Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA APARAT DESA

ANGKUE KECAMATAN KAJUARA

PROPOSAL PENELITIAN

ILHAM

200222146

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya yang selama ini kita
dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, oleh
karenanya kami dapat menyelesaikan tugas pembangunan ekonomi ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Ada pula maksud aau tujuan dari penyusunan proposal ini ialah untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen.

Dalam proses penyusunan tugas ini saya menjumpai berbagai hambatan, namun berkat dukungan
materil maupun nonmateriil dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini
dengan cukup baik, maka pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.

Saya menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan
saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya laporan proposal
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta
bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1. Latar
Belakang................................... ..........................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah..........................................................................................................2
1.3. Tujuan
Penelitian...........................................................................................................2
1.4. Kegunaan
Penelitian......................................................................................................2
1.5. Ruang Lingkup
Penelitian.............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4

2.1. Tinjauan
Teori...............................................................................................................4
2.2. Tinjauan
Empiris............................................................................................................4

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS...........................................................6

3.1. Kerangka Konseptual....................................................................................................6

3.2. Hipotesis.......................................................................................................................6

BAB IV METODE PENELITIAN..................................................................................................7

4.1. Rancangan Penelitian....................................................................................................7

4.2. Situs dan Waktu Penelitian...........................................................................................7

4.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel....................................................8

4.4. Jenis dan Sumber Data..................................................................................................8

4.5. Metode Pengumpulan Data...........................................................................................8

4.6. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional.................................................................8

4.7. Instrumen Penelitian.....................................................................................................9

4.8. Teknik Analisis Data.....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Budaya adalah salah satu dasar dari asumsi untuk mempelajari dan
memecahkan suatu masalah yang ada di dalam suatu organisasi .Suatu organisasi
rangkaian kegiatan dalam organisasi dilakukan oleh manusia (humanbeing) yang
bertindak sebagai aktor atau peserta dalam organisasi yang bersangkutan, maka
dengan sendirinya kinerja (performance) termasuk birokrasi pemerintahan
didirikan sebagai suatu wadah untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan.
Organisasi tersebut harus mengelola berbagai dan rangkaian kegiatan yang diarahkan
menuju tercapainya tujuan organisasi. Pelaksanakan organisasi yang bersangkutan
banyak tergantung pada perilaku manusia yang terdapat dalam organisasi
tersebut. Budaya organisasi merupakan nilainilai yang menjadi pedoman sumber daya
manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi
ke dalam perusahaan sehingga masing-masinganggota organisasi harus memahami
nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka bertingkah laku atau berprilaku.

Analisis terhadap kinerja birokrasi publik menjadi sangat penting atau


dengan kata lain memiliki nilai yang amat strategis. Informasi mengenai kinerja
aparatur dan faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap kinerja aparatur sangat
penting untuk diketahui, sehingga pengukuran kinerja aparat hendaknya
dapat diterjemahkan sebagai suatu kegiatan evaluasi untuk menilai atau melihat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan
kepadanya. Oleh karena itu evaluasi kinerja merupakan analisis interpretasi
keberhasilan dan kegagalan.

Dalam hubungan ini, penilaian kinerja aparatur merupakan suatu kegiatan yang
sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam
mencapai misinya. Pemerintahan daerah pada tingkat desa, khususnya pemerintah
desa Angkue Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone sebagai organisasi publik yang
memiliki tugas pokok dan fungsi koordinasi dan memberikan pelayanan
administrasi memerlukan informasi mengenai kinerja aparatur yang ada, baik di
lingkungan pemerintah kecamatan, maupun pemerintah desa dibawah koordinasi
pemerintah kecamatan, sehingga dapat dilakukan penilaian seberapa jauh pelayanan
yang diberikan oleh organisasi dapat memenuhi harapan dan memuaskan masyaakat
pengguna layanan. Terbatasnya informasi mengenai
kinerja aparatur terjadi karena kinerja belum dianggap sebagai suatu hal yang
penting dan hal ini menunjukan ketidak seriusan pemerintah untuk menjadikan kinerja
sebagai agenda kebijakan yang penting, sehingga tidak jarang ditemukan dalam
perekruitan suatu jabatan yang didasarkan pada pertimbangan like and dislikepihak
pimpinan serta masih melekatnya
budaya paternalisme. budaya paternalisme merupakan suatu sistem
kepemimpinan yang berdasarkan hubungan antara pemimpin dan yang di
pimpin,seperti hubungan antara ayah dan anak.Hasil amatan dilapangan, setiap
aparat pemerintah, masih ditemukan adanya tradisi dan tata pergaulan yang
bersifat paternalisme, misalnya dihadapan pimpinan, seorang aparat bawahan sulit
untuk menunjukan penolakannya atas suatu ide atau gagasan pimpinan. Penolakan atas
ide pimpinan secara terbuka dapat berarti membuka konflik antara pimpinan
dan bawahannya. Disamping itu, kendala yang dihadapi dalam rangka peningkatan
kinerja aparatur adalah inovasi dan kreativitas aparat pemerintah masih relatif rendah.
Hal ini dapat ditunjukan pada kondisi riil yang ada yakni manakala pimpinan
melakukan ”tugas luar”, maka ada anggapan bahwa tugas dan tanggungjawab yang
ada pada bawahan dapat ditunda pelaksanaannya atau dengan kata lain bawahan selalu
menunggu pimpinan kembali untuk meminta petunjuk kepada pimpinan terhadap
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sehingga pelaksanaan tugas bawahan
senantiasa harus dalam pengawasan langsung pimpinan. Pada tataran inilah
dirasakan faktor budaya sangat berpengaruh terhadap kinerja aparatur pemerintah
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi, misi dan tujuan
organisasi. seperti yang dikemukakan David osborne dan Peter plastrik tentang

1.2.Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat kinerja aparat desa terhadap pengaruh budaya organisasi?


2. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja aparat desa ?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kinerja aparat desa terhadap pengaruh budaya
organisasi
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja aparat desa.

1.4.Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi yang dapat menambah dan
menembangkan wawasan peneliti, terutama hal-hal yang berkaitan dengan kinerja aparat
desa.
2. Peneliti dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan perbandingan serta upaya
peningkatan kualitas keilmuan yang selama ini peneliti tekuni di bangku perkulihan.
1.5.Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Angkue, Kecamatan Kajuara, yaitu di kantor desa. Peneliti
memilih tempat penelitian di kantor desa Angkue karna dapat dijangkau dengan mudah dan
mengurangi biaya saat penelitian. Adapun penelitian yang akan dilaksanakan pada bulan januari
tahun 2023, dan data yang akan diteliti selama penelitian tersebut adalah untuk mengetahui
pengaruh organisasi terhadap kinerja aparat desa.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua aparat pemerintah yang ada di Desa Angkue,
Kecamatan kajuara, tercatat jumlah aparat/pegawai yang ada sebanyak 15 orang PNS. Adapun
besar sampel ditetapkan sebanayak 15 orang aparat. Dengan demikian, penelitian ini adalah
penelitian populatif, di mana keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel responden
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan teori

1. Budaya Organisasi
Konsep budaya oranisasi adalah tuntutan organisasi atau perusahaan sehingga
mampu membedakannya dengan organisasi lain. Artinya, budaya oranisasi bisa menjadi
sebuah norma dan nilai yang dianut oleh seluruh anggota organisasi tersebut yang
nantinya dapat mempengaruhi cara mereka dalam bekerja, berperilaku, dan beraktivitas.
Untuk itu budaya organisasi akan melibatkan seluruh pengalaman, filosofi, ekspektasi,
dan juga seluruh nilai yang terdapat di dalamnya, sehingga nantinya akan terefleksi dalam
kegiatan setiap anggota, mulai dari pekerjaan, interaksi dengan lingkungan luar, hingga
ekspektasi yang di harapkan bisa terwujud di masa depan.

2. Kepemimpinan

Kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian


tujuan. Dari beberapa definisi tersebut, sangat jelas dikatakan bahwa kepemimpinan
adalah fungsi manajemen yang erat keterkaitannya dengan pencapaian tujuan
organisasi. Richard L. Daft (2003:50). Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena
yang paling mudah di observasi, tetapi paling sulit untuk dipahami, (daft;1998).
Sebagian besar definisi kepemimpinan mencerminkan asumsi
bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses mempengaruhi lingkungan sosial
dengan pengaruh yang disengaja digunakan oleh seseorang terhadap orang lain untuk
menstruktur kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan dalam sebuah kelompok atau
organisasi. (Yukl, 2001)

3. Menurut Rivai dan Basri, 2005: 6 kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok
orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggungjawab dengan hasil seperti yang diharapkan.

2.2.Definisi Oprasional

Penelitian ini dibatasi pada dua variabel, masing-masing : Budaya Organisasi


sebagai variabel bebas (independent variable), dan kinerja aparatur pemerintah sebagai
variabel tak bebas (dependent variable). Adapun definisi konsep dan indikator masing-
masing variabel dapat dikemukakan sbagai berikut :
1. Budaya atau kultur organisasi sebagai variabel bebas (X) adalah merupakan
keyakinan, nilai- nilai, simbol-simbol dan asumsi yang menjadi dasar
pegawai/aparat dalam menyelenggarakan fungsi pemerintahan, pemberdayaan,
pembangunan dan pelayanan publik, khususnya di desa angkue .

2. Kinerja aparatur sebagai variabel terikat atau tergantung (Y) adalah suatu tingkat
prestasi yang dicapai oleh aparatur pemerintah desa Angkue, Kecamatan Kajuara.
dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka, terutama dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1.Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah melihat adanya pengaruh organisasi
terhadap kinerja aparat desa. Dalam penelitian ini akan di paparkan tentang keterkaitan
antara organisasi dengan kinerja aparat desa. Berdasarkan analisis diatas, maka kerangka
konsep penelitian ini ditujukan pada gambar 1. 1, yaitu:

Budaya organisasi

Kinerja
aparat pemerintah

Gambar 1.1 kerangka konseptual.

3.2.Hipotesis
Peneliti menduga kurangnya pengetahuan organisasi kepemimpinan sumber daya
manusia di aparat desa.
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1.Rancangan Penelitian

1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan
deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para
ahli, maupun pemahaman para peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian
dikembangkan menjadi permasalaha-permasalahan yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) atau penolakan dalam bentuk dokumen data empiris
lapangan.
Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta,
menujukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistic, menaksir dan
meramalkan hasilnya. Desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif
harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematan mungkin sebelumnya. Desain
bersifat spesifik dan detsil karna desain merupakan suatu rancangan penelitian yang
akan dilaksanakan sebenarnya.
Penelitian ini untuk menguji variabel X (Budaya organisasi) terhadap Y (aparat
pemerintah). Sedangkan untuk menganalisis pengaruh masing-masing variabel
menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana.
Alasan dipilihnya jenis penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui seberapa
besar pengaruh organisasi terhadap aparat pemerintahan. Penelitian terdiri dari dua
variabel yaitu variabel bebas (X) yaitu budaya organisasi dan variabel terkait (Y)
yaitu aparat pemerintahan.

2. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
“metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan mengiterpretasi obyek sesuai
dengan apa adanya.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling sederhana, dibandingkan
penelitian-penelitian yang lain karna dalam penelitian ini tidak melakukan apa-apa
terhadap objek atau wilayah yang diteliti. Ini artinya bahwa dalam penelitian, peneliti
tidak mengubah, menambah, dan mengadakan manipulasi terhadap obyek atau
wilayah penelitian. Dan jenis dari penelitian deskriptif yang peneliti gunakan adalah
peneliti korelasi sebab akibat dimana peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh
organisasi terhadap kinerja aparat desa.
4.2.Situs dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa Angkue, Kecamatan Kajuara, yaitu di kantor desa.
Peneliti memilih tempat penelitian di kantor desa Angkue karna dapat dijangkau dengan
mudah dan mengurangi biaya saat penelitian. Adapun penelitian yang akan dilaksanakan
pada bulan januari tahun 2023, dan data yang akan diteliti selama penelitian tersebut
adalah untuk mengetahui pengaruh organisasi terhadap kinerja aparat desa.

4.3.Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua aparat pemerintah yang ada di Desa
Patallasang, Kecamatan Sinjai Timur, tercatat jumlah aparat/pegawai yang ada sebanyak
15 orang PNS.
2. Sampel
Adapun besar sampel ditetapkan sebanayak 15 orang aparat. Dengan demikian,
penelitian ini adalah penelitian populatif, di mana keseluruhan populasi dijadikan sebagai
sampel responden
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel acak sederhana
(simple random sampling). Di dalam Ruqo`iye (2012 : 53-54) menyetakan definisi
sampel acak sederhana adalah cara pengambilan sampel dengan memilih langsung dari
populasi dan besar peluang setiap anggota populasi untuk menjadi sampel sangat besar.
Pelaksanaan sampel random sampling disebabkan anggota populasi penelitian ini
dianggap homogen karena sampel yang diambil adalah karyawan tetap yang berada di
tempat penelitian tersebut.

4.4.Jenis dan Sumber Data

Mengacu pada karakteristik masalah, maka penelitian ini menggunakan metode


deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Metode dan pendekatan ini digunakan dengan
pertimbangan bahwa permasalaham yang dikaji dalam penelitian ini cukup aktual dan
faktual serta bermaksud untuk menguji hubungan/pengaruh antar variabel penelitian.

4.5.Metode Pengumpulan Data

Instrumen utama dalam penelitian kuantitatif adalah daftar pertanyaan atau


kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menjaring data primer, sementara data sekuder
diperoleh melalui teknik dokumentasi. Semua data dan informasi diperoleh melalui
teknik survei dan observasi langsung (Hadi,S 1989).

4.6.Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional

1. Variabel penelitian
Penelitian ini dibatasi pada dua variabel, masing-masing : Budaya Organisasi
sebagai variabel bebas (independent variable), dan kinerja aparatur pemerintah sebagai
variabel tak bebas (dependent variable). Adapun definisi konsep dan indikator masing-
masing variabel dapat dikemukakan sbagai berikut :
1. Budaya atau kultur organisasi sebagai variabel bebas (X) adalah merupakan
keyakinan, nilai- nilai, simbol-simbol dan asumsi yang menjadi dasar
pegawai/aparat dalam menyelenggarakan fungsi pemerintahan, pemberdayaan,
pembangunan dan pelayanan publik, khususnya di Kecamatan Kajuara
2. Kinerja aparatur sebagai variabel terikat atau tergantung (Y) adalah suatu tingkat
prestasi yang dicapai oleh aparatur pemerintah desa Angkue, Kecamatan Kajuara.
dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka, terutama dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.

2. Definisi Oprasional
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 32), konsep adalah istilah yang
digunakan untuk menggabarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok,
individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Sedangkan variabel adalah
dimensi konsep yang mempunyai variasi nilai. Dari variabel-variabel yang ada, maka
dapat dibuat definisi oprasional yang merupakan suatu unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

4.7.Instrumen Penelitian

Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan berbagai metode-


metode penelitian seperti observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi,
memerlukan alat bantu sebagai instrumen. Instrumen yang dimaksud yaitu kamera, telpon
genggam untuk recorder, pensil ballpoint, dan buku. Kamera digunakan ketika penulis
melakukan observasi untuk merekam kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam
bentuk foto maupun video. Recorder, digunakan untuk merekam suara ketika melakukan
penggumpulan data, baik menggunakan metode wawancara, observasi, dan sebagainya.
Sedangkan pensil. Ballpoint, dan buku digunakan untuk menuliskan atau menggambarkan
informasi data yang didapat dari narasumber. Instrumen yang digunakan adalah melalui
observasi dan wawancara.
4.8.Teknik Analisi Data

Mengacu pada perumusan masalah dan keperluan pengujian hipotesis penelitian, maka
teknik analisa data yang sesuai untuk digunakan terdiri dari :
1. Untuk mengidentifikasi masing masing variabel digunakan analisis presentase yang
dideskripsikan dalam tabel distribusi frekuensi.
2. Untuk menguji keeratan hubungan (derajat korelasi) digunakan teknik analisis korelasi
product moment
3. Apabila hasil uji ternyata signifikan, menurut Sugiyono (2009) perlu dilanjutkan
dengan analisis regresi linier sederhana guna mengetahui bentuk pola hubungan
fungsional antara kedua variabel, dengan menyelesaikan persamaan resgresi linear
sederhana Ŷ = a + bX (Sudjana, 2002 : 312)
4. Untuk mengetahui besarnya kontribusi atau besarnya pengaruh Budaya organisasi (X)
terhadap kinerja aparat pemerintah (Y) digunakan analisis determinasi dengan cara
mengkwadratkan nilai koefisien korelasi, yaitu ( r )2 .

Dari hasil analisis korelasi product moment dan regresi sederhana, dapat teruji
hipotesis yang menyatakan bahwa ”Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja
aparatur pemerintah di Desa AngkuenKecamatan Kajuara”, pada taraf signifikansi 1 %,
Hal ini mengindikasikan bahwa budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap kinerja
aparatur pemerintah, khususnya di Desa angkue.Besarnya pengaruh tersebut dapat
diamati dari hasil analisis determinasi, di mana koefisien determinasi diperoleh sebesar
0,894 yang dapat diinterpretasikan bahwa besarnya pengaruh faktor budaya organisasi
terhadap kinerja aparatur pemerintah sebesar 89,4%. Hasil ini mengindikasikan bahwa
variasi perubahan kinerja aparatur pemerintah rata-rata sebesar 41.79 atau 69.65%
ditentukan oleh variasi perubahan faktor budaya organisasi sebesar  89,4 %, sedangkan
sisanya sebesar 10.6 % dipengaruhi faktor lain. Besarnya pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja aparatur, khususnya aparatur pemerintah Di desa angkue Kecamatan
Kajuara kabupaten Bone, dapat dipahami jika diamati lebih jauh tentang hasil wawancara
dengan beberapa aparatur tentang kondisi penerapan budaya organisasi dalam
menjalankan tugas dikaitkan dengan peningkatan kinerja aparatur itu sendiri. Sebagian
(39,4%) aparatur pemerintah membenarkan bahwa telah terjadi perubahan orientasi
budaya organisasi dari budaya paternalistik ke nilai budaya yang berorientasi hasil dan
mutu dipadukan dengan budaya organis-adaptif yang sarat dengan nilai-nilai keterbukaan
(transparancy), demokratis, akuntabilitas dan responsivitas dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan stakeholders lainnya. Realitas ini, juga tercermin dari hasil
wawancara dengan para aparatur, ditemukan beberapa saran, antara lain : perlu adanya
penghargaan bagi aparatur yang berprestasi, bekerja dengan baik dan hindari KKN serta
tidak merusak citra organisasi, perlu transparansi dan memperhatikan kesejahteraan
aparatur itu sendiri. Dari gambaran data tersebut dan bila dicermati lebih jauh tentang
hasil analisis regresi sederhana, maka dapat terpenuhinya asumsi untuk melakukan
prediksi kedepan mengenai tingkat kinerja yang hendak dicapai apabila kondisi
penerapan budaya organisasi mengalami perubahan. Dengan memasukkan nilai skor
tertinggi variabel budaya organisasi, yakni sebesar 50, maka diperoleh capaian prediksi
kinerja aparatur sebesar Ŷ = 4.424 + 0.916 X = 4.424 + 0.916(50) = 50.22 atau 83.71 %.
Hasil ini mengindikasikan bahwa walaupun budaya organisasi ditingkatkan sampai skor
tertinggi berdasarkan jawaban responden, namun kinerja aparatur belum mampu dipacu
sampai skor idealnya (60 skor) atau 100 %. Dalam kasus ini, hanya dapat dicapai sebesar
50.22 atau  83,71 %. Artinya, bahwa masih ada faktor lain yang turut berpengaruh
terhadap kinerja aparatur selain faktor budaya organisasi itu sendiri. Berdasarkan hasil
penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa keterkaitan dan pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja aparatur, baik secara empiris maupun teoretis dapat diterima. Hal ini
sejalan dengan pendapat beberapa ahli, antara lain dikemukakan oleh Dwiyanto, (2002)
bahwa rendahnya kinerja birokrasi publik/pemerintah sangat dipengaruhi oleh budaya
paternalisme yang masih sangat kuat, yang cenderung mendorong pejabat birokrasi untuk
lebih berorientasi pada kekuasaan dari pada pelayanan, menempatkan dirinya sebagai
penguasa. Moeljarto (2001) berpendapat bahwa untuk mengikis pengaruh minor neo-
tradisionalisme birokrasi (termasuk budaya paternalistik), maka hal yang penting dalam
birokrasi adalah suatu transformasi budaya birokrasi yang mewarisi semangat kerajaan
dan kolonial menuju budaya birokrasi modern yang organis adaptif; yang dikehendaki
adalah birokrasi yang terbuka terhadap gagasan inovatif, peka terhadap perubahan-
perubahan lingkungannya, penekanan pada produktivitas,profesionalisme pelayanan dan
peningkatan kualitas sumberdaya aparatnya. Model birokrasi seperti ini akan kenyal
terhadap goncangan dan ketidakpastian yang melanda lingkungannya. Hasil penelitian ini
berimplikasi perlunya pimpinan organisasi, khususnya pemerintah Desa (Kepala desa)
dan Pemerintah Kecamatan (Camat) Kajuara Kabupaten Bone berupaya mendorong
percepatan transformasi budaya organisasi dari budaya paternalistik ke budaya birokrasi
modern yang lebih berorientasi pada hasil dan mutu serta budaya organis-adaptif yang
lebih kondusif lagi, terutama menjaga komunikasi yang sifatnya dua arah sehingga
terjalin hubungan yang harmonis. Artinya bahwa dengan terciptanya komunikasi yang
efektif, baik dari atasan ke pada bawahan (komunikasi kebawah) melalui (1) pemberian
petunjuk, (2) pemberian keterangan umum; (3) pemberian perintah (4) pemberian
teguran; (5) pemberian pujian; maupun dari bawahan kepada atasan (komunikasi ke atas)
melalui : (1) penyampaian laporan; (2) penyampaian pendapat; (3) penyampaian keluhan
dan (4) penyampaian saran-saran yang dilakukan, baik secara formal maupun informal,
maka diharapkan akan tercipta suasana yang lebih transparan, akuntabel dan responsif
sehingga melahirkan kegairahan dan semangat kerja yang tinggi, yang dapat mendorong
peningkatan kinerja aparatur pemerintah itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Richard L.Daft (2003;50) ilmu manajemen industri.com

Rival dan Basri (2005:6) text-id.123 dok.com

Sugiono 2017 :6) 123 dok. Com. Article/kerangka-pemikiran-budaya-oranisasi-motivasi-kerja-


kinerja Zx5d 6orw.

Osborne, David dan Plastrik, Peter, 2000, Memangkas Birokrasi : Lima Strategi Menuju
Pemerintahan Wirausaha (terjemahan), Jakarta, PPM.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Schein, H Edgar. 1992. Organizational Culture and Leadership, Second Edtion, Jossey Bass
Publishers, San Francisco

Hadi, S., 1989, .Metodology Research (untuk penulisan paper, skripsi, thesis dan desertasi), Jilid
III, Cetakan kesepuluh, Andi Offset, Yogyakarta.

Bernardin, John dan J. Russell, 1998, Human Resources Management An Experiential Approach,
Mc. Graw, Singapore.

Dessler, G., 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, terjemahan, Prenhalindu, Jakarta.

Donovan, O’, Ita, 1994, Organization Behaviour in Local Government, Great Britain, Longman
Group.

Moeljarto, Tjokrowinoto, dkk, 2001, Birokrasi Dalam Polemik, (ed) Syaiful Arif, Pustaka
Pelajar, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai