Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Filosofi yang melandasi pentingnya peran serta masyarakat dalam

pembangunan bukan semata mata karena kurang mampunya pemerintah

dalam upaya pembangunan , tetapi juga masyarakat mempunyai hak dan

potensi untuk mengenal dan menentukan pemecahan masalah pembangunan

yang dihadapinya.. Pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

yang baru berdiri berdasarkan Undang undang Republik Indonesia Nomor 37

tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur,

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan , dan Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi

Sumatera Selatan. Maka sampai saat ini kondisi wilayah dimana pembangunan

telah mengalami perkembangan yang pesat. Namun Seiring dengan semakin

besarnya tantangan dan permasalahan yang dihadapi, maka pembangunan di

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan harus dilakukan secara terencana,

serasi, terpadu dan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan di atas salah satu

jalan yang harus dilakukan adalah dengan menjaga Disiplin Apataturnya

disegala bidang pekerjaan pembangunan.

kedudukan kelurahan sangat penting sebagai organisasi terdepan dari

pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pelayanan kepada

1
masyarakat.Oleh karena itu kepemimpinan camat harus mampu membina

pemerintah kelurahan agar mampu mengejawantahkan aspirasi masyarakat

sesuai dengan visi,misi dan rencana strategis pemerintah kabupaten/kota.

Sebagaimana telah diuraikan dimuka bahwa Lurah menerima pelimpahan

sebagai kewenangan pemerintahan dari Camat, maka hal itu dapat berarti

bahwa kewenangan Lurah pada kecamatan yang dengan Kecamatan yang lain

atau bahkan dalam satu kecamatanpun tidak akan sama.Kewenangan Lurah

akan bergantung kepada pelimpahan kewenangan Pemerintahan dari Camat

sebagai bagian penting dari kebijakan Daerah. Sesuai dengan kedudukan

kelurahan yang diharapkan mampu meningkatkan dan mempercepat pelayanan

kepada masyarakat,maka kewenangan Pemerintah perlu dilimpahkan kepada

lurah.

Dalam pasal 18 ayat (5) Peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2003

disebutkan : Kelurahn terdiri dari Lurah,Sekretaris Kelurahan dan sebanyak-

banyaknya empat saksi. kelurahan di tetapkan dengan peraturan

daerah.Susunan Organisasi dan tata kerja kelurahan ditetapkan dengan

keputusan Bupati/Walikota dengan mempertimbangkan karakterristik,potensi

dan kebutuhan pelayanan. Pengelolaan administrasi pada pemerintah

kelurahan merupakan suatu tuntutan yang sangat di perlukan, karena dengan

terlaksananya administrasi yang tertib dan teratur baik di bidang pemerintahan,

Pembangunan dan kemasyarakatan akan mendukung terwujudnya kegiatan

Pemerintahan kelurahan yang lebih baik. Sistem pengelolaan administrasi

pemerintah kelurahan di arahkan kepada suatu pencatatan data melalui buku-

2
buku administrasi kelurahan sesuai dengan pertauran Perundang-Undangan

yang berlaku yang dicatat secara tertib dan teratur berdasarkan kegiatan-

kegiatan setiap harinya sehingga di harapkan akan selalu tersedia data yang

diperlukan dalam berbagai hal.

Tentunya di butuhkan SDM Kecamatan yang memiliki keterampilan di

bidang Administrasi, ternyata di kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten OKU

Selatan terdapat masalah-masalah seperti kurang transparan dalam urusan

administrasi pengelolaan Barang, pengelolaan administrasi barang belum

optimal, Sistem pengawasan yang rendah, Kurang motivasi, Kurangnya sarana

dan prasarana, Kurangnya koordinasi dan kurangya petunjuk dan pembagian

tugas tidak merata lain sebagainya

Dari penjelasan-penjelasan yang ada di atas, maka karya tulis ini diber

judul Mekanisme Peningkatan Kinerja Staf pada seksi Pemerintahan

Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten OKU Selatan .

B. ISU AKTUAL

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan isu adalah

Masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal

usulnya dan tidak terjamin kebenarannya kabar angin, desas-desus.

Sedangkan aktual adalah Sesuatu yang sedang menjadi pembicaraan orang

banyak yang baru saja terjadi. Jadi Isu Aktual adalah masalah atas pokok

3
persoalan yang benar terjadi atau akan terjadi (yang biasa

dipertanggungjawabkan) dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak

Dari berbagai masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugas

pada Seksi Pemerintahan Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten Oku Selatan

yang harus segera diatasi adalah Kurangnya petunjuk dan pembagian tugas

kebawahan pada seksi Pemerintahan .

C. PERUMUSAN MASALAH

Sejalan dengan isu aktual yang di kemukakan di atas maka masalah bias

di rumuskan sebagai berikut :

1. Apakah benar Kurangnya petunjuk dan pembagian tugas ke bawahan

pada Seksi Pemerintahan Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten OKU

Selatan?

2. Bagaimana upaya penyelesaiannya,dan apa akibat dari rendahnya

kinerja Aparatur di Seksi Pemerintahan Kantor Camat Tiga Dihaji ?

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penulisan Karya

Tulis ini adalah :

1. Metode Studi Kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data yang

didasarkan dengan pengumpulan data-data yang bersumber pada buku

4
atau referensi seperti Rencana Strategis (Renstral), LAKIP, Perturan

Daerah (Perda) dan Laporan Tahunan yang berkaitan dengan bidang

Pemerintahan.

2. Metode Observasi, Yaitu berdasarkan pengamatan langsung penulis

selama menjalankan tugas pada Seksi Pemerintahan Kantor Camat Tiga

Dihaji Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

3. Melakukan Wawancara, yaitu metode yang dilakukan penulis dengan

mewawancarai langsung narasumber dan pegawai Seksi Pemerintahan

Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten Oku Selatan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pelaksanaan Peningkatan Kinerja Staf di Kantor Camat Tiga Dihaji


Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Untuk Meningkatkan
Pembangunan Daerah

Pembangunan (development) adalah salah satu fungsi operasional

pemberdayaan. Pembangunan dalam memberdayakan aparatur perlu

dilakukan secara terencana dan berkesinambungan agar pembangunan dapat

dilaksanakan dengan baik, harus terlebih dahulu ditetapkan suatu program

pembangunan atau perkembangan aparatur.

Program pembangunan Daerah dalam memberdayakan hendaknya

disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah dan

peraturan Perundang-undangan Bidang Kepegawaian serta berpedoman pada

keterampilan dan profesionalisme yang dibutuhkan Pemerintah Daerah saat ini

maupun untuk masa yang akan datang.

Pembangunan Daerah dalam memberdayakan aparatur berarti

pemberdayaan aparatur. Konsep pemberdayaan telah banyak dikemukanan

oleh para ahli Ekonomi, Politik maupun Pemerintah. Walaupun mempunyai

pengertian yang berbeda namun tetap mempunyai tujuan yang sama, yaitu

untuk membangun sumber daya aparatur dengan memotivasi dan

membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimilikinya serta

6
upaya untuk mengembangkan diri sendiri atau orang lain agar dapat berbuat

jadi lebih baik.

Pemberdayaan dan memberdayakan merupakan terjemahan dari kata

empowerment dan empower. Statanis (dalam kirana ; 1997) mendefinisikan

istilah pemberdayaan (empowerment) adalah memberdayakan anggota tim

untuk melaksanakan dan mengelola kinerja unitnya melalui perencanaan,

pengendalian, pengkoordinasian ataupun penyempurnaan pekerjaan.

Menurut Kartasasmita (1996) pemberdayaan yang artinya sama dengan

keberdayaan yang mengandung makna kemampuan individu yang bersenyawa

dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang

bersangkutan.

Maksud dan tujuan pemberdayaan menurut Stewart (1998) adalah untuk

meniadakan segala peraturan, prosedur, perintah dan lain-lain yang tidak perlu

merintangi organisasi untuk mencapai tujuan. Tujuannya adalah menghapus

hambatan-hambatan sebanyak mungkin guna membebaskan organisasi dan

orang-orang yang bekerja diddalamnya, melepaskan mereka dari halangan-

halangan yang hanya memperlambat reaksi dan merintangi reaksi mereka.

Lebih lanjut maksud pemberdayaan adalah merupakan alat penting untuk

memperbaiki kinerja suatu organisasi. Untuk itu ada beberapa faktor yang

harus diperbaiki, yaitu :

1. Pemahaman yang lebih jelas tentang misi dan nila-nilai organisasi;

2. Lebih memfokuskan perhatian kepada kebutuhan pelanggan baik

internal maupun eksternal;

7
3. Lebih menekankan kepada pelatihan dan pengembangan.

Dalam pemberdayaan juga tidak lepas dari penyusunan kerangka kerja

atau pedoman yang ada dalam suatu organisasi yang didasarkan pada Akronim

Actors, yaitu :

1. Authority (wewenang)

2. Confidency dan Competency (rasa percaya diri dan kemampuan)

3. Trust (kepercayaan)

4. Oportunities (kesempatan)

5. Responsibility (tanggung jawab)

6. Support (dukungan)

Selain itu untuk menuju pemberdayaan yang berhasil maka harus

ditempuh langkah-langkah, antara lain :

1. Hubungan visi

2. Diarahkan dengan contoh-contoh

3. Meninjau struktur organisasi

4. Menjadikan jasa layanan pada pelanggan sebagai fokus

5. Mengukur perkembangan yang terjadi, mengenali serta menghargai

keberhasilan

Istilah aparatur dalam sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

(1997 ; 162) diartikan sama dengan Pegawai Negeri, yaitu sebagai unsur

aparatur Negara, abdi Negara dan abdi Masyarakat. Istilah tersebut menurut

waworuntu (1997 ; 27) dapat diartikan sebagai mereka yang menyumbangkan

8
tenaga atau jasanya kepada bentuk usaha Pemerintah dinamakan Pegawai

Pemerintah yang disebut Pegawai Negeri.

Selanjutnya istilah Pegawai Negeri dalam artian normative di Indonesia

dijumpai dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 1961, Undang-Undang No. 8

Tahun 1974 dan diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

pada pasal 1 disebutkan bahwa Pegawai Negeri adalah setiap Warga Negara

Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negara atau

diserahi tugas-tugas lainnya dan digaji berdasarkan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku .

Terdapat 4 (empat faktor) yang harus dipenuhi agar seseorang dapat

dikategorikan sebagai Pegawai Negeri, yaitu :

1. Memenuhi syarat yang ditentukan

2. Diangkat oleh pejabat yang berwenang

3. Diserahi tugas dalam suatu jabatan Negara

4. Digaji berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku

Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan diatas, maka

pemberdayaan aparatur yang dimaksud disini adalah upaya untuk

memampukan, mendorong, memotivasi dan mengembangkan kesadaran akan

potensi yang dimiliki oleh segenap sumber daya aparatur serta upaya untuk

mengembangkannya. Dengan pemberdayaan ini diharapkan segenap aparatur

Pemerintah Daerah sebagai perencana dan pelaksana dari berbagai kegiatan

penyelenggara Pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat

9
secara efisien, mampu menghadapi tantangan dan perubahan di masa yang

akan datang.

Untuk mencapai harapan yang demikian ini, maka pada saat ini dan masa

yang akan datang dibutuhkan sumber daya aparatur yang dinamis, proaktif,

visioner, inofatif, korektif, sadar teknologi, berkolaborasi serta peka terhadap

perubahan dan tuntutan. Kualifikasi sumber daya aparatur yang demikian tidak

saja akan menghadapi Daerah untuk bersifat terbuka, tetapi juga akan

mengubah kebijaksanaan Daerah terhadap pembentukan Quality of Working

(QWL). Oleh karena itu, dalam menjalankan roda administasi Pemerintahan,

kemasyarakatan dan pembangunan pada umumnya Pemerintah dituntut untuk

berbenah diri, mendinamisasikan dirinya menjadi sebuah Pemerintahan yang

efisien, disemangati oleh jiwa kewiraswastaan yang apabila mengikuti pendapat

Wahab (1998), jika ditarik sebuah benang merah maka pemberdayaan

aparatur dapat dikatakan sebagai konsekuensi logis dalam pelaksanaan

otonomi Daerah .

Untuk mewujudkan aparatur Pemerintah abad ke- 21 yang mampu

mengatasi era globalisasi dan perubahan, maka secara berencana dan

bertahap disusun strategi untuk menciptakan aparatur Pemerintah Daerah yang

profesional, efektif, efisien dan modern dalam melaksanakan peran sebagai

agen pembaharuan, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, sebagai

berikut :

10
1. Dengan mengingat semakin besarnya peran aktif Pemerintah dan

kecendrungan Pemerintah sebagai agen pembaharuan, pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat, maka perlu adanya kebijakan

debirokratisasi, deregulasi dan desentralisasi.

2. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat harus terus ditingkatkan

dengan cara optimalisasi standar pelayanan dengan prinsip cepat,

tepat, murah, memuaskan, transparan dan non diskriminatif dengan

menerapkan akuntabilitas dan pertimbangan efisiensi.

3. Selaras dengan perubahan peran aparatur Pemerintah Daerah,

penyederhanaan organisasi Pemerintah Daerah secara bertahap harus

tetap konsiten dilaksanakan.

11
BAB III

PEMBAHASAN

A. Permasalahan dan Tantangan Dalam Pelaksanaan Peningkatan kinerja

Staf di Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Bangsa Indonesia selalu dihadapkan dengan masalah bagaimana

membangun Pemerintahan yang baik dan bersih (good government and clean

goverment). Aparatur Pemerintah yang diharapkan mampu menjadi motivator

dan sekaligus menjadi katalisator dari bergulirnya pembangunan yang mampu

menjalankan perannya sebagai aparatur modern, tidak hanya mengedepankan

kemampuan menjalankan tugas dan fungsi organisasi saja tetapi juga mampu

merespon aspirasi publik ke dalam kegiatan dan program organisasi serta

mampu melahirkan inovasi baru yang bertujuan untuk mempermudah kinerja

organisasi sebagai bagian dari wujud aparatur yang profesional.

Dalam perspektif administratif publik Negara Indonesia dikenal berbagai

macam patologi yang membuat Birokrat atau aparatur Pemerintah tidak

Profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Berdasarkan hal tersebut

maka yang menjadi masalah dan tantangan dalam pelaksanaan peningkatan

kinerja staf di Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya motivasi untuk melakukan perubahan dan inovasi

12
Hal ini terjadi disebabkan oleh gaya manajerial dan leadership yang

bersifat feodalistik dan paternalistik yang tidak kondusif bagi terciptanya

aparatur Pemerintah yang responsive dan inovatif sehingga Pemerintah

tingkat menengah dan bawah tidak berani mengambil untuk melakukan

dan mengambil langkah-langkah baru dalam upaya peningkatan

pelayanan publik. Tidak mengherankan jika kemampuan organisasi dan

jajarannya menjadi rendah. Dalam pandangan manajemen puncak pro

status quo seperti itu segala perubahan yang terjadi dalam ilmu

pengetahuan, teknologi komputer, teknologi informasi dianggap sebagai

sebuah ancaman bagi kelangsungan karier dan jabatannya.

2. Ketidakmampuan berkembang dan mengembangkan diri

Baik buruknya pelayanan publik bergantung pada kemampuan dan

profesionalisme dari aparatur Pemerintah itu sendiri.

3. Tidak peka dan kinerja yang berbelit-belit

Aparatur Pemerintah dituntut lebih peka terhadap perubahan dan

mencari pendekatan baru bagi pengembangan pelayanan kepada publik

serta meninggalkan pelayanan yang terlalu prosedural dan birokratis. Hal

seperti ini seringkali dijadikan alasan untuk mensyahkan setiap tindakan,

pekerjaan yang sebetulnya dapat dilaksanakan dengan mudah acapkali

dibuat menjadi lama dan memerlukan biaya yang cukup besar, bisa

menjadi contoh bawah aparatur tingkat bawah telah terkontaminasi oleh

prilaku negatif.

13
Permasalahan tersebut diatas menjadi tantangan Pemerintah Kabupaten

Ogan Komering Ulu Selatan dalam rangka menciptakan sistem

Pemerintahan yang baik dan bersih (good goverment dan clean

goverment). Pemerintah yang baik dan bersih harus didukung oleh

sistem manajemen aparatur Pemerintah yang berjiwa Demokratis,

memiliki profesionalisme yang tinggi, bermoral baik, bertanggung jawab

serta mampu menjadi unsur penjaga kesatuan dan persatuan bangsa.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah mampu memberikan pelayanan

yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.

B. Aplikasi Pembangunan Dalam Pelaksanaan Peningkatan Kinerja di

Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Dengan melandaskan pemikiran terhadap permasalahan yang dihadapi

oleh aparatur birokasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, maka sebagai

upaya untuk memperbaiki berbagai kelemahan dan mengantisipasi perubahan

lingkungan global maka diperlukan sebuah pemikiran untuk membangun

aparatur Pemerintah yang handal, profesionalisme dan menjunjung tinggi nilai

kejujuran serta etika profesi dalam dalam menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai penyelenggara kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan publik.

Mengingat urgensitas peran aparatur dalam menyelenggarakan peran

dan fungsinya, perlu kiranya dicari dan dirumuskan suatu pendekatan strategis

untuk membangun wajah baru aparatur profesional yang handal, tanggap,

14
inofatif, fleksibeldan tidak terlalu prosedural (kaku) dalam memberikan

pelayanan publik dan dalam menyelenggarakan pembangunan.

Upaya untuk mencari paradigma baru dalam meningkatkan

profesionalisme aparatur yang berkaitan dengan pencapaian tujuan organsasi

bukanlah pekerjaan mudah, sehingga kemampuan aparatur untuk beradaptasi

dengan fenomena yang terjadi merupakan jawaban bagi permasalahan

tersebut. Pentingnya kemampuan aparatur untuk beradaptasi terhadap

perubahan yang terjadi sebagai tolak ukur dalam melihat profesionalisme

aparatur Pemerintah.

Profesonalisme dalam pandangan Korten dan Alfonso (1981) diukur

melalui kahlian yang dimiliki oleh seseorang yang sesuai dengan kebutuhan

tugas yang dibebankan organisasi kepada seseorang. Alasan pentingnya

kecocokan antara disiplin ilmu atau keahlian yang dimiliki seseorang karena jika

keahlian yang dimiliki tidak sesuai dengan tugas yang dibebankan maka akan

berdampak pada inefektifitas organisasi. Sedangkan dalam pandangan

Tjokrowinoto (1996 ;160) Birokrasi dapat dikatakan profesionalisme atau tidak

diukur melalui kompetensi sebagai berikut :

1. Profesionalisme wirausaha (enterepreneurial - profesionalisme)

Kemampuan untuk melihat peluang-peluang yang ada bagi peningkatan

pertumbuhan ekonomi Nasional

2. Profesionalisme yang mengacu kepada misi organisasi (mission - driven

profesionalisme)

15
Kemampuan untuk mengambil keputusan dan langkah-langkah yang

perlu dan mengacu kepada misi yang ingin dicapai dan tidak semata-

mata mengacu pada Peraturan yang berlaku

3. Profesionalisme Pemberdayaan (empowering profesionalisme)

Dalam konsep ini aparatur Pemerintah berperan sebagai fasilitator atau

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang

dengan kekuatan sendiri (enabler)

Namun demikian faktor faktor yang paling dominan dalam

mempengaruhi profesionalisme pembangunan dalam memberdayakan

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dapat diidentifikasikan

sebagai berikut :

1. Visi Misi organisasi

2. Struktur organisasi

3. Kepemimpinan

4. Penghargaan

Kecenderungan yang terjadi dalam dunia Birokrasi Indonesia tanpa

terkecuali aparatur Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah

loyalitas kepada aturan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Kualitas dan profesionalisme aparatur dapat diukur dari prestasi dan

inovasi yang dihasilkan baik secara individu maupun secara kelompok. Inovasi

dianggap sebagai sebuah momok yang menakutkan dan jika tidak ingin dicap

sebagai aparatur yang tidak loyal.

16
Mereka takut melakukan perubahan dan cenderung menikmati keadaan

yang sekarang dan mereka takut apa yang telah serta yang sedang mereka

nikmati sekarang hilang dan menjauh dari diri mereka.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa inovasi masih merupakan

sebuah uthopia bahkan menjadi momok yang menakutkan jika tidak ingin

dicap sebagai pejabat yang tidak loyal dan taat kepada atasan serta aturan

aturan yang telah ditetapkan sesuai dengan tugas dan fungsinya, sehingga

melahirkan istilah hidup segan mati tak mau dimana pada prinsipnya jajaran

Birokrasi / aparatur ingin melakukan yang terbaik bagi peningkatan pelayanan,

akan tetapi masih tersandung oleh adanya Peraturan yang telah ditetapkan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Selain itu Pemerintah dalam memberdayakan Masyarakat Kabupaten

Ogan Komering Ulu Selatan masih dihadapkan pada dilema ketidakmampuan

aparatur untuk berkembang, menjalankan, mengesuai dan mengembangkan

diri pada tugas dan fungsinya sebagai Pegawai Negeri. Sudah seharusnya, jika

Pemerintah dalam memberdayakan aparatur lebih ditujukan kepada bagaimana

cara menciptakan profesionalisme dan kemudahan dalam hal pelayanan publik.

17
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian dan pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka dapat

disimpulkan bahwa pembangunan dalam memberdayakan staf Pemerintahan

yang berkualitas dan profesional bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan

barang pada seksi Pemerintahan. Sebab salah satu tugas pokok Pemerintah

yang terpenting adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat. Dalam kenyataannya belum semua staf menyadari arti pentingnya

pengelolaan tersebut.

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebagai organisasi

yang tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat, melakukan

pembenahan terhadap kinerja staf seksi staf Pemerintahan agar lebih

berkualitas dan profesionalisme. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan

dan persepsi yang semakin kritis dan majemuk dari pengelolaan barang pada

seksi Pemerintahan.

18
B. SARAN

Berdasarkan Kesimpulan dari hasil Penulisan yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis memberikan saran dalam upaya meningkatkan

profesionalisme kinerja dalam pengelolaan barang milik Negara seksi staf

Pemerintahan Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten Ogan Komering Ulu

Selatan khususnya dalam hal kepekaan, pengelolaan dan inovasi, terdapat

beberapa hal yang harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, sebagai berikut :

1. Pentingnya kemandirian (otonomi) bagi unit-unit kerja dalam mencapai

tujuan yang ingin dicapai dan dirumuskan oleh Pemerintah Daerah dan

Kepala SKPD.

2. Menetapkan dan menentukan standar mutu pelayanan yang aspiratif,

responsive dan fleksibel serta bentuk bentuk pelanggaran atas standar

mutu harus dipertanggungjawabkan atas hasil kerja.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang Undang Nomor 37 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

OKU Timur, OKU Selatan dan Ogan Komering Ilir

2. Peraturan Daerah nomor 30 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan

Lembaga Teknis Daerah

3. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 33 Tahun

2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan

Kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu

4. Renstra 2010- 2015 Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten OKU Selatan.

5. Lakip Kantor Camat Tiga Dihaji Kabupaten OKU Selatan Tahun 2012

20

Anda mungkin juga menyukai