Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI:


HALUSINASI

NERA DJANUAR, M.Kep., Ns. Sp. Kep. J


PENDAHULUAN
 Halusinasi merupakan salah satu tanda gangguan jiwa
yang banyak ditemukan.
 Halusinasi ditandai dengan adanya perubahan
perilaku seperti sering tertawa sendiri, mendengar
sesuatu, dan berbicara sendiri.
 Asuhan keperawatan halusinasi perlu dilakukan agar
pasien mampu mengontrol halusinasi dan keluarga
mempuyai kemampuan merawat pasien halusinasi di
rumah dan di lingkungan sekitar.
Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu
melakukan asuhan keperawatan halusinasi
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah megikuti pembelajaran ini peserta mampu:

1. Memahami konsep halusinasi


2. Melakukan langkah-langkah proses keperawatan halusinasi:
2.1 Melakukan pengkajian halusinasi
2.2 Menetapkan diagnosis halusinasi
2.3 Melakukan tindakan pada pasien halusinasi
2.4 Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga
2.5 Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga
2.6 Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan

3. Mempraktikkan asuhan keperawatan halusinasi


PENGERTIAN
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan
dari proses panca indera tanpa adanya
rangsangan eksternal.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi
dimana pasien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak ada.
FAKTOR PREDISPOSISI
a. Biologis
Herediter atau genetika, riwayat penyakit, trauma
kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA.
b. Psikologis
Kegagalan berulang, korban kekerasan, kurangnya
kasih sayang, atau overprotektif.
c. Sosiobudaya dan lingkungan
Penolakan yang berulang, sosial ekonomi rendah,
perceraian, perpisahan, terisolasi oleh lingkungan,
dan tidak bekerja.
Faktor Presipitasi
Riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau
kelainan struktur otak
Kekerasan dalam keluarga
Kegagalan-kegagalan dalam hidup
Kemiskinan
Adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan
pasien
Konflik antar masyarakat
Tidak patuh minum obat
TANDA DAN GEJALA
Jenis Data Objektif Data Subjektif
Halusinasi
Halusinasi Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
Dengar/suara Marah-marah tanpa sebab Mendengar suara yang mengajak bercakap-
Menyedengkan telinga ke arah cakap.
tertentu Mendengar suara menyuruh melakukan
Menutup telinga sesuatu yang berbahaya.
Halusinasi Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris,
Penglihatan tertentu bentuk kartoon, melihat hantu atau monster
Ketakutan pada sesuatu yang
tidak jelas.
Halusinasi Menghidu seperti sedang Membaui bau-bauan seperti bau darah, urin,
Penghidu membaui bau-bauan tertentu. feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan.
Menutup hidung.
Halusinasi Sering meludah Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
Pengecapan Muntah
Halusinasi Menggaruk-garuk permukaan Mengatakan ada serangga di permukaan kulit
Perabaan kulit Merasa seperti tersengat listrik
PROSES KEPERAWATAN
HALUSINASI
Pengkajian
1. Wawancara (data subjektif)
Data penting yang perlu didapat:
a. Jenis halusinasi
b. Isi halusinasi
c. Waktu munculnya halusinasi
d. Frekuensi munculnya halusinasi dalam sehari
e. Situasi munculnya halusinasi
f. Respons pasien terhadap halusinasi
g. Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2. Observasi
 Bicara atau tertawa sendiri
 Marah-marah tanpa sebab
 Mengarahkan telinga ke arah tertentu
 Menutup telinga
 Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
 Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
 Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
 Menutup hidung
 Sering meludah
 Muntah
 Menggaruk-garuk permukaan kulit
CONTOH PENDOKUMENTASIAN
PENGKAJIAN

Data : Pasien mengatakan mendengar/suara/ melihat sesuatu,


pasien tampak komat-kamit, tampak tertawa sendiri,
pandangan ke satu arah, marah tanpa sebab.

Dokumentasikan dalam cppt


Diagnosis Keperawatan

Gangguan sensori persepsi: halusinasi


(pendengaran/penglihatan)
TINDAKAN
KEPERAWATAN
Tindakan Keperawatan Halusinasi
Pasien
1. Membina hubungan saling percaya

2. Membantu pasien mengenal halusinasi

3. Melatih pasien mengontrol halusinasi


3.1 Menjelaskan cara mengontrol halusinasi dengan:
- Melawan : menghardik
- Mengendalikan : minum obat
- Distraksi : bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
3.2 Melatih cara mengontrol halusinasi:
- Menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan di rumah
lanjut
4. Memberikan kesempatan pasien mempraktekkan
cara mengontrol dengan menghardik, minum
obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan di
rumah
5. Memberi Pujian
6. Siap mendengarkan ekspresi pasien setelah
melakukan tindakan
STRATEGI PELAKSANAAN
PERTEMUAN I PASIEN
HALUSINASI
Pengkajian, Penjelasan diagnosis, Tindakan
(latih menghardik dan bercakap-cakap dengan orang
lain)
I. ORIENTASI
1.1. Salam :
“Selamat pagi, saya Cr, perawat ruang jiwa. Nama mbak siapa?”
“Oo… S, senang dipanggil apa?”
“Baik… Jadi senangnya dipanggil S ya?”

1.2. Evaluasi :
“Apa yang S rasakan?
“Oo.. S merasa takut? Apa yang menyebabkan S merasa takut?”
“Oo.. Jadi S merasa takut karena ada suara-suara yang mengganggu”.
“Sudah berapa lama S mendengar suara-suara?”

1.3. Validasi :
“Apa yang telah S lakukan untuk mengatasi suara-suara yang
mengganggu?”
“Bagaimana hasilnya?”
I. ORIENTASI
1.4. Kontrak

1.4.1. Topik & Tujuan:


“Bagaimana jika sekarang kita berbicara tentang
suara-suara yang mengganggu S dan belajar cara
mengatasinya?”
“Tujuannya agar S dapat mengatasi suara-suara yang
mengganggu S”
1.4.2. Waktu:
“Waktunya selama 3o menit dari sekarang”
1.4.3. Tempat:
“Dimana sebaiknya kita berbicara?”
II. KERJA
2.1. Pengkajian
“Tadi S mengatakan mendengar suara-suara. Apa yang
dikatakan oleh suara-suara tersebut?”
“Kapan biasanya suara-suara tersebut muncul?”
“Kira-kira berapa kali dalam satu hari suara-suara tersebut
muncul?”
“Biasanya pada saat S sedang apa suara-suara tersebut
muncul?”
“Bagaimana perasaan S saat mendengar suara-suara
tersebut?”
“Apa yang S lakukan saat suara-suara tersebut muncul?”
“Bagaimana hasilnya dari cara yang S lakukan?”
II. KERJA

2.2. Diagnosis
“Saya percaya bahwa S mendengar suara-suara
yang mengejek dan mengganggu S, tapi saya
dan orang lain tidak mendengar suara-suara
tersebut”

“Berarti ada masalah mendengar suara tanpa ada


sumbernya”
II. KERJA
2.3. Tindakan Keperawatan
“Bagaimana kalau belajar cara mengontrol suara
tersebut?”
2.3.1. Jelaskan 4 cara mengontrol halusinasi dengan:
- Melawan: menghardik
- Mengendalikan: minum obat
- Distraksi: bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
2.3.2. Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
• Jelaskan cara menghardik
• Peragakan cara menghardik
“Pergi! Jangan ganggu saya!”
• Minta pasien ulangi cara menghardik
• Beri pujian
II. KERJA
2.3. Tindakan Keperawatan
2.3.3. Latih mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain
• Jelaskan pentingnya bercakap-cakap dalam membantu
mengontrol halusinasi
• Jelaskan cara mengajak orang lain bercakap-cakap untuk
mengontrol halusinasi
• Peragakan cara mengajak orang lain bercakap-cakap
untuk mengontrol halusinasi
“Ibu, Saya mulai mendengar suara-suara, tolong
temani saya bercakap-cakap”
• Minta pasien ulangi cara mengajak orang lain bercakap-
cakap untuk mengontrol halusinasi
• Beri pujian
III. TERMINASI
3.1. Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan S setelah latihan 2 cara untuk mengontrol suara-
suara?”
3.2. Evaluasi Objektif :
“Coba sebutkan kegiatan apa saja yang telah kita latih bersama untuk
mengontrol suara-suara!”
“Coba peragakan kembali cara mengontrol suara-suara dengan
menghardik!”
“Coba peragakan kembali cara mengontrol suara-suara dengan cara
mengajak orang lain bercakap-cakap!”
3.3. Rencana Tindak Lanjut Pasien
“Berapa kali dalam sehari S akan melakukan latihan menghardik?”
“Kemudian berapa kali untuk latihan mengontrol suara-suara dengan
cara mengajak orang lain bercakap-cakap?”
“Baiklah, jangan lupa yaa S, selain latihan sesuai jadual, cara yang
sudah dilatih tadi dilakukan saat suara-suara muncul!”
III. TERMINASI

3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat


“Baiklah, besok S bertemu dengan saya dan dokter.
Seperti yang saya sampaikan tadi ada 4 cara untuk
mengontrol suara-suara yang mengganggu S. Tadi sudah
dua cara yang S latih. Besok kita akan latihan lagi 2 cara
yang lain”

3.5. Salam : “Semoga S lekas pulih kembali”


3. TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA
TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

Mengenal masalah halusinasi


Memutuskan pelayanan yang diperlukan pasien
halusinasi
Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
aman untuk membantu pasien mengontrol halusinasinya
Melakukan follow-up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur
TINDAKAN UNTUK KELUARGA
1. Bina hubungan saling percara
2. Diskusikan masalah yang dirasakan oleh keluarga dalam merawat
pasien
3. Jelaskan tentang halusinasi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab
halusinasi, akibat jika halusinasi tidak diatasi dan cara merawat
halusinasi
4. Diskusikan cara merawat halusinasi :
Tidak membantah dan tidak mendukung halusinasi
Memotivasi pasien untuk latihan mengontrol halusinasi sesuai jadual
 Memberi pujian jika pasien telah melakukan latihan sesuai jadual dan
menerapkan cara mengontrol halusinasi di saat halusinasi muncul.
5. Latih cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
6. Diskusikan perilaku pasien yang perlu dirujuk dan cara merujuk
STRATEGI PELAKSANAAN
EDUKASI KELUARGA
HALUSINASI
I. ORIENTASI
1.1. Salam
1.2. Evaluasi
“Coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan
dalam merawat anak ibu?”
“Jadi…ibu merasa bingung karena anak ibu
sering bicara dan tertawa sendiri atau
kadang tampak kesal”.
“Sejak kapan hal ini terjadi?”
I. ORIENTASI
1.3. Validasi:
“Apa yang telah ibu dan keluarga lakukan untuk
mengatasi masalah ini?”

1.4. Kontrak
1.4.1. Tindakan dan Tujuan: jelaskan tindakan & tujuan
1.4.2. Waktu : jelaskan lama pertemuan
1.4.3. Tempat: sepakati tempat berinteraksi
II. KERJA
2.1. Penjelasan tentang halusinasi (menggunakan leaflet)
2.1.1. Pengertian halusinasi
2.1.2. Tanda & Gejala halusinasi
2.1.3. Penyebab halusinasi
2.1.4. Akibat jika halusinasi tidak diatasi
2.1.5. Cara keluarga merawat anggota keluarga yang
mengalami halusinasi
II. KERJA
2.2. Peran Keluarga
2.2.1. Menjelaskan latihan yang telah dilatihkan pada
pasien untuk mengontrol halusinasi
2.2.2. Menjelaskan apa yang harus dilakukan keluarga
untuk membantu anggotanya mengontrol halusinasi :
• Memberi pujian setelah pasien melakukan jadual

latihan.
• Mengingatkan jika pasien lupa melakukan jadual

latihan.
III. TERMINASI
3.1. Evaluasi subjektif:
“Apa yang ibu rasakan dengan penjelasan tadi?”
3.2. Evaluasi objektif :
“Apa saja cara yang dapat ibu lakukan untuk membantu
anak ibu mengontrol halusinasinya?”

3.3. Rencana Tindak Lanjut Keluarga:


“Jangan lupa bu yaa berikan pujian setelah S melakukan
latihan untuk mengontrol halusinasinya. Atau jika S
menerapkannya saat halusinasi muncul. Ingatkan jika ia
lupa melakukan latihan sesuai jadual”.
III. TERMINASI
3.4. Rencana Tindak Lanjut Perawat:
“Minggu depan ibu kembali ke Puskesmas
bersama S yaa. Saya ingin melihat latihannya
dan menanyakan manfaatyang dirasakan S
serta manfaat bagi keluarga dalam merawat S”

3.5. Salam: “Semoga anak ibu lekas pulih kembali”


EVALUASI KEMAMPUAN
Evaluasi Kemampuan Pasien
 Pasien mengenal halusinasi
 Pasien mampu menggunakan cara mengontrol
halusinasi:
 Menghardik
 Menggunakan obat secara teratur
 Bercakap-cakap
 Membuat jadual kegiatan
 Melakukan kegiatan sesuai jadual
 Pasien mampu mengidentifikasi manfaat latihan yang
dilakukan dalam mengontrol halusinasi
Evaluasi Kemampuan Keluarga
Keluarga mampu:
 Menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh

pasien
 Mampu menjelaskan cara merawat melalui 4 cara

mengontrol halusinasi:menghardik, minum obat,


bercakap-cakap dan melakukan aktivitas.
 Mampu memperagakan cara merawat

 Mampu menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan

yang tersedia
 Melaporkan keberhasilan merawat pasien

 Mengidentifikasi manfaat yang dirasakan dalam

merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi


DOKUMENTASI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal: S: (pasien dan keluarga)

Data
Pasien: O: (pasien dan keluarga)
Keluarga:

Diagnosis Keperawatan A:

Tindakan Keperawatan
Pasien: P:
Keluarga: P pasien:

P keluarga:

Rencana Tindak Lanjut


Pasien (Topik , waktu, dan tempat)
Keluarga Perawat,

(nama perawat)

Anda mungkin juga menyukai