KELOMPOK 1
Mencari Materi Tentang SIRS Pemerintah dan mempresentasikan
PUTRI RAHMAYANI(2114401007)
(Suatu Studi Pada Bagian Data Dan Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat)
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kinerja dari
Keith Davis yang mengatakan ada dua faktor yang mempengaruhi pencapaian
kinerja yaitu faktor kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Kinerja
aparatur (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
PENDAHULUAN
tangganya sendiri. Otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan
bertanggung jawab.
masyarakat sesuai
1
2
masyarakatnya.
perencanaan dan
organisasi. Peran yang begitu besar dari SDM sebagai pelaku utama dan
satu faktor yang menentukan peran SDM adalah kinerja. Aparatur dalam
kepada masyarakat.
mutlak diperlukan agar ada jaminan terhadap kebenaran dan keakuratan hasil
penilaian itu. Kinerja organisasi tidak akan terpacu untuk berkembang jika
sistem tidak
sumber daya alam dan sumber daya manusia. Selain itu Jawa Barat
kabupaten, 9 kota dengan 592 kecamatan dan 5821 desa yang tersebar di seluruh
Provinsi Jawa Barat. Kondisi geografis Provinsi Jawa Barat yang berdekatan
dengan ibu kota negara menjadikan Jawa Barat sebagai daerah yang sangat
saja bermanfaat bagi ibu kota tetapi bagi masyarakat Jawa Barat.
yang sedang mendapat perhatian besar dari pemerintah Provinsi Jawa Barat
hak dasar rakyat, yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
sumber daya manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen utama selain
dalam satu komunitas, yang dapat berbasis pada local area network,
dunia saat ini telah mengalami revolusi informasi yang sangat luar biasa.
Negara Indonesia dalam manghadapi era globalisasi. Konsep teknologi yang ada
di suatu
pemerintahan disebut E-Government, yang dapat menghubungkan secara
lebih
6
hubungan inter-
agency).
dapat menghubungkan secara lebih mudah dan tran sparan. Interaksi antara
pemerintah
(G2G-hubungan inter-agency).
dan apapun saja yang berkenaan dengan hak serta kewajiban pemerintah
masyarakat dapat melaporkan jalan yang rusak di tempat tertentu. Hal ini dapat
7
pula ditanggapi oleh kelompok masyarakat yang lain yang dapat berbagi
umumnya jarang yang memiliki sumber daya manusia yang handal di bidang
daerah baik dari SDM dan sumber daya alam (SDA) perlu didukung dengan
Kemajuan teknologi dan informasi di Provinsi Jawa Barat dapat dilihat dari
komputer. Salah satu bentuk upaya pemeritah Provinsi Jawa Barat sebagai
Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan sebagai
aplikasi
segala data-data akan menjadi lebih mudah dikerjakan, sehingga pencatatan data
lebih cepat, tepat dan akurat, sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan
keputusan.
sehingga hal ini akan menjadi masukan sebagai suatu sember informasi
dalam pengambilan
keputusan.
9
Barat Selain itu, SIRS dapat juga berfungsi sebagai sistem informasi
atau pengguna yaitu aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada
Bagian Data dan Informasi Kesehatan. Aplikasi SIRS ini hanya digunakan
oleh aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat saja, karena aplikasi ini
dengan SIRS seperti ingin mengetahui salah satu informasi kesehatan yang ada
Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan.
10
Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan belum adanya
SDM yang berkualitas dan handal secara merata dalam menerapkan SIRS
dari aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam menerapkan SIRS
tersebut. Selain dari itu aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
maka peneliti tertarik untuk mengambil judul skripsi ini yaitu ”Kinerja
Jawa Barat.
1. Bagi Peneliti
menerapkan SIRS
2. Secara Teoritis
masyarakat Provinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu wujud dari
dalam
3. Secara Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak-
pihak
bahwa, “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
jawab
hasil kerja yang (output) yang dihasilkan oleh seseorang aparatur baik dilihat
dari segi kulitas maupun kuantitas yang telah dicapai oleh aparatur dalam
melaksanakan
tugas-tugas
Jadi kinerja aparatur adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh
sesuai dengan
Oleh karena itu bila ingin tercapainya tujuan yang telah ditetaapkan sebelumnya,
faktor yang
1. Ability
Psychologically, ability consists of potential ability (IQ) and reality
(knowledge + skill). It is means that leader and subordinate with IQ
on average (110-120), even superior IQ, very superior, gifted and genius
with right education for right position and capable in daily working, is easy
to get the maximum performance.
2. Motivation
It is considered as the leader attitude and subordinate to the workplace.
Anyone with positive attitude to their working condition is will shows high
motivation and vice versa. The meaning of situation is that there is
working contact, facility, atmosphere, leader policy, leadership model and
working condition.
(Davis, 1985:484).
atau tidak
sesuai dengan keahliannya maka kinerjapun tidak akan tercapai. Begitu juga
14
dengan faktor motivasi yang merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai
mudah dan transparan. Interaksi antara pemerintah dan warga negara (G2C-
pemerintah ke perusahaan
setup server dan acces point di berbagai tempat. Contohnya antara lain
menurut Edi
Sutanta yaitu:
masyarakat,
kali sistem mengacu pada komputer seperti IBM PC atau Macintosh, tetapi juga
bisa ke arah yang lebih luas seperti sistem tata surya atau bahkan ke hal-hal yang
lebih
dan saling bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan. Menurut Scott,
Manajemen Bagi Pemerintah Di Era Otonomi Daerah, sistem terdiri dari unsur-
(Scott dalam
Anwar, 2004:5).
gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan
manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat
dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola
1. Tujuan,
2. Masukan,
3. Keluaran,
4. Proses,
5. Mekanisme pengendalian, dan
6. Umpan balik.
(Kadir, 2006:54)
memiliki batas. Gambar 1.1 memperlihatkan hubungan antar elemen dan juga
kaitannya
dengan lingkungan.
16
Gambar 1.1
Sistem Perusahaan dan Elemen-elemennya
Pelanggan
Bank
Vendor Masukan Keluaran Pesaing
Proses
Mekanisme
Pengendalian
Umpan Balik
Tujuan
Pemerintah
Pemilik
1. Tujuan
sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu
Walaupun begitu,
tujuan utama yang umum ada tiga macam (Hall, 2001), yaitu:
dari sistem informasi itu sendiri, yaitu untuk kepengurusan manajemen, untuk
17
operasi perusahaan.
2. Masukan
dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. (Kadir, 2006:56)
Masukan dapat berupa hal-hal berwujud (tampak secara fisik) maupun yang
pelanggan).
Pada sistem informasi, masukan dapat berupa data transaksi, dan data
3. Proses
dari masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa informasi dan
produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja
sisa pembangunan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa
pemanasan bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas
pembedahan
mengurutkan
4. Keluaran
laporan dan
seseorang
1. Menambah pengetahuan,
2. Mengurangi ketidakpastian,
3. Mengurangi resiko kegagalan,
4. Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan, dan
5. Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-
keputusan yang menentukan pencapaian sasaran dan
tujuan. (Sutanta, 2003:11).
merupakan data yang diproses sedemikian rupa yang terdiri dari unsur-
dikutip oleh Abdul Kadir dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Sistem
19
Kadir, 2006:11).
suatu organisasi mendukung suatu operasi dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dalam
Gambar 1.2
Komponen Sistem Informasi
masukan data,
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara
(Sinambela, 2007:5).
oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu bentuk
publik adalah
menyatakan secara jelas dan akurat mengenai bagaimana suatu konsep tersebut
dapat diukur
(Hermawan, 2004:42).
Provinsi Jawa
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang digaji untuk melakukan tuga s-
tugasnya secara teknis, yaitu dalam menerapkan SIRS sesuai dengan
ketentuan atau
3. Kinerja aparatur adalah hasil dari kerja yang telah dicapai oleh
seorang aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat baik itu secara
sebagai berikut:
menerapkan
menerapkan
SIRS.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang terarah dan tertuju dalam
menerapkan
1) Sikap (attitude)
2) Situasi (situation)
maka SIRS merupakan suatu sistem pencatatan dan pelaporan rumah sakit
adalah hubungan
yang logis antar dua konsep khususnya didasarkan dalam bentuk suatu pernyataan
24
Jawa Barat yang efektif dalam menerapkan SIRS dapat dilihat dari model
kerangka
Gambar 1.3
Model Kerangka Pemikiran
suatu metode.
adalah:
keadaan suatu objek yang diselidiki berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada
mendeskripsikan sejumlah
maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang
interpretasi dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang diteliti.
26
ini adalah:
dokumen yang
menerapkan SIRS
bagian-
bagian yang menangani kinerja aparatur Dinas Kesehatan dalam
27
Provinsi Jawa Barat. Suatu masalah yang diteliti dan cepat memperoleh
tujuan
penelitian.
pertimbangan pengambil data yang menurut dia sesuai dengan maksud dan
tujuan penelitian.
penelitian.
aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi
Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan, peneliti
mengambil beberapa orang dari aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
dalam
1. Edi Sutardi, SKM, M.Kes sebagai Kepala Seksi Data dan Informasi
Informasi Kesehatan.
data SIRS
tentang SIRS
yang ada di Bagian Data dan Informasi Kesehatan.
4. Herti Suherti Rachma Dewi SKM sebagai staf Data dan Informasi
Kesehatan,
pengumpulan data
pengumpulan data
menggunakan
accidental, yaitu:
masyarakat untuk digunakan sebagai sampel secara kebetulan bila salah satu
masyarakat itu cocok untuk dijadikan sebagai nara sumber. Peneliti akan
Analisa data adalah suatu kegiatan yang mengacu pada penelahaan atau
data yang sesuai dengan penelitian ini adalah analisa deskriptif kualitatif. Secara
sebagaimana model
upaya yang dilakukan bedasarkan data yang ada. Data dipilih dan dikelola
tersebut merupakan
adalah sebagai
berikut:
generalisasi
lapangan. Analisa
Bandung telepon (022) 4230353 - 4232292 fax (022) 4236721 kotak pos 1021
Bandung 40171 dan Jl. Ternate No. 2 telepon. (022) 4235026 - 4238670 fax
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian
2 Pengajuan Judul
3 Penyusunan Usulan
Penelitian
4 Seminar Usulan Penelitian
7 Penulisan Skripsi
8 Sidang Skripsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kinerja diartikan sebagai: (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang
bahwa “kinerja merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan,
(Robbins,
1996:P.24).
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Parter dan Lawler
seseorang dari
33
perbuatan-perbuatannya (as’ad,2003:P.47).
33
34
adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk
performance tinggi, disebut sebagai orang produktif dan sebaliknya orang yang
rasio antara pengeluaran (output) dan masukan (infut). Seorang pegawai yang
efisien adalah seorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil,
uang, mesin dan waktu). Dengan kata lain, dapat memaksimumkan keluaran
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang tel ah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang
pegawai yang efektif adalah seorang yang dapat memilih pekerjaan yang harus
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama
35
satu periode waktu. Secara lebih tegas Amstron dan Baron mengatakan
kinerja, bahwa “Kinerja adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat
konstribusi
selaku pemakai dan memberikan kontribusi ekonomi. Lebih jauh Indra Bastian
menyatakan bahwa:
dari suatu organisasi, misi organisasi dan visi dari organisasi tersebut yang
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
yang diberikan
seseorang
untuk menghasilkan kinerja pemerintahan yang baik dan efisien sesuai dengan
bidang kemampuan yang dimiliki oleh setiap aparatur pemerintahan yang ada
dari sektor negeri atau pemerintahan yang digaji oleh pemerintah untuk
jabatannya dan
sebagai pelaksana dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, oleh
Sumber Daya Manusia, menyebutkan bahwa ”sumber daya manusia adalah daya
atau tenaga atau kekuatan atau kemampuan yang bersumber dari manusia”
(Buchari, 2001:64). Berdasarkan hal tersebut bila dikaitkan dengan aparatur, maka
sumber daya aparatur pemerintahan merupakan segala daya, tenaga, kekuatan dan
oleh pemerintah sebagai pelaksana dari setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
Pokok-Pokok
masing- masing. Hasil dari pekerjaan itu lebih ditinjau dari segala segi sesuai
porsi, objek,
bersifat terus-menerus dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun serta jangka
38
dilakukan oleh aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian
bahwa aparatur
1. Bersih,
2. Berwibawa,
3. Bermental baik, dan
4. Mempunyai kemampuan profesional yang
tinggi. (Situmorang, 1994:83).
memiliki
pemerintah
untuk melayani masyarakat, dalam hal ini aparatur Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa
39
yang diberikan oleh aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada
sesuai dengan
Oleh karena itu bila ingin tercapainya tujuan yang telah ditetaapkan sebelumnya,
faktor yang
1. Ability
Psychologically, ability consists of potential ability (IQ) and reality
(knowledge + skill). It is means that leader and subordinate with IQ
on average (110-120), even superior IQ, very superior, gifted and genius
with right education for right position and capable in daily working, is easy
to get the maximum performance.
2. Motivation
It is considered as the leader attitude and subordinate to the workplace.
Anyone with positive attitude to their working condition is will shows
high motivation and vice versa. The meaning of situation is that there is
working
40
dapat mempengaruhi kinerja karena dengan kemampuan yang tinggi maka kinerja
pegawaipun akan tercapai, sebaliknya bila kemampuan pegawai rendah atau tidak
sesuai dengan keahliannya maka kinerjapun tidak akan tercapai. Begitu juga
dengan faktor motivasi yang merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai
faktor
kemampuan
kemampuan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan
Kemampuan
menggerakan diri aparatur yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi. Sikap mental aparatur yang pro dan positif terhadap situasi
faktor apa yang memberi andil dan berkaitan dengan efek negatif terhadap
Faktor motivasi
SDM-nya
atau tidak sesuai dengan keahliannya maka kinerjapun tidak akan tercapai.
Begitu juga dengan faktor motivasi yang merupakan kondisi yang menggerakan
diri pegawai
2.2 E-Government
mudah dan transparan. Interaksi antara pemerintah dan warga negara (G2C-
pemerintah ke perusahaan
setup server dan acces point di berbagai tempat. Contohnya antara lain
menurut Edi
Sutanta yaitu:
masyarakat,
yang menyediakan layanan dalam bentuk elektronik. The World Bank Group
memberi
pengertian E-Government sebagai berikut :
44
warga negara,
bentuk elektronis, dengan dan oleh pemerintah, tidak terbatas tempat dan
waktu yang sesuai dengan makna era globalisasi pada masa sekarang dan
memberikan nilai
informasi dan
komunikasi terutama yang berkaitan dengan pemberian pelayanan kepada
45
pemerintah meningkat.
dua aspek
1. Publish / Publikasi
yang digunakan tidak perlu melibatkan sejumlah sumber daya yang besar dan
beragam, selain itu juga skala yang digunakan kecil. Komunikasi yang
Indrajit publish
yaitu:
“Di dalam kelas publish ini yang terjadi adalah komunikasi satu arah,
dimana pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang
dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh
masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan melalui Internet”
(Indrajit, 2004:30)
menjadi
2. Interact / interaksi
melakukan pelayanan
bentuk yaitu, komunikasi secara langsung dan tidak langsung (Indrajit, 2004:31).
untuk dapat berpartisipasi dengan pemerintah secara cepat dan bebas. Fasilitas
yang diberikan dalam jenis ini adalah polling / ruang diskusi dalam situs web
3. Transact / transaksi
“Yang terjadi pada kelas ini adalah interaksi dua arah seperti pada
interact, hanya saja terjadi sebuah transaksi yang berhubungan
dengan perpindahan uang dari satu pihak lainnya (tidak gratis,
masyarakat harus membayar kasa pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah atau mitra kerjanya)” (Indrajit, 2004:32)
digunakan lebih sulit dibandingkan dengan publish serta interact. Dalam jenis
interaksi ini diperlukan sistem keamanan yang baik agar perpindahan uang yang
faktor tersebut berasal dari faktor teknologi, ekonomi, globalisasi, nasional serta
lokal.
Government senantiasa
1. Data infrastruktur,
2. Infrastruktur legal,
3. Infrastruktur institusional,
4. Infrastruktur manusia,
49
berbasis E-Government.
1. Data infrastruktur
dokumentasi dan proses kerja ditempat untuk menyediakan kuantitas dan kualitas
2. Infrastruktur legal
yang mempunyai
kekuatan hukum.
50
3. Infrastruktur institusional
4. Infrastruktur manusia
E-Government dapat
5. Infrastruktur teknologi
dimiliki maka dapat dilihat melalui jumlah komputer atau sarana teknologi
51
(Indrajit, 2002:27).
sesuai dengan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan
yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang dinginkan (Nugroho, 2003:158).
yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam keputusan”
(dalam Wahab, 1997:65). Dalam hal ini, penerapan adalah pelaksanaan sebuah
hasil kerja yang diperoleh melalui sebuah cara agar dapat dipraktekkan ke dalam
masyarakat.
diinginkan
saling bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan. Menurut Scott, dalam
Bagi Pemerintah Di Era Otonomi Daerah, sistem terdiri dari unsur-unsur seperti
dikutip oleh Abdul Kadir dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Sistem
meningkatkan pengetahuan
1. Menambah pengetahuan,
2. Mengurangi ketidakpastian,
3. Mengurangi resiko kegagalan,
4. Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan, dan
5. Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-
keputusan yang menentukan pencapaian sasaran dan
tujuan. (Sutanta, 2003:11).
merupakan data yang diproses sedemikian rupa yang terdiri dari unsur-
yang dikutip oleh Abdul Kadir dalam bukunya yang berjudul Pengenalan
Kadir, 2006:11).
data yang dihasilkan. Informasi ibarat data yang mengalir didalam tubuh
meningkat.
data yang diolah menjadi suatu bentuk penting nilai yang nyata atau dapat
Dasar Pengertian
data yang telah diolah menjadi suatu informasi bagi si penerima informasi
dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan langsung
informasi
bahwa:
“informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih
berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian- kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk pengambilan suatu keputusan” (Wahyono, 2004:3).
suatu keadaan. Sedangkan nilai dari pada informasi ditentukan oleh manfaat,
manfaatnya lebih
Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang
data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut bisa
rupa sehingga dapat memberikan arti dan manfaat sesuai dengan keperluan
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berbicara
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data yang diolah melalui suatu
tindakan lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data yang
keputusan, karena
penting
pelayanan
pengambilan
yang
oleh Teguh Wahyono, yaitu “ Sistem informasi pada dasarnya merupakan suatu
sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam
organisasi
kegiatan strategi
bukunya yang berjudul Sistem Informasi Konsep Dasar Analisis Desain dan
Implementasi
SIMDA, yaitu:
SDM yang dimaksud adalah kinerja pegawai supaya bisa beradaptasi dengan
teknologi
lain. Materi yang peneliti bahas adalah berkaitan dengan kinerja sebuah
pelabuhan, bandara, dan lain-lain. Dan penggunaan sistem informasi ini tanpa
data-data
dengan waktu tertentu. SIRS ini diterapkan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan dan dikelola khusus oleh
kesehatan. Tujuan umum SIRS adalah didapatkan semua data hasil kegiatan
rumah sakit dan data lainnya yang berkaitan, serta dilaporkan data tersebut
rumah sakit dan data berkaitan dalam format-format yang telah ditentukan
dengan menggunakan sistem data base dan jaringan komunikasi yang difasilitasi
data-data pasien dan mempercepat kinerja rumah sakit dalam melayani pasien.
OBJEK PENELITIAN
berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut (dpl) adalah
seluas 330.946,92 hektar, 312.037,34 hektar berada pada ketinggian 25- 100
meter dpl, 650.086,65 hektar berada pada 100-500 meter dpl, 585.348,37 hektar
berada pada ketinggian 1000 meter lebih dpl. Secara administratif, pada tahun
2008 Provinsi Jawa Barat terdiri dari 26 kabupaten dan kota, yang terbagi
62
63
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Di Jawa Barat 2005-2008
Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 26 Kabupaten atau Kota, dimana
dengan table tersebut dapat diketahui jumlah Rumah Sakit dari setiap Kabupaten
atau Kota dan jumlah keseluruhan Rumah Sakit yang ada di Provinsi Jawa
Tabel 3.2
Jumlah Rumah Sakit Di Provinsi Jawa Barat
1 Kab. Bogor 9
2 Kab. Sukabumi 4
3 Kab. Cianjur 3
4 Kab. Bandung 10
5 Kab. Garut 2
6 Kab. Tasikmalaya 0
7 Kab. Ciamis 4
8 Kab. Kuningan 6
9 Kab. Cirebon 8
10 Kab. Majalengka 3
11 Kab. Sumedang 2
12 Kab. Indramayu 7
13 Kab. Subang 4
14 Kab. Purwakarta 4
15 Kab. Karawang 12
16 Kab. Bekasi 26
17 Kab. Bandung Barat 0
18 Kota Bogor 9
19 Kota Sukabumi 6
20 Kota Bandung 31
21 Kota Cirebon 10
22 Kota Bekasi 26
23 Kota Depok 13
24 Kota Cimahi 5
25 Kota Tasikmalaya 10
26 Kota Banjar 1
Jumlah 199
(Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi
Kesehatan 2011)
Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah total Rumah Sakit yang ada
tersebut adalah
Di bawah ini merupakan tabel daftar nama penyakit menular dan tidak
menular yang ada di Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 18 penyakit
menular
65
diketahui jumlah penyakit yang ada di Provinsi Jawa Barat. Berikut ini adalah
tabel daftar
jumlah nama penyakit menular dan tidak menular di Provinsi Jawa Barat.
Tabel 3.3
Daftar Nama Penyakit Menular dan Tidak Menular di Provinsi Jawa Barat
dan tidak menular yang ada di Provinsi Jawa Barat yaitu 25, yang terdiri dari
dari 18 penyakit menular dan 6 penyakit tidak menular. Dilihat dari tabel
menular.
di atas perbandingan antara penyakit menular dan tidak menular maka di
Provinsi Jawa
Barat lebih banyak penyakit menular dan hanya sedikit penyakit yang tidak
menular.
66
Braga (sekarang dipakai Toko Sarinah) karena Belanda terus menerbu, maka
ke Garut
Inspeksi Kesehatan Jawa Barat berulang kali berubah yaitu pada tahun 1953
menjadi Jawatan Kesehatan Inspeksi Jawa Barat, pada tahun 1957 Pengawas
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pada tahun 1957 Kantor Inspeksi
Kesehatan Jawa Barat dan pada tahun 1959 menjadi Dinas Kesehatan
Jawa Barat sejak Pelita I mengalami perubahan. Mulai tahun 1970 unsur
Kanwil
Makanan.
bagian dan 5 bidang. Ada era desentralisasi terjadi lagi perubahan struktur
organisasi dan tata kerja, pada tahun 2001 terjadi penggabungan antara Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan Kanwil Depkes Provinsi Jawa Barat
gedung
No. 31 Bandung,
5 Bandung, dan
Barat
Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 21 Tahun
2008, dengan tugas dan fungsi menjalankan sebagian tugas pemerintah daerah
Provinsi
1. Kedudukan
teknis daerah yang berbentuk instansi milik pemerintah daerah dan sebagai
penunjang
pembangunan kesehatan.
berlaku.
2. Peran
Peran Dinas Kesehatan adalah menyelenggarakan dan melaksanakan
berlaku.
69
3. Tugas Pokok
asas otonomi,
4. Fungsi
penyehatan
daerah Provinsi Jawa Barat No. 21 Tahun 2008, telah terbentuk dan secara
Saat ini Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berlokasi di jalan Pasteur No. 25
Bandung, Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencakup gedung perkantoran di jalan
Pasteur
70
No. 31 Bandung,
5, dan
3. Balai Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM) jalan Rancaekek dan KP4 jalan
masyarakat, maka Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengacu pada
Sejahtera” .
produktif dan berdaya saing, adapun Tujuan, Sasaran dan Kebijakan dari
Misi
Tujuan:
serta
Sasaran:
“Meningkatkan askses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk
72
Strategi:
“Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah dirumuskan dan
mencapai
Kebijakan:
Program:
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, maka disusun
Kebijakan 1:
untuk
bayi
dasar
di
makanan
antisipasi
melalui aktifitas dan olah raga yang baik, benar, teratur dan terukur.
Kebijakan 2:
(stroke,
Burung),
masalah dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna dan
(preventif
dan promotif),
dan online
dengan nasional,
pembangunan
sasaran:
Dinas Kesehatan.
Kebijakan 3:
sebagai berikut:
Immunization (UCI),
kepala
Kebijakan 4:
nasional
Rp. 9000,-/orang/tahun),
jaringannya, dan
dijabarkan setiap tahun dengan issu strategis tahun 2010 sebaga berikut:
Sasaran:
dan
5. Meningkatnya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat untuk
Kegiatan unggulan:
kabupaten/kota sehat,
mengacu pada Surat Keputusan Menteri No. 32 Tahun 1996 tentang Struktur
Organisasi
tentang
A. Kepala:
1. Memimpin kantor,
B. Sekretaris:
program, dan
kesehatan, dan
kesehatan.
akreditasi, dan
kesehatan.
perundang-undangan.
pelayanan kesehatan.
khusus.
gizi.
dan
penyakit, dan
dan matra.
kesehatan, dan
mamin.
pemberdayaan masyarakat.
Bagan 3.1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
KEPALA
dr. Hj. Alma Lucyati, M.Kes, M.Si, MH.Kes
SEKRETARIAT
Dra. Ati Tjahayawati, MM
SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI
PENGENDALIAN PENYAKIT
AKREDITASI DAN KESEHATAN KELUARGA PROMOSI KESEHATAN DAN
PENDAYAGUNAAN TENAGA DAN GIZI dr. Yuzar Ib Ismoetoto PEMBERDAYAAN
KESEHATAN Sri Sudartini, MPS MASYARAKAT
drg. Sulistriowati, MKM Dra. Tuti Surtimanah, MKM
SEKSI
SEKSI SEKSI SEKSI
PENCEGAHAN PENYAKIT
LEGISLASI DAN KEBIJAKAN RUMAH SAKIT TEKNOLOGI DAN INFORMASI
DAN MATRA
KESEHATAN drg. Marion Siagian, M.Epid KESEHATAN
Uus Sukmara, SKM, M.Epid
drg. Juanita Paticia F, M.Kes Edi Sutardi, SKM, M.Kes
UPTD
Kelompok
Jabatan
Fungsional
(Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2011)
84
Jawa Barat
dilaporkan secara teratur, tepat waktu dan dengan pengisian data yang benar.
Dalam era pembangunan ini keberadaan data dan informasi memegang peran
pemantauan pelaksanaan program dan proyek serta kegiatan yang akan dilakukan.
data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai dengan
memberikan data dan informasi dari seluruh rumah sakit yang ada di Provinsi
Jawa Barat yang mencakup rumah sakit baik yang dikelola oleh pemerintah dan
dikelola oleh sektor swasta kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan tujuan agar mampu memberikan
data dan informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai dengan
Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan, karena SIRS
tidak bisa diakses langsung oleh masyarakat. Aplikasi SIRS ini hanya
digunakan oleh aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat saja, karena
datang de Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Gambar 3.1 di bawah ini
Mozilla Firefox dan halaman yang pertama kali muncul adalah halaman
Login, untuk
Gambar 3.1
Tampilan Home Data B ase Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Gambar 3.1 di atas merupakan gambar tampilan home data base SIRS
di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yang di sebelah kiri terdapat username
Kesehatan Provinsi Jawa Barat karena SIRS tidak bisa diakses langsung oleh
masyarakat. Aplikasi SIRS ini hanya digunakan oleh aparatur Dinas Kesehatan
kegiatan rumah sakit, data kegiatan morabilitas pasien rawat inap, data dasar
87
rumah sakit dan lain-lain dapat kita lihat dari menu RL1, RL2, RL3, RL4, RL5
dan RL6, yang dapat kita lihat pada gambar 3.2 di bawah ini:
Gambar 3.2
Tampilan Data Kegiatan Rumah Sakit (RL1)
kegiatan rumah sakit seperti rawat inap, rawat jalan, pelayanan intalasi gawat
darurat, kegiatan bedah dan non bedah, pelayanan kesehatan gigi, kegiatan
sebagainya.
Gambar 3.3
Tampilan Keadaan Morabiditas Pasien Rawat Inap (RL2a)
ke luar menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin, serta jumlah pasien
penyakit.
Gambar 3.4
Tampilan Data Dasar Rumah Sakit (RL3)
alamat rumah sakit, kelas rumah sakit, surat izin, kepemilikan, direktur rumah
Gambar 3.5
Tampilan Data Peralatan Medik Rumah Sakit (RL4)
menurut kualifikasi
Gambar 3.6
Tampilan Data Peralatan Medik Rumah Sakit dan Data Kegiatan Kesehatan
Lingkungan (RL5)
Gambar 3.7
Tampilan Data Infeksi Nosokomial Rumah Sakit (RL6)
rekapitulasi infeksi
era modern ini, kehadiranya tidak dapat dihindari pada masyarakat di suatu
negara yang berada dalam sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di
kepada
Pada era globalisasi sekarang ini bisa dikatakan seluruh perangkat kerja
94
95
sistem informasi ini tanpa kita sadari merupakan kebutuhan bukan lagi dianggap
Kesehatan Provinsi Jawa Barat ini merupakan salah satu dorongan dari
masyarakat informasi.
diharapkan dapat menggali kinerja yang lebih optimal baik oleh aparatur Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota maupun Provinsi. Instruksi ini merupakan kinerja
aparatur Dinas Kesehatan dalam menerapkan SIRS yang dikelola oleh aparatur
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan
dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai suatu alat untuk
96
suatu hasil kerja yang sangat dirasakan keberadaannya, apabila kinerja aparatur
tidak dilaksanakan dengan tepat, maka hasil akhir tidak akan tercapai dengan
memuaskan. Kinerja aparatur dapat dicapai hasil akhir yang sesuai dengan
yang telah direncanakan dan telah ditentukan, maka fungsi kinerja harus mampu
jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat
jawab dari suatu kegiatan berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria yang
memberikan perbaikan
yang menuju pada peningkatan hasil kerja di masa yang akan datang.
Nayano, (1998:19) bahwa kemampuan diartikan salah satu unsur dari kemetangan,
latihan dan pengalaman. Berdasarkan teori ini, kemampuan segai keadaan yang
adalah
pembahasan ini dikatakan oleh Keith Davis dalam Mangkunegara, (2000:67) bahwa
atas rata- rata (IQ 110- 120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan
dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja yang maksimal.
yang menjadi tujuan aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat agar
dapat
langsung dirasakan dari suatu pekerjaan, kemampuan yang dimiliki aparatur dalam
aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi
penentu hasil kerja dalam menerapkan SIRS adalah bagaimana kemampuan potensi
(IQ) aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam menerapkan SIRS, kedua
kemampuan sebagai penentu hasil kerja dalam menerapkan SIRS adalah bagaimana
aspek
kemampuan yang ada dalam diri aparatur dan diperoleh dari faktor keturunan
98
pelatihan merupakan bagian dari sumber daya aparatur, semakin lama waktu
Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan kurang
Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan yang menangani
SIRS memiliki latar pendidikan yang berbeda-beda, seperti ada aparatur yang
hanya mempunyai latar belakang pendidikan SMP, SMA dan ada pula aparatur
Barat dalam menerapkan SIRS perlu ditingkatkan lagi, kedudukan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat sebagai intansi pemerintah daerah pada umumnya kurang
SDM yang berkualitas dan handal ini biasanya ada di lingkungan bisnis/industri.
SDM ini menjadi salah satu penghambat implementasi dari penerapan SIRS
yang ada di
sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik,
yaitu dalam menerapkan SIRS di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Jadi
ukuran pemahaman dari seorang aparatur yang menangani SIRS pada bagian
ditingkatkan lagi.
ada dalam diri aparatur dan diperoleh dari faktor keturunan (hereditary),
merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan
Kemampuan potensi ini merupakan modal yang baik dari setiap aparatur untuk
organisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu
merupakan suatu penentuan hasil kerja yang dihasilkan langsung dirasakan dari
Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan.
Kemampuan yang dimiliki oleh aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
berupa hasil kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan
menangani SIRS tersebut, sehingga membuahkan hasil kerja sebagai output yang
mendapatkan
informasi mengenai kesehatan dari aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
aparatur Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat secara konseptual datap juga mengubah sikap
101
SDM.
SDM dari aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian
Data dan Informasi Kesehatan perlu dikembangkan secara terus menerus agar
memperoleh SDM yang bermutu dalam arti yang sebenarnya, yaitu pekerjaan
dengan
government), ini artinya SIRS sebagai suatu alat yang menghubungkan seluruh
rumah sakit yang ada di Provinsi Jawa Barat, baik yang dikelola oleh
sakit yang dikelola oleh sektor swasta ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
tergantung dari kinerja aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang
Selain itu, SIRS dapat juga berfungsi sebagai sistem informasi kesehatan
bagaimana kesiapan tenaga dan pikiran aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
kesehatan Provinsi Jawa Barat yang menangani SIRS merupakan salah satu
hanya melibatkan sebuah pemakai dan sebuah komputer tidak melibatkan fasilitas
yang diartikan kesiapan secara tenaga dan pikiran dalam menerapkan SIRS
sudah dapat dikatakan baik, hal ini dikarenakan sudah adanya suatu pelatihan
Barat yang menangani SIRS secara teori dan praktek dengan cara bagaimana
Jawa Barat, karena yang namanya orang sebagai salah satu komponen dalam
Jawa Barat dalam menerapkan SIRS sudah dapat dikatakan baik, hal ini berarti
setiap aparatur yang menangani SIRS dapat dikatakan baik dalam kesiapan
tenaga dan pikiran. Sebagai contoh, apabila terjadi kendala pada aplikasi SIRS
yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan ini berarti setiap
rumah sakit yang ada di Provinsi Jawa Barat melakukan pelaporan informasi
kepada beberapa staf yang telah dipercaya melalui e-mail pribadi staf
bahwa kemampuan potensi aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melalui
104
ketersediaan sumber daya aparatur merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk
Barat. Sumber daya aparatur yang baik merupakan hal yang diperlukan
pada setiap kinerja aparatur yang berkompetensi melalui perwujudan dan interaksi
yang
aplikasi SIRS.
Keseahtan
dalam
kemampuan potensi yang dimiliki oleh aparatur tidak terlepas dari SDM
dimiliki oleh aparatur dalam menerapkan SIRS sudah dapat dikatakan baik, hal
ini dikarenakan sudah adanya suatu pelatihan khusus yang diberikan kepada
aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi
Kesehatan yang menangani SIRS secara teori dan praktek dengan cara
Provinsi Jawa Barat, karena yang namanya orang sebagai salah satu komponen
dan keahlian akan memberikan suatu pengetahuan yang tentu saja memiliki
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi
yang menangani SIRS, baik itu berupa tes IQ, ataupun tes yang lainnya yang
menangani SIRS di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data
informasi dari sekian banyak dari jumlah pegawai Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa
Barat.
106
modern. Kondisi ini harus benar- benar disadari dan dipersiapkan secara
faktor-faktor sumber daya manusia yang bermutu dengan kualifikasi yang sesuai.
Untuk menentukan
sebagai: (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3)
kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya,
faktor antara lain: “kemampuan dan kemauan kerja, fasilitas kerja yang
salah satu
dimana dan instansi apapun adalah adanya motivasi dan kemampuan kerja
yang dimiliki pegawainya. Hal ini cukup beralasan sebab kemampuan dan
seseorang dalam
individu pada dasarnya bersifat unik dan faktor penentu kinerja sangat beragam.
Walaupun demikian ada dua faktor utama sebagai variabel paling penting dalam
Dinas Keseahtan
merpakan bagian dari sumber daya aparatur, semakin lama waktu yang digunakan
internal yang bersifat terampil secara teknis yang dimiliki oleh setiap
aparatur, kemampuan realita ini biasanya bila menimbulkan kinerja yang baik
tipe pekerja keras, sedangkan bila menimbulkan kinerja yang jelek disebabkan
kemampuannya.
harus
kinerjanya.
SIRS yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, hal ini dikarenakan
pendidikan SMP, SMA dan ada pula aparatur yang mempunyai latar belakang
pendidikan D3, S1
demi kemampuan realita yang dimiliki oleh setiap aparatur yang menangani
SIRS dapat dikatakan optimal dan dapat bekerja sesuai dengan pekerjaan
yang
dijalankan.
Microsoft Office.
Namun dalam hali ini aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Kesehatan Provinsi Jawa Barat khususnya pada bagian Data dan Informasi
dalam
bidangnya.
ada motivasi, karena motivasi merupakan suatu kebutuhan di dalam usaha untuk
sentral dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, motivasi kerja sangat
pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan dalam menerapkan SIRS sebagai
tersebut meliliki kemampuan yang tinggi dalam pekerjaannya, akan tetapi dia
tidak memiliki motivasi kerja yang baik, maka akam menghasilkan kinerja yang
dalam menerapkan SIRS sudah dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat
dapat
rata dikarenakan oleh latar belakang pendidikan dari aparatur Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat berbeda-beda dan sebagian dari pendidikan mereka kurang
manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui
diartikan sebagai dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui dan diterapkan
dalam pekerjaan.
dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja yang maksimal.
aturan dan prosedur yang mengarahkan tindakan atau keputusan (Alter, 1992).
Segagai
gambaran, informasi yang dipadukan dengan pengalaman masa lalu dan keahlian
112
akan memberikan suatu pengatahuan yang tentu saja meliliki nilai tinggi.
ditunjukan
Gambar 4.1
Hubungan data, informasi dan pengetahuan
Akumulasi
Pengetahuan
yang kemudian
salah satu wujud dari usaha pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dalam
memberikan suatu
SIRS yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat harus berjalan
dengan baik, hal ini ditentukan oleh kinerja aparatur Dinas Kesehatan dalam
yang dimiliki oleh aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat itu sendiri,
untuk itu latar belakang pendidikan dari setiap aparatur Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat yang menangani Sistem Informasi Rumah Sakit sangat berpengaruh,
hal ini dikarenakan pendidikan dan jabatan dari setiap aparatur mempengaruhi
Aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada bagian Data dan
di antara mereka yang hanya mempunyai latar belakang pendidikan SMP, SMA
dan ada pula aparatur yang mempunyai latar belakang pendidikan D3, S1 bukan
Barat pada bagian Data dan Informasi Kesehatan yang menangani SIRS,
adapun aparatur yang ditugaskan untuk menangani SIRS itu sendiri berjumlah
Kesehatan dan sekaligus dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini. Berikut
ini adalah tabel daftar pegawai yang ditugaskan untuk menangani SIRS pada
Tabel 4.1
Daftar Pegawai yang ditugaskan untuk Menangani SIRS pada bagian Data
dan Informasi Kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
penting atau hal yang paling utama yang dapat mempengaruhi kin erja yaitu
SDM
yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, sumber daya manusia
115
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari kinerja
dan berkualitas seorang pegawai dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas
dan fungsinya dengan baik. SDM yang ada di suatu organisasi atau
SIRS yang akan menjadi tolak ukur suatu kinerja , apakah sudah mampu atau
belum dalam
Dengan melihat realita seperti itu, hal ini menjadi kendala bagi Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat itu sendiri, khususnya pada bagian Data dan
Informasi Kesehatan, karena tidak semua dari aparatur yang ditugaskan untuk
menangani SIRS itu sendiri berjumlah 5 yang berkedudukan sebagai staf pada
Jawa Barat itu sendiri, kendala tersebut dapat diatasi dengan cara
ditingkatkan lagi.
diperlukan SDM yang berkualitas dan handal, dan dari aspek keterampilan para
pendidikan yang dimiliki oleh setiap aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan yang menangani SIRS
membuahkan kinerja dengan baik untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
kinerjanya.
orang, basis data (data base), jaringan komputer dan komunikasi data.
tersebut, dimana dapat diketahui bahwa orang merupakan sebagai salah satu
117
komponen yang berperan penting dalam sebuah proses jalannya suatu sistem
informasi, orang di sini dalam arti semua pihak yang bertanggung jawab dalam
informasi.
sebuah proses jalannya suatu sistem informasi, dengan hal ini orang harus
agar dapat
(output) yang baik juga, maka dia akan dapat dikatakan mempunyai kemampuan
yang menangani
SIRS tersebut.
arti keterampilan (skill) yang dimiliki oleh setiap aparatur Dinas Kesehatan
yang telah
dibahas pada uraian sebelumnya, bahwa keterampilan (skill) dari setiap aparatur
118
Barat kurang maksimal, hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan yang
telah dicapai oleh aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada bagian
Data dan Informasi Kesehatan sebagian dari mereka hanya mempunyai latar
belakang pendidikan SMP, SMA dan ada pula aparatur yang mempunyai latar
dari jurusan
kesehatan.
Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada bagian Data dan Informasi Kesehatan yang
itu sendiri berjumlah 5 yang berkedudukan sebagai staf pada bagian Data
penelitian ini. Berjumlah 2 dari 5 aparatur yang berkedudukan sebagai staf pada
bagian Data dan Informasi Kesehatan yang sudah mengikuti pendidikan dan
Berikut ini adalah tabel daftar pegawai yang ditugaskan untuk menangani
Tabel 4.2
Daftar Pegawai yang ditugaskan untuk Menangani SIRS pada bagian Data
dan Informasi Kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang
sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan di Departemen Kesehatan.
Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang menangani Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) perlu ditingkatkan, agar suatu saat nanti bisa menjadi optimal dalam
hal mengoperasikan SIRS sebagai salah satu informasi kesehatan yang ada di
Dinas
Barat harus
diri aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang terarah dan tertuju
dalam menerapkan SIRS. Sikap mental dari diri aparatur Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang
memperkuat motivasi
menggerakan diri aparatur secara terarah untuk mencapai tujuan kerja. Pengertian
motivasi ini dikatakan oleh Keith Davis dalam Mangkunegara, (2000:14) bahwa
motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi
terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya
jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan
motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain
tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Setiap
kali kebutuhan pada tingkatan paling rendah telah terpenuhi maka akan muncul
kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pada tingkat yang paling bawah
tingkatan yang lebih tinggi dicantumkan berbagai kebutuhan dasar yang bersifat
Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan dalam
menerapkan SIRS. Hal ini berarti faktor pemenuhan kebutuhan fisiologis yang
meliputi pendapatan gaji bulanan, TKPKN, dan lembur. Dengan adanya tiga
kinerja aparatur pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Jawa
Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan dalam menerapkan SIRS.
peningkatan kinerja dari aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada
ini terbukti secara parsial mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam
mempengaruhi motivasi kerja dari aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
pada bagian Data dan Informasi Kesehatan dalam menerapkan SIRS. Hal
ini
122
Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan
kepentingan bersama dalam mengusahakan situasi dan kondisi tempat kerja yang
nyaman (work place safety), sebab bila pegawai terjadi cedera, sakit, dan
uang organisasi. Karena itu setiap kantor harus (a) menyediakan fasilitas
ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, berupa bantuan dari
dana
sosial.
mempengaruhi motivasi kerja aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada
Bagian Data dan Informasi Kesehatan dalam menerapkan SIRS. Hal ini
hubungan
dengan atasan, hubungan dengan instansi lain, hubungan dengan pegawai lain
123
pada bagian lain yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Secara
hubungan. Dua unsur terpenting untuk menilai kecakapan sosial seseorang adalah:
perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain, juga
orang lain, dan kemampuan membaca arus emosi sebuah kelompok dan
secara jelas dan meyakinkan, bernegoisasi dan mengatasi saling pendapat, dan
sering
dilakukan oleh pimpinan yaitu kepala seksi pada Bagian Data dan Informasi
124
dimana motivasi yang dilakukan oleh seorang atasan seperti ini akan mampu
suatu
organisasi.
aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data Dan Informasi
kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang dimiliki kepada orang lain, dan
keinginan untuk menemukan dan mengembangkan hal baru atas dasar potensi
teknologi dan ekonomi, tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi
diselaraskan dengan
hirarkhi tentang kebutuhan manusia. Pegawai yang masih berada pada tingkatan
pemenuhan kebutuhan fisik pola motivasinya tentu saja berbeda dengan pegawai
yang sudah sampai pada tahap aktualisasi diri. Bagi mereka yang memiliki tingkat
kebutuhan aktualisasi diri sangat besar, bekerja telah berubah menjadi sebuah
kesenangan dan bekerja bukan lagi dirasakan sebagai sebuah beban. Namun
dengan demikian berarti tugas besar dalam kepemimpinan ialah sejauhmana para
dipimpin itu, dari tahap hirarkhi yang rendah menuju hirarkhi yang tinggi.
pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan perluu untuk memberikan pemenuhan
luasnya pada mereka yang memang ingin berkembang. Peluang pimpinan untuk
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan
yang menangani SIRS dapat diketahui secara tepat apa yang sedang dihadapi
dan
target apa yang harus dicapai. Melalui penilaian kinerja pegawai dapat disusun
126
dengan pencapaian tujuan karier yang diinginkan. Bagi pihak manajemen kinerja
yang dilakukan secara tidak tepat akan sangat merugikan pegawai dan
kinerja yang tidak sesuai dengan hasil kerjanya. Dampak motivasi karyawan
yang menurun adalah ketidakpuasan kerja yang pada akhirnya akan sangat
yang tidak tepat, misalnya kondisi kerja yang tidak mendukung, akan
secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya, karyawan
dalam bekerja secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan
kondisi serta
Provinsi Jawa Barat harus memiliki motivasi yang baik. Motivasi merupakan cara
bekerja untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Bentuk motivasi kepada pegawai
Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, ada dua cara yaitu,
pertama motivasi langsung motivasi yang diberikan baik materil (uang) maupun
bentuk ucapan pujian, penghargaan, dan bonus berupa uang, kedua motivasi tidak
informasi yang itensif serta pengetahuan sebagai sumber untuk menarik pasien
motivasi kerja dari setiap aparatur dalam menerapkan SIRS di Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, diperlukan adanya sikap mental yang baik dalam
dapat membantu bawahan untuk mendapatkan kinerja aparatur yang efektif dan
128
dan Informasi Kesehatan, sikap perilaku pimpinan Kepala Bagian Data dan
Data dan Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dapat
tidak tersebap dari pengaruh seorang pemimpin. Kinerja aparatur yang kuat
langkah pelayanan yang tepat, cepat dan akurat dalam pembangunan teknologi
informasi
perlu diwujudkan.
terhadap motivasi kerja yang dimiliki oleh setiap aparatur Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa
Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan, sikap yang dimiliki oleh
setiap
129
aparatur tersebut harus pro dan positif untuk mencapai tujuan kerja yang telah
ditetapkan oleh bersama agar membuahkan hasil kerja dengan baik, Rendahnya
secara menyeluruh. Demikian sebaliknya, skor yang tinggi pada keduanya akan
menghasilkan kinerja yang tinggi secara keseluruhan. Namun skor yang tinggi
sangat rendah kinerja juga akan rendah. Dalam kondisi dimana seseorang
kinerja yang melebihi kinerja orang lain yang memiliki kemampuan tinggi
tetapi dengan
pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan. Kebutuhan ini
berikut.
terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu hirarkhi dalam
pemenuhannya
berikut.
130
Gambar 4.2
kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia
Kelima jenis kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang
rawagi lainnya;
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs) yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan
kebutuhan rasa aman dari ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi
seperti keamanan dari ancaman orang lain, ancaman bahwa suatu saat
tidak
lainnya;
dapat bekerja karena faktor usia, pemutusan hubungan kerja (PHK) atau faktor
lainnya;
131
membantu orang
lain;
tidak hanya menjadi bagian dari orang lain (masyarakat), tetapi lebih jauh
merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari teori Maslow, seperti ikut seminar,
loka karya yang sebenarnya keikutsertaannya itu bukan didorong oleh ingin
optimal.
yang lebih tinggi, begitu seterusnya sampai mencapai tingkat kebutuhannya yang
Teori yang dipelopori oleh Frederick Herzberg ini merupakan teori yang
berhubungan langsung dengan kepuasan kerja. Menurut teori ini ada dua
yang bersumber dari dalam diri orang yang bersangkutan (intrinsik) yang
mencakup (1) kepuasan kerja itu sendiri (the work it self), (2) prestasi yang diraih
jawab (responsible).
kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan para pegawai, karena faktor
maintenance ini sebagai faktor yang besar tingkat ketidakpuasannya yang bila
faktor ekstrinsik yang meliputi antara lain, (1) konpensasi, (2) kondisi kerja,
(3) rasa aman dan selamat, (4) supervisi, (5) hubungan antar manusia, (6)
perusahaan.
133
pekerja.
Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer yang dikenal dengan teori
ERG, yaitu existence, relatedness, dan growth. Secara konseptual teori ERG
hanya sekedar pembeda, sehingga setiap orang dapat saja bergelut dalam
kebutuhan yang lebih besar dari satu kebutuhan pada saat yang sama
tanpa
lebih tinggi.
orang lain atau berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu
yang merugikan
orang lain.
Ketiga jenis kebutuhan tersebut bisa dimiliki setiap orang, yang berbeda
dominan dibandingkan dengan yang lain, sementara pada orang lain yang
Sejalan dengan teori dan pendapat para ahli yang dikemukakan tadi,
tersebut
yang dikembangkan dengan tujuan agar mampu memberikan data dan informasi
yang lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan untuk
permasalahan yang
Jawa Barat dalam menerapkan SIRS haruslah memiliki sikap mental yang siap
sedia secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya,
setiap aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang menangani SIRS
harus bekerja secara mental yang siap, fisik sehat, memahami situasi dan
kondisi serta
Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam menerapkan SIRS sudah dapat dikatakan
136
baik, hal ini dapat dilihat dari sikap dan mental dari setiap aparatur
yang menangani SIRS di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sudah bisa
dikatakan baik dari segi mental dan fisik dan dapat memahami situasi dan
SIRS di Dinas
Situasi kerja yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian
terhadap kinerja dari aparatur itu sendiri, situasi kerja juga dapat berpengaruh
Kesehatan Provinsi Jawa Barat ini merupakan salah satu dorongan dari
masyarakat informasi.
diharapkan dapat menggali kinerja yang lebih optimal baik oleh aparatur Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota maupun Provinsi. Instruksi ini merupakan kinerja
aparatur Dinas Kesehatan dalam menerapkan SIRS yang dikelola oleh aparatur
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada Bagian Data dan Informasi Kesehatan
untuk
suatu hasil kerja yang sangat dirasakan keberadaannya, apabila kinerja aparatur
tidak dilaksanakan dengan tepat, maka hasil akhir tidak akan tercapai dengan
memuaskan. Kinerja aparatur dapat dicapai hasil akhir yang sesuai dengan
yang telah direncanakan dan telah ditentukan, maka fungsi kinerja harus mampu
berjalan
seefektif mungkin. Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran berupa jalur khusus
138
terhadap tujuan organisasi. Kinerja aparatur menjadi tanggung jawab dari suatu
kegiatan berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria yang dapat
memberikan perbaikan
yang menuju pada peningkatan hasil kerja di masa yang akan datang.
sikap aparatur tersebut. Perilaku manusia banyak dipengaruhi definisi situa si,
menjadi nyata. Maka, siap seseorang kerap ditentukan oleh bagaimana cara
aparatur
situasi kerja sudah dapat dikatakan baik, di mana dalam kondisi kerja selalu ada
fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan
dimiliki oleh aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam menghadapi
situasi kerja sudah dapat dikatakan baik, di mana dalam hubungan kerja selalu
ada koodrinasi dan kerja sama dengan staf lainnya, dalam mengerjakan
pekerjaan
sehari-harinya aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada bagian Data
139
dan Informasi Kesehatan sudah mendapat fasilitas kerja yang baik, dimana dalam
fasilitas kerja tersebut dapat terlihat beberapa peralatan komputer yang terhubung
dengan jaringan internet sebagai sarana yang dapat memudahkan aparatur yang
Seksi Bagian Data dan Informasi Kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
sebagai kebijakan seorang pemimpin, selain dari itu pimpinan menggunakan pola
kelompok kerja dalam menerapkan SIRS dengan memberikan pantauan dalam hal
waktu dan usaha, membagi tangung jawab dengan komunikasi dua arah dan
dan pengalamannya.
mencapai target kerja (tujuan utama organisasi) ada dua hal yang harus
Kesehatan Provinsi Jawa Barat berjalan dengan baik, di mana dalam hal
tujuan yang akan dicapai, selain dari itu seorang pemimpin juga dapat
jelas.
140
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesehatan
sikap dalam menghadapi situasi kerja atau kondisi kerja baik itu
Jawa Barat sudah siap sedia secara psikofisik (siap secara mental,
140
fisik, situasi dan tujuan). Artinya, setiap aparatur Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa
Barat yang menangani SIRS sudah bekerja secara mental yang siap,
140
141
5.2 Saran
peneliti
yang berkaitan
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Keith, and Newstrom, W., Jhon. 1989. Human Behavior At Work:
Organizational Behavior. New York: McGraw Hill
International.
Dokumen-dokumen
Departemen Kesehatan RI. 2002. Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Jakarta: Depkes.