Dosen Pengampu :
JURUSAN AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kita taufiq dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang
cukup berarti. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini.
Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Kami
menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah
sederhana ini, tetapi masih banyak kekurangan yang ada didalamnya. Kami berharap akan ada
guna dan manfaatnya makalah ini bagi semua pembaca. Amin
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan lingkungan yang dapat diidentifikasi dari
pengamatan di lapangan, oleh sebab itu dalam makalah ini dicoba diungkap secara umum
sebagai gambaran potret lingkungan hidup, khususnya dalam hubungannya dengan
pengelolaan lingkungan hidup di era otonomi daerah.
PT. Indo Muro Kencana adalah perusahaan tambang emas yang beroperasi di
kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah yang dioperasikan berdasarkan
perjanjian Kontrak Karya (KK) generasi ketiga dengan pemerintah Indonesia yang
mencakup konsesi seluas kurang lebih 47.940 ha di Kabupaten, Murung Raya, Provinsi
Kalimantan Tengah dan berakhir pada tahun 2025: Undang Undang nomor 17 tahun
2013 tentang Orkemas Undang Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
informasi Publik Undang Undang Kehutanan nomor 41 tahun 1999 Undang Undang
Nomor 32 tahun 2009 Ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Lingkungan dan Valuasi Lingkungan?
1.3.2 Apa peranan Akuntansi Lingkungan di Indonesia ?
1.3.3 Apa keterlibatan Akuntasi dalam penerapan Valuasi Lingkungan?
1.3.4 Bagaimana kesesuaian dan Ketidaksesuaian Akuntansi dan valuasi lingkungan?
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Begitu banyak alasan mengenai permasalah menganai isu-isu lingkungan, dan juga
diperlukannya perbaikan mengenai kualitas lingkungan dan mutu akuntansi perusahaan,
berikut ini merupakan beberapa alasan mengapa isu-isu lingkungan perlu untuk diintregasikan:
4
• Perusahaan mungkin juga dapat memanfaatkan keunggulan yang dimiliki untuk menarik
pelanggan bahwa perusahaan mampu untuk memperlihatkan barang dan jasa yang dimiliki
tidak merugikan lingkungan.
• Akuntansi lingkungan dapat dikatakan sebagai pengembangan berkelanjutan, yang mana
perusahaan atau organisasi lain tidak hanya mencari keuntungan tetapi juga ikut berperan
melestarikan lingkungan
Fungsi Internal
Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan
sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti konsumen dan
rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi actor dan faktor dominan
pada fungsi ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan faktor
yang bertanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap
kebijakan internal perusahaan. Fungsi internal memungkinkan untuk mengatur biaya
konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan – kegiatan konservasi lingkungan
yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal ini
diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat
digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan unit – unit bisnis.
5
Fungsi Eksternal
Fungsi eksternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan.
Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan hasil
dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang diungkapkan
merupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk
di dalamnya adalah informasi tentang sumber – sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim
terhadap sumber – sumber tersebut dan pengaruh transaksi peristiwa dan kondisi yang
mengubah sumber – sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut. Fungsi eksternal
member kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan
stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian
administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana
manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas
pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.
Valuasi lingkungan merupakan bagian dari ekonomi lingkungan, yang bertujuan untuk
melakukan valuasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan. Valuasi ini bertujuan untuk
memberikan penilaian moneter terhadap sumberdaya lingkungan. Terdapat beberapa metode
Valuasi komoditas lingkungan, misalnya Travel cost method, preference method, contingent
valuation method, dll. Namun yang memiliki penerapan lebih luas adalah contingent valuation
method. Metode valuasi lingkungan ini merupakan metode penelitian terhadap komoditas
lingkungan yang akan memberikan masukan-masukan kepada pembuat kebijakan dalam
mengelola lingkungan berdasarkan partisipasi masyarakat, berupa pajak yang mereka bayar,
karena eksternalitas negatip yang mereka lakukan,
Metode valuasi (valuation) adalah teknik yang dikembangkan sebagai bagian dari
ekonomi lingkungan, yang mencakup pendekatan terhadap pasar yang disimulasikan dan
digantikan (surrogate), atau pasar yang disesuaikan. Oleh karena itu, teknik dan metode valuasi
moneter didesain untuk memberikan harga pada spektrum barang dan jasa lingkungan yang
bukan merupakan komoditas pasar (non-marketed commodities). Nilai semua aset lingkungan
dapat diukur oleh preferensi individu untuk konservasi dan pemanfaatan komoditi ini. Dengan
6
demikian, preferensi dan selera individual akan memberikan nilai pada objek berupa nilai
tertentu (assigned value).
Valuasi lingkungan dapat juga muncul dalam konteks yang berbeda. Sebagai contoh,
beberapa kementerian bermaksud untuk mengimplementasikan “akuntansi hijau (green
accounting)” secara mandiri sebagai upaya untuk lebih mengetahui ketersediaan sumberdaya
alam2 . Persediaan karbon hutan diukur untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mitigasi
perubahan iklim melalui pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi (REDD+)3 . Pada
tahun 2014 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), didukung oleh
Program WAVES (Wealth Accounting and the Valuation of Ecosystem Services)4 dari Bank
Dunia, memulai suatu inisiatif untuk mengkoordinasikan upaya valuasi lingkungan di berbagai
lembaga pemerintah untuk menjadi sebuah rujukan bagi perencanaan dan pembangunan yang
berkelanjutan. Inisiatif ini mewakili perubahan pendekatan penting, dimana selama ini hukum
Indonesia hanya mengakui nilai finansial sumberdaya alam dengan potensi ekstraktif (misalnya
kayu dan mineral).
Akuntansi lingkungan telah lama menjadi perhatian akuntan. Akuntansi ini menjadi
penting karena perusahaan perlu menyampaikan informasi mengenai aktivitas sosial dan
perlindungan terhadap lingkungan kepada stakeholder perusahahaan. Perusahaan tidak hanya
menyampaikan informasi mengenai keuangan kepada investor dan kreditor yang telah ada
2 serta calon investor atau kreditor perusahaan, tetapi juga perlu memperhatikan kepentingan
sosial di mana perusahaan beroperasi. Bentuk tanggung jawab perusahaan dan kepada siapa
perusahaan bertanggung jawab dapat dijelaskan oleh beberapa teori. Dengan demikian,
tangung jawab perusahaan tidak hanya kepada investor atau kepada kredior, tetapi juga kepada
pemangku kepentingan lain, misalnya karyawan, konsumen, suplier, pemerintah, masyarakat,
media, organisasi industri, dan kelompok kepentingan lainnya.
7
ada, misalnya pedoman SR yang dikeluarkan oleh GRI. Ketiga, memberikan penghargaan bagi
perusahaan yang telah menerapkan SR dengan baik. Keempat, audit lingkungan untuk
meningkatkan kredibilitas SR. Terakhir, mekanisme GCG perlu dikembangkan untuk
melindungi seluruh kepentingan pemangku kepentingan. Akuntansi lingkungan telah menjadi
topik yang perlu mendapat perhatian akuntan. Isu ini menjadi penting karena perusahaan perlu
mempertanggungjawabkan dampak aktivitas operasinya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Akuntansi tradisional hanya memberikan informasi ekonomi terutama yang
bersifat keuangan kepada investor dan kreditor untuk pengambilan keputusan. Sehubungan
dengan itu, perlu dikembangkan ukuran kinerja lebih luas untuk memperbaiki ukuran yang
kinerja yang telah ada. Ukuran kinerja tradisional dipandang kurang memadai untuk tujuan
sustainability development.
8
b) Biaya dan manfaat dalam rangka menyajikan informasi lingkungan dalam laporan
keuangan dirasakan tidak seimbang oleh perusahaan.
c) Pengenalan kewajiban bersyarat.
d) d. Kesulitan dalam mengidentifikasi biaya-biaya lingkungan. Satyo (2005) memberikan
tiga kendala pelaporan SR, yaitu
Penerapan akuntansi sosial dan lingkungan belum sepenuhnya diterapkan oleh perusahaan
publik di Indonesia. Khususnya akuntansi lingkungan, berdasarkan hasil penelitian perusahaan
publik di Indonesia, masih sedikit perusahaan yang melaporkannya dalam annual report
sehingga perlu dicari jalan keluarnya untuk meningkatkan penerapannya.
9
adalah untuk mengoreksi kesenjangan informasi (information gap) yang timbul karena tidak
teridentifikasinya biaya dan kerusakan lingkungan serta penggunaan informasi ini untuk
mendukung keputusan bisnis
10
2.4.1 Kesesuaian
Akuntansi lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil
hampir di setiap skala industri dalam sektor manufaktur dan jasa. Pada lingkup skala, akuntansi
lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan besar dan kecil di mana penerapan yang
dilakukan harus secara sistematis atau didasarkan pada kebutuhan dasar perusahaan. Bentuk
yang diambil harus mencerminkan tujuan-tujuan dan kebutuhankebutuhan dari pengguna
perusahaan. Bagaimanapun juga, pada setiap aspek bisnis, dukungan tim manajemen puncak
dan tim fungsional yang bersebrangan menjadi poin penting dalam mencapai keberhasilan
implementasi dari akuntansi lingkungan disebabkan:
2.4.2 Ketidaksesuaian
Adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi penambangan yaitu pencemaran
lingkungan dan perusakan lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi karena
masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke dalam
lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses
alam, sehingga kualitas lingkungan sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Perusakan lingkungan merupakan tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap perubahan sifat-sifat dan/atau hayati
11
lingkungan yang mengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam
menunjang pembangunan berkesinambungan.
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kritik
Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti beberapa
faktor berikut, antara lain:
3.2 REKOMENDASI
12
Limbah perusahaan https://www.tabengan.co.id/bacaberita/39090/dugan-pencemaran-limbah-
gad-mintabantahan-pt-imk-bisa-dibuktikan/
Pelanggaran https://humabetang.com/berita/izin-lingkungan-pt-imk-diduga-kedaluwarsa
13