Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan dalam reformasi birokrasi yang cukup mendasar adalah

perubahan dari sistem pemerintah yang sentralistik kearah disentralistik

sebagaimana diatur Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dimana daerah diberi kewenangan untuk mampu mengadakaan

keseimbangan peranan antara sektor publlik (pemerintah), sektor swasta dan

masyarakat dalam kemitraan yang setara menjalankan pemerintahan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan dasar kehidupan masyarakat.

Adapun reformasi birokrasi sebagai paradigma baru administrasi

negara dan government ke governance sebagai akibat terjadinya perubahan

lingkungan strategis yang berdampak pada perubahan bentuk dalam

kelembagaan, ketatalaksanaan, sumberdaya manusia aparatur di lingkungan

pemerintahan Daerah.

Sebagai upaya dalam membangun dan mengelola sumberdaya alam,

sehingga tercipta suasana pembangunan yang berkelanjutan sehingga Dinas

Koperasi, UKM, Inustri, Pasar dan Perdagangan mempunyai salah satu

kewajiban untuk menyusun suatu rencana strategis yang dapat menjadi acuan

atau pegangan dalam peningkatan dalam bidang Retribusi Pasar, Pembukuan,

Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan. Dalam kenyataanya masih

banyak produk rencana strategis yang belum sepenuhnya dapat

1
diimplementasikan dalam pelaksanaannya dan upaya peningkatan pengelolaan

Retribusi Pasar, Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan

Kebersihan yang disebabkan belum memadainya anggaran pelaksanaan yang

ada. karenanya pengawasan perlu dilakukan yang meliputi retribusi pasar,

pembukuan, pembinaan, pengembangan Retribusi Pasar, Pembukuan,

Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan.

Berangkat dari hal-hal tersebut, maka saya mengambil judul Karya

Tulis ini yakni MEKANISME PENGELOLAAN RETRIBUSI PASAR,

PEMBUKUAN, PEMBINAAN, PENGEMBANGAN PASAR DAN KEBERSIHAN

PADA DINAS KOPERASI, UKM, INDUSTRI, PASAR DAN PERDAGANGAN

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN .

B. Identifikasi Masalah

Guna meningkatanya kinerja pengawasan pengelolaan Retribusi

Pasar, Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan di

kabupaten OKU Selatan sangat memerlukan sarana dan prasarana dalam

memberikan pelayanan pada masyarakat serta dituntut pula dengan kualitas

sumberdaya manusia yang memadai dari aparat pemerintah. Dari pelayanan

yang diberikan masih juga menyisakan permasalahan perlu dilakukan

pemecahan yaitu SDM aparatur pegawai yang masih kurang secara kuantitas

dan kualitas. Berdasarkan hasil analisis, masalah yang paling potensial untuk

segera dipecahkan adalah Kurangnya Kualitas Tenaga Aparatur

Pengelolaan Retribusi Pasar, Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan

2
Pasar dan Kebersihan sehingga masalah tersebut dijadikan sebagai

Identifikasi Masalah.

C. Perumusan Masalah

Sejalan dengan isu aktual (masalah) yang telah saya kemukakan maka

masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Apakah memang benar Tenaga aparatur pengelolaan Retribusi Pasar,

Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan di

Dinas Koperasi, UKM, Industri, Pasar dan Perdagangan Kabupaten OKU

Selatan belum optimal?

2. Jika memang benar, apakah penyebabnya dan upaya apakah yang

dilakukan untuk penyelesaiannya?

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan Karya Tulis ini, saya menggunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi Lapangan

Dimana saya mengadakan pengamatan dan identifikasi permasalahan

langsung ke Dinas Koperasi, UKM, Industri, Pasar dan Perdagangan

Kabupaten OKU Selatan sehingga di peroleh identifikasi Masalah yang

dominan yang langsung berhubungan dengan judul Karya Tulis ini.

2. Dokumentasi

3
Yaitu dengan cara mengamati dan mengambil berbagai arsip literatur

yang ada kaitan dengan masalah masalah tersebut untuk menjadi

referensi dalam penyusunan Karya Tulis.

E. Pengertian dan Lingkup Bahasan

1. Pengertian

Untuk memperjelas karya tulis ini dan lebih fokus dalam memahami

kajian yang diuraikan maka berikut ini akan dijelaskan beberapa

pengertian/istilah yang di pakai :

Instansi yang di pakai adalah Dinas Koperasi, UKM, Industri, Pasar dan

Perdagangan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

Reformasi : merupakan suatu perubahan terhadap suatu sistem yang

telah ada pada suatu masa

Birokrasi : suatu sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang

berdasarkan aturan-aturan yang rasional dan sistematis, dan bertujuan

untuk mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja individu

dalam rangka penyelesaian tugas-tugas administrasi berskala besar

2. Lingkup Bahasan

Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi pada wilayah Kabupaten

OKU Selatan serta untuk lebih terarahnya pembahasan Karya Tulis ini, maka

saya memberikan batasan masalah pada Pengelolaan Retribusi Pasar,

Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan di Kabupaten

Ogan Komering Ulu Selatan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pemerintah Dalam Memberdayakan Aparatur Dalam

Meningkatkan Pengelolaan Retribusi Pasar, Pembukuan, Pembinaan,

Pengembangan Pasar dan Kebersihan

Pembangunan (development) adalah salah satu fungsi operasional

pemberdayaan. Pembangunan dalam memberdayakan aparatur perlu

dilakukan secara terencana dan berkesinambungan agar pembangunan dapat

dilaksanakan dengan baik, harus terlebih dahulu ditetapkan suatu program

pembangunan atau perkembangan aparatur.

Program Retribusi Pasar, Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan

Pasar dan Kebersihan dalam memberdayakan Tenaga Aparatur hendaknya

disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah dan

peraturan Perundang-undangan Bidang Kepegawaian serta berpedoman pada

keterampilan dan profesionalisme yang dibutuhkan Pemerintah Daerah saat ini

maupun untuk masa yang akan datang.

Pembangunan Daerah dalam memberdayakan aparatur berarti

pemberdayaan aparatur. Konsep pemberdayaan telah banyak dikemukanan

oleh para ahli Ekonomi, Politik maupun Pemerintah. Walaupun mempunyai

pengertian yang berbeda namun tetap mempunyai tujuan yang sama, yaitu

untuk membangun sumber daya aparatur dengan memotivasi dan

5
membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimilikinya serta

upaya untuk mengembangkan diri sendiri atau orang lain agar dapat berbuat

jadi lebih baik.

Pemberdayaan dan memberdayakan merupakan terjemahan dari kata

empowerment dan empower. Statanis (dalam kirana ; 1997) mendefinisikan

istilah pemberdayaan (empowerment) adalah memberdayakan anggota tim

untuk melaksanakan dan mengelola kinerja unitnya melalui perencanaan,

pengendalian, pengkoordinasian ataupun penyempurnaan pekerjaan.

Menurut Kartasasmita (1996) pemberdayaan yang artinya sama

dengan keberdayaan yang mengandung makna kemampuan individu yang

bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat

yang bersangkutan.

Maksud dan tujuan pemberdayaan menurut Stewart (1998) adalah

untuk meniadakan segala peraturan, prosedur, perintah dan lain-lain yang tidak

perlu merintangi organisasi untuk mencapai tujuan. Tujuannya adalah

menghapus hambatan-hambatan sebanyak mungkin guna membebaskan

organisasi dan orang-orang yang bekerja diddalamnya, melepaskan mereka

dari halangan-halangan yang hanya memperlambat reaksi dan merintangi

reaksi mereka.

Lebih lanjut maksud pemberdayaan adalah merupakan alat penting

untuk memperbaiki kinerja suatu organisasi. Untuk itu ada beberapa faktor yang

harus diperbaiki, yaitu :

1. Pemahaman yang lebih jelas tentang misi dan nila-nilai organisasi;

6
2. Lebih memfokuskan perhatian kepada kebutuhan pelanggan baik

internal maupun eksternal;

3. Lebih menekankan kepada pelatihan dan pengembangan.

Dalam pemberdayaan juga tidak lepas dari penyusunan kerangka kerja

atau pedoman yang ada dalam suatu organisasi yang didasarkan pada Akronim

Actors, yaitu :

1. Authority (wewenang)

2. Confidency dan Competency (rasa percaya diri dan kemampuan)

3. Trust (kepercayaan)

4. Oportunities (kesempatan)

5. Responsibility (tanggung jawab)

6. Support (dukungan)

Selain itu untuk menuju pemberdayaan yang berhasil maka harus

ditempuh langkah-langkah, antara lain :

1. Hubungan visi

2. Diarahkan dengan contoh-contoh

3. Meninjau struktur organisasi

4. Menjadikan jasa layanan pada pelanggan sebagai fokus

5. Mengukur perkembangan yang terjadi, mengenali serta menghargai

keberhasilan

Istilah aparatur dalam sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

(1997 ; 162) diartikan sama dengan Pegawai Negeri, yaitu sebagai unsur

aparatur Negara, abdi Negara dan abdi Masyarakat. Istilah tersebut menurut

7
waworuntu (1997 ; 27) dapat diartikan sebagai mereka yang menyumbangkan

tenaga atau jasanya kepada bentuk usaha Pemerintah dinamakan Pegawai

Pemerintah yang disebut Pegawai Negeri.

Selanjutnya istilah Pegawai Negeri dalam artian normative di Indonesia

dijumpai dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 1961, Undang-Undang No. 8

Tahun 1974 dan diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

pada pasal 1 disebutkan bahwa Pegawai Negeri adalah setiap Warga Negara

Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Negara atau

diserahi tugas-tugas lainnya dan digaji berdasarkan Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku .

Terdapat 4 (empat faktor) yang harus dipenuh agar seseorang dapat

dikategorikan sebagai Pegawai Negeri, yaitu :

1. Memenuhi syarat yang ditentukan

2. Diangkat oleh pejabat yang berwenang

3. Diserahi tugas dalam suatu jabatan Negara

4. Digaji berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku

Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan diatas, maka

pemberdayaan aparatur yang dimaksud disini adalah upaya untuk

memampukan, mendorong, memotivasi dan mengembangkan kesadaran akan

potensi yang dimiliki oleh segenap sumber daya aparatur serta upaya untuk

mengembangkannya. Dengan pemberdayaan ini diharapkan segenap aparatur

Pemerintah Daerah khususnya Tenaga Retribusi Pasar, Pembukuan,

8
Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan sebagai perencana dan

pelaksana dari berbagai kegiatan penyelenggara Pemerintah, pembangunan

dan pelayanan kepada masyarakat secara efisien, mampu menghadapi

tantangan dan perubahan di masa yang akan datang.

Untuk mencapai harapan yang demikian ini, maka pada saat ini dan

masa yang akan datang dibutuhkan sumber daya aparatur yang dinamis,

proaktif, visioner, inofatif, korektif, sadar teknologi, berkolaborasi serta peka

terhadap perubahan dan tuntutan. Kualifikasi sumber daya aparatur yang

demikian tidak saja akan menghadapi Daerah untuk bersifat terbuka, tetapi juga

akan mengubah kebijaksanaan Daerah terhadap pembentukan Quality of

Working (QWL). Oleh karena itu, dalam menjalankan roda administasi

Pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan pada umumnya Pemerintah

dituntut untuk berbenah diri, mendinamisasikan dirinya menjadi sebuah

Pemerintahan yang efisien, disemangati oleh jiwa kewiraswastaan yang apabila

mengikuti pendapat Wahab (1998), jika ditarik sebuah benang merah maka

pemberdayaan aparatur dapat dikatakan sebagai konsekuensi logis dalam

pelaksanaan otonomi Daerah .

Untuk mewujudkan aparatur Pemerintah abad ke- 21 yang mampu

mengatasi era globalisasi dan perubahan, maka secara berencana dan

bertahap disusun strategi untuk menciptakan aparatur Pemerintah Daerah yang

profesional, efektif, efisien dan modern dalam melaksanakan peran sebagai

agen pembaharuan, pelayanan dan pemberdayaan Tenaga Retribusi Pasar,

9
Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan, sebagai

berikut :

1. Dengan mengingat semakin besarnya peran aktif Pemerintah dan

kecendrungan Pemerintah sebagai agen pembaharuan, pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat, maka perlu adanya kebijakan

debirokratisasi, deregulasi dan desentralisasi.

2. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat harus terus ditingkatkan

dengan cara optimalisasi standar pelayanan dengan prinsip cepat,

tepat, murah, memuaskan, transparan dan non diskriminatif dengan

menerapkan akuntabilitas dan pertimbangan efisiensi.

3. Selaras dengan perubahan peran aparatur Pemerintah Daerah,

penyederhanaan organisasi Pemerintah Daerah secara bertahap harus

tetap konsiten dilaksanakan.

10
BAB III

PEMBAHASAN

A. Permasalahan dan Tantangan Pemerintah Dalam Memberdayakan

Tenaga Aparatur Bidang Retribusi Pasar, Pembukuan, Pembinaan,

Pengembangan Pasar dan Kebersihan di Kabupaten Ogan Komering Ulu

Selatan

Bangsa Indonesia selalu dihadapkan dengan masalah bagaimana

membangun Pemerintahan yang baik dan bersih (good government and clean

goverment). Tenaga aparatur yang diharapkan mampu menjadi motivator dan

sekaligus menjadi katalisator dari bergulirnya pembangunan di bidang Retribusi

Pasar, Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan yang

mampu menjalankan perannya sebagai Tenaga aparatur yang modern, tidak

hanya mengedepankan kemampuan menjalankan tugas dan fungsi organisasi

saja tetapi juga mampu merespon aspirasi publik ke dalam kegiatan dan

program organisasi serta mampu melahirkan inovasi baru yang bertujuan untuk

mempermudah kinerja organisasi sebagai bagian dari wujud Tenaga aparatur

yang profesional.

Dalam perspektif administratif publik Negara Indonesia dikenal berbagai

macam patologi yang membuat Birokrat atau aparatur Pemerintah tidak

Profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Berdasarkan hal tersebut

maka yang menjadi masalah dan tantangan Pemerintah dalam

11
memberdayakan aparatur di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah

sebagai berikut :

1. Rendahnya motivasi untuk melakukan perubahan dan inovasi

Hal ini terjadi disebabkan oleh gaya manajerial dan leadership yang

bersifat feodalistik dan paternalistik yang tidak kondusif bagi terciptanya

aparatur Pemerintah yang responsive dan inovatif sehingga Pemerintah

tingkat menengah dan bawah tidak berani mengambil untuk melakukan

dan mengambil langkah-langkah baru dalam upaya peningkatan

pelayanan publik. Tidak mengherankan jika kemampuan organisasi dan

jajarannya menjadi rendah. Dalam pandangan manajemen puncak pro

status quo seperti itu segala perubahan yang terjadi dalam ilmu

pengetahuan, teknologi komputer, teknologi informasi dianggap sebagai

sebuah ancaman bagi kelangsungan karier dan jabatannya.

2. Ketidakmampuan berkembang dan mengembangkan diri

Baik buruknya pelayanan publik bergantung pada kemampuan dan

profesionalisme dari aparatur Pemerintah itu sendiri.

Hal lain yang menjadi penyebab mendasar adalah di mana proses

recruitment pegawai baru seringkali mengabaikan aspek kebutuhan

organisasi. Hal ini dapat menyebabkan Pemerintah seringkali kewalahan

dalam mengantisipasi setiap perubahan dan aspirasi baru dan

dampaknya terjadi pada penurunan mutu kerja organisasi dan mutu

pelayanan publik.

12
3. Tidak peka dan kinerja yang berbelit-belit

Aparatur Pemerintah dituntut lebih peka terhadap perubahan dan

mencari pendekatan baru bagi pengembangan pelayanan kepada publik

serta meninggalkan pelayanan yang terlalu prosedural dan birokratis. Hal

seperti ini seringkali dijadikan alasan untuk mensyahkan setiap tindakan,

pekerjaan yang sebetulnya dapat dilaksanakan dengan mudah acapkali

dibuat menjadi lama dan memerlukan biaya yang cukup besar.

Permasalahan tersebut diatas menjadi tantangan Pemerintah Kabupaten

Ogan Komering Ulu Selatan dalam rangka menciptakan sistem

Pemerintahan yang baik dan bersih (good goverment dan clean

goverment). Pemerintah yang baik dan bersih harus didukung oleh

sistem manajemen aparatur Pemerintah yang berjiwa Demokratis,

memiliki profesionalisme yang tinggi, bermoral baik, bertanggung jawab

serta mampu menjadi unsur penjaga kesatuan dan persatuan bangsa.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah mampu memberikan pelayanan

yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.

B. Aplikasi Pembangunan Dalam Memberdayakan Tenaga Aparatur

Bidang Retribusi Pasar, Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar

dan Kebersihan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Dengan melandaskan pemikiran terhadap permasalahan yang dihadapi

oleh Tenaga aparatur di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, maka sebagai

upaya untuk memperbaiki berbagai kelemahan dan mengantisipasi perubahan

13
lingkungan global maka diperlukan sebuah pemikiran untuk membangun

Tenaga aparatur yang handal, profesionalisme dan menjunjung tinggi nilai

kejujuran serta etika profesi dalam dalam menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai penyelenggara kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan publik.

Mengingat urgensitas peran Tenaga aparatur dalam menyelenggarakan

peran dan fungsinya, perlu kiranya dicari dan dirumuskan suatu pendekatan

strategis untuk membangun wajah baru aparatur profesional yang handal,

tanggap,inofatif, fleksibeldan tidak terlalu prosedural (kaku) dalam memberikan

pelayanan publik dan dalam penyelenggaraan di bidang Retribusi Pasar,

Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan.

Upaya untuk mencari paradigma baru dalam meningkatkan

profesionalisme Tenaga aparatur yang berkaitan dengan pencapaian tujuan

organsasi bukanlah pekerjaan mudah, sehingga kemampuan Tenaga aparatur

untuk beradaptasi dengan fenomena yang terjadi merupakan jawaban bagi

permasalahan tersebut. Pentingnya kemampuan Tenaga aparatur untuk

beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sebagai tolak ukur dalam melihat

profesionalisme kerja Tenaga aparatur.

Profesonalisme dalam pandangan Korten dan Alfonso (1981) diukur

melalui kahlian yang dimiliki oleh seseorang yang sesuai dengan kebutuhan

tugas yang dibebankan organisasi kepada seseorang. Alasan pentingnya

kecocokan antara disiplin ilmu atau keahlian yang dimiliki seseorang karena jika

keahlian yang dimiliki tidak sesuai dengan tugas yang dibebankan maka akan

berdampak pada inefektifitas organisasi. Sedangkan dalam pandangan

14
Tjokrowinoto (1996 ;160) Birokrasi dapat dikatakan profesionalisme atau tidak

diukur melalui kompetensi sebagai berikut :

1. Profesionalisme wirausaha (enterepreneurial - profesionalisme)

Kemampuan untuk melihat peluang-peluang yang ada bagi peningkatan

pertumbuhan ekonomi Nasional

2. Profesionalisme yang mengacu kepada misi organisasi (mission - driven

profesionalisme)

Kemampuan untuk mengambil keputusan dan langkah-langkah yang

perlu dan mengacu kepada misi yang ingin dicapai dan tidak semata-

mata mengacu pada Peraturan yang berlaku

3. Profesionalisme Pemberdayaan (empowering profesionalisme)

Dalam konsep ini aparatur Pemerintah berperan sebagai fasilitator atau

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang

dengan kekuatan sendiri (enabler). Namun demikian faktor faktor yang

paling dominan dalam mempengaruhi profesionalisme pembangunan

dalam memberdayakan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu

Selatan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Visi Misi organisasi

2. Struktur organisasi

3. Kepemimpinan

4. Penghargaan

Kecenderungan yang terjadi dalam bidang Retribusi Pasar, Pembukuan,

Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan tanpa terkecuali Tenaga

15
aparatur Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah loyalitas

kepada aturan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Kualitas dan profesionalisme Tenaga aparatur dapat diukur dari prestasi

dan inovasi yang dihasilkan baik secara individu maupun secara kelompok.

Inovasi dianggap sebagai sebuah momok yang menakutkan dan jika tidak ingin

dicap sebagai aparatur yang tidak loyal.

Mereka takut melakukan perubahan dan cenderung menikmati keadaan

yang sekarang dan mereka takut apa yang telah serta yang sedang mereka

nikmati sekarang hilang dan menjauh dari diri mereka.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa inovasi masih merupakan

sebuah uthopia bahkan menjadi momok yang menakutkan jika tidak ingin

dicap sebagai pejabat yang tidak loyal dan taat kepada atasan serta aturan

aturan yang telah ditetapkan sesuai dengan tugas dan fungsinya, sehingga

melahirkan istilah hidup segan mati tak mau dimana pada prinsipnya Tenaga

aparatur ingin melakukan yang terbaik bagi peningkatan pelayanan, akan tetapi

masih tersandung oleh adanya Peraturan yang telah ditetapkan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Selain itu Pemerintah dalam memberdayakan Tenaga aparatur

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan masih dihadapkan pada dilema

ketidakmampuan untuk berkembang, menjalankan, mengesuai dan

mengembangkan diri pada tugas dan fungsinya sebagai Pegawai Negeri.

Sudah seharusnya, jika Pemerintah dalam memberdayakan Tenaga aparatur

lebih ditujukan kepada bagaimana cara menciptakan profesionalisme dan

16
kemudahan dalam hal pelayanan publik. Hal ini sudah dibenahi oleh

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dengan menerapkan

adanya SOP (Standar Operasional Prosedur).

17
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian dan pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka dapat

disimpulkan bahwa pembangunan dalam memberdayakan Tenaga aparatur

bidang Retribusi Pasar, Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan

Kebersihan yang berkualitas dan profesional bertujuan untuk meningkatkan

mutu pelayanan kepada masyarakat di bidang Retribusi Pasar, Pembukuan,

Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan. Sebab salah satu tugas

pokok Pemerintah yang terpenting adalah memberikan pelayanan yang terbaik

kepada masyarakat. Dalam kenyataannya belum semua Tenaga aparatur

menyadari arti pentingnya pelayanan itu.

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan sebagai organisasi

yang tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat, melakukan

pembenahan terhadap kinerja Tenaga aparatur bidang Retribusi Pasar,

Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan agar lebih

berkualitas dan profesionalisme. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan

dan persepsi yang semakin kritis dan majemuk dari masyarakat.

18
B. SARAN

Berdasarkan Kesimpulan dari hasil Penulisan yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis memberikan saran dalam upaya meningkatkan

profesionalisme dalam pelayanan Tenaga aparatur bidang Retribusi Pasar,

Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan Dinas

Koperasi, UKM, Industri, Pasar dan Perdagangan Kabupaten Ogan Komering

Ulu Selatan khususnya dalam hal kepekaan, pelayanan dan inovasi, terdapat

beberapa hal yang harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, sebagai berikut :

1. Pentingnya kemandirian (otonomi) bagi unit-unit kerja dalam mencapai

tujuan yang ingin dicapai dan dirumuskan oleh Pemerintah Daerah dan

Wakil rakyat.

2. Menetapkan dan menentukan standar mutu pelayanan yang aspiratif,

responsive dan fleksibel serta bentuk bentuk pelanggaran atas standar

mutu harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

3. Perlunya memberikan Pelatihan bagi Tenaga aparatur bidang Retribusi

Pasar, Pembukuan, Pembinaan, Pengembangan Pasar dan Kebersihan

terutama bagi mereka yang berhubungan langsung dengan masyarakat

dalam hal pelayanan Retribusi Pasar, Pembukuan, Pembinaan,

Pengembangan Pasar dan Kebersihan, sehingga terciptanya pelayanan

yang prima bagi masyarakat.

19
DAFTAR PUSTAKA

1.Albrecht,Karl,(1985),Pengembangan Organisasi (Terjemahan),Bandung

:Angkasa.

2.April Hasan,(2009),Pengangkatan dan Penempatan PNS,Palembang :Alti

3.Depdikbud,(1989),Kamus Besar Bahasa indonesia,Jakarta : Balai Pustaka.

4.F.X.Soedjadi,(1995),Analisis Manajemen modern,Jilid I,Jakarta :PT Toko

Gunung Agung.

5.-------------------(1995),Analisis Manajemen Modern,Jilid II,Jakarta :PT Toko

Gungung Agung

6.Husein Umar,(2003),M,etode Riset perilaku Organisasi,Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Agung.

7.........................,(2003),Metode Riset Bisnis,Jakarta :PT Gramedia Pustaka

Utama.

8.J.P.G Sianipar,(2001),Manajemen Pelayanan Masyarakat,Jakarta :LAN-RI.

9.Lembaga Adminstrasi Negara,(2008),Pemecahan Masalah dan

Pengambalian Keputusan (PMPK),Modul Pendidikan dan Pelatihan

Kepemimpinan Tingkat IV,Jakarta LAN-RI

10.......................,(2001),Observasi Lapangan (OL),Modul Bahan Ajar Diklatpim

IV,Jakarta :LAN-RI

11.Suharsimi Arikunto,(1992),Prosedur Penelitian,Jakarta :PT Raneka Cipta

12.Sampara Lukman,(2001),Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan

Prima,Jakarta :LAN-RI

20
13.Sondang P,Siagian,(1996),Teori dan Praktek Pengembalian

Keputusan,Jakarta : PT Toko Gunung Agung

14.The Liang Gie,et al.,(1981),Ensiklopedi Administrasi,Jakarta,Gunung Agung

15.Tibolt,Frank,(1993),Meraih Yang Terbaik (Terjemahan),Jakarta : PT Pustaka

Binaman Pressindo.

16. Renstra Dinas Koperasi, UKM, Industri, Pasar dan Perdagangan Kabupaten

OKU Selatan Tahun 2012

17. Uraian Tugas Bidang Pasar Dinas Koperasi, UKM, Industri, Pasar dan

Perdagangan Kabupaten OKU Selatan

21

Anda mungkin juga menyukai