“FUNGSI PERSONALIA”
Dosen Pengampu : Drs. I Made Dana, M.M.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 12
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
serta karunianya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Fungsi Personalia” dari awal
penyusunan hingga selesai.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Bapak Dosen Drs. I Made Dana, M.M. dan teman-teman sekalian yang telah
mempercayai kami untuk dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman
pembaca sekalian, guna memperbaiki makalah ini, untuk menjadi makalah yang lebih baik lagi,
karena kami sadar makalah ini tidaklah sempurna dn memiliki kekurangan. Sekian yang kami
dapat sampaikan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada teman-teman semua,
kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan di hati bapak dan teman-teman sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
BAB I ......................................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
BAB III.................................................................................................................................... 15
PEMBAHASAN
Untuk mencapai produktivitas tenaga kerja yang sesuai dengan yang diinginkan
suatu organisasi, maka harus didukung dengan kegiatan-kegiatan pada departemen
personalia dari organisasi tersebut. Secara umum, aktivitas dari manajemen personalia
adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan sumber daya manusia.
Tujuan perencanaan sumber daya manusia adalah untuk menciptakan
sinergi seluruh bidang dalam organisasi dengan kondisi sumber daya manusia
yang tersedia, sehingga aktivitas sumber daya manusia dalam organisasi
tersebut akan selalu konsisten sesuai arah dan tujuan organisasi.
Di dalam menyusun perencanaan sumber daya manusia, manajemen
perlu membuat analisis lingkungan dan penilaian organisasional. Analisis
lingkungan dimaksudkan agar manajemen dapat mengantisipasi adanya
perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi di waktu mendatang. Pada
umumnya, faktor-faktor yang menjadi penyebab adanya perubahan lingkungan
tersebut adalah kemajuan teknologi, peraturan pemerintah, ketidakstabilan
perekonomian, krisis produktivitas, peningkatan pendidikan karyawan dan
adanya redistribusi populasi.
Lingkungan yang dapat mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja dapat
dijelaskan seperti berikut (Henry Simamora, 1995: 6164) :
a) Lingkungan ekonomi. Lingkungan ini dapat mempengaruhi posisi keuangan
perusahaan dan mempengaruhi prioritas belanja, pembayaran pengeluaran, dan
prioritas risiko. Misalnya, krisis mata uang dan terjadinya tingkat inflasi yang
tinggi dapat menyebabkan bisnis lebih memperhatikan pengeluaran mereka.
Dalam situasi ini, perusahaan dapat mengurangi pelatihan, peningkatan
keamanan, dan bahkan pendanaan untuk gaji dan tunjangan pegawai.
b) Lingkungan sosial. Pemilik bisnis perlu memahami lingkungan sosial di
mana perusahaan bekerja. Dalam hal ini, kebiasaan, tren populasi, atau
subkultur dapat mempengaruhi aktivitas organisasi dan hubungan antara
pekerja dan manajemen.
c) Lingkungan teknologi. Dalam hal ini, teknologi mempengaruhi keterampilan
yang dibutuhkan pekerja dan peralatan kerja yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas. Sebagai contoh, industri perakitan sepeda motor dan
pesawat membutuhkan tenaga kerja dengan pengetahuan khusus di bidang ini,
untuk menggunakan pertimbangan yang akan mempengaruhi seleksi,
penarikan, dan pelatihan pekerja.
d) Lingkungan Hukum. Kemajuan di bidang hukum melindungi pekerja sesuai
dengan kewajiban dan haknya. Di bawah undang-undang saat ini, karyawan
ditempatkan pada posisi yang sama, tidak membuat perbedaan dari karyawan
tingkat bawah hingga manajer tingkat tinggi.
e) Lingkungan politik. Lingkungan ini mempengaruhi peraturan pemerintah
tentang bisnis, kesejahteraan dan ketenagakerjaan. Dalam hal ini, peraturan
pemerintah yang mewajibkan pelaku usaha untuk menyediakan asuransi tenaga
kerja, jaminan kesehatan, dan dana pension, akan memaksa mereka untuk
berusaha menyelenggarakannya
2. Analisis dan Desain Pekerjaan.
Analisis dan desain perusahaan disusun dengan maksud untuk meneliti
suatu pekerjaan, kondisi dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Suatu pekerjaan adalah terdiri dari sekumpulan tugas, penugasan, kewajiban
dan tanggung jawab. Analisis pekerjaan merupakan penentuan melalui
pengamatan, studi dan informasi yang berkaitan dengan sifat dari suatu
pekerjaan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, analisis pekerjaan merupakan proses
pengumpulan dan pemeriksaan atas aktivitas kerja pokok pada suatu posisi dan
kualifikasi yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Jadi dapat
dikatakan bahwa, analisis pekerjaan merupakan proses pengumpulan dan
pemeriksaan atas aktivitas kerja pokok pada suatu posisi dan kualifikasi yang
diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Tujuan dibuatnya job analysis atau analisis jabatan dari sudut pandang
departemen SDM adalah sebagai berikut: dapat mengetahui aktivitas yang
dilakukan, mengetahui informasi tentang proses operasional, menjelaskan
batasan tanggung jawab dan wewenang, dan menentukan kondisi kerja bagi
karyawan. Dengan mengamati deskripsi pekerjaan, standar kinerja, dan
deskripsi pekerjaan yang ada, karyawan dapat lebih cepat memahami batasan
dan ruang lingkup tanggung jawab mereka.
Deskripsi pekerjaan (Job Describtion), ini adalah penjelasan tertulis
tentang apa yang harus dilakukan seorang karyawan dalam pekerjaan tertentu.
Teks deskriptif dan terdiri dari catatan fakta yang berhubungan dengan
pekerjaan. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa deskripsi pekerjaan adalah
dokumen yang memberikan informasi tentang pekerjaan itu. Keuntungan dari
deskripsi pekerjaan adalah: Deskripsi pekerjaan membantu pekerja
merencanakan pekerjaan mereka dengan memfasilitasi dan mendukung proses
pelatihan dan perekrutan pekerja dan dengan jelas menunjukkan tanggung
jawab mereka
3. Penarikan tenaga kerja (recruitment).
Rekrutmen mengacu pada bagaimana cara menemukan berbagai
karyawan dengan kemampuan, pengetahuan, motivasi, dan keterampilan yang
akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan staf perusahaan. Rekrutmen ini
diadakan untuk mengisi kursi yang kosong. Hal ini membutuhkan upaya untuk
mempertahankan jumlah karyawan yang tepat dan memenuhi kebutuhan
perusahaan. Ada juga faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan
jumlah karyawan seperti absensi dan turnover, yang terlihat dari tingginya
angka absensi yang mengindikasikan banyak pegawai yang tidak hadir.
Semakin banyak karyawan yang absen, maka jadwal kerja perusahaan
menjadi terganggu, pekerjaan menjadi tertunda, dan hal ini dilakukan dalam
kondisi yang tidak baik, sehingga berdampak pada penurunan kualitas produk.
Selain mempertimbangkan tersedianya tenaga pekerja, perlu dilakukan analisis
tingkat perputaran karyawan (turnover rate) agar dapat mengamankan jumlah
tenaga kerja yang cukup sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Fluktuasi adalah
arus keluar karyawan dari perusahaan. Penjualan ini menjadi indikator stabil
tidaknya karyawan perusahaan. Semakin besar variabilitas ini, maka semakin
sering terjadi variabilitas karyawan. Hal Ini mahal bagi perusahaan, karena akan
menanggung biaya: biaya pelatihan karyawan, biaya cuti karyawan, biaya
lembur karyawan, atau biaya kesalahan pabrikasi produk.
4. Seleksi tenaga kerja.
Jika proses penarikan tenaga kerja telah berhasil menyediakan calon
tenaga kerja yang potensial, maka proses seleksi adalah kegiatan untuk memilih
calon-calon tenaga kerja yang paling memenuhi kriteria untuk menduduki
posisi yang dibutuhkan. Proses seleksi ini dimulai ketika pelamar datang ke
perusahaan untuk wawancara atau mengirim surat lamaran dan diakhiri dengan
keputusan janji temu. Berbagai jenis tes yang digunakan dalam proses seleksi
adalah tes kecerdasan, tes minat dan bakat, tes kepribadian, dan tes prestasi
akademik.
5. Orientasi pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.
Setelah tenaga kerja menerima atau lolos seleksi, maka pekerja jenjang
selanjutnya harus menjalani orientasi atau pembekalan. Langkah selanjutnya
dalam dunia kerja adalah implementasi dan pelatihan. Suatu aktivitas
memperkenalkan karyawan kepada suatu perusahaan atau organisasi, seperti
peran, tugas, dan personalia disebut orientasi. Setelah memperkenalkan
perusahaan/organisasi pada fase orientasi, maka dilakukan fase referral. Induksi
adalah kegiatan rekrutmen untuk menyelidiki struktur organisasi, sejarah
perusahaan, jenis produk yang diproduksi, peraturan seperti pekerjaan,
tunjangan, dan manfaat bagi orang-orang yang terlibat dalam bisnis.
Tujuan pelatihan dan pengembangan: 1) Mempersiapkan karyawan
untuk advertensi. 2) Orientasi karyawan bagi organisasi. 3) Membantu
memecahkan masalah operasional. 4) Memperbarui kompetensi karyawan
seiring kemajuan teknologi. Jenis-jenis metode pelatihan tersebut adalah 1) On-
the-job training, lantaran karyawan terlibat langsung dalam pekerjaan. 2)
Apprenticeship (magang), bukan pelatihan, lebih mendidik, ini merupakan
kombinasi antara pendidikan dan pengalaman kerja. 3) Rotasi pekerjaan.
Metode ini digunakan untuk memperluas latar belakang Business Associates.
Tenaga kerja biasanya berganti pekerjaan dalam jangka waktu yang lebih lama
(1/2 tahun). Oleh karena itu, karyawan diharapkan lebih berpengalaman dan
mumpuni untuk menerima segala jenis pekerjaan. 4) Off-the-job training,
metode ini dilakukan berbeda dengan on-the-job training. Metode ini memberi
karyawan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk jangka
waktu tertentu saat bekerja. Seminar, kursus, workshop, dll yang biasa kita lihat.
6. Penilaian Kinerja
Tingkat di mana seorang karyawan memenuhi persyaratan pekerjaan
disebut kinerja karyawan. Penilaian kinerja ini mencakup aspek kuantitatif dan
kualitatif dari pelaksanaan pekerjaan. Pertama, kegunaan penilaian kinerja ini
adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan tentang promosi, promosi, transfer, atau pemberhentian karyawan.
Kedua, memiliki manfaat untuk mendorong pengembangan karyawan. Hal ini
memungkinkan manajer untuk membuat penilaian yang lebih baik karena
mereka perlu melakukan penilaian yang akurat dan teratur. Karena setiap atasan
harus mengetahui pekerjaan dan kewajiban karyawannya. Sistem penilaian
kinerja pekerjaan biasanya dijalankan dengan menggunakan penilaian,
peringkat, perbandingan karyawan, skala grafik, dan daftar periksa.
7. Pemberian Reward/Kompensasi
Kompensasi mewujudkan bentuk apresiasi perusahaan kepada
karyawan, perusahaan dapat memberikan penghargaan berupa berupa uang dan
non uang. Kompensasi moneter meliputi pertanggungan asuransi, tunjangan
sosial, upah/gaji, dan pembagian bonus dan manfaat pensiun. Ada juga
penghargaan non-finansial, seperti penghargaan atas prestasi dan kondisi kerja
yang baik.
Segala bentuk imbalan dan tunjangan moneter yang diterima karyawan
sebagai bagian dari hubungan kerja dapat diartikan sebagai kompensasi.
Melainkan, berdasarkan pernyataan Edwin B. Flippo, upah adalah harga jasa
yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut dapat
kita simpulkan bahwa upah adalah imbalan atas jasa yang diberikan pekerja
kepada pihak lain atau perusahaan tempat mereka bekerja.
2.3 Hubungan Industrial
Sumarni, M., & Suprihanto, J. (2014). Pengantar Bisnis (Dasar - Dasar Ekonomi Perusahaan).
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Handoko, T. (2003). Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.*
https://legalstudies71.blogspot.com/2019/12/manajemen-personalia-pengertian.html.
https://pdfcoffee.com/manajemen-personalia-