Disusun Oleh:
Kelompok 05
Nama : Helmalia Abidah
NIM : p21345121032
Kelas : 2D3A
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................3
1.2 Rumusan Pembahasan......................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan..........................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat............................................. 4
2.2 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat ................................... 4
2.3 Metode Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat .........................7
BAB 3 PENUTUP............................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................10
Daftar Pustaka..................................................................................................11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman, kini wilayah pedesaan mengalami
beberapa perubahan. Perubahan tersebut dilakukan dalam salah satu cara
pembangunan desa tersebut. Namun terdapat dampak negatif dari pembangunan desa
ini, salah satunya mengenai persoalan sampah. Masyarakat sebagai aktor utama dalam
pengelolaan sampah, maka masyarakat perlu diberdayakan agar mampu melakukan
berbagai upaya penanganan sampah untuk lingkungannya sendiri.
Sistem pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat tersebut sangat penting
bagi program pengelolaan lingkungan di negara berkembang karena negara-negara
tersebut sangat kaya akan sumber daya manusia. Pengelolaan sampah berbasis
masyarakat adalah penanganan sampah yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat
untuk mengatasi sampah secara terorganisir, melalui tahap penimbulan,
pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir terhadap sampah yang dihasilkan.
1.2 Rumusan Pembahasan
1. Apa pengertian Pemberdayaan Masyarakat ?
2. Apa prinsip Pengolahaan Sampah Berbasis Masyarakat ?
3. Bagaimana Metode Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat ?
1.1 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa pengertian pemberdayaan masyarakat
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip pengolahaan sampah berbasis masyarakat
3. Untuk mengetahui bagaimana metode pengolahan sampah berbasis masyarakat
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Tim pengelola sampah ini dapat terdiri dari pelindung biasanya oleh
kepala dusun, ketua RT atau ketua RW. Ketua pelaksana biasanya
dipegang oleh penggagas, sekretaris, bendahara, seksi penerimaan
sampah, seksi pemilahan, seksi humas dan seksi-seksi lain yang
diperlukan sesuai kesepakatan bersama.
3. Mencari pihak yang bersedia membeli sampah (pengepul sampah)
Jika tim telah terbentuk dan terdapat kesepakatan bersama bahwa akan
dilaksanakan program pengelolaan sampah mandiri maka dilakukan
5
sosialisasi dengan seluruh masyarakat. Masyarakat diberi informasi
tentang keuntungan ikut serta dalam pengelolaan sampah mandiri,
peranan masyarakat dan manfaatnya terhadap lingkungan.
6
2.3 Metode Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Bank sampah merupakan model pengelolaan sampah madiri seperti pada pengelolan
keuangan di bank pada umumnya (Cecep Dani Sucipto, 2012).
Masyarakat dihimbau untuk menabung dalam bentuk sampah. Seperti halnya bank pada
umumnya, bank sampah ini juga terdapat penanggung jawab pelaksana, ketua pelaksana,
teller sampah, petugas penimbang sampah, buku tabungan, bendahara pemegang keuangan.
Sistem yang dilakukan pada bank sampah ini adalah, masyarakat sebagai nasabah bank
memasokkan sampah yang telah dipilah kemudian diterima oleh petugas penimbangan dan
kemudian diterima oleh teller sampah untuk dicatat di buku tabungan. Yang tercatat dalam
buku tabungan sampah adalah berat sampah yang nantinya akan dijual oleh pengelola dan
masyarakat akan menerima 80 % dari hasil penjualan dan 20 % untuk pengelola. Hasil
penjualan sampah ini ditabung dan biasanya baru diambil pada saat lebaran tiba. Bank
sampah dapat dikelola oleh pemerintahan tingkat desa, dusun maupun organisasi yang lain
misalnya organisasi pemuda, kelompok PKK, dasawisma dan dapat juga dikelola oleh
personal yang peduli terhadap pengelolaan sampah. Pihak-pihak yang terkait dengan bank
sampah antara lain anggota masyarakat (sebagai nasabah sampah), kepala
desa/dusun/penanggung jawab program, pengepul(pembeli sampah), pelaksana operasional
pengelolaan sampah, pembeli hasil daur ulang sampah dan lain-lain.
7
5. Divisi Quality Control (1-2 orang), bertugas mengontrol hasil pemilahan sampah yang
telah disetor ke bank sampah.
2.3.2 Kompos dan Proses Komposting
Kompos didefinisikan sejenis pupuk organik, dimana kandungan unsur N, P dan K yang tidak
terlalu tinggi , hal ini membedakan kompos dengan pupuk buatan. Kompos sangat banyak
mengandung unsur hara mikro yang berfungsi membantu memperbaiki struktur tanah dengan
meningkatkan porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur dan lebih mampu menyimpan
air (Tchobanoglous et al.,1993). Adapun manfaat dari kompos adalah :
1. Mikroba anaerobic (yaitu mikroba yang hidup tanpa oksigen); jenis mikroba ini juga
dibagi dalam 2-jenis yaitu : mesophilic (hidup pada temperatur (20- 40°C), dan
thermophilic (hidup pada temperatur (45-70°C).
2. Mikroba aerobic adalah mikroba yang hanya dapat hidup dengan adanya oksigen.
Sama dengan mikroba anaerobic berdasarkan fluktuasi kondisi suhu di dalam
tumpukan kompos dapat dibedakan menjadi mesophilic dan thermophilic.
Proses komposting merupakan suatu proses yang paling relatif mudah dan murah, serta
menimbulkan dampak lingkungan yang paling rendah. Proses ini hampir sama dengan
pembusukan secara lamiah, dimana berbagai jenis mikroorganisme berperan secara serentak
8
dalam habitatnya masing-masing. Makanan untuk mikorooganisme adalah sampah,
sedangkan suplai udara dan air diatur dalam proses komposting ini.
Jenis sampah sangat mempengaruhi proses composting ini. Sampah yang dapat
dikomposkan adalah sampah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah
yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami.
Contohnya adalah sayuran, daging, ikan, nasi, ampas perasan kelapa, dan potongan rumput
/daun/ ranting dari kebun.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang merangkum
nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan yang
bersifat peoplecentered, participatory, empowerment and sustainable (Chamber,
1995). Pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai strategi alternative dalam
pembangunan telah berkembang dalam berbagai literatur dan pemikiran walaupun
dalam kenyataannya belum secara maksimal dalam implementasinya.
10
Daftar Pustaka
Noor, M. (2011). Pemberdayaan masyarakat. CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan
Pendidikan Kewarganegaraan, 1(2).
Cecep Dani Sucipto, (2012), Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, Yogyakarta:
Gosyen Publishing
https://biroinfrasda.jatengprov.go.id/files/uploads/2018/03/Pengolahan-Sampah-2018-
UNDIP.pdf Diakses Pada tanggal 28 Mei 2023
11