Dosen Pengampu:
Magdalena Linda Leonita, SE, M.Si.
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Maranatha J.R. Nababan 210502059
Karunia Maylin 210502080
M. Dafa 210502086
Rani Purba 210502090
Kelompok 6
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................................. 6
D. Manfaat ........................................................................................................................... 7
2.2. Hubungan Beban Kerja dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja ........................ 12
3.1.2. Sampel................................................................................................................ 14
A. Latar Belakang
Menurut Nawawi (2000) yang dimaksud dengan sumber daya manusia meliputi tiga
pengertian yaitu:
a) Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi,
disebut juga personel, tenaga kerja, pegawai atau karyawan.
b) Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam
mewujudkan eksistensinya.
c) Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai
modal (non materiil) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi
potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Hal ini menjadikan faktor sumber daya manusia merupakan suatu modal dasar yang paling
utama dan terpenting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya faktor sumber daya manusia,
dapat disimpulkan bahwa roda organisasi tidak akan bergerak. Sumber daya manusia dapat
didefinisikan sebagai individu yang merancang dan memproduksi keluaran dalam rangka
pencapaian strategi dan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Tanpa individu yang
memiliki keahlian atau kompeten, maka mustahil bagi organisasi untuk mencapai tujuan.
Dari beberapa definisi di atas, disimpulkan bahwa sumber daya manusia merupakan bagian
penting yang harus dimiliki oleh organisasi sebagai penggerak operasional untuk mencapai
tujuan organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen
keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia. Unsur manusia (Man) ini
telah berkembang menjadi suatu bidang ilmu yang berdiri sendiri yang mempelajari
bagaimana mengatur dan mempelajari bagaimana mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan
kepuasan bagi semua pihak. MSDM adalah suatu bidang manajemen yang mempelajari
hubungan dan peranan manusia dalam organisasi atau perusahaan. (Ardana, Mujiati, dan
Utama, 2012, p. 3). Menurut Dessler (2008) yang dikutip dalam Gaol (2014, p.82)
manajemen sumber daya manusia adalah “kebijakan-kebijakan dan kegiatan-kegiatan yang
manusia butuhkan untuk membawa orang-orang ataupun aspek-aspek sumber daya manusia
pada satu posisi manajemen, termasuk merekrut, me-nyaring, melatih, memberikan
penghargaan, dan menilai”. Menurut Samsudin (2006), manajemen sumber daya manusia
(human resources management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi
pendayagunaan,pengembangan,penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai
individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis (dalam Yusuf, 2015, p. 27).
Gumilar (2007) menyatakan bahwa akan terbentuk suatu harapan kerja di dalam diri
seorang karyawan yang telah bergabung di dalam suatu organisasi. Harapan kerja ini terdiri
dari hasrat, keinginan, pengalaman masa lalu maupun kebutuhan terhadap perusahaan
tempatnya bernaung saat ini. Dimana harapan kerja tersebut menurut Umar (2008) akan
berkaitan dengan kepuasan kerja. Harapan kerja yang muncul akan dibandingkan dengan
imbalan yang diperoleh dari pekerjaan yang membentuk suatu kesesuaian yang disebut
sebagai kepuasan kerja.
Gowron (2000) mendefinisikan beban kerja sebagai seperangkat tuntutan tugas (beban
tugas), sebagai upaya dan kegiatan atau prestasi. Beban yang dimaksud dapat berupa beban
fisik, mental maupun sosial (Suma’mur 1996). Apabila beban kerja yang ditanggung seorang
karyawan terlalu berat atau melebihi kemampuannya, itu akan menyebabkan munculnya
suatu hambatan dalam bekerja dan akan menimbulkan rasa sakit. Beban kerja harus
disesuaikan dengan kemampuan karyawan sehingga terdapat suatu keserasian dalam bekerja
dan menghasilkan produktivitas yang tinggi (Sudiharto, 2001).
Moekijat (2004) mendefinisikan beban kerja sebagai volume dari hasil kerja atau
catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat menunjukan volume yang dihasilkan oleh
sejumlah pegawai dalam suatu bagian tertentu. Banyak nya tugas yang diberikan untuk
segera diselesaikan oleh pekerja dalam suatu periode tertentu dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu obyektif dan subyektif. Jika dilihat dari sudut pandang objektif, beban kerja
dapat dinilai sebagai seluruh waktu yang digunakan atau jumlah aktivitas yang dilakukan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sedangkan jika dilihat secara objektif berkaitan
dengan tolak ukur yang digunakan seseorang terhadap penilaian mengenai perasaan
kelebihan beban kerja, besar kecilnya dari tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa beban kerja mengacu pada seberapa besar tenaga, waktu, dan
pemikiran yang harus dicurahkan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan dapat menimbulkan
kelelahan fisik dan mental serta reaksi-reaksi emosional lainnya. Sedangkan beban kerja yang
terlalu sedikit akan menimbulkan kebosanan dan rasa monoton, karena tidak ada nya
pekerjaan yang menantang bagi pekerja. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena
tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan
yang menghambat produktivitas kerja.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU telah berdiri sejak tahun 1961 yang bertempat di
Medan. Peneliti mengambil lokasi FEB USU untuk menjadi objek penelitian untuk mengukur
kepuasan para petugas kebersihan dan keamanan yang bekerja di lokasi tersebut terhadap
pekerjaan nya berdasarkan beban kerja dan kompensasi yang diterima. Permasalahan
mengenai kepuasan kerja juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara terhadap petugas kebersihan dan keamanan
yang bekerja di dalamnya. Berikut ini data mengenai jumlah petugas kebersihan dan
keamanan FEB USU ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1
Jumlah Petugas Kebersihan dan Keamanan FEB USU tahun 2022
1 Petugas Kebersihan 11
2 Petugas Keamanan 8
Total 19
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh beban kerja terhadap kepuasan tenaga kerja petugas
kebersihan dan petugas kebersihan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU?
2. Bagaimanakah pengaruh kompensasi terhadap kepuasan tenaga kerja petugas
kebersihan dan petugas kebersihan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja terhadap kepuasan tenaga kerja petugas
kebersihan dan petugas kebersihan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
2. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap terhadap kepuasan tenaga kerja
petugas kebersihan dan petugas kebersihan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
D. Manfaat
1. Dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
topik
2. Memperkaya kajian teoritis mahasiswa di bidang manajemen SDM
3. Menjadi bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan untuk
memperbaiki kondisi perusahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Kompensasi
Menurut (Hasibuan, 2010: 118), kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Sastrohardiwiryo dalam Sinambela
(2018) menyatakan bahwa kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan
oleh organisasi kepada para tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah memberikan
sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan organisasi guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Sutrisno (2009) menyatakan bahwa "Kompensasi merupakan salah satu
fungsi yang penting dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM). Karena kompensasi
merupakan salah satu aspek yang paling sensitif di dalam hubungan kerja". J long dalam
Sinambela (2018) menyatakan bahwa "Kompensasi adalah bagian dari sistem reward yang
hanya berkaitan dengan bagian ekonomi, tetapi sejak adanya keyakinan bahwa perilaku
individu dipengaruhi oleh sistem dalam spektrum yang lebih luas maka sistem kompensasi
tidak dapat terpisah dari keseluruhan sistem reward yang disediakan oleh organisasi".
Komponen-komponen kompensasi (Veithzal rivai, 2009:744).
a. Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai hasil timbal
balik dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang telah mendedikasikan tenaga
dan pikirannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
b. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan
berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang
diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat
berubah-ubah tergantung pada kontribusi DNA kinerja yang dihasilkan.
c. Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena
kinerjanya melebihi yang standar yang ditentukan. Insentif merupakan bentuk lain dari
upah langsung diluar upah dan gaji yang merupakan kompensasi tetap, yang biasa disebut
kompensasi berdasarkan kinerja.
Tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) menurut (Hasibuan, 2010: 121) antara lain yaitu:
a. Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan
dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan maksimal,
sedangkan pemberi kerja wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang
disepakati.
b. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa melalui pemberian kompensasi, karyawan akan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan
kerja dari pekerjaan nya.
c. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified
untuk perusahaan akan lebih mudah.
d. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.
e. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atau prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang
kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif kecil.
Hubungan kompensasi dan kepuasan kerja menurut William B. Werther dan Keith
Davis (Hasibuan, 2005) menyatakan bahwa kompensasi adalah apa yang seorang pekerja
terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya. Tujuan pemberian kompensasi
(balas jasa) antara lain adalah sebagai ikatan kerjasama, kepuasan kerja, pengadaan efektif,
motivasi, stabilitas karyawan, disiplin serta
pengaruh serikat buruh dan pemerintah (Hasibuan, 2005). Kepuasan kerja adalah sikap umum
terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang
diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima menurut Robbins
(Wibowo, 2013). Sedangkan Vecchio (Wibowo, 2013) menyatakan bahwa kepuasan kerja
sebagai pemikiran, perasaan dan kecenderungan tindakan seseorang yang merupakan sikap
seseorang terhadap pekerjaan. Teori tersebut sesuai dengan penelitian Agus Dwi Nugroho
dan Kunartinah (2012) yang menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja. Dan sebaliknya, apabila perusahaan memberikan
kompensasi yang rendah maka berpengaruh pada kepuasan kerja yang rendah pula
METODE PENELITIAN
3.1.1. Populasi
Populasi merupakan suatu wilayah yang terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai
karakteristik tertentu dan berkualitas yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
hasilnya akan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah petugas kebersihan dan petugas keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
sebanyak 19 orang, diantaranya sudah termasuk pimpinan kedua jenis pekerjaan tersebut.
3.1.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi, yaitu 18 orang yang terdiri dari 11
orang petugas kebersihan dan 8 orang petugas keamanan. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sensus atau sampling total. Dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti melakukan kuesioner tertutup dan diukur
dengan skala likert.
3.4. Hipotesis
Beban kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan (Dhania, 2010).
Mansoor et al (2011) menyatakan bahwa stress kerja dan beban kerja berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rehman et al (2012) juga
menyatakan beban kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan uraian
tersebut, hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut:
H1: Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
Nugroho (2012) menyatakan kompensasi, pengembangan karir dan motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Ristiana (2012) yang menyatakan kompensasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh
Sari (2009) juga menyatakan kepuasan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis penelitiannya
adalah sebagai berikut:
H2: Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
3.5. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas pernyataan yang dibuat berdasarkan masing-masing variabel, yaitu variabel beban
kerja, kompensasi dan kepuasan kerja karyawan. Umar (2008:143). Menyatakan untuk
menentukan penilaian responden pada setiap butir pertanyaan dapat ditentukan dengan
kriteria untuk menentukan apakah penilaian responden sangat tidak baik, baik, dan sangat
baik. kriteria itu sebagai berikut;
1-1,8 sangat tidak baik
1,81-2,60 tidak baik
2,61-3,40 kurang baik
3,41-4,20 baik
4,21-5,0 sangat baik.
Tabel 2
Indikator Penelitian
Variabel Indikator
Definisi operasional indikator kepuasan kerja didasarkan kepada Cellucci dan Devries (1978)
dalam Tsai (2008) sebagai berikut:
1. Perasaan yang dirasakan bawahan kepada pimpinan disebut sebagai kepuasan
terhadap supervisi
2. Perasaan yang dirasakan karyawan saat menjalin hubungan kerja dengan rekan kerja
disebut sebagai kepuasan terhadap rekan kerja
3. Penempatan yang tepat (the right man on the right place) adalah perasaan yang
dirasakan karyawan bahwa dia adalah orang yang tepat untuk bekerja di jabatannya
saat ini.
4. Kesempatan untuk maju (promosi) adalah diberikannya kesempatan kepada karyawan
untuk maju mengembangkan dirinya.
5. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri adalah perasaan yang dirasakan oleh
karyawan atas pekerjaan yang dibebankan kepada mereka
Definisi operasional indikator yang digunakan untuk mengukur beban kerja didasarkan
kepada Arika (2011) adalah sebagai berikut:
1. Tugas-tugas yang bersifat fisik (sikap kerja). Indikator ini diukur dari tanggapan
responden terhadap bagaimana semangat kerja yang dimiliki oleh karyawan
2. Tugas-tugas yang bersifat mental (tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi
pekerja dan sebagainya). Indikator ini diukur dari tanggapan responden terhadap
seberapa besar tanggung jawab yang dibebankan kepada karyawan.
3. Waktu kerja dan waktu istirahat karyawan. Indikator ini diukur dari tanggapan
responden terhadap waktu kerja dan istirahat yang diberikan perusahaan.
4. Kerja secara bergilir. Indikator ini diukur dari tanggapan responden terhadap jadwal
shift kerja yang diberikan karyawan.
5. Pelimpahan tugas dan wewenang. Indikator ini diukur dari tanggapan responden
terhadap wewenang dan tugas yang diberikan perusahaan.
6. Faktor somatis (kondisi kesehatan). Indikator ini diukur dari tanggapan responden
terhadap ada atau tidaknya jaminan kesehatan dari perusahaan.
7. Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan sebagainya). Indikator
ini diukur dari tanggapan responden terhadap motivasi yang diberikan oleh
perusahaan.
Hasil pengujian validitas indikator variabel beban kerja, kompensasi, dan kepuasan
kerja karyawan terlihat bahwa telah valid (keseluiruhan nilai pearson correlation > 0,456)
seperti pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4.
Hasil Uji Validitas
Tabel 5.
Hasil Uji Reabilitas
Hasil uji reliabilitas yang ditampilkan pada Tabel 5 menunjukkan seluruh instrumen
penelitian dikatakan reliabel dimana keseluruhan instrumen layak digunakan untuk
mengumpulkan data. Nilai keseluruhan Cronbach’s Alpha menunjukkan bahwa pengukuran
tersebut dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali
terhadap subyek yang sama pada waktu yang berbeda.
Teknik pengumpulan data melalui kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas pernyataan yang dibuat berdasarkan masing-masing variabel, yaitu variabel beban
kerja, kompensasi dan kepuasan kerja karyawan. Umar (2008:143). Menyatakan untuk
menentukan penilaian responden pada setiap butir pertanyaan dapat ditentukan dengan
kriteria untuk menentukan apakah penilaian responden sangat tidak baik, baik, dan sangat
baik. kriteria itu sebagai berikut;
1-1,8 sangat tidak baik
1,81-2,60 tidak baik
2,61-3,40 kurang baik
3,41-4,20 baik
4,21-5,0 sangat baik.
Variabel kepuasan dapat diukur dengan beberapa indikator seperti yang dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 6.
Penilaian Responden pada Variabel Kepuasan
Berdasarkan Tabel 7 total rata- rata skor untuk variabel beban kerja adalah 3,74 yang
berarti bahwa secara keseluruhan responden setuju terhadap item pernyataan pada variabel
beban kerja dan termasuk dalam kriteria baik. Indikator pertama dan ketujuh merupakan
indikator yang mempunyai nilai skor rata-rata tertinggi yaitu Beban kerja saya sudah sesuai
dengan job desk yang sudah ditetapkan dan perusahaan/instansi selalu memberikan motivasi
kepada saya dalam melakukan pekerjaan. Secara keseluruhan menunjukkan seluruh
responden setuju dengan indikator yang terdapat pada variabel beban kerja.
Variabel kompensasi dapat diukur dengan beberapa indikator seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8
Penilaian Responden pada Variabel Kompensasi
Berdasarkan Tabel 8 total rata- rata skor untuk variabel Kompensasi adalah 3,99 yang
berarti bahwa secara keseluruhan responden setuju terhadap item pernyataan pada variabel
Kompensasi dan termasuk dalam kriteria baik. Indikator pertama dan keempat merupakan
indikator yang mempunyai nilai skor rata-rata tertinggi yaitu Perusahaan/instansi sudah
memberikan gaji sesuai dengan tugas dan kebutuhan saya setiap bulan dan
Perusahaan/instansi selalu memberikan penghargaan kepada karyawan dengan kinerja yang
baik. Secara keseluruhan menunjukkan semua responden setuju dengan indikator yang
terdapat pada variabel Kompensasi.
Sebelum dilakuan analisis regresi dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu
dengan tujuan untuk menguji apakah model yang digunakan layak atau tidak. Uji asumsi
klasik dalam penelitian ini terdiri dari tiga pengujian, yaitu :
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam residual dari model regresi
yang dibuat berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang
memiliki distribusi residual normal atau mendekati normal. Untuk menguji distribusi data
normal atau tidak dapat dilakukan dengan Uji KolmogorovSmirnov caranya adalah dengan
membandingkan distribusi kumulatif relatif hasil observasi dengan distribusi kumulatif relatif
teoritisnya atau Fcr atau dengan membandingkan nilai asymp sig dengan 0,05.
Syaratnya adalah jika nilai asymp sig ≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data
berdistribusi normal (Ardana,dkk, 2009:89). Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9.
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 19
Kolmogorov-Smirnov Z 0.167
Asymp.Sig. (2-tailed) 0.172
Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig sebesar 0,926 > α = 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Cara yang dapat dilakukan untuk mendetekssi ada atau
tidaknya korelasi antar sesama variabel bebas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai
variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 0,10 (di bawah 10 persen) atau
VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas (Ardana,dkk, 2009:94).
Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10.
Hasil Uji Multikolinearitas
No Variabel Nilai Tolerance Nilai VIF
1 Beban Kerja 0,656 1.525
2 Kompensasi 0,656 1.525
Hasil uji multikolinearitas pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel
bebas berada di atas 0,10 (10 Persen) dan nilai VIF berada di bawah 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model tidak terdapat gejala multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi
yang baik adalah yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians
yang homogen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan uji Glejser (Ardana,dkk, 2009:94). Hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
No Variabel Sig Keterangan
1 Beban Kerja 0,349 Bebas heteroskedastisitas.
2 Kompensasi 0,453 Bebas heteroskedastisitas.
Dalam Tabel 11 memperlihatkan tingkat signifikansi tiap variabel bebas di atas 0,05
sehingga dapat disimpulkan model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Uji F bertujuan
untuk mengetahui kelayakan model regresi linerar berganda sebagai alat analisis. Hasil
analisis uji kelayakan model dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut.
Tabel 12 .
Hasil Analisis Uji Kelayakan Model
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 30.858 2 15.429 32.641 .000b
Residual 7.583 16 .473
Total 38.421 18
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 12, ditemukan bahwa secara simultan
variabel beban kerja dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikan F 0,000<0.05. Berpedoman dengan hal tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini fit dan dapat digunakan untuk memprediksi
pengaruh variabel beban kerja dan kompensasi terhadap kepuasan kerja.
Hal ini juga diperkuat dengan Nilai R square pada hasil regresi linear berganda di
Tabel 13 sebesar 0,803 menunjukkan bahwa 80 persen variabel beban kerja dan kompensasi
terhadap kepuasan kerja dan sisanya 20 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam model penelitian.
Tabel 13.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig. Collinearity
Coefficients ed Statistics
Coefficient
s
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 9.43 1.492 6.324 .000
8
Beban Kerja .508 .076 .919 6.708 .000 .656 1.52
5
Kompensasi -.028 .096 -.039 -.288 .777 .656 1.52
5
R Square 0,803
a. Dependent Variable: Kepuasan
Y=0.777+0,670(X1)-0,288(X2)+e
Tabel 13 juga menunjukkan bahwa secara parsial kedua variabel bebas tersebut
mempengaruhi variabel terikat. Variabel kompensasi berpengaruh negatif terhadap kepuasan
kerja. Nilai negatif pada koefisien regresi kompensasi menandakan bahwa kompensasi
memiliki pengaruh negatif pada kepuasan kerja. Variabel beban kerja berpengaruh positif
terhadap kepuasan kerja . Nilai positif pada koefisien regresi beban kerja menandakan bahwa
beban kerja memiliki pengaruh berbanding lurus pada kepuasan kerja.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa variabel beban kerja berpengaruh
siginifikan dan positif terhadap kepuasan kerja. Nilai positif pada koefisien regresi beban
kerja menandakan bahwa beban kerja memiliki pengaruh berbanding lurus pada kepuasan
kerja. Hal ini menandakan bahwa semakin sesuai beban kerja yang diberikan maka akan
mengakibatkan semakin tinggi kepuasan kerja petugas keamanan dan kebersihan. Variabel
kompensasi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kepuasan kerja. Nilai negatif pada
koefisien regresi kompensasi menandakan bahwa kompensasi memiliki pengaruh negatif
pada kepuasan kerja.
5.2 SARAN
Pihak manajemen institusi sebaiknya memperhatikan pemberian kompensasi berupa
gaji kepada karyawan sesuai dengan pekerjaan yang diberikan institusi dan memenuhi
standar pemberian gaji yang telah ditetapkan, nantinya akan memacu karyawan untuk
meningkatkan kepuasan kerja serta diharapkan mampu membuat karyawan merasa betah dan
loyal terhadap institusi tempat dia bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, Rifki. 2012. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan
Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Nindya Karya Persero. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Vol.3 h:83-97.
Andarias Pong Bija, dkk. 2021. EMPLOYEE ENGAGEMENT Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Budaya Kerja, dan Kepuasan Kerja. Penerbit Lakeisha: Jawa Tengah
Ardana, Komang.,Ni Wayan Mujiati ., I Wayan Mudiartha Utama. 2012. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta : PT. Graha Ilmu.
Davis, Keith; dan John W. Newstron. 1985. Prilaku Dalam Organisasi. Jakarta:Erlangga.
Dessler, Gary.2003. Human Resource Management Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall
Dewi, Putu Wirmaya Matalia. 2012. Pengaruh Kepemimpinan dan Hubungan Kerja Terhadap
Pengembangan Karir dan Kepuasan Kerja Pegawai. Jurnal Manajemen, Strategi
Bisnis dan Kewirausahaan, Vol.6(2): h:177-185
Surajiyo, dkk. 2020. Penelitian Sumber Daya Manusia, Pengertian, Teori Dan Aplikasi
(Menggunakan Ibm Spss 22 For Windows). Deepublish: Yogyakarta
Tri Niswati Utami, dkk. 2022. Manajemen Stress Kerja Suatu Pendekatan Integrasi Sains dan
Islam. Merdeka Kreasi Group: Medan
Winata, Edi. 2022. Manajemen Sumber Daya Manusia Kompensasi Dalam Kinerja
Karyawan. Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia: Lombok
Tengah