4. Manfaat penelitian
1. Bagi pihak akademis : Diharapkan hasil penelitian menjadi
konkrit.
Mempelajari dan memperkaya materi dan aplikasi pembelajaran
Ilmu dalam bidang manajemen, khususnya ilmu dalam bidang
manajemen
Manajemen Sumber Daya Manusia.
2. Bagi peneliti : Penelitian ini memperluas pengetahuan dan
Memahami manajemen sumber daya manusia yang sebenarnya
terutama mengenai stres kerja dan kinerja karyawan.
3. Bagi pihak lain : Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipublikasikan di dunia.
Juga referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya
Pertimbangan bagi perusahaan yang menghadapi masalah serupa
5. Sistematika penulisan
Untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan tentang hal-hal yang
akan
diuraikan dalam proposal ini, maka dikemukakan sistematika
penulisan:
A. IDENTITAS MAHASISWA
B. JUDUL
C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Hasil Peneltian
5. Sistematika Penulisan
D. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
1. Tinjauan Pustaka
2. Kerangka Pikir
3. Hipotesis
E. METODE PENELITIAN
1. Variabel dan Desain Penelitian
2. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
3. Populasi dan Sampel
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Rancangan Analisis Data
F. JADWAL PENELITIAN
G. DAFTAR PUSTAKA
H. LEMBAR PENGESAHAN
D. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
1. Tinjauan Pustaka
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu
cabang ilmu pengetahuan
Manajemen yang menekankan pada pengelolaan sumber daya
manusia. Karena
Sumber daya manusia dianggap penting untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Setiap perusahaan kemudian membangun sistem untuk mengelola
sumber daya secara sistematis.
Kewenangan ini disebut Sumber Daya Manusia.
Menurut Lilis
(2012) manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu yang
mengelola
sumber daya organisasi, terutama manusianya (peranan, fungsi, tugas
dan
tanggung jawab) untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia sering juga disebut dengan pegawai,
pegawai, karyawan, dan lain-lain.
pekerja, tenaga kerja, staf. perusahaan mempunyai karyawan
Perannya sangat penting dan tidak bisa digantikan oleh teknologi.
setiap
Karyawan juga mempunyai keterampilan dan kemampuan yang
berbeda-beda
Salah satu karyawan dan yang lainnya mungkin tidak memiliki
keterampilan yang sesuai
Perbedaan ini sama saja karena merupakan anugerah dari Sang
Pencipta
agar seluruh pegawai menyelesaikan tugas dan beban kerjanya;
Mungkin tidak.
a. Kinerja Karyawan
1) Definisi Kinerja Karyawan
Menurut Priyono (2010) prestasi kerja merupakan taraf
kesuksesan yang
dicapai oleh tenaga kerja baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif sesuai
dengan kriteria dan ukuran yang ditetapkan untuk pekerjaan itu
sendiri. Perilaku anggota organisasi baik secara individu maupun
kelompok memberikan kekuatan
atas kinerja organisasi sebab motivasinya akan mempengaruhi
pada kinerja
organisasi (Brahmasari & Suprayetno, 2008).
Menurut Kurniawati (2018) kinerja merupakan kualitas
dan kuantitas dari
sebuah hasil (output) individu maupun kelompok dalam suatu
aktivitas tertentu
yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang
diperoleh dari
proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Jadi
kesimpulannya kinerja
adalah melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu yang
ditetapkan sebelumnya.
4) Indikator Kinerja
Mengetahui kualitas kinerja karyawan
Perusahaan perlu mengukurnya, dan untuk mengukurnya
diperlukan indikator-indikator yang juga berhubungan dengan
kinerja karyawan. Ada banyak pendapat
menjelaskan indikator kinerja pegawai.Indikator kinerja adalah
ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu
sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Keputusan Kepala BPKP tahun 2017 Perka Nomor 01 Tahun
2017 (Badan Kepegawaian Negara,
2011). Keberhasilan pencapaian tujuan diindikasikan oleh 2
indikator kinerja,
yaitu:
a. Persentase rata-rata capaian kinerja utama masing-masing
unit
b. Persentase rata-rata tingkat efisiensi penggunaan dana
Sementara menurut Abdullah (2014) Indikator kinerja adalah
alat ukur
yang dipergunakan untuk menentukan derajat keberhasilan
suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya. Indikator kinerja (Performance Indicator)
sering disamakan
dengan ukuran kinerja (Performance Measure), namun
sebenarnya berbeda
meskipun sama-sama digunakan dalam pengukuran kinerja.
Pada indikator kinerja
(Performance Indicator) mengacu pada penilaian kinerja secara
tidak langsung,
yaitu hal-hal yang bersifat hanya merupakan indikasi saja,
sehingga bentuknya
cenderung kualitatif saja. Sedangkan ukuran kinerja
(Performance Measure)
adalah kriteria yang mengacu pada penilaian kinerja secara
langsung sehingga
lebih bersifat kuantitatif atau dapat dihitung.
Adapun indikator dari kinerja karyawan menurut Moeheriono
(2012)
dalam Abdullah (2014) adalah sebagai berikut:
a. Efektif, indikator ini mengukur derajat kesesuaian yang
dihasilkan dalam
mencapai sesuatu yang diinginkan.
b. Efisien, indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses
menghasilkan
output dengan menggunakan biaya serendah mungkin.
c. Kualitas, indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara
kualitas produk
atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan
konsumen
b. Stres kerja
1 . Defenisi stres kerja
Menurut Susil (2012) Stres merupakan kondisi dimana seorang
mengalami
gangguan mental akibat dari adanya tekanan yang kuat, tekanan
muncul akibat
adanya keinginan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi. Di dalam
perusahaan stres
pada karyawan harus sangat diperhatikan, jika karyawan sering absen,
sering
terlambat maupun sering melanggar berbagai ketentuan yang telah
ditetapkan oleh
perusahaan ada kemungkinan bahwa karyawan yang bersangkutan
mengalami
gangguan pikiran baik ringan maupun berat.
Banyaknya tugas atau pekerjaan yang dialami serta besarnya
tanggung
jawab yang diberikan kepda karyawan bisa membuat karyawan
tersebut rentang
terhadap timbulnya stres. Stres yang timbul dan berlansung secara
terus-menerus
berpotensi menimbulkan kecemasan. Menurut Mangkunegara (2008)
dalam
Ellyzar, Yunuz & Amri (2017) “stres merupakan suatu perasaan
tertekan yang
dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan”. Stres kerja ini
tampak dari
sindrom antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka
menyendiri,
sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang,
gugup,
tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan penceranaan.
c. Penelitian Terdahulu
Adapaun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam
penelitian ini
adalah sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh:
Penelitian yang dilakukan oleh Tampi, Pio, & Tampi (2017) yang
berjudul
“Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank
Rakyat Dana
Raya Manado”, Menyatakan bahwa struktur dan iklim organisasi,
hubungan
dalam pekerjaan, dan beban kerja merupakan sumber stress pada PT.
Bank Rakyat
Dana Raya Manado.
Dalam penelitian Massie, Areros, & Rumawas (2018) yang berjudul
“Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor
Pengelola It
Center Manado”, menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif
dan
signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pengelola IT Center
Manado,
hal ini menjelaskan bahwa jika stres kerja meningkat maka akan
mengurangi potensi kinerja karyawan dan jika sebaliknya stres kerja
menurun maka akan
meningkatkan potensi kinerja karyawan.
Dalam penelitian Aslihah (2015) yang berjudul “Pengaruh Stres Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan di Koperasi Syari’ah Binama Semarang”,
menjelaskan bahwa stres kerja individu dan stres kerja oraganisasi
memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa karyawan di Koperasi Syari’ah Binama Semarang
cenderung
mengalami stres kerja individu dan stres kerja organisasi. Koperasi
Syari’ah
Binama Semarang perlu memperhatikan, serta menjaga stabilitas
stres kerja yang
disebabkan oleh faktor stres individu dan faktor stres organisasi,
seperti faktor
fisik, faktor pekerjaan, faktor sosial dan faktor organisasinya. Agar
kinerja
karyawan dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Penelitian yang dilakukan Gunawan (2018) tentang “Pengaruh Stres
Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan (Kasus pada PT. Semen Bosowa Maros)”.
Hasil
penelitian ini mengatakan stres kerja berpengaruh nyata terhadap
kinerja
karyawan pada karyawan PT. Semen Bosowa Maros. Perusahaan
perlu
memperhatikan serta menjaga stabilitas kerja bagi karyawan
sehingga stres kerja
dapat dikurangi
2. Kerangka Pikir
Mengingat pentingnya sumber daya manusia, maka setiap perusahaan
harus melakukan hal ini Lihatlah tingkat kinerja karyawan Anda. di
dalam Kinerja tinggi diperlukan untuk pertumbuhan perusahaan
Kualitas dan kualitas produktivitas. Kinerja adalah hasil kualitatif dan
kuantitatif dari kerja yang dilakukan karyawan untuk menyelesaikan
tugasnya. sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. Jadi satu per
satu Jika kinerja karyawan membaik maka perusahaan juga harus
memberikan perhatian Tentang stres kerja karyawan. Karena stres
bekerja di suatu perusahaan Hal ini mempunyai dampak yang
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Stres kerja karyawan mempengaruhi tingkat kinerja. Karyawan
merasa stres ketika beban kerjanya berat; Hal ini menimbulkan stres
dan mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini dapat memberikan
dampak dan dampak yang sangat besar bagi karyawan dari aspek
psikologis Beberapa orang tidak fokus pada apa yang mereka lakukan.
Kondisi ini menuntut karyawan untuk menyediakan energi lebih banyak
Tidak semua karyawan lebih baik dari biasanya dalam menyelesaikan
tugas Memiliki tingkat ketahanan yang sama terhadap stres kerja, tapi itu
saja Terserah setiap orang untuk memutuskan pekerjaan mana yang
akan mereka ambil. Baik atau tidaknya berakhir tergantung reaksi
seseorang Stres yang dia rasakan akibat pekerjaan. Hal ini membebani
karyawan, dan Tidak berfungsi secara maksimal untuk mencapai kinerja
pegawai yang tinggi .
Sebaliknya, apabila karyawan tidak mengalami stres kerja, maka ini
akan
mempengaruhi kinerja karyawan misalnya dalam ketepatan waktu
karyawan
menyelesaikan pekerjaannya. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh
antara
stres kerja terhadap kinerja karyawan.
3. Hipotesi
Dalam proposal ini, hipotesis dikemukakan dengan tujuan untuk
mengarahkan serta memberi pedoman bagi penelitian. Apabila ternyata
hipotesis
tidak terbukti dan berarti salah, maka masalah dapat dipecahkan dengan
kebenaran yang ditentukan dari keputusan yang berhasil dijalankan selama
ini.
Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
H = Stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan