Disusun Oleh :
NORA SIHOMBING
(122103025)
PRAKATA
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Fungsi Operasionalisasi
Manajemen Sumber Daya Manusia. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Sumatera
Utara.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Medan, Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manajemen kinerja dan pentingnya manajemen kinerja
2.2 Pengertian penilaian kinerja dan penggunaan penilaian kinerja
2.3 Faktor-faktor lingkungan penilaian kinerja
2.4 Proses penilaian kinerja
2.5 Kriteria(standart)kinerja yang ditetapkan
2.6 Tanggung jawab penilaian
2.7 Metode-metode penilaian kinerja
2.8 Penggunaan perangkat lunak komputer
2.9 Masalah-masalah dalam penilaian kinerja
2.10 Karakteristik sistem penilaian yang efektif
2.11 Implikasi Hukum
2.12 Wawancara penilaian
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika adalah disiplin yang berkenaan dengan apa yang baik dan buruk, yang benar dan
salah, atau dengan kewajiban dan tanggung jawab moral. Dengan kata lain, etika
merupakan standar-standar berperilaku dan nilai-nilai moral yang mengatur tindakan dan
keputusan dalam lingkungan kerja. Dalam suatu bisnis, mempraktikkan etika berarti
mempraktikkan tata cara bisnis yang sopan santun sehingga kehidupan bisnis bisa
menyenangkan karena saling menghormati, menimbulkan rasa saling menghargai,
meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
suatu konsep bahwa organisasi ataupun perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan.
Hal ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat yaitu
peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan, perlakuan tidak layak
terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidaknyamanan maupun
bahaya bagi konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian manajemen kinerja?
2. Apakah tujuan penilaian kinerja?
3. Apakah faktor-faktor penilaian kinerja ?
4. Bagaimanakah proses penilaian kinerja?
5. Bagaimanakah menetapkan kriteria (standar) kinerja?
6. Siapakah yang bertanggung jawab untuk penilaian kinerja ?
7. Apakah metode-metode penilaian kinerja?
8. Bagaimanakah penggunaan perangkat lunak komputer?
9. Apakah masalah-masalah penilaian kinerja?
10. Bagaimanakah karakteristik sistem penilaian yang efektif ?
11. Apakah implikasi hukum?
12. Apakah wawancara penilaian?
dan
penilaian
kinerja
dalama
suatu
perusahaan
Seseorang
harus
mengindentifikasi orang-orang berprestasi baik dan buruk . disini akan dimulai dengan
menekankan alasan-alasan pentingnya mengidentifikasi mereka yang ada ditengah.
Kemudian manjemen kinerja didefenisikan dan hubungannya dengan penilaian kinerja
yang dipelajari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.2.3 Pengarahan
Fungsi pengarahan ini menyangkut kepada pelaksanaan rencana yang telah
disusun dan telah diorganisasikan. Dalam fungsi pengarahan ini, terdapat
pemotivasian, pelaksanaan pekerjaan, pemberian perintah, dan sebagainya. Intinya
bagaimana menyuruh orang untuk bekerja secara efektif.
2.2.4 Pengendalian
Pengendalian berarti pengamatan atas tindakan dan perbandingannya dengan
rencana dan perbaikan atas setiap penyimpangan yang mungkin terjadi. Pada saat-saat
tertentu juga diadakan penyusunan kembali rencana-rencana dan penyesuaiannya
terhadap penyimpangan yang tidak dapat diubah.
2.2.5 Pengadaan tenaga kerja
Pengadaan tenaga kerja adalah fungsi operasional pertama dari manajemen
sumber daya manusia, yaitu berupa usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang
tepat dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal
yang dilakukan dalam pengadaan tenaga kerja adalah penentuan sumber daya manusia
yang dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi dan penempatan.
2.2.6 Pengembangan
Pengembangan sumber daya manusia merupakan peningkatan keterampilan
melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat. Pengembangan sumber
daya manusia ini diperlukan karena adanya perubahan-perubahan teknologi,
reorganisasi pekerjaan, dan tugas manajemen yang semakin rumit.
2.2.7 Kompensasi
Kompensasi dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada
sumber daya manusia atas sumbangan mereka kepada pencapaian tujuan organisasi.
Kompensasi ini berkaitan erat dengan pokok-pokok seperti evaluasi pekerjaan,
kebijakan pengupahan, sistem pengupahan, dan lain sebagainya.
2.2.8 Integrasi
Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan rekonsiliasi (kecocokan) yang
layak atas kepentingan-kepentingan perorangan, masyarakat dan organisasi. Adanya
tumpang tindih kepentingan yang cukup berarti antara perorangan, masyarakat dan
organisasi, menyebabkan perlukan mempertimbangkan perasaan, dan sikap personalia
dalam menerapkan asas-asas dan kebijakan organisasi.
2.2.9 Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan ini terkait dengan bagaimana usaha untuk mengabadikan
keadaan baik yang sudah tercipta. Memiliki angkatan kerja yang mempunyai
kemauan dan kemampuan untuk bekerja perlu di pelihara dengan baik.
2.2.10 Pemisahan (separation)
Pemisahan merupakan fungsi terakhir dari manajemen sumber daya manusia.
Hal ini berkaitan dengan memutuskan hubungan kerja dengan sumber daya manusia
yang ada, dan mengembalikannya kepada masyarakat. Pemutusan hubungan kerja ini
bisa terjadi karena pensiun, pemberhentian sementara, penempatan luar, meninggal
dunia, dan pemecatan.
kegiatan
yang
direncanakan,
dan
diorganisasiknan
yang
meliputi
Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan suatu peristiwa penggantian tenaga manusia
dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal
dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,sedangkan
pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar
manusia, dan model keputusan.
4.
Pencarian
Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan
perusahaan.
5.
Penyimpanan
Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
6.
Pengendalian
Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada
paerusahaan.
7.
Pemeriksaan
Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi
penyimpangan.
5. Fungsi Pemeliharaan
adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan
loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang baik
dilakukan dengan program K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) .
2.5
1 Sifat
Sifat-sifat karyawan tertentu seperti sikap, penampilan, dan inisiatif adalah dasar
untuk beberaapa evaluasi. Namun, banyak dari kualitas yang umum digunakan tersebut
bersifat subjektif dan bisa jadi tidak berhubungan dengan pekerjaan atau sulit untuk
didefinisikan.
2 Perilaku
Ketika hasil tugas seseorang sulit ditentukan, organisasi bisa mengevaluasi
perilaku atau kompetensi orang tersebut yang berhubungan dengan tugas. Sebagai
contoh, perilaku yang tepat untuk dievaluasi dari seorang manajer mungkin adalah gaya
kepemimpinan.
3 Kompetensi
Kompetensi meliputi sekumpulan luas pengetahuan, keterampilan, sifat, dan
perilaku yang bisa bersifat teknis, berkaitan dengan keterampilan antar pribadi, atau
berorientasi bisnis. Kesuksesaan dalam SDM bergantung pada kompetensi dan
4 Pencapaian Tujuan
Jika organisasi menganggap hasil akhir lebih penting dari cara, hasi-hasil
pencapaian tujuan menjadi factor yang tepat untuk dievaluasi. Hasil-hasil yang dicapai
harus berada dalam kendali individu atau tim dan haruslah hasil-hasil yang mengarah
pada kesuksesan perusahaan.
5 Potensi Perbaikan
Ketika organisasi-organisasi mengevaluasi kinerja para karyawan, banyak criteria
yang digunakan berfokus pada masa lalu. Dari sudut pandang manajemen kinerja,
masalah anda adalah tidak mampu mengubah masa lalu. Dengan demikian, perusahaan
harus berfokus pada masa depan.
2.6
1 Atasan Langsung
Atasan langsung seorang karyawan biasanya merupakan pilihan palingumum
untuk menilai kinerja. Ada beberapa alas an untuk pendekatan ini. Pertama, atasan
biasanya berada pada posisi yang sangat baik untuk mengamati kinerja pekerjaan
karyawan. Kedua, bahawa atasan memiliki tanggung jawab untuk mengelola unit
tertentu. Terakhir, pelatihan dan pengembangan bawahan adalah unsure penting dalam
pekerjaan setiap manajer.
2 Bawahan
Beberapa perusahaan menyimpulkan bahwa evaluasi para manajer oleh para
bawahan layak dan diperlukan. Perusahaan tersebut beralasan bahwa para bawahan ada
pada posisi sangat bagus untuk melihat efektivitas manajerial atasan mereka.
3 Rekan Kerja dan Anggota Tim
Kekuatan utama menggunakan para rekan kerja untuk menilai kinerja adalah
bahwa mereka bekerja secara dekat dengan karyawan yang dievaluasi dan mungkin
memiliki perspektif yang tidak terdistorsi mengenai kinerja tertentu, terutama dalam
penugasan-penugasan tim.
4 Penilaian Diri Sendiri
Jika para karyawan memahami tujuan-tujuan mereka dan criteria-kriteria yang
digunakan untuk dievaluasi, mereka ada pada posisi yang baik untuk menilai kinerja
mereka sendiri.
5 Penilaian Pelanggan
Perilaku pelanggan menentukan tingkat kesuksesan perusahaan. Dengan
demikian, beberapa organisasi meyakini pentingnya memperoleh masukan kinerja dari
sumber penting tersebut.
Periode Penilaian
Beberapa organisasi menggunakan tanggal masuk karyawan untuk menetukan
periode penilaian. Terkadang penilaian pertama seorang bawahan bisa terjadi pada akhir
masa percobaan, sekitar 30 sampai 90 hari setelah tanggal masuknya. Namun dengan
pertimbangan konsistensi, mungkin sebaiknya melaksanakan evaluasi berdasarkan
kalender dan bukan berdasarkan ulang tahun.
2.7
Jenis sistem penilaian yang digunakan bergantung pada tujuannya. Jika penekanan
utamanya pada pemilihan karyawan untuk promosi, pelatihan, dan peningkatan bayaran
berdasarkan prestasi, metode tradisional seperti skala penilaian.
Metode Standar Kerja (work standards method) adalah penilaian kinerja yang
membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan atau
tingkat output yang diharapkan.
Error
adalah
kesalahan
evaluasi
yang
muncul
ketika
manajer
menggeneralisasikan satu unsur atau insiden kinerja positif kepada seluruh aspek kinerja
karyawan, menghasilkan nilai yang lebih tinggi.
Horn Error adalah kesalahan evaluasi yang muncul ketika manajer
menggeneralisasikan satu unsur atau insiden kinerja negatif kepada seluruh aspek kinerja
karyawan, menghasilkan nilai yang lebih rendah.
2.9.4 Sikap Lunak/Sikap Keras
2.9.5 Sikap Lunak (leniency)
Adalah memberikan nilai tinggi tanpa alasan yang bisa diterima.
2.9.6 Sikap Keras (strictness)
Adalah sikap terlalu kritis terhadap kinerja karyawan dalam bekerja.
2.9.7 Central Tendency Error
Central Tendency Error adalah kesalahan penilaian evaluasi yang muncul ketika
para karyawan secara tidak benar dinilai mendekati rata-rata atau pertengahan skala.
Praktik ini bisa bisa di dorong oleh beberapa sistem skala penilaian yang
mengharuskan evaluator bisa untuk memeberi alasan penilaian ekstrim tinggi dan
ekstrim rendah. Dengan sistem tersebut, penilai bisa menghindari kemungkinan
munculnya kontroversi atau kritik dengan hanya memberikan nilai rata-rata.
2.9.8 Bias Perilaku Terakhir
Meskipun tindakan mereka mungkin tidak disadari, perilaku karyawan seringkali
menjadi lebih baik dan produktivitas cenderung meningkat beberapa hari atau minggu
sebelum evaluasi terjadwal. Wajar bagi seorang penilai untuk mengingat perilaku
terakhir secara lebih jelas dibandingkan tindakan-tindakan yang lebih jauh di masa
lampau.
2.9.9 Bias Pribadi (Stereotyping)
Kekurangan ini muncul ketika para manajer membiarkan perbedaan-perbedaan
individual seperti gender, ras, atau usia mempengaruhi penilaian yang mereka berikan.
Masalah ini bukan saja menghancurkan semangat kerja karyawan, namun juga jelas-jelas
ilegal dan dapat menimbulkan proses hukum yang memakan biaya. Pengaruh bias
budaya, atau stereotyping, secara pasti bisa mempengaruhi penilaian.
orang, tim dan organisasi secara keseluruhan. Sistem tersebut juga berperan untuk membantu
keputusan-keputusan administrative yang berkenaan dengan kenaikan bayaran, transfer, atau
pemberhentian. Faktor-faktor berikut ini membantu dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut.
2.10.1 Kriteria yang Terkait Pekerjaan
Keterkaitan dengan pekerjaan (job relatedness) mungkin merupakan prinsip
paling dasar yang diperlukan dalam penilaian kinerja karyawan. Faktor-faktor subjektif,
seperti inisiatif, antusiasme, loyalitas, dan kerja sama jelas-jelas penting; namun, tanpa
dibuktikan secara jelas keterkaitannya dengan pekerjaan, factor-faktor tersebut tidak
dapat digunakan.
2.10.2 Harapan-Harapan Kinerja
Jika para karyawan memahami dengan jelas harapan-harapan kinerja, mereka bisa
mengevaluasi kinerja mereka sendiri dan melakukan penyesuaian yang tepat waktu saat
mereka menjalankan pekerjaan mereka tanpa harus menunggu penilaian evaluasi formal.
2.10.3 Standardisasi
Perusahaan-perusahaan harus menggunakan instrument penilaian yang sama
untuk seluruh yang berada dalam kategori pekerjaan yang sama dan bekerja untuk atasan
yang sama. Meskipun penilaian tahunan adalah yang paling umum, banyak perusahaan
sukses mengevaluasi para karyawannya secara lebih sering. Pentinglah untuk secara rutin
menjadwalkan sesi-sesi umpan balik dan wawancara penilaian bagi seluruh karyawan.
yang bisa dipertahankan secara hukum harus diupayakan. Tidak mungkin ada system
penilaian yang kebal terhadap tantangan hukum. Namun, sistem-sistem yang memiliki
karakteristik-karakteristik yang didiskusikan sebelumnya tampaknya lebih bisa dipertahankan
secara hukum. Pada saat yang sama, sistem-sistem tersebut bisa memberikan cara yang paling
efektif untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen kinerja.
2.12
Wawancara Penilaian
Wawancara penilaian adalah titik rawan dari keseluruhan proses evaluasi. Dalam
kenyataannya, sesi-sesi tinjauan penilaian sering menimbulkan perselisihan dan justri lebih
banyak memberi kerugian dibandingkan manfaat bagi hubungan karyawan-manajer.
BAB III
PENUTUP
3.1
Penutup
1. Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi
kinerja pekerjaan seseorang. Dalam dunia kompetitif yang mengglobal, perusahaanperusahaan membutuhkan kinerja tinggi. Pada waktu yang sama, para karyawan
membutuhkan umpan balik tentang kinerja mereka sebagai petunjuk untuk
mempersiapkan perilaku masa depan.
2. Penilaian seharusnya menciptakan gambaran akurat dari kinerja perorangan. Penilaian
tidak dilakukan hanya untuk mengetahui kinerja buruk. Hasil-hasil yang baik dan
dapat diterima harus diidentifikasi sehingga dapat dipakai sebagai dasar penilaian
hasil lainnya.
3. Syarat-syarat berkualitasnya penilaian kinerja terdiri dari:
1) Input (potensi);
2) Proses (pelaksanaan);
3) Output (hasil).
4. Unsur-unsur kunci dalam penilaian kinerja:
3.2
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Saran
1. Penilaian kinerja harus berpedoman pada ukuran-ukuran yang telah disepakati
bersama dalam standar kerja.
2. Agar berdaya guna, setiap standar/kriteria harus dinyatakan secara cukup jelas
sehingga manajer dan bawahan atau kelompok kerja mengetahui apa yang diharapkan
dan apakah telah tercapai atau tidak.