Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROGRAM PEMERINTAH DALAM PENGELOLAN LINGKUNGAN HIDUP

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas kelompok Mata Kuliah Pembelajaran Lingkungan


Hidup

Dosen Pengampu : Septiani Resmalasari M.Pd

Disusun oleh :

ARIEF NURHAMZAH (2008104036)

YUI ALIATUL MU`MINAT (2008104059)

JURUSAN: TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL B

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

Jl. Perjuangan BY Pass Sunyaragi Cirebon 45132


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Program pemerintah
dalam pengelolaan lingkungan hidup ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhii tugas mata
kuliah pembelajaran lingkungan hidup . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Program pemerintah dalam pengelolaan lingkungan
hidup bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Septiani Resmalasari M.Pd selaku
Dosen pengampu Mata kuliah Pembelajaran lingkungan hidup yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagii
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demii kesempurnaan makalah
ini.

Cirebon,21 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Program Adipura ................................................................................. ...... 3


B. Program Adiwiyata ..................................................................................... 6
C. Program Proper .......................................................................................... 9
D. Program Prokasih ...................................................................................... 10
E. Program Produksi Bersih .......................................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pengelolaan lingkungan hidup diperlukan beberapa faktor yang perlu
diperhatikan untuk dapat menilai berfungsinya suatu ling¬kungan hidup yaitu
mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi, keterkaitan baik antarjenis kehidupan
maupun dengan lingkungan fisik, efisiensi dan efektivitas penggunaan energi yang
tinggi. Industri merupakan salah satu usaha dalam pengolahan sumber alam yang
diklasifikasikan menjadi industri primer, sekunder, dan tersier. Dalam pengelolaannya,
industri mempunyai ciri dan karakteristik yaitu industri hulu, industri hilir, dan industri
kecil. Industri mengolah sumber alam dengan bantuan teknologi dan mengeluarkan sisa
pengolahannya yang disebut dengan limbah. Dengan kemajuan teknologi pengolahan
dalam industri menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan limbah
sehingga menyebabkan pencemaran atau sebagai sumber pencemaran.
Untuk menyerasikan pertumbuhan industri dengan menjaga kondisi lingkungan
fisik dan lingkungan sosial sekitarnya diperlukan beberapa cara yang dapat ditempuh
yaitu dengan menempatkan industri-industri itu dalam kawasan-kawasan khusus,
memberikan batas-batas maksimum bagi limbah industri yang akan dibuang ke
lingkungan alam, dan meningkatkan kemampuan lingkungan untuk menyerap limbah
industri, serta memilih teknologi bersih pencemaran bagi industri-industri yang akan
dibangun.
Pengelolaaan sumberdaya alam merupakan tanggung jawab ber¬sama semua
komponen masyarakat, sedangkan pemerintah memberikan kepastian dasar hukum
yang mengikat berupa kebijakan atau peraturan pemerintah. Pembentukan karakter
kesadaran dalam pengelolaan sumber daya alam secara formal dimasukkan dalam
kurikulum sekolah, sedang¬kan untuk merangsang kepedulian komponen masyarakat
dipandang penting adanya penghargaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja program pemerintah dalam pengelolan lingkungan hidup ?
2. Apa saja Jenis-jenis program pemerintah dalam pengeloloan lingkungan
hidup?
C. Tujuan Penulisan

1
1. Untuk mengetahui Apa saja program pemerintah dalam pengelolan lingkungan
hidup ?
2. Untuk Mengetahui Apa saja macam-macam program pemerintah dalam
pengeloloan lingkungan hidup?

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Program Adipura
Program ADIPURA adalah program Kementrian Lingkungan Hidup RI yang
dirancang untuk mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten dan kota di seluruh
Indonesia mewujudkan Pemerintah yang baik di bidang Lingkungan Hidup sesuai
prinsip Good Environmental Governance (GEG) atau Tata Praja Lingkungan.
Peserta program Adipura dibagi ke dalam 4 kategori berdasarkan jumlah penduduk,
yaitu:
1. Kota Metropolitan (lebih dari 1 juta jiwa)
2. Kota Besar (500.001 - 1.000.000 jiwa)
3. Kota Sedang (100.001 - 500.000 jiwa)
4. Kota Kecil (sampai dengan 100.000 jiwa)
Dalam lima tahun pertama, program adipura difokuskan untuk mendorong kota-
kota di Indonesia menjadi "Kota Bersih dan Teduh". Kriteria Adipura terdiri dari 2
indikator pokok:
3. Indikator kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam hal kebersihan dan
keteduhan kota.
4. Indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi
institusi, manajemen, dan daya tanggap.

Program Adipura merupakan salah satu program strategis Kementerian Lingkungan


Hidup yang mempunyai maksud dan tujuan untuk mendorong pemerintah daerah dan
masyarakat dalam mewujudkan kota yang bersih dan teduh dengan menerapkan
prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance) dan Tata
Kelola Lingkungan yang baik (Good Environment Governance). Adipura sebenarnya
digunakan sebagai alat untuk mendorong motivasi aparat pemerintah dan masyarakat
untuk meperbaiki dan meningkatkan kondisi kebersihan lingkungan di Indonesia.

Beberapa tujuan di balik penghargaan Adipura antara lain, untuk menurunkan


tingkat polusi dari limbah domestik, merealisasikan kesehatan lingkungan, dan
merealisasikan budaya bersih lingkungan. Program Adipura akan terlaksana dengan
baik jika ditunjang dengan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat dan
Pemerintah Daerah dalam pengelolaan lingkungan. Kerjasama yang baik antara

3
Pemerintah Daerah, masyarakat dan dinas/instansi terkait sangatlah perlu dibina dan
dijalin secara terus menerus dan berkesinambungan. Agar lingkungan menjadi baik
perlu dukungan dan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam mencapai
lingkungan yang bersih dan teduh. Peran serta masyarakat sangatlah penting untuk
menjaga kebersihan lingkungan. Sebenarnya program Adipura ini tidak hanya menjadi
tanggung jawab Pemerintah Daerah dan Dinas/Instansi terkait saja melainkan juga
tanggung jawab kita bersama seluruh elemen masyarakat.

Salah satu upaya untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat baik di
tingkat pemerintahan hingga ke tingkat RT perlu diadakan pembinaan dengan metode
sosialisasi. Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya pembinaan
langsung ke tingkat RT di setiapkelurahan, penetapan RT Ramah Lingkungan,
menyebarkan informasi dan himbauan yang bertema lingkungan melalui media massa,
mendukung terbentuknya lembaga/organisasi bidang lingkungan seperti Komunitas
GAUL ( Gerakan Aksi Untuk Lingkungan) Bengkulu yang baru-baru ini dibentuk dan
dilantik yang berperan sebagai ujung tombak penggerak dan pelaksana dari seluruh
kegiatan untuk mensosialisasi semua kebijakan lingkungan hidup.

Untuk menuju lingkungan yang baik agar program Adipura tercapai maka
pengelolaannya pun harus sesuai dengan standar kondisi lingkungan yang ideal.
Idealnya kondisi lingkungan yang baik ditunjukkan dengan upaya pembersihan saluran
drainase, membersihkan dan menjaga lingkungan sekitar, tidak membuang sampah
sembarangan di jalan, sungai dan jembatan, memilah sampah organik dan an organik,
penanaman pohon dan pot bunga untuk penghijauan, tidak melakukan pembakaran
sampah sesuai dengan Undang-undang No. 18 tentang Pengelolaan Sampah,
disebutkan bahwa larangan pembakaran sampah karena dapat mengeluarkan gas
beracun yang kemudian pada akhirnya menyebabkan global warming, serta usaha-
usaha lain yang bersifat positif dan baik tersebut perlu dijaga dan ditingkatkan lagi
secara kontinu sehingga masyarakat menjadi aman dan nyaman dengan lingkungan
sekitarnya.
Banyak orang yang bilang Adipura merupakan Kebijakan Politis Pemerintah Daerah,
hal ini memang benar dan tidak dapat dipungkiri mengingat Walikota dan Wakil
Walikota merupakan pejabat politis, dan kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan
oleh Pemerintah bukanlah untuk kepentingan politik semata melainkan juga untuk
kepentingan masyarakat bersama dalam hal ini berkaitan dengan hak setiap

4
masyarakat untuk merasakan hidup aman dan nyaman dengan lingkungan yang teduh
dan sehat.

Dalam pelaksanaan persiapan penilaian Adipura seringkali dianggap


”REKAYASA”. Tindakan rekayasa ini memang seharusnya dilakukan dan dibenarkan
dalam usaha untuk pencapaian target penilaian yang mengarah pada hal-hal positif
sekaligus sebagai contoh bagi masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan yang
baik. Rekayasa yang dimaksud adalah usaha yang terorganisasi secara baik sesuai
dengan kondisi ideal dalam suatu lingkungan seperti yang telah dsebutkan di atas.
Hendaknya upaya penataan dan pengelolaan lingkungan yang bersih dan teduh tidak
hanya dilakukan untuk persiapan menghadapi penilaian Adipura saja melainkan
juga menjadi program pemerintah dan masyarakat secara terus menerus dan
kerkelanjutan.

Segala upaya untuk penciptaan lingkungan yang bersih dan teduh dalam
pencapaian program Adipura tidak akan terlaksana dengan baik dan optimal jika tidak
didukung dengan pendanaan yang memadai. Kegiatan Adipura ini membutuhkan dana
yang sangat besar untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tata
kelola lingkungan yang baik, termasuk untuk melakukan rekayasa ini diperlukan
anggaran yang cukup banyak diantaranya menyiapkan sarana dan prasarana penunjang
fasilitas kebersihan, mengingat alat-alat kebersihan yang dimiliki masih sangat terbatas
dan beberapa diantaranya dalam kondisi yang rusak dan tidak layak pakai lagi,
program pembinaan dan sosialisasi masyarakat secara berkelanjutan, peningkatan
intensitas kebersihan dengan menggerakan seluruh petugas kebersihan secara cepat dan
tepat sasaran dengan memberikan reward dan kenaikan gaji petugas kebersihan agar
lebih giat dan semangat dalam bekerja, biaya operasional pengelolaan dan kebersihan
sampah untuk membersihkan drainase di sepanjang jalan, penanaman pohon dan
penambahan bunga dalam pot di sepanjang jalan utama agar terlihat rindang dan hijau,
menyediakan kotak-kotak sampah di setiap pertokoan, jalan dan sekolah-sekolah,
upaya penerapan 3R (Recycle, Reduce dan Reuse), biaya pemasangan dan penyebaran
informasi melalui media cetak dan elektronik serta biaya-biaya operasional teknis
lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, dukungan dari Pemerintah Daerah dan DPRD
sangatlah penting dalam hal penetapan anggaran. Dan diharapkan DPRD bisa

5
menjembatani dan mengatasi masalah keterbatasan dana yang selama ini menjadi
hambatan dalam pelaksanaan program Adipura. untuk dapat menganggarkan dana yang
dibutuhkan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana pengelolaan lingkungan tidak
hanya untuk pelaksanaan program Adipura saja.

Program Adipura tidak pernah bertentangan dengan Pedagang Kaki Lima


melainkan upaya untuk penertiban, agar Pedagang Kaki Lima lebih teratur dan tidak
berdagang didepan fasilitas umum, menggunakan badan jalan dan mengganggu
kegiatan lalu lintas di jalan, sebagaimana diatur dalam Perda Kota Bengkulu. Pedagang
kaki lima juga harus memperhatikan kebersihan tempat berdagang, jangan membuang
sampah sembarangan, menyiapkan kotak sampah dan tidak melakukan pembakaran
sampah.

Sebenarnya program Adipura ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah dan Dinas/Instansi terkait saja melainkan juga tanggung jawab kita bersama
seluruh elemen masyarakat. Diharapkan kedepannya kegiatan pengelolaan lingkungan
yang ideal ini tidak hanya dilakukan pada saat menghadapi penilaian Adipura saja
melainkan juga menjadi program pemerintah daerah secara terus menerus secara
konsisten dan kontinu menciptakan lingkungan yang besih dan teduh sesuai dengan
tema lingkungan yang sedang digalakkan yaitu ” Clean and Green”.

B. Program Adiwiyata
Adiwiyata atau Green School adalah salah satu program kementrian negara lingkungan
hidup yang bertujuan untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga
sekolah dalam pelestarian lingkungan hidup.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05
Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata mengatakan bahwa
sekolah adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dan program
adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan.
Adiwiyata memiliki pengertian atau makna sebagai salah satu tempat yang baik dan
juga ideal yang diperoleh segala ilmu pengetahuan dan beragai norma serta etika yang
menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita untuk menuju
kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Fungsi program adiwiyata adalah agar seluruh pelajar ikut terlibat dalam segala
aktivitas persekolahan demi menuju lingkungan yang sehat serta mampu menghindari
dampak lingkungan yang negatif.
Berdasarkan pengertian Adiwiyata dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 2 Tahun 2009 tentang pedoman pelaksanaan program adiwiyata. Pengertian

6
adiwiyata pada pasal 1 adalah sekolah yang baik dan ideal sebagai tempat memperoleh
segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan
berkelanjutan.
Sedangkan pada pasal 1 point 2, bahwa Program Adiwiyata adalah salah satu
program kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan
Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
Adapun pedoman pelaksanaan program Adiwiyata bertujuan untuk memberikan
acuan kerja pelaksanaan program Adiwiyata bagi tim peninjau lapangan program
Adiwiyata.
Menurut Arjuna dan Salmonsius yang dikutip oleh Saragih (2012), ketika sebuah
sekolah sudah mengikuti program Adiwiyata maka sekolah tersebut akan mendapatkan
bantuan dana pendampingan, sesuai dengan kebutuhan yang diajukan oleh sekolah dan
disetujui oleh Kementrian Lingkungan Hidup.
Tujuan sekolah Adiwiyata yang secara umum menerangkan untum mewujudkan
masyarakat sekolah yang peduli dan juga berbudaya dalam lingkungan dengan:
Menciptakan kondisi yang lebih baik bagi sekolah untuk menjadi wadah pembelajaran
dan juga penyadaran segenap warga sekolah diantaranya Murid, Guru, Orang Tua/Wali
Murid, dan lingkungan masyarakat demi terciptanya upaya pelestarian lingkungan
hidup.
Warga sekolah turut bertanggung jawab dalam mengupayakan penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan.
Mendorong dan membantu sekolah untuk turut serta dalam melaksanakan upaya
pemerintah demi melestarikan lingkungan hidup dalam pembangunan yang
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan demi hadirnya kepentingan generasi yang
akan datang.
Target sasaran Adiwiyata terdapat pada pendidikan formal setingkat SD, SMP,
SMA atau sederajad. Hal itu bukanlah sebab, lantaran sekolah menjadi target
pelaksanaan karena sekolah memiliki fungsi atau peran yang turut andil dalam
membentuk nilai-nilai kehiudpan, khususnya nilai akan kepedulian berbudaya
lingkungan hidup.
Dalam melaksanakan program Adiwiyata tersebut, sekolah-sekolah mendapatkan
penilaian dan jug akan diberikan berupa penghargaaan yang diberikan secara
berjenjang.
Jenis-Jenis Penghargaan Adiwiyata
Jenjang atau jenis penghargaan Adiwiyata yang mampu diterima oleh sekolah
dengna tingkatan sebagai berikut:
 Penghargaan Adiwiyata Kabupaten/Kota, penghargaan yang diberikan oleh
Bupati/Walikota.
 Penghargaan Adiwiyata Nasional yakni penghargaan yang diberikan langsung oleh
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
 Penghargaan Adiwiyata tingkat Provinsi merupakan penghargaan yang diberikan
oleh Gubernur.

7
 Penghargaan Adiwiyata Mandiri merupakan penghargaan khusus bagi setiap
sekolah dengan penilaian berupa sekolah yang mempunyai minimal 10 sekolah
binaan yang telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata Kabupaten/Kota,
penghargaan yang diberikan oleh Presiden.
Kriteria Penilaian Penghargaan Adiwiyata
Kriteria penilaian penghargaan Adiwiyata terdiri dari 4 aspek antara lain:
 Aspek kebijakan sekolah yang memiliki wawasan lingkungan hidup.
 Aspek kurikulum sekolah yang berbasis lingkungan hidup.
 Aspek pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah
lingkungan.
 Aspek kegiatan lingkungan di sekolah yang berbasis partisipatif.
Manfaat Program Adiwiyata
Manfaat program Adiwiyata adalah diharapkan bagi setiap sekolah dalam menerapkan
Program Adiwiyata tersebut dapat menerapkan bagi pelajar, proses belajar dan hasil
pembelajaran khusus bagi peserta didik. Adapun manfaat program adiwiyata antara
lain:
 Mengubah perilaku warga sekolah untuk melakukan budaya pelestarian
lingkungan.
 Meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan sumber daya dan
energi.
 Dapat menghindari sejumlah resiko dampak lingkungan yang terdapat di wilayah
sekolah.
 Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah.
 Menciptakaan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah.
 Menjadikan tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan juga benar.
 Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi
segenap seluruh warga sekolah.
Prinsip Program Adiwiyata
Dalam pelaksanaannya, program Adiwiyata diletakkan dalam tiga prinsip-prinsip dasar
dalam pelaksanaannya. Adapun prinsip tersebut antara lain:
1. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab
dan peran.
2. Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus
menerus secara komprehensif.
3. Edukatif (Permen LH, 2013).
Menurut Chaeruddin (2009:12) bahwa dalam pelaksanaan program Adiwiyata
diletakkan pada dua prinsip antara lain:
1. Partisipatif, maksudnya dimana seluruh komponen sekolah terlibat dalam
keseluruhan proses yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
berdasarkan tanggung jawab dan perannya masing-masing.
2. Berkelanjutan (sustainable), yang diartikan kepada seluruh kegiatan harus
dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperehensif.

8
C. Program Proper

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan


Hidup yang lebih sering disebut PROPER adalah evaluasi ketaatan dan kinerja
melebihi ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan di bidang pengendalian
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun.PROPER merupakan inovasi dari Kementerian LHK yang
berhasil meraih 45 TOP Inovasi terbaik yang menyisihkan 3.156 pendaftar dalam
kompetisi inovasi pelayanan publik

Beberapa tujuan program PROPER adalah :

 Mendorong terwujudnya pembangunan yang berkelanjutnya


 Meningkatkan komitmen para stakeholder dalam upaya pelestarian
lingkungan
 Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha dan/atau kegiatan
 Menaati peraturan perundang-undangan bidang lingkungan hidup
 Meningkatkan penaatan dalam pengendalian lingkungan melalui peran aktif
masyarakat

Dengan adanya program PROPER perusahaan akan mendapat manfaat sebagai


berikut :

 Mendorong perusahaan unuk menaati peraturan perundang-undangan


bidang lingkungan hidup melalui instrumen insentif dan disinsentif reputasi
perusahaan
 Mendorong perusahaan yang sudah baik knerja pengelolaan lingkungannya
untuk menerapkan produksi bersih

Dan dengan adanya evaluasi PROPER kita bisa melihat sistem Manajemen
Lingkungan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dengan ditandai dengan
peringkat Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam.

 EMAS

Perusahaan telah secara konsisten menunjukkan keunggulan dalam proses produksi


dan jasa, serta melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat

 HIJAU

Perusahaan telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih baik dari yang telah
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance), melakukan pelaksanaan sistem
pengelolaan lingkungan dan mereka telah memanfaatkan sumber daya secara efisien
serta melaksanakan tanggung jawab sosial dengan baik.

9
 BIRU

Perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan


sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan

 MERAH

Perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan


tetapi belum sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan

 HITAM

Perusahaan telah sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian sehingga


mengakibatkan terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan serta tidak
melaksanakan sanksi administrasi.

D. Program Prokasih

Program Kali Bersih disingkat dengan PROKASIH adalah program kerja


pengendalian pencemaran air sungai dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas air
sungai agar tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Program ini diperkenalkan pada tanggal 9 Juni 1989 oleh Kementerian Negara dan
Lingkungan Hidup sebagai Clen River merupakan pendekatan dasar dalam mengontrol
debit limbah industri yang masuk ke badan/jalan air. Tahun 1990 mulai
diimplementasikan oleh BAPEDAL (PP 20/1990 tentang water pollution control
regulation).

Tujuan Prokasih:

 Tercapainya kualitas air sungai yang baik, sehingga dapat meningkatkan fungsi
sungai dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;

 Terciptanya sistem kelembagaan yang mampu melaksanakan pengendalian


pencemaran air secara efektif dan efisien;

 Terwujudnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam pengendalaian


pencemaran air.

Dalam rangka mewujudkan tujuan Prokasih, pelaksanaan Prokasih dilakukan


dengan pendekatan:

 pengendalian sumber pencemaran yang strategis, dan dilakukan secara


bertahap dalam suatu program kerja;
 pelaksanaan program kerja sesuai dengan tingkat kemampuan kelembagaan
yang ada;

10
 pelaksanaan dan hasil program kerja harus dapat terukur dan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat;
 penerapan pentaatan dan penegakan hukum dalam pengendalian pencemaran
air.

Sasaran Prokasih:

 Meningkatnya kualitas air sungai pada setiap ruas sungai Prokasih sampai
minimal memenuhi baku mutu air yang sesuai dengan peruntukannya.
 Menurunnya beban limbah dari tiap sumber pencemar, sampai minimal
memenuhi baku mutu limbah cair.
 Menguatnya sistem kelembagaan dalam pelaksanaan Prokasih.

Organisasi Pelaksana Prokasih

 Menteri bertangggung jawab dalam koordinasi kebijaksanaan Prokasih


secara nasional.
 Kepala Bapedal bertanggungjaab dalam koordinasi pelaksanaaan
pengendalian kegiatan Prokasih secara nasional. Kepala bapedal membenuk
Tim Prokasih Tingkat Pusat.
 Gubernur adalah penanggungjawab pelaksanaan Prokasih di tingkat daerah.

E. Program Produksi Bersih


Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang sifatnya mengarah
pada pencegahan dan terpadu untuk diterapkan pada seluruh siklus produksi. Produksi
bersih merupakan sebuah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif atau
pencegahan dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus pada proses
produksi dan daur hidup produk dengan tujuan mengurangi risiko
terhadap manusia dan lingkungan. Hal tersebut, memiliki tujuan untuk meningkatkan
produktivitas dengan memberikan tingkat efisiensi yang lebih baik pada
penggunaan bahan mentah, energi dan air, mendorong performansi lingkungan yang
lebih baik, melalui pengurangan sumber-sumber pembangkit limbah dan emisi serta
mereduksi dampak produk terhadap lingkungan. roduksi bersih berfokus pada usaha
pencegahan terbentuknya limbah, yang merupakan salah satu indikator inefisiensi.
Dengan demikian, usaha pencegahan tersebut harus dilakukan sejak awal
proses produksi dengan mengurangi terbentuknya limbah serta pemanfaatan limbah
yang terbentuk melalui daur ulang. Keberhasilan upaya ini akan menghasilkan
penghematan yang besar karena penurunan biaya produksi yang signifikan sehingga
pendekatan ini dapat menjadi sumber pendapatan. Istilah produksi bersih mulai
diperkenalkan oleh UNEP (United Nations Environment Program) pada bulan Mei
1989 dan diajukan secara resmi pada bulan September 1989 pada seminar The
Promotion of Cleaner Production di Canterbury, Inggris. Indonesia sepakat untuk
mengadopsi definisi yang disampaikan oleh UNEP tersebut.

11
produksi bersih adalah pencegahan, terpadu, terus-menerus dan mengurangi risiko.
Dalam strategi pengelolaan lingkungan melalui pendekatan produksi bersih, segela
upaya dilakukan untuk mencegah atau menghindari terbentuknya limbah. Keterpaduan
dalam konsep produksi bersih dicerminkan dari banyaknya aspek yang terlibat seperti
sumber daya manusia, teknik teknologi, finansial, manajerial dan lingkungan. Strategi
produksi bersih menekankan adanya upaya pengelolaan lingkungan secara terus-
menerus. Suatu keberhasilan atau pencapaian target pengelolaan lingkungan bukan
merupakan akhir suatu upaya melainkan menjadi input bagi siklus upaya pengelolaan
lingkungan berikutnya. Mengurangi risiko dalam produksi bersih dimaksudkan dalam
arti risiko keamanan, kesehatan, manusia dan lingkungan serta hilanganya sumber daya
alam dan biaya perbaikan atau pemulihan. Produksi bersih diperlukan sebagai suatu
strategi untuk mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan dengan kegiatan
pembangunan atau pertumbuhan ekonomi, mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan, memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang, mencegah atau memperlambat terjadinya proses degradas lingkungan dan
pemanfaatan sumberdaya alam melalui penerapan daur ulang limbah serta memperkuat
daya saing produk di pasar internasional.
Prinsip-prinsip pokok dalam produksi bersih adalah:
1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air, dan energi serta
menghindari pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya serta mereduksi
terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga mencegah dari atau mengurangi
timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta risikonya terhadap
manusia.
2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik terhadap proses maupun
produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk.
3. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan
dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik dari pihak
pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia (industriawan). Selain itu juga,
perlu diterapkan pola manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang
telah mempertimbangkan aspek lingkungan.
4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar
operasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut
tidak selalu membutuhkan biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi
seringkaliwaktu yang diperlukan untuk pengembalian modal investasi relatif
singkat.
5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan sendiri
dan peraturan yang sifatnya musyawarah mufakat daripada pengaturan secara
command control. Jadi, pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya
mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapi lebih didasarkan pada kesadaran
untuk mengubah sikap dan tingkah laku.
Produksi bersih dapat dijadikan sebuah model pengeloaan lingkungan dengan
mengedepankan efisiensi yang tinggi pada sebuah industri, sehingga timbulan/hasil
limbah dari sumbernya dapat dicegah dan dikurangi. Penerapan produksi bersih akan
menguntungkan industri karena dapat menekan biaya produksi, adanya penghematan,

12
dan kinerja lingkungan menjadi lebih baik. Penerapan produksi bersih di suatu kawasan
industri dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mewujudkan Kawasan Industri
Berwawasan Lingkungan.

13
BAB III

Kesimpulan

Pemerintah terus mengupayakan adanya keseimbangan antara pembangunan


dengan kelestarian lingkungan hidup. Salah satu upaya tersebut adalah dengan
pembentukan kelembagaan. Efektivitas kelembagaan lingkungan hidup dapat dilihat
dari kinerja instansi pemerintah, perangkat hukum dan peraturan perundang-undangan,
serta program yang dijalankan pemerintah dalam rangka menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan.

Pemerintah sebagai lembaga tertinggi dalam suatu Negara berwenang untuk


mengatur ataupun mengendalikan apa saja yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan hidup di Indonesia, dan untuk mengimplementasikannya maka pemerintah
melakukan hal-hal sebagai berikut : Mengatur dan mengembangkan
kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.
Peran pemerintah sangatlah penting, dikarenakan dalam proses perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang terpadu
berupa suatu kebijakan nasional, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
harus dilaksanakan secara taat asas dan konsekuensi dari pusat sampai daerah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Pengelolaan Limbah Industri Pangan. Direktorat Jenderal Industri Kecil
Jakarta.http://www.depperin.go.id/asp/pelatihan_ikm/cleanerprod/cleaner-
production.pd

Abdul Wahab, Solichin. (2005). Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi


Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Soemarwoto, Otto. (2009). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah


Mada UniversityPress.

Purwanto. 2005. Penerapan Produksi Bersih di Kawasan Industri. Dalam: Seminar


Penerapan Program Produksi Bersih Dalam mendorong Terciptanya Kawasan
Eco-industrial di Indonesia, diselenggarakan oleh Asisten Deputi Urusan
Standarisasi dan Teknologi.
Jakarta. http://p3bd.vibet.org/files/Penerapan_Produksi_Bersih_di_Kawasan_Ind
ustri.pdf

[Indrasti, N.S. dan Fauzi, A.M. 2009. Produksi Bersih. IPB Press. Bogor.]

Website:

https://www.kominfo.go.id/content/detail/15911/kota-dan-kabupaten-wujudkan-
pembangunan-kota-berkelanjutan/0/artikel_gpr

https://dlh.salatiga.go.id/sekolah-adiwiyata/

https://dlhk.jogjaprov.go.id/program-penilaian-peringkat-kinerja-perusahaan-dalam-
pengelolaan-lingkungan-hidup-proper

15

Anda mungkin juga menyukai