Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN


LINGKUNGAN PANTAI KECAMATAN KAIDIPANG
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

Dosen Pengampu
Dr. Hartono Hadjarati, S.Pd., M.Pd., AIFO-P

Disusun Oleh:
Susilawaty Mantulangi (821323036)
B-D3 Farmasi 2023

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan berkat dan
karunia-nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan tugas penelitian ini
dengan judul "Perilaku Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan
Pantai Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara"
dengan baik dan tepat waktu. Terwujudnya laporan tugas penelitian ini tidak lepas
dari dukungan beberapa pihak yang telah membantu saya sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Semoga dengan tersusunnya laporan tugas
penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kita semua dalam kegiatan belajar
dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kemaritiman. Selain
itu penelitian ini bertujuan menambah wawasan dan kesadaran kepada Masyarakat
dan juga bagi para pembaca. Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr.
Hartono Hadjarati S.Pd., M.Pd., AIFO-P. Selaku dosen Mata Kuliah Kemaritiman.
Tak ada gading yang tak retak, saya selaku penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam pembuatan laporan tugas penelitian ini, saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki laporan tugas penelitian
yang saya buat agar dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita
semua. Sekian dan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Gorontalo, 8 April 2024

Nabbil Aditya Narayan

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................3
2.1 Landasan Teori........................................................................................3
2.2 Perilaku Masyarakat................................................................................4
2.3 Permasalahan Sampah.............................................................................6
2.4 Kebersihan Lingkungan...........................................................................8
BAB III METODOLOGI...............................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..............................................................10
3.2 Metode Penelitian....................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................12
4.1 Perilaku Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pantai...12
4.2 Upaya Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pantai......13
4.3 Peran Pemerintah Daerah Dalam Menjaga Kebersihan Pantai...............13
BAB V PENUTUP...........................................................................................15
5.1 Kesimpulan..............................................................................................15
5.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pantai yang terletak di Desa Kuala, Kecamatan Kaidipang, Kabupaten


Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara merupakan pesisir pantai
yang membentang sepanjang kira-kira 6km. Peneliti melaksanakan penelitian
dengan cara melakukan observasi langsung ke tempat dengan tujuan agar peneliti
bisa mendapatkan informasi serta melihat keadaan yang sebenarnya secara
langsung di tempat penelitian. Peneliti juga melakukan pembicaraan dan
menanyakan berbagai hal mengenai situasi, kondisi, dan juga perilaku serta
bagaimana aktivitas sehari-hari penduduk setempat dalam mengelola lingkungan
pantai di Desa Kuala. Menurut warga setempat, pantai tersebut memiliki
keindahan alam yang menarik untuk dikunjungi para wisatawan serta untuk
menikmati keindahan alam, selain itu kebersihan pantai juga terjaga.
Keadaan pantai di Desa Kuala berdasarkan observasi yang dilakukan sangat
menarik perhatian, hal ini dilihat dari kebersihan pantai dari sampah-sampah yang
berserakan yang berasal dari masyarakat atau pengunjung maupun sampah yang
berasal dari laut. Hal tersebut dikarenakan upaya masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan pantai.
Berdasarkan latar belakang dan observasi yang dilakukan oleh peneliti,
maka peneliti tertarik untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan pantai. Sehingga peneliti mengangkat penelitian mengenai
“Perilaku Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pantai
Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan
pantai?
2. Bagaimana upaya masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan pantai?
3. Bagaimana peran pemerintah daerah dalam menjaga kebersihan pantai?

1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan
lingkungan pantai.
2. Untuk mengetahui upaya masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan
pantai
3. Untuk mengetahui peran pemerintah daerah dalam menjaga kebersihan
lingkungan pantai.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perilaku untuk
menajaga kersihan lingkungan pantai.
2. Agar masyarakat dapat berupaya dalamn menjaga kebersihan lingkungan
pantai.
3. Agar dapat mengetahui peran pemerintah daerah dalam menjaga kebersihan
lingkungan pantai

2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

Lingkungan hidup merupakan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, wajib


dikembangkan kemampuanya agar tetap menjadi sumber dan penunjang semua
makluk hidup, khususnya manusia dalam mengelola lingkungan hidup agar
terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka pemerintah pusat dan daerah
telah berupaya membuat kebijakan-kebijakan mengamankan terciptanya
kehidupan yang sejahtera lahir dan batin dalam suatu lingkungan hidup yang
baik dan sehat. Kebersihan lingkungan mempunyai arti sebuah keadaan bebas
dari kotoran, termasuk diantaranya, debu, sampah, dan bau. Kebersihan
merupakan upaya menusia untuk memelihara diri dan ingkungannya dari segala
yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang
sehat dan nyaman (Nazaruddin, 2014). Selanjutnya Sampah adalah sebagian dari
sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang,
yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Kegiatan
manusia yang mencemari lingkungan dengan membuang sampah sembarangan
dapat mengurangi kebersihan lingkungan (Azwar, 1979).
Berdasarkan Permen Pekerjaan Umum Nomor 21 tahun 2006 tentang
kebijakan dan strategi nasional pengembangan sistem pengelolaan sampah
memiliki visi yaitu pemukiman sehat yang bersih dari sampah. Untuk mencapai
visi tersebut dimasa depan, maka misi-misi yang harus dilakukan adalah
mengurangi timbunan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang
berkelanjutan, meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem
pengelolaan persampahan, memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran
aktif dunia usaha swasta, meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan
dalam sistem pengelolaan persampahan, mobilisasi dana dari berbagai sumber
untuk pengembangan pengelolaan sampah dan menegakkan hukum dan
melengkapi peraturan perundangan untuk meingkatkan sistem pengelolaan
persampahan.
Menurut Iswandi (2012), sampah dapat sumber dari beberapa kategori
antara lain: sampah rumah tangga dan sampah perdagangan. Sampah rumah
3
tangga

4
merupakan sampah yang dihasilkan pada umumnya berupa sisa makanan, bahan
dan peralatan yang sudah tidak terpakai, bahan pembungkus, kertas, plastik dan
sebagainya, sedangkan tempat perdagangan dan sampah perdagangan merupakan
sampah yang dihasilkan misalnya, bahan dagangan yang rusak, buah, sayur,
kertas, karton dan sebagainya.
2.2 Perilaku Masyarakat
Perilaku timbul dari sebuah persepsi dan sikap terhadap kecenderungan
seseorang untuk bertindak pada sesuatu dengan cara tertentu, dalam kamus besar
Bahasa Indonesia perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan atau lingkungan. Tanggapan atau reaksi tersebut dinyatakan dalam
bentuk kegiatan, perbuatan atau tindakan yang bertujuan sesuai dengan sifat
rangsangan itu sendiri. Adanya perilaku sebagai suatu respon merupakan akibat
dari adanya rangsangan sebagai penyebab.
Perilaku adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau
individu dengan lingkungannya. Setiap manusia memiliki perilaku berbeda satu
dengan yang lain dan perilaku ini ditentukan oleh pengaruh lingkungan yang
berbeda. Sifat-sifat manusia dapat dilihat dari perilakunya, untuk itu ada
beberapa prinsip dasar manusia yang berhubungan dengan perilaku, seperti
dikemukakan oleh (Thoha, 2008).
a) Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama. Prinsip
dasar kemampuan amat penting diketahui karena dengan terbatasnya
kemampuan, maka seseorang akan bertingkah laku yang berbeda. Hal ini
dilakukan karena keinginan manusia, dimana untuk mewujudkan keinginan
tersebut muncullah berbagai perilaku. Perbedaan kemampuan ada yang
dianggap disebabkan sejak lahir ada ada pula yang dianggap disebabkan
oleh takdir. Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh
terhadap tingkah laku seseorang.
b). Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda. Perilaku muncul didorong
oleh serangkaian kebutuhan. Dengan kebutuhan ini menyebabkan
seseorang berbuat untuk mencapainya sebagai seuatu objek atau hasil.
Kebutuhan seseorang berbeda dengan kebutuhan orang lain. Kadangkala

5
seseorang yang telah berhasil memenuhi kebutuhan yang satu,
kebutuhannya akan berubah atau berkembang. Pemahaman kebutuhan
yang berbeda dari seseorang ini akan bermanfaat untuk memahami konsep
perilaku seseorang.
c. Cara berpikir. Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat
perilakunya masing-masing. Dalam banyak hal, seseorang dihadapkan
dengan sejumlah kebutuhan potensial yang harus dipenuhi lewat perilaku
yang dipilihnya. Kekuatan akan mendorong seseorang untuk berperilaku
dalam suatu cara tertentu akan menjadi besar, apabila individu tersebut: (1)
percaya pelaksanaan kerja pada suatu tingkat yang ia inginkan tersebut
memungkinkan, (2) percaya bahwa perilakunya akan mendapatkan hasil
dan (3) hasil yang dicapai yang mempunyai nilai.
Menurut Azwar (2005), beberapa metode pengukuran perilaku seseorang:
a). Observasi perilaku, untuk mengetahui perilaku seseorang terhadap sesuatu
dapat diperhatikan melalui perilakunya
b). Pertanyaan langsung, ada dua asumsi yang mendasari penggunaan metode
pertanyaan langsung guna mengungkapkan perilaku. Pertama, asumsi
bahwa individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya
sendiri. Kedua, asumsi keterus terangan bahwa manusia akan
mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakannya. Oleh karena itu
dalam metode ini, jawaban yang diberikan oleh mereka yang ditanyai
dijadikan indikator perilaku mereka. Akan tetapi, Metode ini akan
menghasilkan ukuran yang valid hanya apabila situasi dan kondisinya
memungkinkan kebebasan berpedanpat tanpa tekanan Psikologis maupun
fisik
c). Pengungkapkan langsung, pengunkapkan langsung secara tertulis dapat
dilakukan dengan menggunakan item tunggal maupun dengan
menggunakan item ganda.
d). Skala Sikap, berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu
objek perilaku. Salah satu skala perilaku adalah isi pernyataannya yang
dapat berupa pernyataan langsung yang jelas tujuan pengukurannya akan
tetapi

6
dapat pula berupa pernyataan tidak langsung yang tampak kurang jelas
tujuan pengukurannya bagi responden.
Perilaku masyarakat Desa Kuala, Kecamatan Kaidipang mengenai
kebersihan lingkungan pantai tergolong baik, dilihat dari keadaan pantai yang
tergolong bersih dari sampah-sampah yang ada.
2.3 Permasalahan Sampah
Permen Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah,
mendefenisikan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses
alam yang berbentuk padat yang terdiri dari sampah rumah tangga maupun
sampah sejenis sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga yaitu sampah yang
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang sebagian besar terdiri
dari sampah organik, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang
tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang
negatif karena dalam penggunaannya baik untuk membuang atau
membersihkannya perlu biaya yang cukup besar. Menurut Azwar (1979) Sampah
adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu
yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
manusia.
Sampah merupakan salah satu masalah penyebab penyakit tidak
seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa
makanan, daun-daun, plastik, kain bekas, karet, tanah dan lain-lain. Sedangkan
Nugroho (2007), berpendapat bahwa sampah adalah bahan sisa atau produk
sampingan dari kegiatan manusia yang sudah tidak berguna dan kemudian
dibuang (waste), sehingga bias menyebabkan gangguan estetika, kerusakan dan
pencemaran lingkungan, atau mengandung unsur berbahaya, serta dapat
mengganggu kelestarian dan kesehatan kehidupan manusia dan lingkungan.
Sedangkan Neolaka (2008), menjelaskan sampah adalah segala sesuatu
yang tidak diperlukan lagi oleh pemiliknya. Sampah adalah salah satu masalah
penyebab lingkungan kotor, umumnya sampah terdiri dari komposisi sisa
makanan, daun-daun, plastik, kain keras, karet, tanah dan lain-lain. Pencemaran

7
lingkungan akibat sampah, seperti perilaku manusia yang membuang sampah
sembarangan dan menumpukkan sampah akan menimbulkan bau dan gas-gas
berbahaya sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Jenis-jenis sampah menurut Iswandi (2012), terdiri dari:
a). Sampah Organik Sampah organik berasal dari bahan-bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan
pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit dan daun.
b). Sampah Anorganik Sampah anorganik berasal dari sember daya alam tak
terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
Seperti plastik, botol dan kaleng.
c). Sampah Khusus Sampah khusus adalah sampah yang memerlukan
penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya.
Seperti bola lampu, pelarut dan cat, zat-zat kimia pembasmi hama dan
penyakit tanaman seperti pestisida.
Sumber sampah menurut Iswandi (2012) terdiri dari:
a). Rumah Tangga Sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa makanan,
bahan dan peralatan yang sudah tidak terpakai, bahan pembungkus, kertas,
plastik, dan sebagainya.
b). Tempat Perdagangan Sampah yang dihasilkan seperti bahan dagangan yang
rusak, buah, sayur, kertas, plastic, karton dan sebagainya.
c). Perkebunan Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian tergolong
pada sampah organik, seperti jerami dan sejenisnya.
d). Sisa Bangunan dan Kontruksi Gedung Sampah yang berasal dari kegiatan
pembangunan dan pemugaran gedung bias berupa bahan organik maupun
anorganik, seperti kayu, bamboo, triplek. Sampah anorganik, seperti
semen, pasir, spesi batu bata, ubin, besi dan baja, kaca dan kaleng.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak
atau cacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak

8
atau buangan. Dalam undang-undang No. 18 tentang Pengelolaan Sampah
dinyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
dari proses alam yang berbentuk padat. Nugroho (2007), dalam Marita (2015),
berpendapat bahwa sampah adalah bahan sisa atau produk sampingan dari
kegiatan manusia yang sudah tidak berguna dan kemudian dibuang (waste),
sehingga bisa menyebabkan gangguan estetika, kerusakan dan pencemaran
lingkungan, atau mengandung unsur berbahaya, serta dapat mengganggu
kelestarian dan kesehatan kehidupan manusia dan lingkungan.
2.4 Kebersihan Lingkungan
Lingkungan adalah faktor-faktor yang membentuk lingkungan sekitar
organisme, terutama komponen-komponen yang mempengaruhi perilaku,
reproduksi, dan kelestarian organisme. Kebersihan merupakan suatu keadaan
yang tampak bersih, sehat dan indah. Lingkungan yang bersih merupakan hak
dasar setiap manusia dalam memperoleh kesehatan dalam penghidupannya.
Segala sesuatu yang terjadi di lingkungan akan berpengaruh terhadap
kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.
dalam menjaga lingkungan yang bersih perlu kesadaran diri manusia sebagai
makhluk yang memiliki pikiran (Arifin, 2012).
Lingkungan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta
(1976), adalah berasal dari kata lingkungan yaitu sekeliling, sekitar. Lingkungan
adalah bulatan yang mengelilingi atau melingkari, sekalian yang terlingkung di
suatu daerah sekitarnya. Menurut Ensiklopedia Indonesia (1983), dalam Neolaka
(2008), Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organism,
meliputi : (1) Lingkungan Mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu
organisme yang terdiri atas benda atau foktor alam yang tidak hidup, seperti
bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer, dan lainnya, (2) Lingkungan
Hidup (biotik), yaitu lingkungan di luar suatu organism yang terdiri atas
organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia.
Kebersihan lingkungan mempunyai arti sebuah keadaan bebas dari kotoran,
termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Kebersihan merupakan upaya
menusia umtuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan

9
keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan
nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat
adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor
tidak saja merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan
penderitaan.

10
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Gambar 2. Keadaan Pantai di Desa Kuala, Kecamatan Kaidipang


Penelitian “Perilaku Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Pantai
Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara” dilaksanakan
pada tanggal 7 April 2024 pukul 13.00 WITA. Pelaksanaan penelitian di Desa

11
Kuala, Kecamatan Kaidipang, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi
Sulawesi Utara.
3.2 Metode Penelitian
Berdasarkan pertanyaan peneliti dan tujuan penelitian, maka penelitian ini
digolongkan dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif Menurut
Sugiyono (2014), adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Menurut Moleong (2003)
metode kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis, lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Ini berarti
peneliti melakukan pemotretan terhadap kondisi alami yang ada dan dituangkan
dalam bentuk deskripsi tulisan sekaligus dilengkapi dengan gambar gambar. Data
yang diolah adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari informan
yang dipilih berdasarkan teknik snowball sampling. Yakni metode bola salju,
dengan pertimbangan bahwa informan dianggap mengetahui dan dapat memberi
informasi sesuai kebutuhan penelitian. Jika informasi sudah didapat maka
pengumpulan informasi selesai.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perilaku Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pantai
Perilaku masyarakat baik dalam menjaga kebersihan lingkungan pantai di
Desa Kuala, karena masyarakat yang tinggal di lingkungan pantai atau masyarakat
yang berada di Desa Kuala maupun pengunjung yang dating ke lokasi pantai tidak
membuang sampah sembarangan. Pada pesisir pantai juga disediakan tempat
sampah oleh para penduduk lingkungan sekitar pantai agar masyarakat atau
pengunjung toidak membuang sampah secara sembarangan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Kuala telah memiliki kesadaran terhadap
pentingnya serta bentuk kepedulian dalam menjaga kebersihan liingkungan pantai
sehingga keindahan alam pantai bisa terjaga serta dikelola dengan baik dan terus
dapat dilestarikan oleh masyarakat penduduk Desa Kuala.
Masyarakat sekitar kebanyakan berprofesi sebagai nelayan, petani, peternak
hingga memiliki usaha rumah makan di pesisir pantai. Mereka selaku masyarakat
yang tinggal di pesisir pantai Desa Kuala sadar akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan hidup dan mengelolanya dengan baik dengan tidak
membuang sampah sembarangan, tidak membuang sisa-sisa makanan, tidak
membuang sisa kepala ikan isi perut ikan, sisik ikan dan insang ikan ke pinggir
pantai. Selain itu, masyarakat yang memiliki hewan ternak seperti sapi, tidak
membiarkan sapi tersenut membuang kotoran di pesisir pantai. Masyarakat telah
memiliki cara tersendiri untuk mengelola hal-hal tersebut dikarenakan mereka
memiliki pengetahuan tentang kepedulian terhadap lingkungan serta adanya
dukungan pemerintah setempat untuk dapat menerapkan perilaku baik dalam
menjaga kebersihan lingkungan. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa
masyarakat sekitar yang masih menerapkan perilaku yang tidak baik terhadap
lingkungan sekitar pantai, maka dari itu diperlukan adanya sosialisasi dari
pemerintah kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran diri masyarakat
dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.

13
4.2 Upaya Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pantai
Upaya masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan pantai dilakukan
dengan cara membersihkan lingkungan rumah yang berada di lingkungan pantai,
untuk pengelolaan sampah upaya yang dilakukan masyarakat yaitu
mengumpulkannya kemudian dibuang ke tempat sampah. Ada juga masyarakat
yang mengelolanya dengan cara membakar sampah tersebut, hal tersebut
merupakan tindakan yang kurang baik karena dapat menyebabkan polusi sehingga
mengganggu orang lain yang mencium asap dari pembakaran sampah tersebut.
Kemudian kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mendaur ulang dari
sampah- sampah tersebut. Hal tersebut diperlukan adanya upaya dari pemerintah
setempat untuk melakukan sosialisasi mengenai cara pengelolaan sampah dengan
baik dan benar tanpa mencemari lingkungan sehingga membuat lingkungan pantai
bersih dan tetap terjaga.
Upaya masyarakat yang lainnya yaitu melakukan kegiatan gotong royong
secara rutin pada lingkungan pantai sehingga lingkungan pantai tetap bersih dari
sampah-sampah dan tetap terjaga. Hal tersebut diharapkan dapat terus
dilaksanakan demi menjaga kebersihan lingkungan pantai meskipun masyarakat
sekitar memiliki profesi dan kesibukan masing-masing, hal tersebut bukan
menjadi sebuah alasan untuk tidak menjaga kebersihan lingkungan pantai di Desa
Kuala.
4.3 Peran Pemerintah Daerah Dalam Menjaga Kebersihan Pantai
Pemerintah sudah melakukan cara untuk menjaga kebersihan pantai dengan
cara mengajak serta melibatkan para masyarakat sekitar di Desa Kuala untuk
melakukan kegiatan gotong royong secara rutin untuk membersihkan lingkungan
pantai dengan tujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan pesisir pantai
sehingga terciptanya suasana yang asri dan terbebas dari sampah. Hal tersebut
agar menarik para pengunjung untuk bisa menikmati keindahan alam pesisir
pantai Desa Kuala dengan suasana yang nyaman.
Pemerintah juga melakukan upaya sosialisasi terhadap masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan dan juga pemerintah memfasilitasi Desa Kuala
seperti adanya tempat untuk membuang sampah agar dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar maupun pengunjung tidak membuang sampah secara

14
sembarangan. Hal tersebut diharapkan kepada pemerintah untuk terus konsisten
dalan upaya menjaga kebersihan lingkungan pantai dan pelestarian lingkungan
pantai.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian mengenai


Perilaku Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pantai Kecamatan
Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat disimpulkan bahwa,
perilaku masyarakat sekitar pantai mencerminkan perilaku yang baik dalam
menjaga kebersihan lingkungan pantai. Perilaku yang dilakukan yaitu melakukan
pengelolaan sampah yang baik dan benar dengan mengumpulkannya kemudian
dibuang ke tempat sampah. Masih terdapat juga masyarakat yang tidak
mencerminkan perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan pantai.
Upaya yang dilakukan masyarakat dalam menjaga kebersihan pantai sudah
baik dengan diadakan kegiatan gotong royong secara rutin. Hal tersebut
merupakan upaya dari masyarakat yang baik terhadap kepedulian lingkungan. Hal
tersebut diharapkan dapat terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Kuala agar
lingkungan sekitar pantai dapat terus terjaga.
Peran pemerintah dengan mengajak serta melibatkan masyarakat Desa
Kuala dalam menjaga kebersihan lingkungan pantai merupakan tindakan yang
bagus pula dan juga pemerintah memfasilitasi tempat pembuangan sampah agar
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Kuala sehingga masyarakat tidak
membuang sampah dengan sembarangan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran beberapa
hal berikut:
1. Masyarakat diharapkan dapat memiliki perilaku yang baik dalam menjaga
kebersihan pantai di Desa Kuala dengan cara tidak membuang sampah
sembarangan dan mengumpulkan sampah di sekitaran pantai kemudian
dibuang ke tempat sampah dan diharapkan agar masyarakat dapat terus
melakukan perilaku yang baik tersebut demi menjaga kebersihan lingkungan
pantai

16
2. Kepada masyarakat diharapkan agar berupaya menciptakan lingkungan
pantai yang bersih dan nyaman dengan cara melakukan tindakan yang baik
dalam mengelola sampah.
3. Kepada pemerintah diharapkan dapat terus melakukan kegiatan gotong
royong bersama masyarakat dan melakukan kegiatan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan agar
lingkungan sekitaran pantai dapat terus terjaga.

17
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, S. 2012. Hukum Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Indonesia. Jakarta: PT Sofmedia.

Azwar, A.1979. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: PT Mutiara


Sumber Daya.

Azwar, S. 2005. Perilaku Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Iswandi. 2012. Ekologi dan Ilmu Lingkungan. Padang: UNP Press.

Moleong, Lexy, J. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Nazaruddin. 2014. Analisis Perilaku Masyarakat Dalam Mnciptakan Kebersihan


Lingkungan Di Kota Pekanbaru. No 2. Vol 1: Hal 1.

Noelaka, A. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nugroho, K. 2007. Laporan Penelitian: Manajemen Pemilahan Sampah di


Stasiun Tugu Yogyakarta Tahun 2007.

Poerwadarminta. 1983. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:


Pt Raya Grafindo

18
19

Anda mungkin juga menyukai