Disusun oleh :
Agustin 220120190508
Ike sintia suci 220120190505
Noviyanti 220120190503
Nova Mardiana 220120190507
Syoifa Rahmawati 220120190509
Nyoman Wigo Agusto 220120190512
Moch. Candra Bara 220120190502
Naufal Fawwaz 220120190510
ABSTRACT
Earthquakes are the vibrations of the earth caused by volcanic eruptions, meteorite collisions,
bomb explosions, landslides and generally caused by sudden movements of the earth's crust in front of
faults. An earthquake has an impact on the damage to facilities and infrastructure in an area and can
cause casualties. Early aid for earthquake victims must be considered both physically and mentally. The
role of nurses in first aid is also very much needed in accordance with their knowledge and skills in
responding quickly. The purpose of this study is to conduct a literature review related to first aid for
earthquake victims.
This research is a scoping review by searching for articles according to the inclusion
criteria obtained from 4 databases, namely Science Direct, Pubmed, Willey and Cambridge. The
search results obtained 1020 articles, but the final results of filtering articles according to the
inclusion criteria using the PRISMA diagram were obtained 6 articles consisting of 6 articles of
quantitative and qualitative research.
Based on the analysis of articles that become literature, it shows that in an emergency
situation due to an earthquake disaster requires a fast and precise response. Immediate
assistance by a trained medical team and volunteers greatly affects the success rate of handling
emergency patients when a disaster occurs. Initial aid for disaster victims does not only focus on
the physical, but psychologically they must also be handled properly and correctly.
Keywords : First Aid, Earthquake, Nursing
PENDAHULUAN
(Moghaddam, 2014) Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Wawancara Empat tema utama muncul dari data; 1)
Nurses’ Requirements untuk melihat kebutuhan menggunakan desain dilakukan dengan dukungan psikologis, 2) pendidikan
for Relief and Casualty perawat untuk dukungan kualitatif 23 perawat, di keterampilan klinis yang sesuai, 3) sesuai
Support in Disasters: A korban yang tepat dalam rumah sakit penanggulangan bencana, supervisi dan
Qualitative Study bencana, untuk pendidikan program, dan 4) pembentukan kelompok-
memfasilitasi perencanaan dan Fakultas kelompok yang siap bertindak dan tempat-
yang lebih baik untuk Keperawatan di tempat darurat.
manajemen Bencana Universitas
Kedokteran
Kerman, yang
memiliki
pengalaman kerja
minimal lima
tahun dan
membantu dalam
bencana gempa
bumi. Intensitas
dan pengambilan
sampel bola salju
dilakukan.
Pengumpulan
data dilakukan
melalui
wawancara semi
terstruktur.
Wawancara
ditranskripsikan
dan dikodekan
menjadi tema dan
subtema utama.
(Fan et al., 2011), Untuk mengetahui cara Retrospective : Lebih dari 200 Dari hasil penelitian didapatkan tiga faktor
Retrospective, mengembangkan Dengan mengumpulkan artikel utama yang mempengaruhi operasi
Analytical Study of pertolongan pertama di Data pertolongan dokumenter penyelamatan di lokasi setelah Gempa
Field First Aid lapangan dan memberikan pertama lapangan dari berbahasa Wenchuan adalah :
following the Wenchuan referensi penyelamatan Gempa Bumi Wenchuan Mandarin dan 1. Sumber daya penyelamatan di tempat
Earthquake in China darurat di masa depan. di China dianalisis Inggris tentang yang tidak memadai, pengelolaan
secara retrospektif Gempa Bumi sumber daya di tempat yang buruk, dan
Wenchuan dari kurangnya pengetahuan pertolongan
periode Mei 2008 pertama di lapangan menunjukkan
– September 2009 bahwa semua departemen yang
bertanggung jawab harus meningkatkan
pengelolaan dan distribusi sumber daya
penyelamatan di tempat.
2. Sehubungan dengan banyaknya jumlah
orang yang terluka, kondisi traumatis
yang kompleks, dan kekurangan
penolong, triase cepat harus
dilaksanakan agar sumber daya medis
dapat digunakan dengan lebih efisien.
3. Keadaan di tempat yang parah dan
kurangnya agen medis portabel serta
peralatan diagnostik berat menyebabkan
kesalahan diagnosis dan penundaan
perawatan medis bagi yang terluka.
(Kılıç & Şimşek, 2019), Untuk menyelidiki dampak Penelitian ini Sampel Penelitian Didapatkan hasil penelitian bahwa skor
The Effects Of pelatihan pertolongan merupakan penelitian sebanyak 76 rata-rata kelompok intervensi di bawah
Psychological First Aid pertama psikologis eksperimental terkontrol mahasiswa semua sub-dimensi skala persepsi
Training On Disaster terhadap persepsi secara acak dengan keperawatan kesiapsiagaan bencana untuk perawat (fase
Preparedness kesiapsiagaan bencana dan pengukuran monitoring termasuk, dibagi persiapan, fase intervensi, dan fase
Perception And Self- self-efficacy menjadi 2 pascabencana) meningkat secara signifikan
Efficacy kelompok : 38 di setelah pelatihan dan tindak lanjut, dan ini
kelompok secara signifikan lebih tinggi daripada skor
intervensi dan 38 rata-rata pada kelompok kontrol.
di kelompok Ditentukan bahwa rata-rata skor efikasi diri
kontrol. umum pasca-pelatihan dan tindak lanjut
Pengumpulan dari kelompok intervensi meningkat secara
data dilakukan signifikan, dan ini secara signifikan lebih
dengan tinggi daripada skor rata-rata kelompok
menggunakan kontrol.
Formulir
Informasi Pribadi,
Skala Persepsi
Kesiapsiagaan
Bencana untuk
Perawat dan
Umum
Skala Self-
Efficacy (GSS).
Pelatihan Sesi
Pertolongan
Pertama
Psikologis yang
berlangsung
selama 60 menit
dilakukan dengan
siswa pada
kelompok
eksperimen
seminggu sekali
selama 6 minggu.
(Leiva-Bianchi, Mengidentifikasi Quasi-experiment Sampel pada Hasil penelitian menunjukan bahwa
Cornejo, Fresno, Rojas, efektivitas Cognitive- dengan 3 kelompok. penelitian kelompok yang mendapat pengobatan
& Serrano, 2018), Chili Behavioural Therapy Penelitian ini terdiri dari berjumlah 29 lengkap dan didiagnosis PTSD
Effectiveness Of (CBT) dalam menangani dua metode yaitu orang terdiri dari menunjukkan signifikansi penurunan gejala
Cognitive Behavioural distress pasca bencana Perbandingan tiga tiga kelompok total hingga di bawah tingkat berbahaya
Therapy For setelah kelompok dan Pre and antara lain: (IGAAB: 31,556; p<0,01; 95% CI: 0,21-
Postdisaster Distress In gempa dan tsunami di chili post treatment 1. Kelompok 2,01];2 = 0,709). Berdasarkan hasil
Post Traumatic Stress pertama penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
Symptoms After Chilean sebanyak 16 tindakan Cognitive-Behavioural Therapy
Earthquake And peserta dengan (CBT) terbukti efektif dalam menangani
Tsunami. kriteria gejala stres pasca-trauma.
partisipan
tanpa PTSD
akan tetapi
diberikan
tindakan CBT
lengkap
2. Kelompok
kedua
sebanyak 9
peserta dengan
kriteria
partisipan
dengan PTSD
dan diberikan
tindakan CBT
lengkap
3. Kelompok
ketiga
sebanyak 4
peserta dengan
kriteria
partisipan
dengan PTSD
dan diberikan
tindakan CBT
singkat
HASIL untuk persiapan institusi dalam persiapan
Berdasarkan hasil review literature, untuk bencana gempa bumi. Semua peserta
didapatkan 6 artikel yang sesuai dengan telah diberikan pelatihan dalam menangani
kriteria review kelompok terkait keadaan darurat. Rumah sakit jiwa sebagai
memberikan perawatan pertolongan pertama pusat perawatan kesehatan di tingkat atas
saat bencana gempa bumi. Dari keenam dalam upaya mengurangi risiko gempa bumi
artikel memberikan gambaran eksplorasi harus dipersiapkan dengan perencanaan
dari pengalaman perawat ataupun langkah yang didukung oleh peran perawat dalam
yang dilakukan perawat dalam memberikan penanggulangan bencana.
pertolongan pertama saat tejadi bencana
Artikel yang kedua merupakan
gempa bumi. Artikel yang pertama adalah
penelitian yang dilakukan oleh (Rezaei,
penelitian yang dilakukan oleh (Munandar,
2020) bertujuan untuk mengetahui
2019) yang bertujuan untuk mengeksplorasi
kapabilitas profesional yang dibutuhkan oleh
pengalaman kesiapan perawat dalam
perawat untuk memberikan perawatan
pengelolaan aspek psikologis pasca bencana
kepada korban gempa. Penelitian ini
gempa dan eksplorasi faktor-faktor yang
dilakukan dengan metode konten
mempengaruhi kesiapan perawat dalam
konvensional kualitatif analisis.
manajemen aspek psikologis setelah gempa
Pengumpulan data dilakukan melalui 16
bumi. Penelitian ini merupakan penelitian
wawancara semi-terstruktur dan mendalam
kualitatif dengan pendekatan deskriptif
dengan perawat yang terlibat dalam
eksploratif. Pengumpulan data dilakukan
memberikan perawatan kepada korban
dengan metode wawancara mendalam dan
gempa Kermanshah. Analisis data
teknik observasi kemudian dianalisis
menyebabkan munculnya 427 kode primer,
berdasarkan tema yang muncul. Jumlah
10 subkategori, dan empat kategori.
sampel sebanyak 5 partisipan. Hasil dari
Keempat kategori tersebut termasuk
penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan
kompetensi klinis (pengetahuan profesional
5 perawat di Rumah Sakit Jiwa Sukma Pearl
dan keterampilan klinis), kompetensi pribadi
di Provinsi Nusa Tenggara Barat sangat
(keterampilan komunikasi, ketahanan, dan
memuaskan. Dalam penelitian ini, sebagian
kreativitas dan inovasi dalam memberikan
besar peran perawat telah menjalankan tugas
perawatan), kompetensi etis (komitmen
dan kewajibannya dengan baik, karena
terhadap etika dan tanggung jawab
profesional), dan keterampilan penting perawat dalam memberikan pertolongan
dalam merawat yang terluka (keterampilan pertama saat berada pada daerah yang
dalam triase, keterampilan perawatan terdampak bencana gempa bumi.
psikologis, dan keterampilan dalam Artikel yang keempat, penelitian
observasi dan pemantauan). yang dilakukan oleh (Fan et al., 2011), di
China yang bertujuan untuk mengetahui cara
Artikel yang ketiga adalah penelitian
mengembangkan pertolongan pertama di
yang dilakukan oleh (Moghaddam, 2014)
lapangan dan memberikan referensi
bertujuan untuk melihat kebutuhan perawat
penyelamatan darurat di masa depan.
untuk dukungan korban yang tepat dalam
Dengan design penelitian Retrospektif
bencana, untuk memfasilitasi perencanaan
dengan menggunakan data yang
yang lebih baik untuk manajemen bencana.
dikumpulkan dari 200 artikel dokumenter
Penelitian ini menggunakan desain
berbahasa Mandarin dan Inggris tentang
kualitatif. Wawancara dilakukan dengan 23
Gempa Bumi Wenchuan dari periode Mei
perawat, di rumah sakit pendidikan dan
2008 – September 2009. Didapatkan
Fakultas Keperawatan di Universitas
kesimpulan dari hasil penelitian yang
Kedokteran Kerman, yang memiliki
menjelaskan tentang Ketersediaan sumber
pengalaman kerja minimal lima tahun dan
daya medis darurat di lokasi setelah gempa
membantu dalam bencana gempa bumi.
relatif tidak mencukupi. Kematian terutama
Intensitas dan pengambilan sampel bola
disebabkan oleh henti jantung paru, cedera
salju dilakukan. Pengumpulan data
kranioserebral berat, syok hemoragik yang
dilakukan melalui wawancara semi
tidak dapat disembuhkan, dan sindrom
terstruktur. Wawancara ditranskripsikan dan
kerusakan yang menyebabkan sindrom
dikodekan menjadi tema dan subtema
disfungsi sistem organ multipel. Maka untuk
utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mengatasi kematian korban yang meningkat
ada empat tema utama muncul dari data; 1)
diharapkan dalam pertolongan pertama pada
dukungan psikologis, 2) pendidikan
kejadian gempa bumi dapat dilakukan
keterampilan klinis yang sesuai, 3) sesuai
dengan memperkuat sumber daya medis
penanggulangan bencana, supervisi dan
darurat di tempat, mempercepat triase, dan
program, dan 4) pembentukan kelompok-
melengkapi penanggap dengan peralatan
kelompok yang siap bertindak dan tempat-
medis portabel profesional, operasi
tempat darurat yang penting untuk dimiliki
pertolongan pertama lapangan dapat (Leiva-Bianchi et al., 2018), Chili dengan
dilakukan dengan lebih efisien. tujuan mengidentifikasi efektivitas
Selanjutnya, artikel kelima adalah Cognitive-Behavioural Therapy (CBT)
penelitian yang dilakukan oleh (Kılıç & dalam menangani distress pasca bencana
Şimşek, 2019), di Turki yang bertujuan setelah gempa dan tsunami di chili. Desain
untuk menyelidiki dampak pelatihan penelitian menggunakan Quasi-experiment
pertolongan pertama psikologis terhadap dengan 3 kelompok. Sampel pada penelitian
persepsi kesiapsiagaan bencana dan self- berjumlah 29 orang terdiri dari tiga
efficacy. Dengan menggunakan metode kelompok; pertama sebanyak 16 tanpa
penelitian Eksperiment, dengan sample PTSD akan tetapi diberikan tindakan CBT
berjumlah 76 mahasiswa keperawatan yang lengkap, kedua sebanyak 9 peserta
dibagi menjadi 2 kelompok : 38 di kelompok partisipan dengan PTSD dan diberikan
intervensi dan 38 di kelompok kontrol. tindakan CBT lengkap dan ketiga sebanyak
Dilakukan Pelatihan Sesi Pertolongan 4 peserta partisipan dengan PTSD dan
Pertama Psikologis yang berlangsung diberikan tindakan CBT singkat. Hasil
selama 60 menit dilakukan dengan siswa penelitian menunjukan bahwa kelompok
pada kelompok eksperimen seminggu sekali yang mendapat pengobatan lengkap dan
selama 6 minggu. Dari hasil penelitian didiagnosis PTSD menunjukkan signifikansi
didapatkan kesimpulan yang menyatakan penurunan gejala total hingga di bawah
bahwa pendidikan pertolongan pertama tingkat berbahaya (IGAAB: 31,556; p<0,01;
psikologis secara positif mempengaruhi 95% CI: 0,21-2,01];2 = 0,709). Berdasarkan
persepsi subjek untuk persiapan bencana hasil penelitian diatas dapat disimpulkan
serta persepsi mereka tentang efikasi diri bahwa tindakan Cognitive-Behavioural
secara umum. Sejalan dengan kesimpulan Therapy (CBT) terbukti efektif dalam
tersebut, maka dalam penelitian ini menangani gejala stres pasca-trauma.
disarankan untuk memberikan pelatihan
tersebut termasuk modul pelatihan PEMBAHASAN
pertolongan pertama psikologis dalam
Berdasarkan 6 artikel yang sudah ditemukan
program keperawatan sarjana.
dan dianalisis, artikel tersebut menjelaskan
Dan artikel yang dianalisa keenam
bahwa terdapat 3 fase yang dapat dilakukan
merupakan penelitian yang dilakukan oleh
sebagai seorang perawat dalam memberikan
pertolongan pertama pada korban saat Pendidikan dan pengalaman
bencana gempa untuk memanagemen kerja perawat sangat mempengaruhi
bencana, yaitu Tahap persiapan/Pra- tingkat pemahaman perawat dalam
Bencana, Tahap Ketika Terjadi Bencana / menanggapi suatu masalah yang
Mitigasi, dan Tahap Setelah Terjadi lebih baik pada saat bencana.
Bencana/ Pra-Bencana. Hal tersebut sejalan Menurut (Munandar, 2019) dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kılıç & Şimşek, 2019), hasil yang
(Putra, 2014) Manajemen penanggulangan dijelaskan dari 5 responden yang
bencana adalah pengelolaan penggunaan diteliti, terdapat 1 responden dengan
sumber daya yang ada untuk menghadapi gelar S3 dengan pengalaman kerja
ancaman bencana dengan melakukan 27 tahun, 2 responden dengan gelar
perencanaan, penyiapan, pelaksanaan, S2 dengan pengalaman kerja 16-18
pemantauan dan evaluasi di setiap tahap tahun, dan 2 responden dengan gelar
penanggulangan bencana yaitu pra, saat dan ners dengan pengalaman kerja 4-24
pasca bencana. Pada dasarnya, upaya tahun. Pengetahuan yang didapatkan
penanggulangan bencana meliputi: 1) Tahap sama sama mempelajari mengenai
prabencana, terdiri atas: a) Situasi tidak type of disaster, yang membedakan
terjadi bencana, kegiatannya adalah adalah level diskusinya, yaitu 1
pencegahan dan mitigasi; 2) Situasi potensi responden dengan gelar S3
terjadi bencana, kegiatannya berupa mendapat diskusi mengenai
kesiapsiagaan: a) Tahap saat bencana, tanggapan dan pemulihan pasien di
kegiatan adalah tanggap darurat dan saat bencana, sedangkan 4
pemulihan darurat; b) Tahap pasca bencana, responden dengan gelar S2
kegiatannya adalah rehabilitasi dan mendapat diskusi mengenai
rekonstruksi. tanggapan pasien saat bencana.
b. Menurut (Rezaei, 2020) dan
Tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan
(Moghaddam, 2014) , perawat
sebagai berikut :
professional kompetensi dalam
1. Tahap persiapan/ Pra- bencana menanggulangi bencana terdapat 4
a. Pendidikan dan pengalaman kerja kategori, antara lain : 1) Kompetensi
perawat klinis yang meliputi pengetahuan
professional dan keterampilan pengobatan, agar dapat mengurangi
klinis, memberikan edukasi pada tingkat kecacatan dan kematian (Fan et
pasien yang mengalami bencana 2) al., 2011).
mempunyai pribadi yang kompeten, 3. Tahap Setelah/ Pasca Bencana
meliputi komunikasi yang baik Pasca bencana, korban bencana sangat
kepada pasien, mempunyai jiwa membutuhkan edukasi psikologi secara
semangat, kreativedan inovative berkala dari perawat untuk korban
dalam memberikan perawatan pada bencana yang dimana edukasi psikologi
pasien, 3) mempunyai ethical ini untuk memulihkan atau mengurangi
competences, meliputi komitmen rasa trauma yang dialami pasien agar
terhadap etika dan mempunyai dapat menerima keadaan yang dialami
tanggung jawab rofesional, 4) pasien, dan perawat bisa memberikan
mempunyai keterampilan dalam CBT atau Cognitive-Behavioural
merawat pasien luka, meliputi Therapy (CBT) dalam menangani
keterampilan dalam triage, distress pasca bencana setelah gempa
keterampilan perawatan psikologis, atau tsunami. Edukasi psikologi dan
keterampilan dalam pemantauan dan CBT ini mampu untuk meningkatkan
observasi pasien. status psikologis pasien setelah bencana
2. Tahap Ketika terjadi (Hapsari et al., 2019) dan (Leiva-
Pada saat bencana terjadi, tim Bianchi et al., 2018).
medis atau perawat harus siap siaga
KESIMPULAN
dengan berbagai perawatannya,
misalnya pantau tanda-tanda vital Manajemen bencana yang tepat dalam
pasien, memberikan resusitasi cairan kesiapsiagaan, respon dan fase pemulihan
dan penggantian cairan ditempat, sangat penting untuk dibentuk dan dalam
pemberian terapi oksigen, perban untuk pelaksanaan manajemen bencana, banyak
perawatan luka dan patah tulang dan disiplin ilmu yang diperlukan untuk
imobilisasi pada korban bencana, mendukung, perawat sebagai salah satu
melakukan operasi penyelamatan bagian integral dari pelayanan kesehatan
darurat yang dilakukan oleh tim medis harus disiapkan untuk menghadapi dan
secara efektif atas dasar tindak lanjut menangani bencana alam. Dengan demikian,
kesadaran sangat dibutuhkan dari perawat dilakukan untuk menolong korban saat
yang bekerja di daerah berisiko tinggi terjadi bencana gempa bumi.
dengan bencana dan mengetahui
pertolongan-pertolongan apa saja yang dapat DAFTAR PUSTAKA
Moghaddam, e. a. (2014). Nurses’ Requirements for Relief and Casualty Support in Disasters: A
Qualitative Study. Nurs Midwifery Stud.
Fan, H., Song, J., & Hou, S. (2011). Retrospective, analytical study of field first aid following
the Wenchuan Earthquake in China. Prehospital and Disaster Medicine, 26(2), 130–134.
https://doi.org/10.1017/S1049023X11000069
Kılıç, N., & Şimşek, N. (2019). The effects of psychological first aid training on disaster
preparedness perception and self-efficacy. Nurse Education Today, 83, 104203.
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2019.104203
Hapsari, A. D., Hutagalung, F. D., Harsono, Y. T., Puspitasari, D. N., & Azzahra, T. A. (2019).
Psychoeducation: Psychological First Aid After Disaster (earthquake) at Sekarbela
Region, Lombok, Southeast West Nusa. OF PSYCHOLOGY 2019, 102.
Leiva-Bianchi, M., Cornejo, F., Fresno, A., Rojas, C., & Serrano, C. (2018). Effectiveness of
cognitive-behavioural therapy for post-disaster distress in post-traumatic stress symptoms
after Chilean earthquake and tsunami. Gaceta sanitaria, 32, 291-296.
Abott, P. L. (2004). Natural Disasters, 4th ed., McGraw Hill Higher Education, Boston, 460.
Ardia, P., Juwita, R., Risna, R., Alfiandi, R., Arnita, Y., Iqbal, M., & Ervina, E. (2015). Peran
dan Kepemimpinan Perawat dalam Manajemen Bencana pada Fase Tanggap Darurat.
Idea Nursing Journal, 6(1), 25-31.
Sitohang, N. L. (2020). PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA
PERDARAHAN LUKA LUAR DALAM PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS
SIAGA BENCANA ANGGOTA PATHFINDER JEMAAT UNIVERSITAS ADVENT
INDONESIA. Jurnal Kesehatan Love That Renewed, 8(2), 10-19.
Sungkawa, D. (2016). Dampak Gempa Bumi terhadap lingkungan hidup. Jurnal Geografi Gea,
7(1).
Utama, T., Delfina, R., & Saleha, N. (2019). Kesiapsiagaan Masyarakat Lempuing Menghadapi
Bencana Gempa Bumi, JURNAL. VOKASI KEPERAWATAN, 2(1).