Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PERILAKU


PRODUKTIF KARYAWAN

Disusun oleh:

Sintikhe Silvia Sidauruk

F.111.21.0154

Kelas C/Semester III

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SEMARANG ( USM )

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “HUBUNGAN ANTARA
STRES KERJA DENGAN PERILAKU PRODUKTIF KARYAWAN”. Proposal
penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Semarang dalam Tugas Akhir.

Dalam penulisan proposal ini, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin


untuk menyelesaikannya dengan baik, namun peneliti juga menyadari jika masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya kritik dan
saran dari pembaca untuk menyempurnakan kekurangan yang ada dalam proposal
penelitian ini. Akhir kata, peneliti berharap jika proposal penelitian ini dapat
berguna bagi pembaca sekalian dan pihak-pihak lainnya.

Semarang, Oktober 2022

Penulis

Sintikhe Silvia Sidauruk


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Perumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5
A. Variabel Tergantung: Perilaku Produktif.............................................5
1. Definisi Perilaku Produktif.................................................................5
2. Aspek-Aspek Perilaku Produktif........................................................6
3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Produktif Kayawan................7
B. Variabel Bebas: Stres Kerja...................................................................9
1. Pengertian Stres Kerja........................................................................9
2. Aspek-Aspek Stres Kerja.................................................................10
C. Hubungan Antara Stres Kerja Dan Perilaku Produktif Karyawan...11
D. Hipotesis...................................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................13
A. Identifikasi Variabel Penelitian..............................................................13
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian..............................................13
1. Perilaku Produktif......................................................................................
2. Stres Kerja.................................................................................................
C. Responden Penelitian..............................................................................14
1. Populasi dan Sampel...........................................................................14
2. Teknik Pengambilan Sampel..............................................................14
D. Metode Pengumpulan Data....................................................................14
1. Alat Pengumpul Data..........................................................................15
2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...................................................16
E. Metode Analisis Data..............................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
DAFTAR TABEL

Tabel.1 Blue Print Skala Perilaku Produktif dan Stres Kerja.................................15


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran.1 Angket Penelitian...............................................................................25


Lampiran.2 Hasil Verbatim...................................................................................32
Lampiran.5 Goggle Form......................................................................................39
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan sumber daya manusia merupakan hal yang tidak dapat


dipisahkan dalam sebuah perusahaan, baik perusahaan dalam skala besar
maupun kecil. Sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan menjadi
saling terkait dengan setiap bagian perusahaan dan memiliki peran yang
sangat penting untuk keberlangsungan eksistensi perusahaan. Menurut
Hasibuan (2016 : 10) sumber daya manusia adalah “ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat”. Perkembangan
dalam perusahaan akan tercapai apabila ditunjang dengan sumber daya
manusia yang berkualitas. Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan,
permasalahan yang akan dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada
bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan
kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang
mengelola faktor-faktor produksi tersebut. Penanganan sumber daya manusia
sangat tergantung pada tingkat kesadaran manajemen terhadap pentingnya
sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan perusahaan. Hal tersebut
dapat dilihat dari adanya perbedaan antar perusahaan dalam penyediaan
waktu, biaya, dan usaha dalam pengelolaan SDM.
Melalui SDM yang efektif mengharuskan manajer atau pimpinan dapat
menemukan cara terbaik dalam mendayagunakan orang-orang yang ada
dalam lingkungan perusahaannya agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat
tercapai. Salah satu keberhasilan pimpinan didukung oleh kinerja karyawan.
Dalam pekerjaan adanya peraturan, operasional, dan administratif menjadi
bagian konstruktif dalam menggerakan karyawan, tetapi dengan adanya
dukungan motivasi dan pengarahan bimbingan masalah akibat stres pada
karyawan akan mendukung pengawasan dan terciptanya kinerja yang lebih
2

baik seiring dengan perkembangan manajemen dan tenaga kerja saat ini.
maka karyawan merupakan modal utama yang harus diberdayakan dengan
maksimal diikuti dengan pengembangan karyawan yang tepat (Sandhi,
2013:27).
Kinerja yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan. Semakin
banyak karyawan yang mempunyai kinerja yang tinggi, maka produktivitas
perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan
dapat bertahan dalam persaingan global (Reza, 2010:256). Adapun faktor
negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya adalah
menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya
ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga kurang mentaati
peraturan, mengalami tekanan akibat beban pekerjaan yang terlalu berlebihan,
dan tidak adanya semangat atau dorongan untuk mencapai hasil yang optimal.
Semua ini merupakan sebab menurunnya kinerja karyawan dalam bekerja.
Dengan adanya dampak yang telah ditimbulkan oleh stres baik itu
dampak positif maupun dampak negatif terhadap kinerja karyawan, maka
sudah seharusnya stres kerja mendapatkan perhatian dalam kehidupan
perusahaan. Dalam pengurangan beban pekerjaan dapat membuat karyawan
mendapatkan kenyamanan sehingga tingkat stres menurun. Dengan tingkat
stres yang rendah maka akan menimbulkan perasaan bosan pada
pekerjaannya, penurunan motivasi, absen, maupun sikap apatis sehingga
kinerja menjadi rendah. Kinerja karyawan juga menjadi menurun jika mereka
mendapatkan beban berlebihan dalam pekerjaannya. Namun dengan tingkat
yang optimal, maka karyawan akan lebih produktif karena kinerja karyawan
menjadi optimal akibat dari motivasi yang tinggi, energi tinggi, persepsi yang
tajam, serta ketenangan yang dimiliki oleh karyawan (Haryanto, 2014).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah motivasi.
Handoko (2011: 252) mengemukakan bahwa “ motivasi diartikan sebagai
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”. Dengan adanya
motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal
3

mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena menyakini bahwa dengan


keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya,
kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan
tercakup pula.
Dengan motivasi yang tinggi akan menciptakan sebuah komitmen
terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam menyelesaikan setiap
pekerjaan (Devi, 2014:11). Motivasi itu sendiri merupakan faktor yang paling
menentukan bagi seorang pegawai dalam bekerja. Meskipun kemampuan dari
pegawai maksimal disertai dengan kelengkapan fasilitas yang memadai,
namun jika tidak ada motivasi untuk melakukan pekerjaan tersebut maka
pekerjaan itu tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Di samping
itu pemberian motivasi oleh pimpinan secara intensif juga sangat diperlukan
dalam rangka pembinaan pegawai serta merupakan sarana yang dapat
menerapkan teori motivasi yang tepat dalam menggerakkan para bawahan,
merupakan hal yang teramat penting baginya untuk mengenal para anak
buahnya. Selain peran penting dari seorang pemimpin, motivasi karyawan tak
kalah lebih pentingnya dalam memberikan kontribusi terhadap perusahaan.
Motivasi adalah kemauan untuk memberikan upaya lebih untuk meraih tujuan
organisasi, yang disebabkan oleh kemauan untuk memuaskan kebutuhan
individual. Dengan motivasi yang tinggi akan menciptakan sebuah komitmen
terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam menyelesaikan setiap
pekerjaan (Sari, 2012:45).
Dalam rangka mencapai tujuan, manajemen perusahaan perlu
menerapkan dan memperhatikan faktor tenaga kerja sehingga karyawan
dituntut meningkatkan kinerja secara efektif. Stres kerja akan berdampak
beban pikiran bagi karyawan ditambah konflik antar rekan kerja, tugas-tugas
pekerjaan yang berlebihan. Menurut Riandy (dalam Sunyoto 2016: 1063)
Stres adalah konsekuensi setiap tindakan dan situasi lingkungan yang
menimbulkan tuntutan pisikologis dan fisik yang berlebihan pada seseorang.
Hal ini menimbulkan tekanan dan desakan waktu serta kurangnya motivasi
dukungan kelompok dan pimpinan, tidak adanya reward atas kerja keras
4

karyawan sehingga karyawan tidak dapat menjalankan pekerjaannya dengan


baik. Oleh karena itu motivasi dan stres akan sangat mempengaruhi kinerja
karyawan, motivasi dan stres kerja yang baik akan memudahkan karyawan
dalam mencapai tujuan perusahaan, sebaliknya jika motivasi dan stres kerja
tidak baik maka akan mempengaruhi kinerja karyawan, demikian pula tujuan
perusahaan, sulit untuk dicapai.
Berdasarkan pada uraian tersebut penulis merangkum kedalam sebuah
proposal penelitian yang diberi judul “Hubungan Antara Stres Kerja
Dengan Perilaku Produktif Karyawan”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat
diperoleh rumusan masalah penelitian sebagai berikut. “Apakah stres kerja
berhubungan terhadap perilaku produktif karyawan ?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian kuantitatif ini yaitu
untuk mengetahui hubungan antara Stres Kerja Dengan Perilaku Produktif
Karyawan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan proposal penelitian kuantitatif ini yang
penulis harapkan yaitu:
1. Manfaaat Teoretis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini sebagai tambahan pengetahuan bagi
penulis dan pembaca khususnya yang berkaitan dengan pengaruh stres
kerja terhadap perilaku produktif karyawan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini sebagai bahan informasi
tambahan maupun masukan bagi karyawan tentang stres yang akan
berdampak pada perilaku produktif saat sedang bekerja.
5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERILAKU PRODUKTIF KARYAWAN

1. Pengertian Perilaku Produktif Karyawan


Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari
pada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Menurut Aprilyanti
(2017:43), produktivitas merupakan rasio output terhadap input sumber
daya yang digunakan juga dapat diartikan sebagai rasio antara output
terhadap input sumber daya yang dipakai. Secara defenisi kerja,
produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai
(keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang
dipergunakan persatuan waktu. Defenisi kerja ini mengandung cara atau
metode pengukuran. produktivitas mengandung pandangan hidup dan
sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan
Perilaku produktif yang muncul pada seseorang hanya ada pada
orang-orang yang memiliki pribadi yang produktif, dimana pribadi yang
produktif itu akan menggambarkan persepsi, potensi, kreativitas
seseorang yang ingin selalu memberikan sesuatu yang bermanfaat tidak
hanya untuk dirinya tetapi juga untuk lingkungannya. Pada saat yang
bersamaan orang-orang seperti ini akan selalu bertanggung jawab dengan
apa yang ada ditangannya dan selalu responsif dengan keadan
disekitarnya dalam hal ini mereka dapat dijadikan sebagai pemimpin
yang baik dan merupakan aset utama dalam sebuah organisasi maupun
perusahaan, dikarenakan dengan adanya keberadaan mereka maka
produktivitas perusahaan dapat meningkat.
Dengan adanya hal di atas maka dijelaskan disini bahwa pribadi
yang produktif adalah pribadi yang yakin akan kemampuan dirinya, yang
dalam istilah psikologi biasanya disebut sebagai orang yang memiliki
6

rasa percaya diri, harga diri, dan konsep diri yang tinggi pula. Adapun
menurut Sutrisno (2010), produktivitas secara umum diartikan sebagai
hubungan antara keluaran (barang-barang atau jasa) dengan masukan
(tanaga kerja, bahan, dan uang). Masukan sering dibatasi dengan tenaga
kerja, sedangkan kuluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai
(Nasron & Tri, 2012).
Dari definisi – definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat berbagai pendapat mengenai produktivitas, namun pada
dasarnya produktivitas berhubungan dengan sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Produktivitas sangat
tergantung pada sumber daya manusia yang bekerja dan memiliki ruang
lingkup lebih baik

2. Aspek-Aspek Perilaku Produktif Karyawan


Adanya perilaku produktif dalam suatu perusahaan harus dimulai
dari awal, yakni dengan menumbuhkan budaya produktif dalam
perusahaan yang melalui tiga tahap diantaranya, adanya kesadaran dari
masing-masing pekerja akan pentingnya masalah produktivitas,
kemudian adanya peningkatan, yakni guna meningkatkan produktivitas
maka perlu dikuasai keterampilan pengukuran dan analisa produktivitas,
dan yang terakhir yakni memelihara yang sudah diperoleh. Apabila hal-
hal tersebut dilaksanakan dengan baik maka akan menimbulkan budaya
produktif, dimana budaya produktif ini akan berdampak terhadap proses
pembentukan pekerja yang produktif juga (Sinungan 2009: 87).
Dalam upaya menumbuhkan budaya produktif dan perilaku
produktif guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan
kuantitas hasil perusahaan tidak jarang mereka yang sukses dan berhasil
dengan mudah karena didalam ruang lingkup organisasi maupun industri
banyak sekali kita temui konflik-konflik yang dapat menghambat
aktivitas maupun perilaku produktif kerja seseorang pada perusahaan
yang kecil hingga yang besar, baik itu masalah interpersonal,
7

intrapersonal maupun social. Menurut Dessy (2013:78), penilaian


produktivitas kerja memakai dua metode, yang agak berbeda satu sama
lainnya, yaitu produktivitas fisik, produktivitas ini secara kuantitatif
seperti ukuran, panjang, banyaknya unit, berat, waktu dan banyaknya
tenaga dan produktivitas nilai yaitu produktivitas dengan menggunakan
nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, dolar, dan seterusnya.
Sebagai contoh kecil yang sering kita keetahui dalam kehidupan sehari-
hari di lingkungan kerja adalah masalah stress, dimana stress dalam
pekerjaan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya kecilnya gaji
yang diterima (kompensasi), kompensasi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan karyawan dapat menjadi pemicu timbulnya ketidakpuasan
yang dialami oleh seseorang karena ketidaksesuaiannya dengan
kebutuhan hidup secara ekonomi maupun sosial baik di lingkungan
rumah tangga, didalam pekerjaan maupun perusahaannya itu sendiri,
sehingga seseorang itu juga mengalami stress kerja. Dimana Stress kerja
merupakan suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaannya (Mangkunegara, 1993).
Dari uraian itu dapat diketahui bahwa tekanan-tekanan yang
dirasakan seorang karyawan tidak lain juga merupakan akibat dari
kompensasi yang tidak sesuai sehingga menyebabkan stress kerja dan
perilaku produktifnya pada saat bekerja menurun. Sehingga hal itu
menyebabkan ketidakseimbangan antara kondisi fisik, psikis, maupun
sikap pada seseorang yang akhirnya dapat memicu timbulnya berbagai
masalah didalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan, terutama akan
berimbas pada perilaku produktif kerja karyawan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Produktif Karyawan

a. Semangat Kerja: Semangat kerja adalah sikap dari individu ataupun


sekelompok orang terhadap kesukarelaannya untuk bekerjasama agar
dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh.
b. Disiplin Kerja: Disiplin kerja juga diartikan sebagai sikap ketaatan
8

seseorang terhadap suatu aturan / Pengaruh Stress Kerja Terhadap


Perilaku Produktif Ditinjau dari Pemberian Kompensasi yang
Standar 60 ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu
menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya
kesadaran dan keinsyafan bukan karena adanya unsur paksaan.
c. Stress: Sifat internal yang merupakan konsekuensi dari tindakan atau
situasi eksternal baik fisik maupun psikis yang mencakup rasa takut,
rasa bersalah, cemas, marah, sedih, putus asa dan bosan yang dapat
berasal dari individu yang berada di sekitar lingkungan kerja kita
baik dalam maupun dari luar organisasi.
d. Tingkat pendidikan: Pada umumnya orang mempunyai pendidikan
lebih tinggi cenderung akan mempunyai wawasan yang luas
terutama penghayatan akan arti pentingnya produktivitas, pengertian
pendidikan disini berasal dari pendidikan formal atau non formal.
Tingginya kesadaran akan arti pentingnya produktivitas dapat
mendorong tenaga kerja yang bersangkutan melakukan tindakan
yang produktif.
e. Keterampilan: Pada aspek tertentu kalau tenaga kerja makin terampil
maka akan lebih terampil kalau mempunyai kecakapan (ability) dan
pengalaman (experience) yang cukup.
f. Manajemen: Pengertian manajemen disini dapat dikaitkan dengan
sistem yang diterapkan oleh pimpinan yang mengelola ataupun
memimpin serta mengendalikan karyawan bawahannya. Apabila
manajemennya tepat maka akan menimbulkan semangat yang lebih
tinggi sehingga dapat mendorong tenaga kerja untuk melakukan
tindakan yang produktif.
g. Tingkat penghasilan: Apabila tingkat penghasilan memadai dapat
menimbulkan perilaku untuk konsentrasi kerja dan kemampuan yang
dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.
9

B. STRES KERJA

1. Pengertian Stres Kerja


Menurut Sobirin (dalam Ivancevich dan Matteson 2016: 342)
stres adalah respons adaptif, yang didimensikan oleh perbedaan
individu dan atau proses psikologis, sebagai akibat dari tindakan, situasi
atau kejadian eksternal yang memberi tekanan berlebihan baik secara
psikologis maupun fisik terhadap diri sendiri. Interpretasi dari definisi
ini adalah ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan
menganggap lingkungan tersebut memberikan tekanan berlebihan pada
dirinya sehingga menggangu keseimbangan psikologis maupun
fisiologis maka orang tersebut akan melakukan reaksi atau respon guna
menyeimbangkan kembali aspek psikilogis dan fisiologis yang
terganggu.
Menurut Tampubolon (2015: 254) stres kerja diartikan sebagai
respon fisik dan emosional berbahaya yang dapat terjadi ketika ada
konflik antara tuntutan pekerjaan pada karyawan dan jumlah kontrol
karyawan memiliki lebih dari tuntutan terdebut, sehingga kombinasi
dari tuntutan tinggi dalam pekerjaan dan jumlah rendah kontrol atas
situasi tersebut dapat menyebabkan stres.
Menurut Komarudin (dalam Greenberg 2018: 75) stres kerja
adalah konstruk yang sangat sulit didefinisikan, stres dalam pekerjaan
terjadi pada seseorang, dimana seseorang berlari dari masalah, sejak
beberapa pekerja membawa tingkat pekerjaan pada kecenderungan
stres, stres kerja sebagai kombinasi antara sumber-sumber stres pada
pekerjaan, karakteristik individual, dan stressor di luar organisasi”.
Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan
adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi,
proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan.
Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat
adanya tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam
10

memenuhi kebutuhan dan keinginan secara individu maupun tempat ia


bekerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stres kerja mempunyai
potensi untuk mendorong atau menggangu pelaksanaan kerja,
tergantung seberapa besar tingkat stres, tantangan-tantangan kerja juga
tidak ada serta menjadikan kinerja cenderung rendah. Apabila stres
menjadi terlalu besar maka kinerja akan mulai menurun karena stres
menganggu pelaksanaan pekerjaan.Semakin tinggi stres kerja karyawan
maka akan meyebabkan kinerja yang menurun. Sebaliknya semakin
rendah stres kerja maka kinerja karyawan akan meningkat. Hal ini
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Subroto,
2017), (Massie et al., 2018) dan (Iswari & Pradhanawati, 2018) dengan
semua hasil penelitian masing-masing menunjukan bahwa adanya
pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan.

2. Aspek-Aspek Stres Kerja


Aspek-aspek stres kerja menurut Sopiah (2008: 90) yang
menjelaskan tentang stres yang berhubungan dengan pekerjaan terbagi
dalam empat tipe utama, yaitu :
a. Lingkungan fisik : Stressor yang berasal dari lingkungan fisik
pekerjaan.
b. Stres karena peran atau tugas :Stressor karena peran atau tugas
adalah kondisi dimana pegawai mengalami kesulitan dalam
memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang dimainkan
dirasakan terlalu berat atau memainkan berbagai peran pada
tempat kerja.
c. Penyebab stres antar pribadi : Stressor yang berasal dari
perbedaan karakter, latar belakang persepsi dan kepribadian
antar karyawan.
d. Organisasi : Stressor yang berasal dari kebijakan, aturan
organisasi dari tempat bekerja
11

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa


sumber-sumber stres mencakup faktor lingkungan, faktor organisasi
dan faktor individu. Sementara itu faktor di luar pekerjaan yang dapat
menyebabkan stres antara lain masalah keluarga, kesulitan keuangan,
keyakinan pribadi dan organisasi yang bertentangan, serta konflik antar
tuntutan keluarga dan tuntutan organisasi. Faktor-faktor tersebut
merupakan tekanan bagi seseorang dalam melakukan pekerjaannya
termasuk peristiwa kehidupan pribadi akibat perubahan dalam dirinya,
keluarga, dan lingkungan dapat menimbulkan stres.

C. HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN PERILAKU PRODUKTIF


KARYAWAN
Stress kerja dan perilaku produktif adalah hal yang saling berkaitan.
Adakalanya seseorang yang mengalami stress berdampak positif sehingga
dapat meningkatkan perilaku produktif nya karena mereka merasa ada
dorongan yang kuat dalam dirinya dan semakin tertantang untuk
menyelesaikan permaslahan yang ada dalam pekerjaannya, namun sangat
banyak juga stress yang berdampak negatif sehingga menurunkan perilaku
produktif yang dapat mengganggu aktivitasnya dalam bekerja dan dapat
merugikan perusahaan. Selain itu pemberian kompensasi yang tepat dan adil
sesuai dengan prinsip manajemen dan kebutuhan hidup serta sesuai dengan
peraturan perundangundangan, akan membuat perasaan tenaga kerja lebih
tentram dan puas dalam bekerja sehingga memicu motivasi dan semangat
yang lebih tinggi untuk menghasilkan perilaku produktif kerja yang tinggi
pula, dan mengurangi resiko stress kerja yang dapat terjadi kapan saja, serta
dapat meningkatkan hasil produksi perusahaan itu sendiri.
Seperti yang dikatakan oleh Mohyi (2012:34) stres kerja yang rendah
akan berpengaruh terhadap rendahnya kinerja atau produktivitas karena
karyawan merasa bosan dan motivasi menurun, stress kerja yang sedang
berpengaruh terhadap meningkatnya produktivitas kerja karena karyawan
merasa adanya tantangan dalam bekerja serta ada motivasi untuk
12

menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dan stress kerja yang
tinggi juga berpengaruh terhadap rendahnya produktivitas kerja karena
karyawan akan merasa tersiksa batin, susah tidur, keraguan dalam bekerja,
kesalahan meningkat yang pada akhirnya mengakibatkan produktivitas kerja
menurun.
Lawton (Winarsunu, 2011:56) juga berpendapat bahwa pemahaman
tentang stress dengan hubungan perilaku berbahaya yang menyebabakan
kecelakaan kerja didasarkan pada pendapat Reason (1990:113) yang
menyatakan bahwa stress dapat mempengaruhi keadaan kognisi seseorang
dalam bentuk munculnya keadaan lupa sehingga menimbulkan kesalahan-
kesalahan pada waktu melakukan pekerjaan.

D. HIPOTESIS
Ho: Tidak ada hubungan antara stres kerja dengan perilaku produktif
karyawan
Hi: Ada hubungan antara stres kerja dengan perilaku produktif karyawan.
13

BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2018) metode
penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitas/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkanAdapun variabel dalam penelitian ini adalah :
Variabel Tergantung : Perilaku Produktif
Variabel Bebas : Stres kerja

B. Devinisi Operasional Variabel Penelitian


Menurut Suryabrata (2013: 29) definisi operasional adalah definisi
yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati
(diobservasi). Dalam penelitian ini, batasan operasional dari variabel-
variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perilaku Produktif
Perilaku produktif adalah suatu tindakan yang konstruktif, imaginatif,
kreatif dari individu dalam suatu organisasi yang dapat memberikan
kontribusi yang nyata dan signifikan terhadap lingkungan kerja dimana
ia berada.
2. Stres Kerja
Stres kerja adalah tanggapan atau proses internal atau eksternal yang
mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas
atau melebihi batas kemampuan pegawai. perasaan yang menekan atau
merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan.
14

C. Responden Penelitian
1. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian merupakan faktor utama yang harus
ditentukan sebelum kegiatan dilakukan. Sugiyono (2016: 80)
mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generaliasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Cluster random sampling merupakan teknik sampling daerah
yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti sangat luas, misalnya penduduk suatu neggara, provinsi atau
kabupaten (Sugiyono,2012 : 94).
Sesuai dengan ketentuan yang diberikan dosen pengampu mata
kuliah Metode Penelitian Kuantitaif, bahwa sampel yang di ambil 20,
sehingga terdapat 20 karyawan sebagai sampel penelitian ini.

D. Metode Pengumpulan Data


1. Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala pilihan atau penskalaan. Skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan
data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan skala Likert.
Menurut Sugiyono (2016: 93) dengan skala Likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
15

menyusun aitem-aitem instrument yang dapat dijadikan sebagai titik


tolak untuk menyusun aitem-aitem instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyan. Penelitian ini menggunakan dua teknik
pengumpulan data yaitu angket/ kuesioner dan wawancara dengan 2
aspek yaitu stres kerja dan perilaku produktif karyawan karyawan.
a. Angeket/Kuesioner
Angket yang disajikan dalam bentuk pilihan jawaban dan
memiliki dua kelompok aitem yaitu aitem bersifat mendukung
(favorable) dan aitem tidak mendukung (unfavorable). Cara
skoring yang digunakan untuk pernyataan yang favorable adalah
dengan memberi skor 4 jika SS (sangat setuju), skor 3 jika
menjawab S (setuju), skor 2 jika menjawab TS (tidak sesuai),
dan skor 1 jika menjawab STS (sangat tidak setuju). Skor
tertinggi untuk aitem favorable terletak pada jawaban “sangat
setuju” sedang untuk aitem yang unfavorable skor tertinggi
terletak pada jawaban “sangat tidak setuju”.

Tabel.1
Blue Print Skala Perilaku Produktif dan Stres Kerja
Jumlah Item
No Aspek
Favourable Unfavourable Jumlah
1. Perilaku Kepemimpinan 2 1 3
Produktif
Sarana Pendukung 1 1 2
Kualitas kerja 3 3 6
Kuantitas kerja 2 2 4
1. Stres Tipe kepribadian 2 1 3
Kerja
Tekanan pekerjaan 3 3 6
Kondisi lingkungan 2 2 4
kerja
Kemampuan kerja 1 1 2
Jumlah Item 30
16

b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara ini
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna
subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang
diteliti (Banister dkk dalam Poerwandari, 1998).
Sehubungan dengan subjek dalam penelitian ini adalah
para karyawan, maka wawancara yang dilakukan yaitu semi
terstruktur, yaitu proses wawancara yang menggunakan panduan
wawancara dengan mengajukan pertanyaan. Wawancara
dilakukan kepada lima responden karyawan yang aktif bekerja.

2. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur


a. Validalitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada
pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus
dibuang/digantikarena dianggap tidak relevan. Pengujiannya
dilakukan secara statistik, yang dapat dilakukan ecara manual
atau dukungan software IBM SPSS 19 (Umar, 2011:166-168).
Menurut Ghozali (2011:52-29), mengukur validitas dapat
dilakukan dengan Uji signifikansi yang Validitas yang dilakukan
dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk
degree of freedom (df) = n, dalam ini n adalah jumlah sampel.
Rumusnya adalah sebagai berikut.

Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y
∑XY : Jumlah dari hasil kali variabel x dan y
17

∑X : Jumlah nilai X
∑Y : Jumlah nilai Y
∑X² : Jumlah nilai X kuadrat
∑Y² : Jumlah nilai Y kuadrat
(∑X)² : Jumlah nilai X lalu di kuadratkan
(∑Y)² : Jumlah nilai Y lalu di kuadratkan
N : Banyaknya data

b. Reabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2011 : 47). Pengukuran reliabilitas
dapat dilakukan dengan Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
> 0.70 (Ghozali, 2011:48). Rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan :

α : Koefisien Alpha Cronbach


k : Jumlah butir pertanyaan
∑b2 : Jumlah varian butir
2t : Varian total

E. Metode Analisis data


Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengolah data, menganalisa data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya
kemudian akan diperoleh suatu kesimpulan dari penelitian tersebut. Metode
yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang telah diperoleh
18

adalah analisis regresi linear sederhana dengan program analisis statistik


komputer dengan sofware SPSS atau JASP. Asumsi yang harus dipenuhi
untuk melakukan analisis data dengan teknik analiis regresi linier sederhana
adalah:
1. Uji normalitas, dipakai untuk menguji apakah data subyek penelitian
mengikuti suatu distribusi normal statistik.
2. Uji linieritas, merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui status linier atau tidaknya suatu distribusi data penelitian.
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi.
3. Uji Hipotesis, Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji hipotesis
atau pendapat sementara tentang adanya pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis regresi.
Penentuan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
bersama-sama serta untuk mencari persamaan regresinya dilakukan
analisis regresi linier berganda. Regresi linear sederhana didasarkan
pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel bebas dengan
satu variabel terikat.
19

DAFTAR PUSTAKA

Herdiansyah, Haris. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi.


Jakarta: Salemba Humanika.

Mangkunegara, A. P. (1993). Psikologi Perusahaan.


Bandung: Trigenda Karya

Mohyi, A. (2012). Teori dan Perilaku Organisasi.


Malang: UMM Press.

Nazilatur Rochmawati (2020). Jurnal Psikologi, Volume 7, Nomor 1, Maret 2020,


hlm. 56-71

Rini, Jacinta F. (2010). Stress Kerja, (online), Retrivied From: http://www. e-


psikologi. com/artikel/organisasiindustri/stress-kerja, (diakses, 21 Oktober 2022)

Rivai, Veithzal. Prof. Dr. 2005. Performance Aprraisal: Sistem yang Tepat untuk
Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan,
Edisi kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Robbins, Sthepan. P. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Majalah


Mother and Baby. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang Vol. 4 No. 2.

Sedarmayanti. (2015). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.


Bandung: Mandar Maju.

Siagian, S. P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara

Surya Brata, S. 2013. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rajawali Pers.

Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

Wartono, T. 2017. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Majalah


Mother and Baby. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pemulang
Vol. 4 No. 2.
20

LAMPIRAN

Lampiran 1: Ageket

ASPEK ITEM NO F/U


Kepemimpinan Perilaku Saya merasa diperlakukan adil 1 F
Produktif seperti karyawan lain oleh atasan
saya.
Hasil kerja saya sesuai dengan 2 F
target yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Perubahan prosedur yang ada 3 UF
membingungkan saya dalam proses
bekerja.
Sarana Perilaku Lingkungan yang kondusif 4 F
Pendukung Produktif memudahkan saya untuk bekerja
dengan tenang.
Aturan yang berlaku mempersulit 5 UF
pekerjaan saya.
Kualitas Kerja Perilaku Saya bekerja sesuai dengan 6 F
Produktif peraturan yang ada dalam
menyampaikan informasi
perusahaan.
Saya bekerja sesuai jadwal yang 7 F
ditetapkan perusahaan.
Saya melaksanakan tugas tanpa 8 F
membebani karyawan lain yang
bekerja.
Saya bekerja sesuai dengan 9 UF
kemampuan saja tanpa
mempedulikan mutu yang baik.
Saya pernah cuti kerja tanpa 10 UF
mohonan ijin dengan
atasan.
Saya merasa terbebani bekerja 11 UF
sama dengan karyawan lain.
Kuanitas Kerja Perilaku Saya mampu mencapai target yang 12 F
Produktif diberikan atasan.
Saya mampu memenuhi beban 13 F
pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab saya.
Saya bekerja mengikuti suasana 14 UF
hati tanpa mempedulikan target.
Saya merasa tidak menguasai 15 UF
informasi terbaru di perusahaan.

Tipe Stres Kerja Saya merasa mampu 16 F


21

Kepribadian mengendalikan situasi kerja tanpa


melibatkan emosi.
Saya bersedia mengerjakan tugas 17 F
tambahan dari atasan saya dengan
senang hati.
Saya merasa frustrasi menangani 18 UF
situasi kerja yang padat.
Tekanan Stres Kerja Saya dapat berkonsentrasi dengan 19 F
Pekerjaan banyaknya pekerjaan yang
menumpuk di meja saya.
Saya bersedia membantu karyawan 20 F
lain yang mengalami kesulitan.
Fasilitas yang disediakan, 21 F
mempersulit saya dalam
memberikan layanan dengan baik.
Saya merasa nyaman bekerja secara 22 UF
mandiri menyelesaikan pekerjaan.
Saya merasa jam kerja yang saya 23 UF
gunakan untuk bekerja sangat
terbatas.
Saya tidak peduli dengan pelayanan 24 UF
yang saya berikan kepada
perusahaan.
Kondisi Stres Kerja Saya bersemangat bekerja dengan 25 F
Lingkungan Kerja tim yang menyenangkan.
Saya puas mendapat kesempatan 26 F
berperan dalam lingkungan kerja.
Saya merasa ragu dengan 27 UF
kemampuan saya selama bekerja.
Saya kesulitan berkonsentrasi 28 UF
bekerja di ruangan yang sempit.
Stres Kerja Saya berusaha memberikan 29 F
K

pelayanan yang terbaik kepada


Kemampuan Kerja perusahaan.
Saya bekerja sesuai kemampuan 30 UF
saya tanpa memperhatikan
kebutuhan perusahaan.

Lampiran 2 : Wawancara & Verbatim ( Hasil )


22

Subjek 1 : Billy Syahputra

Jenis kelamin : Pria

Tempat : Perumahan Plamongan Indah

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Oktober 2022

Iteer/Itee Verbatim Keterangan


Halo Kak, bisa minta waktunya sebentar Sapaan
Iteer untuk wawancara?

Itee Iya ke bisa, gimana ?


Apakah Kak Bily pernah mengalami stres Pertanyaan 1
Iteer mengenai pekerjaan ?
Itee Pernah, karna semua manusia merasakan
stres.
Apa yang menyebabkan Kak Bily mengalami Pertanyaan 2
Iteer stress kerja ?
Banyaknya permintaan bozz, menumpuknya
pekerjaan karna bantu bozz dlu, deadline yg
Itee semakin dekat, lingkungan yg tidak support
karna sesuai realita orang kerja, orang hidup
(pengalaman peribadi).
Apakah stress tersebut mengganggu kinerja Pertanyaan 3
Iteer Kakak ?
Iya, karna daya juang & semangat mulai
Itee turun yg dipengaruhi oleh pikiran yg
berantakan.
Bagaimana cara Kakak mengatasi stress kerja Pertanyaa
Iteer tersebut ? n4
Berusaha untuk mencicil pekerjaan disaat ada
Itee kesempatan, minum coklat di Starbucks,
tidur, minum air putih, skincare, karaoke,
healing di pantai, berenang, main keyboard,
singing.
Iteer Apakah menurut Kakak stress kerja bisa Pertanyaan 5
mempengaruhi produktivitas seseorang ?
Itee Bisa, karna banyak pikiran jadinya malas,
mager, gk mood, pengen menyendiri, pengen
jadi orang gila yg pingin bahagia.
23

Subjek 2 : Kevin Kurniawan

Jenis Kelamin : Pria

Tempat : Perumahan Plamongan Indah

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Oktober 2022

Iteer/Itee Verbatim Keterangan


Iteer Halo Ko Kevin, bisa minta waktunya Sapaan
untuk wawancara sebentar ?
Itee Ya boleh, tentang apa ?
Apakah anda pernah mengalami stres Pertanyaan 1
Iteer mengenai pekerjaan ?
Itee Tuntutan kerja karena perlu berhubungan
dengan banyak pihak jadi tekanannya
lumayan tinggi.
Apa yang menyebabkan anda mengalami Pertanyaan 2
Iteer stress kerja ?
Itee Tuntutan kerja karena perlu berhubungan
dengan banyak pihak jadi tekanannya
lumayan tinggi.
Apakah stress tersebut mengganggu kinerja Pertanyaan 3
Iteer anda ?
Itee Kadang iya, krn kalau terlalu dirusuhin sana
sini jadi ga fokus ke satu kerjaan, akhire
keteteran, kadang bingung sndri.
Bagaimana cara anda mengatasi stress kerja Pertannyaan 4
Iteer tersebut ?

Hobi sih (sport , game, travelling sm


Itee music), kbetulan hobi nolong bgt buat
ngurangin stress.
Apakah menurut anda stress kerja bisa Pertanyaan 5
Iteer mempengaruhi produktivitas seseorang ?
Bisa banget, krn kan kerja kita dituntut
multitasking nih (kalo kantoran) jd kita
Itee harus ngelakuin smbil brpikir, jadi semakin
kita stress atau g lg di zona produktif
(kenyamanan kerja), ya itu mengaruhin
kinerja kita.
24

Subjek 3 : Manuela

Jenis Kelmin : Wanita

Tempat : Perumahan Plamongan Indah

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Oktober 2022

Iteer/Itee Verbatim Keterangan


Halo Cik, boleh minta waktunya sebentar Sapaan
untuk wawancara ?
Iteer
Itee Ohh ya boleh boleh
Apakah anda pernah mengalami stres Pertannyan 1
Iteer mengenai pekerjaan ?
Itee Pernah
Apa yang menyebabkan anda mengalami Pertannyaan 2
Iteer stress kerja ?

Karena kerjaan banyak yg bertubi tubiii kdg


Itee juga numpuk, kdg ada konflik antar rekan
kerja kurangnyaa hari libur hehehe.
Apakah stress tersebut mengganggu kinerja Pertanyaan 3
Iteer anda ?
Itee Iya dong.
Bagaimana cara anda mengatasi stress kerja Pertany
Iteer tersebut ? aan 4

Pake waktu libur buat istirahat, tp juga


Itee kadang aku isi kegiatan / hobi yg tak suka
mungkin jalan" sm temen / keluarga bisa juga
olahraga.
Iteer Apakah menurut anda stress kerja bisa Pertanyaan 5
mempengaruhi produktivitas seseorang ?
Itee Bisa, krn kalo pas stres kerja ya jd bosen,
males gitu, akhirnya yaa itu jadi lambat
kerjaannya.
25

Subjek 4 : Stefanus Efan

Jenis Kelamin : Pria

Tempat : Perumahan Plamongan Indah

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Oktober 2022

Iteer/Itee Verbatim Keterangan


Halo Kak Efan bisa minta waktunya sebentar Sapaan
ga ya, buat wawancara hehe ?
Iteer
Itee Iya ke boleh, mau wawancara apa.
Apakah anda pernah mengalami stres Pertanyaan 1
Iteer mengenai pekerjaan ?
Itee Pernah dong, kan kerja hahahaha
Apa yang menyebabkan anda mengalami Pertanyaan 2
Iteer stress kerja ?

Beban pekerjaan > skill yang dimiliki


Itee
Apakah stress tersebut mengganggu kinerja Pertanyaan 3
Iteer anda ?
Itee Iya, apabila stressnya cukup tinggi.
Bagaimana cara anda mengatasi stress kerja Pertan
Iteer tersebut ? yaan 4
Itee Ngopi sambil nyantai setelah kerja.
Iteer Apakah menurut anda stress kerja bisa Pertanyaan 5
mempengaruhi produktivitas seseorang ?
Itee Tentu, karena biasanya ketika stress,
seseorang akan tidak termotivasi kerja.
26

Subjek 5 : Kiara

Jenis Kelamin : Wanita

Tempat : Perumahan Plamongan Indah

Hari/Tanggal : Kamis, 27 Oktober 2022

Iteer/Itee Verbatim Keterangan


Iteer Halo Cik Kiara, mau minta waktunya sebentar Sapaan
apakah bisa untuk wawancara ?
Itee Boleh ke, wawancara apa nih.
Apakah anda pernah mengalami stres Pertanyaan 1
Iteer mengenai pekerjaan ?
Itee Pernah
Iteer Apa yang menyebabkan anda mengalami stress Pertanyaan 2
kerja ?
Itee Kesulitan memahami pekerjaan yg bersifat
baru dan rekan kerja yang sulit diajak
koordinasi.
Apakah stress tersebut mengganggu kinerja Pertanyaan 3
Iteer anda ?
Itee Tergantung kasus yg terjadi, jika pekerjaan
bersifat kelompok maka pasti akan menganggu
kinerja saya. Akan tetapi jika dalam bentuk
pembagian tugas, maka saya akan mengerjakan
bagian saya dengan baik sehingga tidak
mengganggu kinerja saya.
Bagaimana cara anda mengatasi stress kerja Perta
Iteer tersebut ? nyaan 4
Menenangkan diri terlebih dahulu, rehat
Itee sejenak untuk mendinginkan kepala. Setelah
itu mencari alternatif lain dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Iteer Apakah menurut anda stress kerja bisa Pertanyaan 5
mempengaruhi produktivitas seseorang ?
Itee Menurut saya stress bisa sangat mempengaruhi
produktivitas, walaupun mungkin ada beberapa
orang yang tidak terpengaruh. Karena stress
berhubungan dengan keadaan mental kita, jika
perasaan kita sudah kacau maka akan
mempengaruhi tindakan kita. Dalam keadaan
normal kita bisa berpikir lebih jernih dan bijak.
Akan tetapi jika kita stress maka kita menjadi
lebih emosional dan sulit berpikir dengan logis
27
28
29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai