Anda di halaman 1dari 20

KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE Oleh: Prof Dr Zudan Arif a!

rulloh" #$"M$ A% La&ar 'ela!an( Keinginan mewujudkan good governance dalam kehidupan

pemerintahan telah lama dinyatakan oleh para pejabat Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota. Presiden SBY bertekad menjadikan good governance sebagai bagian terpenting dari pemerintah ketika dilantik sebagai Presiden dengan memberikan instruksi kepada semua menteri untuk memberantas KKN dan mewujudkan pemerintah yang bersih. Para Walikota/Bupati serta sejumlah kalangan di luar pemerintahan juga banyak yang menyatakan ingin mewujudkan good governance menjadi praktik tata pemerintahan sehari hari di lingkungan mereka. Pertanyaannya adalah, bagaimana mewujudkan good governance di dalam pemerintahan kita! Strategi apa yang sebaiknya dilakukan untuk mewujudkan good governance! Pertanyaan tersebut, tentu tidak mudah untuk menjawabnya karena sejauh ini konsep good governance sendiri memiliki arti yang luas dan sering dipahami se"ara berbeda beda. Banyak orang menjelaskan good governance se"ara berbeda karena tergantung pada konteksnya. #alam konteks pemberantasan KKN, good governance sering diartikan sebagai pemerintahan yang bersih dari praktik KKN. Good governance dinilai terwujud jika pemerintah yang berkuasa mampu menjadikan dirinya sebagai pemerintah yang bersih dari praktik KKN. #alam proses demokratisasi, good governance sering mengilhami para akti$is untuk mewujudkan pemerintahan yang memberi ruang partisipasi yang luas bagi aktor dan lembaga di luar pemerintah sehingga ada pembagian peran dan kekuasaan yang seimbang antara Negara, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar. %danya pembagian peran yang seimbang dan saling melengkapi antar

ketiga unsur tersebut bukan hanya memungkinkan adanya check and balance tetapi juga menghasilkan sinergi yang baik dalam mewujudkan kesejahteraan bersama. &ood governance sebagai sebuah gerakan juga didorong oleh kepentingan berbagai lembaga donor dan keuangan internasional ' untuk memperkuat institusi yang ada di Negara dunia ketiga dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang dibiayai oleh berbagai lembaga itu. (ereka menilai bahwa, kegagalan kegagalan proyek yang mereka biayai merupakan akibat lemahnya institusi pelaksana di negara negara dunia ketiga yang disebabkan oleh praktik bad governance seperti tidak transparan, rendahnya partisipasi warga, rendahnya daya tanggap terhadap kebutuhan warga, diskriminasi terhadap stakeholders yang berbeda, dan ine)isiensi. Karena itu, lembaga keuangan internasional dan donor sering mengkaitkan pembiayaan proyek proyek mereka dengan kondisi atau "iri "iri good governance dari lembaga pelaksana. #engan banyaknya perspekti) yang berbeda dalam menjelaskan konsep good governance maka tidak mengherankan kalau kemudian terdapat banyak pemahaman yang berbeda beda mengenai good governance. Namun, se"ara umum ada beberapa karakteristik dan nilai yang melekat dalam praktik governance yang baik. Pertama, praktik governance yang baik harus memberi ruang kepada aktor lembaga non pemerintah untuk berperan serta se"ara optimal dalam kegiatan pemerintahan sehingga memungkinkan adanya sinergi di antara aktor dan lembaga pemerintah dengan non pemerintah seperti masyarakat sipil dan mekanisme pasar. Kedua, dalam praktik governance yang baik terkandung nilai nilai yang membuat pemerintah dapat lebih e)ekti) bekerja untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Nilai nilai seperti e)isiensi, keadilan, dan daya tanggap menjadi nilai yang penting. Ketiga, praktik governance yang baik adalah praktik pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik KKN dan berorientasi pada kepentingan publik. Karena itu, praktik pemerintahan dinilai

'

Di antara lembaga keuangan internasional yang secara aktif mendorong pengembangan good governance adalah Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, serta sejumlah lembaga donor seperti CIDA, USAID, dan ICA!

baik jika mampu mewujudkan transparansi, )ene(a!an hu!u*, dan akuntabilitas publik. +antangan utama dalam mewujudkan good governance adalah bagaimana mewujudkan ketiga karakteristik tersebut dalam praktik pemerintahan sehari hari. +entu bukan pekerjaan yang mudah untuk mewujudkan ketiga hal itu dalam praktik pemerintahan sehari hari di ,ndonesia. +radisi pemerintahan yang ada sekarang ini masih sangat jauh dari "iri "iri yang dijelaskan di atas. Pembagian peran antara pemerintah dan lembaga non pemerintah sering masih sangat timpang dan kurang proporsional sehingga sinergi belum optimal. Kemampuan pemerintah melaksanakan kegiatan se"ara e)isien, berkeadilan, dan bersikap responsi) terhadap kebutuhan masyarakat masih sangat terbatas. Praktik KKN masih terus menggurita dalam kehidupan semua lembaga pemerintahan baik yang berada di pusat ataupun di daerah. Strategi jitu perlu diambil oleh pemerintah dalam mengembangkan praktik governance yang baik. -uasnya "akupan persoalan yang dihadapi, kompleksitas dari setiap persoalan yang ada, serta keterbatasan sumberdaya dan kapasitas pemerintah dan juga non pemerintah untuk melakukan pembaharuan praktik governance mengharuskan pemerintah mengambil pilihan yang strategis dalam memulai pengembangan praktik governance yang baik. Pembaharuan praktik governance, yang dalam banyak hal masih men"irikan bad governance menuju pada praktik governance yang baik, dapat dilakukan se"ara bertahap sesuai dengan kapasitas pemerintah, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar, sejauh perubahan tersebut se"ara konsisten mengarah pada perwujudan ketiga karakteristik praktik pemerintahan sebagaimana telah dijelaskan di atas. '% In&ernali+a+i Ta&a Nilai 'iro!ra+i Un&u! Me,u-ud!an Good Governance #alam penyelenggaraan pemerintahan, subsistem aparatur memegang peranan yang strategis. Keberhasilan ataupun kegagagalan penyelenggaraan pemerintahan akan sangat tergantung kepada kualitas aparatur yang menjalankan roda pemerintahan. #alam suasana transisi dan perubahan yang "epat dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan, aparatur sebagai motor penggerak birokrasi dihadapkan pada tuntutan yang tinggi dari masyarakat. (asyarakat menaruh harapan

yang tinggi agar aparatur transparansi dan akuntabilitas.

pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan publik,

+ugas aparatur pemerintahan akan semakin kompleks apabila dikaitkan dengan tugas pemerintahan dan tujuan otonomi daerah yaitu peningkatan kesejahteraan, peningkatan daya saing daerah dan peningkatan pelayanan publik. Kata kun"i yang perlu diperhatikan oleh aparatur adalah /)rofe+ionali+*e dan !e*auan un&u! .eru.ah/. 0leh karena itu dalam kondisi perubahan dan transisi penyelenggaraan pemerintahan dari paradigma sentralistik menuju paradigma desentralistik diperlukan /ara )andan( .aru dan )ola )i!ir .aru dari aparatur pemerintahan. Pelaksanaan otonomi daerah harus diakui belum mampu memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat, daya saing daerah dan pelayanan publik. #isadari sepenuhnya, untuk men"apai tujuan otonomi daerah tersebut, kinerja birokrasi menjadi isu yang strategis, karena mempunyai implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan politik. #alam kehidupan ekonomi, selain karena )aktor kepastian hukum dan keamanan nasional, sumber daya aparatur yang berkualitas dan diikuti dengan perbaikan kinerja birokrasi dapat memperbaiki iklim in$estasi. Sedangkan dalam kehidupan politik, perbaikan kinerja birokrasi akan memberikan implikasi terhadap meningkatnya keper"ayaan masyarakat kepada pemerintah. #engan demikian, )aktor yang menentukan keberhasilan pembangunan, bukanlah hanya pada ketersediaan )aktor produksi melainkan juga terletak pada sumber daya aparaturnya 1Suparmoko, *22*3'24, %gus #wiyanto, *22*5 $ $i6. #ari pengamatan penulis, dapat diperoleh kesimpulan se"ara umum bahwa terdapat ke"enderungan aparatur birokrasi mempunyai kinerja rendah. 7endahnya kinerja ini dipengaruhi kuatnya orientasi aparatur pada kekuasaan daripada pelayanan, menempatkan diri sebagai penguasa dan memperlakukan masyarakat sebagai obyek yang membutuhkan bantuan. Selain itu, rendahnya kinerja birokrasi juga disebabkan oleh sistem pembagian kewenangan dan kekuasaan yang lebih memusat pada pimpinan sehingga sta)/bawahan yang berhadapan langsung dengan masyarakat tidak diberikan wewenang yang memadai untuk merespon dinamika yang berkembang dalam penyelenggaraan pemerintahan. Perkembangan birokrasi utama, yaitu3 8 tidak dapat dilepaskan dari tujuh karakteristik

'. Pembagian tugas dan spesialisasi kerja *. 9ubungan dalam organisasi bersi)at impersonal 1kedinasan6, bukanlah bersi)at perorangan/pribadi. .. 9irarki kewenangan, artinya setiap bagian yang lebih rendah selalu berada dibawah kewenangan dan super$isi dari bagian di atasnya. 8. (anajemen selalu didasarkan pada dokumen tertulis :. Sistem karir dan orientasi pembinaan pegawai, artinya bahwa pengembangan karir dilakukan se"ara pro)esional sehingga keahlian dan kompetensi menjadi a"uan utama. 4. ;)isiensi yang maksimal, sehingga setiap tindakan yang diambil selalu diukur dengan keman)aatannya bagi organisasi. <. Sistem aturan dan diskresi 1bandingkan dengan #oli # Siregar, *228582=6. (en"ermati tujuh karakteristik di atas, apabila karakteristik tersebut dilaksanakan dengan benar maka wajah aparatur dan birokrasi ,ndonesia tidak akan seperti saat ini. Wajah birokrasi ,ndonesia digambarkan sebagai lamban, bodoh, korup, tidak peka dan sebagainya. >ngkapan /kalau bisa dipersulit mengapa harus dipermudah/ dan /lebih susah meme"at PNS daripada mengangkat menjadi PNS/ merupakan sindiran yang sangat tajam, tetapi dianggap bahan lelu"on oleh aparatur birokrasi sendiri. Kondisi ketidaknyamanan dalam bekerja, gaji yang rendah, ketidakjelasan kewenangan, sistem pengawasan yang tidak terukur, korupsi yang dianggap budaya dijadikan alasan pembenar bahwa aparatur dapat bekerja se"ara /semau gue. Birokrasi mengandung pengertian adanya pengaturan agar sumber daya yang ada dapat diman)aatkan se"ara e)ekti) dan e)isien untuk men"apai tujuan tertentu. Birokrasi, sebagaimana dikemukakan oleh Weber, merupakan sistem dalam organisasi. Sebagai sebuah sistem dalam organisasi, birokrasi haruslah diatur se"ara rasional, impersonal 1kedinasan6, bebas prasangka dan tidak memihak. #engan pengaturan tersebut, diharapkan organisasi akan dapat meman)aatkan sumber daya manusia/aparatur se"ara maksimal untuk men"apai tujuan yang telah ditetapkan. #alam konteks yang demikian, birokrasi sebenarnya bermakna positi), tidak seperti yang dikenal se"ara umum seperti saat ini, bahwa birokrasi selalu dimaknai negati) dengan proses yang berbelit belit, panjang, penuh )ormalitas, )eodal dan sebagainya. :

Paham birokrasi dikemukan oleh Weber pada tahun '=?2 justru untuk menumbangkan paham )eodalisme yang masih kuat dengan sistem kekeluargaan 1#oli # Siregar, *228582<6. Birokrasi ,ndonesia dapat diibaratkan dengan sebuah bangunan yang mempunyai 4 pilar utama, yaitu 3 '. *. .. 8. :. 4. ,ndi$idu aparatur Kepemimpinan Struktur dan ,nstitusi Sistem dan Prosedur Budaya masyarakat Kesejahteraan Namun demikian, apabila di"ermati satu persatu, pilar pilar tersebut rapuh dan tidak akan mampu menopang bagi ter"iptanya birokrasi yang pro)esional. ,ndi$idu %paratur mempunyai kelemahan mendasar yaitu kurangnya kompetensi, lemahnya internalisasi nilai nilai dan etos kerja, bekerja lebih banyak berdasarkan perintah daripada inisiati) dan ino$asi. 9al ini dapat terjadi karena rendahnya tingkat kesejahteraan aparatur. Sistem dan prosedur birokrasi mempunyai kelemahan yang mendasar yaitu kurangnya sistem pemantauan, pengendalian, pengawasan dan penilaian aparatur yang terukur, sistem karir yang tidak pasti, prosedur mutasi yang tidak transparan. #ari aspek Struktur dan ,nstitusi, terdapat kelemahan yang mendasar yaitu strukturnya yang besar dengan jenjang kewenangan yang tidak )okus. ,nstitusi yang ada terjadi tumpang tindih ruang lingkup pekerjaan, kurang koordinasi dan terjadi ego institusi yang tinggi. Budaya masyarakat masih bertumpu pada beberapa kebiasaan lama, misalnya memberi uang sogok agar urusannya diper"epat, tidak mau melaporkan bila ada penyimpangan dan lain lain. #ari pilar pilar tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah pilar Kepemimpinan. Kepemimpinan yang kuat, jujur dan dapat diper"aya merupakan )aktor yang memegang peranan kun"i. Kepemimpinan yang memberikan teladan, tidak memberikan arahan yang melanggar prosedur dan aturan akan sangat membantu dalam membangun birokrasi yang pro)esional. Setiap organisasi birokrasi dimanapun selalu mempunyai nilai nilai dasar yang menjadi pedoman aparaturnya dalam bekerja. +ata nilai yang ada dalam birokrasi tersebut menjadi a"uan, ukuran dan standar moral dalam menunaikan hak dan kewajibannya. Pertanyaannya adalah untuk birokrasi ,ndonesia, apakah nilai nilai dasar yang harus dianut oleh aparatur yang ada di dalamnya ! Nilai nilai dasar apakah 4

yang diajarkan kepada aparatur saat memasuki dunia kerja ! bagaimanakah proses internalisasi nilai nilai tersebut ke dalam diri aparatur ! Pertanyaan ini perlu kita jawab bersama sama karena dalam kondisi perubahan seperti saat ini nilai nilai dasar tersebut mempunyai peran strategis untuk membangun perilaku dan pola pikir baru aparatur birokrasi. (enurut pengamatan penulis, ada 0 nilai da+ar .iro!ra+i Indone+ia yang harus dijadikan budaya kerja, yaitu 3 '. Kejujuran *. (enghargai waktu .. Nikmat berkreasi 8. Keteladanan :. +anggung jawab kepada tugas 4. Keutamaan kesabaran <. Kemauan untuk berubah =. Keluhuran budi Nilai nilai dasar di atas merupakan pemandu dan pedoman bagi setiap aparatur birokrasi di dalam melaksanakan tugas dan )ungsinya. Nilai nilai tersebut akan menjadi inner motivation/ yang akan memberikan dorongan terhadap setiap perilaku aparatur birokrasi. Namun demikian, dalam sebuah institusi akan selalu terjadi interaksi antara inner motivation dengan /outer motivation yang seringkali justru menjadi )aktor eksternal yang sangat dominan dalam pen"apaian tujuan institusi. #i dalam institusi birokrasi terdapat berbagai )aktor penentu pro)esionalisme aparatur yang se"ara kumulati) dapat membangun kualitas institusi. ,nteraksi antara nilai nilai dasar birokrasi dan )aktor penentu pro)esionalisme aparatur akan menghasilkan kinerja institusi. 0leh karena itu, kedua tata nilai tersebut harus dapat dikembangkan se"ara paralel sebagai strategi birokrasi untuk mewujudkan good governance. @aktor penentu pro)esionalisme aparatur terdiri dari berbagai )aktor yang saling terkait dan si)atnya berkelanjutan. %pabila salah satu )aktor yang ada bersi)at negati), maka dapat diprediksikan akan terjadi distorsi terhadap pro)esionalisme dan kinerja aparatur. 0leh karena itu, semua )aktor penentu pro)esionalisme haruslah dipandang sebagai sebuah sistem. @aktor )aktor penentu pro)esionalisme aparatur tersebut adalah3 '. Kepemimpinan dan keteladanan <

*. Pendidikan berkelanjutan .. Kejelasan delegasi dan kewenangan 8. Kesejahteraan pegawai :. Komunikasi harmonis antar strata jabatan 4. Kejelasan sistem karir <. Kemauan untuk berubah, dan =. -ingkungan yang kondusi) >ntuk mewujudkan aparatur yang pro)esional, selain adanya kejelasan tata nilai yang dipedomani juga dipengaruhi oleh )aktor )aktor penentu pro)esionalisme sebagaimana diuraikan di atas dan setiap aparatur harus mampu menggeser paradigma berpikir sehingga terwujud pergeseran nilai nilai lama menuju nilai nilai baru. Pergeseran nilai nilai lama menuju nilai nilai baru dapat dilihat pada tabel di bawah ini3 +abel3 ' P;7&;S;7%N N,-%, N,-%, (;N>A> P70@;S,0N%-,S(; %P%7%+>7 NO ' * . 8 : 4 < = ? NILAI LAMA 0rientasi -okal Bekerja ,ndi$idual 0rientasi +eknis @okus Pada 9asil 7eakti) dan Pasi) 0rientasi Aumlah Pemenuhan kebutuhan diri (enghabiskan anggaran 0rientasi pada pimpinan NILAI 'ARU 0rientasi -okal dan &lobal %liansi dan Aaringan 0rientasi (asyarakat/pasar @okus Pada Nilai +ambah Proakti) dan ,no$ati) 0rientasi ;tika dan Pro)esionalisme Pemenuhan kebutuhan pelanggan/ masyarakat ;)isien 0rientasi pada pekerjaan

B.E&i!a

Pen1elen((ara

Ne(ara

#e.a(ai

Landa+an

Me,u-ud!an

Good

Governance Good Governance sebagai sebuah grand design pemerintahan modern sarat dengan nilai nilai yang dapat dijadikan benih benih etika penyelenggara negara. =

>ntuk mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, terdapat tata nilai yang harus diimplementasikan yaitu 3 2% KE#ETARAAN: memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya 1EQUITY3 to provide equal opportunities or all citi!ens to increase their "el are6. 3% PENGAWA#AN: meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggara pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas 1#U$E%&I#I'(3 to en orce strict control and supervision over public administration and development activities b) involving the public as "ell as communit) organi!ations6. (elakukan kontrol dan super$isi terhadap administrasi publik, dan mengembangkan akti$itas dengan melibatkan masyarakat dan organisasi organisasi kemasyarakatan. 4% PENEGAKAN $UKUM: mewujudkan adanya penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa penge"ualian, menjunjung tinggi 9%( dan memperhatikan nilai nilai yang hidup dalam masyarakat 1*+, E(-'%.E/E(T3 to assure that la" en orcement and legal securit) are air and impartial 0non1discriminating2 and support human rights b) taking account o the values prevalent in societ) 6. (emastikan bahwa penegakan dan perlindungan hukum dilakukan se"ara adil dan tanpa diskriminasi, dan mendukung hak asasi manusia dengan memperhatikan nilai nilai yang berlaku di masyarakat. 5% DAYA TANGGAP: meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat, tanpa ke"uali 1%E#$'(#I&E(E##3 to increase the responsiveness o government administrators to complaints, problems, and aspiration o the people6. (eningkatkan respons dari aparat pemerintahan untuk mengatasi masalah, komplain, dan aspirasi dari masyarakat, untuk men"ari solusi yang berman)aat bagi masyarakat banyak. 6% E I#IEN#I DAN E EKTI7ITA#: menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia se"ara optimal dan bertanggungjawab 1E--E.TI&E(E## +(3 E--I.IE(.Y3 to ?

provide services meeting the needs o the general public b) utili!ing all resources optimal and "ise6. . (emberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat luas, dengan meman)aatkan sumberdaya yang tersedia se"ara optimal dan bijaksana. 8% PARTI#IPA#I: mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik se"ara langsung maupun tidak langsung 1$+%TI.I$+TI'(3 to encourage all citi!ens to e4ercise their right to e4press, directl) or indirectl), their opinion in decision making processes6. (emberi dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat, se"ara langsung atau tidak langsung, dalam proses pengambilan keputusan untuk memberi man)aat yang sebesar besarnya bagi masyarakat luas. 9%PRO E#IONALI#ME: meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, "epat, tepat dengan biaya yang terjangkau 1$%'-E##I'(+*I#/3 to increase the capacit), skills and morals o the government administrators, so that the) "ill have the emphat) to provide accessible, ast, accurate, and a ordable services 6. (eningkatkan kapasitas, keterampilan, dan moral dari administrasi pemerintah, sehingga mereka akan memperoleh empathi dalam memberikan pelayanan yang dapat diakses, "epat, akurat, dan terjangkau. 0% AKUNTA'ILITA#: (eningkatkan tanggungjawab dan tanggunggugat para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas 1+..'U(T+5I*ITY3 to enhance public accountabilit) o decision1makers in government, the private sector and communit) organi!ation in all areas 6 political, iscal, budgetar)6. (eningkatkan akuntabilitas terhadap proses pengambilan keputusan di pemerintahan, sektor swasta dan organisasi kemasyarakatan dalam semua hal 1politik, )iskal, anggaran6. :% WAWA#AN KE DEPAN: (embangun daerah berdasarkan $isi dan strategi yang jelas dan mengikutsertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan '2

daerahnya 1S+7%+;&,B C,S,0N3 to ormulate an urban strateg), supported b) an adequate budgeting s)stem, so that cit) residents have a eeling o o"nership and sense o responsibilit) or the urther progress o their cit) 6. Kemampuan untuk mem)ormulasikan suatu strategi yang didukung oleh sistem anggaran yang menunjang, sehingga warga merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab untuk terus meningkatkan pembangunan. 2;% TRAN#PARAN#I: men"iptakan keper"ayaan timbal balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan in)ormasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh in)ormasi yang akurat dan memadai 1+7%NSP%7;NBY3 t o build a mutual trust bet"een the government and the public, the government administrator must provide adequate in ormation to the public and eas) access to accurate in ormation "hen needed6. Keterbukaan menjadi sangat penting untuk membangun keper"ayaan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pengelola pemerintahan harus mampu memberikan "ukup in)ormasi bagi masyarakat, dan memudahkan akses in)ormasi yang akurat jika dibutuhkan publik. %pabila ditelusuri lebih lanjut dalam sistem norma yang berlaku sudah

terdapat nilai nilai yang layak dijadikan kode etik bagi penyelenggaran negara. Sistem norma yang menonjolkan nilai nilai etika tersebut antara lain Ketetapan (P7 No ,C/(P7/*22' tentang ;tika Kehidupan Berbangsa dan >> nomor 8. tahun '??? sebagai perubahan >> nomor = tahun '?<8 tentang Kepegawaian. #i dalam Ketetapan MPR No*or 7I Tahun 3;;2 &en&an( E&i!a Kehidu)an 'er.an(+a dirumuskan bahwa ;tika Kehidupn Berbangsa adalah rumusan yang besumber dari ajaran agama, khususnya yang bersi)at uni$esal dan nilai nilai luhur budaya bangsa yang ter"ermin dalam Pan"asil sebagai a"uan dasar dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa. Pokok pokok etika kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sporti$itas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggungjawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa, beretika sosial dan budaya, beretika politik dan pemerintahan, beretika ekonomi dan bisnis, beretika penegakan hukum yang berkeadilan, beretika keilmuan, dan beretika lingkungan. ;tika ini dapat dijabarkan se"ara rin"i sebagai berikut3

''

'6 E&i!a +o+ial dan .uda1a 1jujur, peduli, saling memahami, menghargai, men"intai, menolong, dan keteladanan6. *6 E&i!a )oli&i! dan )e*erin&ahan 1menuju pemerintahan yang bersih, e)isien dan e)ekti) ditandai keterbukaan, tanggungjawab, tanggap, aspirati), menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan menerima pendapat orang lain, menjunjung tinggi hak asasi manusia, peduli, siap mundur apabila dirinya melanggar kaidah dan sistem nilai atau tidak mampu melaksanakan tugas, mendahulukan kepentingan umum, harus bersikap jujur, amanah, sporti), siap melayani, berjiwa besar, rendah hati, dan menjadi teladan, toleransi tinggi, tidak pura pura, tidak arogan, jauh dari muna)ik, tidak melakukan kebohongan publik, tidak manipulati) dan menghindari tindakan tidak terpuji6. .6 E&i!a e!ono*i dan .i+ni+ 1berjiwa wirausaha, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, mendorong pemberdayaan ekonomi, menghindari KKN, tidak diskriminasi, dan berusaha mengentaskan kemiskinan, berpandangan global6. 86 E&i!a )ene(a!an hu!u* 1an( .er!eadilan 1tenang, teratur, taat dan tertib hukum, kepastian hukum, berusaha bertindak adil dan tidak diskriminati)6, :6 E&i!a !eil*uan 1menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, berimtaD dan beriptek, berbudauya kerja produkti), mewujudkan karsa, "ipta dan karya yang ter"ermin dalam perilaku kreati), ino$ati), in$enti), komunikati), mendorong budaya ba"a tulis teliti karya dan berpandangan global6. 46 E&i!a lin(!un(an 1kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungn hidup, penataan ruang, berkelanjutan, berkesinambungan, dan berwawasan lingkungan 1sustainable development6.

UU no*or 54 &ahun 2::: yang merupakan perubahan UU 0 &ahun 2:95 tentang Pokok pokok Kepegawaian, mengatur tentang pro)esionalitas dan netralitas PNS serta membangun manajemen kepegawaian berbasis kinerja. #i dalam manajemen ini dikenal kedudukan, kewajiban, hak, manajemen PNS, kebijaksanaan manajemen, )ormasi, penilaian prestasi kerja, perpindahan jabatan, pengangkatan pemindahan, pemberhentian PNS, jiwa korps, kode etik, pendidikan dan pelatihan, kompetensi, produkti$itas, netralitas, dan kesejahteraan. >nsur unsur ini terkandung dalam nilai nilai dasar budaya kerja aparat negara yang dikenal sebagai '< 1tujuhbelas6 pasang nilai nilai dasar budaya kerja aparat negara. '*

'uda1a Ker-a adalah sikap dan perilaku indi$idu dan kelompok aparatur negara yang didasari atas nilai nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi si)at serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari hari. Budaya kerja diharapkan berman)aat bagi pribadi aparat negara maupun unit kerjanya, di mana se"ara pribadi memberi kesempatan berperan, berprestasi dan aktualisasi diri, dan dalam kelompok bisa meningkatkan kualitas kinerja kelompok. Sasaran yang ingin di"apai dalam penerapan dan pengembangan budaya kerja adalah bertumbuhkembangnya nilai nilai moral dan budaya kerja produkti) aparat negara, meningkatnya persepsi, pola pikir, pola sikap, pola tindak, dan perilaku aparat negara sehingga terhindar dari perbuatan KKN, meningkatnya kinerja aparat negara, dan terbentuknya "itra aparat negara dan keper"ayaan masyarakat 1 trust6. Ada 29 <&u-uh.ela+= )a+an( nilai>nilai da+ar .uda1a !er-a yang diharapkan dapat diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan kehidupan sehari hari aparat negara. Aika nilai nilai dasar budaya kerja ini diterapkan, dilaksanakan, dan diamalkan, nis"aya peneyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tidak mustahil segera men"apai tata pemeritahan yang baik, ter"ipta pemerintah yang bersih dan bebas KKN. Sejalan dengan itu, pola pikir, pola sikap, dan pola tindak, mind1set, culture1set, management belie s dan values, menemukenali karakter dan jati diri masing masing indi$idu, terus diupayakan pemahaman dan pengamalannya. (enurut Pro) #rs Komarudin (si Sta) %hli (enpan Bidang Sistem (anajemen, Tu-uh.ela+ Pa+an( Nilai>nilai Da+ar 'uda1a Ker-a A)ara&ur Ne(ara 1Kepmenpan Nomor *: +ahun *22*6, yang dapat digunakan sebagai dasar etika adalah sebagai berikut3 2% Ko*i&*en dan Kon+i+&en &erhada) 7i+i" Mi+i" dan Tu-uan Or(ani+a+i" dala* Pela!+anaan Ke(ia&an Pe*erin&ahan dan Pe*.an(unan: a. Keteguhan hati, tekad yang mantap untuk melakukan dan mewujudkan sesuatu yang diyakini. b.Ketetapan, kesesuaian, ketaatan, kemantapan dalam bertindak sesuai $isi dan misi. 3% We,enan( dan Tan((un(-a,a. a. Wewenang3 9ak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu. b.+anggungjawab3kesediaan menanggung sesuatu. Aika salah, wajib memperbaiki atau dapat dituntut/ diperkarakan. '.

4% Kei!hla+an dan Ke-u-uran a. Keikhlasan3 7ela sepenuh hati, dating dari lubuk hati, tidak mengharapkan imbalan atau balas jasa, semata mata karena menjalankan tugas/amanah demi +uhan. b.Kejujuran3 Benar dalam kata dan perbuatan, berani menolak/melawan kebatilan. 5% In&e(ri&a+ dan Profe+ionali+*e?Profe+ionali&a+ a. ,ntegritas3 (enyatu dengan unit kerja/system yang ada. b. Pro)esionalisme3 +erampil, andal, kompeten, dan bertanggungjawab. 6% Krea&i@i&a+ dan Ke)e!aan <#en+i&i@i&a+= &erhada) lin(!un(an &u(a+ a. Kreati$itas3 ,de spontan, io$asi, adopsi, dan di)usi. b. Kepekaan3 7esponsi) dan proakti)/reakti). 8% Ke)e*i*)inan dan Ke&eladanan a. Kepemimpinan3 (engarahkan, membimbing, memoti$asi, konsisten, dan komunikati). b. Keteladanan3 +indakan yang segera memi"u/mendorong pihak lain, berbuat/bertindak agar ditiru, antara lain3iman, taDwa, beriptek, budaya ba"a tulis, belajar terus, integritas, adil, ari), tegas, bertanggungjawab, ramah, rendah hati, toleran, gembira, silih asah asih asuh, sabar, periang dan tersenyum. 9% Ke.er+a*aan dan Dina*i!a Kelo*)o! Ker-a a. Kebersamaan3 Suasana hati bersama, untuk kepentingan bersama. b. #inamika Kelompok Kerja3 +idak bekerja sendiri, tidak egois, dan bekerja terintegrasi. 0% Ke&e)a&an <Kea!ura+ian= dan Ke/e)a&an a. Ketepatan3 (engenai sasaran, men"apai tujuan, teliti, dan bebas kesalahan. b. Ke"epatan3 Penggunaan waktu lebih singkat dan pendek. :% Ra+ionali&a+ dan Ke/erda+an E*o+i '8

a. 7asionalitas3 Berpikir "erdas, obyekti), logis, sistematik, ilmiah, dan intelektual. b. Ke"erdasan ;mosi3 Spontan, kreati), ino$ati), holistik, integrati), dan kooperati). 2;% Ke&e(uhan dan Ke&e(a+an a. Keteguhan3 Kuat dalam berpegang pada aturan, nilai moral, dan prinsip manajemen. b. Ketegasan3 Si)at, watak, dan tindakan yang jelas dan tidak ragu ragu. 22% Di+i)lin dan Ke&era&uran 'e!er-a a. #isiplin3 +aat aturan, norma, dan prinsip. b. Keteraturan Bekerja3 Perilaku konsisten mengikuti ketentuan/prosedur. 23% Ke.eranian dan Kearifan dala* *en(a*.il Ke)u&u+an dan Menan(ani Konfli! a. Keberanian3 Berani menanggung resiko atas perbuatan yang dilakukan. b. Keari)an3 (enuju pada hal hal yang benar/baik. 24% Dedi!a+i dan Lo1ali&a+ a. #edikasi3 7ela berkorban, mau menyatu dengan lingkungan. b. -oyalitas3 (au dan ptuh pada tindakan/anjuran atasan. 25% #e*an(a& dan Mo&i@a+i a. Semangat3 #aya/energi yang mendorong perilaku ke tingkat tertingi. b. (oti$asi3 (erujuk pada tujuan untuk memenuhi kebutuhan. 26% Ke&e!unan dan Ke+a.aran a. +eliti, rajin, konsisten, berkelanjutan, dan tidak "epat ke tingkat tertinggi. b. (erujuk pada tujuan untuk memenuhi kebutuhan. 28% Keadilan dan Ke&er.u!aan a. Keadilan3 Bekerja ssuai tugas, )ungsi, dan wewenang, dapat membedakan hak dan kewajiban, dan tidak memihak.

':

b. Keterbukaan3 +idak ada yan ditutupi 1pada norma tertentu6, bebas memeroleh in)ormasi dan menyampaikan pendapat. 29% Pen(ua+aan Il*u Pen(e&ahuan dan Te!nolo(i a. b. Penguasaan ,lmu Pengetahuan3 ,lmu murni/terapan yang mengajak berbuat obyekti), tidak tahyul, dan menuju keteraturan. +eknologi3 Bara melaksanakan pekerjaan yang e)isien dan e)ekti), "epat tepat pasti, baik dengan "ara sederhana maupun "anggih. #alam pokok pokok Pikiran RUU E&i!a Pen1elen((ara Ne(ara 17>> Perilaku %parat Negara6, berisi prinsip, kewajiban, hak, larangan, dan sanksi. 7>> tersebut (enga"u pada ;tika Kehidupan Berbangsa dan Ketetapan (P7. Setelah empat tahun berjalan, pembahasan masih sekitar isi naskah akademis dan konsepsi tentang etika, moral, dan hukum yang menyangkut sikap dan perilaku aparat negara. Berdasarkan surat (enpan kepada (enhuk9%( bulan Auli *22:, usulan 7>> adalah 7>> tentang Penegakan ;tika %parat Negara dan pada bulan (aret (ei *224 berkembang lagi menjadi ;tika %parat Negara, atau ;tika Penyelenggara Negara. #alam konsep 7>> Perilaku %parat Negara sudah diakomodir hal hal yang menjadi rambu rambu bagi perilaku aparat negara. 7ambu rambu tersebut adalah sebagai berikut3 2% Prin+i): pro)esionalisme/pro)esionalitas, taat dan patuh terhadap hukum, kemanusiaan yanag adil dan beradab, responsi), akuntabel, konsistensi, transparansi, persatuan dan kesatuan, keteladanan,kesetraan dan persamaan. 3% Ke,a-i.an3 1'6 menghormati, menaati,dan melaksanakan sumpah jabatan dan pakta integritas5 1*6 menghormati, menaati, dan melaksanakana segala ketentuan peraturan perundang undangan5 1.6 menghormati, mentaati dan melaksanakan kebijakan dan tata tertib yang mengatur tugas, )ungsi, kewenangan, dan peran5 186 memberikan in)ormasi se"ara benar, jujur, dan tidak diskriminati)5 1:6 menjaga kerahasiaan yang diper"ayakan kepadanya5 146 melaporkan harta kekayan pribadi se"ara jujur dan benar sesuai peraturan perundang undangan5 1<6 menjaga dan memperhatikan kepentingan umum5 dan 1=6 melaporkan segala penerimaana "indermata selama memangku jabatan 1grati)ikasi6. 4% $a!3 1'6 memperoleh perlakuan yng wajar sesuai tugas, )ungsi, dan wewenang5 1*6 memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas5 1.6 menggunakan hak jawab '4

terhadap setiap teguran, tindakan dari alasan dan kritik masyarakat5 186 menyatakan pendapat dimuka umum se"ara bertanggungjawab sesuai wewenang5 dan 1:6 mendapatkan pemulihan nama baik. 5% Laran(an3 1'6 membuat pernyatan yang tidak benar, berbohong, membingungkan atau meresahkan masyarakat5 1*6 bertindak diskriminati) dan atau tidak adil dalam memberikan pelayanan publik5 1.6 mempengaruhi se"ara langsung atau tidak langsung proses peradilan5 186 menyalahgunakan jabatan untuk kepentinan pribadi,keluarga, sanak )amili dan atau pihak lain di luar kepentingan tugas dan wewenang5 1:6 melakukan rangkap jabatan5 146 menyalahgunakan )asilitas jabatan5 1<6 membuat kebijakan atau peraturan perundang undangan yang memihak5 1=6 menerima imbalan atau hadiah berupa barang atau apa saja yan patut diduga atau patut diketahui mempunyai kaitan dengan tugas )ungsi dan wewenang5 dan 1?6 menyalahgunakan dokumen negara 6% #an!+i3 diberhentikan sementara, diberhentikan, diturunkan pangkat, ditunda kenaikan pangkat, dan dipe"at. D% Penu&u) #ari serangkaian tata nilai dan norma yang saya kemukakan di atas dapat dijadikan sebagai kode etik dalam penyelenggaraan negara. Kode etik akan menjadi Epro)esional standards/ , atau Eright rules o) "ondu"t/ 1aturan berperilaku yang benar6 yang seharusnya dipatuhi oleh penyelenggara negara atau administrator publik. Kode etik berisi atau mengatur hal hal yang Ebaik/ yang harus dilakukan atau sebaliknya yang Etidak baik/ agar dihindarkan atau merupakan tuntunan perilaku 0rules o conduct2. >ntuk memperoleh kualitas aparatur yang pro)esional, diperlukan %udit Birokrasi, yaitu langkah untuk menilai kembali semua per)orma masing masing aparatur. %pabila tidak memenuhi standar minimal, maka harus ada langkah amputasi berupa Golden #hakehand, baik berupa pensiun dini maupun cut o birokrasi.. -angkah ini memang tidak populer dan merupakan pilihan pahit apabila ,ndonesia akan membangun wajah birokrasi yang baru. >ntuk mewujudkan aparatur yang mempunyai pola pikir dan paradigma baru birokrasi ,ndonesia, harus dilakukan pembenahan se"ara sistematik dengan mengadopsi seluruh tata nilai dan norma yang melingkupi bekerjanya institusi birokrasi sebagaimana dipaparkan di atas. '<

FFFFFFFFFFFFFFF

Daf&ar Pu+&a!a %gus #wiyanto, *22*, 7e)ormasi Birokrasi Publik di ,ndonesia, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan >&(, Yogyakarta Bank #unia, (emerangi Korupsi di ,ndonesia (emperkuat %kuntabilitas >ntuk kemajuan, World Bank 0))i"e, 0ktober *22. Bertens, K. *222. ;tika. Seri @ilsa)at %tma Aaya3 ':. Aakarta3 Penerbit P+ &ramedia Pustaka >tama. #enhardt, Kathryn &. '?==. +he ethi"s o) Publi" Ser$i"e. Westport, Bonne"ti"ut3 &reenwood Press. 9enry, Ni"holas. '??:. Publi" %dministration and Publi" %))airs. SiGth ;dition. ;nglewood Bli))s, N.A.3 Prenti"e 9all ,nternational, ,n". Komarudin, ;tika PNS, (odul #iklat Pengembangan Perilaku #alam (en"egah Kerugian Negara, Badan #iklat #epdagri, *224 Siregar, #oli #, (anajemen %set, &ramedia Pustaka >tama, *228. Suparmoko, (, *22*, ;konomi Publik, %ndi, Yogyakarta Yeremias + Keban, *22., ;tika Pelayanan Publik3 Pergeseran Paradigma, #ilema dan ,mplikasinya bagi Pelayanan Publik, Bahan %jar, Badan #iklat #epdagri Hudan %ri) @akrulloh, ,nternalisasi Nilai Nilai Birokrasi Sebagai Prasyarat (erubah Pola Pikir %paratur dalam (enunjang Pelayanan Publik, Swara #iklat Aatim, ;disi '< tahun *224

'=

'IODATA Pro) #7 Hudan %ri) @akrulloh, S.9.,(9 lahir di Sleman tanggal *8 %gustus '?4?. Program #oktor diselesaikan pada tahun *22' di Program #oktor ,lmu 9ukum >N#,P. (enjadi &uru Besar sejak tahun *228 dalam usia .: tahun . Sehari hari bekerja di #epdagri. Selain itu menjadi pengajar dan pembimbing tesis dan disertasi di Pas"asarjana >,, >N#,P, >N+%N Pontianak, >N+%& Surabaya, >ni$ Borobudur jakarta, S+,9 ,blam, S+,; Stiekubank Semarang dan Pengajar di Badan #iklat #epdagri dan Pemda di seluruh ,ndonesia. Saat ini menjadi mitra kerja untuk Biro 9ukum #K,, -embaga penerbangan dan antariksa 1-%P%N 7,6, dan beberapa #P7# di ,ndonesia dan +im Pakar Penyusunan 7>> B>(#, 7>> Bidang Politik, 7>> ,bukota Negara, >> Pemda, 7>> %ntariksa dan 7>> Pengelolaan 7uang >dara Nasional. (engikuti pelatihan dan studi banding di berbagai negara untuk pengembangan S#( dan 0tonomi daerah di Aepang, Singapura, (alaysia, Belanda dan Belgia. ;mail 3""lsisIyahoo."om

'?

*2

Anda mungkin juga menyukai