Anda di halaman 1dari 7

Bisnis Pariwisata

Pertemuan ke 7
Hospitality Business
Pengertian Hospitality 5. Hospitality yaitu keramahtamahan, kesukaan/kesediaan
1. Secara etimologi, kata hospitality berasal dari bahasa Proto- menerima tamu (Kamus Inggris-Indonesia, Echols, J.M.,
Italic (yang merupakan cikal bakal bahasa latin) “hospes” dan Hasaan S.).
yang merupakan gabungan kata “hostis” dan kata “postis”, 6. Hospitality merupakan interaksi antara tuan rumah dengan
kata “hostis” yang berarti orang asing, dan kata “hostis” yang tamu pada saat yang bersamaan mengkonsumsi makanan
berarti tuan rumah. dan minuman serta akomodasi (Webster).
2. Selanjutnya, Hospitality yang berasal dari bahasa Latin 7. Hospitality adalah sikap keramahtamahan dalam artian
“hospitum” (atau kata sifatnya hospitalis), yang berasal dari merujuk pada hubungan antara guest/tamu dan host/tuan
kata hospes, mempunyai arti “tamu” atau “tuan rumah”. rumah/penyedia jasa dan juga merujuk pada
Begitu juga, pengertian hospitality dipengaruhi oleh kata aktivitas/kegiatan keramahtamahan yaitu: penerimaan
Yunani “Xenos”, yang menunjuk kepada orang asing yang tamu, dan pelayanan untuk para tamu dengan kebebasan
menerima sambutan atau yang melakukan penyambutan dan kenyamanan (Yudik B).
terhadap orang lain (Hershberger, M.). Hospitality dalam
8. Menurut Mill, R.C., :“The hospitality of an area is the
pengertian nomor 1 dan 2 tersebut di atas dimaknai dalam
general feeling of welcome that tourists receive while
dimensi subjek/pelaku.
visiting the area. People do not want to go where they do
3. Menurut Nouwen, H.J.M., Hospitality berasal dari kata not feel welcome.” yang berarti bahwa hospitality adalah
“hospes” yang berarti tamu. Hospitalitas berarti sikap sebagai tempat dimana wisatawan dapat merasa diterima ketika
tuan rumah yang baik. Sering diartikan sebagai keramah- mengunjungi tempat itu. Orang-orang tidak akan datang jika
tamahan orang yang suka menjamu, akrab dan dapat mereka merasa tidak diterima.
menciptakan suasana santai. Hospitality dalam pengertian ini
dimaknai sebagai bentuk kata kerja. 9. Hospitality memiliki arti keramahtamahan, kesopanan,
keakraban dan juga rasa saling menghormati. Jika dikaitkan
4. Sedangkan dalam bahasa Inggris hospilality didifinisikan
dengan industri pariwisata, dapat diibaratkan bahwa
sebagai kata friendly yang artinya “ramah” yang murah hati
hospitality merupakan roh, jiwa, semangat dari pariwisata.
atau dermawan dan memberikan hiburan kepada tamu atau
Tanpa adanya hospitality dalam pariwisata, maka seluruh
orang baru. Kadang-kadang sering digunakan untuk
produk yang ditawarkan dalam pariwisata itu sendiri seperti
memberikan perlakuan istimewa terhadap tamu yang tinggal
benda mati yang tidak memiliki nilai untuk dijual (Pendit, S.).
dan menggunakan fasilitas. Adapun industry hospitality dapat
diartikan sebagai bentuk perusahaan yang terlibat dalam
penyediaan jasa untuk tamu (Concierge Oxford Dictionary).
Pengertian Hospitality Adanya kontak langsung manusia kepada manusia yang
Berdasarkan pada beberapa pandangan tentang hospitality sangat dominan atau lebih dikenal sebagai “host” (tuan rumah/
tersebut di atas, maka pelayanan hospitality dapat penyedia jasa/ produsen jasa) dan “guest” (tamu/ penerima
didefinisikan sebagai pengetahuan, sikap/etika dan jasa/ konsumen).
keterampilan dalam pelayanan, yang wajib diberikan oleh Dalam dunia bisnis modern dikenal dengan istilah hubungan/
pelaku usaha jasa (selaku tuan rumah) kepada penerima jasa/ koneksi M2M (Machine to machine), B2B (business to
konsumen (sebagai tamu) yang mencerminkan pelayanan Busines), P2P (people to people). Bentuk hubungan yang
yang penuh kehangatan dan keramahtamahan sehingga terakir disebutkan yaitu kontak people to people.
pelanggan merasa nyaman dan puas, merasa dihargai Koneksi (P2P) ini sangat penting dalam bentuk bisnis yang
sebagai jiwa manusia seutuhnya. hospitality oriented. Dalam konsep hospitality, peran manusia
Selain ditinjau dari dimensi perbuatan, hospitality juga dapat masih sangat dibutuhkan. Sebagai contoh, petugas front office
dimaknai sebagai suatu objek/benda. Sehingga hospitality juga di hotel hendaknya tetap harus seorang manusia.
dapat berarti berbagai bentuk usaha jasa akomodasi, usaha Di Negara Jepang ada peran robot yang mengambil alih tugas
jasa restoran, food and beverage, atraksi wisata dan rekreasi, pelayanan front office. Memang robot sedikit membantu,
healty and spa, serta bentuk-bentuk usaha jasa lain yang namun robot tidak mungkin dapat memahami kompleksitas
mengadopsi keramahtamahan dalam pelayanan didalamnya, perasaan konsumen (manusia yang memiliki hati dan rasa),
serta yang paling penting didalamnya masih terdapat kontak karena robot hanya berkerja berdasarkan logika program
yang dominan dari manusia ke manusia (people to people), sehingga robot tidak memiliki rasa empaty.
oleh pelaku usaha kepada pelanggan. Rasa empaty merupakan salah satu syarat dalam pemenuhan
Usaha jasa hospitality pada dasarnya tidak memiliki 5 dimensi pelayanan. Karena robot tidak memiliki hati untuk
perbedaan yang terlalu jauh dibandingkan bidang pelayanan ber-empaty, untuk memahami jiwa manusia, maka konsep
jasa lain. pelayanan dengan robot sedikit bertolak belakang dengan
konsep hospitality yang berprinsip “pelayanan dari hati ke
hati”.
Adanya keramahtamahan dan kehangatan pelayanan dalam Contoh kasus
setiap operasionalnya. Dalam era kompetisi usaha yang Sikap seorang petugas keamanan di suatu bank swasta. Jika
semakin ketat seperti saat ini, menuntut pengusaha sebagai dahulu petugas kemanan diidentikan sebagai seseorang yang
penjual produk jasa untuk memiliki nilai tambah dalam setiap kaku dan galak, namun pada saat ini petugas keamanan juga
usaha jasanya. Bukan hanya dalam hal kecepatan dan dituntut untuk mampu bersikap ramahtamah selain
ketepatan dalam pelayanan yang penting, namun keramah- pertimbangan kompetensinya yang tinggi dalam hal
tamahan dalam pelayanan saat ini juga menjadi tuntutan yang pengamanan.
wajib diberikan oleh pelaku usaha jasa. Hospitality wajib Contoh kasus ini juga mampu mengindikasikan bahwa pada
dipraktekan dari top manajer, middle manajer sampai staf era persaingan yang ketat seperti saat ini, semua bentuk
bawah tanpa terkecuali. bisnis pelayanan akan menjadi bisnis yang hospitality oriented.
Kemampuan dalam memahami dan memaknai hospitality Dalam usaha hospitality diketahui bahwa unsur pelayanan dan
adalah merupakan kebutuhan kompetensi karyawan sesuai kontak manusia lebih dominan dalam menentukan kepuasan,
kondisinya yang berbeda untuk menempati setiap level namun bukan berarti untuk toko swalayan pelayanan menjadi
manajemen di perusahaan. Misalnya untuk level top manajer tidak penting. Walaupun menjual barang, kenyatanya pada
lebih dibutuhkan orang yang memiliki kemampuan manajerial saat ini penerapan hospitality oleh staf di toko-toko juga
yang baik, untuk level middle manajer/supervisor kemampuan sangat penting dalam menentukan kepuasan pelanggan.
manajerial dan operasional yang hendaknya seimbang, Pelayanan staf toko yang tidak ramah akan menyebabkan
sedangkan pada level staf operasional maka kemampuan pembeli enggan untuk berkunjung kembali di toko swalayan
operasional hendaknya dikuasai lebih dominan daripada tersebut. Maka dari itu, toko swalayan saat ini juga dapat
kemampuan manajerial. disimpulkan sebagai bentuk usaha yang hospitality oriented.
Sedangkan dalam bisnis hospitality berbeda, hospitality yang
wajib dikuasai dengan sempurna oleh semua level menajemen
secara sama dan tanpa terkecuali.
Ruang Lingkup dalam Usaha Hospitality Karakteristik Bisnis Hospitality
Ruang lingkup dalam usaha hospitality sangatlah luas, dan Menurut beberapa ahli setidaknya hospitality memiliki 7
juga kadang-kadang sedikit rancu untuk membuat dikotomi karakteristik khusus yang wajib untuk diketahui, antara lain :
mana usaha hospitality dan mana yang bukan termasuk usaha 1. Tangible
hospitality. Namun pada kenyataan saat ini hampir setiap Produk hospitality memiliki unsur tangible yang harus
bisnis/usaha jasa adalah usaha yang hospitality oriented. diperhatikan dalam operasionalnya. Tangible atau
Perlu dipahami bahwa seluruh usaha jasa pada saat ini adalah “komponen produk nyata” adalah segala sesuatu yang
usaha jasa hospitality. Contoh sebelumnya dalam pelayanan dapat dilihat , disentuh/diraba, diukur dan dihitung
bank, jika dahulu bank hanya sekedar pelayanan keuangan (Sulastiyono, A.). Secara umum komponen produk nyata ini
dengan staf yang judes-judes, sekarang bank adalah termasuk tempat, desain furnitur, seragam karyawan,
pelayanan yang hospilaty oriented. Bahkan keramah-tamahan fasilitas-fasilitas serta berbagai aspek nyata lain yang
staf dalam pelayanan bank juga sudah wajib diterapkan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Aspek tangible yang
sampai lini manajemen terbawah, misalnya satpam. sangat sering diperhitungkan adalah mengenai fasilitas
Namun untuk lebih memudahkan dalam memperlajari yang tersedia. Dalam industri perhotelan, pengadaan
hospitality serta pemberian contoh-contoh relevan dengan fasilitas seperti banquets mewah, kolam renang,
pariwisata, bisa dilihat misalnya pada bentuk usaha discotheque, sauna, lapangan golf akan sangat
akomodasi termasuk hotel dan restoran atau makanan dan menentukan pilihan orang mengapa mereka memilih hotel
minuman (food and beverage), sedangkan usaha hospitality tersebut.
lain, seperti usaha usaha atraksi wisata dan rekreasi, healthy Di kafe, selain makanan dan minuman, tamu juga akan
and spa, dan seterusnya. memperhitungkan fasilitas tambahan seperti wiffi dan
sebagainya sebagai penunjang kepuasan. Lokasi yang
strategis dalam usaha hospitality juga dipandang memiliki
nilai ekonomi yang tinggi dan menentukan kepuasan
wisatawan. Suatu hotel resort akan laku jika dekat dengan
panorama pantai ataupun pegunungan yang indah. Lokasi
juga berhubungan dengan daya jangkau konsumen,
sebagus apapun produk wisata tidak akan berarti jika tidak
dapat dijangkau calon wisatawan.
2. Intangibility 3. Immovability
Karakteristik yang sangat dominan dalam menentukan kepuasan Karakteristik produk hospitality selanjutnya adalah
pelanggan terhadap produk hospitality adalah adanya unsure-unsur
intangible dalam operasionalnya. Usur inilah yang sering disebut
immovable atau tidak dapat dipindahkan. Dalam hal
sebagai inti atau jiwa dari produk hospitality itu sendiri. Itangibility ini penulis menegaskan bahwa produk hospitality
memiliki arti sebagai“produk tidak nyata”, atau sesuatu hal yang tidak hanya dapat dinikmati atau dikonsumsi di tempat
dapat ditangkap atau dirasakan sepintas dengan menggunakan indera dimana produk hospitality itu dibuat.
pengecap, indera melihat, dan indera peraba, akan tetapi produk
4. Simultaneity
hospitality masih dapat dirasakan dan dialami oleh jiwa manusia
melalui akal dan perasaan manusia. Simultan berarti proses produksi dan konsumsi terjadi
Suatu produk intangible yang dihasilkan hendaknya memenuhi pada saat yang bersamaan (Yoeti). Pengertian lainya
keinginan-keinginan tamu tersebut, dan ide-ide apa serta bagaimana adalah dari Robert G. Murdick, et,al., yang
merealisasikan ide-ide tersebut sehingga produk dapat memberikan menyatakan bahwa pelayanan dapat berbentuk
rangsangan kepada pelanggan/tamu, kesemuanya itu merupakan barang dan jasa yang pada umumnya dikonsumsi dan
rangkaian produk tidak nyata (intangible)
diproduksi secara bersamaan. Dalam hal ini produk
Faktor-faktor tidak nyata adalah segala hal yang dapat memberikan
rasa kehangatan kepada tamu sebagai manusia, serta kesediaan
hospitality sebagai sebuah produk jasa/pelayanan
untuk menyenangkan hati orang lain (Sulastiyono, A.). Produk tidak hanya dapat diproduksi oleh produsen jika konsumen
nyata juga dapat berkaitan dengan tatakrama pelayanan atau courtesy telah hadir untuk berpartisipasi dalam proses atau
staf kepada tamu atau pelanggan. secara sederhana produk hospitality tersebut hanya
Intangible dapat juga berupa kesan lingkungan keseluruhan usaha dapat diproduksi pada saat bersamaan dengan waktu
(atmosfer) yang ditangkap oleh tamu sehingga wajib bagi pengusaha konsumsi pelanggan.
untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam
lingkungan usaha hospitality secara keseluruhan. 5. Heterogeneity
Karakter produk hospitality yang intangible tersebut sering Heterogen berarti berbeda-beda ataupun bervariasi, sejalan
menimbulkan ketidakpastian dalam benak pelanggan. Biasanya untuk dengan pendapat Yoeti, jasa tidak memiliki standar ukuran
mengurangi ketidakpastian tersebut konsumen sering mencari yang objektif. Heterogeneity berlaku juga dalam konsep
informasi mengenai variabel tempat/atmosfer (place), staf yang hospitality. Oleh karena itu, akan sangat banyak sekali
melayani (people), peralatan/fasilitas yang digunakan (machine),
bahan-bahan komunikasi (communication materials), symbol/brand
faktor yang menentukan konsumen puas ataupun tidak
dan harga sebelum ia membeli. Sedangkan di pihak pengelola, puas dalam suatu produk hospitality. Variabel yang
setidaknya memperhatikan kondisi terbaik dan siap guna untuk menentukan puas dan tidak puas dari masing-masing
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. konsumen juga sangat beragam dan subyektif walaupun
. terhadap satu produk hospitality yang sama.
6. Perisability
Perisable mengandung arti bahwa produk hospitality tidak
dapat disimpan atau juga berarti bahwa produk hospitality
tidak bertahan lama. Sehingga dengan karakter produk
hospitality yang demikian itu akan sangat susah bagi
perusahaan untuk menyesuaikan permintaan dan
penawaran. Jika suatu hotel memiliki kapasitas 600 kamar
dan pada hari ini hanya terjual 500 kamar, maka sebanyak
100 kamar yang tidak laku hari ini dianggap hangus hotel
merugi sejumlah biaya maintenance, dan tidak dapat dijual
kembali pada esok hari karena kapastitas kamar tetap, yaitu
hanya 600 kamar pada esok hari, tidak mungkin jadi 700
kamar. Dapat pula dimaknai lain, misalnya saat kita melihat
hiburan berupa konser musik ataupun atraksi kesenian tari
budaya secara live maka setiap detik dari moment tersebut
akan terlewatkan jika kita tidak konsentrasi. Dan tidak dapat
di replay selayaknya kita menonton sebuah video youtube
di laptop. Dalam kunjungan wisata misalnya, maka setiap
kontak dan kesan yang terjadi antara wisatawan dan tuan
rumah yang terjadi adalah hospitality. Tidak mungkin setiap
kontak yang terjadi secara spontan tersebut akan mampu
diulang.
7. Inseparability
Kotler, P., memberi batasan tentang service sebagai suatu
aktivitas yang memberikan manfaat yang ditawarkan oleh
satu pihak kepada pihak lain dalam bentuk tidak nyata
(intangible) dan aktivitas jasa tidak menimbulkan
perpindahan kepemilikan (Inseparability). .

Anda mungkin juga menyukai