Anda di halaman 1dari 14

KARYA ILMIAH

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERSIH BEBAS SAMPAH


BERBASIS TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN

NAMA : SYIFA SHESING EFNINDA


NIM : 18010029
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEKANBARU MEDICAL CENTER

PEMILIHAN DUTA LINGKUNGAN PEKANBARU


DINAS LINGKUNGAN DAN KEBERSIHAN
PEKANBARU
2021
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah ini tepat waktu yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat
pemilihan Duta Lingkungan Pekanbaru 2021 tentang “ MENCIPTAKAN LINGKUNGAN
BERSIH BEBAS SAMPAH BERBASIS TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN ”.
Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini. Karena Karya Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi perbaikan
Karya Ilmiah ini dikemudian hari.
Semoga Karya Ilmiah ini dapat menambah pengetahuan kita semua dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.

Pekanbaru,27 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II Pembahasan
A. Lingkungan Hidup Bersih
B. Upaya Penangan Bebas Sampah
C. Langkah-Langkah Menciptakan Lingkungan
D. Aplikasi Teknologi Ramah Lingkungan
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia membutuhkan lingkungan hidup yang sehat, bersih, hijau, asri
dan nyaman. Lingkungan yang sehat dan bersih memerlukan strategi pengelolaan
yang terintegrasi dan berkelanjutan pada masalah lingkungan hidup yang sering
terjadi dan penting dilaksanakan dengan melibatkan seluruh aspek masyarakat.
Lingkungan hidup adalah bagian mutlak dari kehidupan manusia, karena keduanya
sangat berpengaruh satu sama lain.
Pengertian lingkungan hidup dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.4 tahun
1982 adalah kesatuan ruang dengan benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup harus dijaga dengan baik dan dipelihara agar terjaga dengan baik
dan bersih yang bersih, karena lingkungan yang bersih maka akan terciptanya
lingkungan yang sehat, Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor: 23
tahun 1992 tentang kesehatan Bab I pasal 1 bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial ekonomis.
Pengaruh buruk dari lingkungan sebenarnya dapat dicegah dengan mengembangkan
kebiasaan perilaku hidup sehat dan bersih serta menciptakan lingkungan yang baik.
Kebiasan hidup sehat dilakukan dalam berbagai cara seperti mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah dan
halaman secara rutin, membersihkan kamar mandi dan bak mandi secara rutin.
Gambaran tentang aktivitas-aktivitas untuk menciptakan lingkungan yang baik adalah
mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat, membersihkan ruangan dan
halaman rumah secara rutin, membersihkan kamar mandi dan toilet, menguras,
menutup dan menimbun (3M), tidak membiarkan adanya air yang tergenang,
membersihkan saluran pembuangan air, dan menggunakan air yang bersih (Dinkes,
2008).
Perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa, membuat persaingan
dalam dunia semakin meningkat. Oleh sebab itu masyarakat harus bisa beradaptasi
dengan perkembangan teknologi yang ada. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan
pembangunan manusia yang seutuhnya. Karena manusia jugalah yang
mempertimbangkan tujuan akhir semua usaha pembangunan, baik sebagai
perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat. Manusia harus menjadi perhatian
dan disiapkan untuk dapat melaksanakan berbagai macam tugas dan tanggung jawab
yang akan diembannya, sehingga setiap lembaga atau instansi dituntut untuk memiliki
sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang tinggi agar dapat membangun
suatu lembaga atau instansi kearah yang lebih baik.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis melakukan
karya ilmiah dengan judul “ MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERSIH BEBAS
SAMPAH BERBASIS TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
yang
dapat disimpulkan dalam karya ilmiah sebagai berikut :
1. Bagaimana menciptakan lingkungan bersih bebas sampah berbasis teknologi
ramah lingkungan ?
C. Tujuan
Berdasarkan pokok permasalah yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana mencipatakan lingkungan bersih bebas sampah berbasis teknolohi ramah
lingkungan.
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan,
sehingga masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan terhadap berbagai
macam penyakit dan bencana alam.
2. Bagi Intansi Terkait
Memberikan informasi bagi instansi terkait tentang pentingnya menjaga
kesehatan lingkungan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
kebijakan penanggulangan penyakit dan bencana alam.
3. Bagi Karya Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar acuan bagi peneliti
selanjutnya untuk melakukan penelitian lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan Hidup Bersih
Lingkungan bersih merupakan dambaan semua orang. Namun tidak mudah untuk
menciptakan lingkungan kita bisa terlihat bersih dan rapi sehingga nyaman untuk
dilihat. Tidak jarang karena kesibukan dan berbagai alasan lain, kita kurang
memperhatikan masalah kebersihan lingkungan di sekitar kita, terutama lingkungan
rumah.
Seiring majunya tingkat pemikiran masyarakat serta kemajuan teknologi di segala
bidang kehidupan, maka tingkat kesadaran untuk memiliki lingkungan dengan kondisi
bersih seharusnya ditingkatkan dari sebelumnya. Beragam informasi mengenai
pentingnya lingkungan dengan kondisi bersih serta sehat dapat diketahui melalui
media cetak dan online.
Tentu saja lingkungan dalam kondisi bersih serta sehat akan membuat para
penghuninya nyaman dan kesehatan tubuhnya terjaga dengan baik. Kesehatan tubuh
manusia berada pada posisi paling vital. Alasannya tentulah mengarah pada
keberagaman kegiatan hidup manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Padahal, ada banyak manfaat yang bisa dirasakan seseorang dengan menjaga
lingkungan mereka tetap terlihat bersih dan rapi. Lingkungan yang bersih akan
menjauhkan sumber-sumber penyakit untuk berkembang di sekitar kita. Hal itu tentu
berkaitan dengan kesehatan. Selain itu, dengan lingkungan yang bersih pula, kita akan
merasa nyaman dan betah untuk berada di rumah.
Sebenarnya bukan hanya terbatas pada lingkungan rumah, tapi juga lingkungan
sekitar tempatnya berada. Rumah memang menjadi bagian paling dekat dari
kehidupan manusia. Segala rencana serta persiapan hidup untuk masa depan,
senantiasa direncanakan di rumah secara persentase yang besar oleh manusia di dunia
ini.
Jadi, sudah selayaknya menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungan rumah
menjadi tanggungjawab masing-masing individu. Meski faktor lain di luar lingkungan
rumah juga mempengaruhi kondisi kebersihan maupun kesehatan tubuh, tapi
lingkungan rumah termasuk paling inti dan pertama harus dijaga lebih dulu.
Lingkungan dengan kondisi bersih yang bebas dari timbunan sampah,juga akan
terhindar dari bencana seperti banjir pada musim hujan. Salah satu penyebab banjir di
berbagai wilayah adalah karena banyaknya sampah yang berserakan sehingga
menghambat aliran air. Hal ini merupakan salah satu perilaku buruk seakan sudah
menjadi budaya masyarakat lndonesia, khususnya di wilayah perkotaan.
Oleh karena itu, menjadikan sampah dalam kondisi berserakan bahkan tertimbun
tidak baik. Upaya untuk menanggulangi sampah seperti dibersihkan ataupun di daur
ulang bagi bahan yang dapat didaur ulang.

B. Upaya Penanganan Bebas Sampah


Upaya yang lain pun dapat dilakukan, tentu dengan kerjasama yang baik antara semua
pihak. Bukan hanya terbatas pada individu tapi juga pada masyarakat serta ketegasan
pemerintah diikuti kepedulian yang tinggi terhadap masalah sampah. Sebenarnya hal
yang menjadikan lingkungan kotor bukan hanya terbatas pada sampah, ada hal
lainnya juga.
Ada kemungkinan pengaruh penggunaan bahan-bahan untuk kebutuhan hidup dari
bahan sintesis ataupun kimiawi dan sebagainya. Hal itu dapat diupayakan
penanggulangannya dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali dia
pejabat pemerintah ataukah tidak, semua dimunculkan kesadarannya untuk hidup
sehat dan bersih.
Budaya membuang sampah di sungai dan selokan, menyebabkan lingkungan yang
bersih sulit dicapai. Namun, untuk mengubah kebiasaan tersebut pun bukan hal yang
mudah dilakukan. Keterbatasan lahan untuk membuat tempat sampah, menjadi alasan
masyarakat kota untuk membuang sampah secara sembarangan.
Karena itulah, wajarjika upaya melalui budaya hidup bersih dan sehat belum juga
maksimal dilakukan secara serentak di seluruh wilayah. Karenanya, kerjasama
pemerintah dengan masyarakat harus terjalin dengan baik agar tempat pembuangan
sampah serta upaya memunculkan kesadaran hidup bersih dan sehat terealisasi secara
maksimal.
Pemerintah tidak dapat hanya sebatas menghimbau mengenai kebersihan lingkungan
itu penting. Tapi, peran pemerintah lebih dari itu. Mulai dari memberikan contoh,
langsung terjun ke lingkungan masyarakat melalui sosialisasi hidup bersih dan
tindakan nyata penyediaan area pembuangan sampah, aturan tentang kebersihan dan
sebagainya.
Melalui kerjasama yang baik dan saling mendukung, tentu upaya memunculkan
kesadaran budaya hidup sehat dan bersih akan tampak ringnan dan mudah
diwujudkan dalam waktu singkat. Pengaruh kehidupan di lingkungan masyarakat
dengan kebersihan yang terjaga pun akan dapat segera dirasakan secara langsung.
Selain itu, ulasan ini pun juga akan membantu memberikan gambaran mengenai
beberapa langkah untuk menciptakan lingkungan dengan kebersihan yang terjaga.
Cara ini termasuk cara yang mudah untuk dilakukan secara bersama antara individu,
masyarakat hingga pemerintah.
Penciptaan lingkungan yang bersih adalah tanggungjawab semua orang termasuk di
dalamnya pemerintah melalui kebijakan dan realisasi tindakan nyatanya. Selanjutnya
untuk menumbuhkan tanggung jawab tersebut dibutuhkan proses dan juga langkah
nyata. Proses dan langkah nyata inilah yang menjadi focus perhatian kita.
C. Langkah – Langkah Menciptakan Lingkungan
Kedua hal tersebut harus dilakukan secara beriringan sehingga tujuan menciptakan
lingkungan dalam kondisi kebersihan terjaga bisa tercapai tanpa ada paksaan. Selain
itu, tujuan itu juga merupakan sebuah kesadaran dan kebutuhan semua orang. Ada
beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih.
Langkah-langkah tersebut di antaranya adalah:
1) Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan yang bersih kepada
masyarakat, terutama pada anak-anak agar kesadaran tersebut bisa tumbuh
sejak usia dini. Membiasakan hidup bersih sejak usia anak-anak tentu lebih
membuahkan hasil yang luar biasa daripada pembiasaan diri pada usia
setelahnya. Alasannya tentu saja berkaitan dengan kesadaran yang berhasil
muncul melalui kebiasaan. Anak-anak tidak perlu diperintah ataupun dipaksa
untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Mereka diberi
contoh dan pemahaman akan pentingnya kebersihan, maka hal itu akan
menancap dan dilakukan dengan maksimal dan sebaik mungkin dalam
kehidupannya. Mereka akan terus mengingat dengan baik hal positif yang
sering dilakukannya dengan kesadaran tanpa adanya rasa takut, khawatir
ataupun was-was jika belum berhasil melakukan upaya menjaga kebersihan.
Mereka akan terus belajar dan berlatih karena lingkungan sekitarnya
memberikan contoh dan pemahaman dengan benar.
2) Buatlah tempat sampah yang memisahkan antara sampah organik dan non
organik. Hal ini penting dilakukan agar memudahkan upaya untuk
menanggulangi timbunan sampah. .Jika sampah organik berhasil dipisahkan,
maka akan mudah untuk merencanakan langkah positif terhadap sampah.
Sampah adalah komponen yang begitu dekat dengan kehidupan manusia. Dan
seringkali dalam pembuangannya menimbulkan banyak permasalahan. Untuk
itu, haruslah dipikirkan cara yang paling tepat untuk dapat mengelola sampah
ini termasuk dalam pembuangan mulai dari tahap di rumah tangga sampai di
tempat pembuangan terkahir. Atau juga bagaimana cara untuk mendaur ulang
sampah agar masih dapat untuk dipergunakan kembali.
3) Buatlah jadwal rutin untuk melakuan aktivitas pembersihan lingkungan secara
terjadwal. Melalui jadwal, maka kita akan membiasakan diri disiplin menjaga
kebersihan lingkungan. Tidak masalah meski ada kendala di tengah
pelaksanaannya. Tapi hal penting adalah keseriusan dan keberlanjutan hidup
bersih serta sehat Kita tak akan mendapatkan atau merasakan manfaat dari
lingkungan yang bersih tanpa adanya kemauan dari diri kita sendiri untuk
melakukan pembersihan lingkungan. Dan hal ini seharusnya dijadikan sebagai
sebuah kebiasaan hidup. Bukan lagi sebagai hal yang hanya dilakukan sesekali
namun haruslah dijadwal atau diagendakan secara.
4) Buatlah sebuah aktivitas kreatif untuk mengelola sampah non organik menjadi
sebuah benda yang bersifat produktif dan bisa menghasilkan uang. Hal ini
dapat diketahui beragam informasinya melalui beragam media, baik cetak
maupun online. Sejatinya saat ini telah banyak ditemukan ide kreatif untuk
mengelola kembali sampah menjadi barang yang lebih berguna. Kita dapat
mencontoh ide yang sudah ada atau memikirkan ide lain yang berbeda. Poin
yang terpenting adalah bahwa sampah tersebut dapat untuk kembali diolah
tanpa memberikan beban yang lebih bagi alam dan lingkungan.
5) Biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini akan sangat
bermanfaatjika diberikan juga kepada anak-anak, sehingga akan menjadi
sebuah pola perilaku yang tercipta di bawah sadar. Seperti yang telah
disebutkan bahwa masalah sampah adalah masalah yang klasik. Namun dapat
dipercahkan dengan banyak hal yang sederhana. Dengan membiasakan untuk
membuang sampah ke tempat sampah yang benar adalah hal awal untuk
menanggulangi masalah sampah ini.
D. Aplikasi Teknologi Ramah Lingkungan
1) Bidang Energi
a. Biofuel
Biofuel, berasal dari bahan-bahan organik, biofuel dapat diolah
langsung dari bahan organik seperti tumbuh-tumbuhan. Ada dua jenis
biofuel yaitu dalam bentuk etanol dan biodiesel. Etanol merupakan
salah satu jenis alkohol yang dapat dibuat dengan fermentasi
karbohidrat atau reaksi kimia gas alam. Beberapa tumbuhan yang
mengandung karbohidrat tinggi seperti jagung, sorgum, atau singkong
biasanya digunakan untuk menghasilkan etanol. Sedangkan biodiesel
merupakan bahan bakar alami yang biasanya diperoleh dari lemak
nabati. Penggunaan bahan bakar dengan sumber alam yang dapat
diperbaharui akan menjamin kelestarian lingkungan dan
ketergantungan pada ketersediaan minyak bumi yang semakin
menipis. Selain itu sisa pembakaran dari biofuel juga lebih ramah
lingkungan.
b. Biogas
Biogas diperoleh dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh
bakteri anaerob (bakteri yang hidup di lingkungan tanpa oksigen).
Bakteri anaerob tersebut akan mengubah zat organik menjadi gas
metana (CH4) sebesar 75%, dan gas lainnya seperti korbondioksida,
hidrogen, dan hidrogen sulfida. Gas yang digunakan sebagai sumber
bahan bakar adalah gas metana. Bahan organik yang paling sesuai
untuk produksi biogas adalah bahan organik yang berbentuk padat,
cair, dan homogen seperti kotoran dan urin hewan ternak. Teknologi
ini tidak hanya bermanfaat karena mampu menghasilkan sumber
energi alternatif, namun juga dapat menjaga kebersihan lingkungan
dengan pemanfaatan limbah organik dari hewan ternak dan industri
pembuatan makanan.
c. Sel Surya
Energi matahari dapat diubah menjadi energi listrik dengan
menggunakan Photovoltaic (PV) cell atau sering disebut solar cell atau
sel surya. Pada umumnya sel surya ini terbuat dari silikon (Si) yang
dimurnikan atau polikristalin silikon dengan beberapa logam yang
mampu menghasilkan listrik. Ketika cahaya matahari melalui panel
surya, cahaya menghasilkan emisi elektron pada komponen panel.
Elektron ini kemudian dihubungkan dengan sistem tertentu sehingga
dihasilkan listrik yang selanjutnya dialirkan dan disimpan pada baterai
sehingga dapat digunakan pada saat mendung atau malam hari.
Panel surya memiliki beberapa keunggulan, di antaranya tidak
menghasilkan emisi gas rumah kaca, mampu menghasilkan energi
cukup besar, dan mudah dipasang atau dipindahkan atau
dikembangkan. Beberapa kekurangan panel surya adalah
membutuhkan sistem penyimpanan listrik dan komponen pada panel
surya ini termasuk jenis sampah yang berbahaya sehingga harus
didaur ulang dengan benar setelah pemakaian selama 20-25 tahun.
d. Pembangkit Listrik Tenaga Air (Hydropower)
Tenaga air atau hydropower menggunakan energi gerak dari aliran air
untuk menghasilkan listrik. Cara yang paling umum untuk
memanfaatkan hydropower ini yaitu dengan membangun bendungan
untuk membentuk tempat penampungan air. Air yang dibendung
dialirkan melalui suatu pipa besar dengan debit atau laju tertentu
untuk memutar turbin yang akan menghasilkan listrik. Cara kerja
pembangkit listrik tenaga air ini mengubah energi gerak dari turbin
menjadi energi listrik yang dihasilkan melalui generator.
Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain; dapat
menghasilkan energi yang besar, membutuhkan biaya yang sedikit,
dan sedikit menghasilkan emisi CO2. Namun, teknologi hydropower
ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain banyaknya tanah yang
terganggu dan pengalihan tempat tinggal penduduk, menyumbang
emisi metana (CH4) yang dilepaskan di udara akibat terurainya
organisme yang mati dalam air, dan mengganggu ekosistem air di
daerah muara.
e. Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut dan Ombak (Ocean
Power)
Energi listrik dapat dihasilkan dari aliran air yang berasal dari pasang
surut air laut dan ombak. Saat ini masih sedikit negara yang
menerapkan teknologi ini. Salah satu negara yang sudah menerapkan
yaitu di kota La Rance, Prancis. Hal ini disebabkan pembangunan
teknologi ini membutuhkan biaya yang sangat besar, alat mudah rusak
akibat korosi oleh air laut dan badai, serta di dunia hanya sedikit
daerah yang cocok untuk dibangun teknologi ini.
f. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Wind Power)
Kita dapat menangkap bentuk tidak langsung dari energi matahari ini
dengan turbin angin yang dapat mengubahnya menjadi energi listrik.
Ada dua jenis pembangkit listrik tenaga angin yang saat ini
dikembangkan, yaitu: pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun
di daratan dan di daerah pantai. Pembangkit listrik tenaga angin yang
dibangun di daratan harus terletak di daerah yang jauh dan sedikit
populasi penduduk. Meskipun pembangkit yang dibangun di pantai
membutuhkan biaya yang lebih besar, tetapi pembangkit ini memiliki
potensi yang besar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pembangunan pembangkit listrik jenis ini adalah keberadaan angin
yang harus cukup besar dan stabil.
g. Geotermal
Energi geotermal merupakan panas yang tersimpan dalam tanah,
lapisan dasar bumi, dan cairan dalam kerak bumi. Kita dapat
menggunakan energi yang tersimpan ini untuk memanaskan dan
mendinginkan bangunan serta menghasilkan listrik. Salah satu cara
untuk mengambil energi geotermal ini dengan menggunakan sistem
pompa panas geotermal "geothermal heat pump system”. Sistem ini
dapat memanaskan dan mendinginkan sebuah rumah dengan
memanfaatkan perbedaan temperatur.
Kita juga dapat mengambil energi dari lapisan bumi yang lebih dalam
dengan sistem yang disebut hydrothermal reservoir. Beberapa batuan
di dalam bumi memiliki suhu sangat tinggi yang disebabkan oleh
adanya pemecahan material radioaktif yang terkandung dalam batuan
tersebut. Air dalam tanah bertemu dengan batuan panas sehingga
terbentuk uap yang kemudian terakumulasi di antara bebatuan
tersebut. Uap air yang terkumpul dalam jumlah besar akan
menimbulkan tekanan yang tinggi. Jika kita mengebor bagian tersebut
dengan bantuan pipa khusus maka uap air akan keluar dengan
kecepatan yang besar. Aliran uap inilah yang dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin sehingga dapat menghasilkan listrik.
h. Fuel Cell dan Hydrogen Power
Matahari menghasilkan energi yang menjaga keberlangsungan hidup
di bumi melalui penggabungan inti (fusi) atom-atom hidrogen.
Hidrogen merupakan unsur kimia paling sederhana dan paling banyak
di alam semesta. Para ilmuwan menyatakan bahwa gas hidrogen (H2)
akan menjadi bahan bakar di masa depan. Agar hal itu dapat terwujud,
ilmuwan saat ini fokus untuk mengembangkan sel bahan bakar “fuel
cell” yang menggabungkan gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2).
Reaksi antara gas H2 dengan O2 menghasilkan energi panas yang
tinggi sehingga dapat digunakan sebagai sumber listrik. Reaksi antara
keduanya dapat dituliskan sebagai berikut: 2 H2 + O2 --> 2 H2O +
energi.
Ketika uap air ini dilepaskan ke atmosfer maka tidak akan berbahaya
sehingga tenaga hidrogen ini ramah lingkungan. Penggunaan secara
luas hidrogen sebagai bahan bakar akan menghilangkan masalah
polusi udara serta dapat mengurangi kerusakan iklim karena dalam
teknologi ini tidak dihasilkan CO2.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi teknologi ramah lingkungan bertujuan untuk mengurangi
pencemaran/polusi pada lingkungan sekitar kita. Pembuatan teknologi
ramah lingkungan juga sangat mudah. Kebanyakan dari mereka ini
berfikir secara parsial dan juga hanya ingin menguntungkan diri
sendiri, seperti pada masalah pembuangan sampah yang tidak benar,
pembuangan limbah pabrik, polusi udara dari kendara, pencemaran air,
dan lain sebagainya . Kasus-kasus yang menyangkut suatu masalah
kebersihan pada tiap tahunnya selalu meningkat. Dan juga
mengakibtakan keadaan yang dapat merugikan kota. Jadi, dari hal ini
kita harus dapat menyadari pentingnya kebersihan itu. Marilah kita
semua dapat menjaga kebersihan dengan secara bersama-sama.
B. Saran
Saya menyadari bahwa dalam membuat penulisan karya ilmiah tentang
“menciptakan lingkungan bersih bebas sampah berbasis teknologi
ramah lingkungan” disekitar kita ini masih banyak sekali terdapat
kekurangan baik dari segi materi, isi materi, dan juga bahkan cara
penulisan karya tulis ini, untuk hal itu penulis meminta saran dari anda
pembaca semua untuk dapat makalah tersebut bisa untuk lebih
sempurna lagi untuk penulisan selanjutnya. Atas perhatiannnya Saya
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Barlia, Lily. 2008. Teori Pembelajaran Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar.
Subang: Royyan Press.
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Daryanto dan Suprihatin, A. 2013. Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup.
Yogyakarta: Gava Media.
Fachruddin, Suaedi. 2016. Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Bogor: IPB
Press.
Hamid, H dan Saebani, BA. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung:
CV. Pustaka Setia.
Ihsan, H. Fuad. 2008. Dasar-dasar Kependidikan Komponen MKDK. Jakarta: Rineka
Cipta.
Jauhari, Heri. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Teori dan Aplikasi. Bandung: CV
Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai