alim.adn@gmail.com
Menghitung PPN
PPN Terutang = Tarif x DPP
Definisi DPP
Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai
Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang
terutang.
a. Harga Jual
b. Penggantian
c. Nilai Impor
d. Nilai Ekspor
e. Nilai lain
Harga Jual
nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang
dipungut menurut UU PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam
Faktur Pajak
1. Nilai berupa uang + semua biaya - potongan harga dalam FP = Harga Jual
2. Semua biaya ini termasuk: biaya asuransi, biaya pengangkutan, biaya
pengiriman, biaya pemeliharaan, biaya garansi, dan biaya lain yang
diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP
tersebut
Contoh 1
PKP A melakukan penjualan sebuah mesin bubut. Harga
mesin bubut sesuai katalog adalah sebesar Rp
100.000.000. Dalam kontrak penjualan disepakati biaya
instalasi Rp 10.000.000, biaya asuransi Rp 20.000.000,
biaya garansi Rp 5.000.000 dan potongan harga sebesar
10% dari pricelist katalog.
a. Tentukan Harga Jual
b. Tentukan PPN terutang dari transaksi tersebut
Contoh 2
PKP “A” menjual tunai Barang Kena Pajak dengan Harga Jual
Rp 25.000.000,00
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
= 10% x Rp25.000.000,00 = Rp2.500.000,00
1 penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja yang tidak Nilai lain adalah seluruh tagihan
memenuhi ketentuan pasal 3 PMK- yang diminta atau seharusnya
83/PMK.03/2012, jasa penyediaan tenaga kerja diminta oleh pengusaha jasa atas
dimaksud merupakan jasa yang dikenai PPN. penyerahan jasa penyediaan tenaga
kerja kepada pengguna jasa, tidak
termasuk imbalan yang diterima
dalam hal tagihan atas penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja berupa gaji, upah,
tenaga kerja dirinci dalam Faktur Pajak dengan honorarium, tunjangan, dan
memisahkan antara tagihan atas penyerahan jasa sejenisnya.
penyediaan tenaga kerja yang diterima oleh pengusaha
jasa dan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja, DPP
nya adalah nilai lain.
DPP Nilai Lain
No. Jenis Transaksi DPP
1. Pemanfaatan BKP Tidak Sebesar Rp12.000.000,00 per copy Film
Berwujud dari luar Daerah Pabean di Cerita Impor
dalam Daerah Pabean berupa Film
Cerita Impor
2. Penyerahan Film Cerita Impor oleh Sebesar Rp12.000.000,00 per copy Film
importir kepada Pengusaha Bioskop Cerita Impor
Contoh 1
1. PT. Bangun, sebuah perusahaan perdagangan radio, menyerahkan radio dengan harga jual sebesar Rp
330.000 untuk diberikan sebagai sumbangan kepada Polres Gresik. Menurut catatan administrasi, radio
tersebut dijual dengan Margin Laba Kotor sebesar 10% dari Harga Pokok.
2. Dalam rangka peringatan Ulang Tahun perusahaan, PT. Abadi, sebuah perusahaan perdagangan Televisi,
memberikan hadiah berupa sebuah Televisi dengan harga jual Rp 7.200.000 kepada seorang karyawan yang
berprestasi. Menurut catatan administrasi, televisi tersebut dijual dengan Margin Laba Kotor sebesar 20%
dari Harga Pokok.
3. PT. Sinar, sebuah perusahaan perdagangan Handphone, mengambil sebuah Handphone jenis terbaru dengan
harga jual Rp 12.000.000 untuk dipake oleh istri muda direktur. Menurut catatan administrasi, 15% dari
Harga Jual merupakan Laba Kotor
4. PT. Kurnia, sebuah perusahaan pabrikan alat pemotong rumput, menyerahkan sebuah mesin pemotong
rumput dengan harga jual sebesar Rp 2.200.000 untuk disumbangkan kepada SDN Alam Indah I. Menurut
catatan administrasi, 10% dari Harga Jual merupakan Laba Kotor
5. PT. Serayu menyerahkan Barang Kena Pajak secara Cuma-Cuma untuk membantu korban bencana merapi
Yogyakarta senilai Rp. 330.000.000 termasuk laba kotor10%.
Contoh 2
5. PT. Handuk Kita, perusahaan perdagangan handuk yang memiliki cabang di Malang dan
Jember, menyerahkan satu box handuk katun kepada cabang Jember. Sesuai catatan
administrasi, handuk tsb dibeli dari supplier dg Harga Perolehan Rp 60.000.000
6. Budi Santoso, pengusaha orang pribadi yang bergerak di bidang pabrikan plastik, menjual
mesin perekat plastik yang sering rusak dengan harga pasar Rp 120.000.000
7. CV. Alam Jaya Indah, perusahaan kontruksi gedung, menjual truk perusahaan yang tidak
terpakai dengan harga pasar Rp 90.000.000
8. PT. Travel Bahagia, menerima kontrak perjalanan wisata Kelompok PKK Kelurahan Sukamaju
yang dibayar tunai sesuai nilai tagihan sebesar Rp 23.00.000
9. CV. JNE Ekspres Khusus, melakukan penyerahan jasa pengiriman paket dokumen yang
dibayar tunai sesuai nilai tagihan sebesar Rp 4.500.000
Contoh 3
1. PKP "A" bulan Januari 2014 menjual tunai kepada PKP "B“ 100 pasang sepatu @Rp 100.000
Harga Jual = 100 x Rp 100.000 = Rp 10.000.000
PPN terutang yang dipungut oleh PKP"A“ = 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000
Jumlah yang harus dibayar PKP "B" = Rp 11.000.000
2. PKP "B" dalam bulan Januari 2014 menjual 80 pasang sepatu @ Rp 120.000 dan memakai
sendiri 5 pasang sepatu untuk pemakaian sendiri.
DPP harga jual = 80 x Rp 120.000 = Rp 9.600.000
DPP nilai lain = 5 x Rp 100.000 = Rp 500.000
PPN yang terutang :
Atas penjualan 80 pasang sepatu 10% x Rp9.600.000 = Rp 960.000
Atas pemakai sendiri 10% x Rp 500.000 = Rp 50.000
Jumlah PPN terutang = Rp 1.010.000
Harga Termasuk PPN
Jika dalam nilai yag disepakati termasuk PPN, maka DPP dihitung dengan
formula:
DPP = 100/110 x harga termasuk PPN
Contoh
1. PT. Bangkit menjual BKP dengan harga Rp 220.000 (termasuk PPN)
kepada Tn. Adiono
2. CV. Bangun menyerahkan Jasa Perawatan Jaringan Komputer kepada
PT. Antariksa dengan nilai kontrak disepakati Rp 5.500.000 (termasuk
PPN)
Terdapat PPnBM
dikenai juga PPnBM terhadap:
1. penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha
yang menghasilkan barang tersebut di dalam Daerah Pabean (pabrikan)
merakit – mencampur – memasak – mengemas – membotolkan
serta kegiatan lain yang dapat dipersamakan dengan kegiatan itu atau menyuruh orang atau
badan lain melakukan kegiatan tersebut.
2. impor BKP yang tergolong mewah.
karakteristik:
◦ PPnBM ini dikenakan hanya 1 kali saja
◦ Tidak dapat dikreditkan
Contoh
PT A merupakan produsen mobil. Dalam menghasilkan mobil, PT A juga membeli AC
yang akan dipasang pada mobil yang dihasilkannya. Atas perolehan AC tersebut PT A
telah membayar Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebesar Rp350.000,00. Apabila
harga produksi mobil sebesar Rp110.000.000,00 dan keuntungan yang diinginkan PT A
sebesar Rp40.000.000,00 maka Harga Jual mobil tersebut sebesar Rp150.350.000,00.
Dengan demikian Dasar Pengenaan Pajak atas mobil tersebut adalah sebesar
Rp150.350.000,00. Pajak yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah (jika ditetapkan PPnBM sebesar 20%) adalah:
Contoh
PT A merupakan produsen mobil. Dalam menghasilkan mobil, PT A juga membeli AC
yang akan dipasang pada mobil yang dihasilkannya. Atas perolehan AC tersebut PT A
telah membayar Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebesar Rp350.000,00. Apabila
harga produksi mobil sebesar Rp110.000.000,00 dan keuntungan yang diinginkan PT A
sebesar Rp40.000.000,00 maka Harga Jual mobil tersebut sebesar Rp150.350.000,00.
Dengan demikian Dasar Pengenaan Pajak atas mobil tersebut adalah sebesar
Rp150.350.000,00. Pajak yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah (jika ditetapkan PPnBM sebesar 20%) adalah:
a. PPN = 10% X Rp150.350.000,00 = Rp15.035.000,00
b. PPnBM = 20% X Rp150.350.000,00 = Rp30.070.000,00
Contoh
1. PT X yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah menjual
Barang Kena Pajak tersebut kepada PT A dengan Harga Jual sebesar
Rp100.000.000,00. Atas penjualan tersebut dikenai Pajak Pertambahan Nilai
sebesar 10% dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebesar 20%.
Hitung DPP, PPN, dan PPnBM serta pembayaran yang dilakukan PT. A kepada
PT. X
2. Selanjutnya, PT A menjual Barang Kena Pajak tersebut kepada PT B dengan
keuntungan yang diharapkan sebesar Rp15.000.000,00.
Hitung DPP dan PPN serta pembayaran yang dilakukan PT. B kepada PT. A
Contoh
1. PT C mengimpor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dengan
Nilai Impor sebesar Rp200.000.000,00. Atas impor tersebut dikenai
Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebesar 30%.
Hitung Total Pembayaran yang dilakukan PT. C
2. Selanjutnya, PT C menjual Barang Kena Pajak tersebut kepada PT D
dengan keuntungan yang diharapkan sebesar Rp40.000.000,00.
Hitung DPP dan PPN serta pembayaran yang dilakukan PT. D kepada
PT. C