Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI DAN VALUASI LINGKUNGAN

Kebijakan Pembangunan Dan Lingkungan

Dosen Pengampu :

Sifera Patricia Maithy, SE.,MSA

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Albet Lego 203030303170

Kristian Rivaldo 203030303183

Silvi Junita Ariance 203020303121

Tessalonika H. Bessy 203030303168

Viona Setia Mentari 203030303163

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kita taufiq dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang
cukup berarti. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini.

Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Kami
menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah
sederhana ini, tetapi masih banyak kekurangan yang ada didalamnya. Kami berharap akan ada
guna dan manfaatnya makalah ini bagi semua pembaca. Amin

Palangkaraya, 2 Februari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1


1.2 Profil Perusahaan ............................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................... 4

2.1 Akuntasi Lingkungan dan Valuasi Lingkungan ............................................... 4

2.2 Akuntansi Lingkungan di Indonesia ................................................................ 7

2.3 Keterlibatan Akuntansi Dalam Penerapan Valuasi Lingkungan ...................... 9

2.4 Temuan Kesesuaian dan Ketidak Sesuaian....................................................... 10

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................. 12

3.1 Kritik ............................................................................................................................. 12

3.2 Rekomendasi ................................................................................................................. 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisme dalam


melangsungkan kehidupan. Dengan kata lain, lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur
atau komponen yang berada di sekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu yang bersangkutan. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
memerlukan sumberdaya alam, yang berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang
lain yang termasuk ke dalam sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tak terbarukan.
Namun demikian harus disadari bahwa sumberdaya alam yang kita perlukan mempunyai
keterbatasan di dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan menurut kuantitas
dan kualitasnya. Sumberdaya alam tertentu juga mempunyai keterbatasan menurut ruang dan
waktu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan sumberdaya alam yang baik dan bijaksana.
Antara lingkungan dan manusia saling mempunyai kaitan yang erat. Ada kalanya manusia
sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya, sehingga aktivitasnya banyak
ditentukan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya.Pembangunan dapat membawa kepada
kehidupan yang lebih baik juga mengandung resiko karena dapat menimbulkan pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup. Untuk meminimalkan terjadinya pencemaran dan kerusakan
tersebut perlu diupayakan adanya keseimbangan antara pembangunan dengan kelestarian
lingkungan hidup. Peningkatan kegiatan ekonomi melalui sektor industrialisasi tidak boleh
merusakkan sektor lain, misalnya pembangunan pembangkit listrik tidak boleh merusak lahan
pertanian. Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan
aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula
aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan sumberdaya dan lingkungan di
sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak
contoh kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan
yang kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan merugikan
manusia itu sendiri. Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam; namun eksploitasi
sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan
mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak faktor yang menyebabkan

1
kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan lingkungan yang dapat diidentifikasi dari
pengamatan di lapangan, oleh sebab itu dalam makalah ini dicoba diungkap secara umum
sebagai gambaran potret lingkungan hidup, khususnya dalam hubungannya dengan
pengelolaan lingkungan hidup di era otonomi daerah.

1.2 Profil Perusahaan


1.2.1 Perusahaan Indo Muro Kencana

Kode Perusahaan : 3524


Nama Perusahaan : INDO MURO KENCANA
Jenis Badan Usaha : PT No.
Akte : B-7/Pres/1/1985
Tgl. Akte : 1985-01-21

PT. Indo Muro Kencana adalah perusahaan tambang emas yang beroperasi di
kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah yang dioperasikan berdasarkan
perjanjian Kontrak Karya (KK) generasi ketiga dengan pemerintah Indonesia yang
mencakup konsesi seluas kurang lebih 47.940 ha di Kabupaten, Murung Raya, Provinsi
Kalimantan Tengah dan berakhir pada tahun 2025: Undang Undang nomor 17 tahun
2013 tentang Orkemas Undang Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
informasi Publik Undang Undang Kehutanan nomor 41 tahun 1999 Undang Undang
Nomor 32 tahun 2009 Ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kegiatan penambangan emas yang dilakukan oleh PT Indo Muro Kencana


(IMK) menggunakan sistem tambang terbuka (Open Pit). Akibat kegiatan
penambangan dilakukan secara terus – menerus, maka pada saat ini telah menimbulkan
dampak negative yaitu adanya degradasi lahan (erosi). Untuk mencegah proses
degradasi berlanjut terhadap lingkungan perlu dilakukan cara penambangan yang baik
dan benar (Good Mining Practice) dan melakukan upaya reklamasi secara terencana
pada lahan bekas penambangan. Eksistensi PT. Indo Muro Kencana yang melakukan
Eksploitasi Emas di Bumi Tana Malai Tolung Lingu Kabupaten Murung Raya
menyisahkan banyak masalah. Mulai dari izin lingkungan khusus yang belum
dikantongi, dititik area aktivitas penambangan.

2
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Lingkungan dan Valuasi Lingkungan?
1.3.2 Apa peranan Akuntansi Lingkungan di Indonesia ?
1.3.3 Apa keterlibatan Akuntasi dalam penerapan Valuasi Lingkungan?
1.3.4 Bagaimana kesesuaian dan Ketidaksesuaian Akuntansi dan valuasi lingkungan?

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Akuntasi Lingkungan dan Valuasi Lingkungan

2.1.1 Akuntansi Lingkungan

Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang


berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek
akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul
dari sisi keuangan mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang
mempengaruhi kualitas lingkungan.

sistem akuntansi lingkungan terdiri atas lingkungan akuntansi konvensional dan


akuntansi ekologis. Akuntansi lingkungan konvensional mengukur dampak-dampak dari
lingkungan alam pada suatu perusahaan dalam sitilah-istilah keuangan. Sedangkan akuntansi
ekologis mencoba untuk mengukur dampak suatu perusahaan berdasarkan lingkungan, tetapi
pengukuran dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi dalam kilogram,
pemakaian energi dalam kilojoules, dll), akan tetapi standar pengukuran yang digunakan bukan
dalam bentuk satuan keuangan.

Begitu banyak alasan mengenai permasalah menganai isu-isu lingkungan, dan juga
diperlukannya perbaikan mengenai kualitas lingkungan dan mutu akuntansi perusahaan,
berikut ini merupakan beberapa alasan mengapa isu-isu lingkungan perlu untuk diintregasikan:

• Akun-akun didalam perusahaan harus dapat memperlihatkan mengenai sikap perusahaan


terhadap dampak negatif yang ditimbulkan pada lingkungan, resiko yang ditimbulkan, dan
kewajiban posisi keuangan perusahaan.
• Informasi mengenai kinerja lingkungan sangat diperlukan oleh para investor untuk menilai
dalam pengambilan keputusan didalam perusahaan.
• Manajemen berperan penting untuk dapat mengidentifikasi dan pengalokasian biaya
lingkungan yang tepat terkait dengan masalah isu-isu lingkungan agar nantinya keputusan
yang diambil bisa berdasarkan dari biaya dan manfaat yang diperoleh.

4
• Perusahaan mungkin juga dapat memanfaatkan keunggulan yang dimiliki untuk menarik
pelanggan bahwa perusahaan mampu untuk memperlihatkan barang dan jasa yang dimiliki
tidak merugikan lingkungan.
• Akuntansi lingkungan dapat dikatakan sebagai pengembangan berkelanjutan, yang mana
perusahaan atau organisasi lain tidak hanya mencari keuntungan tetapi juga ikut berperan
melestarikan lingkungan

Pada dasarnyawakuntansi lingkungan melibatkan pemahamanw-penuh tentang


manfaat perusahaanadan organisasi lainnya dari lingkungan, dan meyakini bahwa manfaat
yang dihasilkan memilikiddampak yang signifikannterhadap kemajuan daniperkembangan
bisnis perusahaan. Maka dari itu, penting bagi perusahaan atau organisasi lain untuk
meningkatkan upaya mereka agarmmempertimbangkan kegiatan perlindungan
lingkunganisecara berkelanjutan. Upaya yang dilakukan ini tentu saja terkaitan dengan aktifitas
bisnis perusahaan, termasuk penyertaan memasukkan dana anggaran lingkungan kedalam
laporan keuangan perusahaan dan pertanggungjawabannya.

2.1.1.1 Fungsi Akuntansi Lingkungan

Fungsi Internal

Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan
sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti konsumen dan
rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi actor dan faktor dominan
pada fungsi ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan faktor
yang bertanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap
kebijakan internal perusahaan. Fungsi internal memungkinkan untuk mengatur biaya
konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan – kegiatan konservasi lingkungan
yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal ini
diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat
digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan unit – unit bisnis.

5
Fungsi Eksternal

Fungsi eksternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan.
Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan hasil
dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang diungkapkan
merupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk
di dalamnya adalah informasi tentang sumber – sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim
terhadap sumber – sumber tersebut dan pengaruh transaksi peristiwa dan kondisi yang
mengubah sumber – sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut. Fungsi eksternal
member kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan
stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian
administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana
manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas
pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.

2.1.2 Valuasi Lingkungan

Valuasi lingkungan merupakan bagian dari ekonomi lingkungan, yang bertujuan untuk
melakukan valuasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan. Valuasi ini bertujuan untuk
memberikan penilaian moneter terhadap sumberdaya lingkungan. Terdapat beberapa metode
Valuasi komoditas lingkungan, misalnya Travel cost method, preference method, contingent
valuation method, dll. Namun yang memiliki penerapan lebih luas adalah contingent valuation
method. Metode valuasi lingkungan ini merupakan metode penelitian terhadap komoditas
lingkungan yang akan memberikan masukan-masukan kepada pembuat kebijakan dalam
mengelola lingkungan berdasarkan partisipasi masyarakat, berupa pajak yang mereka bayar,
karena eksternalitas negatip yang mereka lakukan,

Metode valuasi (valuation) adalah teknik yang dikembangkan sebagai bagian dari
ekonomi lingkungan, yang mencakup pendekatan terhadap pasar yang disimulasikan dan
digantikan (surrogate), atau pasar yang disesuaikan. Oleh karena itu, teknik dan metode valuasi
moneter didesain untuk memberikan harga pada spektrum barang dan jasa lingkungan yang
bukan merupakan komoditas pasar (non-marketed commodities). Nilai semua aset lingkungan
dapat diukur oleh preferensi individu untuk konservasi dan pemanfaatan komoditi ini. Dengan

6
demikian, preferensi dan selera individual akan memberikan nilai pada objek berupa nilai
tertentu (assigned value).

Valuasi lingkungan dapat juga muncul dalam konteks yang berbeda. Sebagai contoh,
beberapa kementerian bermaksud untuk mengimplementasikan “akuntansi hijau (green
accounting)” secara mandiri sebagai upaya untuk lebih mengetahui ketersediaan sumberdaya
alam2 . Persediaan karbon hutan diukur untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mitigasi
perubahan iklim melalui pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi (REDD+)3 . Pada
tahun 2014 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), didukung oleh
Program WAVES (Wealth Accounting and the Valuation of Ecosystem Services)4 dari Bank
Dunia, memulai suatu inisiatif untuk mengkoordinasikan upaya valuasi lingkungan di berbagai
lembaga pemerintah untuk menjadi sebuah rujukan bagi perencanaan dan pembangunan yang
berkelanjutan. Inisiatif ini mewakili perubahan pendekatan penting, dimana selama ini hukum
Indonesia hanya mengakui nilai finansial sumberdaya alam dengan potensi ekstraktif (misalnya
kayu dan mineral).

2.2 Akuntansi Lingkungan di Indonesia

Akuntansi lingkungan telah lama menjadi perhatian akuntan. Akuntansi ini menjadi
penting karena perusahaan perlu menyampaikan informasi mengenai aktivitas sosial dan
perlindungan terhadap lingkungan kepada stakeholder perusahahaan. Perusahaan tidak hanya
menyampaikan informasi mengenai keuangan kepada investor dan kreditor yang telah ada
2 serta calon investor atau kreditor perusahaan, tetapi juga perlu memperhatikan kepentingan
sosial di mana perusahaan beroperasi. Bentuk tanggung jawab perusahaan dan kepada siapa
perusahaan bertanggung jawab dapat dijelaskan oleh beberapa teori. Dengan demikian,
tangung jawab perusahaan tidak hanya kepada investor atau kepada kredior, tetapi juga kepada
pemangku kepentingan lain, misalnya karyawan, konsumen, suplier, pemerintah, masyarakat,
media, organisasi industri, dan kelompok kepentingan lainnya.

Akuntansi lingkungan telah diterapkan oleh perusahaan di Indonesia. Namun


khususnya penerapan akuntansi lingkungan masih kurang karena adanya kendala dalam
penerapannya. Akuntan perlu mencari jalan keluar untuk meningkatkan penerapnnya. Pertama,
dengan pembuatan standar pelaporan sustainability reporting (SR). Standar yang baku dan
mewajibkan penerapannya khusus bagi perusahaan yang aktivitasnya berdampak pada
lingkungan. Kedua, mewajibkan perusahaan untuk menyusun SR dengan pedoman yang telah

7
ada, misalnya pedoman SR yang dikeluarkan oleh GRI. Ketiga, memberikan penghargaan bagi
perusahaan yang telah menerapkan SR dengan baik. Keempat, audit lingkungan untuk
meningkatkan kredibilitas SR. Terakhir, mekanisme GCG perlu dikembangkan untuk
melindungi seluruh kepentingan pemangku kepentingan. Akuntansi lingkungan telah menjadi
topik yang perlu mendapat perhatian akuntan. Isu ini menjadi penting karena perusahaan perlu
mempertanggungjawabkan dampak aktivitas operasinya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Akuntansi tradisional hanya memberikan informasi ekonomi terutama yang
bersifat keuangan kepada investor dan kreditor untuk pengambilan keputusan. Sehubungan
dengan itu, perlu dikembangkan ukuran kinerja lebih luas untuk memperbaiki ukuran yang
kinerja yang telah ada. Ukuran kinerja tradisional dipandang kurang memadai untuk tujuan
sustainability development.

Beberapa perusahaan telah menerapkan akuntansi lingkungan di Indonesia. Berikut ini


dibahas mengenai penerapannya pada perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial dan Lingkungan Regulasi mengenai akuntansi
pertanggungjawaban sosial di Indonesia telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 57 yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Akuntansi
dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan juga telah diatur SAK. PSAK No. 1 paragraf 9
telah memberikan penjelasan mengenai penyajian dampak lingkungan sebagai berikut.
“…Perusahaan menyajikan laporan tambahan mengenai lingkungan hidup (atau nilai tambah),
khususnya bagi industri dengan sumber daya utama terkait dengan lingkungan hidup (atau
karyawan dan stakeholder lainnya sebagai pengguna laporan keuangan penting)”. PSAK No.
1 belum mengatur dengan tegas, tetapi mengatur pengungkapan dampak lingkungan. Perlakuan
akuntansi dampak lingkungan juga diatur di dalam PSAK No. 32 mengenai Akuntansi
Kehutanan dan PSAK No. 33 tentang Akuntansi Pertambangan Umum. PSAK No. 32 dan 33
semestinya sudah memadai untuk mengatur perlakuan akuntansi lingkungan.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut beberapa perusahaan telah mengungkapkan


aktivitas sosial karena dorongan persaingan yang semakin ketat dan adanya peraturan yang
mewajibkan. Namun, pengungkapan aktivitas lingkungan masih sedikit dilakukan. Suharto
(2004) menyebutkan beberapa kesulitan manajemen keuangan untuk melaporkan kewajiban
lingkungan, yaitu sebagai berikut.

a) Permintaan atas pengungkapan informasi lingkungan dalam pelaporan keuangan belum


ada secara tegas.

8
b) Biaya dan manfaat dalam rangka menyajikan informasi lingkungan dalam laporan
keuangan dirasakan tidak seimbang oleh perusahaan.
c) Pengenalan kewajiban bersyarat.
d) d. Kesulitan dalam mengidentifikasi biaya-biaya lingkungan. Satyo (2005) memberikan
tiga kendala pelaporan SR, yaitu

• rendahnya political will dari manajemen tingkat atas,


• tidak adanya standar pelaporan SR, dan
• tidak adanya pengukuran kinerja SR. Gray (2008) menyatakan bahwa akuntansi
sosial belum terorganisasi dalam area koheren atau aktivitas.

Penerapan akuntansi sosial dan lingkungan belum sepenuhnya diterapkan oleh perusahaan
publik di Indonesia. Khususnya akuntansi lingkungan, berdasarkan hasil penelitian perusahaan
publik di Indonesia, masih sedikit perusahaan yang melaporkannya dalam annual report
sehingga perlu dicari jalan keluarnya untuk meningkatkan penerapannya.

2.3 Keterlibatan Akuntansi Dalam Penerapan Valuasi Lingkungan

Dengan fenomena pemanasan global dan semakin banyaknya kerusakan lingkungan


yang terjadi, saat ini aspek lingkungan menjadi perhatian banyak pihak. Industri pertambangan
merupakan industri yang dituding memiliki kinerja lingkungan yang buruk. , salah satu faktor
yang dapat membantu peningkatan kinerja lingkungan adalah akuntansi lingkungan. Peran
akuntansi lingkungan dalam meningkatkan kinerja lingkungan merujuk pada salah satu peran
akuntansi yaitu sebagai penyedia informasi bagi manajemen. Namun sistem akuntansi
manajemen tradisional lebih sering menggeneralisasi biaya-biaya tidak langsung termasuk
biaya lingkungan ke dalam biaya overhead sehingga membuatnya tersembunyi dan manajer
kesulitan untuk menelusuri dan mengendalikan biaya tersebut

2.3.1 Pengaruh Implementasi Akuntansi Lingkungan terhadap Kinerja Lingkungan

perusahaan ingin meningkatkan kinerja lingkungannya maka akuntansi harus terlibat di


dalamnya untuk melakukan fungsi pengumpulan, penghitungan, analisis dan pelaporan biaya-
biaya lingkungan dan transaksi lain yang berkaitan dengan lingkungan agar dapat digunakan
oleh manajemen untuk mengelola aspek lingkungan. Tujuan utama dari akuntansi lingkungan

9
adalah untuk mengoreksi kesenjangan informasi (information gap) yang timbul karena tidak
teridentifikasinya biaya dan kerusakan lingkungan serta penggunaan informasi ini untuk
mendukung keputusan bisnis

2.3.2 Pengaruh Implementasi Akuntansi Lingkungan terhadap Pengungkapan Informasi


Lingkungan

Lingkungan Selain menyediakan informasi lingkungan bagi pihak internal, akuntansi


lingkungan juga menyediakan informasi kepada pihak eksternal atau stakeholder perusahaan,
yaitu melalui akuntansi keuangan lingkungan atau environmental financial accounting/EFA
(Burritt, 2002; Xiaomei, 2004). Informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi lingkungan
merupakan bagian dari keseluruhan informasi lingkungan yang diungkapkan oleh perusahaan.
Pengungkapan informasi lingkungan baik dalam laporan tahunan, sustainability report, atau
bentuk pengungkapan lainnya, berisi informasi yang sangat luas mulai dari strategi dan
kebijakan lingkungan, risiko lingkungan, profil lingkungan, maupun aspek keuangan
lingkungan. Dalam hal ini akuntansi lingkungan memudahkan perusahaan melakukan
pengungkapan informasi lingkungan secara keuangan (Burritt, 2002).

2.3.3 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Informasi Lingkungan

Kinerja lingkungan perlu diungkapkan sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan


kepada stakeholder, karena stakeholder inilah yang akan menentukan nasib perusahaan
sebagaimana dikemukakan dalam stakeholder theory bahwa perusahaan membutuhkan
dukungan dari stakeholder untuk melanjutkan eksistensinya. Keberhasilan perusahaan juga
sangat bergantung pada keberhasilan manajemen dalam mengelola hubungan dengan
stakeholder. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik cenderung
mengungkapkan lebih banyak informasi lingkungan dibandingkan perusahaan yang memiliki
kinerja lingkungan yang buruk. Hal ini disebabkan oleh karena perusahaan yang berkinerja
baik ingin kinerjanya itu diketahui oleh stakeholder dan sebaliknya perusahaan yang berkinerja
buruk tidak ingin kinerjanya itu terlalu diekspos.

2.4 Temuan Kesesuaian dan Ketidak Sesuaian

10
2.4.1 Kesesuaian

Akuntansi lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil
hampir di setiap skala industri dalam sektor manufaktur dan jasa. Pada lingkup skala, akuntansi
lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan besar dan kecil di mana penerapan yang
dilakukan harus secara sistematis atau didasarkan pada kebutuhan dasar perusahaan. Bentuk
yang diambil harus mencerminkan tujuan-tujuan dan kebutuhankebutuhan dari pengguna
perusahaan. Bagaimanapun juga, pada setiap aspek bisnis, dukungan tim manajemen puncak
dan tim fungsional yang bersebrangan menjadi poin penting dalam mencapai keberhasilan
implementasi dari akuntansi lingkungan disebabkan:

1. Akuntansi lingkungan memerlukan suatu cara baru dalam memperhatikan biaya


lingkungan perusahaan, kinerja dan pengambilan keputusan. Komitmen manajemen
puncak mampu menetapkan nada positif dan penghitungan insentif bagi organisasi
selama mengadopsi akuntansi lingkungan.
2. Perusahaan mungkin ingin memasang tim fungsional untuk menerapkan akuntansi
lingkungan, termasuk di dalamnya desain, ahli kimia, ahli mesin, manajer produksi,
operator, staf keuangan,manajer lingkungan, personel, dan para akuntan yang tidak
mempunyai pekerjaan bersama sebelumnya. Karena akuntansi lingkungan bukan hanya
suatu isu akuntansi, dan informasi penting untuk dibagi kepada seluruh anggota
kelompok, orang-orang butuh untuk berbicara dengan orang lainnya dalam
mengembangkan pandangan umum dan bahasa serta memuat pandangan lebih nyata.

2.4.2 Ketidaksesuaian
Adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi penambangan yaitu pencemaran
lingkungan dan perusakan lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi karena
masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke dalam
lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses
alam, sehingga kualitas lingkungan sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Perusakan lingkungan merupakan tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung terhadap perubahan sifat-sifat dan/atau hayati

11
lingkungan yang mengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam
menunjang pembangunan berkesinambungan.

BAB 3
PENUTUP

1.1 Kritik

Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti beberapa
faktor berikut, antara lain:

• Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang).


• Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).
• Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan nilai satuan
uang/rupiah).

Untuk menyikapi ancaman kerusakan sumberdaya hutan akibat kegiatan pertambangan


diperlukan revitalisasi pelaksanaan Undang-undang No. 41 Tahun 1999, Undang-undang No.
19 Tahun 2004 dan Keppres No. 41 Tahun 2004, PP No. 24 Tahun 2010 dan PerPres No. 28
Tahun 2011. Lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif hendaknya memiliki
kepedulian terhadap keberadaan hutan dalam menyikapi ancaman serius terhadap kerusakan
sumberdaya hutan. Etika lingkungan mestinya sebagai dasar pijakan dalam mengelola
sumberdaya hutan, dengan menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan ekologi agar terhindar
dari malapetaka bagi kelestarian sumberdaya hutan. Ditinjau dari aspek sosial masyarakat yang
bermukim diwilayah yang akan dilakukan kegiatan pertambangan perlu diberikan informasi
dan dimintakan persetujuan bagi rencana pemberian ijin pertambangan, agar tidak merugikan
masyarakat setempat terutama bagi masyarakat adat.

3.2 REKOMENDASI

Profil perusahaan https://modi.esdm.go.id/portal/detailPerusahaan/3524

12
Limbah perusahaan https://www.tabengan.co.id/bacaberita/39090/dugan-pencemaran-limbah-
gad-mintabantahan-pt-imk-bisa-dibuktikan/

Izin lingkungan https://humabetang.com/berita/izin-lingkungan-pt-imk-diduga-kedaluwarsa

Pelanggaran https://humabetang.com/berita/izin-lingkungan-pt-imk-diduga-kedaluwarsa

Strategi pengelolaan lingkungan hidup https://www.studocu.com/id/document/universitas-


muhammadiyah-makassar/egakuntansi/strategi-pengelolaan-lingkungan-hidup/22221824

kelembagaan lingkungan hidup


https://www.researchgate.net/publication/264784161_Kelembagaan_Lingkungan_Hid
up_di_Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai