PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Organisasi pemerintah dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, yaitu:
melindungi kepentingan masyarakat, melayani kebutuhan masyarakat, dan pada
akhirnya tujuan yang paling utama adalah mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan bagi masyarakat. Agar dapat mencapai tujuan organisasi pemerintah
tersebut, maka organisasi pemerintah perlu dikelola dengan efektif.
publik
Organisasi
berfungsi melayani sesuai dengan kebutuhan msyarakat (client), artinya tidak ada
hambatan (sekat) yang terjadi dalam pelayanan tersebut, cepat dan tepat dalam
memberikan pelayanan, serta mampu memecahkan fenomena yang menonjol akibat
adanya perubahan sosial (faktor eksternal) yang sangat cepat dan dari faktor internal.
2
Agar
organisasi dapat
menjadi
instrumen
yang
efektif dalam
Tipe Ideal
Birokrasi. Organisasi yang efektif adalah organisasi yang memiliki struktur ideal
dengan ciri- ciri: adanya pembagian kerja, adanya hierarki kewenangan yang jelas,
adanya prosedur seleksi formal, adanya peraturan yang rinci dan adanya
hubungan kerja
yang bersifat impersonal.
akan
terus
mengalami
perubahan
karena
unsur-unsur
yang
membentuk
Universitas Sumatera Utara
organisasi tersebut juga ikut mengalami perubahan. Dalam konteks organisasi publik,
perubahan eksternal yang saat ini direspon adalah tuntutan akan demokratisasi,
transparansi, dan akuntabilitas pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Untuk merespons tuntutan tersebut maka organisasi pemerintah harus melakukan
reformasi internal yang menyangkut: penyesuaian visi dan misi, menyesuaikan
struktur, dan kapasitas SDM. Sesuai dengan prinsip penataan organisasi,
setelah
visi dan misi dirumuskan tugas berikutnya adalah membagi berbagai tugas untuk
dapat mencapai visi dan misi tersebut dalam unit-unit organisasi yang sudah ada
(Dinas, Badan, dan Kantor) sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI)
unit-unit organisasi tersebut.
Dalam pembagian tugas untuk mewujudkan visi dan misi ini dapat diikuti tiga
prinsip, yaitu: Pertama, berbagai tugas harus terdistribusi habis ke dalam unit-unit
organisasi yang sudah ada (Dinas, Badan, dan Kantor); Kedua, untuk keperluan
efisiensi beberapa unit organisasi yang sudah ada dapat digabungkan (merger);
Ketiga, membentuk unit-unit baru apabila ada tugas-tugas baru yang harus dilakukan
sebagai upaya memenuhi tuntutan masyarakat yang tidak mungkin
dilakukan
oleh
4
administratif, tetapi
Dan pada saat ini, Kanreg VI BKN Medan mempunyai beban lebih kurang
400 ribu pegawai untuk dilayani. Dengan terlayaninya pegawai secara baik, pegawai
tersebut dapat dengan tenang lebih fokus terhadap pekerjaannya. Untuk mewujudkan
hal tersebut, sangat tergantung pada kinerja Kanreg VI BKN Medan. Karena sebagai
instansi yang bertanggungjawab terhadap kepegawaian, harus melahirkan karyakarya
nyata sesuai dengan kapasitas Kanreg VI Medan.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, harus dimulai dengan adanya sinergitas
konstruktif antara BKN serta BKD/BKPP. Untuk itu, Kanreg VI BKN Medan segera
menyelesaikan
program-program
BKN
agar
visi
dan
misi
BKN
dapat
visi,
misi,
Kedua,
mampu
meningkatkan
kualitas
Miftah Thoha. Manajemen Kegewaian Sipil di Indonesia. 2005. Jakarta: Kencana hal
14
peralatan dan kelengkapan kerja serta berbagai daya lainnya. Keempat, berhasil
membangun budaya malu dan bersih, sehingga tercegah tindak KKN di lingkungan
kerja. Kelima, mampu mengembangkan budaya kompetitif pada era global yang
keras dan penuh persaingan,
seperti kreativitas,
dalam
birokrasi
pemerintah
merupakan
pemerintah; patronklien
halangan
terhadap
upaya
mewujudkan meriokrasi dalam birokrasi; tidak jelas dan bahkan cenderung tidak ada
sense of accountability baik secara kelembagaan maupun individual; jabatan
birokrasi yang hanya menampung jabatan struktural dan pengisiannya sering kali
tidak berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan; penataan sumber daya aparatur
tidak disesuaikan
dengan kebuutuhan dan penataan kelembagaan birokrasi.
7
ditentukan
oleh
pencapaian
tujuan
organisasi.
Untuk
mencapai
www.
(bkn.go.id)
7
Miftah Thoha. Manajemen Kegewaian Sipil di Indonesia. 2005. Jakarta:
Kencana hal 3-4
PENGARUH
STRUKTUR
ORGANISASI
TERHADAP
Berangkat dari uraian di atas maka penulis dalam melakukan penelitian ini
merumuskan masalah sebagai berikut:Seberapa Besar Pengaruh Struktur Organisasi
2.
3.
Untuk
penulis,
penelitian
ini
merupakaan
wahana
dalam
4.
suatu
fenomena
sosial
secara
sistematis
dengan
cara
merumuskan
hubungan antar konsep.
adalah
suatu
unit
yang
terdiri dari
orang
atau
kelompok orang
berinteraksi satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
Singarimbun. Masri dan Sofian Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES hal, 37
manajemen organisasinya .
10
Supardi & Syaiful Anwar. Dasar-dasar Perilaku Organisasi. 2002. Jogjakarta: UII
Press Jogjakarta hal,
11
oleh
sekelompok
orang
Prof.Dr.Mr.S.Pradjudi Atmosudiro
untuk
mencapai
suatu
menyatakan
bahwa
organisasi
12
tujuan .
adalah
struktur tata pembagian kerja dan struktur hubungan kerja atau sekelompok
orang memegang posisi yang
13
14
12
Ardana, Komang dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Denpasar: Graha Ilmu. Hal,1
13
organisasi .
Sedangkan menurut Indra Iman struktur organisasi merupakan sebuah sistem
hubungan yang ada antara para pemegang (anggota) organisasi. Secara umum,
struktur organisasi mengambil bentuk hierarki dari mana wewenang dan tanggung
jawab dibedakan sepanjang dimensi vertikal seperti departemen, divisi sepanjang
dimensi horizontal setiap derajat yang berbeda dari setiap wewenang setiap dimensi
horizontal dibedakan menurut spesialisasi dan mana para karyawan dikelompokkan
ke
16
kerja formal suatu organisasi dengan kerangka mana tugas-tugas dan pekerjaan
dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Terdapat enam unsur kunci yang
harus dimiliki dalam merancang struktur organisasi yaitu spesialisasi pekerjaan,
departementalisasi,
rantai
komando,
rentang
kendali,
sentralisasi
dan
desentralisasi,
serta formalisasi
17
bagaimana
mengimplementasikannya.
Upaya
untuk
http://organisasi.org/pengertian-struktur-organisasi-serta-empatelemen-di-dalamnya- ilmu-pengetahuan-ekonomi-manajemen
16
Indra Iman & Siswandi. Aplikasi Manajemen Perusahaan Analisis Kasus dan
Pemecahannya. 2007.
Jakarta: Mitra Wacana Media, hal 53
17
Stephen P. Robbins. Perilaku Organisasi. 2006. Indeks hal, 585
ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik.
Pembagian kerja dapat dihubungkan dengan satuan organisasi dan dapat
dihubungkan dengan pejabat. Saat ini penggunaan pembagian kerja lebih banyak
digunakan karena pada dasarnya yang dibagi-bagi adalah pekerjaannya, bukan
orang-orangnya. Pembagian kerja dapat diartikan dua macam:
18
luas sehingga
18
dalam rentangan hidupnya tidak mungkin dapat mengetahui lebih banyak daripada
sebagian sangat kecil daripadanya.
Tetapi pekerjaan bukanlah satu-satunya ciri organisasi. Organisasi terdiri dari
departemen, divisi, unit, atau salah satu dari sejumlah istilah lain yang menyatakan
kelompok pekerjaan. Dan tidak diragukan lagi bahwa perguruan tinggi atau fakultas
terdiri dari sejumlah jurusan. Masing-masing jurusan ini terdiri dari orang-orang
yang melaksanakan
pekerjaan
yang
berbeda-beda,
yang
bergabung
untuk
mendapatkan hasil lebih besar daripada apa yang dapat mereka capai melalui
usaha salah satu jurusan saja. Namun untuk mengkoordiir dari setiap pencapaian
tujuan tersebut diperlukan cara untuk mengendalikan perilaku individu. Jumlah
individu dalam sebuah kelompok adalah jumlah individu jumlah individu yang
harus dikelola, yang
dinyatakan sebagai rentang pengawasan.
harus
19
terlihat jelas rentang pengawasan. Yaitu jumlah bawahan yang dapat diawasi secara
efektif
oleh
seorang
atasan.
Dalam
konsep
rentang
pengawasan
tersirat
digunakan
secara efektif.
dapat
19
21
B.
di dalam
21
Semua
unit
dan
individu-individu
di
dalam
organisasi
yang
pada pokoknya adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya terdapat garis
wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan
bawahan.
Adapun ciri-ciri organisasi lini:
1. Organisasinya relative kecil dan masih sederhana
2.
Tingkat
spesialisasinya
belum
begitu
tinggi
dan
alat-alatnya
tidak
dan dalam hal ini pimpinan dibantu oleh staff. Tugas para staff hanya
untuk memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi sebagai bahan
pertimbangan
dalam
menetapkan
keputusan
dan
kebijaksanaan.
Tipe
organisasi lini dan staff ini biasaya digunakan untuk organsiasi besar, daerah
kerjanya luas, dan pekerjaannya banyak.
Ciri-ciri struktur organanisasi Lini dan Staff
1. Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staff.
2. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff
3. Kesatuan perintah dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan
tertentu dan setiap bawahan mempunyai seorang atasan langsung.
4. Organisasinya besar, karyawannya banyak, dan pekerjaannya bersifat kompleks.
5. Hubungan antara atasan dan bawahannya tidak bersifat langsung.
6. Pimpinan dan karyawan tidak semuanya saling mengenal.
7. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
yang lain. Oleh karena itulah maka organisasi itu disusun berdasarkan
atas organisasi fungsional.
Ciri-ciri Organisasi Fungsional:
1. Pembidangan tugas secara jelas dan tegas dapat dibedakan.
2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.
d) Struktur Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional (Line, Staff, and Functional
Organization)
Organisasi tipe ini merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan
fungsional dan biasanya diterapkan pada organisasi besar dan kompleks. Pada
tingkat Dewan Komisaris diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada
tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.
komite
adalah
organisasi
yang
masing-masing
anggota
manajerial.
Organisasi komite ini ada bersifat tetap dan ada juga yang bersifat sementara.
Ciri-ciri organisasi Komite adalah:
1. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
adalah :
1. Mengarahkan arus perintah dan tanggung jawab, sehingga semua ornag tahu
kepada siapa ia bertanggung jawab dan kepada siapa ia memberikan
instruksi.
2. Mempertegas bidang tugas masing-masing sehingga tidak tumpang tindih.
3. Mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap setiap persoalan yang timbul.
4. Membagi kegiatan tegas agar lebih adil dan objektif.
5. Dapat memotivasi pegawai.dapat menumbuhkan kualitas dan budaya organisasi
(organizational culture)
22
dikatakan bahw
ditampakkan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dan dapat
dijelaskan melalui sistem evaluasi atau penilaian kinerja melalui kualitas kerja
pegawai dalam melakukan tugasnya yang sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
(ketepatan waktu). Hal penting yang perlu digarisbawahi adalah kinerja seorang
pegawai akan sangat
individu
tertentu
merespon
kondisi25
23
Sritomo Wignjosoebroto. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk
Peningkatan
Produktivitas Kerja. 2008. Surabaya: Guna Widya
24
Musanef. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. 1984. Jakarta: Gunung Agung.
25
Asad S. Moh. U. 2003. Sumber Daya Manusia, edisi keempat. Yogyakarta: Liberty
hal, 65
pengertian
pertambahan
hasil
dan
perbaikan
cara
26
sebagai
rasio
yang
merefleksikaan
bagaimana
27
menurut
Mathis
(2000)
produktivitas
kerja
merupakan
tersebut .
yang
terkait
adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk (barang atau jasa) dari seorang tenaga kerja. Seseorang
menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi, apabila ia mampu menghasilkan
produk yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang sama atau
lebih sedikit. Pada dasarnya seseornag dikatakan lebih , apabila dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan mutu yang
sesuai standar, dalam waktu yang lebih singkat, atau dapat menggunakan
29
26
Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang. Hal,204
29
Sedarmayanti. 2004. Pengembangan Kepribadian Pegawai.Bandung: Mandar Maju
hal,11
30
produktivitasnya.
4)
Bakat. Bakat dapat diartikan sebagai suatu kemapuan dasar di bidang khusus,
yang menyebabkan individu melalui bakat yang dimilikinya tersebut, bila
mendapat pelatihan dan kesempatan, serta motivasi yang tepat, akan lebih
memiliki
30
adalah :
a. Knowledge, konsep pengetahuan lebih berorientasi pada intelejensi, daya piker
dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang.
31
Attitude,
suatu
kebiasaan
yang
terpolakan.
Jika
kebiasaan
yang
33
Sikap
bisa dipercaya,
bekerja dalam
kapasitas
maksimum
untuk
dalam bekerja.
- Ketepatan penggunaan metode
Ketepatan dan kecermatan menggunakan metode atau alat sebagai indikator
yang dapat menjamin kualitas
34
34
1. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan
seseorang sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah
satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang
menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan
produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja
Yaitu usaha untuk lebih baik dari hasil kemarin. Indikator ini bisa dilihat
dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan
dengan hari sebelumnya.
4. Pengembangan diri
Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan
harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab, semakin kuat tantangannya,
pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi
lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan
untuk meningkatkan kemampuan.
5. Mutu
Selalu berusah meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu
merupakan hasil pekerjaan yang dapat
terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan
dirinya sendiri.
6. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai deengan keseluruhan sumber
daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas
yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.
bersifat
36
Jadi salah satu faktor penting yang perlu diperhitungkan dalam keseluruhan
upaya meningkatkan produktivitas kerja ialah aspek kelembagaan. Artinya, upaya
meningkatkan produktivitas kerja harus dikaitkan dengan pemilihan dan
penggunaan tipe dan struktur yang tepat. Adapun yang menjadi prinsip struktur
organisasi yang harus diperhatikan dalam meningkatkan produktivitas kerja
37
adalah :
35
Penerapan
prinsip
fungsionalisasi
dimaksudkan
untuk
kiat yang dapat digunakan ialah dengan menekankan bahwa sesuai dengan prinsip
fungsionalisasi, setiap satuan kerja dapat berperan selaku koordinator dalam
penyelesaian tugas dan sifatnya ultifaset dan multi dimensional.
Dan untuk itu, setiap pegawai dalam sebuah organisasi harus mengetahui
dengan jelas kegunaan dari pada struktur organsasi. Karena hal tersebut
akan berhubungan dengan tanggung jawab dan tugas yang nantinya yang akan
dikerjakan. Ketika pegawai mengetahui dimana posisi pekerjaannya dan apa yang
akan dikerjakan, maka pegawai itu tidak akan lagi meraba-raba atau kebingungan.
Hal
ini
juga
membantu
atasan dalam
mengkoordinir
pekerjaan para
bawahan dalam sebuah organisasi dan tidak akan ditemukan lagi tumpang tindih
dalam pekerjaan. Struktur organsasi merupakan unsur-unsur spesialisasi kegiatan,
standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi
pembuatan keputusan, serta rentang kekuasaan.
Sehingga standarisasi dari pekerjaan dibutuhkan untuk mengetahui apakah
pekerjaan
pegawai
bisa dikatakan
berhasil
atau
tidak.
Penilaian atau
struktur
hal pemberian
dan
organisasi
memegang
pembagian
bidang
peranan
kerja
yang
pada
penting
pegawai
dalam
maupun
dengan isi kerja yang telah ditetapkan maka peningkatan produktivitas kerja
pegawai akan
I.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori relevan,
belum didasarkan
pada
fakta-fakta empiris
yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
38
empirik .
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka
penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
1.
2.
I.7.Definisi Konsep
Menurut Singarimbun konsep merupakan istilah dan definisi yang
digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok
atau individu
38
yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
39
pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti . Untuk mendapatkan
batasan yang jelas dari konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan
definisi
konsep dari tulisan ini yaitu:
1.
2.
I.8.Definisi Operasional
Menurut Singarimbun definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan
uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar
40
39
Singarimbun. Masri dan Sofian Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES hal, 33
40
Ibid 46
2.
Pembagian kerja dan spesialisasi yaitu membagi pekerjaan ke dalam tugastugas khusus dan mengorganisirnya ke dalam bagian-bagian yang jelas.
3.
Rentang
pengawasan
yaitu
terdapat
adanya
pembatasan
terhadap
jumlah bawahan yang dapat disupervisi oleh seorang atasan melihat pada
keefektivan dalam mengawasi. Jumlah individu yang bertanggung jawab
pada atasan tertentu. Jumlah pegawai yang dapat diarahkan secara efisien dan
efektif oleh seorang atasan.
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep, Definisi
Operasional, Sistematika Penulisan.
BAB II
METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari Bentuk penelitian, Lokasi Penelitian, Populasi
dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik
Analisa Data.
BAB III
DESKRIPSI LOKASI
Bab ini menguraikan tentang Profil Lokasi Penelitian, Struktur
Organisasi,
masing-masing
bagian di
PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat Identitas Responden, Distribusi Jawaban Responden,
Klasifikasi Data, Pengujian Hipotesa, dan Koefisien Determinan.
BAB V
ANALISA DATA
Analisa data berisikan Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai dan selanjutnya Disusun Dalam Bentuk
Tabel Frekuensi
BAB IV
PENUTUP
Menguraikan
Merumuskan
Saran-saran
Kesimpulan
Hasil
Penelitian
dan
Berusaha