Kelompok 3
Semester 5
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Manajemen Kepemimpinan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang pembahasan
mengenai Pengaruh Konflik dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan bermanfaat dan informasi
baru kepada pembaca dan terutama kelompok penulis sendiri akan Pengaruh Konflik dan
Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ermini, S.H.,M.M selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Kepemimpinan, dan rekan-rekan yang telah
berperan serta dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini,
kami sangat berterimakasih.
Kelompok 3,
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... II
DAFTAR ISI ................................................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
D. Manfaat................................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Manajemen Sumber Daya Manusia.......................................................................... 3
B. Konflik...................................................................................................................... 4
C.Stres Kerja.................................................................................................................. 10
D. Kinerja Karyawan..................................................................................................... 12
E. Penilaian Kinerja....................................................................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan.............................................................................................................. 15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................... 19
B. Saran......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan dan tepat waktu untuk
mencapai tujuan organisasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas, maka rumusan
masalah yaitu pengaruh konflik dan stres kerja terhadap kinerja karyawan.
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh :
1. Konflik dan stres kerja terhadap kinerja karyawan .
2. Konflik terhadap kinerja karyawan.
3. Stres kerja terhadap kinerja karyawan.
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, maka kegunaan atau manfaat dari makalah ini adalah :
a. Bagi penulis
Yaitu untuk menambah wawasan dan untuk dapat mengetahui seberapa besar
pengaruh konflik kerja terhadap kinerja karyawan pada suatu perusahaan serta
faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi konflik kerja terhadap kinerja
karyawan.
b. Bagi pihak lain
Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan informasi
serta pengetahuan mengenai pengaruh konflik terhadap kinerja karyawan.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Hasibuan (2014: 10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Hal-hal pokok dalam MSDM ini adalah perencanaan (human resources planning),
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian karyawan.
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari
manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi, pemasaran,
keuangan, maupun kepegawaian. Karena SDM dianggap semakin penting perannya
dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian
dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut manajemen
sumber daya manusia.
Menurut Schuler, et, al, mengartikan manajemen sumber daya manusia merupakan
pengakuan tentang pentngnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang
sangat penting dalam memberi komtribusi bagi tujuantujuan organisasi, dan
menggunakan beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa SDM Tersebut di
gunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.
3
B. Konflik
Menurut T. Hani
Handokosecararingkaspenyebabkonflikdapatdijelaskansebagaiberikut
4
c. Pribadi, ketidaksesuaiantujuanataunilai-nilai social
pribadikaryawandenganperilaku yang diperankanpadajabatanmereka,
danperbedaannilai-nilaipersesi.p
Menurut HusainiUsmanpenyebabkonfliksecarakhususadalahsebagaiberikut :
a. Konflikdirisendiridenganseseorangdapatterjadi Karenaperbedaanperanan
(atasandenganbawahan), kepribadian, dankebutuhan(konflik vertical)
b. Konflikdirisendiridengankelomopokdapatterjadikarnaindividu
tersebutmendapattekanandarikelompoknya, atauindividu yang
bersangkutantelahmelanggarnorma-
normakelompoksehinggadimusuhiataudikucilkanolehkelompknya.
c. Kelompokdengankelompokdalamsebuahorgnaisasidapatterjadikarenamabisisalah
satuataukeduakelompokuntuklebihberkuasa, adakelompok yang menindas,
adakelompok yang melanggarnorma-
normabudayakelompoklainnnya,ketidakadilankempoklainnya,dankeserakahankel
ompoklainnya(konflikprimoldial).
d. Konflikanatarorganisasi kerjadidapatkarenaperebutankekuasaan,
baikekonomimaupunpolitik (konflik horizontal dankonflikelitproduk).
1) Sumber Konflik
5
yang tidak di pahami. Struktur organisasi dapat menyebabkan konflik ketika
sebagian anggota merasa tidak cocok untuk berada di suatu bagian dalam
organisasi, atau juga bias berupa adanya upaya untuk meraih satu posisi
tertentu, maupun berbagai hal lainnya yang terkait dengan posisi atau bagian
yang ada dalam organisasi.
c. Faktor Personal (personal factors), dapat menjadi sumber konflik dalam
organisasi ketika individu-individu dalam organisasi tidak dapat saling
memahami satu sama lain, sehingga terjadi berbagai persoalan yang dapat
mendorong terciptanya konflikantarindividu, baik didalam satu bagian tertentu
maupun antarbagian tertentu dalam organisasi.
d. Faktor Lingkungan (environmental faktor), dapat menjadi sumber konflik
ketika lingkungan dimana setiap individu bekerja tidak mendukung
terwujudnya suasana kerja yang kondusif bagi efektivitas pekerjaan yang
dilakukan oleh setiap orang maupun setiap kelompok kerja. Lingkungan yang
kurang ventilasi, panas, hingga penataan antar bagian yang tidak sesuai dengan
keinginan para pekerja dapat menjadi contoh faktor lingkungan yang bisa
memicu terjadinya konflik. Termasuk ke dalam faktor ini adalah ketersediaan
fasilitas fisik bagi para anggota. Anggota yang memperoleh fasilitas yang lebih
baikdibandingkan dengan yang lain, padahal berada pada tingkatan manajemen
yang sama, akan menjadi salah satu sumber terjadinya konflik.
Menurut Melayu S.P Hasibuan hal yang menyebabkan persaingan dan konflik,
antara lain :
6
d. Perbedaan Pendapat, akan menimbulkan persaingan atau konflik. Karena
setiap orang atau kelompok terlalu mempertahankan bahwa pendapatnya
itulah yang paling tepat.
e. Salah Paham, salah paham sering terjadi di antara individu karyawan atau
kelompok.
f. Perasaan Dirugikan, perasaan dirugikan karena perbuatan orang lain akan
menimbulkan persaingan atau konflik. Setiap orang tidak dapat menerima
kerugian dari perbuatan orang lain. Oleh karena itu, perbuatan yang merugikan
orang lain hendaknya dicegah supaya tidak timbul konflik di antara
sesamanya. Jika terjadi konflik pasti akan merugikan kedua belah pihak,
bahkan akan merusak kerja sama.
g. Perasaan Sensitif, perasaan sensitif atau mudah tersinggung akan
menimbulkan konflik. Perilaku atau sikap seseorang dapat menyinggung
perasaan orang lain yang dapat menimbulkan konflik atau perselisihan, bahkan
dapat menimbulkan perkelahian di antara karyawan. Konflik terjadi karena
harga dirinya tersinggung walaupun menurut orang lain tidak ada maksud
jelek. Akan tetapi karena perasaan sensitif seseorang hal itu dianggap
menghina.
a. Komunikasi, salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit
dimengerti, atau informasi yang menduadan tidak lengkap, serta gaya individu
manajer yang tidak konsisten.
b. Struktur, pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-
kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk
memperebutkan sumber daya-sumber daya yang terbatas, atau saling
ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai
tujuan mereka.
7
c. Pribadi, ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai social pribadi karyawan dengan
perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai
atau persepsi.
Menurut Husaini Usman penyebab konflik secara khusus adalah sebagai berikut :
a. Konflik dengan diri sendiri dapat terjadi karena adanya tindakan yang
bertentangan dengan hati nuraninya, ketidakpastian mengenai kebutuhan yang
harus dipenuhi, konflik peranan, konflik kepribadian, dan konflik tugas di luar
kemampuannya.
b. Konflik diri sendiri dengan seseorang dapat terjadi karena perbedaan peranan
(atasan dengan bawahan), kepribadian, dan kebutuhan (konflik vertikal).
c. Konflik diri sendiri dengan kelompok dapat terjadi karena indivi tersebut
mendapat tekanan dari kelompoknya, atau individu bersangkutan telah melanggar
norma-norma kelompok sehingga dimusuhi atau dikucilkan oleh kelompoknya.
Berubahnya visi, misi, tujuan, sasaran, policy, strategi, dan aksi individu tersebut
dengan visi, misi, tujuan, sasaran, policy, strategi, dan aksi organisasi.
d. Kelompok dengan kelompok dalam sebuah organisasi dapat terjadi karena mabisi
salah satu atau kedua kelompok untuk lebih berkuasa, ada kelompok yang
menindas, ada kelompok yang melanggar norma-norma budaya kelompok
lainnya, ketidakadilan kelompok lainnya, dan keserakahan kelompok lainnya
(konflik primoldial).
e. Konflik antarorganisasi terjadi dapat karena perebutan kekuasaan, baik ekonomi
maupun politik (konflik horizontal dan konflik elite produk).
2) Jenis Konflik
8
b. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.
Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar peranan (seperti antara manajer
dengan bawahan).
Berbeda dengan Winardi yang menyatakan bahwa konflik secara inheren tidak
bersifat fungsional maupun infungsional. Ia hanya memiliki potensial untuk memperbaiki
atau menghalangi hasil pekerjaan organisasi, hal mana tergantung pada bagaimana kiranya
konflik tersebut dikelola. Perlu diingat bahwa apabilakonflik dapat dikelola dengan baik,
mereka akan bermanfaat dalam hal memajukan kreativitas dan inovasi dalam
meningkatkan kinerja seorang karyawan.
3) Macam Konflik
4) Indikator Konflik
1) Kesalahan komunikasi
2) Perbedaan tujuan
3) Perbedaan dalam penilaian atau persepsi
4) Interdependensi aktivitas kerja
5) Kesalahan dalam afeksi
1) Kesalahan komunikasi
2) Perbedaan tujuan
3) Perbedaan dalam penilaian atau persepsi
4) Interdependensi aktivitas kerja
5) Kesalahan dalam afeksi
C. Stres Kerja
10
Wirawan (2012:13) stres merupakan reaksi yang tidak diharapkan muncul sebagai
akibat tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang.
Stres adalah reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang di berikan padanya. Stres
mempengaruhi setiap individu dengan cara yang berbeda sehingga kondidinya sangat
bergantung pada individu.
Stres merupakan ketegangan yag berpengaruh terhadao emosi, jalan pikiran dan
kondisi fisik seseorang. Stres yang di atasi dengan baik biasanya berakibat pada
ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkunganya, baik dalam
arti pekerjaan maupun diluarnya. Aartinya karyawan yang bersangkutan akan
menghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi
kerjanya.
Menurut Heilriegel & Slocum mengatakan bahwa stres kerja dapat disebabakan oleh
empat faktor utama, yaitu konflik, ketidakpastian, tekanan dari tugas serta hubungan
dengan pihak manajemen. Stres kerja yang dapat meningkatkan motivasi karyawan
dianggap sebagai stres yang posiif (eustress). Sebaliknya, “stressor” yang dapar disebut
sebagai stres negatif (distress).
11
Sementara menurut McGee, Goodson, & Cashman mendapati bahwa beberapa faktor
yang menyebabkan pegawai mengalami stres kerja tetapi masih merasa puas terhadap
pekerjaanya. Hal ini di antaranya disebabkan oleh tugas yang mereka kerjakan penuh
dengan tantangan dan menyenagkan hati mereka. Selain itu terjadi komunikasi yang
effektif diantara para anggora dalam organisasi tersebut. Mereka menunjukkan bahwa ada
kejasama kondusif antara atasan dan karyawan. Selain itu keryawan memandang para
manajemen memberi keleluasaan yang besat terhadap diri mereka. Selanjutnya McGee et
al juga menemukan bahwa faktor internal individu, yaitu kepribadian dan sifat yang
dimiliki individu dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan stress kerja karyawan.
Menurut Caplan et al. di dalam Beehr & Newman, mengatakan bahwa stres kerja
mengacu poada semua karakteristik pekerjaan yag mungkin memberi ancaman kepada
individu tersebut. Dua jenis stres jerja mungkn mengancam individu, yaitu baik berupa
tuntutan di mana individu mungkin tidak bisa berusaha mencapai kebutuhannya maupun
persediaan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan individu tersebut.
D. Kinerja Karyawan
Mangkunegara (2012:9) Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja berasal dari
taka-kata job performance dan di sebut juga actual performance atau prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang telah di capai oleh seseorang karyawan.
12
c. Tanggung jawab dan kerja sama, bagaimana seseorng bisa bekerja dengan baik
walaupun dalam dengan ada dan tidaknya pengawasan.
Aspek-aspek diatas sejalan dengan. Prabu Mangunegara (2010: 67) bahwa kinerja
karyawan adalah hasil kerja secar kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan
kepadanya. Edy sutrisno (2010: 170-172) dalam bukunya mengutip beberapa pengertian
dari beberpa ahli, antara lain:
Edy Sutrisno (2010: 172) menyimpulkan kinerja sebagai hasil kerja karyawan dilihat
dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencai tujuan yang
sudah di tetapkan oleh organisasi. Dari berbagai uraian diatas dapat di tegaskan bahwa
kinerja karyawan adalah, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh
karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai
oleh seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya 1. Faktor-Faktor Kinerja Kinerja seseorang di
pengaruhi oleh beberapa faktor, berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
menurut beberapa ahli: Kinerja seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor yang dapat di
golongkan pada 3 (tiga) kelompok yaitu kompensasi individu orang yang bersangkutan,
dukungan organisasi, dan dukungan manejemen. Simanjuntak, (2011: 11)
13
E. PenilaianKinerja
Seorangkaryawandikatakanberhasilmelaksanakanpekerjaaannyaataumemelikikinerjab
aik,apabilahasilkerja yang diperolehlebihtinggidaristandarkinerja.
Untukmengetahuihalituperludilakukanpenilaiankinerjasetiapkaryawandalamperusahaan.P
enilaiankinerjamerupakan proses yang
dilakukanorganisasiuntukmengevaluasiataumenilaikeberhasilankaryawandalammelaksana
kantugasnya.
Untukmemudahkanpenilaiankinerjakaryawan,
staandarpekerjaanharusdapatdiukurdandipahamisecarajelas.Suatupekerjaandapatdiukurme
laluikualitas.Kualitas, waktu, kehadiran, dankemampuanbekerjasama yang
dituntutsuatupekerjaantertentu.
a. Jumlahpekerjaan (kuantitas)
Dimensiinimnunjukanjumlahpekerjaan yang
dihasilkanindividuatausekelompoksebagaipersyaratan yang menjadistandarpekerjaan.
b. Kualitaspekerjaan
Setiapkaryawandalamperusahaanharusmemenuhipersyaratantertentuuntukdapatmengh
asilkanwaktutertentu.
c. Waktu
Setiappekerjaanmemilikikarakteristik yang
berbeda,untukjenispekerjaantertentuharusdiselesaikantepatwaktu,
karnamemilikiketergantunganataspekerjaanlainnya.
d. Kehadiran
Suatujenispekerjaantertentumenuntutkehadirankaryawandalammengerjakannyasesuai
waktu yang ditentukannnya
e. Kemampuanbekerjasama
Tidaksemuapekerjaandapatdiselesaikanolehsatukaryawansaja.
14
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini kami mengambil 3 sample penelitian pengaruh stres dan konflik kerja
terhadap kinerja karyawan bank. Bank yang kami pilih yaitu Mandiri Syariah Palembang,
BNI Syariah Palembang dan BRI Manado Sarapung.
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan pada Bank Mandiri Syariah Palembang,
BNI Syariah Palembang dan BRI Manado Sarapung, didapatkan hasil :
15
2. Perbedaan tujuan, ini bisa terjadi antara atasan dengan marketing, sesama
karyawan yang mempunyai jabatan yang sama dan target yang sama
menyetujui dengan target yang telah disepakati antar sesama marketing tetapi
atasan tidak menyetujuinya, hal ini dapat menyebabkan konflik.
3. Perbedaan dalam penilaian atau persepsi, biasanya terjadi antara marketing
dengan team analisis, marketing meyakinkan bahwa nasabah yang melakukan
pembiayaan mampu membayar pembiayaan yang telah disepakati, akan tetapi
tidak halnya dengan team analisis yang tidak yakindengan keputusan
marketing tersebut. Perbedaan penilaian tersebut dapat menyebabkan
terjadinya konflik dalam pekerjaan.
4. Fasilitas, misalnya marketing operation yang tidak merawat dengan baik
fasilitas yang ada contonya motor yang sering digunakan marketing operation
tidak digunakan secara bergantian.
1. Eustress (stres positif) adalah stres kerja yang dapat meningkatkan motivasi
karyawan karena mereka puas dengan pekerjaannya yang mereka kerjakan
dengan tantangan dan menyanangkan hati mereka. Seperti karyawan BNI
Syariah Palembang bagian Pembiayaan Konsumtif yang diberi target dari
perusahaan 2 milyar perbulan yang ditargetkan untuk mereka capai. Jika target
tercapai mereka akan mendapatkan bonus, sebaliknya jika tidak tercapai maka
pihak perusahaan akan memberikan evaluasi atau penilaian.
16
2. Distress (stres negatif) adalah stres yang dapat mengakibatkan hancurnya
produktivitas kerja karyawan. Karena mereka merasa tertekan dengan beban
kerja yang diberikan perusahaan. Orang yang stres biasanya menunjukkan
adanya perubahan , baik secara fisiologis, psikologis mapun sikap. Perubahan
fisiologis ditandai oleh adanya gejala-gejala seperti merasa letih/lelah,
kehabisan tenaga, pusing, gangguan pencernaan, sedangkan perubahan
psikologis ditandai oleh adanya kecemasan berlarut-larut, sulit tidur, napas
tersengal-sengal, dan berikutnya perubahan sikap seperti keras kepala, mudah
marah, dan tidak puas terhadap apa yang dicapai.
17
Selanjutnya, pada hasil pengujian kinerja karyawan, didapatkan bahwa secara
simultan konflik, dan stres kerja berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja
karyawan BRI Manado Sarapung. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya
terhadap kinerja karyawan ditentukan oleh seberapa besar pemahaman karyawan
tentang gejala yang mempunyai potensi menimbulkan konflik kerja dan stress kerja.
Semakin besar pemahaman mereka tentunya akan meminimalisasikan atau
menghindarkan mereka dari terjadinya konflik dan stres kerja sehingga kinerja mereka
akan meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya (Giovanni, Kojo, dan
Lengkong (2015) yang menjelaskan bahwa konflik kerja dan stres kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Dari hasil 3 sample penelitian pengaruh stres dan konflik kerja terhadap kinerja
karyawan pad bank Mandiri Syariah Palembang, BNI Syariah Palembang dan BRI
Manado Sarapung. Dapat kita ketahui bahwa, Pengaruh Konflik dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan berpengaruh positif dan signifikan. Dengan kata lain,
kondisi ini menggambarkan bahwa semakin bagus pemahaman karyawan akan gejala
yang dapat menimbulkan konflik dan stres kerja , tentunya mereka akan menghindari
pertentangan yang bisa terjadi antara dua pihak atau lebih, sehingga kinerja mereka
akan dapat tingkatkan.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk memudahkan penilaian kinerja karyawan, standar pekerjaan harus dapat diukur
dan dipahami secara jelas.
19
1. Kesalahan Komunikasi, bisa terjadi antara sesama marketing misalnya salah satu
consumer yang salah dalam menyampaikan informasi sehingga kegiatan pekerjaan
menjadi terhambat.
2. Perbedaan tujuan, ini bisa terjadi antara atasan dengan marketing, sesama karyawan
yang mempunyai jabatan yang sama dan target yang sama menyetujui dengan target
yang telahdisepakatiantarsesama marketing tetapiatasantidakmenyetujuinya,
halinidapatmenyebabkankonflik.
3. Perbedaandalampenilaianataupersepsi, biasanyaterjadiantara marketing dengan team
analisis, marketing meyakinkanbahwanasabah yang
melakukanpembiayaanmampumembayarpembiayaan yang telahdisepakati,
akantetapitIdakhalnyadengan team analisis yang tidakyakindengankeputusan
marketing tersebut.
Perbedaanpenilaiantersebutdapatmenyebabkanterjadinyakonflikdalampekerjaan.
4. Fasilitas, misalnya marketing operation yang tidakmerawatdenganbaikfasilitas yang
adacontonya motor yang seringdigunakan marketing operation
tidakdigunakansecarabergantian.
B. Saran
20
1. Konflik dan stress kerjaadalahduabentukmetode yang
membuatkaryawanmerasalelahdalambekerja.Makadiharapkanbagipimpinanataumanaj
emenperusahaanagar dapatmemperhatikankaryawan yang
memilikikonflikpribadiantarkaryawanatauterlihatberbebanberatsaatbekerjadiberikanpe
ngertian juga mengevaluasikaryawan dan
meberikanmotivasidalamupayameningkatkan Kinerja karyawan.
2. Perlubagipimpinancabanguntukmelakukanpendekatan yang
berbedadalamhalmemberikanarahankepadasetiapkaryawan agar
tidakterjadinyakonflik agar supayakinerjakaryawanlebihditingkatkan.
3. Streskerja yang berlebihanbernilainegativedalampenelitianini. Dan lebihmendominasi
pada tekanan yang di berikansesamerekankerja.
Diharapkanmanajemenperusahaanuntukmengevaluasilagihal-halnegativeapasaja yang
terjadidalamperusahaanmaupun yang terjadi pada
karyawansehinggatidakmembuatkinerjakaryawanmenurun.
4. Pada penelitiselanjutnya, kiranyadapatmenambahkanvariabel – variabel lain
lagiuntukdijadikanbahanpenelitianpada perusahaan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, Riska. (2016). Pengaruh Konflik dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Bank BNI Syariah Palembang. Palembang: diakses pada 24 Oktober 2020 dari
Google Scholar
Piana, Henda Dwi. (2017). Pengaruh Konflik dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Bank Mandiri Syariah Palembang. Palembang: diakses pada 24 Oktober 2020 dari
Google Scholar
Worang,Lanny. (2017). Pengaruh Konflik dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bank
BRI Manado Sarupung. Manado: diakses pada 24 Oktober 2020 dari Google Scholar
husin : 012 k 1
22