BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh :
PROGRAM STUDI
KEBIADANAN PROGRAM SARJANA
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-nya penulis dapat
menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentang “Ringkasan materi kepemimpinan”
guna memenuhi salah satu tugas Kepemimpinan.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis dibantu oleh rekan-rekan sesama
mahasiswa. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih. Disamping itu penulis
juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan baik dari segi bahasa,
kalimat, kosa kata maupuan tanda bacanya, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Terima Kasih.
DAFTAR ISI
Kata Penghantar................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1........................................................................................................................................
Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2........................................................................................................................................Rum
usan Masalah ................................................................................................................1
1.3........................................................................................................................................Tuju
an ..................................................................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1........................................................................................................................................Kons
ep dalam Kepemimpinan...............................................................................................3
2.2........................................................................................................................................Gaya
Dan sifat Kepemimpinan Bidang kesehatan..................................................................5
2.3........................................................................................................................................Kepe
mimpinan Transformasional Bidang kesehata...............................................................8
2.4........................................................................................................................................Etika
kepemimpan kesehatan masyarakat...............................................................................8
2.5........................................................................................................................................Kepe
mimpinan dan pengembangan kebijakan.......................................................................10
2.6........................................................................................................................................Kepe
mimpinan dan komunikasi kesehatan masyarakat.........................................................11
2.7........................................................................................................................................Kepe
mimpinan dan pengambilan keputusan.........................................................................13
2.8........................................................................................................................................Kepe
mimpinan, konflik dan negosiasi dalam bidang kesehatan...........................................15
2.9........................................................................................................................................Men
ganalisis dan mengidentifikasi Organisasi pembelajar..................................................16
2.10.Menganalisis dan mengidentifikasi berpikir sistem (system thinking).......................16
2.11.Kehalian Pribadi (personal Mastery)...........................................................................17
2.12.Memahami Model mental (mental model)..................................................................18
2.13.Membangun Visi bersama (Shared Vision).................................................................19
2.14.Pembelajaran Tim (team learning ).............................................................................20
BAB 3 : PENUTUP
3.1. kesimpulan....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.9 Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan apa saja hambatan-hambatan dari
kepemimpinan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi
Menurut (Langton et al., 2013) pengertian organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
Menurut (Siagian 1993) pengertian organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua
orang / lebih yang saling bekerjasama serta terikat secara formal dalam rangka melakukan
pencapaian tujuan yang sudah ditentukan dalam ikatan yang ada pada seseorang atau beberap
orang yang dikenal sebagai atasan dan seorang atau kelompok orang yang dikenal sebagai
bawahan.
B. Tujuan Organisasi
Secara umum, beberapa tujuan organisasi adalah sebagai berikut ini (Sulaksono, 2015):
1. Sebagai wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki.
3. Sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan, penghargaan, dan
pembagian kerja.
4. Sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama.
5. Organisasi berperan dalam pengelolaan lingkungan secara bersama-sama.
6. Organisasi dapat membantun individu-individu untuk menambah pergaulan dan
memanfaatkan waktu luang dengan baik.
7. Sebagai wadah untuk memiliki kekuasaan dan pengawasan.
C. Unsur-Unsur Organisasi
1. Personil (Man)
2. Kerjasama (Team Work)
3. Tujuan Bersama
4. Peralatan (Equipment)
5. Lingkungan (Environment)
6. Sumber Daya Alam
D. Manfaat Organisasi
Ada beberapa manfaat organisasi yang bisa dirasakan oleh para anggotanya, diantaranya
adalah (Handiman et al., 2022):
1. Memudahkan tercapainya tujuan bersama
2. Melatih mental seseorang agar lebih baik
3. Memudahkan pemecahan masalah
4. Melatih kepemimpinan seseorang
5. Pergaulan menjadi lebih luas
6. Menambah wawasan para anggota organisasi
7. Membentuk karakter seseorang
8. Ajang pembelajaran bagi para anggota
dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah
sebagai berikut:
1. Pendidikan umum yang luas.
2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
3. Kemampuan berkembang secara mental
4. Ingin tahu
5. Kemampuan analistis
6. Memiliki daya ingat yang kuat
7. Mempunyai kapasitas integrative
8. Keterampilan berkomunikasi
9. Keterampilan mendidik
10. Personalitas dan objektivitas
11. Pragmatismo
12. Mempunyai naluri untuk prioritas
13. Berani
14. Tegas dan sebagainya.
Pemimpin layanan kesehatan juga menetapkan tujuan dan sasaran, mengelola keuangan
dan memantau anggaran, serta berkomunikasi dengan staf klinis dan kepala departemen.
Menyelesaikan tugas-tugas ini tidak hanya membutuhkan beragam keterampilan namun juga
kualitas kepemimpinan yang signifikan, termasuk yang berikut:
1. Integritas. Pelayanan kesehatan pada dasarnya berkaitan dengan masalah moral
mengenai kehidupan dan kematian. Oleh karena itu, hal ini menuntut standar etika
tertinggi. Para eksekutif layanan kesehatan menetapkan standar moral bagi staf
mereka dan hal itu harus ditanamkan dengan integritas.
2. Penglihatan. Para eksekutif layanan kesehatan perlu melihat gambaran besarnya.
Memimpin staf menuju masa depan memerlukan persiapan, penetapan tujuan, dan visi
yang jelas.
3. Keterampilan mendengarkan yang kuat. Pemimpin mendapatkan rasa hormat ketika
mereka menunjukkan rasa hormat. Mendengarkan orang lain dan mencari pendapat
staf memungkinkan para pemimpin mendengarkan ide-ide terbaik dan mempelajari
informasi penting. Hal ini juga menunjukkan kepada anggota staf bahwa para
pemimpin menghargai kontribusi mereka. Manfaat Kepemimpinan Layanan
Kesehatan yang Kuat Penelitian telah menemukan hubungan antara gaya
kepemimpinan dan kualitas layanan. Perawatan berkualitas tinggi adalah:
Aman
Efektif
Dapat diandalkan
Berpusat pada pasien
Efisien
Adil
Kualitas layanan memainkan peran penting dalam mencapai tingkat produktivitas yang
tinggi, yang merupakan tujuan penting bagi setiap fasilitas kesehatan. Dalam layanan
kesehatan, tingkat produktivitas yang tinggi mengacu pada peningkatan kemungkinan
mencapai hasil kesehatan yang diinginkan.
Kepemimpinan yang efektif berhubungan positif dengan peningkatan kepuasan pasien dan
rendahnya tingkat dampak buruk terhadap kesehatan. Selain itu, karena pemimpin yang
efektif mempertahankan dan mendukung staf dengan lebih baik, mereka secara tidak
langsung dapat mempengaruhi tingkat kematian pasien dan secara positif mempengaruhi
indikator kualitas layanan kesehatan lainnya.
Para profesional layanan kesehatan mungkin perlu menerapkan berbagai gaya
kepemimpinan untuk menangani berbagai tanggung jawab dan menanggapi masalah yang
mereka hadapi. Melihat lebih dekat gaya kepemimpinan dan contoh bagaimana masing-
masing gaya tersebut dapat diterapkan pada tantangan kepemimpinan di industri layanan
kesehatan dapat membantu menggambarkan hal ini.
Kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan transaksional menyoroti pentingnya organisasi, pengawasan, dan kinerja
kelompok. Seperti namanya, pendekatan ini memandang hubungan antara eksekutif dan staf
layanan kesehatan bersifat transaksional. Dengan menerima posisi mereka, anggota staf
secara implisit setuju untuk mematuhi kepemimpinan. Anggota staf menerima dan
menyelesaikan perintah yang diberikan kepada mereka, dan sebagai imbalannya, pimpinan
layanan kesehatan membayar gaji mereka.
Dalam gaya kepemimpinan seperti ini, penghargaan dan hukuman berfungsi sebagai alat
motivasi yang digunakan oleh eksekutif layanan kesehatan untuk mendorong kepatuhan
terhadap arahan mereka. Misalnya, ketika anggota staf mengikuti prosedur tertentu, mereka
mungkin mendapat pengakuan, namun jika gagal mematuhinya, mereka bisa mendapat
teguran. Pemimpin transaksional menekankan:
Menghormati aturan, standar, dan prosedur
Peran yang didefinisikan dengan jelas
Pengawasan ketat
Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin karismatik bergantung pada kemampuan mereka berkomunikasi dengan cara
yang menyentuh dan penuh emosi. Dengan mengekspresikan visi mereka dengan kekuatan
dan kepercayaan yang menginspirasi, mereka mempengaruhi orang-orang yang mereka
pimpin dan membujuk mereka untuk bertindak. Ciri-ciri pemimpin karismatik antara lain
sebagai berikut:
Ekspresi emosional melibatkan ekspresi perasaan yang tulus yang memengaruhi
perasaan orang lain. Perasaan ini biasanya bersifat positif tetapi juga melintasi
spektrum emosional.
Sensitivitas emosional mencakup memanfaatkan perasaan orang lain untuk
terhubung secara emosional.
Pengendalian emosi meliputi pengaturan tampilan emosi dan tidak kehilangan
ketenangan kecuali hal tersebut memang diinginkan.
Ekspresifitas sosial melibatkan keterlibatan orang lain untuk berinteraksi secara
sosial dan memiliki keterampilan yang sangat baik sebagai pembicara publik.
Kepekaan sosial meliputi pembacaan isyarat sosial dan penafsiran situasi sosial, serta
menunjukkan kebijaksanaan dan kepekaan sebagai hasilnya.
Kontrol sosial melibatkan kemampuan untuk terhubung dengan semua jenis orang
secara sosial dan emosional.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin akan memberikan dampak yang baik
untuk kinerja karyawan. Menurut Mangkunegara (2005) kinerja merupakan hasil kerja secara
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Moeheriono (2014) kinerja merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan
suatu organisasi.
Di dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah aturan dan hukum yang berfungsi
sebagai alat pengendali agar kinerja pada organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Jika
aturan dan hukum dalam suatu organisasi tidak berjalan baik maka akan terjadi konflik
kepentingan baik antarindividu maupun antarorganisasi.
Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan hukuman dapat lebih efektif untuk merubah
perilaku pegawai, yaitu dengan mempertimbangkan: waktu, intensitas, jadwal, klarifikasi,
dan impersonalitas (tidak bersifat pribadi).
B. Kinerja Karyawan
Prawirosentoso (2008:2) menyatakan kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh karyawan dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Demikian juga Jennifer M. George (2006 : 437) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah
membagi informasi antara dua orang atau lebih atau kelompok untuk mencapai pemahaman
bersama, (Comunication the shering of information between two or more individuals or
group to reach a common understanding).
Bermkomunikasi merupakan suatu kebutuhan hidup manusia. Dengan berkomunikasi
manusia akan dapat berhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga kehidupan manusia
akan bermakna. Disisi lain ada sejumlah kebutuhan dalam diri manusia itu hanya dapat
dipenuhi melalau komunikasi dengan sesama. Makin banyak manusia itu melakukan aktivitas
komunikasi antara satu dengan yang lainnya, akan semakin banyak informasi yang
didapatnya dan semakin besar peluang keberhasilan seseorang itu dalam kehidupannya.
Pelaksanaan keputusan perlu pengendalian dan evaluasi untuk menjaga agar pelaksanaan
keputusan tersebut sesuai dengan yang sudah diputuskan. Sementara itu, tahapan-tahapan
dalam proses pengambilan pengambilan keputusan dapat dikemukanan sebagai berikut:
a). Tetapkan masalah
b). Identifikasi kriteria keputusan
c). Alokasi bobot pada kriteria
d). Kembangkan alternatif
e). Evaluasi alternatif
f). Pilih alternatif terbaik
Seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi kerap terjadi konflik. baik konflik internal
maupun konflik eksternal. Konflik yang terjadi kadang kala terjadi karena permasalahan yang
sangat remeh. Namun justru dengan hal yang remeh itulah sebuah organisasi dapat bertahan
lama atau tidak. Mekanisme ataupun manajemen konflik yang diambil pun sangat
menentukan posisi organisasi sebagai lembaga yang menjadi payungnya. Kebijakan dan
metode komunikasi yang diambil sangat memengaruhi berlangsungnya sebuah organisasi
dalam mempertahankan anggota dan segenap komponen di dalamnya.
Semakin besar ukuran suatu organisasi semakin cenderung menjadi kompleks keadaannya.
Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti kompleksitas alur informasi, komunika-si,
pembuat keputusan, pendelegasi-an wewenang dan sebagainya.
Kompleksitas lain adalah sehubungan dengan sumber daya manusia. Seperti kita ketahui
bahwa sehubungan dengan sumber daya manusia ini dapat diidentifikasi pula berbagai
kompleksitas seperti kom-pleksitas jabatan, tugas, kedudukan dan status, hak dan wewenang
dan lain-lain. Kompleksitas ini dapat merupakan sumber potensial untuk timbulnya konflik
dalam organisasi, terutama konflik yang berasal dari SDM, dimana dengan berbagai latar
belakang yang berbeda tentu mempunyai tujuan yang berbeda pula dalam tujuan dan motivasi
mereka dalam bekerja. Seorang pimpinan yang ingin memajukan organisasinya, harus
memahami faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik, baik konflik di dalam
individu maupun konflik antar perorangan dan konflik di dalam kelompok dan konflik antar
kelompok. Pemahaman faktor-faktor tersebut akan lebih memudahkan tugasnya dalam hal
menyelesaikan konflik yang terjadi dan menyalurkannya ke arah perkembangan yang positif.
Konflik dalam organisasi sering dilihat sebagai sesuatu yang lumrah terjadi, termasuk oleh
pemimpin organisasi. Kebanyakan manajer yang terlibat dalam negosiasi tidak menyukai
konflik disaat negosiasi berlangsung. Karenanya, penanganan yang dilakukanpun cenderung
diarahkan kepada peredaman konflik.
Konflik bisa mengandung kebaikan walaupun dalam prakteknya tidak semua konflik
memberikan hasil yang baik dalam negosiasi. Masalah utama yang timbul dalam konflik
cenderung akan bertambah buruk jika diabaikan atau tidak ditangani dengan baik. Dalam
penanganan konflik membutuhkan proses kreatif yang diharapkan akan menghasilkan sesuatu
yang positif, yaitu solusi dan hubungan yang lebih baik antara kedua belah pihak. Karena itu
dalam hal ini akan dibahas mengenai konflik yang terjadi ketika negosiasi berlangsung,
mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya konflik, dan bagaimana menanganinya
agar konflik tersebut tidak menjadi lebih buruk sehingga tujuan bersama yang saling
menguntungkan dapat tercapai.
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa systems thinking merupakan gambaran sesuatu
secara menyeluruh dan mempunyai keterkaitan diantara variabel10, maka hasil dari suatu
proses systems thinking dapat digambarkan dalam suatu model. Model adalah suatu
pengganti dari suatu obyek atau sistem. Nadler cs (1982), merumuskan model sebagai
kerangka kerja, skema yang teratur atau peta jalan yang dapat membantu kita memahami dan
meramalkan perilaku organisasi. Metodologi pemodelan sistem, mempelajari cara-cara yang
digunakan untuk memperlakukan aspek dinamis dan komplek dari suatu sistem. Forrester
(1961) mengatakan bahwa model merupakan dasar dari penelitian eksperimental yang relatif
murah dan hemat waktu dibandingkan dengan bila mengadakan percobaan pada sistem yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, observasi dari suatu permasalah organisasi dapat dibuatkan
dalam model-model sistem. Dengan demikian systems thinking dapat menghasilkan model
yang sering disebut sebagai causal loop diagram (CLD).
Hasil pemikiran dalam systems thinking dengan wujud nyata sebagai causal loop diagram
(CLD), dapat dilakukan pengujian melalui uji yang dilakukan oleh para pakar. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang dimaksud dalam team learning. Pada umumnya team learning ini
terdiri dari para pakar dan praktisi. Oleh sebab itu dalam kegiatan ini sesungguhnya
merupakan kegiatan yang disebut dengan expert judgment.
Visi yang kuat akan menuntun menuju kepemimpinan yang sukses, karena kepemimpinan
yang sukses merupakan kunci keberhasilan organisasi. Organisasi yang sukses adalah
organisasi yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin dengan komitmen kuat, memiliki
visi masa depan, dan mampu menyejahterakan seluruh anggotanya.
Sebagai pemimpin harus memiliki karakter pemimpin yang teguh akan pendirian, dan
tidak mudah terpengaruh oleh perkataan orang lain. Pemimpin yang memiliki pendirian yang
teguh akan menjadi pemimpin yang berjalan sesuai dengan visi dan tujuannya, tanpa
terpengaruh oleh setiap orang yang disekitarnya.
Salah satu tujuan penting kepemimpinan adalah menginspirasi anggota tim dan mengarahkan
mereka menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin harus mampu
memberikan arah dan motivasi yang diperlukan.
Visi dapat memiliki fungsi untuk menentukan langkah ke depan, menginspirasi anggota,
memotivasi anggota agar memberikan kontribusi yang maksimal. Oleh karena itu, rangkaian
kata yang digunakan dalam sebuah visi harus ringkas dan jelas, umumnya hanya satu kalimat
atau tidak lebih dari satu paragraf.
Pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dalam KTSP adalah pendekatan dalam
pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar
kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran.
Misi adalah apa yang bisa dilakukan untuk mencapai gambaran masa depan (visi). Misi
merupakan langkah-langkah dan strategi apa untuk mencapai visi kita.Alternatif model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan diatas salah satunya
adalah dengan menggunakan model experiential learning. Experiential learning adalah proses
belajar, proses perubahan yang menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau
pembelajaran.
Perbedaan visi dan misi, yakni visi adalah tujuan, masa depan, cita-cita, hal yang ingin
dilakukan. Sementara misi adalah langkah, bentuk atau cara serta bagaimana untuk
mewujudkannya. 2. Perbedaan visi dan misi, yakni visi adalah gambaran besar atau gambaran
secara keseluruhan apa yang diinginkan.
Ini menyediakan pengetahuan dan bantuan bagi anak-anak yang membutuhkan (Tinto dan
Pusser, 2016 dalam Ibrahim dkk (2015: 347). Model collaborative learning membuat para
siswa merasa nyaman dalam beraktivitas secara berpasangan atau dalam sebuah kelompok
belajar sehingga mereka dapat bekerja secara bersamasama. Dengan adanya teamwork,
individu dengan keahlian yang berbeda dapat saling melengkapi dan bekerja secara efektif.
Kolaborasi yang baik meningkatkan produktivitas tim dan menghasilkan solusi yang lebih
baik. Kerja tim menciptakan lingkungan yang positif di mana anggota tim merasa didukung
dan dihargai.
Dalam hal ini, organisasi belajar mendorong para manajer terus berupaya meningkatkan
kemampuan baik individual maupun kelompok, untuk berpikir dan berperilaku kreatif dan
mengoptimalkan potensinya melalui pembelajaran. Salah satu yang bisa dilakukan adalah
menggunakan cooperative learning model. Cooperative learning adalah model pembelajaran
dengan memberikan tugas kepada siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok kecil
yang hasilnya akan dipresentasikan kepada kelompok lain di dalam kelas.
Memperkuat bonding antar karyawan: Kerja sama tim memungkinkan karyawan untuk
saling mengenal, membangun kepercayaan, dan memperkuat hubungan antara satu sama lain.
Hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan tingkat retensi karyawan.
BAB 3
Tujuan
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai salah satu syarat untuk tugas akhir mata kuliah
Kepemimpinan, serta makalah ini dapat di pergunakan sebagai bahan pembelajaran dalam
mata kuliah Kepemimpinan.
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah agar mahasiswa mampu memilih serta
menerapkan tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut agar mau
mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin.
Kepemimpinan merupakan proses memotivasi orang lain agar mau bekerja guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Fungsi kepemimpinan mempunyai dua aspek, yaitu fungsi
administratif dan fungsi manajemen puncak. Pemimpin dan kepemimpinan selalu dibutuhkan
dalam kehidupan manusia. Pemimpin akan selalu tampil sejalan dengan peradaban manusia
dari masa ke masa, dimanapun, dalam kondisi apapun. Istilah kepemimpinan adalah
kekuasaan, wewenang, dan kemampuan. Pengembangan kepemimpinan merupakan upaya
untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan ke tingkat yang lebih tinggi. Pengembangan
kepemimpinan merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan demi kemajuan organisasi itu
sendiri. Sebab pemimpin yang kemampuannya terus dikembangkan diharapkan mampu
membawa organisasi menjadi lebih baik. Dalam kepemimpinan juga terdapat kendala yaitu
hambatan internal yang berasal dari dalam diri seperti emosi dari dalam diri dan hambatan
eksternal berupa orang terdekat, kurangnya dukungan dari bawahan, dan terlalu banyak
tekanan.
4.2 Saran
Kepemimpinan merupakan hal yang penting bagi setiap kelompok atau organisasi untuk
mendorong kelompok/organisasi menjadi lebih baik. Untuk melaksanakan kepemimpinan
yang baik, pemimpin harus memenuhi syarat-syarat kepemimpinan yaitu kekuasaan,
wewenang, dan kemampuan. Selain syarat-syarat yang harus dipenuhi juga harus didukung
oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan agar berjalan lancar dan
meminimalkan hambatan-hambatan yang mungkin menghambat jalannya kepemimpinan.
DAFTAR PUSTAKA