Anda di halaman 1dari 5

TUGAS HASIL DISKUSI VII

SABTU, 14 NOVEMBER 2020


MATAKULIAH ADPU4230 SISTEM Adm. NKRI

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI NEGARA

SEMESTER 5 – 2020.2

SAM’ANI YUSUF, S.H.,M.M. ( 45002273 )

KELOMPOK II

NAMA :

1. DWI NOVIA NINGRUM ( 031409289 )


2. FARID SEPTIAN ( 041218657 )
3. KARTIKA CANDRA AFRILLA ( 041218696 )
4. MITA FARIDATUL HANIFAH ( 031408896 )
5. MUHAMAD SAMSUL HUDA ` ( 031409153 )
6. RIZKI DEWI SUKMA WATI ( 041218632 )
7. SRI UTAMI ( 031409218 )

HASIL DISKUSI :

RUANG LINGKUP PENYEMPURNAAN ADMINISTRASI NEGARA

Halaman 8.23

A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL


Pembahasan mengenai ruang lingkup penyempurnaan administrasi negara, telah
dilakukan sejak pembangunan mengacu pada GBHN tahun 1999-2004.
Rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMNasional) adalah
dokumen untuk periode 5 tahun yang terdiri dari :
1. RPJM Nasional 1 Tahun 2005-2009
2. RPJM Nasional II Tahun 2010-2014
3. RPJM Nasional III Tahun 2015-2019
4. RPJM Nasional IV Tahun 2020-2024

RPJM tersebut kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)


setiap tahunnya. RKP adalah rencana pembangunan nasional, yang memuat
prioritas nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup
gambaran perekonomian serta menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta
program kementrian/lembaga, lintas kementrian/lembaga kewilayahan dalam
bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif. RKP
merupakan pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN).
Selain RPJM Nasional, pemerintah memiliki acuan lainnya, yaitu RPJP
Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20
tahun.

B. GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI

Kondisi birokrasi pemerintahan pada jaman Orde Baru dan saat ini masih
terdapat permasalahan antara lain bahwa birokrasi pemerintah yang belum
efisien, kebijakan yang belum stabil, dan masih adanya praktek penyimpangan
dan penyalahgunaan wewenang. Bidang peraturan perundang-undangan di
bidang aparatur negara yang masih tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas,
multi tafsir, pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu
dengan yang lain. Pelayanan publik belum dapat mengakomodasi kepentingan
seluruh lapisan masyarakat.

Sehubungan dengan salah satu program yang menjadi prioritas nasional yaitu
program reformasi birokrasi, banyak tantangan yang harus dihadapi dan dicari
solusinya. Tantangan dimaksud yaitu bahwa:

 Reformasi birokrasi belum mencapai sasaran pembenahan kelembagaan,


tatalaksana, manajemen SDM aparatur, akuntabilitas, pengawasan, pelayanan
publik, reward and punishment, dan perubahan mind-set dan culture set;
 Belum dikembangkannya sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Reformasi Birokrasi secara nasional;
 Belum memiliki grand design dan road map reformasi birokrasi
 Dikeluarkannya arahan Presiden dan Wakil Presiden untuk melaksanakan
Reformasi Birokrasi yang menyeluruh, mendalam, nyata serta menyentuh sendi
kehidupan masyarakat

Terkait tantangan tersebut khususnya Kementerian Dalam Negeri membutuhkan


Grand Design dan Roadmap reformasi birokrasi yang visioner, menyeluruh,
taktis, dan terukur. Perlu konsistensi dalam melaksanakan perintah peraturan
perundang-undangan, sebagai berikut

 Undang-undang RepUblik Indonesia No. 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN.
 Undang-undang Republik Indonesia No. 17 / 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJM Tahun 2005 – 2025). Lamp. UU
17/2007 Bab IV.1.2, huruf E angka 35, menyatakan : Pembangunan aparatur
negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan
profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang
baik, di pusat maupun di daerah, agar mampu mendukung keberhasilan
pembangunan di bidang lainnya.
 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014. Dalam rangka mendukung
terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan, kebijakan
pembangunan di bidang hukum dan aparatur diarahkan pada perbaikan
tatakelola pemerintahan yang baik.

Salah satu fokus prioritas pelaksanaannya adalah melalui : “pemantapan


pelaksanaan reformasi birokrasi”. Maksud GRAND DESIGN Reformasi Birokrasi
adalah Rancangan induk untuk kurun waktu 2010-2025 berisi langkah-langkah
umum penataan organisasi, penataan tatalaksana, penataan manajemen sumber
daya manusia aparatur, penguatan sistem pengawasan intern, penguatan
akuntabilitas, peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan praktek
KKN. Sedangkan yang dimaksud dengan ROAD MAP Reformasi Birokrasi adalah
Bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi yang merupakan
rencana rinci reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan lain selama lima
tahun dengan sasaran per tahun yang jelas. Sasaran tahun pertama (2010) akan
menjadi dasar bagi sasaran tahun berikutnya, demikian seterusnya.

Kondisi birokrasi yang diinginkan pada tahun 2014 terutama yaitu jumlah PNS
yang proporsional, pemerintahan bersih dan bebas KKN, peningkatan kualitas
pelayanan publik, peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi,
peningkatan profesionalime SDM aparatur, peningkatan mobilitas aparatur antar
daerah, antar pusat dan daerah, serta peningkatan gaji dan jaminan
kesejahteraan.Sehingga diharapkan kondisi birokrasi pada tahun 2015 yaitu telah
terwujud tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah yang
profesional, berintegritas tinggi, menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara.

Visi Reformasi Birokrasi yaitu terwujudnya birokrasi pemerintahan yang


profesional dan berintegritas tinggi, yang mampu menyelenggarakan pelayanan
prima dan manajemen pemerintahan demokratis dalam rangka mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik pada tahun 2025. Visi tersebut dijabarkan ke dalam
misi Reformasi Birokrasi, sebagai berikut:

 Membentuk/menyempurnakan peraturan perundang-undangan dalam rangka


mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik;
 Melakukan penataan dan penguatan organisasi, tatalaksana, manajemen sumber
daya manusia aparatur, sistem remunerasi, sistem pensiun, sistem penganggaran
dan keuangan, mind set dan culture set;
 pengawasan dan akuntabilitas; kualitas pelayanan publik;
 Mengembangkan mekanisme kontrol yang efektif;

Tujuan Reformasi Birokrasi adalah membentuk birokrasi profesional, dengan


karakteristik: adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN,
mampu melayani publik, netral, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar
dan kode etik aparatur negara. Dan sasaran Reformasi Birokrasi yaitu membangun
birokrasi yang berorientasi pada hasil (outcomes) melalui perubahan secara
terencana, bertahap, dan terintegrasi dari berbagai aspek strategis birokrasi.

Adapun yang menjadi Program Reformasi Birokrasi (Outcomes oriented program) :

 Reformasi birokrasi dilaksanakan melalui berbagai program yang berorentasi


outcomes untuk mencapai sasaran dan tujuan reformasi birokrasi.
 Masing-masing program dilengkapi dengan indikator-indikator kinerja program
(outcomes).
 Semua indikator kinerja ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian
kinerja berkaitan dengan informasi kinerja (outputs, outcomes dan impacts).
 Semua informasi kinerja dimonitor secara periodik, berkelanjutan dan
melembaga.

Sesuai visi, misi, tujuan dan sasaran reformasi birokrasi yang menjadi ruang lingkup
dan obyek arah perubahan, adalah sebagai berikut:

 Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing)


 Tatalaksana antara lain: Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
 SDM apatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional,
berkinerja tinggi dan sejahtera.
 Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif.
 Pengawasan berupa meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN.
 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
 Pelayanan publik yaitu pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat.
 Budaya Kerja Aparatur (culture set dan mind set) : Birokrasi dengan integritas
dan kinerja yang tinggi

Strategi Pelaksanaan program reformasi birokrasi yaitu decentralized, multispeed,


centrally coordinated actions:

 Decentralized : Setiap K/L dan Pemda melakukan langkah-langkah reformasi


birokrasi dengan mengacu kepada GDRM, sesuai dengan karakteristik masing-
masing institusi.
 Multispeed : Penyebarluasan pemahaman tentang GDRM secara serentak
kepada seluruh K/L dan Pemda dalam rangka efektivitas pencapaian target
sasaran pelaksanaan RB. Setiap K/L dan Pemda memiliki karakteristik yang
berbeda sehingga reformasi birokrasi dilakukan dengan titik awal dan kecepatan
yang berbeda. Format yang sama diterapkan untuk K/L dan Pemda secara
bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing.
 Centrally coordinated actions : Reformasi birokrasi dilakukan dengan langkah-
langkah yang terkooordinasi secara nasional dengan acuan GDRM. Reformasi
birokrasi dikoordinasikan secara nasional oleh Komite Pengarah Reformasi
Birokrasi Nasional, pelaksanaan sehari-hari oleh Tim Reformasi Birokrasi
Nasional, dan implementasi program-program dilakukan oleh K/L dan Pemda
serta dimonitor dan dievaluasi secara periodik, berkelanjutan dan melembaga.

Faktor kunci keberhasilan dalam program reformasi birokrasi:

1. National Commitment to reform. Antara lain : adanya UU No. 17 Tahun 2007


tentang RPJPN 2005 - 2025, Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010 –
2014, adanya program unggulan nasional (high call) dan Champions of reform.
2. Engine of reform. Kementerian Negara PAN dan RB, Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi, Tim Reformasi Birokrasi Nasional yang dibantu oleh Unit
Pengelola Reformasi Birokrasi, Tim Independen dan Tim Quality Assurance,
serta Kementeran Negara PAN dan RB.
3. Content of Reform. Dirumuskan dalam Grand Design dan Road Map Reformasi
Birokrasi 2010 - 2025. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dilakukan dengan
penetapan prioritas K/L dan Pemda berdasarkan kepentingan strategis bagi
negara dan manfaat bagi masyarakat .
4. Process Excellence to Reform. Adanya: GDRM-RB, juklak dan juknis,
penerapan manajemen perubahan dan knowledge management, disiplin
pengelolaan program, monitoring dan evaluasi, serta pelaksanaan program
Reformasi Birokrasi yang serentak pusat dan daerah dalam artian multispeed
yaitu kecepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di masing-masing K/L dan
pemda dapat berbeda, tergantung dari karakteristik dan baseline yang dipunyai.

Upaya pengembangan sistem administrasi negara dalam rangka meningkatkan daya


guna dan hasil guna pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan ditujukan
pada revitalisasi penyelenggaraan pemerintahan negara. Penyempurnaan
administrasi negara tidak hanya berkutat pada aparatur negara saja, tetapi juga
mencakup sistem yang dipraktikkan dalam penyelenggaraan negara.
Penyempurnaan sistem ini didasarkan pada unsur-unsur pokok administrasi negara,
yaitu ditinjau dari dimensi-dimensi organisasi dan dimensi manajemen.

Ditinjau dari dimensi organisasi, sistem administrasi negara harus mampu


mewujudkan format dan desain kelembagaan pemerintahan negara yang sesuai
dengan kebutuhan, yaitu sebagai wadah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
merupakan amanah bangsa melalui konstitusi, baik di tingkat pemerintahan pusat
maupun pemerintahan daerah.

Ditinjau dari dimensi manajemen, sistem penyelenggaraan negara merupakan upaya


yang dinamis, namun tertib dan teratur dalam mengelola urusan pemerintahan
beserta sumber daya dan sistem pendukungnya. Pengembangan dimensi ini meliputi
manajemen kebijakan publik, manajemen ASN, manajemen keuangan negara,
amnajemen pelayanan, manajemen hukum, serta pengawasan akuntabilitas, dengan
didukung teknologi informasi dan komunikasi yang berlandaskan prinsip-prinsip
governance yang bermuara pada pelayanan publik yang prima.

Beberapa permasalahan utama yang berkaitan dengan birokrasi, yaitu :

1. Organisasi
2. Peraturan perundang-undangan
3. SDM aparatur
4. Kewenangan
5. Pelayanan publik
6. Pola pikir (Mindset) dan budaya kerja (Culture set)

Anda mungkin juga menyukai