Anda di halaman 1dari 7

GLOBAL FUND RSSH – URAIAN JABATAN

Kementerian Kesehatan RI – Sekretariat Jenderal

I. IDENTITAS JABATAN

Nama Proyek : GF – RSSH (Principal Recipient / PR: Sekretariat Jenderal


Kementerian Kesehatan)
Nama Jabatan : Technical Officer
Durasi/Periode : 1 tahun (perpanjangan berdasarkan kinerja dan ketersediaan dana
dari GF – RSSH)
Kode Jabatan : TO SRT
Jumlah : 15 orang
Grade/Level : Officer
Atasan : Program Coordinator SR Direktorat Tata Kelola Kesehatan
Masyarakat (Dit. Takelmas)
Lokasi : Lokus ILP SR Dit. Takelmas Kementerian Kesehatan
1. Kab. Solok, Provinsi Sumatera Barat
2. Kab. Rokan Hulu, Provinsi Riau
3. Kota Jambi, Provinsi Jambi
4. Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu
5. Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau
6. Kab. Bogor, Provinsi Jawa Barat
7. Kab. Banyumas, Provinsi Jawa Tengah
8. Kab. Sambas, Provinsi Kalimantan Barat
9. Kab. Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur
10. Kab. Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara
11. Kab. Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan
12. Kab. Gorontalo, Provinsi Gorontalo
13. Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara
14. Kab. Sorong, Provinsi Papua Barat
15. Kab. Jayapura, Provinsi Papua

II. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat dukungan dari Global Fund untuk
mengatasi masalah AIDS, Tuberkulosis dan Malaria sejak tahun 2003. Hingga tahun 2023,
Indonesia telah menerima alokasi hibah dari The Global Fund (GF) sebesar USD 1,45 miliar
(Rp 20,89 triliun) melalui Kementerian Kesehatan dan Organisasi Masyarakat. Melalui
pendanaan Global Fund ini, lebih dari 20 juta jiwa telah diselamatkan, termasuk 10 juta jiwa
di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, dana ini telah mencegah 146 juta infeksi baru sejak
tahun 2012. Dana ini digunakan untuk meningkatkan aksesibilitas obat-obatan yang
diperlukan, tes diagnostik, layanan konseling dan dukungan, serta pelatihan tenaga medis
dan rehabilitasi.
Selain itu, Global Fund juga telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan mitra
lokal untuk membangun sistem kesehatan yang berketahanan dan berkelanjutan melalui
program GF – RSSH. Program ini bertujuan untuk memperkuat aspek-aspek utama sistem
kesehatan, antara lain memperkuat perencanaan dan penganggaran ATM pada dokumen-
Uraian Pekerjaan Technical Officer SR Dit. Takelmas 1
dokumen perencanaan di daerah, analisis kualitas belanja kesehatan ATM, penguatan
laboratorium kesehatan masyarakat, integrasi layanan primer, pengembangan media dan
modul pembelajaran jarak jauh terkait ATM, penelitian operasional, penguatan kurikulum
ATM dan pengabdian masyarakat di Poltekkes, serta monitoring dan evaluasi.
Global Fund telah mengirimkan surat alokasi ke Indonesia berisi alokasi dana hibah untuk
komponen ATM senilai USD 295.243.582 (Rp 4,25 triliun) untuk siklus permintaan hibah
pendanaan tahun 2024-2026. Dari total dana yang telah dialokasikan ini, the Global Fund
sangat merekomendasikan agar pemerintah Indonesia mempunyai komponen program
yang secara khusus untuk mendukung Sistem yang Tangguh dan Berkelanjutan untuk
Kesehatan (atau Resilient and Sustainable System for Health / RSSH) yang lintas sektor /
cross-cutting dengan komponen program AIDS, TB dan Malaria (ATM). Oleh karena itu,
untuk komponen RSSH ini, dari CCM merekomendasikan agar Sekretariat Jenderal (Setjen)
Kementerian Kesehatan sebagai Penerima Hibah Utama (PR RSSH) untuk periode 2024-
2026, dengan total dana hibah sebesar USD 14,410,402.
Sekretariat Jenderal telah melakukan diskusi dan konsultasi dengan Technical Working
Group (TWG) RSSH, TWG HIV/AIDS, TWG TB dan TWG Malaria dalam menyusun
proposal hibah, untuk memastikan bahwa proposal hibah dapat mengakomodasi isu-isu
lintas sektoral untuk setiap komponen penyakit. Setjen juga telah melakukan proses
pemberian hibah dan negosiasi dengan Country Team Global Fund (CT GF) yang didukung
oleh TWG dalam melengkapi semua dokumen yang disyaratkan harus diserahkan ke Grant
Approval Committee (GAC). Setelah perjanjian hibah antara GF RSSH dengan Kementerian
Kesehatan ditandatangani, maka dana hibah GF – RSSH ini perlu dilaksanakan sesuai
dengan rencana kerja yang telah disepakati oleh semua pihak. Di dalam perjanjian hibah
antara GF dengan Setjen Kemenkes, telah disetujui bahwa ada 2 organisasi yang disetujui
sebagai Sub Recipient (SR) untuk implementasinya. Dua organisasi tersebut adalah
Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat (Dit. Takelmas) dan Asosiasi Dinas
Kesehatan Indonesia (Adinkes). Oleh karena itu, diperlukan juga tim yang kompeten (yang
disebut Program Management Unit) di tingkat SR untuk dapat melaksanakan semua
kegiatan yang telah disepakati dalam rencana kerja antara GF dan PR Setjen Kemenkes.

SR Dit. Takelmas akan melaksanakan 2 kegiatan utama sebagai berikut:


a. Penguatan Laboratorium Kesehatan Masyarakat yang mencakup sistem manajemen
mutu dan akreditasi 2 (dua) laboratorium regional untuk ISO 15189 dan persiapan
akreditasi untuk 5 lab regional lainnya (3 lab untuk ISO 15189 dan 2 lab untuk ISO
17043).
b. Integrasi Layanan Primer yang akan dilaksanakan di 40 lokus kab/kota sebagai berikut:
Tahun 2024:
1. Kab. Solok, Provinsi Sumatera Barat
2. Kab. Rokan Hulu, Provinsi Riau
3. Kota Jambi, Provinsi Jambi
4. Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu
5. Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau
6. Kab. Bogor, Provinsi Jawa Barat
7. Kab. Banyumas, Provinsi Jawa Tengah
8. Kab. Sambas, Provinsi Kalimantan Barat
9. Kab. Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur
10. Kab. Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara
11. Kab. Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan
12. Kab. Gorontalo, Provinsi Gorontalo
13. Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara
14. Kab. Sorong, Provinsi Papua Barat

Uraian Pekerjaan Technical Officer SR Dit. Takelmas 2


15. Kab. Jayapura, Provinsi Papua
Tahun 2025:
1. Kab. Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara
2. Kab. Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
3. Kab. Blora, Provinsi Jawa Tengah
4. Kab. Sleman, Provinsi DI Yogyakarta
5. Kab. Tulungagung, Provinsi Jawa Timur
6. Kab. Lebak, Provinsi Banten
7. Kab. Buleleng, Provinsi Bali
8. Kab. Sintang, Provinsi Kalimantan Barat
9. Kab. Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah
10. Kab. Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan
11. Kab. Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara
12. Kab. Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat
13. Kota Ambon, Provinsi Maluku
14. Kab. Manokwari, Provinsi Papua Barat
15. Kab. Nabire, Provinsi Papua Tengah
Tahun 2026:
1. Kab. Bireuen, Provinsi Aceh
2. Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung
3. Kab. Cirebon, Provinsi Jawa Barat
4. Kab. Pandeglang, Provinsi Banten
5. Kab. Sumenep, Provinsi Jawa Timur
6. Kab. Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat
7. Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara
8. Kab. Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan
9. Kab. Merauke, Provinsi Papua Selatan
10. Kab. Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan

Adapun posisi-posisi yang diperlukan di SR Dit. Takelmas antara lain sebagai Technical
Officer, dengan detail tugas dan tanggung jawab seperti di bawah ini.

III. LINGKUP PEKERJAAN


Di bawah bimbingan dari Ketua Tim Kerja ILP Direktorat Takelmas, dan pengawasan dari
Program Coordinator di SR Dit. Takelmas, staf Technical Officer bertanggung jawab untuk
melakukan fungsi pengumpulan dan pengolahan data guna memastikan capaian indikator
ME di tingkat IU (Integrasi Layanan Primer/ILP) berjalan sesuai persetujuan performance
framework (PF). Technical Officer juga bertanggung jawab untuk membantu administrasi
pelaksanaan kegiatan di SR dan seluruh IU di bawahnya.

Di bawah ini adalah gambaran terkait hubungan kerja dan dimensi pekerjaan untuk posisi
Technical Officer di tingkat SR.

Uraian Pekerjaan Technical Officer SR Dit. Takelmas 3


IV. DIMENSI PEKERJAAN

1. Hubungan Kerja
Internal Eksternal
● Program Manager ● CCM, TWG
● Tim di Finance unit SR ● Dinas Kesehatan Provinsi
● Tim di M/E unit SR ● Audit Internal dan Eksternal
● Implementing Unit ● Stakeholder terkait lainnya
● Tim Kerja di Direktorat Takelmas
● Dinas Kesehatan Kab/Kota
● Puskemas
● Posyandu
2. Besaran Pekerjaan
Program dan Finansial Non Finansial

● Pelaksanaan kegiatan di IU sesuai ● Bawahan langsung: -


persetujuan anggaran dan workplan ● Bawahan tidak langsung: -
● Penyusunan RAB Kegiatan
● Pelaporan & pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan

V. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Peran dan tanggung jawab seorang Technical Officer GF-RSSH di tingkat SR adalah:
1. Membantu persiapan pelaksanaan kegiatan ILP di wilayah lokus, meliputi:
a) Melakukan analisis situasi dan pemetaan jejaring layanan kesehatan di wilayah
lokus (Puskesmas, Pustu, Posyandu KIA, Posyandu Lansia, Posyandu Remaja,
Posbindu PTM, dll)
b) Membantu pelatihan kader dan nakes tingkat kab/kota
c) Membantu pelaksanaan mentoring tingkat kab/kota
2. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pencatatan dan pelaporan data ILP di
tingkat kabupaten/kota, meliputi
a) Memastikan faskes melakukan penginputan data ke sistem informasi secara tepat
waktu
b) Melakukan validasi data pemeriksaan skrining per minggu
c) Melakukan analisis trend data kunjungan pasien dan data skrining per minggu
d) Menyusun laporan umpan balik triwulan kepada faskes
e) Mengirimkan laporan program ILP ke SR Dit. Takelmas secara tepat waktu
3. Bekerja sama dalam mengumpulkan, merekap dan memverifikasi dokumen
implementasi ILP di tingkat kabupaten/kota, yakni:
a) Dokumen SK dari Kepala Daerah terkait penunjukan puskesmas sebagai lokus
implementasi ILP atau SK dari Kepala Puskesmas untuk tenaga kesehatan yang
bertugas dalam program ILP.
b) Dokumen SK Kepala Desa untuk kader yang bertugas dalam program ILP.
c) Laporan kegiatan pelaksanaan ILP.
d) Laporan kegiatan kunjungan rumah oleh kader
4. Membantu pelaksanaan kegiatan supervisi program ILP.
a) Menyiapkan dokumen administratif untuk persiapan pelaksanaan kegiatan supervisi
b) Melaksanakan kegiatan supervisi sesuai petunjuk teknis.

Uraian Pekerjaan Technical Officer SR Dit. Takelmas 4


c) Menyusun rekomendasi hasil supervisi kepada faskes.
5. Membantu kabupaten/kota dalam proses pengajuan klaim yang berhubungan dengan
fasyankes dan bantuan teknis lainnya.
a) Membantu melengkapi Surat Pertanggungjawaban untuk kegiatan
b) Mengingatkan layanan (Puskesmas dan Pustu) untuk pengajuan klaim
c) Mengumpulkan berkas klaim dari Kab/Kota untuk dikirimkan ke Pusat
d) Melakukan verifikasi data kunjungan rumah yang dilakukan klaim sehingga dapat
dibayarkan sesuai dengan ketentuan.
e) Memfasilitasi tersedianya perjanjian kerjasama antara fasyankes pelaksana
Program dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kota sesuai dengan kebutuhan
f) Memvalidasi data dan kelengkapan persyaratan dalam pengklaiman Transport dan
Pulsa kader
6. Membantu pekerjaan lain terkait program sesuai arahan pimpinan
7. Melaksanakan perintah kedinasan atasan/ pimpinan dengan sebaik-baiknya
8. Ketaatan, kerjasama dan tanggung jawab
a) Presensi/ bukti kehadiran staf datang dan pulang ke tempat kerja sesuai ketentuan
yang berlaku
b) Mampu bekerja sama dengan staf lain/ unit kerja lain/ stakeholders
c) Mampu menyelesaikan tugas dengan baik, menyimpan dokumen-dokumen output
dengan baik

VI. KOMPETENSI

Kompetensi Teknis Kompetensi Inti


• Pengetahuan mengenai manajemen • Adaptasi & Kerjasama
program, epidemiologi, biostatistik • Akuntabilitas
• Pengetahuan manajemen program dan • Kualitas Kerja
Monitoring & Evaluasi; • Pencapaian Program
• Penguasaan Microsoft Office
(PowerPoint, Excel, Word).

VII. KUALIFIKASI

Pendidikan Memiliki latar belakang pendidikan S1 di bidang Kesehatan Masyarakat


atau biostatistik / lainnya yang relevan.

Pengalaman ● Memiliki pengalaman kerja di bidang yang sama minimal 3 tahun


(diutamakan berpengalaman kerja di lembaga donor internasional);
● Berpengalaman bekerja sama dalam tim dan melakukan koordinasi
dengan mitra kerja organisasi pemerintah;
● Lebih diutamakan yang berpengalaman bekerja untuk program
AIDS, TB atau Malaria di Global Fund

Bahasa Lancar membaca dan menulis dalam bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia

Uraian Pekerjaan Technical Officer SR Dit. Takelmas 5


VIII. INDIKATOR KINERJA UTAMA

No Sasaran Target Bobot Frekuensi Sumber


(%) Laporan Data
1 Membantu persiapan Terlaksananya 10% Awal Laporan
pelaksanaan semua kegiatan dalam periode kegiatan
kegiatan IU di wilayah rangka persiapan
lokus. pelaksanaan
kegiatan semua IU
di wilayah lokas
seperti analisis
situasi, pelatihan
dan mentoring.
2 Memastikan kegiatan ● Laporan Mingguan Laporan
pencatatan dan analisis data 30% minggua
pelaporan data ILP di skrining dan n
tingkat kabupaten/kota kunjungan
secara tepat waktu. pasien. Bulanan
● Laporan Surat
umpan balik Umpan
kepada Balik
faskes Triwulanan
● Mengirimkan
laporan data ILP Laporan
ke SR secara triwulanan
tepat waktu.
3 Mengumpulkan, 100% target 30% Triwulanan Dokumen
merekap dan Monitoring & SK dari
memverifikasi semua Evaluasi tercapai Kepala
dokumen dari IU untuk Daerah,
implementasi di tingkat Kepala
kota/ kabupaten Desa, dan
Kepala
Puskesmas.

Laporan
kegiatan
pelaksanaan
semua IU.

Laporan
kegiatan
kunjungan
rumah oleh
kader.
4 Membantu pelaksanaan 100% faskes telah 10% Semester Laporan
kegiatan supervisi disupervisi kegiatan
program semua IU. supervisi

5 Membantu 100% faskes dapat 15% Triwulanan Laporan


kabupaten/kota dalam mengajukan klaim pengajuan
proses pengajuan klaim klaim
yang berhubungan
dengan fasyankes dan
bantuan teknis lainnya.

Uraian Pekerjaan Technical Officer SR Dit. Takelmas 6


a) Rekap presensi/ Semester Laporan HR
6 Ketaatan (terhadaP
di SR
prosedur/peraturan kehadiran staf
yang berlaku), b) File dokumen
kerjasama dan hardcopy dan
tanggung jawab softcopy
100%

Di eriksa oleh
-- DiseiuXri oleh,
Disia kan oleh,

wh
I

Program Manager GF'R SSH APRYAS


Focal point
(or PMU Coordinator) (Katimker Pinjaman dan (Kepala Biro Perencanaan
Hibah Biro Perencanaan dan Anggaran)
dan An aran

l-lraian I'ekerjaan l echnical Olllcer SR Dil l akclmas

Anda mungkin juga menyukai