Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

Menyelenggarakan Bisnis Dengan Memperhatikan Triple Bottom Line

Disusun oleh:

Nama : Lara Rai Sarma


Nim : BCA 118 051
Mata Kuliah : ETIKA BISNIS DAN PROFESI
Dosen Pengampu : Drs. Darmae M Nasir,M.Si, MA.,Ph.D

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi menuntut setiap
perusahaan untuk dapat berkompetisi baik dalam taraf local maupun global, sehingga
diperlukan sebuah strategi bisnis bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya. Salah
satu strategi untuk bertahan dalam persaingan yang ketat adalah memiliki hubungan
baik dengan berbagai pihak diantaranya adalah pihak internal seperti pemegang
saham, manager dan karyawan serta pihak eksternal yaitu konsumen dan komunitas
lokal antara lain pemerintah, media dan masyarakat di sekitar perusahaan. Dalam hal
ini perusahaan diajak terlibat secara langsung untuk menangani permasalahan social
yang muncul di masyarakat melalui sebuah paradigma baru mengenai tanggung jawab
sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility
(CSR). artinya CSR sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis
yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan pihak-pihak yang menjadi
stakeholder-nya antara lain karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan
masyarakat luas dalam kerangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian CSR dan hubungannya dengan profit, people dan planet ?
2. Bagaimana cara mendapat profit dengan beretika ?
3. Apakah mendapatkan profit dapat menyelamatkan oeople dan planet ?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas dapat ditentukan tujuan dari
penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penerapan konsep CSR (Corporate Social
Responsibility) dalam program-program kegiatan PT. CocaCola Botling Indonesia.

D. MANFAAT PENULISAN
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menambah literatur dan wawasan serta
pengetahuan untuk membaca dan juga sebagai tambahan informasi yang berkaitan
dengan konsep CSR (Corporete Social Responsibility).
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian CSR dan hubungannya dengan profit, people dan planet


Dalam dunia komunikasi, kita tidak hanya mempelajari tentang media dan
penyiaran melainkan juga mempelajari bagaimana menjaga citra sebuah
perusahaan, terutama dalam konsentrasi Public Relations. Sebagai seorang PR
suatu perusahaan, kita dituntut untuk bisa mendapatkan kepercayaan dan
legitimasi dari masyarakat. Salah satunya yaitu melalui kegiatan CSR.

CSR atau Corporate Social Responsibility merupakan suatu bentuk


tanggungjawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.
Banyak perusahaan-perusahaan besar yang telah mengkomunikasikan kegiatan
CSRnya baik melalui media elektronik maupun media cetak. Perusahaan juga
bisa saja mendapatkan sejumlah penghargaan dari aktivitas-aktivitas CSR yang
telah mereka realisasikan

Dalam perkembangannya CSR, John Eklington (1997) mengemukakan sebuah


terobosan besar yang terkenal yaitu “The Triple Bottom Line”. Konsep tersebut
mengakui bahwa perusahaan harus memperhatikan 3P dalam menjaga
‘kehidupan’ bisnisnya. Bukan hanya mementingkan profit tetapi juga harus
memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan aktif ikut serta
melestarikan lingkungannya.

P yang pertama yaitu profit. Setiap perusahaan pasti menginginkan profit dalam
menjalankan bisnisnya karena profit merupakan orientasi utama perusahaan.
Tidak ada perusahaan yang mampu menjamin dan mempertahankan tujuannya
tanpa didukung oleh kemampuan mencetak keuntungan yang memadai.
Peningkatan kesejahteraan personil perusahaan dan pemilik perusahaan,
peningkatan kontribusi bagi masyarakat, ekspansi perusahaan dan kapasitas
produksi membutuhkan sumber dana yang sudah pasti didapatkan dengan
menciptakan keuntungan perusahaan.
People merupakan lingkungan masyarakat (community) di mana perusahaan
tersebut berada. Masyarakat memiliki huubngan yang kuat dalam rangka
menciptakan nilai bagi perusahaan. Tidak mungkin perusahaan dapat
menjalankan bisnisnya tanpa didukung masyarakat sekitar. Masyarakat adalah
pihak yang dipengaruhi dan juga mempengaruhi kehidupan perusahaan.
Kemauan dan kemampuan perusahaan mendekatkan diri dengan masyarakat
melalui strategi CSR dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup perusahaan
tersebut.

Planet merujuk kepada lingkungan fisik yang berhubungan dengan perusahaan,


misalnya lingkungan berdirinya perusahaan maupun lingkungan tempat
perusahaan mendapatkan bahan baku dan sumber daya. Hubungan perusahaan
dan lingkungan bersifat sebab-akibat. Sebagai tempat yang menopang segala
aktivitas perusahaan, lingkungan yang rusak dan eksploitasi berlebih tanpa batas
keseimbangan, cepat atau lambat akan menghancurkan perusahaan itu sendiri
dan masyarakat sekitarnya.

Tiga konsep dasar CSR tersebut menekankan bahwa perusahaan tidak


seharusnya hanya berorientasi ada keuntungan semata. Berlangsungnya
perusahaan juga mempengaruhi kehidupan di sekelilingnya, baik kehidupan
masyarakatnya maupun kehidupan alam sekitar. Sehingga perusahaan juga
memiliki tanggungjawab yang seimbang antara menghasilkan keuntungan,
menciptakan hubungan baik dengan masyarakat dan melestarikan alam sekitar
sehingga bisnis perusahaan juga dapat berlangsung tanpa ada kendala yang
berarti. (OV).

2. Cara Mendapatkan Profit Dengan Beretika


Bisnis dapat diartikan sebagai kegiatan memproduksi dan menjual barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kegiatan bisnis terjadi karena
keinginan untuk salingmemenuhi kebutuhan hidup masing-masing manusia, dan
masing-masing pihak tentunyamemperoleh keuntungan dari proses tersebut.
Tidak dapat disangkal bahwa pada umumnyaorang berpendapat bahwa bisnis
adalah untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Untuk memaksimumkan
keuntungan tersebut, maka tidak dapat dihindari sikap dan perilaku
yangmenghalalkan segala cara yang sering tidak dibenarkan oleh norma
moral.Kalau memaksimalkan keuntungan menjadi satu-satunya tujuan
perusahaan, dengan sendirinyaakan timbul keadaan yang tidak etis. Mengapa
begitu? Jika keuntungan menjadi satu-satunyatujuan, semuanya dikerahkan dan
dimanfaatkan demi tercapainya tujuan itu, termasuk jugakaryawan yang bekerja
dalam perusahaan. Akan tetapi, memperalat karyawan karena alasan apasaja
berarti tidak menghormati mereka sebagai manusia. Dengan itu dilanggar suatu
prinsip etisyang paling mendasar kita selalu harus menghormati martabat
manusia. Immanuel Kant, filsuf Jerman abad ke-18, menurutnya prinsip etis yang
paling mendasar dapat dirumuskan sebagai
berikut: “hendaklah memperlakukan manusia selalu juga sebagai tujuan pada
dirinya dan tidak pernah sebagai sarana belaka”. Mereka tidak boleh
dimanfaatkan semata
-mata untuk mencapaitujuan. Misalnya, mereka harus dipekerjakan dalam
kondisi kerja yang aman dan sehat dan harusdiberikan gaji yang pantas.
Keuntungan memungkinkan bisnis hidup terus, tetapi tidak menjadi tujuan
terakhir bisnis itusendiri. Oleh karenanya tidak bisa dikatakan lagi bahwa profit
merupakan satu-satunya tujuan
Beberapa cara untuk melukiskan relativitas keuntungan dalam bisnis, dengan
tidak mengabaikan perlunya (Bertens, 2000), adalah sebagai berikut

· keuntungan merupakan tolak ukur untuk menilai kesehatan perusahaan atau

efisiensimanajemen dalam perusahaan;

· keuntungan adalah pertanda yang menunjukkan bahwa produk atau jasanya

dihargaioleh masyarakat;

· keuntungan adalah cambuk untuk meningkatkan usaha;


· keuntungan merupakan syarat kelangsungan perusahaan;

· keuntungan mengimbangi resiko dalam usaha

Beberapa prinsip etis dalam bisnis telah dikemukakan oleh Robert C.Solomon
(1993) dalamBertens (2000), yang memfokuskan pada keutamaan pelaku bisnis
individual dan keutamaan pelaku bisnis pada taraf perusahaan. Berikut
dijelaskan keutamaan pelaku bisnis individual,yaitu:1. KejujuranKejujuran secara
umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harusdimiliki
pelaku bisnis. Orang yang memiliki keutamaan kejujuran tidak akan berbohong
ataumenipu dalam transaksi bisnis. Pepatah kuno
caveat emptor
yaitu hendaklah pembeli berhati-hati. Pepatah ini mengajak pembeli untuk
bersikap kritis untuk menghindarkan diri dari pelaku bisnis yang tidak jujur.
Kejujuran memang menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran, namundalam
dunia bisnis terdapat aspek-aspek tertentu yang tetap harus menjadi rahasia.
Dalam hal ini perlu dicatat bahwa setiap informasi yang tidak benar belum tentu
menyesatkan juga.2. FairnessFairness adalah kesediaan untuk memberikan apa
yang wajar kepada semua orang dan dengan
”wajar” yang dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat
dalam suatu
transaksi.3.KepercayaanKepercayaan adalah keutamaan yang penting dalam
konteks bisnis. Kepercayaan harusditempatkan dalam relasi timbal-balik.
Pebisnis yang memiliki keutamaan ini bolehmengandaikan bahwa mitranya
memiliki keutamaan yang sama. Pebisnis yang memilikikepercayaan bersedia
untuk menerima mitranya sebagai orang yang bisa diandalkan. Catatan penting
yang harus dipegang adalah tidak semua orang dapat diberi kepercayaan dan
dalammemberikan kepercayaan kita harus bersikap kritis. Kadang kala juga kita
harus selektif memilihmitra bisnis. Dalam setiap perusahaan hendaknya terdapat
sistem pengawasan yang efektif bagisemua karyawan, tetapi bagaimanapun
juga, bisnis tidak akan berjalan tanpa ada kepercayaan.4. KeuletanKeutamaan
keempat adalah keuletan, yang berarti pebisnis harus bertahan dalam banyak
situasiyang sulit. Ia harus sanggup mengadakan negosiasi yang terkadang seru
tentang proyek atautransaksi yang bernilai besar. Ia juga harus berani
mengambil risiko kecil ataupun besar, karena perkembangan banyak faktor tidak
diramalkan sebelumnya.

3. Mendapat propfit menyelamatkan people dan planet


Membangun sebuah bisnis yang berkelanjutan bukan soal membesarkan profit
semata. Perusahaan untuk tumbuh berkembang di masa depan, harus peduli
terhadap dua hal lainnya, yakni people dan planet. Di era konektivitas seperti
sekarang, tuntutan konsumen pun semakin beragam. Jika dulu mereka membeli
produk berdasarkan kebutuhan, lain halnya dengan sekarang. Kepedulian
terhadap masyarakat dan Bumi di mana mereka tinggal mulai menjadi
pertimbangan. Perusahaan pun dituntut untuk memerhatikan 3P (profit, people,
planet) dalam mengembangkan bisnisnya agar berkelanjutan. Hal ini yang
disetujui dan diterapkan oleh perusahaan multinasional yang bergerak di sektor
pertanian. Syngenta.
“Industri pertanian beberapa tahun belakangan menunjukkan tren dan sentimen
positif. Kami optimistis industri ini akan tumbuh kurang lebih 10% hingga akhir
tahun. Dalam membangun bisnis di sini, profit berupa angka tidak menjanjikan
peluang bisnis di masa depan. Kami melihat, faktor petani adalah masa depan
untuk bisnis ini,” jelas Parveen Kathuria, President Director PT Syngenta
Indonesia di Jakarta, Selasa (30/5/2017)
Syngenta pun memiliki komitmen yang bertajuk The Good Growth Plan. Program
ini adalah komitmen Syngenta secara global yang memerhatikan enam hal.
Enam komitmen tersebut adalah membuat tanaman semakin efisien dan
meningkatkan produktivitasnya, menyelamatkan lebih banyak lahan pertanian,
meningkatkan keanekaragaman hayati, memberdayakan dan meningkatkan
produktivitas petani kecil, memberikan pelatihan soal keselamatan kerja kepada
para pekerja tani, dan menciptakan ekosistem rantai pasokan yang adil untuk
semua elemen.
Parveen menilai, jika kesejahteraan petani diperhatikan dan mereka senang
bertani, maka bukan hanya bisnis para pelaku industri ini saja yang berkembang.
Kemajuan ekonomi dan kesejahteraan negara ini juga akan terjaga. Langkah ini
juga menjadi langkah strategis bagi Syngenta sebagai pemain global di area
pertanian. “Kami adalah pemimpin pasar di Indonesia. Kami sangat berkomitmen
terhadap misi Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan produktivitas pertanian
beras dan jagung dalam negeri. Di sini, kami punya portofolio produk yang kuat
untuk mendukung misi tersebut,” lanjut Parveen.

Sampai saat ini, perusahaan asal Swiss ini telah memiliki dua pabrik dan satu
pusat riset di Indonesia. Ketiganya dikerahkan untuk pasar Indonesia dan juga
diekspor ke beberapa negara, seperti ke Filipina dan Myanmar. Salah satu
produk unggulan dari Syngenta adalah benih jagung hibrida NK Perkasa yang
diluncurkan beberapa bulan lalu. Benih ini diklaim lebih tahan terhadap penyakit
dan memiliki keberhasilan produktivitas yang tinggi.
“Kami akan selalu membawa inovasi produk terbaru di pasar ini. Untuk itu, kami
telah berinvestasi sekitar Rp 50 miliar setiap harinya untuk kebutuhan riset.
Selain itu, kami ingin membagikan pengetahuan kami kepada para petani. Para
petani harus tahu bagaimana mengembangkan produktivitas tanamanannya di
waktu berbeda,” imbuh pria yang sudah 25 tahun bergelut di industri pertanian
ini. Menurutnya, ketika negara kita sudah mampu memenuhi kebutuhan
pertaniannya sendiri, kesejahteraan para petani pun akan meningkat. Jika
kondisi tersebut sudah tercipta, Syngenta pun tidak khawatir soal profit mereka.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa ketika people dan planet terjaga, maka profit
akan menghampiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah kepedulian perusahaan terhadap


kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas daripada sekedar terhadap
kepentingan perusahaan belaka. Dalam perkembangan etika bisnis yang lebih
mutakhir, muncul gagasan yang lebih komprehensif mengenai lingkup tanggung
jawab sosial perusahaan. Indicator keberhasilan tanggung jawab social
perusahaan terhadap masyarakat sendiri dilihat dari bagaimana masyarakat
setempat merasakan manfaat dengan adanya kegiatan yang dilakukan
perusahaan. Karena dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat
setempat dan memperhatikan limbah dari produk yang dihasilkan maka
perusahaan tersebut telah menjalankan tanggung jawab sosialnya kepada
masyarakat. Dengan begitu terjalin hubungan yang baik antara masyarakat
setempat dengan perusahaan.

B. Saran
Menurut saya setiap perusahaan perlu dan wajib untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan. Karena suatu perusahaan dapat berjalan lancar ketika
mereka mau peduli dengan keadaan di sekitarnya dan tidak semata-mata hanya
mementingkan kepentingan perusahaan saja misalnya mencari keuntungan
sebesar-besarnya dengan menggunakan segala cara yang mengakibatkan
pihak-pihak lain merasa dirugikan. Disini diperlukan hati nurani setiap individu
dalam perusahaan tersebut untuk melaksanakan tanggung jawab sosial itu.
Tentu saja hal ini akan bermanfaat bagi kehidupan perusahaan dalam jangka
panjang. Karena tentunya masyarakat akan mendukung setiap kegiatan yang
dilakukan perusahaan asalkan tidak merugikan yang ada di sekitarnya dan
semakin tumbuh rasa kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/2847/2/1SOS02591.pdf
http://rotasinews.com/csr-profit-people-planet/
http://budipratiko9.blogspot.com/2017/05/tugas-32-tri-bottom-line-tiga-dasar.html
https://www.moneysmart.id/etika-bisnis-pengertian-tujuan-dan-contohnya/
https://www.academia.edu/4614177/tugas_etika_bisnis
https://marketeers.com/brand-for-good-kunci-sukses-bisnis-pertanian-syngenta/

Anda mungkin juga menyukai