Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGELOLAAN SAMPAH

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah


Dosen Pengampu:
Catur Puspawati, ST., MKM.
Dr. Wartiniyati, SKM., M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 05
Nama : Helmalia Abidah
NIM : p21345121032
Kelas : 2D3A

PROGRAM STUDI DIII SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JAKARTA 2023
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Adapun judul
makalah ini adalah “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah”. Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan informasi mengenai pengertian dan konsep tanah.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah pengelolaan
sampah semester empat jurusan Kesehatan Lingkungan

Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta wawasan


yang penulis miliki, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada
semua yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini, semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa program studi D3 Sanitasi.

Jakarta, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................3
1.2 Rumusan Pembahasan......................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan..........................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat............................................. 4
2.2 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat ................................... 4
2.3 Metode Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat .........................7
BAB 3 PENUTUP............................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................10
Daftar Pustaka..................................................................................................11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman, kini wilayah pedesaan mengalami
beberapa perubahan. Perubahan tersebut dilakukan dalam salah satu cara
pembangunan desa tersebut. Namun terdapat dampak negatif dari pembangunan desa
ini, salah satunya mengenai persoalan sampah. Masyarakat sebagai aktor utama dalam
pengelolaan sampah, maka masyarakat perlu diberdayakan agar mampu melakukan
berbagai upaya penanganan sampah untuk lingkungannya sendiri.
Sistem pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat tersebut sangat penting
bagi program pengelolaan lingkungan di negara berkembang karena negara-negara
tersebut sangat kaya akan sumber daya manusia. Pengelolaan sampah berbasis
masyarakat adalah penanganan sampah yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat
untuk mengatasi sampah secara terorganisir, melalui tahap penimbulan,
pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir terhadap sampah yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Pembahasan
1. Apa pengertian Pemberdayaan Masyarakat ?
2. Apa prinsip Pengolahaan Sampah Berbasis Masyarakat ?
3. Bagaimana Metode Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat ?
1.1 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa pengertian pemberdayaan masyarakat
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip pengolahaan sampah berbasis masyarakat
3. Untuk mengetahui bagaimana metode pengolahan sampah berbasis masyarakat

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) sering kali sulit dibedakan
dengan pembangunan masyarakat (community development) karena mengacu pada
pengertian yang tumpang tindih dalam penggunaannya di masyarakat. Dalam kajian ini
pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dan pembangunan masyarakat
(community development) dimaksudkan sebagai pemberdayaan masyarakat yang sengaja
dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan,
memutuskan dan mengelola sumberdaya yang dimiliki sehingga pada akhirnya mereka
memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial secara
berkelanjutan. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya berkaitan erat
dengan sustainable development yang membutuhkan pra-syarat keberlanjutan kemandirian
masyarakat secara ekonomi, ekologi dan sosial yang selalu dinamis.

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang merangkum


nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat
peoplecentered, participatory, empowerment and sustainable (Chamber, 1995). Lebih jauh
Chamber menjelaskan bahwa konsep pembangunan dengan model pemberdayaan
masyarakat tidak hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic need) masyarakat
tetapi lebih sebagai upaya mencari alternative pertumbuhan ekonomi lokal.

Pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai strategi alternative dalam


pembangunan telah berkembang dalam berbagai literatur dan pemikiran walaupun dalam
kenyataannya belum secara maksimal dalam implementasinya. Pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat merupakan hal banyak dibicarakan masyarakat karena terkait
dengan kemajuan dan perubahan bangsa ini kedepan apalagi apabila dikaitkan dengan skill
masyarakat yang masih kurang akan sangat menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai model pembangunan berakar


kerakyatan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagian masyarakat kita
yang masih terperangkap pada kemiskinan dan keterbelakangan. Di tinjau dari sudut
pandang penyelenggaraan Administrasi Negara, pemberdayaan masyarakat tidak semata-
mata sebuah konsep ekonomi tetapi secara implicit mengandung pengertian penegakan
demokrasi ekonomi (yaitu kegiatan ekonomi berlangsung dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
4
rakyat). Dengan demkian konsep ekonomi yang dimaksud menyangkut penguasaan
teknologi, pemilikan modal, akses pasar serta ketrampilan manajemen. Oleh karena itu agar
demokrasi ekonomi dapat berjanan, maka aspirasi harus ditampung dan dirumuskan dengan
jelas oleh birokrasi pemerintah dan tertuang dalam rumusan kebjakan public (public
policies) untuk mencapai tujuan yang dikehendaki masyarakat.

2.2 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

Pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan pengelolaan


sampah yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat dilibatkan pada
pengelolaan sampah dengan tujuan agar mayarakat menyadari bahwa
permasalahan sampah merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat
(Cecep Dani Sucipto, 2012).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merintis pengelolaan
sampah mandiri berbasis masyarakat yaitu:
1. Sosialisasikan gagasan kepada masyarakat dan tokoh

Sosialisai ini dilakukan oleh penggagas terbentuknya pengelolaan


berbasis masyarakat kepada sebagian kcil masyarakat yang bersedia
untuk ikut andil dalam pengelolaan sampah dan tokoh masyarakat
misalnya kepala dusun, ketua RT maupun ketua RW.
2. Bentuk tim pengelola sampah

Tim pengelola sampah ini dapat terdiri dari pelindung biasanya oleh
kepala dusun, ketua RT atau ketua RW. Ketua pelaksana biasanya
dipegang oleh penggagas, sekretaris, bendahara, seksi penerimaan
sampah, seksi pemilahan, seksi humas dan seksi-seksi lain yang
diperlukan sesuai kesepakatan bersama.
3. Mencari pihak yang bersedia membeli sampah (pengepul sampah)

Pihak-pihak yang bersedia membeli sampah adalah orang-orang yang


mengumpulkan barang-barang rongsokan berupa sampah-sampah yang
dapat didaur ulang.
4. Sosialisasi dengan seluruh masyarakat

Jika tim telah terbentuk dan terdapat kesepakatan bersama bahwa akan
dilaksanakan program pengelolaan sampah mandiri maka dilakukan

5
sosialisasi dengan seluruh masyarakat. Masyarakat diberi informasi
tentang keuntungan ikut serta dalam pengelolaan sampah mandiri,
peranan masyarakat dan manfaatnya terhadap lingkungan.

5. Menyiapkan fasilitias yang diperlukan bersama-sama

Fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah


mandiri ini adalah tempat sebagai pengepul sampah sebelum diambil
oleh pembeli sampah. Tempat ini dilengkapi dengan timbangan, buku
administrasi, kantong- kantong untuk pemilahan sampah.
6. Lakukan monitoring dan eveluasi

Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan sebulan sekali melalui rapat


anggota pemasok sampah meliputi jenis sampah yang dipasok, sistem
bagi hasil antara pengelola dan pemasok sampah dan lain-lain.
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab pelaksana.
7. Laporkan hasil-hasil program kepada komunitas

Hasil-hasil pelaksanaan program pengelolaan sampah mandiri berbasis


masyarakat dilakukan sebulan sekali kepada seluruh warga yang terlibat
dalam program ini. Pelaporan hasil dilakukan dengan transparan tanpa
ada pihak- pihak yang dirugikan.
8. Kerjasama dan minta dukungan dengan pihak lain
Kerjasama yang dilakukan dalam program pengelolaan sampah mandiri ini
antara lain pengepul sampah skala besar, toko-toko yang bersedia untuk
konsinyasi barang-barang yang dibuat dari daur ulang sampah, toko-toko
pertanian yang bersedia menjualkan kompos hasil pengelolaan sampah
mandiri tersebut. Dukungan yang dapat diperoleh pada pelaksanaan program
ini adalah dukungan dari pemerinyah setemoat misalnya tingkat kabupaten
yang turut serta menggalakkan program ini dan menyediakan dana untuk
pengembangan program ini.

6
2.3 Metode Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

2.3.1 Bank Sampah

Bank sampah merupakan model pengelolaan sampah madiri seperti pada pengelolan
keuangan di bank pada umumnya (Cecep Dani Sucipto, 2012).

Masyarakat dihimbau untuk menabung dalam bentuk sampah. Seperti halnya bank pada
umumnya, bank sampah ini juga terdapat penanggung jawab pelaksana, ketua pelaksana,
teller sampah, petugas penimbang sampah, buku tabungan, bendahara pemegang keuangan.
Sistem yang dilakukan pada bank sampah ini adalah, masyarakat sebagai nasabah bank
memasokkan sampah yang telah dipilah kemudian diterima oleh petugas penimbangan dan
kemudian diterima oleh teller sampah untuk dicatat di buku tabungan. Yang tercatat dalam
buku tabungan sampah adalah berat sampah yang nantinya akan dijual oleh pengelola dan
masyarakat akan menerima 80 % dari hasil penjualan dan 20 % untuk pengelola. Hasil
penjualan sampah ini ditabung dan biasanya baru diambil pada saat lebaran tiba. Bank
sampah dapat dikelola oleh pemerintahan tingkat desa, dusun maupun organisasi yang lain
misalnya organisasi pemuda, kelompok PKK, dasawisma dan dapat juga dikelola oleh
personal yang peduli terhadap pengelolaan sampah. Pihak-pihak yang terkait dengan bank
sampah antara lain anggota masyarakat (sebagai nasabah sampah), kepala
desa/dusun/penanggung jawab program, pengepul(pembeli sampah), pelaksana operasional
pengelolaan sampah, pembeli hasil daur ulang sampah dan lain-lain.

Pelaksana Pengelolaan Bank sampah:

1. Penanggung jawab pelaksana program bertugas sebagai koordinator pelaksanaan


program
2. Divisi Humas (1-3 orang), bertugas sebagai customer service, mensosialisasikan
tentang bank sampah kepada masyarakat umum, melakukan koordinasi dan menjual
sampah terpilah maupun hasil daur ulang.
3. Divisi Penimbangan Sampah (1-2 orang), menimbang sampah yang diantar oleh
masyarakat ke bank.
4. Teller (1-2 0rang), bertugas mencatat keluar masuknya sampah dari para
penyetor(nasabah sampah) dan pengepul sampah.

7
5. Divisi Quality Control (1-2 orang), bertugas mengontrol hasil pemilahan sampah yang
telah disetor ke bank sampah.
2.3.2 Kompos dan Proses Komposting

Kompos didefinisikan sejenis pupuk organik, dimana kandungan unsur N, P dan K yang tidak
terlalu tinggi , hal ini membedakan kompos dengan pupuk buatan. Kompos sangat banyak
mengandung unsur hara mikro yang berfungsi membantu memperbaiki struktur tanah dengan
meningkatkan porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur dan lebih mampu menyimpan
air (Tchobanoglous et al.,1993). Adapun manfaat dari kompos adalah :

- Memperbaiki struktur tanah;


- Sebagai bahan baku pupuk organik;
- Sebagai media remediasi tanah yang tercemar (pemulih tanah akibat pencemaran
bahan kimia yang toxic terhadap mikroba tanah);
- Meningkatkan oksigen dalam tanah;
- Menjaga kesuburan tanah;
- Mengurangi kebutuhan pupuk inorganik.
Cara atau metoda untuk membuat kompos adalah proses komposting. Proses komposting
ini merupakan proses dengan memanfaatkan proses biologis yaitu pengembangan massa
mikroba yang dapat tumbuh selama proses terjadi. Metoda ini adalah proses biologi yang
mendekomposisi sampah (terutama sampah organic yang basah) menjadi kompos karena
adanya interaksi kompleks dari organisme yang terdapat secara alami. Berdasarkan prinsip
proses biologis ini, maka karakteristik dari mikroba menjadi penting untuk diperhatikan.
Jenis mikroba yang dimaksud adalah jenis mikroba yang diklasifikasikan dari cara hidupnya,
yaitu :

1. Mikroba anaerobic (yaitu mikroba yang hidup tanpa oksigen); jenis mikroba ini juga
dibagi dalam 2-jenis yaitu : mesophilic (hidup pada temperatur (20- 40°C), dan
thermophilic (hidup pada temperatur (45-70°C).
2. Mikroba aerobic adalah mikroba yang hanya dapat hidup dengan adanya oksigen.
Sama dengan mikroba anaerobic berdasarkan fluktuasi kondisi suhu di dalam
tumpukan kompos dapat dibedakan menjadi mesophilic dan thermophilic.
Proses komposting merupakan suatu proses yang paling relatif mudah dan murah, serta
menimbulkan dampak lingkungan yang paling rendah. Proses ini hampir sama dengan
pembusukan secara lamiah, dimana berbagai jenis mikroorganisme berperan secara serentak

8
dalam habitatnya masing-masing. Makanan untuk mikorooganisme adalah sampah,
sedangkan suplai udara dan air diatur dalam proses komposting ini.

Jenis sampah sangat mempengaruhi proses composting ini. Sampah yang dapat
dikomposkan adalah sampah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah
yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami.
Contohnya adalah sayuran, daging, ikan, nasi, ampas perasan kelapa, dan potongan rumput
/daun/ ranting dari kebun.

9
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang merangkum
nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan yang
bersifat peoplecentered, participatory, empowerment and sustainable (Chamber,
1995). Pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai strategi alternative dalam
pembangunan telah berkembang dalam berbagai literatur dan pemikiran walaupun
dalam kenyataannya belum secara maksimal dalam implementasinya.

Pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai strategi alternative dalam


pembangunan telah berkembang dalam berbagai literatur dan pemikiran walaupun
dalam kenyataannya belum secara maksimal dalam implementasinya. Untuk metode
pengelolaan sampah berbasis masyarakat yaitu dengan cara bank sampah dan kompos
dan proses composting.

10
Daftar Pustaka
Noor, M. (2011). Pemberdayaan masyarakat. CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan
Pendidikan Kewarganegaraan, 1(2).

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/siti-marwati-msi/c9.pdf ( Diakses pada


tanggal 28 Mei 2023 )

Cecep Dani Sucipto, (2012), Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, Yogyakarta:
Gosyen Publishing
https://biroinfrasda.jatengprov.go.id/files/uploads/2018/03/Pengolahan-Sampah-2018-
UNDIP.pdf Diakses Pada tanggal 28 Mei 2023

11

Anda mungkin juga menyukai