Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA

Tugas disusun untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah


Keperawatan Komunitas II

Dosen : Ns. Asmadi, M.Kep., Sp. Kom

Disusun oleh :

1. Andriani Regita (CKR0180228)


2. Atin Liyatin (CKR0180229)
3. Dayuni (CKR0180230)
4. Diah Komalasari F.R (CKR0180231)
5. Dova Sintia (CKR0180232)
6. Fathkhah Maulidah H.Z (CKR0180236)
7. Hilman Rizqi (CKR0180238)
8. Rizki Amaliyah A.F (CKR0180254)

KELAS B SEMESTER VI

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS 2 STIKKU RS. CIREMAI
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah tentang “Kesehatan Lingkungan Kota” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas II dengan baik.

Dalam penyusunannya, kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Bapak Ns. Asmadi,
M.Kep., Sp.Kom yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna,
karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat kami
harapkan.

Cirebon, 26 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................................3
1.3. Tujuan..........................................................................................................................................3
1.4. Manfaat........................................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1. Kesehatan Lingkungan Menurut Pandangan Islam......................................................................5
2.2. Masyarakat Berwawasan Ekologi Berkelanjutan : Berbagai Tantangan......................................5
2.3. Hubungan Kesehatan Dengan Agama..........................................................................................7
2.4. Kota dan Lingkungan..................................................................................................................7
2.5. Sumber dan Energi......................................................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................................9
3.2. Saran............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota merupakan beban dari sumber-sumber alam dan mengotori udar dan air,
menimbulkan polusi lingkungan, baik di tingkat daerah, kota, nasional, maupun
global. Sanitasi lingkungan merupakan unsur mendasar dalam menjaga kesehatan
yang dimaksud sanitasi lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat bebas
dari penyakit.
Dalam hal ini sebelum kita mempelajari lingkungan, kita harus lebih dahulu
mengetahui sejarah perkembangan kota dan lingkungan. Mengingat kota tentu kita
juga mengingat lingkungan merupakan masalah yang harus dihadapi manusia dalam
melakukan aktivitas, kota juga merupakan pusat kreativitas, budaya, dan perjuangan
keras manusia. Kota merupakan mikrokosmil masalah, menghubungkan kesehatan
lingkungan dengan agam tentunya sangat berkaitan, membahas lingkungan tentu juga
baru, memperhatikan bagaimana dampaknya terhadap penduduk apabila pada saat itu
lingkungan mengalami kerusakan atau tercemar oleh sampah dan menimbulkan
penyakit , tentunya hal demikian itu akan mempengaruhhi kesehatan. Disamping itu
untuk memperpanjang umur manusia dengan meningkatkan aspek-aspek kehidupan,
serta mencegah sebab-sebab terjadinya pencemaran lingkungan kota.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan kota?
2) Apa saja tantangan yang dihadapi masyarakat dikota dalam menghadapi
kesehatan lingkungan kota?
1.3. Tujuan
1) Mengetahui pengertian dari kesehatanlingkungan kota
2) Mengetahui apa saja tantangan yang dihadapi masyarakat kota dalam menghadapi
kesehatan lingkungan kota
1.4. Manfaat
1) Memahami kesehatan lingkungan kota

3
2) Memahami tantangan yang dihadapi masyarakat kota dalam menghadapi
kesehatan lingkungan kota

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kesehatan Lingkungan Menurut Pandangan Islam


Sanitasi lingkungan merupakan unsur mendasar dalam menjaga kesehatan. Yang
dimaksud sanitasi lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat yang bebas
dari penyakit. Hal demikian yang dimaksud “bersih” adalah kebersihan jasmani, pakaian,
dan kebiasaan seseorang, kebersihan jalan, rumah, saluran air serta kebersihan makanan
dan minuman.
Dalam sejarah manusia, belum pernah terjadi baik agama samawi hingga undang-
undang karya manusia yang menggunakan kesehatan lingkungan semacam ini, sebagai
suatu ajaran yang vital sebagaimana Islam. dalam beberapa ayat Al-Qur’an, dapat kita
lihat bahwa surat pertama yang diturunkan adalah panggilan kepada ilmu, sedang yang
kedua adalah panggilan kebersihan. Surat pertama yang diturunkan adalah surat “Iqra”
yang artinya “bacalah”, sedang surat yang kedua adalah QS. Al-Mudatsir : “ dan
pakaianmu bersihkanlah”
2.2. Masyarakat Berwawasan Ekologi Berkelanjutan : Berbagai Tantangan
Jalan menuju ke masyarakat berwawasan ekologi memerlukan dua pendekatan
yang pararel: Pertama, menyampaikan masalah-masalah lingkungan yang mendasar saat
ini, dan kedua, menyampaikan faktor-faktor utama sosial, ekonomi, dan politik yang
membentuk alasan dasar kerusakan lingkungan. Kedua pendekatan itu bersandar dalam
kerangka kemitraan yang berkolaborasi dimana berbagai tokoh dan lembaga.
a. Mengelola sampah
Sekarang sampah merupakan masalah besar perkotaan, baik di negara
berkembang maupun di negara maju, masalah sampah di kota termasuk di dalamnya
semakin sulitnya memperoleh lahan baru untuk dijadikan tempat pembuangan
sampah, meningkatnya populasi yang berasal dari sampah dan dari proses
pengelolaan serta pembuangan sampah, penipisan sumber-sumber alam akibat
pembuangan, serta penglolaan sampah memakai biaya besar. Masalah perkotaan tidak
terbatas pada kota itu sendiri. Tetapi juga berpengaruh sangat besar pada daerah
sekelilingnya, ketika timbul tuntutan akan wilayah yang lebih luas untuk mengotori

5
luapan sampah. Pencarian solusi membawa kepada keberhasilan menetapkan sebuah
masyarakat yang berorientasi pada sistem daur ulang, yang memungkinkan cara-cara
yang tepat membatasi meningkatnya sampah dapat dicapai dan mekanisme-
mekanisme inovatif memberikan solusi yang bergairah yang melibatkan para tokoh.
Pendekatan teknologi dan undang-undang untuk melakukan daur ulang. Sistem pasar
yang mendukung masyarakat berorientasi daur ulang, dorongan inisiatif daur ulang
yang berbasis masyarakat, dan perubahan sikap publik terhadap konsumsi dan
pembuangan melalui informasi dan pendidikan publik merupakan beberapa
metodologi yang mengkombinasikan pendekatan “atas ke bawah” dan “bawah ke
atas”.
b. Polusi
Setelah sampah, kini polusi mengambil berbagai bentuk pada banyak tingkat.
Masalah yang menjadi perhatian khusus adalah polutan yang menimbulkan kerugian
bagi penduduk perkotaan dan siklus ekologi, yang dihasilkan lewat pembakaran
sampah, emisi industri, dan gas buangan kendaraan bermotor. Dengan semakin
jelasnya dampak kesehatan terutama dari gas toksin (beracun) seperti dioksin dan gas
perusak hormon, muncul tekanan dari beberapa arah. Polutan undang-undang yang
dilaksanakan, penelitian ilmiah dari kalangan pemerintah, dan desakan publik secara
khusus memainkan peranan penting.
c. Transportasi
Transportasi kendaraan bermotor telah mempertinggi mobilitas manusia dan turut
memperbesar kemajuan ekonomi. Namun demikian, muncul berbagai akibat negatif
dalam bentuk kecelakaan lalu lintas, ketidakadilan sosial, kemacetan, dan polusi
udara. Keinginan yang mengurangi ketergantungan yang berlebihan pada mobil
pribadi tampaknya meningkat, terutama yang menggunakan bensin. Gejala ini
direspon dengan menciptakan mobil yang berpolusi rendah, dorongan sikap publik
yang kurang mengandalkan transportasi swasta, usaha-usaha dengan memberlakukan
undang-undang untuk memperkecil dampak lalu lintas pada lingkungan, prakarsa
kolaborasi antara pemerintah dan industri untuk membuat dukungan politik yang
lebih besar bagi transportasi publik berskala besar dan ozon “bebas mobil” demikian
juga dengan program perencanaan perkotaan yang memainkan peranan penting

6
dalam mendesain kota untuk mengubah transportasi ke arah pelayanan publik yang
adil.
2.3. Hubungan Kesehatan Dengan Agama
Menurut WHO (world health organization), sehat adalah “Memperbaiki kondisi
manusia, baik jasmani, rohani ataupun akal, sosial dan bukan semata-mata memberantas
penyakit” Sedangkan “Al-Thibbul wiqo’i” adalah ilmu yang berfungsi menjaga individu
dan masyarakat terhadap normalitas kesehatannya. Untuk merealisasikan tujuan ini, “At
thibul wiqo’i” (judul buku dan kajian buku ini pent) mengkonfirmasikan antara
pendidikan, petunjuk (baca wahyu) dan penelitian agar dapat memelihara umat manusia
dari berbagai penyakit sebelum dihinggapi atau upaya preventif meluasnya wabah
penyakit menular. Di samping itu untuk memperpanjang umur manusia dengan
meningkat aspek-aspek ekhiudpan serta mencegah sebab-sebab terjadinya ketegangan
saraf.

2.4. Kota dan Lingkungan


Kota merupakan pusat kreativitas, budaya dan perjuangan keras manusia. Kota
memang merupakan sebuah teka-teki. Kota merupakan mikrokosmis masalah, di samping
peluang, dan umat manusia ketika komunitas perkotaan tumbuh menjadi lebih besar dan
padat hingga tidak bisa terkendali lagi. Interaksi umat manusia dengan lingkungan alam
dan lingkungan buatan manusia terletak pada kualitas kehidupan pada jutaan mungkin
juga miliyaran orang di seluruh dunia dan pengalaman pun menjadi tercampur baur.
Berbagai akibat lingkungan yang merugikan yang menjadi dari sifat dari pusat-pusat
perkotaan sudah banyak diketahui dan memang benar adanya. Masalah-masalah tersebut
memberikan tantangan besar akibat yang langsung dengan mendasar bagi eksistensi
umat manusia.
Kota merupakan beban dari sumber-sumber alam dan mengotori udara dan air,
menimbulkan polusi lingkungan, baik di tingkat daerah, kota, nasional, maupun global.
Pembangunan perkotaan secara nyata merusak lingkungan alam dan wilyah-wilayah di
sekitarnya. Penduduk perkotaan memberikan tuntutan besar kadang-kadang tak terpenuhi
atau persedian air bersih, sistem pembuangan kotoran, pengaturan sampah, perumahan,
dan transportasi yang aman dan pantas.

7
Sumber air dan ekosistem.
Pada abad ke 21, kekurangan dan pencemaran air oleh bencana banjir akan menjadi
masalah serius di sebagian besar kota-kota di negara-negara berkembang. Muncul
anggapan bahwa air akan mengantikan minyak tanah sebagai pusat ketegangan politik.
Secara historis, kapasitas sebuah kota akan dibatasi oleh ketersediaan sumber-sumber air
di kota tersebut. Namun, kota-kota besar yang terletak di wilayah hilir dari sumber air
telah menghapuskan faktor-faktor pembatas itu dengan membangun waduk besar di
bagian hulu sehingga merusak wilayah hulu. Agar wilayah-wilayah hulu dan hilir dapat
saling berdampingan di masa mendatang, perhatian selanjutnya khususnya dinegara-
negara berkembang, adalah bencana banjir yang menyebabkan tidak terserapnya air hujan
ke dalam tanah, karena tingkat urbanisasi melaju cepat, dan penyedotan air tanah yang
berlebihan, yang menyebabkan sirkulasi air regional dan menyebabkan tanah longsor.
Sejumlah isu tersebut dapat dimengerti bahwa tuntutan kota akan air bersih, sebagian
besar tidak dipenuhi.
2.5. Sumber dan Energi
Ketika kata menuntut kebutuhan akan air dalam jumlah besar, mereka juga
menuntut akan energi yang nantinya mengakibatkan kerusakan di lingkungan lokal
nasional dan global. Meningkatnya karbondioksida dan sulfur dioksida merupakan
masalah nyata. Tujuan masyarakat berwawasan ekologi adalah mencakup etos “Kata
hemat energi” meliputi konservasi dan daur ulang dalam berbagai tingkat. Sama halnya
dengan moralitas yang juga memiliki beragam segi, inovasi teknologis merupakan
instrumen penting dalam mengembangkan peningkatan energi berkelanjutan dan
pendekatan hemat energi pada transportasi, kebutuhan rumah tangga, kebutuhan industri;
perjanjian internasional mengenai menyebarnya polusi telah menetapkan standar
kebijakan energi nasional yang memerlukan banyak penyesuaian pada berbagai
tingkatan. Namun energi mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap energi dan
konsep ‘masyarakat hemat

8
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam makalah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam
sejarah manusia, belum pernah terjadi baik agama Samawi hingga undang-undang karya
manusia yang menggunakan kesehatan lingkungan semacam ini, sebagai suatu ajaran
yang vital sebagaimana Islam.
Dari berbagai dampak yang selalu saja bermasalah di tiap kota adalah
1. Sampah
2. Polusi dan
3. Transportasi
Serta biasa pula terjadi di kota dan lingkungan adalah sumber air dan ekosistem,
kesemuanya ini telah menjadi masalah besar di lingkungan kota.

3.2. Saran
Sebagai manusia biasa saya menyadari bahwa dalam makalah tersebut masih
terdapat banyak kekurangan dan permasalahan, meskipun saya sudah berusaha
semaksimal mungkin, tapi itulah hasil usaha saya. Oleh karena itu, kritik dan saran
pembaca yang bersifat motivasi sangatlah saya harapkan sebagai saran buat saya untuk ke
depan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Syaugi Al-Fanjari Dr, Ahmad. Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, Bumi Aksara;
Desember 1996.
Budihardjo Ir, Eko, Prof. M.S.C, Kota dan Lingkungan, United Nation, University Pers
Jakarta, LP3ES, 2003.
Shigo, Takahasi, Profesor, Departement of Economi, Aoyama Gakwin University, Jepang
Jasan Hunter, Pejabat Program Lingkungan, Nautilus Institue for Security and
Sustainable Development, California.

10

Anda mungkin juga menyukai