Anda di halaman 1dari 4

Penulis Tujuan Desain Penelitian Sampel Hasil

(Leiva-Bianchi, Mengidentifikasi Quasi-experiment Sampel pada penelitian berjumlah 29 Hasil penelitian menunjukan bahwa
Cornejo, Fresno, Rojas, efektivitas dengan 3 kelompok. orang terdiri dari tiga kelompok antara kelompok yang mendapat pengobatan
& Serrano, 2018), Chili Cognitive- Penelitian ini terdiri
lain: lengkap dan didiagnosis PTSD
Effectiveness Of Behavioural dari dua metode 1. Kelompok pertama sebanyak 16 menunjukkan signifikansi penurunan
Cognitive Behavioural Therapy (CBT) yaitu Perbandingan peserta dengan kriteria partisipan gejala total hingga di bawah tingkat
Therapy For dalam menangani tiga kelompok dan tanpa PTSD akan tetapi diberikan berbahaya (IGAAB: 31,556; p<0,01;
Postdisaster Distress In distress pasca Pre and post tindakan CBT lengkap 95% CI: 0,21-2,01];2 = 0,709).
Post Traumatic Stress bencana setelah treatment 2. Kelompok kedua sebanyak 9 peserta Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat
Symptoms After gempa dan tsunami dengan kriteria partisipan dengan disimpulkan bahwa tindakan Cognitive-
Chilean Earthquake di chili PTSD dan diberikan tindakan CBT Behavioural Therapy (CBT) terbukti
And Tsunami. lengkap efektif dalam menangani gejala stres
3. Kelompok ketiga sebanyak 4 peserta pasca-trauma.
dengan kriteria partisipan dengan
PTSD dan diberikan tindakan CBT
singkat
(Hapsari, Hutagalung, Memberikan Kuantitatif Pre-Post Sampel pada penelitian ini berjumlah 10 Hasil penelitian menunjukan sebelum
Harsono, Puspitasari, & wawasan kepada Eksperimental partisipan dengan kriteria partisipan dilakukan sosialisasi Psychoeducation:
Azzahra, 2019), warga sekitar adalah korban pasca bencana gempa Psychological First Aid kondisi
Indonesia terkait keadaan bumi di Lombok. psikologis peserta mengaku masih
Psychoeducation: pasca bencana mengalami kecemasan, terutama saat
Psychological First Aid (gempa) dan berhadapan dengan situasi yang
After Disaster bagaimana agar mengingatkan pada peristiwa bencana,
(earthquake) at bisa membantu diantaranya seperti mati lampu, klakson
Sekarbela Region, supaya cepat pulih kendaraan, suara bising, hal-hal tersebu
Lombok, Southeast dari masalah yang menyebabkan mereka tidak nyaman
West Nusa psikologis yang berdiam diri di dalam rumah dan juga
dihadapi. menghindari tempat-tempat yang
berpotensi bencana seperti pantai. Setelah
dilakukan Psychoeducation:
Psychological First Aid menunjukan
bahwa warga merasa terbantu dan
diminta agar kegiatan tersebut dapat
dilakukan secara rutin. Persepsi
partisipan berubah menjadi pola pikir
yang lebih positif dan memberikan
pengetahuan terkait tulisan ekspresif.
Penelitian yang dilakukan oleh (Leiva-Bianchi et al., 2018), Chili dengan tujuan
mengidentifikasi efektivitas Cognitive-Behavioural Therapy (CBT) dalam menangani distress
pasca bencana setelah gempa dan tsunami di chili. Desain penelitian menggunakan Quasi-
experiment dengan 3 kelompok. Sampel pada penelitian berjumlah 29 orang terdiri dari tiga
kelompok; pertama sebanyak 16 tanpa PTSD akan tetapi diberikan tindakan CBT lengkap,
kedua sebanyak 9 peserta partisipan dengan PTSD dan diberikan tindakan CBT lengkap dan
ketiga sebanyak 4 peserta partisipan dengan PTSD dan diberikan tindakan CBT singkat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok yang mendapat pengobatan lengkap dan
didiagnosis PTSD menunjukkan signifikansi penurunan gejala total hingga di bawah tingkat
berbahaya (IGAAB: 31,556; p<0,01; 95% CI: 0,21-2,01];2 = 0,709). Berdasarkan hasil
penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan Cognitive-Behavioural Therapy (CBT)
terbukti efektif dalam menangani gejala stres pasca-trauma.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hapsari et al., 2019), Indonesia dengan tujuan
memberikan wawasan kepada warga sekitar terkait keadaan pasca bencana (gempa) dan
bagaimana agar bisa membantu supaya cepat pulih dari masalah psikologis yang dihadapi.
Desain penelitian menggunakan kuantitatif Pre-Post Eksperimental dengan sampel berjumlah
10 partisipan yaitu korban pasca bencana gempa bumi di Lombok.Hasil penelitian
menunjukan setelah dilakukan Psychoeducation: Psychological First Aid menunjukan bahwa
warga merasa terbantu dan diminta agar kegiatan tersebut dapat dilakukan secara rutin.
Persepsi partisipan berubah menjadi pola pikir yang lebih positif dan memberikan
pengetahuan terkait tulisan ekspresif.
DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, A. D., Hutagalung, F. D., Harsono, Y. T., Puspitasari, D. N., & Azzahra, T. A.
(2019). Psychoeducation: Psychological First Aid After Disaster (earthquake) at
Sekarbela Region, Lombok, Southeast West Nusa. OF PSYCHOLOGY 2019, 102.
Leiva-Bianchi, M., Cornejo, F., Fresno, A., Rojas, C., & Serrano, C. (2018). Effectiveness of
cognitive-behavioural therapy for post-disaster distress in post-traumatic stress
symptoms after Chilean earthquake and tsunami. Gaceta sanitaria, 32, 291-296.

Anda mungkin juga menyukai