Anda di halaman 1dari 20

Disusun Oleh

Kelompok: 7

1. Ferdinandus Yoseph Seda (13620006)


2. Eufronius Agustinus (14620009)
3. Maria Nini Susi Yanti (14620029)
A. Latar Belakang

PKN merupakan kegiatan mahasiswa dalam


mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan dan
dipelajari selama duduk di bangku perkuliahan. Secara
umum tujuan dari PKN adalah meningkatkan
profesionalisme mahasiswa dengan apa yang didapatkan
selama perkuliahan. Program PKN ini yang mengenalkan
kepada mahasiswa bagaimana dunia kerja yang
sesungguhnya. Mahasiswa dituntut untuk selalu siap dan
siap melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan. Banyak hal
baru yang akan didapatkan oleh mahasiswa dalam masa
PKN ini yang menjadikan mahasiswa lebih siap
berkecimpung dalam dunia kerja.
1. Memperkenalkan mahasiswa pada dunia kerja sehingga nantinya
memiliki wawasan, keterampilan dan pengetahuan serta motivasi
yang tinggi dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Dapat melatih mahasiswa untuk bersosialisasi diri dengan dunia
kerja, serta dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-
perubahan terkait dengan aplikasi dan ilmu teoritis dan juga dapat
membandingkan antara pendekatan teori dengan praktik yang
sebenarnya.
3. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan
tinggi swasta dengan pihak instansi pemerintah.
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi instansi yang bersangkutan
3. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

A. Lokasi : Kantor Badan Pendapatan, Pengelola Keuangan


dan Aset Daerah Jl.Eltari No.52,Kupang
Telpon(0380) 833111-833247 Fax 821520

B. Waktu : 01 Februari 2017 – 31 Maret 2017


Tabel : 1. Jenis Kegiatan
Hari dan Jam KerjaPegawai Kantor BPPKAD Kupang

NO HARI KERJA JAM KERJA ISTIRAHAT


(WAKTU)

1 Senin s/d Kamis Pukul 07.30 s/d Pukul 12.00 s/d


16.00 13.00
2 Jumad Pukul 07.30 s/d Pukul 12.00 s/d
16.30 13.00
3 Senin s/d jumad Pukul 07.30 s/d Pukul 12.00 s/d
(anak magang) 16.00 13.00

4 Jumad Pukul 07.30 s/d Pukul 12.00 s/d


(anak magang) 16.30 13.00
Dalam menjalankan Praktek Kerja Nyata, Peneliti harus
menemui kepala BPPKAD (Bapak Drs.Hali Lanan Elias)
terlebihdahulu untuk mendapatkan persetujuan diterima
melakukan PKN dilokasi Kantor BPPKAD Kupang.Setelah
diberikan persetujuan barulah mengerjakan PKN.

Berikut perincian kegiatan PKN di Kantor BPPKAD


Kupang :
HASIL PENGAMATAN
1. Gambaran Umum Badan Pendapatan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sejarah Singkat BPPKAD
Badan Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dibentuk dari
gabungan dua Instansi yaitu Dinas Pendapatan dan Aset Daerah serta Biro
Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi dimana sejarah kedua instansi di atas
adalah :
1.) Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Provinsi NTT
Dengan terbentuknya Daerah Provinsi Tingkat 1 Nusa Tenggara Timur
Pada Tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No.64 Tahun 1958 tentang
pembentukan Daerah-Daerah Tingkat 1 Bali,NTB dan NTT,maka
pengelolaan pajak Daerah diserahkan kepada bagian Inspeksi
Keuangan/Pajak Daerah yang dipecah menjadi 2 (dua) yaitu Biro
Pendapatan Daerah dan Biro Inspeksi Pengawasan (Dispenda
Prop.NTT,1999:1).
Dalam perkembangan sesuai dengan Struktur Organisasi Sekretariat
Daerah Tingkat 1 Nusa Tenggara Timur,maka Biro Pendapatan
Daerah sejak tahun1973 berubah menjadi Sub Direktorat
Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan Daerah Tingkat 1
NTT.Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363
Tahun1977 tentang pedoman Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-Dinas Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
KPUD.717/39-26 Tanggal 31 Maret 1978 yang secara khusus
mengatur Pedoman Pembentukan Struktur Organisasi Dispenda
Tingkat 1 NTT dan ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah
(Perda) Provinsi Daerah Tingkat 1 NTT Nomor 6 Tahun 1978
tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dispenda
Provinsi Daerah Tingkat 1 NTT, yang tersusun dari, (1) Kepala
Dinas, (2) Kepala Bagian Tatausaha, (3) Bidang-Bidang ( Pajak,
Retribusi, Pendapatan Lain-Lain, Pengawasan dan Pembinaan serta
Perencanaan dan Pengembangan ).
Provinsi Nusa Tenggara Timur terbentuk pada tahun 1958 dengan
diundangkanya Undang-Undang Nomor 64 Tahun tentang
pembentukan daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Timur dan
Nusa Tenggara Barat pada tanggal 14 Agustus 1958, pembentukan
lembaga atau institut yang mengurus perekonomian daerah menjadi
pilihan strategis.Berdasarkan Peraturan Menteri dalam negeri tanggal
29 Nopember 1965 Nomor :26/1965 ditetapkan susunan organisasi
Sekretariat Daerah Provinsi Seluruh Indonesia dan untuk Provinsi NTT
pelaksanaannya melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur tanggal 31 Desember 1965
Nomor : 548/Sek.1/138 yang menetapkan susunan organisasi
Administrasi dan Pimpinan Kantor Pemerintah Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur.Dalam SK Gubernur tersebut ditetapkan 8 (delapan)
biro Pl; ada sekretariat Daerah salah satunya adalah Biro Keuangan.
Dalam peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1976 Tentang susunan
organisasi dan tata kerja Sekretariat Daerah pasal 60 menyebutkan
bahwa Biro Keuangan terdiri dari : (1) Bagian Akuntansi dan
Pelaporan, (2) Bagian Anggaran, (3) Bagian Perbendaharaan, (4)
Bagian Verifikasi , (5) Bagian Administrasi.
Dasar Hukum dalam pembentukan BBPKAD yakni Peraturan
Pemerintah No 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Peraturan
Pemerintah ini memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada
Daerah dalam menata Perangkat Daerah secara efisien, efektif, dan
rasional sesuai dengan kebutuhan nyata dan kemampuan Daerah
masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara Pusat dan Daerah di
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Organisasi Perangkat Daerah Badan
Pendapatan Pengelola Keuangan Aset Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur berdasarkan Peraturan Daerah No 9 Tahun 2016 yang terdiri dari
:
1. Kepala Badan
2. Sekretaris Badan
3. Bagian Akuntansi Pelaporan
4. Bagian Aset
5. Bagian Pembinaan Keuangan Kabupaten/kota
6. Bagian Perbendaharaan
7. Bagian Anggaran
8. Bagian Pajak
9. Bagian Retribusi
a. Visi BPPKAD :
“Terwujudnya PengelolaanKeuangan Daerah, Pendapatan
Daerah danAset Daerah Yang Berkualitas, Transparan,
Partisipatif, dan Akuntabel”.
b. Misi BPPKAD :
1. Menjadi penggerak dalam menyediakan saran-saran yang
berwawasan tentang pengelolaan Keuangan Daerah
kedepan.
2. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumberdaya
manusia (SDM) aparat dan pelaksana pengelola keuangan
daerah, pemungut pajak, retribusi dan pengelola asset
daerah kedepan.
3. Memantapkan tatakelolakeuangandaerah, sistem
pemungutan pajak, retribusi dan aset
daerahdalambudayakinerja.
4. Meningkatkankapasitas kelembagaan BadanPendapatan,
PengelolaKeuangandanAset Daerah.
5. Membangun system informasimanajemenpelayanan
keuangandaerah, pajak, retribusi dan aset daerah yang
terintegrasisecara cepat, tepat, mudah, adil dan tuntas.
1. Tugas BPPKAD
Membantu Gubernur melaksanakan fungsi penunjang urusan
Pemerintahan dibidang keuangan daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
2. Fungsi BPPKAD
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan teknis
Keuangan Daerah di bidang Pendapatan, penganggaran, pajak,
retribusi, perbendaharaan, asset daerah, akuntansi dan
pelaporan.Koordinasi
2. tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi di
lingkungan Badan Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah.
3. Pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggungjawab
Badan Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.
4. Pengendalian atas pelaksanaan tugas di lingkungan Badan
Pendapatan, PengelolaKeuangan dan Aset Daerah.
5. Pembinaan,evaluasi,bimbingan teknis dan supervise atas
pelaksanaan fungsi penunjang urusan keuangan daerah kabupaten
dan kota Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur.
1. Permasalahan
Adapun permasalahan yang dihadapi saat pelaksanaan kegiatan
PKN di kantor Badan Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah yang berkaitan dengan kinerja pegawai, yaitu :
 Banyak pegawai terlambat masuk kantor.
 Perlengkapan dan fasilitas yang kurang memadai atau kurang
lengkap sehingga menyebabkan banyak pegawai kurang semangat
dalam bekerja.
 Kurang kerja sama antara kepala subag.dengan pegawai sehingga
pekerjaan jadi terhambat.
 Kurangnya evaluasi dari pimpinan.
Evaluasi kinerja pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
kadar profesionalisme karyawan serta seberapa tepat pegawai telah
menjalankan fungsinya.Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai dan
mencari jenis perlakuan yang tepat sehingga karyawan dapat berkembang lebih
cepat sesuai dengan harapan. Ketepatan pegawai dalam menjalankan fungsinya
akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi secara
keseluruhan. Tidak sedikit di perusahaan-perusahaan swasta maupun negeri
yang melakukan evaluasi kinerja pegawai tidak tepat, tidak sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada, pada akhirnya akan berdampak pada pemberian
kompensasi.
Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Dalam hal ini, pegawai bisa belajar seberapa besar kinerja mereka
melalui sarana informasi seperti komentar baik dari mitra kerja. Namun
demikian penilaian kinerja yang mengacu kepada suatu sistem formal dan
terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang
berkaitan dengan pekerjaan perilaku dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran.
 Harus adanya kesadaran dalam ketepatan waktu.
1. Menaati dan mematuhi peraturan yang telah disepakati bersama.
2. Memiliki sikap disiplin waktu, disiplin datang serta disiplin
pulang kantor.
 Suatu sarana dan peralatan yang harus disediakan oleh pimpinan
dalam bekerja.
1. Fasilitas yang canggih dan lengkap.
2. Dibutuhkan sumber daya pegawai yang handal dalam
mengantisipasi berbagai persoalan.
 Pimpinan harus mendorong pegawainya melalui perhatian pada
kebutuhan dan tujuan sehingga pekerjaan terlaksana dengan baik
dan benar.
1. melakukan kajian dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru
dan mengkontribusikannya pada kantor tersebut.
2. mendorong karyawan untuk mengerti keseluruhan pekerjaan dan
permasalahannya, membangun visi kolektif dan bekerja bersama
mencapai tujuan pada kantor.
 Pimpinan memberikan dorongan ,bantuan dan informasi kepada
pegawainya,sebaliknya pegawai harus melaksanakan tugas dengan
baik dan menyelesaiakan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan
baik atau tidak.
1. Meningkatkan Saling pengertian antara karyawan tentang
persyaratan kinerja.
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga
mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-
kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan
keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap
karier atau pekerjaan yang di embannya sekarang.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan,
sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan
potensinya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai
dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian
menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami sampaikan setelah melaksanakan kegiatan PKN di
Kantor BPPKAD Kupang adalah sebagai berikut :
 Badan Pendapatan,Pengelola Keuangan dan Aset Daerah merupakan kantor
yang lebih dominan atau berkaitan dengan data-data dari masing-masing
UPT dan keuangan.
 Masih banyak pegawai yang kurang kerja sama dan pengevaluasian kerja
bersama pimpinannya.
 Selama PKN kami lebih banyak menangani pekerjaan yang berhubungan
dengan data-data dari UPT berdasarkan tingkat pendidikan,jenis
kelamin,pangkat/golongan ruang,agama dan eselonering.
 Dalam pelaksanaan tugas pihak pegawai mengalami kendala yaitu pegawai
banyak terlambat dengan pekerjaan sehingga data-data yang didapat kurang.
B. SARAN
Setelah menarik kesimpulan atas pembahasan masalah, selanjutnya
penulis mencoba menyampaikan saran-saran yang mungkin bermanfaat
bagi kinerja pegawai.
 Pada saat menyusun data-data yang berkaitan dengan pekerjaan pihak
BPPKAD diharapkan membentuk tim khusus sehingga pekerjaan yang
didapatkan lebih awal.
 Pihak kantor Badan Pendaapatan,Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
harus lebih aktif dan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan
sehingga pekerjaan terlaksana dengan baik dan benar.
 Pembekalan lebih intensif sebelum PKN.
 Kepada peserta PKN berikutnya diharapkan lebih proaktif saat
pelaksanaan PKN.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai