. Penlitian
ini juga bisa bermanfaat bagi penelitian-penelitian di masa mendatang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian-penelitian sebelumnya merupakan penelitian-penelitian yang


dilakukan oleh para peneliti di masa lalu dan memiliki suatu keterhubungan dengan
penelitian oleh peneliti.

Jurnal penelitian oleh Imam Rosadi di dalam penelitian yang berjudul


“Efektivitas Pelaksanaan Mutasi Pegawai Negeri Sipil (Studi di BKPSDM Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung)” menggunakan metode penelitian deskriptif analisis,
dimana metode ini menggambarkan objek penelitiannya berdasarkan fakta-fakta yang ada
dan yang sedang berlangsung. Hasil dari penelitian ini, menyatakan bahwa efektivitas
pelaksanaan mutasi pegawai di BKPSDM Kepulauan Bangka Belitung sudah terbilang
baik. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan
mutasi. Akan tetapi terdapat beberapa kendala seperti lambatnya verifikasi dan
pengolahan data pada proses mutasi. Terdapat juga upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kendala efektivitas pelaksanaan mutasi tersebut, diantaranya adalah melakukan
pembinaan dan pelatihan bagi pegawai, melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
seluruh OPD, serta melakukan komitmen dan kerja sama penempatan pegawai.

Jurnal penelitian oleh Ade Ropi dengan judul penelitian “Efektivitas Pelaksanaan
Mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah Dan Diklat
Kabupaten Ciamis”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan efektivitas mutasi
PNS yang belum optimal dalam pelaksanaannya. Metode ini masih sama seperti
penelitian oleh Imam Rosadi, yaitu menggunakan metode deskriptif analisis. Efektivitas
pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan
Diklat Kabupaten Ciamis sudah cukup baik jika ditijau dari pendekatan pengukuran
efektivitas kinerja pegawai, yakni adaptasi, integrasi, motivasi dan produksi. Akan tetapi,
pelaksanaan mutasi di Kabupaten Ciamis masih memiliki beberapa hambatan diantaranya
belum melaksanakan penempatan pegawai yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
pegawai tersebut, belum meratanya kompetensi sumber daya manusia di Badan
Kepegawaian Daerah, serta minimnya sosialisasi yang dilakukan dalam pelaksanaan
mutasi PNS. Peneliti menyimpulkan upaya dan saran untuk Badan Kepegawaian Daerah
dan Diklat Kabupaten Ciamis agar memberikan masukan dan arahan kepada setiap PNS
tentang arti penting serta tujuan dari mutasi, sehingga PNS tidak menjadikan mutasi
sebagai suatu ancaman karier PNS tetapi untuk meningkatkan kualitas penyelelenggaraan
Pemerintahan serta pelayanan publik. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten
Ciamis juga harus membuat data base PNS yang berdasarkan latar belakang Pendidikan
dalam menempatkan pegawai sehingga efektivitas kerja pegawai menjadi lebih baik.

2.2 Landasan Teoritik


2.2.1 Konsep Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran dari berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Apabila tujuan tersebut dapat dicapai oleh
organisasi tersebut, maka dapat dikatakan organisasi tersebut berjalan dengan efektif
(Mardiasmo, 2018).

Menurut Siagian dalam Misnawati (2018), “efektivitas ialah penggunaan asset,


target serta Yayasan dalam jumlah tertentu yang belum ditetapkan untuk membuat
berbagai barang dan jasa untuk diselesaikan. Kecukupan tersebut menunjukkan
pencapaian sejauh terlepas dari telah tercapainya tujuan. Apabila akibat dari proses
tersebut mendekati, berarti semakin tinggi efektivitas yang dibuat oleh organisasi, baik
swasta maupun pemerinta, maka pada saat itu tujuan-tujuan tersebut terpusat pada target
pelaksanaan dan tingkat pencapaian yang dilakukan oleh para pelaksana tersebut (pekerja
yang sebenarnya).”

Campbell J.P juga mengatakan bahwa efektivitas merupakan takaran berhasil


atau tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu
organisasi mencapai tujuannya maka oragnisasi tersebut sudah berjalan secara efektif.
Sub faktor efektivita menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari
keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi
output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka
semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Campbell mengatakan (dalam Meicha
Amelia Putri, 2017) bahwa pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling
menonojol adalah keberhasilan program, keberhasilan sasaran, kepuasan terhadap
program, tingkat input dan output dan pencapaian tujuan menyeluruh. Sehingga
efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam
melaksanakan program kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, secara komprehensif, efektivitas dapat dikatakan sebagai tingkat kemapuan
suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas pokoknya atau
untuk dadpat mencapai target yang telah ditentukan.

Adapun indikator untuk mengukur efektivitas kerja menurut Campbell (dalam


Meicha Amelia Putri, 2017) meliputi :

1. Kesiapsiagaan
Penilaian yang menyeluruh tentang kemungkinan bahwa organisasi harus
memiliki pilihan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu bila diperlukan.
2. Efisiensi
Proporsi yang mencerminkan pemeriksaan beberapa bagian dari unit-unit
eksekusi dengan biaya untuk membuat presentasi tersebut
3. Absen
Kecenderungan individu untuk menginvestasikan lebih banyak upaya
dalam mencapai tujuan
4. Semangat Kerja
Keadaan yang timbul pada diri seorang individu yang menyebabkan
individu tersebut dapat melakukan pekerjaannya dalam suasana positif
sehingga dapat bekerja dengan giat dan baik
5. Motivasi
Kekuatan kecenderungan individu untuk mengikutsertakan dirinya dalam
latihan-latihan yang terkoordinasi secara objektif di tempat kerja. Ini
adalah kecenderungan keinginan untuk mencoba mencapai tujuan
hierarkis
6. Kepuasan
Kesenangan individu atas pekerjaan yang dilakukannya

Ukuran efektivitas ialah sesuatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran-


sasaran serta tujuan yang hendak dicapai dan membuktikan pada tingkatan sejauh mana
organisasi, program atau kegiatan melaksanakan fungsi-fungsi secara maksimal.

2.2.2 Konsep Mutasi


Mutasi adalah suatu perubahan posisi atau jabatan atau tempat atau pekerjaan
yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) didalam satu
organisasi (S.P.Hasibuan, 2008). Mutasi atau transfer adalah proses perpindahan
seseorang ke posisi baru dengan tingkatan (level) dan kompensasi yang sama, mutasi bisa
dilakukan di lingkup internal bagian, antar bagian, atau antar unit dalam satu induk
perusahaan yang secara geografis berada di lokasi yag berbeda (Edison dkk, 2018).

Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo (2002) mutasi adalah kegiatan


ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab,
dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga
kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat
memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada perusahaan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan mengenai atau pemindahan kerja/
jabatan lain dengan harapan pada jabatan baru itu dia akan lebih berkembang. Menurut
Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang
Tata Cara Pelaksanaan Mutasi, Mutasi adalah perpindahan tugas dan/atau lokasi dalam 1
(satu) Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat, 1 (satu) Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah,
antar-Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan Negara Indonesia di luar
negeri serta atas permintaan sendiri.

Menurut peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 5 Tahun 2019 tentang


Tata Cara Pelaksanaan Mutasi yaitu :

1. Kompetensi
2. Pola karir
3. Pemetaan pegawai
4. Kelompok rencana suksesi (talentpool)
5. Perpindahan dan pengembangan karier
6. Penilaian prestasi kerja/kinerja dan perilaku kerja
7. Kebutuhan organisasi
8. Sifat pekerjaan teknis atau kebijakan tergantung pada klasifikasi jabatan

Sedangkan mutasi yang dimaksud oleh Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999


tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian, adalah Pemindahan dan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam
pangkat dan jabatan-jabatan tertentu, yang didasarkan atas prinsip profesionalisme sesuai
dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang telah ditetapkan untuk
jabatan itu serta syarat-syarat lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras
atau golongan. Sedangkan untuk lebih menjamin objektivitas dalam mempertimbangkan
pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan suatu penilaian terhadap
prestasi kerja
Landasan hukum pelaksanaan mutasi, pengangkatan dan pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil adalah :

a. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok


Kepegawaian (Lembaga Negara Tahun 1999 Nomor 16 Tambahan
lembaran Negara Nomor 3890).
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara.
c. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia nomor 5 tahun
2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan Mutasi

Ketiga peraturan perundang-undangan tersebut merupakan pedoman pelaksanaan


mutasi kepegawaian disetiap instansi pemerintah umum dan daerah.

Mutasi pada dasarnya termasuk kedalam fungsi pengembangan pegawai, ini


disebabkan tujuan mutasi adalah untuk meningkatkan efisiensi dak efektivitas kerja
dalam organisasi tersebut. Tujuan dari mutasi dinataranya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan produktivtas pegawai negeri sipil


2. Menciptakan keseimbangan kerja antar pegawai negeri sipil
3. Memperluas dan menambah pengetahuan dan keterampilan pegawai
negeri sipil
4. Menghilangkan rasa jenuh pada pelaksanaan pekerjaan
5. Pelaksanaan hukuman atau sanksi atas pelanggaran yang dilakukan
6. Memberikan imbalan dan pengakuan terhadap prestasi kerjanya

Dari beberapa tujuan diatas, dapat kita katakana bahwa pada dasarnya tujuan dari
mutasi itu sendiri adalah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta
pengalaman pegawai negeri sipil dalam pekerjaannya.

Kegiatan mutasi pegawai negeri sipil memiliki ruang lingkup yang cukup luas,
hal ini dikarenakan masalah kepegawaian dan manajemen sumber daya manusia salah
satunya adalah menempatkan pegawai negeri sipil pada unit tertentu dengan keahlian dan
kemampuan yang sesuai dan tepat. Ruang lingkup mutasi pegawai mencakup semua
perubahan mulai dari perubahan posisi, perubahan analisis jabatan, hingga perubahan
tempat kerja pegawai. Hal ini dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasibuan (2009) yaitu :
1. Mutasi Horizontal
Merupakan perubahan tempat atau jabatan pegawai negeri sipil tetapi
masih pada ranking yang sama didalam tubuh organisasi. Mutasi secara
horizontal ini mencakup mutasi tempat dan mutasi jabatan.
2. Mutasi Vertikal
Merupakan perubahan posisi atau jabatan atau pekerjaan, promosi atau
demosi sehingga kewajiban dan kekuasaanya juga berubah

2.3 Landasan Legalistik


2.3.1 Pedoman Mutasi Pegawai Negeri Sipil
Pelaksanaan mutasi pada pegawai negeri sipil merujuk kepada Peraturan Badan
Kepegawaian Negara Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan Mutasi.
Mutasi tersebut dilaksanakan dengan dasar kesesuaian kompetensi PNS dengan
persyaratan yang diperlukan jabatan, klasifikasi jabatan dan pola karir dengan
memperhatikan juga kebutuhan unit atau organisasi kerja. Persyaratan umum dari mutasi
sendiri terdiri dari :

1. berstatus PNS;
2. analisis jabatan dan analisis beban kerja terhadap jabatan PNS yang akan
mutasi;
3. surat permohonan mutasi dari PNS yang bersangkutan;
4. surat usul mutasi dari PPK instansi penerima dengan menyebutkan
jabatan yang akan diduduki;
5. surat persetujuan mutasi dari PPK instansi asal dengan menyebutkan
jabatan yang akan diduduki;
6. surat pernyataan dari instansi asal bahwa PNS yang bersangkutan tidak
sedang dalam proses atau menjalani hukuman disiplin dan/atau proses
peradilan yang dibuat oleh PPK atau pejabat lain yang menangani
kepegawaian paling rendah menduduki JPT Pratama;
7. salinan/fotokopi sah keputusan dalam pangkat dan/atau jabatan terakhir;
8. salinan/fotokopi sah penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir;
9. surat pernyataan tidak sedang menjalani tugas belajar atau ikatan dinas
yang dibuat oleh PPK atau pejabat lain yang menangani kepegawaian
paling rendah menduduki JPT Pratama; dan/atau
10. surat keterangan bebas temuan yang diterbitkan Inspektorat di mana PNS
tersebut berasal.

Mutasi pada umunya terdiri dari beberapa jenis berdasarkan peraturan Badan
Kepegawaian Negara tentang Tata Cara Mutasi diantaranya mutasi pegawai negeri sipil
dalam satu Instansi Pusat atau Daerah, mutasi pegawai negeri sipil antar Kabupaten/Kota
dalam satu provinsi, mutasi pegawai negeri sipil antar Kabupaten/Kota antar provinsi dan
antar provinsi, mutasi pegawai negeri sipil Provinsi/Kabpaten/Kota ke Instansi Puat dan
sebaliknya. Dalam mutasi sendiri, terdapat mutas yang dapat diajukan oleh pegawai
negeri sipil sendiri dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.

a. Mutasi PNS mensyaratkan Pertimbangan BKN, pertimbangan ini memuat


persetujuan BKN setelah berkas mutasi terverifikasi dan tervalidasi oleh
BKN. Bila lengkap dan cocok, BKN akan menerbitkan Pertimbangan
Teknis.
b. Mutasi PNS membutuhkan waktu;
c. PNS yang hendak mutasi atas permintaan sendiri harus siap melepas
jabatan;
d. Untuk PNS yang hendak mutasi namun memiliki Ikatan Dinas atau
sedang tugas belajar, harus siap dengan konsekuensi tuntutan ganti rugi;
e. Beberapa instansi memiliki ujian mutasi PNS sebelum menerima PNS
masuk ke instansinya.

2.3.2 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan
instansi pemerintah yang bergerak dibidang sumber daya manusia suatu daerah. Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia memiliki beberapa bidang tugas
dalam pelaksanaan fungsinya di pemerintahan, diantaranya adalah kesekretariatan,
pengembangan aparatur, pengadaan, penilaiana kinerja aparatur, hingga mutasi dan
promosi pegawai. Salah satu bidang pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia adalah bagian mutasi pegawai. Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia memiliki beberapa fungsi sebagai pelaksana
mutasi pada pegawai negeri sipil, yaitu :

1. pelaksanaan dan penyelenggaraan mutasi pegawai negeri;


2. penyelesaian administrasi mutasi pegawai negeri sipil;
3. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengelolaan mutasi
4. pengoordinasian pelaksanaan mutasi pegawai negeri;
Dalam pelaksanaannya, sub bidang mutasi pada Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia memiliki beberapa uraian tugas dari fungsi-fungsi
diatas diantaranya melaksanakan kebijakan mutasi sesuai regulasi yang berlaku,
menyelenggarakan proses mutasi sesuai prosedur, mengoordinasikan proses mutasi,
memverivikasi, meneliti, dan memproses kegiatan mutasi.

2.4 Kerangka Penelitian


Penyelenggaraan mutasi dalam pemerintahan ditentukan oleh kualitas dan
kemampuan yang dimiliki sumber daya aparatur suatu daerah. Kemampuan pemerintah
dalam mengelola sumber daya aparatur didalamnya juga sangat diperlukan. Pada saat
melakukan mutasi pegawai, proses haruslah sesuai prosedur, kompetensi dan persyaratan
untuk dilakukannya mutasi.

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

2. Peraturan Gubernur Provinsi Kalimatan Tengah Nomor 2 Tahun 2020


Tentang Perpindahan Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah

3. Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 26 Tahun 2018 Tentang


Petunjuk Teknis Mutasi Pegawai Mutasi Pegawai Negeri Sipil Pada
Pemerintah Kota Palangka Raya

4. Peraturan BKN RI Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan


Mutasi

Efektivitas Pelaksanaan Mutasi Pegawai Negeri Sipil Di Badan Kepegawaian


Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kota Palangka Raya

Teori Efektivitas Duncan


(Indrawijaya, 2014;189)

Faktor 1. Pencapaian tujuan Upaya dan


Penghambat Solusi
2. Integrasi

3. Adaptasi

Efektivitas pelaksanaan
mutasi
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan sebuah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
dimana terdapat berbagai unsur yang harus dimuat dan diperhatikan didalamnya
yaitu :

1. Desain Penelitian
2. Sumber Data Penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data
4. Teknik Analisis Data
5. Operasional Konsep Penelitian
6. Instrumen Penelitian

Enam unsur tersebut akan diuraikan oleh peneliti sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti.

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, dimana
pendekatan kualitatif ini memiliki pengertian sebagai pendekatan yang bersifat
natural berdasarkan situasi lapangan, sebagaimana adanya, tanpa adanya
manipukasi dari pihak manapun. Informasi data yang diperoleh didapatkan
melalui informan dan narasumber yang berkaitan dengan teori dan permasalahan
yang diangkat. Pendekatan ini mengelola data yang djelaskan berdasarkan
menggunakan hasil dilapangan, yang kemudian dijabarkan kembali menggunakan
tulisan-tulisan, tidak dengan angka. Penelitian kualitatif menurut Creswell
(2002:19) adalah proses penelitian yang berfokus pada masalah manusia atau
masyarakat. Peneliti membuat keseluruhan gambar yang kompleks, menganalisa
kata, melaporkan pendapat informan secara mendetail, dan melakukan penelitian
di lingkungan alami.
3.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data dari penelitian merupakan asal dari subyek data yang
diperoleh dalam menyusun pendapat, keterangan, dan bahan dari sebuah
penelitian. Sumber data diperlukan untuk menunjang terlaksananya penelitian dan
sekaligus untuk menjamin keberhasilan. Dalam hal ini data yang dibutuhkan
dalam penelitian diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh
langsung dari teknik wawancara informan atau sumber langsung melalui interaksi
langsung antar narasumber dan pengumpul data. Sedangkan sumber data sekunder
merupakan sumber data yang didapatkan dari sumber kedua, tidak didapatkan
secara interaksi langsung melainkan melalui dokumen-dokumen dan data yang
diberikan oleh orang lain.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data digunakan untuk pengumpulan data yang sesuai
Metode penelitian untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Menurut
Sugiyono (2012), teknik pengumpulan data merupakan langkah pertama
penelitian yang paling strategis karena itulah tujuan utama penelitian
Mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini Penggunaan
teknik dokumentasi, observasi dan wawancara.

3.4 Teknik Analisis Data


Dalam sebuah penelitian kualitatif, data dapat diperoleh dari berbagai
sumber dengan menggunakan pengumpulan data yang bermacam-macam sampai
mencapai titik maksimal yang sering dinamakan dengan titik jenuh. Menurut
Sugiyono, terdapat tiga model interaktif dalam analisis data yaitu reduksi data,
penyajian data, serta penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan suatu alat yang digunakan
dalam penelitian untuk mengumpulkan data dan supaya pengumpulan
tersebut sistematis dan mudah. Instrumen penelitian merupakan sesuatu
yang sangat penting dan strategi kedudukannya dalam keseluruhan
kegiatan penelitian. Dengan instrumen, akan diperoleh data yang
merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dan membuktikan hipotesis.
Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam
hipotesis.
2. Reduksi Data
Reduksi data termasuk dalam kategori pekerjaan analisis data. Data
yang berupa catatan lapangan (filed notes) jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang penting, dicari tema polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap
peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari
penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti
dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang di pandang
asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru hal tersebut yang harus
dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Reduksi data
merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
kedalaman wawasan yang tinggi.
3. Display Data
Hasil reduksi tersebut akan di display dengan cara tertentu untuk
masing-masing pola, kategori, fokus, tema yang hendak difahami dan
dimengerti persoalannya. Penggunaan display data dapat membantu
peneliti untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian
tertentu dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya, teks naratif merupakan jenis yang
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif.
4. Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

3.5 Operasional Konsep Penelitian


Menurut Sugiyono (2012), definisi operasional adalah penentuan konstrak
atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan
mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan
cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Sedangkan menurut Nani Darmayanti
(dalam Mushlihin 2013) definisi operasional adalah rumusan tentang ruang
lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan dan penelitian
karya ilmiah Jadi, dapat disimpulkan operasional adalah definisi yang didasarkan
atas sifat-sifat variabel yang diamati. Operasional mencakup hal-hal penting
dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Operasional bersifat spesifik, rinci,
tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian
dan halhal yang dianggap penting.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, tetapi
setelah fokus penelitian menjadi jelas, kemungkinan instrumen penelitian tersebut
dikembangkan secara sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Adapun instrumen-instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Key instrument, dimana peneliti sendirilah yang berperan sebagai alat


utama dalam penelitian.
2. Instrumen lainnya
a. Pedoman wawancara;
b. Alat perekam wawancara;
c. Alat pengambilan gambar (kamera foto dan video).

Anda mungkin juga menyukai