ABSTRACT
The purpose of this study is to (1) Know and analyze employee discipline and work productivity affect the
performance of the State Civil Apparatus (ASN) Regional Office of the Directorate General of Customs and
Excise of South Sulawesi in Makassar, (2) Knowing and analyzing which variable is the most dominant
influence on the Performance of the State Civil Apparatus (ASN) Regional Office of the Directorate General of
Customs and Excise of South Sulawesi in Makassar. This research was conducted at the Regional Office of the
Directorate General of Customs and Excise of South Sulawesi in Makassar with a population and sample of 52
respondents (census method). Analysis of the data used is descriptive analysis and multiple linear regression
analysis.The results showed that the factors consisting of employee discipline and work productivity
simultaneously had a significant effect on the performance of the Directorate General of Customs and Excise
(DJBC) of South Sulawesi in Makassar. The results also showed that the influencing factor was work discipline.
hasil sebagaimana yang diharapkan. adalah sikap seseorang yang secara sukarela
Sebagaimana pengamatan awal seperti yang menaati semua peraturan, sadar akan tugas dan
sudah diuraikan di atas, dimana terlihat tanggung jawabnya, sedangkan kesediaan
produktivitas kerja aparatur sipil negara pada adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan seseorang yang sesuai denga peraturan, baik
Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan masih tertulis maupun tidak. (Hasibuan, 2016)
terbilang rendah, untuk itu diperlukan inovasi Tingkat kedisiplinan pegawai suatu
dalam peningkatan produktivitas dan juga organisasi diantaranya dipengaruhi oleh tujuan
peningkatan kedisiplinan masuk kantor tepat dan kemampuan, teladan pemimpin, balas jasa,
pada waktunya sehingga sangat diharapkan keadilan, waskat, sanksi hukuman, ketegasan
adanya perubahan kearah yang lebih baik dan hubungan kemanusiaan. (Hasibuan, 2016)
yakni memiliki aparatur sipil negara yang Menurut Peraturan Nomor 53 Tahun
berkinerja handal dan berkualitas terhadap 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
organisasi. adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan uraian latar belakang, maka menaati kewajiban dan menghindari larangan
fokus permasalahan dalam penelitian ini yang ditentukan dalam peraturan perundang-
adalah sebagai berikut: (1) Apakah disiplin undangan dan/atau peraturan kedinasan yang
pegawai dan produktivitas kerja apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
mempengaruhi kinerja Aparatur Sipil Negara hukuman disiplin.
(ASN) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu
Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan di disiplin preventif dan disiplin korektif.
Makassar? (2) Variabel manakah yang Disiplin preventif, adalah suatau upaya untuk
dominan berpengaruh terhadap kinerja menggerakkan pegawai mengikuti dan
Aparatur Sipil Negara (ASN) Kantor Wilayah mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi telah digariskan oleh instansi. Tujuan dasarnya
Bagian Selatan di Makassar? adalah untuk menggerakkan pegawai negeri
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: berdisiplin diri. Dengan cara preventif,
(1) Mengetahui apakah disiplin pegawai dan pegawai dapat memlihara dirinya untuk taat
produktivitas kerja mempengaruhi kinerja dan mematuhi peraturan-peraturan instansi.
Aparatur Sipil Negara (ASN) Kantor Wilayah Disiplin preventif merupakan suatu sistem
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi yang berhubungan dengan kebutuhan kerja
Bagian Selatan di Makassar. (2) Mengetahui untuk semua bagian sistem yang ada dalam
variabel manakah yang paling dominan organisasi, oleh karena itu jika sistem
berpengaruh terhadap kinerja Aparatur Sipil organisasi baik, maka diharapkan akan lebih
Negara (ASN) Kantor Wilayah Direktorat mudah menegakkan disiplin kerja.
Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Disiplin korektif, adalah suatu upaya
Selatan di Makassar. menggerakkan suatu aturan dan mengarahkan
untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan
TINJAUAN PUSTAKA aturan pedoman yang berlaku pada instansi.
Pada disiplin kotrektif, pegawai yang
Secara umum disiplin adalah taat melanggar aturan perlu diberi sanksi sesuai
kepada hukum dan peraturan yang berlaku, dengan peraturan yang berlaku. Tujuan
sedangkan disiplin pegawai adalah ketaatan pemberian sanksi agar bisa memberi efek jera
pegawai bersangkutan dalam menghormati terhadap pelanggar dan menjadi pelajaran bagi
perjanjian kerja dengan perusahaan atau kantor pegawai yang lain.
dimana dia bekerja. (Prawirosentoro, 2019) Dele (2017) bentuk-bentuk disiplin
Menurut Henry Simamora (2015), adalah sebagai berikut : (1) Managerial
disiplin berasal dari kata disipline yang artinya Discipline, dimana segala sesuatu tergantung
bentuk pengendalian diri pegawai dan bentuk pada pimpinan dari awal hingga akhir. (2)
pelaksanaan yang teratur menunjukkan tingkat Team Discipline, kesempurnaan kinerja
kesungguhan tim kerja dalam suatu organisasi. bermuara dari saling ketergantungan satu sama
Disiplin dapat pula diartikan sebagai lain dengan akibat komitmen anggota
kesadaran dan kesediaan seseorang menaati kelompok terhadap keseluruhan organisasi. (3)
semua peraturan perusahaan dan norma-norma Self Discipline, pelaksana tunggal sepenuhnya
sosial yang berlaku, sedangkan kesadaran
tergantung pada partisipasi, ketangkasan dan akhirnya target produksi yang telah ditetapkan
kendali individu. tidak tercapai. (2) Tingkat perolehan hasil.
Secara konseptual, produktivitas adalah Telah dijelaskan di atas bahwa produktivitas
hubungan antara keluaran atau hasil organisasi adalah kemampuan seseorang dalam
dengan masukan yang diperlukan. menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan
Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan dari pendapat tersebut dengan adanya
membagi keluaran dan masukan. Menaikkan produktivitas kerja pegawai rendah otomatis
produktivitas dapat dilakukan dengan hasil produksi barang atau jasa akan menurun
memperbaiki rasio produktivitas, dengan sehingga target produksi tidak tercapai. (3)
menghasilkan lebih banyak keluaran atau Kualitas yang dihasilkan. Dalam kegiatan
output yang lebih baik dengan tingkat menghasilkan produk perusahaan berusaha
masukan sumber daya tertentu. (Belcher, agar produk tersebut mempunyai kualitas yang
2017) baik, karena apabila produk yang dihasilakan
Produktivitas kerja Siagian dalam kurang baik maka produktivitas karyawan
Agustin (2016) adalah kemampuan akan menurun. (4) Tingkat kesalahan. Salah
menghasilkan barang/jasa dari berbagai satu penyebab dari turunnya produktivitas
sumber daya dan kemampuan yang dimiliki pegawai dalam menghasilkan produk adalah
oleh setiap pekerja/karyawan. Secara umum, tingkat kesalahan, karena apabila tingkat
produktivitas dapat diartikan sebagai kesalahan tinggi, maka produktivitas akan
kemampuan meningkatkan hasil kerja rendah. (5) Waktu yang dibutuhkan.
karyawan yang ditinjau dari sumber daya yang Pelaksanaan proses produksi memerlukan
dimiliki oleh setiap masing-masing individu. waktu yang cukup, karena apabila waktu yang
Putti (2019) menjelaskan bahwa diberikan untuk menghasilkan barang kurang
produktivitas adalah suatu tingkat yang dihasilkan akan sedikit, sehingga
perbandingan antara besarnya keluaran dengan produksi tidak tercapai.
besarnya masukan. Dengan demikian, hal ini Produktivitas kerja merupakan suatu
menjelaskan bahwa kuantitas keluaran yang konstruk multidimensional yang mencakup
dapat dihasilkan disejumlah masukan tertentu. banyak faktor yang mempengaruhinya.
Produktivitas kerja merupakan Menurut Mahmudi dalam Mangkunegara
pemanfaatan atau penggunaan sumber daya (2019), faktor-faktor yang mempengaruhi
pegawai secara efektif dan efisien, ketepatan produktivitas kerja adalah (1) Faktor
dan keserasian penggunaan metode atau cara personal/individu, meliputi: pengetahuan,
kerja dibandingkan dengan alat atau waktu keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan
yang tersedia dalam rangka mencapai tujuan. diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki
Seorang yang memiliki produktivitas yang setiap individu. (2) Faktor kemampuan,
tinggi akan memperlihatkan sikap yang positif meliputi: kualitas dalam memberikan
terhadap pekerjaannya, sedangkan yang tidak dorongan, semangat, arahan dan dukungan
puas akan memperlihatkan sikap yang negatif yang diberikan manajer dan teman leader. (3)
terhadap pekerjaannya itu sendiri. Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan
Produktivitas kerja yang tinggi merupakan semangat yang diberikan teman dalam satu
cerminan pegawai yang merasa puas akan tim, kepercayaan sesama anggota tim,
pekerjaannya dan akan memenuhi semua kekompakan dan keeratan anggota tim. (4)
kewajibannya sebagai pegawai atau Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas
mempunyai disiplin yang baik. kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh
Bila suatu organisasi mengabaikan organisasi, proses organisasi dan kultur kerja
pengembangan sumber daya manusia, dalam organisasi. (5) Faktor kontekstual
berakibat turunnya semangat kerja dan (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan
menimbulkan turunnya produktivitas pegawai. lingkungan eksternal dan internal. Kinerja
Adapun indikator produktivitas kerja yang merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
akan timbul seperti: (1) Tingkat absensi tinggi. hubungan kuat dengan tujuan strategis
Tinggi rendahnya absensi dari pegawai yang organisasi, kepuasan konsumen, dan
ada akan langsung berpengaruh terhadap memberikan kontribusi pada ekonomi.
produktivitas karena pegawai yang tidak (Armstrong dan Baron, 2018)
masuk kerja tidak akan produktif, dengan Menurut Mangkunegara (2019), kinerja
demikian hasil produksinya rendah yang adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam Sikap mental merupakan kondisi mental
melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang mendorong diri pegawai untuk berusaha
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. mencapai prestasi kerja secara maksimal.
Menurut Sedarmayanti (2015), kinerja Sikap mental seorang pegawai harus sikap
merupakan terjemahan dari performance yang mental yang siap secara psikofisik (sikap
berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah secara mental, fisik, tujuan dan situasi).
proses manajemen atau suatu organisasi secara Artinya seorang pegawai harus siap mental,
keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus mampu secara fisik, memahami tujuan utama
dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dan target kerja yang akan dicapai serta
dapat diukur (dibandingkan dengan standar mampu memanfaatkan dan menciptakan
yang telah ditentukan). situasi kerja.
Mangkunegara (2019), indikator kinerja
terdiri atas: (1) Kualitas. Kualitas kerja adalah Gambar 1. Kerangka Konseptual
seberapa baik seorang karyawan mengerjakan
apa yang seharusnya dikerjakan. (2) Kuantitas.
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang Disiplin
pegawai bekerja dalam satu harinya. Kuantitas Pegawai
kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja X1
setiap pegawai itu masing-masing. (3) Kinerja
Pelaksanaan tugas. Pelaksanaan tugas adalah Pegawai
seberapa jauh karyawan mampu melakukan Y
Produktivitas
pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada
Kerja
kesalahan. (4) Tanggung jawab. Tanggung X2
jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran
akan kewajiban karyawan untuk melaksanakan
pekerjaan yang diberikan perusahaan. Sumber: Andriani (2019)
Tinggi rendahnya kinerja seorang
pegawai tentunya ditentukan oleh faktor-faktor Berdasarkan kerangka konseptual, maka
yang mempengaruhinya baik secara langsung hipotesis penelitian adalah (1) Produktivitas
ataupun tidak langsung. kerja dan disiplin pegawai berpengaruh
Mangkunegara (2019), faktor yang terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada
mempengaruhi pencapaian kinerja adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
faktor kemampuan (ability) dan faktor Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan. (2)
motivasi (motivation). Sedangkan menurut Variabel yang dominan berpengaruh terhadap
Keith Davis dalam Mangkunegara (2019) Kinerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Wilayah
dirumuskan bahwa faktor-faktor yang dapat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi
mempengaruhi kinerja adalah (1) Faktor Bagian Selatan di Makassar adalah variabel
Kemampuan. Secara psikologis, kemampuan bebas berganda.
(ability) pegawai terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality METODE PENELITIAN
(knowledge + skill). Artinya, pegawai yang
memiliki IQ rata-rata (IQ 110 – 120) dengan Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor
pendidikan yang memadai untuk jabatannya Wilayah DJBC Sulawesi Bagian Selatan. Jenis
dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya data yang digunakan dalam penelitian ini
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah adalah data kuantitaif dan data kualitatif.
mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh Adapun sumber data yang digunakan
karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada merupakan data primer dan data sekunder.
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the Metode pengumpulan data dalam
right man on the right place, the right man on penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
the right job). (2) Faktor Motivasi. Motivasi data yang relevan dan valid dengan masalah
terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam yang dibahas. Adapun metode pengumpulan
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan data yang digunakan dalam penelitian adalah
kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang obeservasi, angket (kuisioner), dan telaah
terarah untuk mencapai tujuan organisasi dokumen.
(tujuan kerja).
merupakan sesuatu yang sudah melekat Dari hasil print out dengan memakai
sehingga tidak bisa ditawar-tawar lagi terlihat bantuan program siap pakai Statistical Product
dari jawaban responden dengan 30 orang atau and Srvices Solution (SPSS) versi 26,00
57,69%, yang menjawab bahwa disiplin kerja sebagaimana terlampir, diperoleh hasil bahwa
sangat berpengaruh terhadapa kinerja pegawai, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,990, ini
semnetara yang menjawab berpengaruh ada 20 berarti hubungan Antara variable Kinerja
orang atau 38,46%, yang menjawab cukup Pegawai (Y) sebagai variable terikat dengan
berpengaruh 2 orang atau 3,85%, dan variable bebas Produktivitas Kerja (X1), dan
menjawab kurang berpengaruh serta tidak Disiplin Kerja (X2). Selanjutnya nilai
berpengaruh tidak ditemukan dalam penelitian determinan (R2) sebesar 0,981, nilai koefisien
ini. determinasi ini menunjukkan bahwa sebesar
98,1% Kinerja Pegawai (Y) dipengaruhi oleh
Tabel 3. Distribusi tanggapan Responden Disiplin Pegawai (X1), dan Produktivitas
Produktivitas Kerja berpengaruh terhadap Kerja (X2).
Kinerja Pegawai Dilihat dari uji signifikansi sebagiamana
ditunjukkan oleh nilai probabilitas (uji F) yaitu
Tanggapan sebesar 606.801 dan nilai probabilitas sebesar
Frekuensi
Responden
No Bobot 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga bisa
Produktivitas
Kerja ( X1) Persentase dikatakan bahwa secara keseluruhan Antara
Orang % variabel bebas yakni variabel Disiplin
Sangat Pegawai (X1), dan Produktivitas Kerja dengan
1 Berpengaruh 5 25 48,08% variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai (Y)
2 Berpengaruh 4 20 38,46% mempunyai pengaruh yang signifikan.
Cukup Variabel Disiplin kerja (X1) koefisien
3 Berpengaruh 3 7 13,46% Regresi sebesar, 0,375 ini juga
Kurang menggambarkan bahwa dengan peningkatan
4 Berpengaruh 2 0 0,00% disiplin kerja (X1) pegawai berdampak pada
Tidak
peningkatan kinerja pegawai Kantor Wilayah
5 Berpengaruh 1 0 0,00%
DJBC Sulawesi Bagian Selatan di Makassar.
Jumlah 52 Orang 100% Kuatnya hubungan Antara disiplin kerja (X1)
Sumber: Data primer diolah (2019) dengan Kinerja Pegawai (Y) dapat dilihat dari
nilai koefisien korelasi (R) persial yakni
Dari 52 responden yang menjadi obyek sebesar 0.560.
penelitian, diperoleh jawaban sebagaimana Variabel Produktivitas Kerja (X2)
terlihat pada tabel di atas bahwa sebanyak 25 koefisen regresi sebesar 0.274, ini juga
orang atau 48,08% yang menjawab, menunujukkan bahwa dengan peningkatan
produktivitas kerja sangat berpengaruh Produktivitas kerja (X2) para pegawai akan
terhadap kinerja. Sementara 20 orangatau berdampak pada peningkatan kinerja pegawai
38.46% menjawab berpengaruh, sedangkan Aparatur Sipil Negara Kantor Wilayah DJBC
yang menjawab cukup berpengaruh 7 orang Sulawesi Bagian Selatan di Makassar. Kuatnya
atau 13,46% dan menjawab produktivitas kerja hubungan anatar Produktivitas Kerja (X2)
kurang berpengaruh serta tidak berpengaruh dengan Kinerja Pegawai (y) dapat dilihat dari
terhadap kinerja pegawai tidak ada. nilai koefisien kotrelasi (R) persial yakni
sebesar 0,815 Selanjutnya untuk mengetahui
Tabel 4. Deskriptif Koefisien Regresi tingkat signifikan dari koefisien regresi
Variabel Pengaruh Kof. Nilai Prob. Ket. variabel Produktivitas Kerja (X2) dapat dilihat
Reg t
Disiplin Pegawai Positif 0,375 9,42 0.000 Signifikan
dari nilai t yaitu 9.428 dengan probalitas
(X1) 8 sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil
Produktifitas Positif 0,274 0.000 Signifikan dari0.05, hal ini juga menunjukkan bahwa
Kerja (X2) 4,53
7 variabel Produktivitas Kerja (X2) signifikan
Constan = 0,128 berpengaruh terhadapa Kinerja pegawai
R = 0.990 Aparatur Sipil Negara Kantor Wilayah DJBC
R. Square = 0.981
F = 606.801 Sulawesi Bagian Selatan di Makassar.
Sumber: Data primer diolah (2019) Berdasarkan hasil analisis data berupa
analisis deskriptif analisis inferensial, terlihat
bahwa Disiplin pegawai (X1), dan yang punya Kinerja yang baik pula. (2) Untuk
Produktivitas Kerja (X2) secara simultan menjaga konsistensi produktivitas kerja
berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pegawai Aparatur Sipil Negara diharapkan
Aparatur Sipil Negara Kantor Wilayah DJBC kepada Pimpinan Unit dalam hal ini Kepala
Sulawesi Bagian Selatan. Secara terpisah Kantor Wilayah DJBC Sulawesi Bagian
variabel Disiplin pegawai (X1), dan Selatan senantiasa meningktakan kemapuan
Produktivitas Kerja (X2) berpengaruh kerja pegawai melalui pendidikan dan
langsung terhadap Kinerja Pegawai Aparatur pelatihan, baik yang dilaksanakan oleh
Sipil Negara Kantor Wilayah DJBC Sulawesi instansin langsung maupun lembaga-lembaga
Bagian Selatan di Makassar. Dari hasil analisis diluar kedinasan sehingga mutu sumber daya
tersebut, menunjukkan bahwa dalam rangka pegawai dapt maksimal sesuai yang
peningkatan Kinerja Pegawai Apartur Sipil diharapkan oleh Organisasi.
Negara Kantor Wilayah DJBC Sulawesi
Bagian Selatan di Makassar. Meskipun kedua DAFTAR PUSTAKA
variabel tersebut secara bersam-sama
berpengaruh terhadap produktivitas kerja, Donni, Junni, Priansa. (2015). Perencanaan
namun tidak sampai 100% tetapi hanya 98,1% dan Pengembangan SDM. Bandung:
sama medominasi. Tetapi hasil analisis Alfabeta.
menunjukkan bahwa masih ada sekitar 1,9% Edi, Sutrisno. (2016). Manajemen Sumber
Kinerja pegawai dipengaruhi oleh variabel lain Daya Manusia. Jakarta: Prenadamedia
yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Group.
Variabel-variabel tersebut antara lain Eko, Widodo, Suparno. (2015). Manajemen
pendidikan, lingkungan kerja, budaya kerja, Pengembangan Sumber Daya
kesejahteraan dan lain-lain. Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hani, T. Handoko. (2018). Manajemen
PENUTUP Personalia dan Sumber Daya
Manusia. Cetakan Ke Duapuluh
Faktor-faktor atau variabel independen Empat. Yogyakarta: BPFE-
dalam hal ini disiplin pegawai (X1) dan Yogyakarta.
produktivitas kerja secara bersama-sama Hasibuan, Malayu, S. P. (2017). Manajemen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara Kantor Jakarta: Bumi Aksara.
Wilayah DJBC Sulawesi Bagian Selatan di -------------------------------. (2014).
Makassar. Manajemen, Dasar Pengertian dan
Dari keseluruhan variabel berpengaruh Masalah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
tersebut yakni disiplin pegawai (X1), dan Ignatius, Jeffrey, Mahmud Soleman. (2017).
produktivitas kerja (X2), ternyata variabel The Effect of Work Discipline,
disiplin pegawai (X1) adalah yang paling Achievement Motivation and Career
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Path Toward Employee Performance
Aparatur Sipil Negara Kantor Wilayah DJBC of.
Sulawesi Bagian Selatan di Makassar, dengan Liberti, Pandiangan. (2019). Manajemen
nilai koefisien regresi sebesar 0.375, lebih Pegawai Negeri Sipil. Edisi Pertama.
besar dari nilai koefisien variabel bebas Bogor: Mitra Wacana Media.
lainnya. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
Berdasarkan hasil penelitian yang tentang Pelaporan Keuangan dan
dilakukan selama tiga bulan terhadap kinerja Kinerja Instansi Pemerintah.
pegawai Aparatur Sipil Negara Kantor Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Wilayah DJBC Sulawesi Bagian Selatan di Negara dan Reformasi Birokrasi
Makassar, maka beberapa dapat dikemukakan Nomor 53 Tahun 2014 tentang
sebagai berikut: (1) Disiplin pegawai Aparatur Petunjuk Teknis Penyusunan
Aparatur Sipil Negara Kantor Wilayah DJBC Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,
Sulawesi Bagian Selatan di Makassar, harus dan Reviu atas Laporan Kinerja.
senantiasa di jaga dan ditingkatkan, sebab Sedarmayanti. (2018). Sumber Daya Manusia
dengan disiplin pegawai yang tinggi akan dan Produktivitas Kerja. Bandung:
melahirkan Pegawai Aparatur Sipil Negara Mandar Maju.