1)
INTAN MELA FARIZA 2) TRINANDITA 3) RIO HARDIYANTO* 4) MITA ARIYANTI 5) NI KETUT
INDAH PRIMADANI 6) NUR ELIZA SAMUDRA DEWI 7) AHDY KURNIAWAN 8 BAIQ NISRINA
PUTRID ZAINURI) 9) RIAN ALQUSAIRI 10)M. SANRIO GUNAWAN
Email: intanmela353@gmail.com
ABSTRAK
Pembuangan sampah limbah rumah tangga secara sembarangan di sekitar rumah ataupun ke sungai
telah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat di Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok
Barat. Kemudian produksi sampah yang dihasilkan setiap hari kian meningkat seiring dengan bertambahnya
produk dan pola konsumsi masyarakat, sedangkan untuk mengurangi penggunaan dan pemanfaatan dari
sampah itu sendiri pengetahuan kita masih sangat minim, oleh karena itu yang meyebabkan volume
sampah semakin tidak bisa dikendalikan lagi, hal tersebut akan berdampak pada pencemaran lingkungan,
mengurangi estetika lingkungan dan juga dapat meyebarkan berbagai penyakit. Masalah sampah memang
sangat penting sekali untuk kita perhatikan, dan salah satu penyumbang terbesar sampah adalah dari rumah
tangga. Sehingga sangat penting pengelolaan sampah dimulai dari rumah tangga dan lingkungan sekitar
kita. Untuk itu langkah pertama yang dapat kami lakukan adalah dengan memberdayakan masyarakat
sebagai pelaku utama dalam penghasil sampah dengan teknik yang sederhana dan mudah, salah satunya
yakni menggunakan teknik takakura. Dimana teknik takakura ini dapat dilakukan oleh siapapun mengingat
sederhana dan mudahnya teknik ini. Hal ini diharapkan dapat meminimalkan pembuangan sampah
sembarangan. Tujuan program ini dilaksanakan untuk (1) mengetahui sejauh mana teknik takakura dapat
diaplikasikan dalam masyarakat untuk mengurangi sampah limbah rumah tangga (2) Meningkatkan nilai
tambah bagi masyarakat melalui pengelolaan sampah limbah rumah. (3) Meningkatkan kepedulian
masyarakat dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan bersih melalui pengelolaan sampah limbah
rumah tangga menjadi kompos organik.
Kata kunci: Pemberdayaan, Produktivitas, Sampah limbah rumah tangga
1. PENDAHULUAN
Kuliah kerja nyata tematik (KKN tematik) merupakan salah satu program pendidikan di
universitas mataram dan bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) yang berlandaskan pada prinsip Tri Dharma perguruan tinggi yaitu, aspek pendidikan,
pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis penelitian. Penyelenggaraan KKN
Tematik di desa Banyumulek, kec. Kediri merupakan salah satu bentuk pengabdian dan kepedulian
mahasiswa terhadap permasalahan masyarakat di wilayah tersebut dengan menerapkan berbagai
disiplin ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama menjalani pendidikan di dalam kampus.
Dimana mahasiswa memulai KKN dengan melakukan pendataan terhadap masalah masyarakat
melalui observasi dan survei langsung kelapangan, kemudian mengkaji dan memberikan alternatif.
Pengabdian masyarakat yang dilakukan di desa Banyumulek kami fokuskan pada permaslahan
lingkungan yakni pengolahan sampah yang berbasis pada konsep SANIMAS yaitu program yang
digunakan untuk pemberdayaan masyarakat untuk menjadikan masyarakat faktor utama dalam proses
perencanaan pembangunan, operasional, dan pemeliharaan fasilitas sanitasi komunal dan
lingkungannya, dengan tujuan agar semua yang ada dalam lingkungan masyarakat dapat memberikan
manfaat yang berkelanjutan. Konsep tersebut menggunakan prinsip-prinsip penataan ulang
infrastruktur yang ada dan penyehatan lingkungan yang membutuhkan peran aktif dari masyarakat
Banyumulek itu sendiri. Dimana pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan,
menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-
kekuatan penekanan di segala bidang dan sektor kehidupan (Sutoro Eko, 2002). Konsep
pemberdayaan (Masyarakat Desa) dapat dipahami juga ndengan dua cara pandang. Pertama,
pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat. Posisi masyarakat
bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada pemberian dari pihak luar
seperti pemerintah, melainkan dalm posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang
berbuat secara mandiri. berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggung jawab negara.
pemberian layanan publik (kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi, dan seterusnya) kepada
masyarakat tentu merupakan tugas (kewajiban) negara secara given. (petrik, 2016)
Pemberdayaan masyarkat disini ditunjukkan untuk pengolahan dan pemanfaat sampah yang
dihasilkan oleh setiap rumah tangga, dimana yang kita ketahui Sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (Suyoto, 2008). Program ini
dilatarbelakangi karena laju produksi sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju
pertumbuhan penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat. Di sisi
lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan masyarakat maupun pemerintah daerah belum
optimal. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan dan
kesehatan masyarakat sekitarnya. Sampah memang tetap menjadi persoalan klasik yang sepenuhnya
belum bisa ditangani dengan baik. Setiap tahun volume sampah terus meningkat khususnya sampah
yang ada di Lombok, sementara jumlah sampah yang terangkut ke TPA Kebon Kongok, Lombok
Barat tak sebanding jumlahnya dengan produksi sampah setiap harinya yang mencapai lebih dari
1.400 meter kubik. Dikarenakan rumah tangga sebagai salah satu sumber utama pengahassil sampah
maka hal yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir bertambahnya sampah limbah rumah tangga
adalah dengan mengolah dan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos dengan menggunakan teknik
takaura, teknik ini digunakan untuk skala rumah tangga karena mudah dan tidak membutuhkan biaya
yang mahal serta bahan-bahan yang diperlukan berasal dari limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga
itu sendiri. Pupuk kompos yang sudah jadi nantinya bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman
dipekarangan rumah.
2. METODE
Metode yang kami gunakan dalam perencanaan program kerja KKN Tematik UNRAM di
desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat ini yakni dalam pengolahan
dan pemanfaatan sampah limbah rumah tangga agar lebih produktif bagi masyarakat dengan
memberdayakan masyarakat yang menekankan pada pentingnya kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan ini mengacu pada metode Paarticipatory Rural Apprasial (PRA).
Dimana metode ini merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat, yang dalam
praktek, kegiatan PRA lebih banyak melibatkan “orang dalam” atau masyarakat setempat
dengan di fasilitasi oleh orang luar yang lebih berfungsi sebagai narasumber atau fasilitator
dibanding sebagai instruktur atau guru yang menggurui. PRA juga melakuka pendekatan
untuk mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa.
Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekannannya pada keterlibatan
masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Dalam penggunaan metode PRA masyarakat desa
yang dilibatkan memainkan peran yang lebih besar dalam pengumpulan informasi tentang
kondisi desa dan masalah-masalah desa yang sedang dihadapi, tujuannya untuk menjadikan
warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana progra pembangunan dan
bukan sekeddar obyek mpembangunan, yang nantinya dapat memungkinkan masyarakat
desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang
kondisi dan kehidupan desa.
Dalam metode ini kami melakaukan beberapa prosedur analisis dalam konsep
pemberdayaan masyarkat, dimana masyarakat tidak dijadikan objek dari proyek
pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. dari konsep
tersebut maka untuk pendekatannya sebagai berikut: pertama, upaya ini harus terarah
(targetted), dimana program ini harus melibatkan orang yang tepat atau yang sedang
membutuhkan, sehingga dengan program yang dirancanng untukk mengatasi masalahnya
dan sesuai dengan kebutuhannya. Kedua, program ini harus langsung mengikutsertakan atau
bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran, ini bertujuan agar masyarkat
tersebut tahu dan mengerti apa yang harus dilakukan dalam program yang dijalankan
sehingga program tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan kemampuan serta
kebutuhan mereka. Ketiga, menggunkan pendekatan kelompok, karena kalau secara sendiri-
sendirimasyarakat akan sulit dalam memecahkan masalah-maslah yang dihadapinya maupun
dalam pelaksanaan program tersebut karena lingkup bantuan menjadi terlalu luas kalau
penanganannya dilakukan secara individu. Dalam pendekatan secara kelompok akan lebih
efektif dan dari penggunaan sumber daya juga akan lebih efisien.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UNRAM di desa Banyumulek, kecamatan Kediri,
Kabupaten Lombok Barat adalah kegiatan akademik wajib bagi mahasiswa sebagai bagian
dari pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini difokuskan untuk pemberdayaan
masyarakat Banyumulek dengan tujuan untuk memberi pelatihan dan bimbingan kepada
masyarkat banyumulek dalam pengolahan sampah limbah rumah tangga agar bisa
dimanfaatkan.
Teknik takakura skala rumah tangga adalah sebuah metode pembuatan kompos yang
ditujukkan untuk mendaurulang sampah dapur, dimana Pupuk Kompos adalah salah satu
pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa bahan organik
(tanaman maupun hewan). Proses pengomposan dapat berlangsung secara aerobik dan
anaerobik yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu. Proses ini disebut juga
dekomposisi atau penguraian. Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa
aspek:
a. Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
b. Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan
sampah.
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
3. Mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia yang selama ini
banyak digunakan petani
Pemotongan sayur sisa dapur Menyiapkan EM-4 Merebus Gula Merah untuk dijadikan
molase
Mengumpulkan semua Media dan Bahan Mengumpukan Semua Media 1 Mencampur Sekam dan Tanah
yang mengandung kotoran Ternak
Gambar 1.3 praktik pembuatan pupuk kompos
1. Sisa sayuran ataupun bahannya. Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun bila
telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnya.
2. Sisa nasi.
3. Sisa ikan, ayam, kulit telur dan sejenisnya.
4. Sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dan lain-lain). Hindari memasukkan
biji dan kulit buah yang keras seperti biji salak, kulit kelapa dan kulit duren.
5. Daun-daunan
1. Keranjang. Agar proses aerob berlangsung dengan baik, pilihlah keranjang yang
berlubang.
2. Tutup Keranjang. Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu
oleh predator (kucing/anjing). Pilih tutup yang berlubang agar udara dapat keluar
masuk
3. Kardus. Berguna untuk melapisi keranjang bagian dalam. Fungsi kardus adalah: (a)
membatasi gangguan serangga, (b) mengatur kelembaban, dan (c) berpori-pori,
sehingga dapat menyerap serta membuang udara & air.
4. Bantal Sekam. Dibuat dari sekam yang dimasukkan kedalam kantong jaring (contoh:
jaring saringan nasi). Fungsi bantal sekam adalah: (a) sebagai tempat mikrobakteri yang
akan mempercepat pembusukan sampah organik, (b) karena berrongga besar, maka
bantal sekam dapat segera menyerap air dan bau sampah, dan (c) sifat sekam yang
kering akan memudahkan pengontrolan kelembaban sampah yang akan menjadi
kompos.
5. Kompos jadi. Pupuk kompos jadi diisikan ½ sampai 2/3 bagian keranjang. Kompos
yang ada dalam keranjang berfungsi sebagai aktivator/ragi bagi sampah baru. Jika tidak
menemukan kompos, tanpa kompospun bisa, selama setiap sampah organik yang
dimasukkan disemprot campuran EM4 dan air (1:5 atau 1:10). Pupuk kompos dan EM4
dapat dibeli di toko tanaman atau pasar.
6. Kain Penutup. Pilih kain penutup yang serat atau berpori besar (contoh: kain stocking
dan kain strimin), bisa juga kain bekas seperti kain wadah bantal yang tidak terpakai
lagi. Tutupkan kain di atas bantal sekam, agar lalat tidak dapat bertelur dalam
keranjang, serta mencegah metamorfosis (perubahan) dari belatung menjadi lalat
karena lalat tidak dapat keluar dan mati di dalam keranjang.
1. Bila kompos di dalam Keranjang Takakura telah penuh, ambil 1/3-nya dan kita
matangkan selama seminggu dengan cara didiamkan atau diangin-anginkan di tempat
yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sisanya yang 2/3 bisa kita gunakan
kembali sebagai starter untuk pengolahan berikutnya.
2. Kompos takakura sudah terbentuk sempurna apabila teksturnya sudah seperti tanah,
warna coklat kehitaman, tidak berbau. Untuk menguji kualitas kompos larutkan dalam
air bersih. Kompos yang baik akan tenggelam, apabila ada yang terapung berarti
material tersebut belum menjadi kompos. Air akan tetap bersih, apabila air berubah
warnanya jadi kecoklatan, artinya dalam kompos terdapat cairan hasil fermentasi
anaerobik.
SIMPULAN
Membuang sampah tidak pada tempatnya menjadi hal yang biasa dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. Kebisan buruk ini dilakukan secara turun temurun dan membuat isu
sampah semakin tidak dapat ditanggulangi. Maka dari itu, diperlukan orang-orang yang sadar
akan kebersihan dan keberlanjutan lingkungan hidup serta mau mengabdi untuk masyarakat.
Maka dari permasalahan-permasalahan masyarakat seperti diatas, lahirlah Kuliah Kerja Nyata
(KKN) sebagai wujud kesadaran universitas terhadap masyarakat. Sebagai bentuk
pengabdian KKN Unram di Desa Banyumulek, dilakukan pemberdayaan masyarakat untuk
mampu mengolah sampah yang menjadi isu yang sedang hangat di Desa Banyumulek yang
terkenal sebagai salah satu desa wisata di Lombok agar dapat berguna bagi kehidupan
masyarakat sekitar. Bentuk pemberdayaan pengolahan sampah kali ini adalah pengolahan
sampah rumah tangga. Sampah atau limbah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan disini
adalah sampah sisa dapur sepertu sisa sayur mayur, sisa buah, sisa nasi, cangkang telur, dsb.
Sampah sisa dapur inu akan diolah menjadi pupuk organik dengan metode Takakura
(pupuk Takakura). Pupuk takakura adalah jenis pupuk organik skala rumah tangga yang
bertujuan untuk memanfaatkan limbah dapur dan tujuan awalnya tidak untuk dikomersialkan
dalam skala besar, namun jika dilakukan secara tekun dan terus menerus serta berhasil, maka
akan menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi dari bahan dasarnya. Proses pembuatan pupuk
takakura cukup sederhana dan memiliki keunggulan antara lain seperti tidak membutuhkan
biaya yang mahal, tidak membutuhkan tempat yang luas, tidak membutuhkan waktu yang
lama, tidak membutuhkan tenaga yang banyak, dan bahan-bahan yang digunakan mudah
ditemukan disekitar kita. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk takakura
antara lain limbah dapur, EM-4, rebusan gula merah (molase), dan tanah yang bercampur
sekam serta kotoran ternak yang mengering. Wadah yang digunakan adalah keranjang/kardus
belas yang tertutup rapat berlapis karung serta bantalan sebagai penutup yang terbuat dari
karung bekas berisi sekam untuk menjaga suhu dan kerusakan pupuk dari luar. Kemudian
semua bahan dicampur berlapis-lapis dan didiamkan selama seminggu untuk siap digunakan.
Jika mayoritas masyarakat mempraktikan pupuk takakura ini, maka akan berdampak
terhadap lingkungan sekitar dan dapat sedikit membantu perekonomian keluarga karena saat
ini tak sedikit masyarakat yang beralih ke pupuk organik dibandingkan pupuk kimia karena
alasan kesehatan
DAFTAR REFERENSI
Munawar Noor.2011. pemberdayaan masyarkat. Jurnal.upgris.ac.id <akses 25 Agustus
2019>
Muhammad johan widikusyanto membuat kompos dengan metode takakura (April 2018)
https://www.researchgate.net/publication/324672801_MEMBUAT_KOMPOS_DENGAN_
METODE_TAKAKURA <akses 8 September 2019>
Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan Dan Kualitas Tanah. Penerbit
Gava Media: Yogyakarta
Gesriantuti N., Elsie, Dkk. (2017). Pemanfaatan Limbah Organik Rumah Tangga Dalam
Pembuatan Pupuk Bokashi Di Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.
Jurnal Untuk Mu Negeri Vol. 1, No.1. <akses 8 September 2019>
Irvan, Permata Mhardela, Dkk. (2014). Pengaruh Penambahan Berbagai Aktivator Dalam
Proses Pengomposan Sekam Padi (Oryza Sativa). Jurnal Teknik Kimia Usu, Vol. 3, No.
2. <akses 8 September 2019>
Taufiq A., M. Fajar Maulana. (2015). Sosialisasi Sampah Organik Dan Non Organik Serta
Pelatihan Kreasi Sampah. Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan, Vol 4, No. 1. <akses 8
September 2019>
Asri D. (2017). Pengaruh Kadar Air Terhadap Proses Pengomposan Sampah Organik
Dengan Metode Takakura. Jurnal Teknik Mesin (Jtm): Vol. 06. <akses 9 September
2019>
Johan M., (2015). Membuat Kompos Dengan Metode Takakura. <akses 9 September 2019>
Ghufron M. Ali, Refi, Dkk. (2017). Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos
Dengan Media Keranjang Takakura. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1
No.1. <akses 9 September 2019>
Roidah ida S. (2013). Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. Jurnal
universitas Tulungagung Bonorowo Vol. 1 No. 1 <akses 9 September 2019>