Anda di halaman 1dari 13

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA BANYUMULEK DALAM

PRODUKTIVITAS SAMPAH LIMBAH RUMAH TANGGA

1)
INTAN MELA FARIZA 2) TRINANDITA 3) RIO HARDIYANTO* 4) MITA ARIYANTI 5) NI KETUT
INDAH PRIMADANI 6) NUR ELIZA SAMUDRA DEWI 7) AHDY KURNIAWAN 8 BAIQ NISRINA
PUTRID ZAINURI) 9) RIAN ALQUSAIRI 10)M. SANRIO GUNAWAN

1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Mataram

2) Fakultas Fisipol, Universitas Mataram, Mataram

3) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Mataram

4) Fakultas Hukum, Universitas Mataram, Mataram

5) Fakultas Hukum, Universitas Mataram, Mataram

6) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Mataram

7) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Mataram

8) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Mataram

9) Fakultas Tehnik, Universitas Mataram, Mataram

10) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Mataram

Email: intanmela353@gmail.com

ABSTRAK
Pembuangan sampah limbah rumah tangga secara sembarangan di sekitar rumah ataupun ke sungai
telah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat di Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok
Barat. Kemudian produksi sampah yang dihasilkan setiap hari kian meningkat seiring dengan bertambahnya
produk dan pola konsumsi masyarakat, sedangkan untuk mengurangi penggunaan dan pemanfaatan dari
sampah itu sendiri pengetahuan kita masih sangat minim, oleh karena itu yang meyebabkan volume
sampah semakin tidak bisa dikendalikan lagi, hal tersebut akan berdampak pada pencemaran lingkungan,
mengurangi estetika lingkungan dan juga dapat meyebarkan berbagai penyakit. Masalah sampah memang
sangat penting sekali untuk kita perhatikan, dan salah satu penyumbang terbesar sampah adalah dari rumah
tangga. Sehingga sangat penting pengelolaan sampah dimulai dari rumah tangga dan lingkungan sekitar
kita. Untuk itu langkah pertama yang dapat kami lakukan adalah dengan memberdayakan masyarakat
sebagai pelaku utama dalam penghasil sampah dengan teknik yang sederhana dan mudah, salah satunya
yakni menggunakan teknik takakura. Dimana teknik takakura ini dapat dilakukan oleh siapapun mengingat
sederhana dan mudahnya teknik ini. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan pembuangan sampah
sembarangan. Tujuan program ini dilaksanakan untuk (1) mengetahui sejauh mana teknik takakura dapat
diaplikasikan dalam masyarakat untuk mengurangi sampah limbah rumah tangga (2) Meningkatkan nilai
tambah bagi masyarakat melalui pengelolaan sampah limbah rumah. (3) Meningkatkan kepedulian
masyarakat dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan bersih melalui pengelolaan sampah limbah
rumah tangga menjadi kompos organik.
Kata kunci: Pemberdayaan, Produktivitas, Sampah limbah rumah tangga

1. PENDAHULUAN

Kuliah kerja nyata tematik (KKN tematik) merupakan salah satu program pendidikan di
universitas mataram dan bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) yang berlandaskan pada prinsip Tri Dharma perguruan tinggi yaitu, aspek pendidikan,
pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis penelitian. Penyelenggaraan KKN
Tematik di desa Banyumulek, kec. Kediri merupakan salah satu bentuk pengabdian dan kepedulian
mahasiswa terhadap permasalahan masyarakat di wilayah tersebut dengan menerapkan berbagai
disiplin ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama menjalani pendidikan di dalam kampus.
Dimana mahasiswa memulai KKN dengan melakukan pendataan terhadap masalah masyarakat
melalui observasi dan survei langsung kelapangan, kemudian mengkaji dan memberikan alternatif.
Pengabdian masyarakat yang dilakukan di desa Banyumulek kami fokuskan pada permaslahan
lingkungan yakni pengolahan sampah yang berbasis pada konsep SANIMAS yaitu program yang
digunakan untuk pemberdayaan masyarakat untuk menjadikan masyarakat faktor utama dalam proses
perencanaan pembangunan, operasional, dan pemeliharaan fasilitas sanitasi komunal dan
lingkungannya, dengan tujuan agar semua yang ada dalam lingkungan masyarakat dapat memberikan
manfaat yang berkelanjutan. Konsep tersebut menggunakan prinsip-prinsip penataan ulang
infrastruktur yang ada dan penyehatan lingkungan yang membutuhkan peran aktif dari masyarakat
Banyumulek itu sendiri. Dimana pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan,
menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-
kekuatan penekanan di segala bidang dan sektor kehidupan (Sutoro Eko, 2002). Konsep
pemberdayaan (Masyarakat Desa) dapat dipahami juga ndengan dua cara pandang. Pertama,
pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat. Posisi masyarakat
bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada pemberian dari pihak luar
seperti pemerintah, melainkan dalm posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang
berbuat secara mandiri. berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggung jawab negara.
pemberian layanan publik (kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi, dan seterusnya) kepada
masyarakat tentu merupakan tugas (kewajiban) negara secara given. (petrik, 2016)
Pemberdayaan masyarkat disini ditunjukkan untuk pengolahan dan pemanfaat sampah yang
dihasilkan oleh setiap rumah tangga, dimana yang kita ketahui Sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (Suyoto, 2008). Program ini
dilatarbelakangi karena laju produksi sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju
pertumbuhan penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat. Di sisi
lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah belum
optimal. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan
kesehatan masyarakat sekitarnya. Sampah memang tetap menjadi persoalan klasik yang sepenuhnya
belum bisa ditangani dengan baik. Setiap tahun volume sampah terus meningkat khususnya sampah
yang ada di Lombok, sementara jumlah sampah yang terangkut ke TPA Kebon Kongok, Lombok
Barat tak sebanding jumlahnya dengan produksi sampah setiap harinya yang mencapai lebih dari
1.400 meter kubik. Dikarenakan rumah tangga sebagai salah satu sumber utama pengahassil sampah
maka hal yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir bertambahnya sampah limbah rumah tangga
adalah dengan mengolah dan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos dengan menggunakan teknik
takaura, teknik ini digunakan untuk skala rumah tangga karena mudah dan tidak membutuhkan biaya
yang mahal serta bahan-bahan yang diperlukan berasal dari limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga
itu sendiri. Pupuk kompos yang sudah jadi nantinya bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman
dipekarangan rumah.

1.1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang merangkum nilai-
nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat
people-centered, participatory, Dalam kerangka ini upaya untuk memberdayakan
masyarakat (empowering) dapat dikaji dari 3 (tiga) aspek : Pertama, ENABLING yaitu
menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang. Kedua,
EMPOWERING yaitu memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat melalui langkah-
langkah nyata yang menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan dalam berbagai
peluang yang akan membuat masyarakat semakin berdaya. Ketiga, PROTECTING yaitu
melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah. Pendekatan pemberdayaan pada
intinya memberikan tekanan pada otonomi pengambilan keputusan dari kelompok
masyarakat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi, langsung, demokratis dan
pembelajaran social.
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) sering kali sulit dibedakan
dengan pembangunan masyarakat (community development) karena mengacu pada
pengertian yang tumpang tindih dalam penggunaannya di masyarakat. Dalam kajian ini
pemberdayaan masyarakat (community empowerment) dan pembangunan masyarakat
(community development) dimaksudkan sebagai pemberdayaan masyarakat yang sengaja
dilakukan pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan,
memutuskan dan mengelola sumberdaya yang dimiliki sehingga pada akhirnya mereka
memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial secara
berkelanjutan. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya berkaitan erat
dengan sustainable development yang membutuhkan pra-syarat keberlanjutan kemandirian
masyarakat secara ekonomi, ekologi dan sosial yang selalu dinamis.
Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang merangkum nilai-
nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat
people- centered, participatory, empowerment and sustainable (Chamber, 1995). Lebih
jauh Chamber menjelaskan bahwa konsep pembangunan dengan model pemberdayaan
masyarakat tidak hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic need) masyarakat
tetapi lebih sebagai upaya mencari alternative pertumbuhan ekonomi lokal.
1.2 PRODUKTIVITAS
produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya
diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal (https://id.wikipedia.org).
Produktivitas disini berarti kemampuan masyarakat dalam pemanfaatan sampah limbah
rumah tangga agar menghasilkan nilai ekonomis dan bermanfaat untuk masyarakat, ketika
sampah limbah rumah tangga sudah diolah maka akan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat
baik untuk pupuk tanamannya sedangkan kalau dalam sekala besar bisa bernilai ekonomis.
Dimana masyarakat dapat menjualnnya ke orang lain, contonya ke pada penjual tanaman
hias, karena di Banyumulek sendiri sudah banyak masyarakatnya yang membuka lahan untuk
tanaman hias yang kemudian akan dijual kembali. Hal tersebut dapat memberikan nilai yang
baik untuk desa Banyumulek menjadi desa mandiri. karena semua keperluan desa bisa
dihasikan sendiri oleh masyarakatnya.
1.3 SAMPAH LIMBAH RUMAH TANGGA
Sampah limbah rumah tangga adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai yang
berasala dari dapur seperti sisa sayuran yang tidak dipakai ketika memasak, tetapi masih bisa
dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Salah satu problematik yang sangat dirasakan warga di desa Banyumulek ini
berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan adalah penanganan sampah
limbah rumah tangga. Warga setempat dalam melakukan pembuangan sampah rumah
tangga masih sebatas dengan model pengelolaan secara individual dengan cara dibakar,
dibuang keselokan/sungai, atau yang mampu membayar bulanan untuk pembuangan
sampah melalui jasa angkut pembuangan sampah yang ada. Penangan sampah belum
dilakukan secara terpadu, yang melibatkan semua warga sebagai upaya bersama
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Apalagi penanganan sampah yang
mengarah pada kegiatan untuk peningkatan ekonomi warga setempat, sama sekali belum
tersentuh.

2. METODE

Metode yang kami gunakan dalam perencanaan program kerja KKN Tematik UNRAM di
desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat ini yakni dalam pengolahan
dan pemanfaatan sampah limbah rumah tangga agar lebih produktif bagi masyarakat dengan
memberdayakan masyarakat yang menekankan pada pentingnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan ini mengacu pada metode Paarticipatory Rural Apprasial (PRA).
Dimana metode ini merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat, yang dalam
praktek, kegiatan PRA lebih banyak melibatkan “orang dalam” atau masyarakat setempat
dengan di fasilitasi oleh orang luar yang lebih berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator
dibanding sebagai instruktur atau guru yang menggurui. PRA juga melakuka pendekatan
untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa.
Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekannannya pada keterlibatan
masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Dalam penggunaan metode PRA masyarakat desa
yang dilibatkan memainkan peran yang lebih besar dalam pengumpulan informasi tentang
kondisi desa dan masalah-masalah desa yang sedang dihadapi, tujuannya untuk menjadikan
warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana progra pembangunan dan
bukan sekeddar obyek mpembangunan, yang nantinya dapat memungkinkan masyarakat
desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang
kondisi dan kehidupan desa.
Dalam metode ini kami melakaukan beberapa prosedur analisis dalam konsep
pemberdayaan masyarkat, dimana masyarakat tidak dijadikan objek dari proyek
pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. dari konsep
tersebut maka untuk pendekatannya sebagai berikut: pertama, upaya ini harus terarah
(targetted), dimana program ini harus melibatkan orang yang tepat atau yang sedang
membutuhkan, sehingga dengan program yang dirancanng untukk mengatasi masalahnya
dan sesuai dengan kebutuhannya. Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau
bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran, ini bertujuan agar masyarkat
tersebut tahu dan mengerti apa yang harus dilakukan dalam program yang dijalankan
sehingga program tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan kemampuan serta
kebutuhan mereka. Ketiga, menggunkan pendekatan kelompok, karena kalau secara sendiri-
sendirimasyarakat akan sulit dalam memecahkan masalah-maslah yang dihadapinya maupun
dalam pelaksanaan program tersebut karena lingkup bantuan menjadi terlalu luas kalau
penanganannya dilakukan secara individu. Dalam pendekatan secara kelompok akan lebih
efektif dan dari penggunaan sumber daya juga akan lebih efisien.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UNRAM di desa Banyumulek, kecamatan Kediri,
Kabupaten Lombok Barat adalah kegiatan akademik wajib bagi mahasiswa sebagai bagian
dari pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini difokuskan untuk pemberdayaan
masyarakat Banyumulek dengan tujuan untuk memberi pelatihan dan bimbingan kepada
masyarkat banyumulek dalam pengolahan sampah limbah rumah tangga agar bisa
dimanfaatkan.

Desa Banyumulek merupakan desa wisata di Lombok, karena Desa Banyumulek


merupakan salah satu sentral penghasil gerabah terbaik yang ada di NTB. Sehingga banyak
wisatawan baik dari masyarakat lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Desa
Banyumulek untuk membeli gerabah sekaligus melihat proses pembuatan gerabah. Untuk
menjadi desa wisata salah satu syarat yang perlu diperhatikan adalah kerapihan dan
kebersihan desanya agara wisatawan yang berkunjung merasa nyaman dan memberikan
kesan poritif untuk desa tersebut. Agar mencapai desa wisata yang besih harus melibatkan
semua elemen masyarakat agar sadar tentang kebersihan lingkungannya sendiri. untuk itu
dalam program kerja kami tentang pemberdayaan masyarakat berbasis pada SANIMAS.
Rangkaian program kegiatan tersebut diawali dengan sosialisasi mengenai program
pengolahan sampah “3R dan Apotek Hidup“ terhadap masyarakat di Desa Banyumulek yang
dilakukan pada tanggal 25 juli 2019, kegiatan ini berlangsung di aula kantor Desa
Banyumulek yang diikuti oleh semua kadus dan perwakilan dari setiap dusun dan juga diikuti
oleh ibu-ibu PKK, program inipun bertujuan untuk melatih masyarakat agar bisa
memanfaatkan sampah organik maupun anorganik untuk dijadikan hal yang lebih
bermanfaat. Hal ini yang melatarbelakangi mahasiswa KKN untuk mengadakan program
sosialisasi pengolahan sampah tersebut bertujuan untuk memupuk kesadaran di Desa
Banyumulek mengenai pentingnya pengolahan sampah yang baik dan benar sebagai fondasi
terciptanya masyarkat yang peduli terhadap lingunganya, mengingat kesadaran masyarakat
tentang pengolahan limbah rumah tangga yang masih kurang dan hampir belum ada.
Melalui konsep program sosialisasi pengolahan sampah dan apotek hidup, masyarakat
diperkenalkan mengenai 3 hal yakni mengajak masyarakat untuk bersama-sama memilah dan
memisahkan sampah organik dan anorganik pada bak sampah terpisah, kemudian
memperkenalkan adanya teknik takakura skala rumah tangga dan pemanfaatan botol pelastik
dalam membuat vertical kulture untuk Apotek hidup, di sini kami hanya akan menjelaskan
tentang pengolahan sampah limbah rumah tangga menjadi pupuk kompos agar lebih
produktif bagi masyarakat.

Gambar 1.1 sosialisasi mengenai pengolahan sampah dan apotek hidup

3.1 Pupuk Kompos Dan Manfaatnya

Teknik takakura skala rumah tangga adalah sebuah metode pembuatan kompos yang
ditujukkan untuk mendaurulang sampah dapur, dimana Pupuk Kompos adalah salah satu
pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa bahan organik
(tanaman maupun hewan). Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobik dan
anaerobik yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. Proses ini disebut juga
dekomposisi atau penguraian. Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa
aspek:

a. Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

b. Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan
sampah.
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
3. Mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia yang selama ini
banyak digunakan petani

c. Aspek bagi tanah/tanaman:


1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

3.2 Tahapan Membuat Kompos Dengan Metode Takakura


 Metode Takakura
Kompos takakura dibuat dengan cara Takakura Home Method Composting, sebuah
metode pembuatan kompos yang ditujukan untuk mendaur-ulang sampah dapur. Metode
kompos takakura pertama kali diperkenalkan di Surabaya pada tahun 2004 oleh seorang
berkebangsaan Jepang bernama Mr. Takakura. Waktu itu, beliau mencoba mencari solusi
terhadap penumpukan sampah organik di kota itu. Sehingga muncul ide untuk mendaur ulang
sebagian sampah limbah rumah tangga sejak di dapur. Maka, dirancanglah sebuah metode
pembuatan kompos yang bisa dilakukan di dapur. Syaratnya harus higienis tidak berbau dan
tidak jorok, mengingat dapur merupakan tempat mengolah makanan. Satu keranjang standar
dengan starter 8 kg dipakai oleh keluarga dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7
orang. Sampah limbah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg per hari.

Gambar 1.2 tahap pembuatan pupuk takakura

Pemotongan sayur sisa dapur Menyiapkan EM-4 Merebus Gula Merah untuk dijadikan
molase

Mengumpulkan semua Media dan Bahan Mengumpukan Semua Media 1 Mencampur Sekam dan Tanah
yang mengandung kotoran Ternak
Gambar 1.3 praktik pembuatan pupuk kompos

3.3 Jenis Sampah Yang Diolah

1. Sisa sayuran ataupun bahannya. Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun bila
telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnya.
2. Sisa nasi.
3. Sisa ikan, ayam, kulit telur dan sejenisnya.
4. Sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dan lain-lain). Hindari memasukkan
biji dan kulit buah yang keras seperti biji salak, kulit kelapa dan kulit duren.
5. Daun-daunan

3.4 Alat dan Bahan Komposter Takakura:

1. Keranjang. Agar proses aerob berlangsung dengan baik, pilihlah keranjang yang
berlubang.
2. Tutup Keranjang. Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu
oleh predator (kucing/anjing). Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar
masuk
3. Kardus. Berguna untuk melapisi keranjang bagian dalam. Fungsi kardus adalah: (a)
membatasi gangguan serangga, (b) mengatur kelembaban, dan (c) berpori-pori,
sehingga dapat menyerap serta membuang udara & air.
4. Bantal Sekam. Dibuat dari sekam yang dimasukkan kedalam kantong jaring (contoh:
jaring saringan nasi). Fungsi bantal sekam adalah: (a) sebagai tempat mikrobakteri yang
akan mempercepat pembusukan sampah organik, (b) karena berrongga besar, maka
bantal sekam dapat segera menyerap air dan bau sampah, dan (c) sifat sekam yang
kering akan memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi
kompos.
5. Kompos jadi. Pupuk kompos jadi diisikan ½ sampai 2/3 bagian keranjang. Kompos
yang ada dalam keranjang berfungsi sebagai aktivator/ragi bagi sampah baru. Jika tidak
menemukan kompos, tanpa kompospun bisa, selama setiap sampah organik yang
dimasukkan disemprot campuran EM4 dan air (1:5 atau 1:10). Pupuk kompos dan EM4
dapat dibeli di toko tanaman atau pasar.
6. Kain Penutup. Pilih kain penutup yang serat atau berpori besar (contoh: kain stocking
dan kain strimin), bisa juga kain bekas seperti kain wadah bantal yang tidak terpakai
lagi. Tutupkan kain di atas bantal sekam, agar lalat tidak dapat bertelur dalam
keranjang, serta mencegah metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat
karena lalat tidak dapat keluar dan mati di dalam keranjang.

3.5 Tahapan Pembuatan Kompos metode Takakura:


1. Siapkan keranjang yg berlubang-lubang kecil dan tempatkan pada tempat yang teduh,
tidak kena hujan dan sinar matahari langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus.
2. Letakkan bantal sekam di dasar keranjang, berfungsi untuk menyerap air, mengurangi
bau dan mengontrol udara agar mikroba berkembang dengan baik.
3. Lapisis keranjang bagian dalam dengan kardus, ikat dengan tali.
4. Isi keranjang dengan starter/kompos jadi kurang lebih setebal 5 cm (8 Kg). Kompos
berfungsi sebagai starter proses pengomposan karena di dalamnya terkandung mikroba-
mikroba pengurai.
5. Masukkan sampah kedalam keranjang takakura. Sampah sebelum dimasukkan ke
keranjang harus dipotong kecil-kecil ukuran 2 cm x 2 cm. Tulang ikan dipotong kecil-
kecil, tulang ayam dihancurkan. Semakin kecil ukuran akan semakin cepat terurai.
setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan sampah yang
akandikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-aduklah
setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Hati-hati dalam
mengaduk agar tidak merobek kardus. Untuk mempercepat pengomposan, dapat
ditambahkan EM4/ air bekas cucian beras/ kompos jadi secukupnya. Untuk
memudahkan dan menghemat penggunaan EM4, masukkan EM4 dicampur air 1:5 atau
1:10 kedalam alat penyemprot/ Sprayer. Semprotkan secukupnya (tidak kering ataupun
terlalu basah) campuran tersebut setiap kali akan mengaduk sampah yang baru
dimasukan. Jika terlalu basah, tambahkan sekam atau serbuk kayu gergajian. Agar
kompos beraroma jeruk, tambahkan kulit jeruk ke dalam keranjang.
6. Masukan bantal sekam dan kemudian tutupi mulut keranjang dengan kain. Kemudian
tutuplah tutup keranjang rapat-rapat agar serangga dan lalat tidak masuk. Keranjang
tidak harus diisi langsung penuh, masukkan sampah organik seadanya. Lakukan secara
rutin setiap hari sampai keranjang penuh. Sampah yang baru dimasukkan akan
difermentasi dalam 1-2 hari, baru pupuk bisa digunakan setelah 7 hari proses tersebut
dilakukan.
7. Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan kita 2 cm dari
kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses pengomposan bekerja dengan baik.
Jika tidak, percikkan sedikit air untuk memicu mikroorganisme bekerja. Bisa jadi
kompos terlalu kering sehingga memerlukan air.
8. Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40 – 60 hari. Bahan yang telah
menjadi kompos akan berwarna hitam, tidak berbau dan tidak becek. Jangan lupa,
setelah membuat kompos, cuci tangan pakai sabun.

3.5 Cara Panen

1. Bila kompos di dalam Keranjang Takakura telah penuh, ambil 1/3-nya dan kita
matangkan selama seminggu dengan cara didiamkan atau diangin-anginkan di tempat
yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sisanya yang 2/3 bisa kita gunakan
kembali sebagai starter untuk pengolahan berikutnya.
2. Kompos takakura sudah terbentuk sempurna apabila teksturnya sudah seperti tanah,
warna coklat kehitaman, tidak berbau. Untuk menguji kualitas kompos larutkan dalam
air bersih. Kompos yang baik akan tenggelam, apabila ada yang terapung berarti
material tersebut belum menjadi kompos. Air akan tetap bersih, apabila air berubah
warnanya jadi kecoklatan, artinya dalam kompos terdapat cairan hasil fermentasi
anaerobik.

3.6 Cara perawatan

1. Cuci kain penutup satu minggu sekali.


2. Bila kompos kering, cipratkan air bersih, sambil diaduk.
3. Bila sudah lapuk (3-6 bulan), kardus harus diganti agar tidak robek dan menyebabkan
lalat/serangga masuk.
4. Bila muncul belatung, atasi dengan cara:
a) Menambahkan 'pengering' ke dalam keranjang takakura. Adanya belatung pelan-
pelan akan membuat isi takakura jadi lembab dan agak basahTambahkan sesuatu
yang bisa mengeringkan isi keranjang. Misalnya: serbuk gergaji, sekam bakar atau
kompos yang kering. Suasana yang kering secara perlahan tapi pasti akan
mematikan si belatung.
b) Menghangatkan kembali isi keranjang takakura yang suhunya mendingin karena
belatung. Beberapa hal yang bisa menghangatkan takakura, yaitu: oncom, ragi yang
bentuknya mirip brem, atau cairan MOL (mikroorganisme lokal) seperti EM4 yang
banyak di toko tanaman. Untuk 1 keranjang takakura, cukup 1/2 keping ragi atau
oncom sekotak atau 1 sdm EM4 kita campurkan ke dalam keranjang. Jika terlalu
banyak akan membuat isi keranjang terlalu panas dan berkeringat, akhirnya menjadi
lembab. Tambahkan seperlunya saja. Suhu yang panas akan mematikan belatung.
Belatung tidak langsung mati dalam 1-2 hari. Belatung yg awalnya terlihat lunak
putih, pelan-pelan akan mengeras cangkangnya dan berubah warna jadi kehitaman,
kemudian mati sekitar 1 minggu kemudian.
c) Taburkan kapur secukupnya dan aduk secara merata. Belatung akan mati.
5. Jika timbul bau, taburkan ampas kopi, atau taruh arang kayu yang dibungkus jaring
didalam keranjang, atau letakan tanaman yang dapat menyerap bau seperti sansiviera
di dekat keranjang Takakura.
6. Jika kondisi keranjang Takakura sudah betul-betul basah, berat kalau diaduk dan
mulai berbau busuk, keluarkan semua isinya dan jemur di terik matahari. Sesekali
diaduk dan diratakan supaya gembur kembali. Setelah dijemur, maka otomatis isi
keranjang akan hangat, kering dan ringan kembali. Semua bau tidak enak hilang
seketika. Masukkan kembali kompos ke dalam keranjang.
 Catatan lain.
1. Hindarkan dari hujan dan sinar matahari langsung (taruh di tempat teduh). Suhu ideal
adalah 60o Celcius.
2. Sampah yang dimasukkan berumur maksimal 1 hari.
3. Sampah yang dalam ukuran besar harap dicacah terlebih dahulu.

 Cara membuat starter pengganti EM4:


1. Nasi (baru maupun basi) dibentuk bulat sebesar bola ping-pong sebanyak 4 buah.
2. Diamkan selama tiga hari sampai keluar jamur yang berwarna kuning, jingga, dan
abu-abu.
3. Bola nasi jamuran kemudian dimasukkan ke dalam botol/wadah plastik.
4. Tuang air satu gayung yang sudah dicampur gula sebanyak empat sendok makan ke
dalam botol/wadah yang berisi nasi jamuran.
5. Diamkan selama satu minggu. Campuran nasi dan air gula tersebut akan berbau asem
seperti tape/peuyeum. Starter sudah bisa digunakan untuk membuat kompos, dengan
cara dicampur air. Perbandingan stater dengan air adalah 1:5 atau 1:10.

SIMPULAN

Membuang sampah tidak pada tempatnya menjadi hal yang biasa dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. Kebisan buruk ini dilakukan secara turun temurun dan membuat isu
sampah semakin tidak dapat ditanggulangi. Maka dari itu, diperlukan orang-orang yang sadar
akan kebersihan dan keberlanjutan lingkungan hidup serta mau mengabdi untuk masyarakat.
Maka dari permasalahan-permasalahan masyarakat seperti diatas, lahirlah Kuliah Kerja Nyata
(KKN) sebagai wujud kesadaran universitas terhadap masyarakat. Sebagai bentuk
pengabdian KKN Unram di Desa Banyumulek, dilakukan pemberdayaan masyarakat untuk
mampu mengolah sampah yang menjadi isu yang sedang hangat di Desa Banyumulek yang
terkenal sebagai salah satu desa wisata di Lombok agar dapat berguna bagi kehidupan
masyarakat sekitar. Bentuk pemberdayaan pengolahan sampah kali ini adalah pengolahan
sampah rumah tangga. Sampah atau limbah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan disini
adalah sampah sisa dapur sepertu sisa sayur mayur, sisa buah, sisa nasi, cangkang telur, dsb.

Sampah sisa dapur inu akan diolah menjadi pupuk organik dengan metode Takakura
(pupuk Takakura). Pupuk takakura adalah jenis pupuk organik skala rumah tangga yang
bertujuan untuk memanfaatkan limbah dapur dan tujuan awalnya tidak untuk dikomersialkan
dalam skala besar, namun jika dilakukan secara tekun dan terus menerus serta berhasil, maka
akan menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi dari bahan dasarnya. Proses pembuatan pupuk
takakura cukup sederhana dan memiliki keunggulan antara lain seperti tidak membutuhkan
biaya yang mahal, tidak membutuhkan tempat yang luas, tidak membutuhkan waktu yang
lama, tidak membutuhkan tenaga yang banyak, dan bahan-bahan yang digunakan mudah
ditemukan disekitar kita. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk takakura
antara lain limbah dapur, EM-4, rebusan gula merah (molase), dan tanah yang bercampur
sekam serta kotoran ternak yang mengering. Wadah yang digunakan adalah keranjang/kardus
belas yang tertutup rapat berlapis karung serta bantalan sebagai penutup yang terbuat dari
karung bekas berisi sekam untuk menjaga suhu dan kerusakan pupuk dari luar. Kemudian
semua bahan dicampur berlapis-lapis dan didiamkan selama seminggu untuk siap digunakan.

Jika mayoritas masyarakat mempraktikan pupuk takakura ini, maka akan berdampak
terhadap lingkungan sekitar dan dapat sedikit membantu perekonomian keluarga karena saat
ini tak sedikit masyarakat yang beralih ke pupuk organik dibandingkan pupuk kimia karena
alasan kesehatan

DAFTAR REFERENSI
Munawar Noor.2011. pemberdayaan masyarkat. Jurnal.upgris.ac.id <akses 25 Agustus
2019>

Muhammad johan widikusyanto membuat kompos dengan metode takakura (April 2018)
https://www.researchgate.net/publication/324672801_MEMBUAT_KOMPOS_DENGAN_
METODE_TAKAKURA <akses 8 September 2019>

Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan Dan Kualitas Tanah. Penerbit
Gava Media: Yogyakarta
Gesriantuti N., Elsie, Dkk. (2017). Pemanfaatan Limbah Organik Rumah Tangga Dalam
Pembuatan Pupuk Bokashi Di Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.
Jurnal Untuk Mu Negeri Vol. 1, No.1. <akses 8 September 2019>

Irvan, Permata Mhardela, Dkk. (2014). Pengaruh Penambahan Berbagai Aktivator Dalam
Proses Pengomposan Sekam Padi (Oryza Sativa). Jurnal Teknik Kimia Usu, Vol. 3, No.
2. <akses 8 September 2019>

Taufiq A., M. Fajar Maulana. (2015). Sosialisasi Sampah Organik Dan Non Organik Serta
Pelatihan Kreasi Sampah. Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan, Vol 4, No. 1. <akses 8
September 2019>

Rezagama A, Ganjar Samudro. (2015). Studi Optimasi Takakura Dengan Penambahan


Sekam Dan Bekatul. Jurnal Presipitasi, Vol. 12 No. 2. <akses 9 September 2019>

Asri D. (2017). Pengaruh Kadar Air Terhadap Proses Pengomposan Sampah Organik
Dengan Metode Takakura. Jurnal Teknik Mesin (Jtm): Vol. 06. <akses 9 September
2019>

Marliani N. (2014). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik) Sebagai


Bentuk Implementasi Dari Pendidikan Lingkungan Hidup. Jurnal Formatif Vol 4 No.2.
<akses 9 September 2019>

Johan M., (2015). Membuat Kompos Dengan Metode Takakura. <akses 9 September 2019>
Ghufron M. Ali, Refi, Dkk. (2017). Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos
Dengan Media Keranjang Takakura. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1
No.1. <akses 9 September 2019>

Roidah ida S. (2013). Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. Jurnal
universitas Tulungagung Bonorowo Vol. 1 No. 1 <akses 9 September 2019>

Anda mungkin juga menyukai