Anda di halaman 1dari 8

Nama : Adenan Kumara Theodore Tukat

NPP : 32.0713
Kelas : E-1
Dosen : Selvi Diana Meilinda, MPA
Ujian Akhir Semester Kebijakan Publik

1. Permasalahan : Kota Palangka Raya merupakan kota yang masih terbilang dalam
masa pembangunan yang masih baru dalam pemerintahan di Indonesia, dimana masih
banyak sekali terdapat permasalahan-permasalahan dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakatnya. Salah satu permasalahan krusial yang terus diupayakan oleh
Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya saat ini yaitu optimalisasi penanganan dan
pengelolaan sampah. Hal ini disebabkan tidak layaknya tempat pembuangan sampah
yang berpengaruh terhadap peningkatan jumlah sampah di lingkungan kota
Palangkaraya.

Sumber : https://dlh.palangkaraya.go.id/dlh-kota-palangka-raya-pastikan-ketersediaan-tps-
dan-depo-sampah/

2.
Peningkatan
kuantitas
sampah

Himbauan
Pengumpulan
masyarakat
terpadu sampah
tentang sampah

Sosialisasi
Pembuatan TPS
pengurangan
di titik strategis
sampah

Peningkatan kuantitas
sampah
Pemanfaatan
kembali sampah
Kurangnya kesadaran Kurangnya pemanfaatan
lingkungan pada masyarakat teknologi dalam
penanggulangan sampah

Personil Kurangya pendidikan Machines


lingkungan tentang sampah

Minim penyuluhan mengenai


Tempat TPS yang sudah rusak sampah dan kesadaran
dan tidak layak lingkungan
Material
Methods
Personil

Banyak masyarakat
masih membuang
Titik letas TPS yang jauhsampah
dan sembarangan
tidak strategis
Measurement
Environment
Masyarakat cenderung
menumpuk sampah di
sekitarnya
3. Konsep kebijakan yang ditawarkan :
a. Pembuatan tempat pembuangan sampah pada lokasi-lokasi yang dianggap
strategis di daerah tersebut. Marpaung, D., Iriyanti, Y., dan Prayoga, D. (2022)
mengatakan bahwa perilaku membuang sampah sembarangan pada
masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor sarana dan
prasarana yang tidak tersedia dengan persentase sebesar 63%, kemudian
tingkat pendidikan yang rendah sebesar 57%, dan kurangnya dukungan
pemerintah desa dalam pengolahan sampah. Fasilitas Sarana dan prasarana
pengelolaan sampah sangat penting dalam upaya menjaga kebersihan dan
keberlanjutan lingkungan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa sarana dan
prasarana pengelolaan sampah memiliki pentingnya:
i. Kesehatan Masyarakat: Pengelolaan sampah yang baik dan efektif
dapat mencegah penyebaran penyakit. Jika sampah tidak dikelola
dengan benar, bisa menyebabkan penumpukan sampah yang
memungkinkan berkembangnya organisme penyebab penyakit, seperti
nyamuk yang menularkan demam berdarah atau tikus yang membawa
penyakit melalui tinja mereka. Dengan sarana dan prasarana yang
memadai, seperti tempat pembuangan sampah yang terpisah, sistem
pengangkutan yang efisien, dan fasilitas pengolahan sampah yang
modern, risiko penyebaran penyakit dapat diminimalkan.
ii. Kebersihan Lingkungan: Sampah yang terbuang sembarangan dapat
merusak keindahan alam dan mengganggu ekosistem. Plastik, kertas,
dan logam yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari tanah,
sungai, dan laut, menyebabkan kerusakan ekosistem dan mengancam
flora dan fauna. Dengan adanya sarana dan prasarana pengelolaan
sampah yang memadai, seperti tempat pembuangan sampah yang
terpisah, tempat daur ulang, dan fasilitas pengolahan sampah, sampah
dapat dikelola dengan baik, mencegah pencemaran lingkungan dan
menjaga kebersihan.
iii. Daur Ulang dan Pengurangan Sampah: Sarana dan prasarana yang
memadai juga mendukung praktik daur ulang dan pengurangan
sampah. Dengan adanya tempat daur ulang yang mudah diakses,
seperti bank sampah atau pusat daur ulang, masyarakat didorong untuk
memisahkan dan mendaur ulang sampah yang dapat diproses kembali.
Ini membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat
pembuangan akhir dan mengurangi tekanan terhadap sumber daya
alam yang terbatas.
iv. Efisiensi Sumber Daya: Pengelolaan sampah yang baik juga dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Sampah yang
dikelola dengan benar dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber
energi atau bahan baku dalam proses daur ulang. Misalnya, sampah
organik dapat diolah menjadi pupuk kompos yang berguna untuk
pertanian, dan sampah non-organik seperti plastik atau kertas dapat
didaur ulang menjadi produk baru. Dengan cara ini, pengelolaan
sampah dapat membantu mengurangi penggunaan sumber daya alam
yang baru dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
v. Dalam rangka mencapai pengelolaan sampah yang efektif, diperlukan
investasi dalam sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini meliputi
penyediaan tempat pembuangan sampah yang terpisah, sistem
pengangkutan yang efisien, fasilitas pengolahan sampah yang modern,
serta pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai penting
b. Sosialisasi pengurangan sampah adalah upaya untuk mengedukasi dan
mempromosikan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi
sampah dan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi jumlah sampah yang
dihasilkan, mempromosikan daur ulang, dan meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan
dalam sosialisasi pengurangan sampah:
i. Edukasi Masyarakat: Sosialisasi harus dimulai dengan memberikan
pengetahuan dasar tentang dampak buruk sampah terhadap lingkungan.
Sampaikan informasi tentang masalah sampah, seperti pencemaran,
penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, dan kerusakan
ekosistem. Berikan data dan fakta yang relevan untuk membuat
masyarakat menyadari urgensi pengurangan sampah.
ii. Sistem Pengelolaan Sampah yang Efektif: Dorong masyarakat untuk
menggunakan sistem pengelolaan sampah yang efektif, seperti
memisahkan sampah organik dan anorganik, daur ulang, dan
pengomposan. Sosialisasikan tentang manfaat dan langkah-langkah
yang diperlukan dalam menerapkan sistem pengelolaan sampah yang
baik.
iii. Kampanye 3R (Reduce, Reuse, Recycle): Ajak masyarakat untuk
menerapkan prinsip 3R dalam kehidupan sehari-hari. Dorong mereka
untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan sekali pakai, memilih
produk yang dapat digunakan kembali, dan mendaur ulang barang-
barang yang dapat didaur ulang. Sosialisasikan cara-cara kreatif untuk
memanfaatkan kembali barang yang sudah tidak terpakai.
iv. Melibatkan Sekolah dan Komunitas: Sosialisasi pengurangan sampah
dapat dilakukan melalui kegiatan di sekolah dan melibatkan komunitas
lokal. Dengan melibatkan siswa, guru, dan orang tua di sekolah, serta
organisasi masyarakat di lingkungan sekitar, pesan-pesan tentang
pengurangan sampah dapat disebarkan dengan lebih efektif.
v. Penggunaan Media Sosial dan Teknologi: Manfaatkan media sosial
dan teknologi untuk menyebarkan pesan-pesan tentang pengurangan
sampah. Buat kampanye online, video pendek, atau posting informatif
tentang praktik-praktik ramah lingkungan. Gunakan tagar dan label
yang relevan untuk mencapai audiens yang lebih luas.
vi. Contoh Teladan: Jadilah contoh teladan dalam menerapkan praktik
pengurangan sampah. Ketika masyarakat melihat orang lain yang
berhasil mengurangi sampah dan menjalankan praktik ramah
lingkungan, mereka cenderung terinspirasi untuk melakukan hal yang
sama.
vii. Kemitraan dengan Pemerintah dan Organisasi Non-Pemerintah:
Kerjasama dengan pemerintah dan organisasi non-pemerintah dapat
memperkuat upaya sosialisasi. Kolaborasi dengan lembaga-lembaga
terkait dapat membantu dalam penyediaan infrastruktur pengelolaan
sampah yang lebih baik dan menyediakan sumber daya.
Pengurangan sampah yang efektif melibatkan pengambilan langkah-langkah
praktis untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Mengomposkan
Sampah Organik, seperti sisa makanan dan dedaunan, dapat diomposkan
menjadi pupuk alami. Dengan mengomposkan sampah organik, Anda tidak
hanya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir,
tetapi juga menghasilkan pupuk yang berguna untuk tanaman. Pertimbangkan
kebutuhan sebenarnya sebelum membeli barang-barang baru. Hindari
pembelian impulsif atau barang yang tidak terlalu diperlukan. Pilih barang
dengan kualitas yang baik dan tahan lama agar tidak perlu sering
menggantinya. Dengan demikian, Anda mengurangi sampah yang dihasilkan
oleh pembelian berlebihan dan cepat rusak. Dengan mengurangi penggunaan
produk dengan kemasan berlebihan atau beralih ke produk yang dikemas
dalam kemasan yang dapat didaur ulang atau ramah lingkungan.
c. Pendidikan pengelolaan sampah sangat penting karena sampah merupakan
salah satu masalah lingkungan yang signifikan di seluruh dunia. Hal ini sangat
dibutuhkan pada masyarakat suatu daerah karena akan membantu
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif dari pengelolaan
sampah yang buruk terhadap lingkungan. Dengan pemahaman yang lebih baik
tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar, individu dapat
mengambil tindakan yang lebih bertanggung jawab terhadap sampah yang
dihasilkan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik yang tentunya
menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah, yang pada gilirannya dapat
membahayakan kesehatan manusia dapat dicegah melalui pendidikan
pengelolaan sampah, masyarakat dapat belajar tentang praktik pengelolaan
yang aman untuk mencegah penyebaran penyakit dan mengurangi risiko
kesehatan yang terkait dengan sampah. Sampah juga terdekomposisi di tempat
pembuangan akhir menghasilkan gas rumah kaca seperti metana, yang
berkontribusi terhadap perubahan iklim. Dengan pendidikan pengelolaan
sampah, masyarakat dapat belajar tentang pengurangan, daur ulang, dan
pengelolaan energi dari sampah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dengan adanya pendidikan pengelolaan sampah juga dapat merangsang
inovasi dalam teknologi pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah
lingkungan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang masalah sampah,
individu dan lembaga dapat bekerja sama untuk mengembangkan solusi yang
lebih baik dalam pengelolaan sampah. Pendidikan pengelolaan sampah
penting untuk mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat terhadap sampah.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pengelolaan sampah
yang baik, kita dapat bekerja menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan
berkelanjutan.

Berikut adalah beberapa contoh pemanfaatan kembali sampah:


i. Daur ulang kertas: Sampah kertas seperti koran, kertas kantor, atau
kardus dapat didaur ulang menjadi kertas baru. Proses ini melibatkan
pemecahan serat kertas bekas, pembersihan, pemutihan, dan
pengeringan untuk menghasilkan kertas baru.
ii. Daur ulang logam: Logam seperti aluminium, besi, atau baja dapat
didaur ulang menjadi bahan baku baru. Proses daur ulang logam
melibatkan peleburan dan pemurnian logam bekas untuk menghasilkan
logam baru yang dapat digunakan dalam pembuatan produk baru.
iii. Daur ulang plastik: Plastik adalah salah satu jenis sampah yang sulit
terurai di alam. Namun, dengan daur ulang, plastik dapat diubah
menjadi biji plastik atau bahan baku lain yang dapat digunakan dalam
pembuatan produk plastik baru.
iv. Kompos dari sampah organik: Sampah organik seperti sisa makanan
atau daun dapat diubah menjadi kompos melalui proses pengomposan.
Kompos yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk
tanaman.
v. Daur ulang elektronik: Elektronik bekas seperti komputer, telepon
seluler, atau perangkat elektronik lainnya dapat didaur ulang. Ini
melibatkan pemisahan komponen elektronik, penghapusan data
pribadi, dan pengolahan komponen elektronik untuk penggunaan ulang
atau pemulihan bahan berharga seperti logam dan plastik.
vi. Penggunaan kembali kemasan: Kemasan seperti botol kaca atau botol
plastik dapat digunakan kembali setelah dibersihkan dan diproses. Ini
membantu mengurangi produksi sampah kemasan sekali pakai.
vii. Pemanfaatan energi dari sampah: Sampah yang tidak dapat didaur
ulang secara efektif dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi.
Sampah dapat dibakar untuk menghasilkan panas yang digunakan
untuk menghasilkan listrik atau panas.
Pemanfaatan kembali sampah merupakan bagian penting dari praktik
pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Pemanfaatan kembali sampah juga
menciptakan lapangan kerja dalam industri daur ulang dan mengurangi
ketergantungan pada bahan baku baru.

Anda mungkin juga menyukai