PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Analisis Beban Kerja adalah salah satu tahapan dalam
mekanisme penyusunan kebutuhan pegawai yang merupakan bagian
dari proses Reformasi Birokrasi di Indonesia yang bertujuan untuk
membangun profil dan perilaku aparatur negara yang berintegritas
tinggi, produktif dan mampu memberikan pelayanan yang prima
kepada masyarakat serta membangun birokrasi yang bersih efektif,
transparan dan akuntabel dalam melayani dan memberdayakan
masyarakat, dengan sasaran utuk mengubah pola pikir, budaya kerja
dan perilaku aparatur Negara.
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek
kelembagaan (organisasi), sumber daya manusia aparatur dan
ketatalaksanaan (business process). Tujuan reformasi birokrasi adalah
membangun aparatur negara agar mampu mengemban misi, tugas dan
fungsi serta peranannya masing-masing, secara bersih, efektif dan
efisien, dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik.
Selanjutnya melalui paradigma Good Governance sebagai alternatif
penyelenggaraan pemerintahan, perlu diaktualisasikan dalam mengatasi
berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi Daerah dalam
pelaksanaan otonomi daerah, sehingga perlu dijamin perkembangan
kreativitas dan aktivitas yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat, demokratisasi serta kemandirian Daerah.
Seiring dengan adanya keinginan untuk mewujudkan
paradigma Good Governance tersebut, maka sistem penyelenggaraan
pemerintah daerah di era otonomi saat ini, hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip demokrasi dan pemberdayaan, pelayanan, transparansi
10 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
1. Beban Tugas (target volume kerja), merupakan volume pekerjaan
yang mesti dirampungkan dalam batas tempo tertentu. Target
volume kerja dapat dinyatakan dalam berbagai satuan seperti :
meter, meter kubik, kilogram, lembar, berkas, laporan, desa,
kecamatan dan satuan lazim lainnya.
2. Standar Kerja Rata-rata (tingkat pelaksanaan standar), merupakan
volume pekerjaan yang dapat dirampungkan oleh seorang atau
sejumlah pegawai dalam satu satuan waktu dengan standar kualitas
tertentu.
3. Waktu Kerja Efektif, yakni waktu kerja yang telah ditetapkan
secara formal setelah dikurangi waktu luang (allowance).
Pengukuran beban kerja dimulai dengan pengukuran dan
perumusan “Norma waktu “ setiap proses/tahapan penyelesaian
pekerjaan sesuai dengan uraian, dan prosedur kerja yang berlaku.
Dalam melakukan pengukuran dan perumusan norma waktu,
dilakukan secara cermat dan seksama dengan memperhatikan tingkat
kewajaran penggunaan waktu kerja bagi pegawai/pemangku jabatan
terkait dan terhadap kebenaran uraian proses/tahapan kerja untuk
menghasilkan produk, sehingga dapat diperoleh hasil pengukuran
beban kerja yang memadai.
Data / input
1. Janis & Jml. SDMK yang ada
2. Jenis Pekerjaan
a. Tugas Pokok, Uraian Tugas, dan Norma Waktu;
b. Tugas Penunjang, Uraian Tugas, dan Norma Waktu
3. Capaian / cakupan program tiap tahun
Langkah-langkah
1. Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
11 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas
Penunjang) serta Norma Waktu
4. Menghitung Standar Beban Kerja
5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Faskes
Keluaran
Keluaran (output) yang dihasilkan dari penyusunan analisis beban
kerja pada Sekretariat Daerah adalah informasi berupa:
1. Efektivitas dan efisiensi jabatan serta efektivitas dan efisiensi
unit kerja;
2. Prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. Jumlah kebutuhan pegawai/pejabat;
4. Jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja unit;
5. Nilai indeks beban kerja individu masing-masing jabatan;
6. Standar norma waktu kerja.
12 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
Klik “entry ABK” lalu klik gambar gedung puskesmas
13 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
Lalu klik “daftarkan puskesmas” (kotak berwarna biru)
14 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
Masuk ke langkah 1 tentukan jenis SDMK apa yang akan kita
hitung, masukkan jumlah yang ada saat ini sesuai jenis
kepegawaiannya, lalu klik “selanjutnya
• Masuk ke langkah 2 Menetapkan WKT dlm aplikasi sdh lgs ada
72.000 menit/th klik “selanjutnya”
• Langkah 3 Isi komponen beban kerja dan norma waktu utk tugas
pokok dan tugas penunjang (perhatikan satuannya), lalu klik
selanjutnya
15 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
• Langkah ke 4 dan ke 5 otomatis menghitung SBK, FTP, dan STP
• Langkah 6 Isi capaian tugas pokok dari tenaga yg sedang kita
hitung dalam 1 tahun, lalu klik “proses perhitungan” keluarlah
perhitungan kebutuhan tenaga yang sudah kita masukkan
16 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
• Jika perhitungan dilakukan secara offline, lakukan langkah
“eksport” pilih tahun berjalan klik proses dihasilkan file dgn
eks. Json, dengan nama file otomastis menunjukkan kode puskesmas
dan tahun perhitungan file ini tdk bisa dibuka, hanya bisa disimpan
di media dan di import di level Kab/Kota
• Jika perhitungan telah selesai, maka klik logout
17 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
orang Dokter dan tenaga dokter di UPT BLUD Puskesmas
Labuapi sebanyak 3 orang semua berstatus Dokter tenaga
Kontrak . Jadi kebutuhan SDMK dengan jumlah Dokter pada
saat ini sudah sesuai.
3. DOKTER GIGI
Dari hasil analisa didapatkan bahwa SDMK untuk tenaga
Dokter gigi dengan mengunakan metode ABK di butuh 1 orang
Dokter dan tenaga dokter di UPT BLUD Puskesmas Labuapi
sebanyak 1orang dokter gigi dengan status PNS jadi kebutuhan
SDMK dengan jumlah Dokter gigi pada saat ini sudah sesuai.
4. PERAWAT
Dari hasil analisa didapatkan bahwa SDMK untuk tenaga
Perawat untuk semua jenjang dengan mengunakan metode ABK
di butuh 16 orang Perawat dan ketersedian tenaga Perawat di
UPT BLUD Puskesmas Labuapi sebanyak 14 orang Perawat
dengan status PNS 6 0rang, 2 Kontrak daerah dan 6 orang
Kontrak BLUD jadi masih dibutuhkan 2 orang tenaga perawat
kesehatan guna menunjang pelayanan.
5. PERAWAT GIGI
Dari hasil analisa didapatkan bahwa SDMK untuk tenaga
Peraawat gigi dengan mengunakan metode ABK di butuh 2
orang Perawat gigi dan tenaga Perawat gigi di UPT BLUD
Puskesmas Labuapi sebanyak 2 orang dengan status PNS 1
orang dan Kontrak BLUD 1 Orang jadi kebutuhan SDMK
untuk Perawat Gigi dengan jumlah pada saat ini sudah sesuai.
6. BIDAN
Dari hasil analisa didapatkan bahwa SDMK untuk tenaga Bidan
dengan mengunakan metode ABK di butuh 19 orang Bidan dan
jumlah tersebut termasuk tenaga Bidan Desa dan tenaga Bidan
di UPT BLUD Puskesmas Labuapi sebanyak 18 orang Bidan
18 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
dengan status PNS 10 0rang, 1 Kontrak Daerah dan 7 orang
Kontrak BLUD jadi kebutuhan SDMK untuk tenaga Bidan
dengan jumlah pada saat ini masih membutuhkan 1 orang
Bidan.
7. ASISTEN APOTEKER
Dari hasil analisa didapatkan bahwa SDMK untuk tenaga
ast.Apoteker dengan mengunakan metode ABK di butuh 3 orang
ast.Apoteker dan tenaga ast.Apoteker di UPT BLUD Puskesmas
Labuapi sebanyak 3orang ast.Apoteker dengan status PNS 1
0rang dan 2 orang Kontrak BLUD jadi kebutuhan SDMK
dengan jumlahpada saat ini sudah sesuai.
8. APOTEKER
Kebutuhan tenaga apoteker dari hasil metode ABK dibutuhkan
1 orang apoteker namun keadaan di UPT BLUD Belum
memiliki tenaga apoteker.
9. PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT
Tenaga penyuluh kesehatan masyarakat di UPT BLUD
Puskesmas Labuapi belum tersedia sampai dengan saat ini
sedangkan dalam metode ABK membutuhkan 1 orang Penyuluh
Kesehatan Masyarakat
10. SANITARIAN
Tenaga sanitarian di UPT BLUD Puskesmas Labuapi berjumlah
3 yang terdiri dari 2 orang PNS 1 orang Kontrak BLUD , ini
sudah sesuai dengan kebutuhan yang dihasilkan oleh Metode
ABK.
11. PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN
Dari hasil penghitungan kebutuhan tenaga Pranata Laboratorium
Kesehatan melalui metode ABK dibutuhkan 3 orang tenaga
Pranata Laboratorium Kesehatan sedangkan keadaan di PKM
BLUD Puskesmas Labuapi saat ini hanya 2 orang Pranata
19 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
Laboratorium Kesehatan maka masih dibutuhkan 1 orang tenaga
laboratorium kesehatan guna menunjang pelayanan penunjang
kesehatan baik pelayanan dalam dan luar gedung .
12. NUTRISIONIS
Jumlah tenaga Nutrisionis di UPT BLUD Puskesmas Labuapi
saat ini sebanyak 4 orang terdiri dari 1 PNS, 2 Kontrak daerah
dan 1 tenaga kontrak BLUD ini sudah sesuai dengan hasil
penghitung dengan metode ABK yang membutuhkan 4 tenaga
ahli gizi .
13. PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
Dari hasil perhitungan ABK kebutuhan Tenaga perekam medis
dan informasi kesehatan sebanyak 2 orang jelas disini
mengalami kesenjangan dengan keadaan di UPT BLUD
Puskesmas Labuapi yang sampai dengan saat ini memiliki 1
Tenaga perekam medis dan informasi kesehatan.
14. ADMINISTRASI
UPT BLUD Puskesmas Labuapi memiliki 6 orang tenaga
administrasi 3 PNS dan 3 Kontrak BLUD yang ditugaskan pada
Administrsi pendaftran 2 orang, amninistrasi pada ruang
pelayanan ( entri data Pasien) 1 orang dan 3 orang pada bagian
ketata Usahaan , ini ada kesenjangan dengan hasil perhitungan
dengan metode ABK yang membutuhkan 7 orang tenaga
administrasi.
15. BENDAHARA
Kebutuhan bendahara dari hasil perhitungan dengan metode
ABK sebanyak 3 orang ini ada kesenjangan dengan keadaan di
UPT BLUD Puskesmas Labuapi yang memiliki hanya 1 orang
bendahara PNS dan 1 orang Akuntan kotrak BLUD, maka .
16. PENGAMAN
20 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
Untuk tenaga Pengaman di UPT BLUD Puskesmas Labuapi dari
hasil perhitungan dengan metode ABK dibutuhkan 2 orang
sedangkan keadaan sekarang hanya memiliki 1 orang dengan
status tenaga kontrak BLUD.
17. PENGEMUDI
Untuk tenaga Pengemudi di UPT BLUD Puskesmas Labuapi
dengan perhitungan Metode ABK membutuhkan 2 tenaga
pengemudi sedangkan keadaan saat ini yang tersedia yakni 1
orang tenaga pengemudi dengan status tenaga kontrak BLUD.
18. PEMELIHARA
Untuk tenaga Pemelihara sudah sesuai dengan perhitungan
Metode ABK yakni 2 orang tenaga pemelihara.
BAB III
PENUTUP
21 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
3.1. Kesimpulan
22 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
2. Melakukan Rekrutmen tenaga Kontrak BLUD
Dengan mengimplementasikan kegunaan hasil analisis beban
kerja maka diharapkan Puskesmas/Dinas Kesehatan Kab.Lombok
Barat akan dapat memperoleh tingkat efisiensi yang lebih baik/tinggi
dari para pegawai/karyawan, yang pada gilirannya diharapkan akan
mampu meningkatkan tingkat produktivitas organisasi/perusahaan.
3.2. Saran
23 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2
Lampiran :Hasil Perhitungan Kebutuhan SDMK dengan Metode
Analisa Beban Kerja (ABK)
24 | A B K U P T B L U D P U S K E S M A S L A B U A P I 2 0 2 2