Disusun oleh :
KELAS B SEMESTER VI
Di Sri Lanka saja, korban tewas terakhir akibat tsunami dan akibatnya
diperkirakan mencapai lebih dari 30.000 nyawa. Bencana yang berulang telah
memfokuskan kembali perhatian kita pada perlunya penanggulangan bencana
berdasarkan data yang objektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperkirakan prevalensi gangguan stres pasca trauma setelah bencana
besar dan untuk menentukan hubungan antara paparan peristiwa traumatis
dan disfungsi psikologis yang dihasilkan.
Dua analisis kovarians yang mengontrol usia dan jenis kelamin yang
dilakukan pada PTSD dan skor depresi dari tsunami dan kelompok kontrol
menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan dalam skor rata-rata untuk
PTSD dan depresi pada kedua kelompok. Seperti yang diharapkan, kelompok
tsunami memiliki skor PTSD dan depresi yang lebih tinggi.Peserta yang
mencetak lebih dari 40 poin untuk pertanyaan 1-16 diBagian 2 dari HTQ
sebagai menderita gejala PTSD, dan peserta yang mencetak lebih dari 26
poin untuk pertanyaan 11-25 di HSCL-25 sebagai menderita depresi.Hal ini
sesuai dengan definisi PTSD dan depresi yang disarankan oleh Program
Harvard dalam Trauma Pengungsi yang didasarkan pada kriteria diagnostik
DSM IV. Dengan demikian, 42% dari peserta yang pernah mengalami
tsunami didefinisikan menderita PTSD. Selain itu, 45,8% peserta
didefinisikan menderita depresi.
Sebuah Layanan Pengeditan Teks, Akatsuka 609-22, Kota Tsukuba 305-0062, Jepang
2. Metode
2.2 Prosedur
4. Kesimpulan
Meja 2
Peristiwa trauma HTQ yang menghasilkan skor PTSD yang jauh lebih
tinggi
Pertanyan acara HTQ T skor df Makna
no.