Anda di halaman 1dari 6

MEREVIEW BUKU MEMAHAMI

BIRORAKSI PEMERINTAHAN
DAN PERKEMBANGAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah rievew
ini dapat tersusun hingga selesai. Sholawat serta salam tidak lupa pula kami panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Makalah rievew ini kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
rievew ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah rievew ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah rievew ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang isu pelayanan public di indonesia manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terrhadap pembaca.

Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyususun makalah
rievew ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembacaan demi kesempurnaan makalah
ini.

REVIEW BUKU
Memahami birokrasi pemerintahan dan perkembangan karya Yudi Rusfiana dan Cahaya
Supriatna adalah buku yang diharapkan mampu menwujudkan peran serta dari masyarakat dalam
memahami birokrasi pemerintahan dan perkembangan yang kita rasakan saat ini. Jadi buku ini
mengedukasi masyarakat mengenai cara memahami birokrasi pemerintahan dan perkembangan
dalam sebuah negara.
Buku dengan tebal 192 halaman ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Pada buku
ini, penulis memberikan pemparan tujuan dan peranan pemerintah terhadap proses pembentukan,
persiapan pelaksanaan, monitoring evaluasi guna meningkatkan pengetahuan .
Sebetulnya tak Cuma mampu meningkatkan dan membentuk secara persiapan dan
perlaksanaan saja. Namun juga membentuk sikap,perilaku masyarakat untuk dapat mengambil
keputusan dalam menangapi seluru isu-isu yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Buku ini juga menjelaskan Tentang Hakekat dan Makna Pemerintahan, Fungsi
Pemerintahan.
Dan berdasarkan pemikiran yang ada di Dalam buku ini maka terdapat beberapa
pernyataan yang menunjukkan fungsi pemerintah antara lain:
Bersikap mendidikan dan memimpin yang diperintah artinya pemerintah yang berfungsi
sebagai leader) pemimpin dan educator (pendidik). Para pamong, diharapkan dapat memimpin
dan menjadi panutan masyarakat;
Serempak dijiwai oleh semangat yang diperintah artinya pemerintah dapat memahami
aspirasi yang berkembang di masyarakat. Pemerintah yang baik adalah mengerti apa yang
diinginkan dan menjadi kebutuhan masyarakatnya;
Menjadi pendukung dari segala sesuatu yang hidup diantara mereka artinya pemerintah
sebagai katalisator dan dinamisator masyarakat. Sebagai katalisator artinya sebagai penghubung
bagi setiap kelompok kepentingan di masyarakat. Sedangkan sebagai dinamisator artinya
penggerak segala bentuk kegiatan masyarakat;
Mencitrakan perwujudan segala sesuatu yang diinginkan secara samar-samar oleh semua
orang artinya pemerintah harus peka terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat, jangan
sampai lengah terhadap keinginan yang terjadi di kalangan masyarakat. Banyak pemerintah yang
jatuh atau hancur akibat tidak peka terhadap perubahan;
Melukiskan semua secara nyata dan dituangkan dalam kata-kata oleh orang-orang yang
terbaik dan terbesa Artinya pemerintah bertugas merancang dan atau membuat berbagai
kebijakan yang dituangkan dalam peraturan-peraturan. Tidak kalah pentingnya, pemerintah harus
mengimplementasikannya dengan benar mempersiapkan perangkat dan sumber daya yang
terbaik.
Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) Konsep good governance atau
kepemerintahan yang baik merupakan nilai dan paradigma baru yang mengemukakan dalam
pengelolaan administrasi publik, akibat dari pola penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
sesuai lagi dengan tatanan masyarakat yang mengalami perubahan dan meningkatnya
pengetahuannya.Governance diartikan sebagai mekanisme, praktek dan tata cara pemerintahan
dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik.
Buku ini di terbitkan tahun 2021. Di dalamnya isi buku mempelajari mengenai
bagaimana cara membentuk pola pikir masayarat tentang cara memahami birokrasi pemerintahan
dan perkembangan. Namun sayangnya buku ini dari segi penyampaian teralalu banyak
mengunakan bahasa asing seperti bahasa inggris yang sulit di mengerti oleh kaum muda serta
lansia serta banyak nya halaman yang membuat bosan para pembacanya.
Rangkuman Dari buku memahami birokrasi pemerintahan dan perkembangan
Birokrasi merupakan suatu sistem pengorganisasian negara dengan tugas yang sangat
kompleks dan hal ini jelas memerlukan pengendalian operasi manajemen pemerintahan yang
baik. Sangatlah disayangkan, apabila kerja rutinitas aparat birokrasi sering menyebabkan
masalah baru yang menjadikan birokrasi statis dan kurang peka terhadap perubahan lingkungan
bahkan terkesan cenderung resisten terhadap pembaharuan. Kondisi seperti ini seringkali
memunculkan potensi praktek maladministrasi yang mengarah pada korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Bermula dari kondisi tersebut maka pemerintah pusat maupun daerah perlu segera
melakukan reformasi birokrasi yang tidak hanya pada tataran komitmen saja tetapi juga
dibandingkan dalam tataran kehidupan nyata.
Peran dan fungsi birokrasi pemerintahan sebagai fokus Strategis dalam administrasi
publik dalam perkembangannya Mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan IPTEK,
pengaruh globalisasi dan dinamika masyarakat, Sehingga terjadi pergeseran Paradigma birokrasi
Pemerintahan dari birokrasi pemerintahan struktural –Fungsional menuju manajemen birokrasi
pemerintahan yang Mengedepankan kepercayaan, kepentingan dan pelayanan Publik (New
Public Service ).
Reformasi birokrasi pemerintahan dalam suatu Pemerintahan Negara dari pendekatan
administrasi publik Dalam rangka “development organization“ untuk Membangun sinergitas
lingkungan internal dan eksternalnya Sesuai dengan nilai fundamental bangsa dan filar Negara.
Reformasi pemerintahan yang berorientasi secara total, Gradual dan berkesinambungan dalam
membangun citra Birokrasi pemerintahan yang positif.

Contoh kasus
Salah satu contoh kasus birokrasi pemerintahan dan perkembangannya di Indonesia
adalah masalah korupsi dan efektivitas kinerja birokrasi.
Praktik jual beli jabatan di Indonesia menjadi salah satu jenis korupsi berupa suap yang
sering terjadi terutama pada sistem pemerintahan daerah. Sehingga Banyak seorang birokrasi
ditempatkan di posisi yang tidak sesuai dengan kemampuannya Dan kewenangan yang tumpang
tindih atau overlapping sehingga ada kecenderungan penyalahgunaan kewenangan oleh birokrat.
Beberapa penyebab terjadinya praktik suap dalam jual beli jabatan adalah sebagai
berikut:
1. Intervensi politik dalam birokrasi
Akar permasalahan berada pada Pasal 53 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN), dimana disebutkan bahwa Presiden sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan “kewenangan” menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian jabatan. Hak-hak tersebut menimbulkan kekeliruan dan
memberikan peluang kepada politisi untuk melakukan suap jual-beli jabatan.
2. Kelemahan kinerja birokrasi
Penyebab utama dari terjadinya maladministrasi dalam birokrasi adalah rendahnya
profesionalisme aparat. Dalam praktiknya, individu birokrat sering bersikap tidak transparan,
korup, dan mengembangkan praktik transaksional. Aparat birokrasi yang seharusnya bertugas
melayani kepentingan masyarakat seringkali terjebak pada kebutuhan pribadinya untuk
meningkatkan karirnya melalui jalan pintas.
3. Biaya Pilkada dan lemahnya pengawasan di daerah
Menurut KPK, terjadinya praktik jual beli di daerah disebabkan karena pejabat di daerah
tidak diawasi secara maksimal oleh inspektorat daerah, seperti dalam hal rekrutmen, rotasi,
promosi, pengadaan barang dan jasa, sampai dengan proses perizinan. Ketua Komisi Aparatur
Sipil Negara (KASN), Agus Pramusinto, menjelaskan bahwa terdapat dua hal yang
menyebabkan praktik jual beli jabatan tetap ada, biaya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang
sangat besar dan minimnya pengawasan KASN terhadap pengisian jabatan camat dan perangkat
desa. Pengisian jabatan di daerah seharusnya tetap dalam pengawasan KASN agar tetap berbasis
pada kompetensi, kualifikasi, dan kinerja. Hal tersebut dibenarkan oleh para Kepala Daerah
dalam diskusi pada Webinar KPK: Jual Beli Jabatan.
4. Minimnya laporan atas dugaan praktik jual beli jabatan
Upaya menjerat ASN yang melakukan jual beli jabatan kepada kepala daerah dinilai
cukup sulit. Salah satu faktor penyebabnya adalah tidak adanya pihak yang mau melaporkan
secara resmi mengenai adanya suap dalam praktik jual beli jabatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai