Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka menyelenggarakan Pembangunan dan Pemerintahan baik di

Negara Republik Indonesia, diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil ( PNS )

sebagai aparatur pemerintah, abdi negara dan abdi masyarakat yang memiliki

kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.

Negara dan Pemerintah khususnya Pegawai Negeri Sipil yang bersatu padu,

bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih dari KKN,

berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung jawab yang diemban kepadanya dan

kepada masyarakat pada umumnya.

Untuk menciptakan sosok Pegawai Negeri Sipil sebagaimana tersebut

diatas, maka diperlukan Pembinaan dan Pendidikan Pegawai Negeri Sipil untuk

meningkatkan kemampuan dibidangnya masing-masing, Pembinaan dan

Pendidikan dimaksud dibutuhkan agar kinerja Pegawai Negeri Sipil dapat sesuai

dengan apa yang direncanakan dan tercapai tujuan yang diinginkan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 telah diatur jelas kewajiban dan

larangan bagi Pegawai Negeri Sipil bagi yang melakukan pelanggaran disiplin

akan dikenai sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh yang

bersangkutan.

Menurut pendatapat A.W. Widjaya ( 1985 : 165 ) pembinaan adalah suatu

proses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali

dengan mendirikan, menumbuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang

1
disertai usaha-usaha perbaikan, penyempurnaan, dan akhirnya

mengembangkannya. Dengan demikian adalah segala usaha dan kegiatan

mengenai perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, penyusunan program,

koordinasi, pelaksanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan secara berdaya guna

dan berhasil guna untuk mencapai tujuan dengan semaksimal mungkin.

Pembinaan sebagai suatu sistem merupakan alat bagi organisasi, kantor

maupun instansi untuk mencapai daya guna dan hasil guna untuk itu perlu

dikembangkan Pegawai Negeri Sipil profesional, akuntabilitas, transparansi,

pelayanan prima, etika organisasi, wawasan kebangsaan dan dapat diterima

masyarakat.

Mengingat pentingnya pembinaan pegawai dalam suatu Organisasi/Intansi

Pemerintah maka penulis ingin menyoroti Bagaimana Pembinaan pada Dinas

Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, untuk itu penulis mengangkat

judul “ TINJAUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN PEGAWAI PADA DINAS

PENDIDIKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN”.

I.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka penulis

mengindentikasikan masalahnya adalah :

1. Seringnya terlihat pegawai yang terlambat datang dan pulang lebih awal

2. Terdapat pegawai kurang cepat dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan

waktu yang telah ditentukan

3. Kurangnya kesadaran untuk menjalankan tugas yang diemban

2
I.3 METODE PENULISAN

Adapun metode penulisan ini dalam penelitian ini hanya berkisar pada

Tinjauan Pembinaan Pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering

Ulu Selatan.

I.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penyusunan karya tulis

ini, penulis menguraikannya menjadi 4 ( empat ) Bab, Yaitu :

BAB I pendahuluan

Bab ini mengemukakan latar belakang pemilihan judul, Identifikasi

Masalah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka/Landasan Teori

Bab ini menguraikan landasan teori yang merupakan dasar analisis dalam

penulisan karya tulis ini, yang meliputi pengertian Administrasi, organisasi,

Manajemen, Pegawai serta peraturan disiplin pegawai dalam

pemerintahan.

BAB III Pembahasan/Analisa

Pada bab ini berisikan data-data kongkrit yang menjadi objek penelitian

penulis serta pembahasan dari setiap masalah yang telah dijelaskan

sebelumnya dengan berlandaskan pada data yang ada.

BAB IV Penutup

Bab ini mengenai kesimpulan dan saran terhadap materi

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Landasan Teori

II.1.1 Pengertian Administrasi

Peranan Administrasi dalam proses pelaksanaan berbagai aktivitas dalam

suatu negara, baik itu pada negara yang maju maupun di negara yang sedang

berkembang juga organisasi lainnya, baik sipil maupun militer dari yang berbentuk

dasar cukup dominan posisinya dalam rangka mencapai tujuan yang ingin dicapai

dari aktivitas yang dilakukan.

Guna memperjelas mengenai pengertian administrasi ini maka penulis

mengutip pendapat dari para ahli, para ahli dalam memberikan pengertian

mengenai konsep administrasi seringkali memisahkan dalam dua bagian pokok,

yaitu administrasi dalam arti luas dan administrasi dalam arti sempit (Tata Usaha).

Pengertian administrasi dalam arti sempit mengarah pada kegiatan

ketatausahaan yang dilakukan dalam suatu Kantor yang meliputi surat menyurat,

pemprosesan surat menyurat, tulis menulis, pengarsipan serta berbagai kegiatan

yang ada hubungannya dengan kelancaran jalannya kegiatan kantor.

Menurut pendapat Sondang P. Siagian ( 2003 : 3 ) mengatakan bahwa

Adiminstrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau

lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang lebih

ditentukan sebelumnya.

Sedangkan administrasi kepegawaian menurut Drs. Ibnu Syamsi ( 1994 : 6 )

mempunyai cakupan yang lebih luas jika dibandingkan dengan manajemen,

administrasi merupakan kegiatan sekelompok orang, baik yang memimpin (atasan)

4
maupun yang dipimpin (bawahan), sedangkan manajemen adalah kegiatan yang

memimpin (manajer atasan) saja, dengan kata lain manajemen adalah manajer.

Antara organisasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan satu sama lain

diantara keduanya mempunyai yang sangat erat dan keduanya adalah ciri dari

administrasi.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan administrasi kepegawaian adalah :

a. Merupakan seni memilih pegawai baru, mempergunakan dan mempekerjakan

pegawai lama sedemikan rupa sehingga tercapai hasil yang memuaskan baik

ditinjau dari tercapainya tujuan dari organisasi maupun pegawai yang

bersangkutan.

b. Merupakan segala kegiatan yang menyangkut pegawai mulai dari

penerimaan pegawai (recruitment) sampai pada pelepasan pegawai dalam

rangka menjalani masa pensiun untuk kembali ke masyarakat.

c. Merupakan fungsi dari seseorang administrator yang bertujuan mengadakan

penyusunan dan pengendalian segenap kegiatan-kegiatan untuk

mendapatkan, memelihara, mengembangkan dan menggunakan pegawai

sesuai dan seimbang dengan volume beban kerja dan tujuan (mission) dari

pada organisasi.

Fungsi ini pada pokoknya meliputi perencanaan, pengorganisasian,

membimbing (directing) dan pengawasan serta penilaian terhadap kegiatan-

kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut banyak sekali, ada kegiatan-

kegiatan pokok, ada yang tidak pokok atau tidak penting tetapi perlu dilaksanakan.

5
Apabila tidak ditentukan suatu rencana terlebih dahulu, maka akan ada

kemungkinan terjadinya pekerjaan yang kurang penting dan kurang diperlukan,

sementara kegiatan yang penting atau diperlukan tidak dikerjakan atau

diselesaikan. Atas dasar kemungkinan-kemungkinan tersebut administrator perlu

menetapkan terlebih dahulu suatu rencana tentang kegiatan-kegiatan apa yang

akan dikerjakan. Rencana kerja yang demikian lazim disebut “ Personal Program”.

Selanjutnya untuk memproses program yang telah ditetapkan tersebut

diperlukan adanya pendelegasian wewenang untuk mengambil tindakan mengenai

persoalan administrasi kepegawaian, dimana dalam pelaksanaannya harus

dikuasakan kepada pelaksana, sampai kepada tingkatan yang sebanding dengan

tanggung jawab yang telah diserahkan kepada mereka guna menjalankan

program-program masing-masing. Karena fungsi utama dari pada manajemen

kepegawaian adalah mengembangkan kebijaksanaan dan pedoman kerja yang

menyeluruh agar dapat dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan oleh

pelaksananya.

Jadi dalam administrasi kepegawaian harus ada pembagian tanggung

jawab yang jelas, tegas dan tepat sehingga program yang telah ditetapkan dapat

berjalan dengan suatu sistem, agar semua pegawai mau bekerja dan menjalankan

tugasnya sebaik-baiknya.

II. 1. 2 Pengertian Organisasi

Menurut Sarwoto ( 1999 : 11 ) organisasi adalah sebagai alat administrasi

dapat ditinjau dari dua sudut yaitu :

a. Sebagai wadah dimana kegiatan manajemen dijalankan.

6
b. Sebagai proses adalah diaman terjadi interaksi antara orang-orang yang

menjadi anggota organisasi yang bersangkutan.

Organisasi dapat dikatakan sabagai alat dimana terdapat orang-orang yang

bekerjasama. Jadi setiap aktivitas yang dilakukan merupakan hasil proses

kerjasama diantara orang-orang tersebut. Dengan demikian aktivitas organisasi

tidak dapat dipisahkan dari adanya administrasi.

Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh seorang pemimpin

sebagaimana dikemukakan diatas, diperlukan wadah untuk melaksanakan

aktivitas-aktivitas. Dalam aktivitas tersebut antara pimpinan dan bawahannya

dituntut untuk berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Hal-hal tersebut dapat

saja berbentuk kontemporer maupun permanen sesuai dengan kebutuhan.

Pola interaksi tersebut yang bersifat permanen dan berdasarkan rasionalitas

tertentu untuk mencapai tujuan disebut organisasi ( Sutarto, 1993 : 112 ). Uraian

diatas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian

( 1998 : 45 ), bahwa organisasi adalah “ Setiap bentuk persekutuan antara dua

orang atau lebih yang bekerja secara formal terlibat dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seseorang atau

beberapa orang yang disebut atasan dan sekelompok orang yang disebut

bawahan”.

Pengertian organisasi diatas, menunjukan bahwa pengertian organisasi

yang tidak hanya dipandang sebagai wadah atau tempat dilaksanakannya

serangkaian aktivitas anggotanya juga dipandang sebagai suatu hirarki antara

orang-orang dalam suatu ikatan formal (Sondang P. Siagian, 2003 : 41 ).

7
Berkaitan dengan hal diatas, Prajudi ( 1992 : 14 ) memberikan definisi

organisasi sebagai suatu bentuk kerjasama sekelompok orang berdasarkan suatu

perjanjian kerjasama guna mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, berarti

bahwa dalam suatu organisasi harus mengandung tiga komponen yaitu, adanya

manusia, adanya kerjasama, dan adanya tujuan bersama.

Dalam pertumbuhan dan perkembanganya organisasi menghadapi

tuntutan-tuntutan yang besar yang timbul sejalan dengan keberadaannya. Hal ini

menyangkut baik organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta. Tuntutan-

tuntutan tersebut berupa sifat organisasi yang semakin lama semakin kompleks

pula tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksnakan oleh pimpinan organisasi.

II. 1. 3 Pengertian Manajemen

Menurut Mulya Nasution ( 1996 : 1 ) dalam bukunya “Pengantar

Manajemen” menyebutkan, Hal yang pertama yang tercakup dalam manajemen

adalah pencapaian tujuan, untuk mencapai tujuan atau sasaran inilah peran

pimpinan (manajer) sangat penting, karena manajer ini akan memimpin seluruh

aktivitas yang akan dilakukan guna tercapainya atau sasaran perusahaan.

Dalam pengertian manajemen tersebut adalah menyangkut hubungan

dengan orang lain karena seluruh aktivitas manajemen berhubungan dengan

pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain yaitu bawahan. Peran manajemen inilah

yang memberikan pengarahan dan koordinasi terhadap bawahannya sehingga

tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik.

Dari pengertian menejemen diatas, diketahui bahwa manajemen itu adalah

pengurusan pada teknik-teknik pengelolan atau teknik-teknik manajemen,

diarahkan terhadap upaya peningkatan kemampuan melaksanakan tugas sehari-

8
hari yang menyangkut teknik-teknik manajemen ini menyangkut teknik-teknik

tertentu. Teknik-teknik manajemen ini menyangkut (S.Handayaningrat, 1990 : 112)

a. Organisasi dan metode

b. Sistim perencanan pembuatan program dan anggaran

c. Sistim manajemen informasi

d. bimbingan dan penyuluhan

e. Analisis sistem

f. Teknik-teknik perencanan

g. Statistik

h. Sistem kearsipan

i. Administrasi keuangan

j. Administrasi kepegawaian

k. Administrasi perkantoran

l. Administrasi perlengkapan

m. Ketatalaksanan dan sebagainya

Berdasarkan teknik-teknik manajemen yang di kemukakan diatas, dapat

diketahui bahwa manajemen itu menyangkut pengelolaan atau pengurus hal-hal

yang berkaitan dengan organisasi dan metode, sistim perencanan pembuatan

program dan anggaran, informasi, bimbingan dan penyuluhan, analisis sistem,

perencanaan statistik, kearsipan keuangan, kepegawaian, perkantoran,

perlengkapan ketatalaksanaan dan sebagainya.

Kemudian dalam Undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-

pokok Kepegawaian Bab III Pasal 12 Ayat (1) di kemukakan “Manajemen Pegawai

9
Negeri Sipil diarahkan untuk penyelengaraan tugas pemerintahan dan

pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna”.

Sedangkan pasal 2 di sebabkan untuk mewujudkan tugas penyelengaraan

pemerintahan dan pembangunan sebagaimana dimaksud ayat (1) diperlukan

Pegawai Negeri Sipil yang berprofesional, bertangung jawab, jujur dan adil melalui

pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem kerja dan sistem karier, yang

dititik beratkan pada sistem prestasi kerja.

Dari peryataan-peryataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

manajemen kepegawaian mempunyai objek yang sama yaitu aktivitas manusia

yang berkaitan erat dengan pengurus dan pengaturan tenaga kerja manusia dalam

suatu ikatan kepegawaian. Kepegawaian pada umumnya mengandung arti

keseluruhan pegawai yang dipekerjakan baik pada instansi pemerintah maupun

swasta mempunyai tujuan yang sama yaitu yang hendak dicapai.

II.1.4 Aparatur Pemerintahan

Menurut Drs. H. Malayu, SP Hasibun ( 2000 : 41 ) pegawai adalah pekerja

tetap dibawah pemerintah orang lain dan mendapatkan kompetensi serta jaminan.

Dari pendapat tersebut diatas dapat diketahui bahwa setiap tenaga kerja

yang dapat memberikan jasanya dengan mendapatkan imbalan yang sesuai

dengan peraturan-peraturan tertentu adalah pegawai.

Pada saat di tetapkan undang-undang pokok kepegawaian, maka

mengenai istilah Pegawai Negeri Sipil, belum terdapat rumusan atau definisi resmi,

pada umumnya pada tiap-tiap peraturan kepegawaian memberikan rumusan

tersendiri yang hanya berlaku untuk hal-hal yang diatur dalam suatu peraturan

yang lain.

10
Kemudian dengan ditetapkanya Undang-Undang pokok Kepegawaian,

maka defenisi Pegawai Negeri Sipil menjadi jelas walaupun masih mengandung

banyak mengandung banyak permasalahan-permasalahan yang masih

memerlukan penjelasan lebih lanjut. Untuk memperoleh pengertian Pegawai

Negeri Sipil menurut pandangan hukum kepegawaian dan hukum pidana, maka

uraian mengenai pegawai Negeri Sipil ini juga dibahas dari dua sudut tersebut

yaitu :

1. Pengertian Pegawai Negeri dari sudut hukum kepegawaian

2. Pengertian Pegawai Negeri dari sudut hukum pidana

II.1.4.1 Pengertian Pegawai Negeri Dari Sudut Hukum Kepegawaian

Pengertian Pegawai Negeri secara resmi mula-mula ditetapkan dalam

Undang-Undang Nomor 18 tahun 1961 (Undang-Undang pokok pegawaian

pertama). Dalam undang-undang tersebut pengertian Pegawai Negeri dirumuskan

sebagai berikut Pegawai Negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-

syarat yang ditemukan, diangkat, digaji menurut peraturan pemerintah yang

berlaku, dipekerjakan dalam suatu jabatan negeri oleh pejabat negara atau badan

negara yang berwenag

II.1.4.2 Pengertian Pegawai Negeri Dari Sudut Pidana

Pengertian Pegawai Negeri dari sudut kepidanaan, perumusan pegawai

negeri didalam kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Mengenai siapa

yang termasuk sebagai pegawai negeri di rumuskan pada pasal 92 KUHP yang

berbunyi sebagai berikut : yang disebut pejabat, termasuk juga orang-orang yang

dipilih menjadi anggota badan pembentukkan undang-undang pemerintahan atau

11
badan perwakilan rakyat indonesia asli dan kepala golongan timur asing yang

menjalankan kekuasaan sah.

Berdasarkan pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 kedudukan

Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur negara abadi negara dan abdi

masarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila Undang-Undang

Dasar 1945, Negara dan pemerintah, sehingga dengan demikian dapat

memuaskan pemikiran serta mengerahkan segala daya dan upaya untuk

menyelengarakan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna

dan berhasil guna.

Dari pendapat tesebut ternyata belum dapat membedakan antara pegawai

negeri dan pegawai swasta.sehubungan dengan hal tesebut didalam Undang-

Undang Republik Indonesia yang telah memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan,diangkat oleh pejabat yang berwenang yang diserahi tugas negara dan

ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan dan di gaji

berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku.

Dapatlah di jelaskan bahwa antara Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai

Swasta terhadap perbedaan-perbedaan yang prinsip. Pegawai Negeri Sipil

kedudukannya sebagai tercantum dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 43 tahun

1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yaitu Pegawai Negeri adalah unsur

aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat

secara profesional, jujur, adil dan merata dalam menyelenggarakan tugas negara,

pemerintah dan pembangunan.

12
II.1.5 Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Adanya pembinaan Pegawai Negeri secara berdaya guna dan berhasil

guna akan sangat selaras dengan tujuan pembangunan nasional yakni

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh

masyarakat Indonesia dalam arti kata pembangunan ditujukan kepada manusia,

bukan manusia untuk pembangunan, yang dibangun adalah dan masyarakat oleh

karena itu di laksanakannya pembinaan Pegawai Negeri sebagai individu maupun

aparatur negara merupakan kunci pokok Pegawai Negeri sebagai subjek dan

objek, karena ia adalah pemikir ,perencanaan dan pelaksana.

Pembinaan yang dilaksanakan baik melalui sistem karier maupun sistem

prestasi kerja akan sangat membantu para pegawai Negeri didalam memusatkan

pemikiran sehingga dapat mengerahkan segala daya dan tenaganya untuk

menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan.

Pembinaan Negeri merupakan kunci pokok dalam pelaksanaan tujuan

nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

yakni terwujudnya adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

II.1.6 Disiplin Kerja

Dalam sebuah organisasi, agar dapat sesuai dengan rencana tertentu

diperlukan ketaatan anggota untuk melakukan aktivitas yang telah di bebankan

kepadanya, disiplin anggota sangat mutlak dibutuhkan agar aktivitas kerja dapat

selesai dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Dalam menjalankan aktivitas setiap anggota harus memenuhi peraturan

yang telah di tetapkan seperti jam kerja, waktu istirahat dan pelaksanan aktivitas

sendiri juga harus mengacu kepada ketetapan yang telah digariskan lembaga/

13
organisasi, seperti jumlah anggaran, kuantitas dan kualitas produk, hal ini

dikarenakan anggota itu sendiri tentu mempunyai tingkah laku dan persepsi sendiri

terhadap peraturan.

Dalam pengertian disiplin pada hakekatnya menurut pendapat Mulya

Nasution ( 1996 : 217 ) terdapat unsur terkait yaitu :

a. Tingkah Laku

Tingkah laku bawahan dan atasan dalam suatu kantor akan berbeda dalam

menanggapi disiplin, karena disiplin merupakan alat pemaksa agar mereka

melakukan aktivitas kalau tanggapan positif mereka akan mengikuti peraturan dan

tingkah laku yang positif pula, begitu sebaliknya.

b. Tata Tertib atau Peraturan

Tata tertib ini biasanya berasal dari kebijaksanaan–kebijaksanan dan program

yang ada dalam suatu kantor, ini merupakan suatu alat agar pelaksanan aktivitas

tersebut sesuai dengan standar yang di persiapkan organisasi.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita amati bahwa mereka yang disiplin

lebih tinggi umumya dapat berprestasi yang lebih tinggi pula. termasuk lima faktor

penting yang sangat berpengaruh hidup serta kehidupan organisasi atau

perkantoran yang salah satunya dalam hal ini adalah “Ketertiban” merupakan

suatu unsur ketertiban adalah disiplin. Dapat pula kita amati penerapan disiplin

yang tinggi dalam suatu organisasi, lembaga/kantor memerlukan teladan dari

tokoh-tokoh atau pimpinan, bawahan lebih bersikap mengikuti atasanya.

Disiplin sebagai suatu sistem merupakan alat bagi organisasi,kantor

maupun instansi tersebut untuk dapat mencapai tujuan yang telah

14
ditetapkan,karena disiplin inilah semua aktipitas dapat dijalankan secara teratur

sehinga bisa mencapai tujuan.

II.1.7 Disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil sebagai pelaksanan peraturan perundang-undang

oleh sebab itu wajib berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati

oleh masyarakat Pegawai Negeri Sipil berkewajiban memberikan contoh yang baik

dalam menaati dan melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang

berlaku, dalam melaksanakan peraturan perundang-undang pada umumnya

kepada Pegawai Negeri Sipil di berikan tugas kedinasan untuk melaksanakan

sebaik-baiknya, pada pokoknya memberikan tugas kedinasan itu adalah

merupakan kepercayan dari atasan yang berwenang, dengan harapan bahwa

tugas itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Berhubungan dengan itu

maka setiap Pegawai Negeri Sipil melaksanakan tugas kedinasan yang dipercaya

kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.

Peraturan perundang-undangan yang mengatur disiplin Pegawai Negeri

Sipil adalah peraturan pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, adapun tujuan diadakan

peraturan tersebut yaitu :

a. Untuk membina Pegawai Negeri Sipil

b. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanan

tugas.

Kewajiban serta larangan Pegawai Negeri Sipil dalam disiplin Pegawai

Negeri Sipil menurut peraturan pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, kewajiban

antara lain disebutkan :

15
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan

Pemerintah

b.Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan

pribadi/golongan,serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat

mendesak kepentingan negara atau pun golongan diri sendiri dan atau

pihak lain.

c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah dan

Pegawai Negeri Sipil

d. Mengangkat dan metaati sumpah/janji PNS dan sumpah/ janji jabatan

berdasarkan peraturan undang-undang yang berlaku.

e. Menyiapkan rahasia negara dan jabatan sebaik-baiknya dan dengan

penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.

f. Bekerja jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara.

g. Metaati ketentuan jam-jam kerja

h. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik

i. Bertindak dan bersikap tegas, tetap adil dan bijaksana terhadap

bawahan

Adapun larangan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan hal-hal yang menurunkan kehormatan/martabat negara

Pemerintah Pegawai Negeri Sipil

b. Menyalahgunakan wewenang

c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai/bekerja untuk negara asing

d. Menyalahgunakan barang, uang atau surat berharga milik negara

16
e. Memiliki, menjual, membeli, mengadakan, menyewakan atau meminjam

barang, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah.

f. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau

martabat PNS, kecuali untuk kepentingan jabatan.

Untuk membina Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi negara dan abdi

masyarakat dengan penuh kesetian dan ketaatan kepada pancasila dan UUD

1945, bermental baik dan berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih,

bermutu tinggi dan sadar akan tanggung jawab untuk menyelenggarakan tugas

pemerintah dan pembangunan, yang demikian itu antara lain diperlukan adanya

peraturan disiplin yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan dan sanksi apa

bila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 telah diatur dengan

jelas kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh

setiap Pegawai Negeri Sipil melakukan disiplin. Selain dari itu didalam peraturan

pemerintah diatur pula tentang tatacara pemeriksaan , tatacara pengaturan dan

penyampaian hukum disiplin, serta tatacara pengajuan keberatan apabila Pegawai

Negeri Sipil , yang dijatuhi hukuman disiplin itu merasa keberatan atau hukuman

disiplin yang dijatuhkan kepadanya.

II.2 KERANGKA PEMIKIRAN

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur apartur Pemerintah, abdi negara, abdi

masyarakat yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah serta bersatu padu, bermental baik,

17
berwibawa berdaya guna, berhasil guna, bermutu tinggi dan sadar tanggung

jawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.

Untuk membentuk dan membina Pegawai Negeri Sipil yang demikian,

antara lain diperlukan adanya pendidikan dan pelatihan yang memuat pokok-pokok

kemampuan, etika, pelayanan, manajemen, pola pikir, budaya kerja dan sistem

kepemerintahan yang baik bagi Pegawai Negeri Sipil.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

dan Pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil di mana diatur dengan jelas bahwa

Pendidikan dan Pelatihan merupakan salah satu pembinaan bagi Pegawai Negeri

Sipil dalam meningkatkan kemampuan, etika, pelayanan, manajemen, pola pikir,

budaya kerja dan sistem kepemerintahan yang baik bagi Pegawai Negeri Sipil itu

sendiri.

Adapun tujuan dari pendidikan dan pelatihan tersebut adalah meningkatkan

pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas

secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil

sesuai dengan kebutuhan Instansi, oleh sebab itu setiap Pendidikan dan Pelatihan

dilaksanakan haruslah sesuai dengan kebutuhan Instansi masing-masing untuk

mengetahui apakah Pegawai Negeri Sipil yang ikut dalam Pendidikan dan

Pelatihan tersebut memang benar dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas di

bidangnya serta untuk mengetahui kekurangan yang ada pada pegawai tersebut

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Dalam sebuah organisasi, lembaga, instansi maupun kantor agar sesuai

dengan rencana dalam mencapai tujuan tertentu, diperlukan pembinaan

anggota/pegawai untuk melakukan aktivitas yang telah dibebankan kepadanya,

18
pembinaan sangatlah dibutuhkan dalam aktivitas kerja agar rencana dan tujuan

yang akan dicapai dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan

pembinaan di Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang

menjadi ruang lingkup penulis meliputi pendidikan pelatihan, bentuk bimbingan-

bimbingan teknis dan efektif atau tidaknya pendidikan pelatihan yang dilakukan.

II.3 HIPOTESIS

Dari asumsi yang diperoleh penulis menarik hipotesis sebagai berikut :

Bahwa pelaksanaan pembinaan pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan

Komering Ulu Selatan adalah sangat mutlak dibutuhkan.

19
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Seperti telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya bahwa dalam

pelaksanaan tugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

sering menghadapi berbagai masalah yang dapat menghambat dalam tugas pokok

dan fungsi. Dari hasil pengamatan selama penulisan bertugas, masalah utama

yang dihadapi adalah program kerja tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana

akibat kurangnya kesadaran dari Pegawai. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal,

antara lain :

1. Seringnya terlihat pegawai yang terlambat datang dan pulang lebih awal

2. Terdapat pegawai kurang cepat dalam menyelesaikan pekerjaannya

dengan waktu yang telah ditentukan

3. Kurangnya kesadaran untuk menjalankan tugas yang diemban

Dari berbagai permasalahan tersebut diatas, dapat dilihat bahwa sangat

perlunya pembinaan terhadap pegawai untuk meningkatkan program kerja sesuai

dengan tugas, pokok dan fungsinya sebagai Pegawai Negeri Sipil. Hal ini

disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

1. Tingkat Kesadaran Pegawai yang masih rendah

2. Kurang memahami Peraturan-Peraturan tentang Kedisiplinan Pegawai

3. Kurangnya pengawasan dari Atasan langsung

20
III.2 PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan yang ada pada Dinas Pendidikan

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, maka pemecahan masalah yang harus

dilakukan adalah Dengan peningkatan pembinaan dari atasan langsung Pegawai

Negeri Sipil dan melaksanakan peraturan tentang disiplin Pegawai serta

pemberian sanksi kepada Pegawai Negeri Sipil yang tidak mematuhi peraturan

tentang Disiplin pegawai.

21
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV. 1 KESIMPULAN

Dari uraian dan pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka dapat

disimpulkan bahwa pemecahan masalah yang harus dilakukan oleh Dinas

Pendidikan untuk peningkatan kerja Pegawai Negeri Sipil agar lebih baik, yaitu

dengan adanya pembinaan dari atasan langsung Pegawai Negeri Sipil dan

melaksanakan peraturan tentang disiplin Pegawai serta pemberian sanksi kepada

Pegawai Negeri Sipil yang tidak mematuhi peraturan tentang Disiplin pegawai.

IV. 2 SARAN

Berdasarkan Kesimpulan dari hasil Penulisan yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis memberikan saran dengan peningkatan sosialisasi dan

pembinaan langsung dari atasan langsung Pegawai Negeri Sipil bagi peningkatan

kerja Pegawai Negeri Sipil agar lebih baik di masa yang akan datang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abuasis Sarnubi, 1991, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Pustaka Amani

Jakarta.

Handayaningrat, Soewarno, Drs, 1990, Pengantar Study Administrasi dan

Manajemen, Jakarta Gunung Agung.

Hasibuan, SP. Malayu, Drs, Manajemen Sumber Manusia, Jakarta, Bumi Aksara.

Ibnu Syamsi, Drs, 1994, Ensiklopedi Administrasi, Jakarta, Gunung Agung.

Nasution Mulya, 1996, Pengantar Manajemen, Jakarta, Djambatan.

Prajudi Atosudirjo, 1992, Dasar - Dasar Ilmu Administrasi Cetakan

Kesepuluh, Jakarta Gitalia Indonesia.

Sarwoto, S, 1999, Dasar – Dasar Organisasi dan Manajemen, Jakarta, Ghalia

Indonesia.

Sondang. P. Siagian, 2003, Filsafat Administrasi, Jakarta, Bumi Aksara.

Sugiyono, DR, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Gramedia

Pustaka Utama.

Dokumen :

Undang – Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok – Pokok Kepegawaian.

Peratuan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan

JabatanPegawaiNegeriSipil.

23

Anda mungkin juga menyukai