Anda di halaman 1dari 17

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DALAM
PENGOLAHAN SAMPAH
Mata kuliah penyehatan sampah 2D3B
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK 9
1) Kintan Febry Nurrrizqa (P21345120034)
2) Nabila Ainiyah Fauzi (P21345120040)
3) Nilta Saniyyah (P21345120042)
MATERI

Pemberdayaan masyarakat

Prinsip pengolahan sampah


berbasis masyarakat

Metode pengolahan sampah berbasis


masyarakat
Pengertian pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam


pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan
dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara (Permendagri No.7 Tahun 2007).
Jadi inti dari pemberdayaan meliputi tiga hal, yaitu pengembangan,
memperkuat potensi atau daya, dan terciptanya kemandirian.
TUJUAN
Tujuan pemberdayaan adalah meningkatkan derajat kemandirian masyarakat.
Masyarakat diharapkan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sendiri
dan tidak lagi bergantung pada kedermawanan dari pihak lain. Dalam hal ini
masyarakat diharapkan bisa menjadi pribadi yang swadiri (mampu mengurusi
dirinya sendiri), swadana (mampu membiayai keperluan sendiri), dan
swasembada (mampu memenuhui kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan).
TAHAPAN DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
01 02 03

Tahap penyadaran dan Tahap transformasi Tahap peningkatan


pembentukan perilaku kemampuan berupa kemampuan intelektual
wawasan pengetahuan
Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat

Pengolahan sampah berbasis masyarakat telah dikelola melalui 3 prinsip


yaitu reduce, reuse dan recycle yang biasa disingkat 3R (R1= reduce, R2
= reuse, R3 = recycle).
Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R merupakan upaya untuk
mengurangi beban TPA (tempat pemrosesan akhir) sampah. Pengelolaan
sampah berbasis masyarakat melalui prinsp 3R, perlu dioptimalkan di
dalam penerapannya karena program ini berkaitan dengan kebijakan dan
strategi nasional pengembangan pengelolaan persampahan terutama
berkaitan dengan kebijakan pengurangan sampah sejak dari sumbernya,
sesuai yang diamatkan dalam UU No 18 Tahun 2008, tentang
Pengelolaan Sampah dan Permen PU No 21/PRT/M/2006, tentang
kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Persampahan.
Disini ada perbandingan konsep paradigma lama dengan
paradigma baru dimana konsep dari pengelolaan sampah
Paradigma baru diharapkan yang diangkut dan masuk ke
TPA sampah tinggal residunya saja sehingga dapat menekan
kebutuhan lahan untuk tempat pemrosesan akhir sampah,
sehingga kebutuhan lahan untuk penimbunan dapat ditekan.
Keuntungan pola 3R dalam pengelolaan sampah antara lain :
• Mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke
TPA
• Dapat dijual kembali sehingga mempunyai nilai ekonomi
Dalam pendukungan penerapan 3R Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan
 Memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan
 Memfasilitasi kegiatan mengguna-ulang dan mendaur ulang
dan Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang
Metode Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat

Pengelolaan sampah telah diatur dalam Undang-Undang nomor 18 Tahun 2008


Tentang Pengelolaan Sampah. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 dijelaskan
bahwa pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangandan penanganan sampah.
Dalam Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 Tahun 2008 pasal 4
dipaparkan bahwa pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Dengan adanya pengelolaan sampah diharapkan kualitas lingkungan semakin
meningkat dengan ditandai berkurangnya sanitasi air yang tercemar sampah, polusi udara
dan polusi tanah yang diakibatkan oleh sampah yang secara tidak langsung juga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat yang ditandai dengan berkurangnya jumlah
masyarakat yang sakit.
Metode yang dapat dilakukan leh masyarakat

Konsep Bersih Mandiri


Dimana dalam konsep ini kita sebagai masyarakat dituntut untuk aktif berperan dalam
upaya pengurangans ampah. Langkah – langkah yang dapat dilakukan yaitu :
1. Pada fase awal di tingkat rumah tangga setidaknya diupayakan untuk mengolah
sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik dipilah serta dikumpul menurut
jenisnya sehingga memungkinkan untuk di daur-ulang.
2. Pengolahan sampah yang tidak memungkinkan untuk diolah di setiap lingkungan rumah
tangga yang mempunyai TPS. TPS yang ada dengan menggunakan pendekatan ini
kemudian diubah fungsinya menjadi semacam pabrik pengolahan sampah terpadu,
yang produk hasil olahnya adalah kompos, bahan daur ulang dan sampah yang tidak
dapat diolah lagi.
3. Tahapan akhir adalah pengangkutan sisa akhir sampah, sampah yang tidak dapat
didaur ulang atau tidak dapat dimanfaatkan lagi di TPS sekitar 10-20% sampah menuju
TPA. Pada fase ini barulah proses penimbunan atau pembakaran sampah akhir dapat
dilakukan dengan menggunakan incinerator.
Tujuan konsep bersih mandiri

1. Membudayakan cara pembuangan sampah yang baik mulai dari


lingkungan rumah tangga hingga ke TPS dengan menggunakan kresek/box
sampah.
2.Menata TPS menjadi pusat pemanfaatan sampah organik dan anorganik
secara maksimal.
3. Menjadikan sampah organik dan anorganik yang tersisa dari pengelolaan
di tingkat komunal menjadi bahan baku bahan pembangkit listrik dan biogas
berbasis sampah kota.
4 .Program pengelolaan sampah berbasis komunal ini secara pasti akan
memotong mata rantai distribusi sampah dari TPS ke TPA.
5. Menciptakan usaha baru di tingkat masyarakat, yang akhirnya akan
memandirikan masyarakat dalam mengelola sampahnya sendiri.
Kesimpulan
proses pemberdayaan juga menyiratkan perubahan dari sisi pemerintah. Upaya kegiatan
3R membutuhkan partisipasi aktif seluruh masyarakat yang terkait dengan masalah
persampahan. Mengingat upaya pengurangan volume sampah di sumber sangat erat
kaitannya dengan perilaku masyarakat, diperlukan suatu upaya penyadaran dan
peningkatan pemahaman untuk mendorong perubahan perilaku yang dilakukan secara
berjenjang, baik melalui promosi atau diseminasi maupun kampanye yang terus menerus.
Desiminasi dan sosialisasi penanganan 3R menjadi sangat penting dalam pengelolaan
sampah, perlu dilakukan terus-menerus kepada setiap strata lapisan masyarakat baik
secara individu maupun kelompok, dengan menggunakan bahasa, sarana-prasarana dan
media yang sesuai dengan target kelompok yang dituju. Diselenggarakannya pengelolaan
sampah tidak terlepas dari sebuah tujuan.
Thanks
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik

Please, keep this slide for the attribution


Daftar Pustaka
Sunit Agus Tri Cahyono. 2008. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Provinsi NTT. Yogyakarta:
B2P3KS.

Wrihatnolo, Randy R. Riant Nugroho Dwijowijoto. Manajemen Pemberdayaan, Sebuah Pengantar dan Panduan
Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007.

PERMENDAGRI No. 7 A Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyampaian Informasi Dan Tanggapan Atau Saran
Dari Masyarakat Atas Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah [JDIH BPK RI] kemendagri.go.id :
7 hlm.

Suparjan & Hempri Suyatno. (2003). Pengembangan Masyarakat dari pembangunan Sampai Pemberdayaan.
Yogyakarta: Aditya Media.

Mulia, Ricky.M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi pertama, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
DISKUSI
1. Refika : upaya atau cara apa saja supaya dalam pemberdayaan masyarakat ini mampu dan mandiri
dalam aktivitas tersebut?
Jawab:
pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memampukan dan memandirikan masyarakat melalui
3 cara, diantaranya:
a. Enabling, menciptakan situasi yang memungkinkan lahirnya potensi masyarakat untuk
berkembang.
b. Empowering, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dengan meningkatkan
kapasitas mereka.
c. Protecting, membangun sistem perlindungan untuk masyarakat yang sedang dikembangnkan.

2. Salwa : mengapa pengelolaan sampah rumah tangga di masyarakat sangat penting?


Jawab :
Sebab, hakikatnya sampah dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri. Salah satu yang dapat dilakukan
masyarakat untuk berperan serta mengelola sampah dan melestarikan lingkungan adalah
meninggalkan pola lama dalam mengelola sampah domestik (rumah tangga) seperti membuang
sampah di sungai dan pembakaran sampah, dengan menerapkan prinsip 4R yakni, reduce
(mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang) dan replace (mengganti) serta
melakukan pemisahan sampah organik dan sampah an-organik.
DISKUSI
3. Najla : Apa saja yang harus diperhatikan dalam menerapkan pengelolaan sampah terpadu berbasis
masyarakat khususnya di kawasan permukiman?
Jawab :
Untuk menerapkan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat di kawasan permukiman, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Komposisi dan karakteristik sampah, untuk memperkirakan jumlah sampah yang dapat dikurangi dan
dimanfaatkan.
2. Karakteristik lokasi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, untuk mengidentifikasi sumber
sampah dan pola penanganan sampah 3R yang sesuai dengan kemampuan masyarakat setempat.
3. Metode penanganan sampah 3R untuk mendapatkan formula teknis dan prasarana dan sarana 3R
yang tepat dengan kondisi masyarakat setempat.
4. Uji coba pengelolaan, sebagai ajang pelatihan bagi masyarakat dalam melaksanakan berbagai
metode 3R.
5. Keberlanjutan pengelolaan, untuk menjamin kesinambungan poses pengelola sampah yang dapat
dilakukan oleh masyarakat secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai