Anda di halaman 1dari 14

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi.

Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi di buat berdasarkan berbagai

visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola

dan di urus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam

semua kegiatan organisasi.

Pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat

mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan untuk

meniciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadapan

modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi menyelenggarakan

pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat, menjaga

persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan pada pancasila

dan undang-undang dasar 1945

Kedisiplinan pegawai negeri sipil merupakan suatu kemutlakan,

terlebih lagi Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di daerah Dinas

Kesehatan Kota Dumai karena mereka merupakan agen pemerintah yang

berfungsi sebagai instansi lembaga pemerintah yang mengurusi

kesehatan masyarakat Kota Dumai.

Didalam melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil

guna maka perlu diatur pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara

menyeluruh yaitu suatu pengaturan pembinaan yang berlaku, baik

Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun Pegawai Negri Sipil Daerah.


2

Dengan demikian peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi

Pegawai Negri Sipil Pusat dengan sendirinya berlaku juga untuk Pegawai

Negri Sipil Daerah.

Selain dari pada itu perlu dilaksanakan usaha penertiban dan

pembinaan aparatur negara yang meliputi, struktur organisasi, prosedur

kerja, kepegawaian, maupun sarana dan fasilitas kerja sehingga

keseluruhan aparatur negara baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah

merupakan aparatur yang berwibawa kuat, berdaya guna dan berhasil

guna, bersih, penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan

Undang Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah. Keseluruhan

aparatur negara tersebut di isi oleh tenaga ahli, mampu mengerjakan

tugasnya dibidang masing-masing dan mengabdikan dirinya semata-mata

untuk kepentingan negara dan masyarakat.

Kedisiplinan pegawai perlu dilakukan penanganan secara jelas karna

pada dasarnya mencerminkan prestasi kerja seorang pegawai itu sendiri.

Begitu penting kedisiplinan pegawai negeri sipil sehingga pemerintah

melalui menteri pendayagunaan aparatur negara berupaya agar pegawai

selalu meningkatkan tingkat kedisiplinannya yang juga merupakan upaya

peningkatan prestasi kerjanya.

Salah satu usaha yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan

landasan pembangunan yang kokoh yaitu dengan meningkatkan disiplin

nasional yang dipelopori oleh aparatur negara yaitu mewujudkan

pemerintah yang bersih, berwibawa, tanggung jawab, penuh pengabdian


3

dan profesional. Kenyataan menunjukkan bahwa salah satu indikator

pemerintah yang berwibawa adalah adanya dukungan personil yang

berkualitas memiliki komitmen yang baik dan benar.

Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai aparatur pemerintah

dan abdi masyarakat masih banyak pegawai negeri sipil yang

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya terutama dalam memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat dan belum melaksanakan ketentuan

pemerintahan misalnya apel pagi, tidak bolos kerja dan lain-lain. Di

samping itu masih tingginya penyimpangan dalam pelaksanaan dan

penegakan disiplin negara dan dengan tingginya tindakan korupsi yang

mengakibatkan kerugian negara.

Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-

syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam

suatu jabatan Negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan

berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Pegawai Negeri

Sipil itu harus :

1. Memenuhi syarat yang ditentukan dalam undang-undang

2. Diangkat oleh pejabat berwenang

3. Diserahi tugas dan sebuah jabatan dan atau tugas negara lainnya

yang didasarkan pada peraturan yang berlaku


4

4. Digaji menurut undang-undang yang berlaku

Pegawai Negeri Sipil adalah subjek utama dari hukum kepegawaian

pemerintahan, hal ini merupakan Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang

punggung pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional.

Berdasarkan peraturan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5

tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menjelaskan bahwa

aparatur sipil negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai negeri Sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina

kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau

diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Dan diatur lebih lanjut melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri adalah

suatu landasan hukum untuk menjamin pegawai negeri dan dapat

dijadikan dasar untuk mengatur penyusunan aparatur negara yang baik

dan benar.

Penyusunan aparatur negara menuju kepada administrasi yang

sempurna sangat bergantung kepada kualitas pegawai negeri dan mutu

organisasi itu sendiri. Dapat diketahui bahwa kedudukan pegawai negeri

sipil adalah sangat penting dan menentukan berhasil tidaknya misi dari

pemerintah tergantung dari aparatur negara karena pegawai negeri


5

merupakan aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintah dalam

mewujudkan cita-cita pembangunan nasional.

Salah satu organisasi publik yang memiliki tugas melayani kesehatan

masyarakat adalah Dinas Kesehatan Kota Dumai yang dibentuk untuk

melayani masyarakat dibidangnya agar pelaksanaan tugas pelayanan

kesehatan masyarakat sampai ke masyarakat. Keberadaan Dinas

Kesehatan yang secara teknis pelaksanaan kerjanya di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Walikota Dumai, sesuai dengan

Peraturan Walikota No 49 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota

Dumai, yang tertuang pada Bab IV pasal 4 Dinas Kesehatan Kota Dumai

mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan pemerintahan

dengan kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan

kepada daerah.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana pasal 4 tersebut diatas,

maka pada pasal 5 Dinas Kesehatan Kota Dumai mempunyai fungsi

yaitu:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

dibidang kesehatan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan.

d. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan;

e. Pelaksanaan pengelolaan UPTD.


6

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Dinas Kesehatan Kota Dumai mempunyai visi untuk mewujudkan

Masyarakat Dumai sehat, Mandiri dan Hidup Produktif secara Sosial dan

Ekonomi. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan 5 (lima) misi

pembangunan kesehatan yaitu:

a. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel.

b. Mendorong pembangunan yang berwawasan kesehatan.

c. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat melalui upaya

promotif dan preventif.

d. Pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan

berkeadilan.

e. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatan.

Tujuan umum pembangunan kesehatan menuju Dumai Sehat 2020

adalah terciptanya perilaku dan lingkungan yang sehat dengan

menumbuhkan kesadaran masyarakat yang mandiri dalam memelihara

kesehatan, sehingga terbentuk sumber daya manusia yang sehat, kreatif

dan produktif untuk menunjang pembangunan Kota Dumai. Tujuan

pembangunan kesehatan Kota Dumai diuraikan sebagai berikut:

a. Terwujudnya lingkungan hidup sehat dan perilaku masyarakat yang

bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan.
7

b. Pencegahan terhadap penyakit menular serta menurunkan angka

kesakitan, kecacatan akibat penyakit menular, meningkatkan

jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, meningkatkan

penggunaan obat tradisional dan batra yang aman.

c. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status

gizi dan meningkatkan pelayanan gizi.

d. Peningkatan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, serta

ketersediaan dan pemerataan sarana dibidang kesehatan sehingga

dapat terjangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

e. Terlindungnya masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan

kesalahan obat, Napza serta bahan berbahaya lainnya.

f. Tersedianya masukan program pembangunan kesehatan yang

sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu, terlaksananya

program/kegiatan sesuai dengan perencanaan secara tepat waktu

berkualitas dan berkesinambungan.

Tujuan yang akan dicapai pada Dinas Kesehatan Kota Dumai

sejalan dengan visi dan misi maka ditetapkan sasaran pembangunan

yang akan dicapai, yaitu:

a. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

b. Meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat

c. Terwujudnya masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat

d. Tertanggulangi wabah penyakit menular dan kejadian luar biasa

e. Meningkatnya manajemen pembangunan kesehatan Kota Dumai


8

f. Terwujudnya tenaga kesehatan yang berdaya guna dan berhasil

guna.

g. Tersedianya sarana dan prasarana dan dukungan logistik yang

memadai.

Pegawai negeri sipil sebagai aparat pemerintah dan abdi masyarakat

diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi

tanggung jawabnya dengan baik, akan tetapi sering terjadi di dalam suatu

instansi pemerintah pegawainya melakukan pelanggaran disiplin seperti

datang terlambat, pulang sebelum waktunya dan bekerja sambil

mengobrol sehingga menimbulkan kurang efektivitasnya pegawai yang

bersangkutan.

Sementara itu, Pegawai Dinas Kesehatan Kota Dumai masih belum

tepat waktu dalam kedisiplinan, karna pegawai Dinas Kesehatan Kota

Dumai dalam memberikan mengikuti aturan kerja tidak sesuai dengan

ketentuan waktu yang telah ditetapkan. Berdasarkan Surat Edaran

Walikota Nomor 862/BKD-PK/SE/59 tahun 2014 Penegasan tentang

ketentuan hari, Jam Kerja, Apel dan Izin PNS maka waktu dan jam kerja

pegawai Dinas Kesehatan Kota Dumai dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat dapat dilihat dari tabel dibawah ini :


9

Tabel I.1
Waktu dan jam kerja Pegawai
Dinas Kesehatan Kota Dumai
Realisasi
Ketentuan Realisasi Jam
Jam Jam
Jam Kerja Jam Kerja Pulang
No Hari Masuk Pulang
dimulai dimulai Pegawai
Pegawai Pegawai
(WIB) (WIB) (WIB)
(WIB)
1 Senin 07.30 08.00 08.30 16.00 15.00
2 Selasa 07.30 08.00 08.30 16.00 15.00
3 Rabu 07.30 08.00 08.30 16.00 15.00
4 Kamis 07.30 08.00 08.30 16.30 15.00
5 Jum’at 07.30 08.00 08.20 16.30 15.00
Sumber Data : Observasi Penulis pada Dinas Kesehatan Kota Dumai, Tahun 2018

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa waktu kerja pegawai Dinas

Kesehatan Kota Dumai yang sudah di tetapkan yaitu Senin sampai

dengan jumat. Untuk jam kerja pegawai senin sampai dengan jumat

masuk pada jam 07.30 Wib, pelayanan terhadap masyarakat dimulai pada

jam 08.00 Wib, Namun realisasi pelayanan kepada masyarakat dimulai

jam 08.30 Wib dan masih terdapatnya pegawai yang pulang tidak tepat

waktu. Hal ini terdapat kesenjangan antara Surat Edaran Walikota No.

862/BKD-PK/SE/59 Tahun 2014 dengan Realisasi jam kerja pada Dinas

Kesehatan Kota Dumai. Hal ini terjadi di karenakan terdapat beberapa

pegawai yang hadir tidak tepat waktu sehingga kedisipinan pegawai tidak

optimal.

Berdasarkan Tabel I.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa masih adanya

ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh Pegawai Dinas Kesehatan Kota

Dumai yang belum maksimal sehingga akan mengganggu keoptimalan

prestasi kerja pegawai.


10

Berdasarkan pengamatan penulis di Dinas Kesehatan Kota Dumai

juga terdapat masalah yang berhubungan dengan disiplin pegawai, yaitu

perilaku pegawai, dimana masih ditemui adanya pegawai yang tidak hadir

tanpa keterangan atau alfa. Pegawai perlu menerapkan sikap disipin

berdasarkan Surat Edaran Walikota Nomor 862/BKD-PK/SE/59 Tahun

2014 Penegasan tentang ketentuan hari, jam kerja, apel dan izin PNS.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel I.2 berikut:

Tabel I.2
Absensi Pegawai Pada Dinas Kesehatan Kota Dumai
Kota Dumai Tahun 2014-2016

Jumlah
Jumlah Total DL I S C A Total
Hari
Tahun Pegawai Keseluruhan (hari) (hari) (hari) (hari) (hari) Kehadiran
Kerja

42 65 25 150 39 17.957
2015 74 247 18.278 (98,24%)
(0,23%) (0,35%) (0,14%) (0,82%) (0,21%)
70 80 90 66 41 17.857
2016 74 246 18.204 (98,09%)
(0,38%) (0,44%) (0,49%) (0,36%) (0,22%)

90 120 70 93 38 15.669
2017 67 240 16.080 (97,44%)
(0,56%) (0,75%) (0,43%) (0,58%) (0,24%)
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Dumai, Tahun 2018

Keterangan: DL : Dinas Luar I : Izin S : Sakit C : Cuti A : Alfa

Total Keseluruhan : Yaitu jumlah keseluruhan hari kerja pegawai dalam


satu tahun (jumlah pegawai dikali dengan hari kerja)

Total Kehadiran : Yaitu total keseluruhan hari kerja dikurang dengan


frekuensi ketidakhadiran (Dinas Luar + Izin + Sakit +
Cuti + Alfa)
11

Berdasarkan Tabel I.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa adanya

ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh pegawai Dinas Kesehatan Kota

Dumai yaitu masih adanya pegawai yang tidak hadir tanpa keterangan

atau alfa. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari Absensi Pegawai

Kantor Dinas Kesehatan Kota Dumai dari tahun 2015 sampai dengan

tahun 2017, dimana pada tahun 2015 sebanyak 39 hari kerja atau 0,21%

yang tidak hadir tanpa keterangan atau alfa, dan pada tahun 2016 yaitu

sebanyak 41 hari kerja atau 0,22% yang tidak hadir tanpa keterangan atau

alfa, dan pada tahun 2017 sebanyak 38 hari kerja atau 0,24% yang tidak

hadir tanpa keterangan atau alfa.

Hal tersebut membuktikan bahwa perilaku pegawai terhadap disiplin

pada Dinas Kesehatan Kota Dumai masih perlu diperhatikan. Dilihat dari

daftar hadir tersebut dapat dilihat bahwa adanya perilaku pegawai yang

tidak disiplin dan perlu adanya bimbingan dari atasan secara langsung

untuk mengarahkan pegawainya agar tidak melakukan pelanggaran

terhadap aturan yang telah ditetapkan. Dinas luar, izin, sakit dan cuti

merupakan ketidakhadiran atau tidak masuk pegawai pada hari kerja yang

diperbolehkan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Adapun pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah No 53 Tahun

2010 pasal 3 angka 11 yang mengatur tentang kewajiban pegawai negeri

sipil untuk masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja, dengan sanksi

bagi pegawai yang meninggalkan tugas tanpa alasan (mangkir) selama

kurun waktu satu tahun sebanyak 6-10 hari kerja akan mendapat teguran
12

tertulis. Untuk mengetahui jumlah teguran tertulis yang diberikan oleh

Pimpinan Dinas Kesehatan Kota Dumai kepada pegawainya dapat dilihat

pada tabel I.3

Tabel I.3
Jumlah Teguran Tertulis
Pada Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2015-2017
Jumlah
Jumlah Teguran
No Tahun Persentase
Pegawai Tertulis
(Orang)
1 2015 74 4 5,40%
2 2016 74 2 2,70%
3 2017 67 3 4,47%
Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2018

Berdasarkan Tabel I.3 diatas, terlihat jelas bahwa adanya pegawai

Dinas Kesehatan Kota Dumai yang mendapat teguran tertulis dari

pimpinan yang disebabkan tidak disiplinnya para bawahan dalam

pelaksanaan pekerjaannya yaitu pada tahun 2015 sebanyak 4 orang atau

5,40% yang mendapat teguran tertulis, pada tahun 2016 ada 2 orang atau

2,70% dan pada tahun 2017 sebanyak 3 orang atau 4,47% yang

mendapat teguran tertulis dari pimpinan. Dari data tersebut menjelaskan

bahwa, masih adanya ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh pegawai

Dinas Kesehatan Kota Dumai

Maka untuk mewujudkan Aparatur pemerintah yang bersih dan

berwibawa, kedisiplinan Pegawai Negri Sipil merupakan salah satu faktor

yang sangat menentukan. Hal tersebut tidak terlepas dari pengawasan

yang dilakukan oleh atasan langsung dalam suatu instansi terhadap

pelaksanaan pekerjaan bawahannya. Berdasarkan uraian diatas maka


13

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat

Kedisiplinan Pegawai Pada Dinas Kesehatan Kota Dumai”.

B. Perumusan Masalah

Dari pengamatan yang penulis lakukan pada Dinas Kesehatan Kota

Dumai ditemukan gejala-gejala masalah sebagai berikut:

a. Masih ditemukan adanya pegawai yang tidak mematuhi jam kerja

yang telah ditentukan dilihat pada tabel I.1 dan Masih ditemukan

pegawai yang tidak masuk kantor tanpa keterangan dilihat pada

tabel I.2

b. Masih kurangnya penerapan sanksi terhadap pegawai indisipliner

pegawai pada tabel I.3

Berdasarkan gejala-gejala masalah yang penulis uraikan diatas

maka penulis merumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu

“Bagaimana Analisis Tingkat Kedisiplinan Pegawai Pada Dinas

Kesehatan Kota Dumai ?”.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan pegawai pada

Dinas Kesehatan Kota Dumai

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor

penghambat tingkat kedisiplinan pegawai pada Dinas

Kesehatan Kota Dumai.


14

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan,

terutama tingkat kedisiplinan pegawai pada Dinas

Kesehatan Kota Dumai agar tingkat kedisiplinan pegawai

menjadi lebih baik.

b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang lainnya dalam

melakukan penelitian dengan pembahasan yang sama.

c. Sebagai bahan tambahan dan menambah pengetahuan

dan wawasan penulis dalam analisis tingkat kedisiplinan

pegawai pada Dinas Kesehatan Kota Dumai.

Anda mungkin juga menyukai