Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN SAMPAH

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN


SAMPAH

Dosen Pengampu :

Catur Puspawati, ST, MKM


Wartiniyati, SKM, M.Kes
Fitri Andayani, SKM,M.sc.Ph
Suryadi, SKM

Disusun Oleh : Kelompok 7


Kelas 2 DIV A

1. Carisa Nurul Amanda (P21335122019)


2. Diah Rama Wulandari (P21335122020)
3. Fakhri Akmal Khairi Zulmay (P21335122026)
4. Intan Febrian (P21335122036)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jakarta 2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
makalah ini adalah “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah”. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Pengelolaan Sampah, Ibu Catur Puspawati, ST, MKM, Ibu DR. Wartiniyati, SKM, M.Kes,
Ibu Fitri Andayani, SKM, M.sc.Ph, dan Bapak Suryadi, SKM yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat
kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-
teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Jakarta, 25 November 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
POKOK PEMBAHASAN........................................................................................................1

1.1 Pengertian pemberdayaan masyarakat.....................................................................1

1.2 Prinsip pengolahan sampah berbasis masyarakat....................................................1

1.3 Metode pengelolaan sampah berbasis masyarakat...................................................3


Daftar Pustaka..........................................................................................................................6

ii
POKOK PEMBAHASAN

1.1 Pengertian pemberdayaan masyarakat


Pemberdayaan berasal dari penerjemahan bahasa Inggris “empowerment” yang juga
dapat bermakna “pemberian kekuasaan” . Memberdayakan masyarakat adalah upaya
untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat. (Wrihatnolo &
Dwidjowijoto, 2007). Selanjutnya pemaknaan pemberdayaan masyarakat menurut
Madekhan Ali(2007 : 86) yang mendefinisikan pemberdayaan masyarakat adalah
sebagai bentuk partisipasi untuk membebaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan
mentalmaupun fisik. Partisipasi masyarakat menjadi satu elemen pokok dalam
strategi pemberdayaan dan pembangunan masyarakat. Pemberdayaan Masyarakat pada
dasarnya adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan kekuatan masyarakat
untuk ikut terlibat dalam berbagai
aspek pembangunan di suatu wilayah. Dengan adanya pemberdayaan bisa melepaskanma
syarakat dari keterbelakangan dan kemiskinan, sehingga masyarakat mampu bersaing
dengan dunia luar (Almasri dan Desmiwar, 2014).Budimanta & Rudito (2008),
memasukkan konsep pemberdayaan masyarakat ini ke dalam ruang lingkup Community
Development. Pemberdayaan di sini diterjemahkan sebagai program-program yang
berkaitan dengan upaya memperluas akses dan kapabilitas masyarakat untuk menunjang
kemandiriannya. Pada Pemberdayaan pendekatan proses
lebih memungkinkan pelaksanaan pembangunan yang memanusiakan manusia. Dalam p
andangan ini pelibatan masyarakat dalam pembangunan lebih mengarah kepada bentuk
partisipasi, bukan dalam bentuk mobilisasi. (Soetomo, 2006).

1.2 Prinsip pengolahan sampah berbasis masyarakat


Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di
Indonesia pada tahun 2022 mencapai 33,15 juta ton. Jumlah sampah tersebut, mayoritas
merupakan sampah sisa makanan yang mencapai 40,9%, disusul oleh sampah pelastik
sebanyak 17,9%. Sisanya atau sebanyak % merupakan sampah ranting/daun, kertas,
kaca, dan lainnya. Sementara sumber sampah tersebut mayoritas berasal dari aktivitas
rumah tangga yang mencapai 38,2%. Disusul oleh aktivitas pasar trasisional yang
mencapai 27,8%. Sisanya sebanyak 34% berasal dari aktivitas lain seperti pusat

1
perniagaan, fasilitas publik, perkantoran, dan lainnya.

Alasan utama mengapa sampah harus dikelola berbasis masyarakat adalah kapasitas
pengelolaan KLHK melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang terbatas. Di berbagai
daerah, jumlah sampah yang ada seringkali melebihi daya tampung DLHK untuk
mengangkut, dan mengelola sampah. Akibatnya, sampah seringkali overload dan tidak
terkelola dengan baik.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat (PSBM) adalah suatu pendekatan
pengelolaan sampah yang didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat,
direncanakan, dilaksanakan (jika memungkinkan), dikendalikan dan dievaluasi bersama
masyarakat. Dikatakan berbasis masyarakat jika: (1) Keputusan ditangan masyarakat
secara keseluruhan; (2) Tanggung jawab operasi dan pemeliharaannya di tangan
masyarakat sesuai dengan kesepakatan.
Kalau disederhanakan, PSBM adalah sistem penanganan sampah yang direncanakan,
disusun, dioperasikan, dikelola dan dimiliki oleh masyarakat. Dalam pengertian tersebut,
pemeran utama dalam pengelolaan sampah adalah masyarakat. Pemerintah dan lembaga
lainnya sebagai motivator dan fasilitator. Andil dari peran serta masyarakat yang begitu
nyata dan penting di dalam pengelolaan sampah kota, telah menarik perhatian para
stakeholders persampahan, sehingga keterlibatan peran serta masyarakat tersebut telah
berkembang menjadi suatu konsep baru dalam pengelolaan sampah dan dikenal dengan
istilah PSBM. Ada juga yang menyebut dengan sistem pengolahan sampah berbasis
masyarakat.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah solusi alternatif bagi untuk
menangani overcapacity pengelolaan sampah di Indonesia. Melalui pengelolaan ini,
masyarakat didorong untuk mengelola sampahnya sendiri sehingga mengurangi beban
perintah untuk mengelola sampah. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan
pengelolaan sampah yang menitikberatkan pada partisipasi aktif dari seluruh anggota
masyarakat. Pelibatan masyarakat ini dilakukan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan,
2
dan motiroring-evaluasi. Pelibatan ini dimaksudkan agar masyarakat menyadari bahwa
permasalahan sampah merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.
Dengan melibatkan warga secara aktif dalam proses pengumpulan, pemilahan
sampah, dan pemusnahan, pendekatan berbasis masyarakat berupaya menciptakan ikatan
kuat antara masyarakat dan lingkungannya serta mendorong pengurangan volume
sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Dalam pengelolaan sampah berbasis
masyarakat, kreativitas masyarakat menjadi kunci untuk memanfaatkan sampah menjadi
produk bernilai. Warga didorong untuk mengenali potensi kreatif dalam sampah dan
mengubahnya menjadi kerajinan tangan atau produk daur ulang. Langkah ini bukan
hanya dapat mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, tetapi juga
memberdayakan masyarakat secara ekonomi. Melalui pemanfaatan kreatif sampah,
masyarakat dapat menciptakan sumber pendapatan, memperkuat ekonomi kreatif, serta
menginspirasi generasi muda tentang pentingnya menjaga lingkungan.

1.3 Metode pengelolaan sampah berbasis masyarakat


Banyaknya aktivitas dari kegiatan manusia tidak jarang menghasilkan material berupa
benda sisa yang secara terus menerus akan menjadi tumpukan di alam. Benda sisa yang
tidak berguna dan tidak diinginkan dalam jangka panjang akan menjadi permasalahan
serius yang harus dilakukan pencegahan dan diberi perhatian serius. Benda sisa yang
dibuang di alam tersebut biasa kita sebut sebagai sampah. Sampah yang berada di alam
menjadi masalah serius karena memiliki sifat yang merugikan bagi makhluk lain yang
tinggal di sekitarnya.
Sampah adalah material yang dibuang sebagai sisa dari hasil produksi industri
maupun rumah tangga. Definisi lainnya adalah benda-benda yang sudah tidak terpakai
oleh makhluk hidup dan menjadi benda buangan.
Sesuatu yang dihasilkan dari hewan, tumbuhan, bahkan manusia yang sudah tidak
terpakai berpotensi untuk menjadi sisa material buangan. Sisa material tersebut dapat
berupa zat cair, padat, maupun gas yang nantinya akan dibuang ke alam.
Tidak sedikit sisa material tersebut membuat terjadinya pencemaran lingkungan.
Jenis Sampah
Sampah dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, yaitu sampah organik dan sampah
anorganik. Kedua sifat tersebut berkaitan dengan bahan penyusun sisa buangan. Hal ini
berkaitan juga dengan proses dekomposisi bahan di alam. Sampah organik merupakan

3
bahan buangan yang berasal dari hasil produk berbahan dasar hayati yang dengan mudah
akan terdegradasi oleh mikroorganisme atau mikroba. Proses degradasi oleh
mikroorganisme berlangsung secara alami.
Contoh sampah jenis ini adalah bahan buangan yang berasal dari dapur, sisa-sisa
makanan, tepung, sayuran, kulit buah, daun, dan ranting. Tempat yang menyumbang
banyak sampah organik misalnya adalah pasar tradisional yang menghasilkan bahan
buangan berupa sayuran, buah-buahan, dan lain-lain.
Sampah anorganik merupakan bahan buangan yang berasal dari hasil produk
berbahan dasar non-hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil pengolahan bahan
tambang.
Sebagian besar bahan buangan jenis ini tidak dapat dengan mudah terdegradasi oleh
mikroorganisme di alam dan membutuhkan waktu lama untuk dapat teruraikan
sepenuhnya. Beberapa sampah anorganik dapat berupa produk yang sudah tidak terpakai
yang berbahan dari plastik, kertas, kaca, keramik, logam dan olahannya. Contoh bahan
buangan ini adalah botol plastik, kaleng, karton, dan lain-lain.

 Pengeloaan Sampah
Pengelolaan sampah terdiri dari pengurangan dan penanganan, Pengurangan sampah
meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan
kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan akhir.

 Timbulan Sampah
Pada tahu 2020 jumlah penduduk Kota Banjarmasin sebanyak 715.703 Jiwa dengan
timbulan sampah perorang sebesar 0,7 Kg/ Hari, maka Timbulan Sampah Kota
Banjarmasin Tahun 2020 sebesar 501 Ton/ Hari.

 TPS 3R
TPS3R adalah Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (mengurangi –
menggunakan – daur ulang) lalu Pendekatan pengelolaan 3R mulai dari menjemput
sampah dari tiap rumah, pemilah sampah, pengelolaan sampah organik yang akan
dijadikan kompos. Tujuan program ini adalah agar pemerintah memberikan sarana
kepada masyarakat di kawasan permukiman padat yang ingin melaksanakan pengelolaan

4
sampah berbasis masyarakat yang sesuai dengan pilihan dan kondisi lingkungan sekitar
mereka.
Adapun hal yang menjadi tujuan di TPS 3R ini adalah :
- Masyarakat dapat mengenal fungsi TPS 3R
- Masyarakat dapat mengenal sampah berdasarkan jenis dan dapat melakukan
pengomposan sendiri
- Operator dapat melakukan pemilahan sampah dan pengomposan tingkat kawasan
- Menyediakan pupuk organik yang murah dan berkualitas untuk petani
- Mendongkrak perekonomian daerah
- Membentuk legalitas struktur organisasi yang terpercaya dan mandiri

5
Daftar Pustaka

Achmad, Zaenudin. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 2. Cetakan Kedua.
Jakarta: Penerbit Fajar.

https://blog.olahkarsa.com/pengelolaan-sampah-berbasis-masyarakat/

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT - DINAS LINGKUNGAN


HIDUP KOTA BANJARMASIN (banjarmasinkota.go.id)

Anda mungkin juga menyukai